TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAY

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI DESA
MAMBULILLING KECAMATAN MAMASA KABUPATEN MAMASA
The Level of Adolescents Knowledge About the Dangers of Smoking in Village
Mambulilling District of Mamasa Regency of Mamasa
Yasriani Paulus Sudi1, Mappeaty Nyorong1, Shanti Riskiyani1
Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Universitas Hasanuddin
(yasrips@gmail.com, nmappeaty@yahoo.com, sinciera@gmail.com,085299571778)
ABSTRAK
Hampir 50% remaja di dunia merokok. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin
meningkat sesuai dengan tahap perkembangan yang ditandai meningkatnya frekuensi dan intensitas
merokok yang akhirnya membuat kecanduan nikotin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di Desa Mambulilling Kecamatan Mamasa
Kabupaten Mamasa. Penelitian ini merupakan penelituan kualitatif dengan rancangan studi
fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah remaja di desa Mambulilling sebanyak sembilan
orang, yang dipilih berdasarkan definisi konseptual penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pada tingkat tahu, remaja memahami pengertian merokok dari kegiatan berdasarkan
pengalaman yang dirasakan pada saat merokok. Adapun zat-zat yang terkandung dalam rokok, remaja
mampu menyebutkan beberapa zat seperti tar, nikotin, karbon monoksida. Pada tingkat paham,
umumnya para informan menyimpulkan dampak ini berdasarkan pengalaman mereka setelah
mengkonsumsi rokok, seperti ketagihan dan penyakit yang sering dijumpai dalam lingkungan.Tingkat
pengetahuan informan hanya berada pada tingkat paham karena Informan mengetahui bahwa terdapat

dampak negatif dari kebiasaan merokok. Namun, informan belum memahami secara mendalam, hal
ini diperkuat dengan rendahnya minat untuk berhenti merokok pada remaja.
Kata kunci : Tingkat pengetahuan, remaja, bahaya merokok

ABSTRACT
Almost 50% of teenagers in the world of smoking. Smoking behavior in adolescents has
increased generally in accordance with the stage of development marked increase in the frequency
and intensity of smoking that finally makes nicotine addiction. This research aims to determine the
level of knowledge about the dangers of smoking teenagers in the village Mambulilling , Mamasa
District, Regency of Mamasa. This research is a qualitative research with a phenomenological study
design. Informants in this study were teenagers in the village Mambulilling many as nine people, who
were selected based on the definition of a conceptual study. The results of this research indicate that
the level of knowledge, teenagers understand about smoking and the meaning of the activities based
on the experience when smoked. The substances contained in cigarettes, teenagers were able to
mention a few substances such as tar, nicotine, carbon monoxide. At the level of understanding, the
informant understands the dangers of smoking which includes the effects of the substances contained
in cigarettes. Generally, the informants conclude this impact based on their experience after the
consumption of cigarettes, such as addiction and diseases that are common in the environment. The
level of informants knowledge just there are at the level of understanding because the informants know
that the are negative effect of smoking.however, the informants does not understand the danger of

smoking in depth. This is reinforced by the low interest for smoking cessation in adolescents.
Keywords: The level of knowledge, teenagers, the dangers of smoking

1

PENDAHULUAN

2

Merokok merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas prematur paling penting pada
populasi dunia yang seharusnya bisa dicegah. Penelitian Burn angka kematian dini ini diperkirakan
mencapai 4,8 juta orang setiap tahunnya di seluruh dunia pada tahun 2000 dengan 2,4 juta orang di
antaranya terjadi di negara berkembang dan sisanya terjadi di negara-negara maju. 1 Angka itu kini
meningkat menjadi 5,4 juta kematian setiap tahunnya pada tahun 2006. WHO memperkirakan angka
tersebut masih akan terus naik dan mencapai 10 juta kematian per tahun pada tahun 2030. Data hasil
penelitian Streppel, et al., menunjukkan bahwa perilaku merokok dapat mengurangi angka harapan
hidup sampai 8,8 tahun.2 Hasil penelitian Barber et al., di Indonesia, menurut data hasil laporan
Lembaga Demografi Universitas Indonesia, jumlah perokok mencapai 57 juta orang. Diperkirakan
lebih dari separuh dari jumlah itu akan mengalami kematian akibat berbagai macam penyakit yang
ditimbulkannya dalam jangka panjang, dengan rata-rata 427.948 kematian per tahun. 3

