IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 id. docx
NAMA
: SITI SRI AMBARWATI
NIM
: 11515203807
“Implementasi Kurikulum 2013”
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. 1Kurikulum adalah cara untuk dapat membawa insan Indonesia memiliki
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi
dan warga Negara yang prodekutif, kreatif, inovatif, dan afektif. Kurikulum
memegang kedudukan penting dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan
penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan
macam dan kualitas lulusan peserta didik dari satuan pendidikan.2
Kurikulum 2013 saat ini menjadi perhatian khusus . Hampir setiap media
massa memberitakan hal mengenai implementasi Kurikulum 2013. Sebagian
memberikan tanggapan positif dan ada pula yang memberikan tanggapan negatif.
Berbagai lapisan masyarakat pun ikut menyuarakan pendapatnya mengenai
progam baru Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini,
mulai dari peserta didik, orangtua, guru bahkan mahasiswa/mahasiswi ikut
mengajukan pendapatnya.
Saya pribadi lebih setuju dengan pendapat yang memberi respon positif.
Menurut saya, pemerintah sudah mengambil langkah yang tepat untuk melakukan
pergantian kurikulum. Sebab, pergantian kurikulum merupakan salah satu progam
wajib Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang dilakukan setiap 5 tahun
sekali yang bertujuan untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan mutu
pendidikan nasional.
1 Lias Hasibuan, Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada, 2010),hlm. 6.
2 Riswani,Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Kurikulum 2013,(Pekanbaru: Mutiara Pesisir,
2015),hlm.8.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi
meningkatkan capaian pendidikan. Selain kurikulum, terdapat sejumlah faktor di
antaranya: lama siswa bersekolah, lama siswa tinggal di sekolah, pembelajaran
siswa aktif berbasis kompetensi, buku pegangan atau buku babon, dan peranan
guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan. 3
Pengembangan Kurikulum 2013 diorintasikan agar terjadi peningkatan
dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan
pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003
sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: “ Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal
ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.”4
Hal ini didasarkan pada permasalahn yang dihadapi oleh Kurikulum 2006,
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada saat ini adalah:
1. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan
kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
2. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
3. Kompetensi belum menggambarkan secara holitis domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan ( misalnya pendidikan karakter, metodeologi pembelajaran
aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum
terakomodasi di dalam kurikulum.
5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
3 Abdul Majid, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Rosdakarya,
2014), hlm. 9-10.
4 Ibid.
6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang dirinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam
dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaan berbasis kompetensi
(sikap, keterampilan, dan pengetahuan), dan belum tegas menuntut adanya
remediasi secara berkala.
8. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar
tidak menimbulkan multitafsir.5
Problem lain yang teridentifikasi dari pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selama ini
adalah ketidakmampuan sebagian besar pihak sekolah, baik para guru, kepala
sekolah, dan lainnya dalam menyusun kurikulum, silabus, sampai pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bahkan pada buku sekolah elektronik (BSE)
yang disebar dan digunakan di seluruh sekolah di Indonesia juga bermasalah. Hal
inilah yang akan diatasi melalui perubahan konsep dan pelaksanaan Kurikulum
2013.6
Sedangkan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan efektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Implementasi Kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara terbatas dan
bertahap, mulai tahun ajaran 2013 (Juli 2013) pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, dimulai kelas I dan IV untuk SD, kelas VII untuk SMP dan kelas IX
untuk SMA. Semula, Kurikulum 2013 akan diimplementasikan pada 30% SD dan
100% untuk SMP, SMA dan SMK, sehingga tahun 2016 semua sekolah
diharapkan sudah menggunakan dan mengembangkan kurikulum
baru baik
negeri maupun swasta. Artinya Kurikulum 2013 dapat diterapkan pada setiap jenis
5 Abdul Majid,Loc.Cit.
6 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Informasi Kurikulum untuk Masyarakat, 2013,hlm.
2-3
dan jenjang pendidikan dan pada berbagai ranah pendidikan. Meskipun demikian,
kurikulum ini tidak dapat digunakan untuk memecahkan seluruh permasalahan
pendidikan, namun memberi makna yang lebih signifikan kepada perbaikan
pendidikan.7
Jika kita lihat kondisi sekarang, tidak dapat kita pungkiri bahwa karakter
merupakan masalah yang sangat kompleks yang dihapai oleh bangsa Indonesia
saat ini. Melihat kondisi moral anak bangsa sekarang yang sangat memprihatinkan
maka Kurikulum 2013 memang merupakan salah satu langkah yang tepat bagi
pemerintah untuk membenahi karakter anak bangsa melalui pendidikan.
