Kepemimpinan yang Efektif dalam gereja (1)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakar Masalah
Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang berarti tuntun, bina atau
bimbing. Pimpin dapat pula berarti menunjukan jalan yang baik dan benar, tetapi
dapat pula berarti mengepalai pekerjaan atau kegiatan. Dengan demikian,
kepemimpinan adalah hal yang berhubungan dengan proses menggerakan,
memberikan tuntunan, binaan dan bimbingan, menunjukan jalan, memberi
keteladanan, mengambil resiko, mempengaruhi dan meyakinkan pihak lain,
mengarahkan dan masih banyak lagi artinya.
Dalam setiap organisasi harus memiliki pemimpin agar berjalan dengan baik.
Tanpa adanya pemimpin tentu sangat sulit dan tidak mudah dalam menjalankan
semua elemen dan komponen yang ada dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin
tidak begitu saja dipiliih dan ditentukan. Ada kriteria-kriteria tertentu yang harus
dimiliki olehnya. Segenap kemampuan dalam berpikir dan berbuat menjadi
pertimbangan yang sangat urgen diperhatikan.
Beragam kepemimpinan yang dibuat oleh setiap pemimpin di dunia ini. Cara
dan pandangan mengenai suatu permasalahan menjadi daya dari kepemimpinan
seseorang. Maka tidak bisa dielakkan lagi kalau menjadi seorang pemimpin memiliki
tanggung jawab dan peran yang sangat berat. Tetapi itu semua bisa diatasi bila ia
memiliki cara dan strategi yang baik dan sesuai dengan kondisinya. Maka penyusun

mencoba menguraikan materi kepemimpinan dalam makalah ini.

1

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di

atas, maka

penulis

dapat

mengidentifikasi masalah sebagai berikut: kepemimpinan yang efektif di dalam suatu
organisasi.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Bagaimanakah prinsip, teori, tipe kepemimpinan?

3. Bagaimanakah peran dan fungsi kepemimpinan?
4. Apa saja syarat-syarat kepemimpinan?
5. Apa saja asas-asas kepemimpinan?
6. Bagaimanakah tanda-tanda kepemimpinan yang efektif?
7. Bagaimanakah cara mengembangkan sifat pemimpin yang efektif?
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui prinsip, teori, tipe kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui peran dan fungsi kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui syarat-syarat kepemimpinan.
5. Untuk mengetahui asas-asas kepemimpinan.
6. Untuk mengetahui tanda-tanda kepemimpinan yang efektif.
7. Untuk mengetahui mengembangkan sifat pemimpin yang efektif.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Untuk penulis/diri sendiri.
Untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat
mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama
perkuliahan.

2. Sebagai referensi pustaka dan sebagai referensi bagi peneliti berikutnya.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari
keseluruhan pembahasan, yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam
mengikuti alur pembahasan yang terdapat dalam penulisan proposal ini. Adapun
sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN

2

Berisi tentang latar belakang kepemimpinan yang efektif yang akan
dibahas yaitu mengenai konsep kepemimpinan, identifikasi masalah, rumusan
masalah yang akan bahas, tujuan dan manfaat yang akan dilakukan, serta
sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang uraian teoritis yang akan menguraikan teoriteori yang berhubungan dengan hal-hal yang menjadi pembahasan penelitian.
BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta populasi dan sampel.
BAB 4 : PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang pembahasan mengenai kepemimpinan yang
efektif serta bagaimana cara mengembangkan sifat pemimpin yang efektif.
BAB 5 : PENUTUP
Bab ini berisikan tentang simpulan dari pembahasan kepemimpinan
yang efektif serta saran untuk para pembaca.