Merokok tidak lepas dari pergaulan remaja masa kini. Hal ini dipertegas data WHO yang
mengatakan hampir 50% remaja di dunia merokok. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin
meningkat sesuai dengan tahap perkembangan yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan
intensitas merokok yang akhirnya membuat kecanduan nikotin. Menurut data profil tembakau
Indonesia tahun 2008 bahwa keinginan merokok diindikasi meningkat diusia muda terutama pada usia
9-19 tahun dan kecenderungan tinggi merokok diantara 15-19 tahun. Di Jakarta menunjukkan bahwa
terdapat 64,8% pria dengan usia diatas 13 tahun adalah perokok. Jumlah perokok laki-laki jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan perempuan.4 Kecenderungan merokok pada laki-laki paling tinggi terjadi
pada usia 15-19 tahun, dimana ada sebanyak 49,8% remaja laki-laki di Indonesia umumnya
mengkonsumsi 11-20 batang/hari dan 5,6% remaja laki-laki yang mengkonsumsi lebih dari 20
batang/hari.5

Salah satu faktor lingkungan penting yang mempengaruhi seseorang untuk mulai
merokok adalah iklan. Nichter dkk mengatakan bahwa iklan rokok di Indonesia adalah iklan
yang sangat agresif dan inovatif di dunia. Dalam iklan-iklan perilaku merokok digambarkan
sebagai lambang kematangan, kedewasaan, popularitas dan bahkan lambang kejantanan dan
kecantikan. Besarnya pengaruh iklan rokok pada berbagai peristiwa olahraga yang melibatkan
wanita, seperti pemain tenis. Iklan yang menyesatkan, antara lain yang menghubungkan rokok
dengan kejantanan, dunia glamour, olahraga dan sbagainya. Industri rokok seringkali menjadi
sponsor pada peristiwa tertentu seperti kegiatan pertandingan olahraga, bahkan memberi

beasiswa pada sejumlah mahasiswa yang dianggap berprestasi.6
Desa Mambulilling merupakan salah satu desa yang berada pada kaki Gunung
Mambulilling di kecamatan Mamasa. Dengan rata-rata suhu udara sekitar 16oC, sehingga
sebagian besar penduduknya merokok terutama dari kalangan remaja dengan alasan untuk
menghangatkan badan. Kebiasaan masyarakat di Mamasa yang mengkonsumsi minuman
beralkohol secara bersama-sama sambil mengisap rokok ketika mengadakan suatu upacara

kematian dan pesta lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
remaja di Desa Mambulilling tentang bahaya merokok.
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi
fenomenologi. Penelitian ini dilakukan di desa Mambulilling, salah satu desa di Kabupaten
Mamasa yang dilakukan pada bulan Maret sampai April tahun 2013. Informan dalam
penelitian ini adalah remaja sebanyak 9 orang. Informan yang dipilih dengan
mengidentifikasikan berdasarkan defenisi konseptual penelitian, informan adalah remaja yang
diambil menurut BKKBN pada tahapan usia kedua yaitu remaja yang berusia 14-18 tahun dan
belum menikah dengan kriteria pernah merokok dan sampai saat ini masih merokok.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi. Data yang
diperoleh dari wawancara mendalam dan observasi dilakukan secara manual sesuai dengan
petunjuk pengolahan data kualitatif serta sesuai dengan tujuan penelitian ini dan selanjutnya

dianalisis dengan metode analisis taksonomi. Penyajian data dalam bentuk narasi.
HASIL
Informan yang terlibat dalam penelitian ini yaitu remaja yang tinggal dan menetap di
Desa Mambulilling, informan yang dipilih adalah remaja yang masih merokok yang berusia
antara 14 sampai 18 tahun dan berdomisili di Desa Mambulilling. Semua informan sampai
saat ini masih merokok, bila dilihat dari jenis pekerjaan, 6 orang sebagai siswa, 1 orang
sebagai tukang ojek, dan 2 orang yang tidak bekerja.
Hasil wawancara mendalam mengenai pengetahuan remaja pada tingkat tahu tentang
arti merokok beragam namun yang keseluruhan menganggap adalah menghisap rokok dan
untuk menghibur serta menenangkan pikiran. Berdasarkan hasil pengumpulan analisis data
informan, menunjukkan bahwa dari keseluruhan informan, 56% menjawab pengertian rokok
berdasarkan kegiatan yang dilakukan yaitu menghisap rokok atau menghisap tembakau dan
44 % menjawab dengan efek yang dirasakan pada saat merokok yaitu menenangkan pikiran
dan menghilangkan stres. Sedangkan pengetahuan informan tentang zat-zat yang terkandung
dalam rokok, diantaranya tar, nikotin, carbon monoksida,tembakau dan zat kimia lainnya.
Variabel penelitian pada tingkat paham tentang dampak dari zat-zat yang terkandung
dalam rokok yaitu sebagian besar informan berpendapat bahwa dampak dari zat-zat tersebut
adalah dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti batuk, sesak, jantung dan penyakit
lainnya. Pemahaman informan tentang penyakit yang timbul akibat rokok yaitu berbagai