Beberapa alasan pihak yang tidak setuju dengan Kurikulum 2013 adalah
karena adanya pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS ke dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia di SD. Sebenarnya, ini jelas sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
Di tengah pesatnya arus globalisasi identitas bahasa Indonesia semakin
tenggelam. Maka melalui Kurikulum 2013 ini menunjukkan pemerintah telah
mengambil solusi yang tepat untuk meningkatkan nasionalisme bangsa dan
memperbaiki moral bangsa.
Tidak sampai di situ saja, terkait dengan pihak guru. Guru memiliki
peranan yang sangat vital, sementara perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri
terlebih dahulu. Rasulullah adalah salah satu sosok teladan dalam segala aspek
tidak hanya terbatas pada pemimpin Negara, keluarga, militer tetapi juga dalam
berbagai ranah kehidupan tak terkecuali pendidikan.8
Dalam
perkembangannya,
guru
bukanlah
satu-satunya
sumber
pengetahuan. Guru hanya tidak lebih sebagai motivator atau sebagai jembatan
yang mengantarkan ilmu pengetahuan. Apabila guru hanya mementingkan materi
7 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm.9.
8 Lubis grafura, Strategi Imlementasi Pendidikam Sesuai Kurikulum 2013,(Jakarta: Prestasi
Pustakarya, 2014), hlm.45
saja tanpa memikirkan akhlak dan moral, maka yang terjadi adalah terbentuknya
insan-insan yang cerdas tapi tidak bermartabat.
Pihak guru di sekolah juga tidak perlu khawatir terhadap metode
pembelajaran Kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan pada siswa. Sebab
pemerintah telah melakukan penelitian guru secara bertahap untuk implementasi
Kurikulum
2013.
Hali
ini
menunjukkan
keseriusan
pemerintah
untuk
melaksankann Kurikulum 2013 dengan baik.
Sebagai warga negara yang berpikir cerdas maka sebaiknya kita harus
percaya pada program yang dilaksanakan pemerintah. Jangan memberikan respon
yang negatif terlebih dahulu sebelum melihat efek dari prakteknya. Kurikulum
2013 juga dilakukan pemerintah secara bertahap, yaitu untuk tahun ajaran
2013/2014 dilaksanakan pada kelas I dan IV di tingkat SD , kelas VII di tingkat
SMP dan kelas X di tingkat SMA. Untuk tahun ajaran 2014/2015 akan
dilaksanakan lagi pada tingkat kelas lainnya hingga nanti pada tahun ajaran
2015/2016 Kurikulum 2013 ini baru benar-benar akan diterapkan pada seluruh
tingkat kelas di semua jenjang pendidikan.
Implementasi Kurikulum 2013 hendaknya dimaknai dengan positif oleh
setiap insan pendidikan dan kita sebgai warga negara yang baik seharusnya
mendukung progam pemerintah demi kemajuan bangsa ini. Mari bersama-sama
kita dukung dan berikan respon positif terhadap program baik pemerintah serta
mengawasi jalannya praktek Kurikulum 2013 demi kemajuan pendidikan
nasional.
Demikian dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan
penyempurnaan dari terdahulu yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Oleh sebab itu secara umum konsep yang ada pada Kurikulum 2013
sebenarnya tidak semuanya merupakan hal-hal yang baru. Artinya komponenkomponen yang ada pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
sebenarnya sebahagian masih tetap ada pada Kurikulum 2013. Masalah paling
utama yang benar-benar harus di kuasai oleh guru adalah kemampuan dalam
mengkemas dan menyajikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan oleh Kurikulum 2013.
Dengan kata lain prinsip utama yang paling mendasar pada Kurikulum
2013 adalah penekanan pada kemampuan guru mengimplementasikan proses
pembelajaran yang otentik, menantang dan bermakna bagi peserta didik sehingga
dengan demikian dapatlah berkembang potensi peserta didik sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh tujuan oleh tujuan pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Grafura, Lubis. 2014. Strategi Imlementasi Pendidikam Sesuai Kurikulum 2013.
Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Hasibuan , Lias. 2010. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Informasi Kurikulum untuk
Masyarakat.
Majid,Abdul. 2014.Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013,
Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa,E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Riswani. 2015. Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Kurikulum 2013.
Pekanbaru: Mutiara Pesisir.