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kepemimpinan menurut Para Ahli
Banyak definisi kepemimpinan diberikan para ahli, diantaranya:
1. Sondang P. Siagian
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orangorang, agar mau bekerja sama menuju kepada suatu tujuan tertentu yang
mereka inginkan bersama.
2. Soerjono Soekanto
Kepemimpinan adalah kemampuan dari seseorang untuk mempengaruhi orang
lain, sehingga orang lain itu bertingkah laku sebagaimana dikehendakinya.
3. Raymond J. Burby
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin yang oleh kata dan atau

tindakannya mendorong orang-orang untuk mengikutinya dengan suka rela.
4. Pariata Westra
Kepemimpinan adalah proses pengaruh mempengaruhi antar pribadi atau
orang dalam situasi tertentu melalui proses komunikasi yang terarah untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
5. Ordway Tead
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang guna
bekerja sama menuju kepada suatu tujuan tertentu yang diinginkan.1)
6. Miftah Thoha
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau
seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan maupun kelompok.
7. Hadari
Kepemimpinan dari dua konteks, struktural dan nonstruktural. Dalam konteks
struktural kepemimpinan diartika sebagai proses pemberian motivasi agar
orang-orang yang dipimpin melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan
1 Heidjrachman Ranupandojo, Tanya Jawab Manajemen, Unit Penerbitan dan
Percetakan AMP YKPN: Yogyakarta, hlm. 115.

4


program yang telah ditetapkan. Adapun dalam konteks nonstruktural
kepemimpinan dapat diartikan sebgai proses memengaruhi pikiran, perasaan,
tingkah laku, dan mengerahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan bersama.
8. Tanembaum dan Massarik
Kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai suatu peran yang
memerintah.2)
Maka dari beberapa defenisi yang disampaikan diatas dapat kita pahami
bahwa kepemimpian merupakan suatu usaha untuk memengaruhi orang dengan cara
memberikan motivasi dan arahan supaya mereka mau bekerja sama demi mencapai
tujuan yang telah ditetapkan bersama.
2.2 Prinsip, Teori, Tipe dan Gaya Kepemimpinan
2.2.1 Prinsip Kepemimpinan
Prinsip sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan
motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun
dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari
suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber
utama sistem pendukung kehidupan yang tampil dengan 4 dimensi seperti:
keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang
pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip (Stephen R. Covey) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup
2. Berorientasi pada pelayanan
3. Membawa energi yang positif
a) Percaya pada orang lain
b) Keseimbangan dalam kehidupan
c) Melihat kehidupan sebagai tantangan
d) Sinergi
2 Khaerul Umam, Manajemen Organisasi,(Pustaka Setia, Bandung: 2012)
hlm,122-125

5

e) Latihan mengembangkan diri sendiri
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa
kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya kemauan dan keinginan sepihak,
kebanggaan dan penolakan, dan ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut,
memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman
sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan.3)
2.2.2 Teori Kepemimpinan

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno
dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”.
Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku
pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan
pengalaman. Sifat–sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
a) Kecerdasan

3 Bahan Makalah Manajemen Semester II ANA Lokal C, hlm. 11-12

6


Pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan
rata–rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang
lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b) Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
internal

maupun

eksternal,

seorang

pemimpin

yang

berhasil


mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin
tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang
diyakini kebenarannya.
c) Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri
yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini
kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d) Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori
ini memiliki kecendrungan kearah dua hal, yaitu:
a) Konsiderasi

yaitu

kecendrungan

seorang


pemimpin

yang

menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala

7

yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b) Struktur Inisiasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contohnya yaitu, bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah
bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi
kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku
orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut
bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan
harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.4)

4 Suwarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Negara dan
Manajemen, (Hajl Masagung, Jakarta:1992)hlm.121-127

8

2.2.3 Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi,
dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan
sesuatu. Gaya tersebut bisa berbeda–beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi
terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat
pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan
upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi
ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berarti
telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya
menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya
kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang
diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi. Selain gaya
kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya, diantaranya:
1. Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat
dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi
dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga
mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada
umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun
demikian,

ada juga

beberapa

manfaatnya

antaranya

memungkinkan

pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan
pegawai yang kurang kompeten.
2. Partisipasif

9

Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga
keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
3. Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan
pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan
pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
4. Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu pemimpin
menghindari kuasa dan tanggung–jawab, kemudian menggantungkannya
kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi
masalahnya sendiri.5)
Dilihat dari orientasi pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang
diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi
pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa
prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi
merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang
berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan
tetap membuat orang–orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.
Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi, tidak
selamanya merupakan pemimpinyan terbaik. Fiedler telah mengembakan suatu model
pengecualian dari ketiga gaya kepemimpinan diatas, yakni model kepemimpinan
5 Suwarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Negara dan
Manajemen, (Hajl Masagung, Jakarta:1992)hlm. 120-121.