macam penyakit yang bisa ditimbulkan akibat rokok seperti dari hasil wawancara mendalam
dengan informan, mereka berpendapat bahwa penyakit yang bisa muncul yaitu penyakit
kanker dan jantung. Namun, ada juga informan yang berpendapat bahwa penyakit yang
ditimbulkan akibat rokok yaitu impotensi, gangguan kehamilan, jantung, kanker, pusing,
hipertensi, dan stroke.
Pada tingkat aplikasi, berdasarkan hasil wawancara mendalam yang didapatkan dari
informan menunjukkkan bahwa sekitar 70% menjawab penyebab penyakit yang diakibatkan
oleh rokok yaitu berasal dari zat-zat yang berbahaya. Sekitar 30% informan menjawab bahwa
penyebab penyakit yang diakibatkan oleh rokok yaitu dari asap rokok.
Pada tingkat analisis yang meliputi efek jangka panjang dan jangka pendek yang
diakibatkan oleh rokok. Hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara mendalam
mengenai efek jangka panjang yang diakibatkan oleh rokok menunjukkan bahwa sebagian
besar informan berpendapat bahwa efek jangka panjangnya adalah kanker dan kematian. Ada
juga informan berpendapat bahwa efek jangka panjangnya dapat menyebabkan ketagihan.
Sedangkan dari hasil penelitian tentang efek jangka pendek yang diakibatkan oleh rokok yaitu
sebagian besar informan menjawab seperti batuk-batuk, sesak napas dan pusing. Ada juga
yang mengemukakan akibat dari efek jangka pendeknya adalah mulut bau rokok, dan kuku
menjadi berwarna. Ditinjau dari perbedaan kretek dengan non kretek, menurut hasil
wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa informan, sebagian besar menjawab
perbedaan kretek dengan non kretek dinilai dari rasanya. Tetapi, ada pula informan yang

menjawab berdasarkan tingkat bahayanya seperti Pada rokok non kretek biasanya nikotin
tinggal pada filter akan tetapi tidak semua nikotin tinggal pada filter karena sebagian akan
masuk ke dalam tubuh sedangkan rokok kretek, biasanya memiliki kandungan nikotin yang
rendah karena pada rokok yang tidak berfilter semua nikotin akan masuk ke dalam tubuh
sehingga kandungan nikotin direndahkan untuk mengurangi bahaya kesehatan.
Pada tingkat sintesis yang meliputi bahaya perokok aktif/pasif dimana hasil penelitian
yang dilakukan melalui wawancara mendalam rata-rata informan berpendapat bahwa perokok
pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif. Namun, ada juga informan yang berpendapat
lain yaitu menurut informan perokok aktif yang lebih berbahaya karena dia yang mengisap
rokok.
Pada tingkat evaluasi yang meliputi pendapat remaja tentang dampak merokok
dihubungkan dengan kebiasaan merokok serta keinginan untuk berhenti merokok. Dari hasil
wawancara mendalam dengan informan mengenai pendapat informan tentang pendapat
informan terhadap dampak yang dirasakan dengan kebiasaan merokok, kebanyakan mereka

merasakan batuk-batuk dan sesak napas. Namun ada juga informan belum merasakan dampak
dari merokok karena baru mengisap rokok. Adapun keinginan informan untuk berhenti
merokok masih sangat kurang dimana sebagian besar informan berpendapat bahwa merokok
sangat menyenangkan dan penghilang stres. Ada juga beberapa informan yang sudah mau
berhenti merokok karena alasan berbahaya bagi kesehatan. Bahkan ada juga informan yang