: SITI SRI AMBARWATI
NIM
: 11515203807
“Implementasi Kurikulum 2013”
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. 1Kurikulum adalah cara untuk dapat membawa insan Indonesia memiliki
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi
dan warga Negara yang prodekutif, kreatif, inovatif, dan afektif. Kurikulum
memegang kedudukan penting dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan
penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan
macam dan kualitas lulusan peserta didik dari satuan pendidikan.2
Kurikulum 2013 saat ini menjadi perhatian khusus . Hampir setiap media
massa memberitakan hal mengenai implementasi Kurikulum 2013. Sebagian
memberikan tanggapan positif dan ada pula yang memberikan tanggapan negatif.
Berbagai lapisan masyarakat pun ikut menyuarakan pendapatnya mengenai
progam baru Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini,
mulai dari peserta didik, orangtua, guru bahkan mahasiswa/mahasiswi ikut
mengajukan pendapatnya.
Saya pribadi lebih setuju dengan pendapat yang memberi respon positif.
Menurut saya, pemerintah sudah mengambil langkah yang tepat untuk melakukan
pergantian kurikulum. Sebab, pergantian kurikulum merupakan salah satu progam
wajib Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang dilakukan setiap 5 tahun
sekali yang bertujuan untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan mutu
pendidikan nasional.
1 Lias Hasibuan, Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada, 2010),hlm. 6.
2 Riswani,Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Kurikulum 2013,(Pekanbaru: Mutiara Pesisir,
2015),hlm.8.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi
meningkatkan capaian pendidikan. Selain kurikulum, terdapat sejumlah faktor di
antaranya: lama siswa bersekolah, lama siswa tinggal di sekolah, pembelajaran
siswa aktif berbasis kompetensi, buku pegangan atau buku babon, dan peranan
guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan. 3
Pengembangan Kurikulum 2013 diorintasikan agar terjadi peningkatan
dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan
pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003
sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: “ Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal
ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.”4
Hal ini didasarkan pada permasalahn yang dihadapi oleh Kurikulum 2006,
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada saat ini adalah:
1. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan
kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
2. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
3. Kompetensi belum menggambarkan secara holitis domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan ( misalnya pendidikan karakter, metodeologi pembelajaran
aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum
terakomodasi di dalam kurikulum.
5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
3 Abdul Majid, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Rosdakarya,
2014), hlm. 9-10.
4 Ibid.
6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang dirinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam
dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaan berbasis kompetensi
(sikap, keterampilan, dan pengetahuan), dan belum tegas menuntut adanya
remediasi secara berkala.
8. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar
tidak menimbulkan multitafsir.5
Problem lain yang teridentifikasi dari pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selama ini
adalah ketidakmampuan sebagian besar pihak sekolah, baik para guru, kepala
sekolah, dan lainnya dalam menyusun kurikulum, silabus, sampai pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bahkan pada buku sekolah elektronik (BSE)
yang disebar dan digunakan di seluruh sekolah di Indonesia juga bermasalah. Hal
inilah yang akan diatasi melalui perubahan konsep dan pelaksanaan Kurikulum
2013.6
Sedangkan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan efektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Implementasi Kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara terbatas dan
bertahap, mulai tahun ajaran 2013 (Juli 2013) pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, dimulai kelas I dan IV untuk SD, kelas VII untuk SMP dan kelas IX
untuk SMA. Semula, Kurikulum 2013 akan diimplementasikan pada 30% SD dan
100% untuk SMP, SMA dan SMK, sehingga tahun 2016 semua sekolah
diharapkan sudah menggunakan dan mengembangkan kurikulum
baru baik
negeri maupun swasta. Artinya Kurikulum 2013 dapat diterapkan pada setiap jenis
5 Abdul Majid,Loc.Cit.
6 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Informasi Kurikulum untuk Masyarakat, 2013,hlm.
2-3
dan jenjang pendidikan dan pada berbagai ranah pendidikan. Meskipun demikian,
kurikulum ini tidak dapat digunakan untuk memecahkan seluruh permasalahan
pendidikan, namun memberi makna yang lebih signifikan kepada perbaikan
pendidikan.7
Jika kita lihat kondisi sekarang, tidak dapat kita pungkiri bahwa karakter
merupakan masalah yang sangat kompleks yang dihapai oleh bangsa Indonesia
saat ini. Melihat kondisi moral anak bangsa sekarang yang sangat memprihatinkan
maka Kurikulum 2013 memang merupakan salah satu langkah yang tepat bagi
pemerintah untuk membenahi karakter anak bangsa melalui pendidikan.