10

kontigennis. Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai
bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja. Dengan teorinya ini Fiedler ingin
menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara orientasi pegawai
dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan organisasi. Ketiga
variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota ( Leader – member
rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position
power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas)
pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan kadar diperlukannya cara
spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan kuasa
organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.
Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional
dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi
pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif
dengan tingkat kematangan (muturity) pengikutnya. Perilaku pengikut atau bawahan
ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan saja
pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi
sebagai kelompok, pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang
dimiliki pemimpin.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst),
masing–masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat
meskipun disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan
sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.6)
2.3 Peran dan Fungsi Kepemimpinan
Dalam tulisannya yang berjudul “The Manager’s Job : Folklore and Fact
(dalam Harvard Business Review Vol 53, 1975), Henri Mintzberg mengemukakan
6 Bahan Makalah Manajemen Semester II ANA Lokal C, hlm. 11-12

11

berbagai macam peran pemimpin berdasarkan kewenangan dan status formal yang
didapat dari organisasi. Menurutnya, kewenangan dan status formal yang didapat dari
organisasi melahirkan tiga macam peran antar manusia. Peran antar manusia ini
selanjutnya melahirkan tiga macam peran informatif. Selanjutnya peran informatif
melahirkan empat macam peran pembuat keputusan.
1. Peran Antar Manusia
Tiga jenis peran yang langsung mengalir dari kewenangan formal
adalah peran antar manusia, yang terdiri atas:
a) Peran selaku tokoh, karena posisinya selaku kepala dalam organisasi,
setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk melakukan kegiatan
yang bersifat seremonial. Misalnya, seorang Walikota terkadang harus
menggunting pita dalam acara pembukaan sebuah kompleks Real
estate,

seorang

Komandan

menyematkan

bawahannya, dan lain-lain.
b) Peran
selaku
pemimpin,

karena

tanda

jabatannya,

jasa

kepada

pemimpin

bertanggungjawab atas segala sesuatu yang dikerjakan anak buahnya.
Inilah yang disebut perannya selaku pemimpin. Pemimpin misalnya
bertanggungjawab atas penggajian dan latihan kerja anak buahnya.
Selain itu merupakan tugasnya yang tidak langsung untuk memotivasi
dan meningkatkan semangat kerja anak buahnya. Ia harus berusaha
menyelaraskan

kebutuhan

anak

buahnya

dengan

kepentingan

organisasi. Secara formal, organisasi hanya menyediakan sejumlah
kewenangan, namun kepemimpinanlah yang menentukan sejauh mana
kekuasaan yang tersedia akan dimanfaatkan.
c) Peran selaku penghubung (liaison), yang dimaksud dengan peran
selaku penghubung, adalah kegiatan pemimpin untuk melakukan
hubungan selain hubungan ke atas menurut jalur komando.
Berdasarkan penelitian, ternyata 45% hubungan yang dilakukan
pemimpin adalah hubungan dengan teman sejawatnya, sekitar 45%

12

dengan anak buahnya, dan hanya sekitar 7% saja dengan atasannya.
Hubungan dengan teman sejawatnya (misalnya antar kepala bagian)
dilakukan dengan cara informal, pribadi dan lisan, tetapi informasi
yang terkumpulkan ternyata sangat efektif.
2. Peran Informatif
Mengalir dari peran hubungan antar manusia yang dimainkannya, baik
dengan anak buah maupun dengan jaringan kerja yang dihadapinya,
pemimpin dapat diibaratkan sebagai pusat syaraf organisasi. Ia tidak perlu
mengetahui segalanya, tetapi ia pasti lebih mengetahui dari setiap anggota
stafnya. Hal ini dapat dipahami karena selaku orang yang memiliki wewenang
formal, ia memiliki akses yang memudahkan untuk mengadakan hubungan
baik dengan anak buahnya, maupun dengan pihak ketiga. Peran informatif ini
terdiri atas:
a) Peran selaku pencatat (monitor), karena jaringan kontak pribadinya
demikian luas, pemimpin dapat mengumpulkan informasi dari berbagi
pihak. Informasi itu didapatnya secara langsung, termasuk yang
berupa desas-desus, kabar angin atau spekulasi. Informasi ini dapat
berupa informasi lunak yang berguna bagi kepentingan organisasi.
b) Peran selaku penyebar (disseminator), Informasi yang berhasil
didapatkannya berdasarkan hubungan pribadinya, boleh jadi ada yang
perlu diketahui oleh anak buahnya. Pemimpin dapat memberikan
informasi yang diperlukan itu secara langsung. Mungkin pemimpin
menjadi penghubung antara anak buah yang saling menguntungkan,
jika diantara mereka secara formal tidak ada jalur informasi satu sama
lain.
c) Peran selaku juru bicara, peran ini adalah kegiatan pemimpin untuk
memberikan keterangan tentang organisasinya kepada pihak luar.
Misalnya seorang direktur perusahaan besar harus menggunakan
sebagian besar waktunya untuk memberikan keterangan tentang
perusahaannya kepada para wartawan.
3. Peran Pembuat Keputusan
13