masih ragu-ragu untuk berhenti merokok karena masih terpengaruh dengan berbagai macam
alasan salah satunya yaitu takut ketinggalan dari teman sebaya yang lain saat merokok.
PEMBAHASAN
Pada tingkat tahu, diketahui bahwa informan tidak dapat memberikan pengertian
merokok secara tepat. Mereka hanya menyimpulkan berdasarkan pengalaman yang dirasakan
pada saat merokok. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Daud Skartinus Lodi, diperoleh
informasi bahwa informan memahami pengertian merokok dari manfaat yang mereka rasakan
seperti rokok membuka pikiran, kebutuhan, aksesoris hidup dan hiburan. 7 Hasil penelitian lain
yang dilakukan oleh Wiwik Widia Wati, yang menyebutkan dari 76 responden yang merokok
menunjukkan pengetahuan yang kurang yaitu 17,15%.8
Berdasarkan hasil penelitian mengenai zat yang terkandung dalam rokok, informan
mampu menyebutkan zat yang terkandung seperti tar,nikotin dan karbon monoksida. Akan
tetapi mereka tidak paham benar apa dampak dari zat tersebut. Misalnya tar, nikotin dan
karbon monoksida. Ketika membahas mengenai zat-zat yang terkandung dalam rokok, zat
yang paling sering didengarkan adalah nikotin dan tar. Meskipun sebenarnya masih ada
banyak zat yang terkandung dalam rokok. informan mampu menyebutkan beberapa zat
tersebut menunjukkan bahwa informan telah menerima informasi sebelumnya mengenai zat
yang terkandung dalam rokok.
Pada tingkat Paham, dampak dari zat-zat yang terkandung dalam rokok menurut
Jeanne Mendagi tahun 1996 yaitu nikotin menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut

jantung hingga pekerjaan jantung menjadi lebih berat. Selanjutnya, nikotin juga menyebabkan
ketagihan. Seperti yang kita ketahui bahwa nikotin mempunyai pengaruh menenangkan.
Gabungan karbon monoksida dengan nikotin akan mempermudah para perokok menderita
penyakit penyempitan dan penutupan pembuluh darah dengan akibat-akibatnya. Seandainya
saja para perokok mengetahui hal ini, tentunya mereka tidak akan memberikan kesempatan
pada sebuah penyakit untuk dapat memasuki tubuhnya.9 Zat yang berbahaya selanjutnya
adalah tar. Lebih dari 2000 zat kimia baik berupa gas, maupun partikel padat terkandung
dalam asap rokok.

Mengingat kurangnya pemahaman informan mengenai dampak rokok sehingga
mereka menjawab berdasarkan informasi yang sering mereka dengar baik dari iklan di
berbagai media sosial maupun yang terdapat pada kemasan rokok. Hasil penelitian Sitepoe
tahun 2000 menunjukkan bahwa merokok bukanlah penyebab suatu penyakit, tetapi dapat
memicu suatu jenis penyakit sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan kematian
secara langsung, tetapi dapat mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan
kematian. Berbagai jenis penyakit dapat dipicu karena merokok mulai dari penyakit di kepala
sampai dengan penyakit di kaki. Penyakit yang bisa disebabkan oleh merokok adalah seperti
sakit kardiovaskuler, penyakit jantung koroner dan kanker seperti kanker paru-paru, kanker
mulut, kanker esophagus dan lain-lain lagi.10
Pada tingkat aplikasi, penyebab penyakit akibat rokok berdasarkan jawaban informan,