Beberapa alasan pihak yang tidak setuju dengan Kurikulum 2013 adalah
karena adanya pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS ke dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia di SD. Sebenarnya, ini jelas sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
Di tengah pesatnya arus globalisasi identitas bahasa Indonesia semakin
tenggelam. Maka melalui Kurikulum 2013 ini menunjukkan pemerintah telah
mengambil solusi yang tepat untuk meningkatkan nasionalisme bangsa dan
memperbaiki moral bangsa.
Tidak sampai di situ saja, terkait dengan pihak guru. Guru memiliki
peranan yang sangat vital, sementara perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri
terlebih dahulu. Rasulullah adalah salah satu sosok teladan dalam segala aspek
tidak hanya terbatas pada pemimpin Negara, keluarga, militer tetapi juga dalam
berbagai ranah kehidupan tak terkecuali pendidikan.8
Dalam
perkembangannya,
guru
bukanlah
satu-satunya
sumber
pengetahuan. Guru hanya tidak lebih sebagai motivator atau sebagai jembatan
yang mengantarkan ilmu pengetahuan. Apabila guru hanya mementingkan materi
7 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm.9.
8 Lubis grafura, Strategi Imlementasi Pendidikam Sesuai Kurikulum 2013,(Jakarta: Prestasi
Pustakarya, 2014), hlm.45
saja tanpa memikirkan akhlak dan moral, maka yang terjadi adalah terbentuknya
insan-insan yang cerdas tapi tidak bermartabat.
Pihak guru di sekolah juga tidak perlu khawatir terhadap metode
pembelajaran Kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan pada siswa. Sebab
pemerintah telah melakukan penelitian guru secara bertahap untuk implementasi
Kurikulum
2013.
Hali
ini
menunjukkan
keseriusan
pemerintah
untuk
melaksankann Kurikulum 2013 dengan baik.
Sebagai warga negara yang berpikir cerdas maka sebaiknya kita harus
percaya pada program yang dilaksanakan pemerintah. Jangan memberikan respon
yang negatif terlebih dahulu sebelum melihat efek dari prakteknya. Kurikulum
2013 juga dilakukan pemerintah secara bertahap, yaitu untuk tahun ajaran
2013/2014 dilaksanakan pada kelas I dan IV di tingkat SD , kelas VII di tingkat
SMP dan kelas X di tingkat SMA. Untuk tahun ajaran 2014/2015 akan
dilaksanakan lagi pada tingkat kelas lainnya hingga nanti pada tahun ajaran
2015/2016 Kurikulum 2013 ini baru benar-benar akan diterapkan pada seluruh
tingkat kelas di semua jenjang pendidikan.
Implementasi Kurikulum 2013 hendaknya dimaknai dengan positif oleh
setiap insan pendidikan dan kita sebgai warga negara yang baik seharusnya
mendukung progam pemerintah demi kemajuan bangsa ini. Mari bersama-sama
kita dukung dan berikan respon positif terhadap program baik pemerintah serta
mengawasi jalannya praktek Kurikulum 2013 demi kemajuan pendidikan
nasional.
Demikian dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan
penyempurnaan dari terdahulu yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Oleh sebab itu secara umum konsep yang ada pada Kurikulum 2013
sebenarnya tidak semuanya merupakan hal-hal yang baru. Artinya komponenkomponen yang ada pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
sebenarnya sebahagian masih tetap ada pada Kurikulum 2013. Masalah paling
utama yang benar-benar harus di kuasai oleh guru adalah kemampuan dalam
mengkemas dan menyajikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan oleh Kurikulum 2013.
Dengan kata lain prinsip utama yang paling mendasar pada Kurikulum
2013 adalah penekanan pada kemampuan guru mengimplementasikan proses
pembelajaran yang otentik, menantang dan bermakna bagi peserta didik sehingga
dengan demikian dapatlah berkembang potensi peserta didik sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh tujuan oleh tujuan pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Grafura, Lubis. 2014. Strategi Imlementasi Pendidikam Sesuai Kurikulum 2013.
Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Hasibuan , Lias. 2010. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Informasi Kurikulum untuk
Masyarakat.
Majid,Abdul. 2014.Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013,
Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa,E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Riswani. 2015. Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Kurikulum 2013.
Pekanbaru: Mutiara Pesisir.