Informasi tentu saja bukan akhir dari segala kegiatan. Informasi
merupakan masukan dasar untuk membuat keputusan. Pemimpin memainkan
peran utama dalam proses pembuatan keputusan. Karena wewenang dan
kedudukan formalnya sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dialah yang bisa
mengambil keputusan yang bersifat strategis. Peran pemimpin dalam
membuat keputusan terdiri dari:
a) Peran
selaku
wiraswastawan

(entrepreneur),

pemimpin

bertanggungjawab untuk memajukan dan menyesuaikan organisasinya
dengan perkembangan lingkungan. Peranannya selaku pengumpul
informasi, suatu ketika mungkin menemukan gagasan-gagasan baru.
Gagasan-gagasan baru ini kalau dianggap baik, dapat diterapkan di
dalam organisasi yang dipimpinnya.
b) Peran selaku penanggulang gangguan, tidak ada suatu organisasi pun
yang selalu berjalan mulus. Suatu saat pasti akan mengalami gangguan
tertentu yang disebabkan perkembangan keadaan. Gangguan itu bukan
saja disebabkan keterbatasan pemimpin untuk mengenali situasi, tetapi
juga karena pemimpin yang terbaik pun tidak mungkin meramalkan
akibat dari seluruh tindakannya. Gangguan itu datang dari suatu hal
yang diluar jangkauannya. Selaku pemimpin ia harus mampu
mengatasinya. Jika perannya selaku wisaswastawan berupa inisiatif
untuk mengadakan perubahan dengan sukarela, perannya selaku
penanggulang gangguan merupakan seharusnya yang mesti dilakukan.
c) Peran selaku pembagi sumberdaya, peran ini adalah tanggungjawab
pemimpin untuk menentukan “siapa akan dapat apa” dalam
organisasi yang dipimpinnya. Sumberdaya yang paling penting untuk
diatur pembagiannya adalah waktu yang dimilikinya. Selanjutnya
pemimpin dibebani tugas untuk mengatur pola hubungan formal yang
mengatur bagaimana pekerjaan dibagi dan dikoordinasikan.
d) Peran selaku perunding, penelitian membuktikan bahwa pemimpin
menggunakan waktunya yang tidak sedikit untuk mengadakann

14

perjanjian demi perjanjian. Penutupan perjanjian ini nampaknya telah
merupakan tugasnya yang rutin, yang mengalir dari kedudukannya
sebagai pusat syaraf organisasi dan kewenangan yang dimilikinya
dalam organisasi.7)
Kesepuluh peran pemimpin tersebut merupakan suatu keterpaduan yang tidak
mudah dipisahkan satu sama lainnya. Tidak ada satu peran pun yang bisa berdiri
sendiri.
Fungsi–fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi
organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan
organisasi.
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu
mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan.
Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang
dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan
penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka
terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi
sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang
kecil maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk
para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk
mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan
baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang
menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
7 Henri Mintzberg, “The Manager’s Job : Folklore and Fact (dalam Harvard
Business Review Vol 53, 1975)