hanya sebagian kecil yang mampu menyebutkan penyebab sebenarnya yaitu asap rokok, jika
dibawa kedalam persentase, hanya sebesar 30% yang menjawab benar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa remaja masih belum dapat menjabarkan penyebab penyakit akibat rokok.
Pada tingkat analisis, efek jangka panjang/pendek yang diakibatkan oleh rokok dari
hasil jawaban tersebut informan dianggap belum dapat menjelaskan efek jangka panjang yang
ditimbulkan akibat rokok secara benar dan maksimal. meskipun beberapa jawaban yang
diutarakan memang benar, namun jawaban tersebut bukanlah hasil analisa informan
melainkan hasil dari informasi yang diterima dalam lingkungannya. Faktanya,informan
mampu menyebutkan efek jangka panjangnya berupa kanker akan tetapi kanker seperti apa,
informan tidak mengetahuinya. Sedangkan pada efek jangka pendek, Apabila ditinjau dari
jawaban yang benar yakni rambut dan nafas berbau rokok, kekurangan oksigen ke otak dan
paru-paru serta tekanan darah meningkat,maka dapat disimpulkan bahwa tingkat informasi
yang diketahui informan masih kurang. Jawaban yang dikemukakan masih berkisar pada
pengalaman yang dirasakan informan pada saat merokok.
Mulanya pengertian rokok kretek adalah rokok yang menggunakan tembakau asli yang
dikeringkan, dipadukan dengan saus cengkeh dan saat dihisap terdengar bunyi kretek-kretek.
Namun dalam perkembangannya, industri rokok kretek juga memproduksi rokok kretek
berjenis lain. Banyak orang menganggap bahwa rokok yg menggunakan filter adalah bukan
rokok kretek dan rokok kretek adalah rokok yg tidak menggunakan filter, anggapan ini salah.
Rokok yg menggunakan filter juga rokok kretek (kecuali rokok putih). Yang membedakan

rokok filter kretek atau bukan kretek adalah bahan bakunya, menggunakan cengkeh atau
tidak. untuk rokok yg menggunakan bahan baku cengkeh disebut rokok kretek, sedangkan
rokok yang tidak menggunakan bahan baku cengkeh adalah rokok putih.

Rokok kretek lebih populer di Indonesia. Perbandingannya, sebanyak 94% merokok
kretek dan hanya 11% yang memilih rokok putih. Perokok putih dalam jumlah paling tinggi
ada di Medan dan Denpasar. Meski di kedua kota itu, tetap rokok kretek mencapai persentase
lebih besar. Cuma dibandingkan dengan kota-kota lain yang jumlahnya minim, kedua kota
tersebut merupakan tertinggi.
Pada tingkat sintesis, bahaya perokok aktif/pasif. Dari hasil penelitian bahwa informan
tahu mengenai hal perokok pasif atau aktif yang lebih berbahaya. Berdasarkan hasil penelitian
membuktikan bahwa justru bahaya yang di terima perokok pasif lebih tinggi dari perokok
aktif. Sekitar 25% zat berbahaya yang terkandung dalam rokok lansung masuk ke tubuh
perokok aktif tersebut. Sedangkan 75% lagi tersebar melalui asap perokok yang tersebar luas
di udara yang kemudian terhirup oleh orang lain. Selain itu, bahaya yang diterima perokok
pasif lebih besar karena perokok pasif menghisap asapnya tidak terfilter. Sedangkan racun
yang diterima perokok aktif terfilter melalui ujung rokok. Tetapi semua akan berbalik
berbahaya kepada perokok aktif jika ia kembali menghirup asap yang di hembuskannya.
Tingkat evaluasi mengenai pendapat remaja tentang dampak merokok dihubungkan
dengan kebiasaan merokok menurut informan dampak merokok jika dihubungkan dengan
kebiasaan merokok adalah berpengaruh pada kesehatan mereka seperti batuk dan sesak nafas,
serta menimbulkan

efek ketergantungan. Informan mengetahui bahwa terdapat dampak

negatif dari kebiasaan merokok. Mengenai keinginan untuk berhenti merokok, 44% jawaban
informan adalah tidak ingin berhenti merokok, karena menurut mereka merokok adalah
kegiatan yang menyenangkan, dan sekitar 33% menjawab ragu-ragu dengan alasan sangat
sulit untuk berhenti karena tidak ingin ketinggalan dalam pergaulan, apabila tidak menghisap
rokok kepala terasa pusing,dan suhu yang dingin. Sedangkan sisanya yaitu 23% menjawab
ingin berhenti merokok karena dampaknya yang buruk bagi kesehatan serta menghabiskan
uang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada tingkat tahu, remaja memahami pengertian
merokok dari kegiatan berdasarkan pengalaman yang dirasakan pada saat merokok. Adapun
zat-zat yang terkandung dalam rokok, remaja mampu menyebutkan beberapa zat seperti tar,
nikotin, karbon monoksida. Hal ini menunjukkan bahwa informan telah menerima informasi
sebelumnya mengenai zat yang terkandung dalam rokok. Pada tingkat paham, informan
memahami bahaya merokok yang meliputi dampak dari zat-zat yang terkandung di dalam
rokok. Umumnya para informan menyimpulkan dampak ini berdasarkan pengalaman mereka
setelah mengkonsumsi rokok, seperti ketagihan dan penyakit yang sering dijumpai dalam