15

mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka
hambatan–hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga
semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam
rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani
mengambil keputusan.
Keputusan–keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya
menyangkut perhitungan–perhitungan secara teknis agar diambil dengan
bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak
buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,
mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi
yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang
berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan
oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan
dan dihargai oleh pemimpinnya.8)
2.4 Syarat-Syarat Kepemimpinan
Syarat dari seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
1. Syarat Minimal
a) Watak yang baik ( karakter, budi, dan moral)
b) Inteligensi yang tinggi
8 Stephen P Robbins. (1994). Teori Organisasi: Struktur, Desain & Aplikasi. a.b.
Jusuf Udaya, Lic.,Ec. Englewood Cliffs:Prentice Hall, Inc - Jakarta: Penerbit Arcan.

16

c) Kesiapan lahir dan batin
2. Syarat-Syarat Yang Lain Yang Diperlukan
a) Sadar akan tanggung jawab
b) Memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang menonjol
c) Membimbing dirinya dan bawahan dengan asas dan prinsip
kepemimpinan
d) Mengenal anak buah
e) Paham mengukur dan menilai kepemimpinan.9)
2.5 Asas-Asas Kepemimpinan
Sebagai kata lain asas-asas kepemimpinan adalah landasan dalam
kepemimpinan yang menjadi acuan dalam menjalankan sebuah kepemimpinan:
1. Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Member suri tauladan
3. Ikut bergiat menggugah semangat bawahan
4. Mempengaruhi dan member semangat
5. Waspada
6. Tingkah laku sederhana dan tidak boros
7. Loyal
8. Sabar, efektif dan efisien
9. Keberanian
10. Rela menerima10)

9 Nasrul Syakur Chaniago, Manajemen Organisasi, (Citapustaka, Bandung: 2011)
hlm. 79.
10 Nasrul Syakur Chaniago, Manajemen Organisasi, (Citapustaka, Bandung: 2011)
hlm. 80

17

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan objek penelitian
pada saat sekarang berdasarkan data dan fakta yang tampak dengan sebagaimana
semestinya.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di perpustakaan Soeman H.S dan dilanjutkan dirumah
selama lima hari mulai dari tanggal 7 Oktober 2015 hingga 11 Oktober 2015. Alasan
peneliti melakukan penelitian di Perpustakaan Soeman H.S karena disana terdapat
banyak literatur buku yang berhubungan dengan bahan penulisan penulis untuk
memperoleh informasi dan Perpustakaan Soeman H.S yang lokasinya tidak terlalu
jauh dari kediaman penulis serta penulis dapat memanfaatkan waktu lebih kurang 5
hari dengan maksimal untuk menyelesaikan penulisan serta dapat menghemat biaya
yang tidak dibutuhkan.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dari penelitian ini bersumber dari data sekunder. Data
sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama dan telah
tersusun dalam bentuk dokumen tertulis.11) Data penelitian ini data sekunder yang
diperoleh dari jurnal, skripsi, dan buku-buku referensi.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
3.4.2

ditarik kesimpulannya.
Sampel

11 Sugiono, 2004, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 21

18

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.12)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam karya tulis ini menggunakan metode library
research. Studi kepustakaan yang dilakukan dengan mempelajari bahan-bahan
literatur yang ada serta dari bahan perkuliahan yang telah diperoleh penulis dengan
tujuan memperoleh data dan sebagai referensi tambahan yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.

12 Sugiono, 2004, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 13

19

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kepemimpinan yang Efektif
Kepemimpinan

berlangsung

dalam

kehidupan

manusia

sehari-hari.

Kepemimpinan sebagai suatu proses dapat berlangsung di dalam dan di luar suatu
organisasi. Kepemimpinan yang efektif merupakan proses yang dinamis, karena
berlangsung di lingkungan suatu organisasi sebagai sistem kerjasama sejumlah
manusia untuk mencapai tujuan tertentu, yang bersifat dinamis pula.
Semua orang mungkin saja bisa menjadi pemimpin, tetapi tidak semuanya
bisa menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa tanda yang bisa dilihat apakah
seseorang bisa menjadi pemimpin yang baik dan amanah. Seorang pemimpin tentu
saja memikul tanggung jawab yang berat. Jika ia gagal menjadi seorang pemimpin
yang baik, maka dampaknya bisa menjadi sangat buruk bagi orang-orang yang
dipimpinnya. Jika ia tidak mampu memimpin, tentu saja hal ini akan berdampak pada
kemajuan dan kelanggengan sebuah perusahaan.
Karena itulah, sebuah gaya kepemimpinan yang tepat sangat perlu dimiliki
oleh seorang atasan. Berikut beberapa tanda atau ciri pemimpin yang baik dan sukses.
1. Berani dan penuh percaya diri
Agar seorang atasan memiliki cahaya yang terang, ia harus memiliki
keberanian untuk melakukan sebuah tantangan besar. Saat akan mengambil
sebuah tantangan, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko dan harus
terus berjalan, tak peduli yang dikatakan orang lain. Di sini karakter yang kuat
sangat diperlukan oleh seorang pemimpin. Ia harus memiliki kepercayaan diri
yang tinggi bahwa apa yang akan dilakukannya ialah sesuatu yang benar dan
akan mendatangkan sebuah keuntungan bagi perusahaan. Inti dari gaya

20

kepemimpinan ini ialah, jangan pernah takut mengambil risiko dan jangan
pernah takut melakukan kesalahan.
Untuk memunculkan sifat ini, sebaiknya atasan melakukan evaluasi, hal
penting dan menantang apa yang bisa dilakukannya. Selain itu, setiap hari
selama satu minggu, buatlah tiga sampai lima hal tentang gaya kepemimpinan
yang efektif jika diterapkan, kemudian terapkan gaya tersebut pada minggu
berikutnya
2. Mempertajam kekuatan
Seorang ahli di bidang emotional intelligence, Daniel Goleman, melakukan
penelitian terhadap gaya kepemimpinan di 500 perusahaan dan menemukan
beberapa tipe kepemimpinan yang menonjol, misalnya melihat jauh ke depan
(visionary), demokratis, dan senang melatih. Nah, carilah keahlian atau
kekuatan Anda dan jadikan hal tersebut sebagai gaya kepemimpinan Anda.
Gaya kepemimpinan tersebut nantinya bisa menjadi ciri khas Anda. Gaya
tersebut juga akan menjadi kekuatan yang akan mengantarkan Anda pada
kesuksesan di dunia karier.
3. Padukan beberapa gaya kepemimpinan
Meski memiliki ciri khas gaya kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin
juga bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan sekaligus dalam dirinya.
Dalam penelitiannya, Goleman juga menegaskan bahwa para pemimpin yang
sukses umumnya memadukan beberapa gaya kepemimpinan pada dirinya
karena satu gaya saja tidak pernah cukup mengatasi masalah yang banyak.
Jika misalnya seorang atasan pria harus banyak berinteraksi dengan karyawan
yang kebanyakan perempuan atau sebaliknya, gunakan pendekatan dengan
gaya kepemimpinan yang lembut dan penuh perhatian. Tapi di saat tertentu,
gunakan gaya kepemimpinan maskulin yang tegas.
Untuk bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan dengan tepat,
identifikasi wilayah dan karyawan yang ada di bawah atasan, kemudian
carilah gaya kepemimpinan yang tepat untuk dipadukan dengan gaya
kepemimpinan yang menjadi ciri khasnya. Setelah itu, lihat hasilnya dan
lakukan evaluasi jika hasilnya belum maksimal.

21

4. Ciptakan tujuan
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, seseorang harus bisa
mengomunikasikan tujuan, visi, dan misi yang ingin dicapai oleh timnya.
Dengan mengomunikasikan, ini akan membuat bawahan merasa terpacu untuk
mencapai target, dan atasan sang pemimpin juga bisa melihat bahwa
pemimpin ini bisa membimbing anak buahnya.
Untuk bisa menemukan tujuan dan visi yang tepat, pelajarilah semua hal yang
terjadi di luar perusahaan. Setelah itu, tentukan tujuan, bangun kerja tim, dan
gerakkan mereka semua untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Pemberi semangat
Pemimpin yang terbaik adalah manusia karena manusia bisa memberikan
semangat dan mampu memotivasi karyawannya. Pemimpin haruslah bisa
menempatkan dirinya sebagai seorang motivator saat karyawannya menemui
halangan.Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi setiap karyawannya
hingga tiap karyawan bisa memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Karena
itulah, seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu bertanya pada dirinya
sendiri, ”apa yang bisa saya berikan pada tim saya hari ini?”
6. Seimbang
Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya. Selain itu,
ciptakan waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar pekerjaan.
7. Menjadi diri sendiri
Tak ada yang lebih baik selain menjadi diri sendiri. Karena itulah, jadilah
pemimpin yang sesuai dengan kepribadian Anda, jangan berusaha untuk
menjadi orang lain yang bukan diri Anda.13)