lingkungan. Pemahaman informan mengenai penyakit yang ditimbulkan akibat rokok antara
lain impotensi, serangan kehamilan, kanker,serangan jantung, hipertensi, dan strok. Pada
tingkat aplikasi, lebih dari setengah informan menjawab mengenai penyebab penyakit akibat
rokok adalah zat-zat yang terkandung didalamnya berbahaya, hanya sebagian kecil yang
mampu menyebutkan penyebab sebenarnya yaitu asap rokok. Pada tingkat analisis, yang
meliputi efek jangka panjang dan pendek yang diakibatkan oleh rokok. Informan dianggap
belum dapat menjelaskan efek jangka panjang yang ditimbulkan akibat rokok secara benar
dan maksimal. Selanjutnya, pada efek jangka pendek yang diakibatkkan oleh rokok,
kebanyakan informan menjawab sesak napas, bau mulut, batuk, kuku berwarna dan pusing.
Pada tingkat sintesis, yang meliputi bahaya perokok aktif/pasif, informan lebih banyak
berpendapat bahwa yang lebih berbahaya adalah perokok pasif. Pada tingkat evaluasi, yang
meliputi pendapat remaja tentang dampak merokok dihubungkan dengan kebiasaan merokok
adalah berpengaruh pada kesehatan mereka seperti batuk dan sesak napas, serta menimbulkan
efek ketergantungan. Informan mengetahui bahwa terdapat dampak negatif dari kebiasaan
merokok. Namun, informan tidak mampu mengaplikasikan akan bahaya merokok secara
mendalam. Hal ini diperkuat dengan rendahnya minat untuk berhenti merokok pada remaja.
Perlu mensosialisasikan tentang dampak merokok bagi kesehatan di balai desa atau
sekolah-sekolah. Agar masyarakat khususnya remaja dapat menyadari bahaya merokok
dengan baik. Diharapkan pada penelitian tentang remaja di Desa Mambulilling selanjutnya
tidak hanya terbatas pada bahaya merokok akan tetapi juga perilaku berisiko lainnya seperti
perilaku seks, konsumsi minuman beralkohol dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Burns, D.M. 2005. Nicotine Addiction. In D.L. Kasper, E. Braunwalds, A.S. Fauci, S.L.
Hauser, D.L. Longo, & J.L. Jameson (Eds), Harrison’s Principles of Internal Medicine,
16th Edition, (p. 2573-2577). New York: McGraw-Hill.
2. Streppel, M.T., Boshuizen, H.C., Ocké, M.C., Kok, F.J. & Kromhout D. 2007. Mortality
and life expectancy in relation to long-term cigarette, cigar and pipe smoking: the
Zutphen Study. Tobacco Control. Vol. 16, No. 2.
3. Barber, S., Adioetomo, S.M., Ahsan, A., dan Setyonaluri, D. 2008. Ekonomi Tembakau di
Indonesia. Laporan Penelitian. Lembaga demografi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia : Jakarta.
4. Profil tembakau. Laporan Hasil Survei Perilaku Merokok. Jakarta: Badan Pusat Statistik;
2008.
5. Hasnida, dan Indri Kemala. 2005. Hubungan Antara Stres dan Perilaku Merokok pada
Remaja Laki-laki. Jurnal PS. Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Vol. 1 No. 2
6. Nyorong, Mappeaty. 2011. Gambaran Perilaku Merokok di Usia yang Sangat Muda pada
Warga Bone-bone. Jurnal Ikhtiyar Hlm 22-29.

7. Sukartinus, D.L. 2012. Perilaku Merokok pada Masyarakat Suku Toraja di Kecamatan
Sangalla’ Kabupaten Tana Toraja. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin. Makassar
8. Widya, W.W.2012. Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII tentang Bahaya Merokok
bagi Kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta
9. Jeanne Mandagi. 1996. Penanggulan Bahaya Narkotika dan Psikotropika. Edisi Lux.
Pramuka Saka Bayangkara. Jakarta
10. Sitepoe, M. 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Grasindo. Jakarta