Beberapa orang berpendapat bahwa seorang pemimpin yang efektif dapat
menyebabkan pengikutnya secara tidak sadar dengan kemampuan dirinya berkorban
demi organisasi. Definisi yang lebih baik dari pemimpin efektif mengerjakan dengan
menghargai bawahannya dengan kemampuan diri mereka dalam mencapai visi yang

13 Mesiono, Manajemen Organisasi (Citapustaka, Bandung: 2010) hlm. 65-68

22

telah diformulasikan dan bekerja untuk mewujudkannya. Terdapat beberapa hal
bagaimana pemimpin memotivasi bawahan yaitu:
1. Meyakinkan bawahan bahwa visi organisasi (dan peran bawahan dalam hal
ini) penting dan dapat dicapai.
2. Menantang bawahan dengan tujuan, proyek, tugas, dan tanggung jawab
dengan memperhitungkan perasaan diri bawahan akan sukses, prestasi, dan
kecakapan.
3. Memberikan penghargaan kepada bawahan yang berkinerja baik dengan
penghargaan, uang, dan promosi.
Kepemimpinan berbeda dengan manajemen. Kunci dari kepemimpinan adalah
membangun visi dasar (tujuan, misi, agenda) suatu organisasi. Sedangkan kunci
manager adalah mengimplementasikan visi. Manager dan bawahan bertindak dengan
berbagai cara untuk mencapai tujuan akhir.14)
4.2 Mengembangkan Sifat Pemimpin yang Efektif
Sifat pemimpin harus dikembangkan sendiri karena sifat seseorang berbeda
satu sama lain. Kepribadian ikut mempengaruhi sifat dan perilaku kepemimpinan
seseorang. Seorang pemimpin yang harus memiliki sifat-sifat (traits) pemimpin
seperti:
1.
2.
3.
4.
5.

Kejujuran / Integritas atau Honesty / Integrity.
Kepercayaan diri/ Self-Confidence
Originality/Creativity
Flexibility/Adaptability
Charisma
Pemimpin harus senantiasa meningkatkan kemampuan, mempraktikkan

keterampilan, mencari peluang, dan mengembangkan potensi anak buah. Sebagai
pedoman bagi pemimpin adalah “perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin

14 Locke, Edwin A, Shelley Kirkpatrick, Jill K. Wheeler, Jodi Schneider, Kathryn Niles, Harold
Goldstein, Kurt Welsh, Dong-Ok Chah (1991), The Essence of Leadership, The Four Keys to
Leading Successfully, Lexington Books, New York.

23

diperlakukan”. Dengan cara itu seorang pemimpin berusaha memandang suatu
keadaan dari sudut pandang orang lain atau tenggang rasa.
Merujuk pada pendapat Geofrey G. Meredith, kualitas pemimpin dapat diukur
dengan memperhatikan sejumlah hal berikut:
1. Yakinkan bahwa dirinya seorang pemimpin.
2. Banyak orang yang mencari bapak untuk minta dipimpin atau bertanya.
3. Kembangkan dan terapkan ide-ide baru
4. Mainkan peranan aktif dalam kehidupan masyarakat
5. Tingkatkan kekuasaan dan hilangkan kelemahan.
6. Tingkatkan program dan rencana tentang kepemimpinan.
7. Belajarlah dari kesalahan terdahulu.
8. Berorientasilah kepada hasil dan selesaikan sesuatu yang telah dimulai.
9. Gunakan kekuatan sebagai pemimpin untuk membantu orang lain
10. Yakinkan orang lain tentang kemampuan
11. Dengarkan masukan, saran, dan nasihat atau kritik sekalipun, dan
12. Lakukan perubahan ke arah kemajuan.15)

15 Meredith, Geofrey G.. t.t.. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta: PPM.
Hlm. 18-21

24

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Seorang pemimpin yang efektif harus mempunyai keberanian untuk
mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko yang
timbul sebagai konsekwensi daripada keputusan yang diambilnya. Tentunya dalam
mengambil keputusan. Seorang pemimpin harus punya pengetahuan, keterampilan,
informasi yang mendalam dalam proses menyaring satu keputusan yang tepat.
Disamping itu, seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dapat
mempengaruhi dan mengarahkan segala tingkah laku dari bawahan sedemikian rupa
sehingga segala tingkah laku bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan yang
bersangkutan. Untuk itu seorang pemimpin setidaknya harus memiliki kriteria-kriteria
tertentu, misalnya kemampuan bisa "perceptive" dan objektif.
Dalam mengarahkan dan memotivasi bawahan supaya melakukan pekerjaan
dengan sesuai, seorang pemimpin bisa memilih suatu gaya kepemimpinan tertentu
apakah gaya otokratis, gaya partisipatif dan bahkan gaya Kendali bebas yang sesuai
dengan situasi dan lingkungan para bawahan. Hanya dengan jalan demikian
pencapaian tujuan dapat terlaksana dengan efisien dan efektif.
Jadi, Kepemimpinan efektif adalah keterampilan

managerial

dalam

pelaksanaan kerja bersama. Seorang pemimpin diharapkan memiliki kecakapan teknis
maupun managerial yang profesional. Kecakapan teknis sesuai dengan bidangnya,
sedangkan kecakapan managerial menuntut perannya dalam memimpin orang lain.
5.2 Saran
Penulis ingin memberikan saran kepada para pemimpin dan pada generasi
muda untuk menjadi seorang pemimpin yang punya pengetahuan, keterampilan dan
budi pekerti yang baik. Karena jika kita memiliki ketiga syarat tersebut, maka kita
bisa menggerakkan sumber daya manusia yang ada di organisasi setidaknya kita bisa
memimpin diri sendiri dengan baik. Karena jika kita bisa memimpin dengan baik dan

25

orang-orang juga dapat memimpin dirinya dengan baik, maka proses aktifitas
memimpin dan dipimpin akan berjalan secara efektif.

26

DAFTAR PUSTAKA
Bahan Makalah Manajemen Semester II ANA Lokal C. [2014]
Geofrey G, Meredith. [Tanpa Tahun]. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta:
PPM.
Handayaningrat, Suwarno. [1992]. Pengantar Studi Ilmu Administrasi Negara dan
Manajemen. Jakarta: Hajl Masagung.
Locke, Edwin A, Shelley Kirkpatrick, Jill K. Wheeler, Jodi Schneider, Kathryn
Niles, Harold Goldstein, Kurt Welsh, Dong-Ok Chah [1991]. The Essence of
Leadership, The Four Keys to Leading Successfully. New York: Lexington
Books.
Mesiono. [2010]. Manajemen Organisasi. Bandung: Citapustaka
Mintzberg, Henri. [1975]. The Manager’s Job : Folklore and Fact (dalam Harvard
Business Review Vol 53.
P Robbins, Stephen. [1994]. Teori Organisasi: Struktur, Desain & Aplikasi. a.b.
Jusuf Udaya, Lic.,Ec. Englewood Cliffs:Prentice Hall, Inc - Jakarta: Penerbit
Arcan.
Ranupandojo, Heidjrachman. [Tanpa Tahun]. Tanya Jawab Manajemen. Unit
Penerbitan dan Percetakan AMP YKPN: Yogyakarta.
Sugiono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. [Tanpa Penerbit].
Syakur Chaniago, Nasrul. [2011]. Manajemen Organisasi. Bandung: Citapustaka.
Umam, Khaerul. [2012]. Manajemen Organisasi. Bandung:Pustaka Setia.

27

Dokumen yang terkait

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Kesesuaian konsep islam dalam praktik kerjasama bagi hasil petani desa Tenggulun Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Jawa Timur

0 86 111

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Konsep kecerdasan ruhani guru dalam pembentukan karakter peserta didik menurut kajian tafsir Qs. 3/Ali-‘Imran: 159

9 101 103