HADIS KEUTAMAAN SURAH YASIN; Membacanya seperti Membaca 10 Kali al-Quran MAKALAH Diajukan Untuk Memeneuhi Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tafsir dan Hadis DOSEN PEMBIMBING;

  

HADIS KEUTAMAAN SURAH YASIN;

Membacanya seperti Membaca 10 Kali al-Quran

MAKALAH

Diajukan Untuk Memeneuhi Mata Kuliah

  

Metodologi Penelitian Tafsir dan Hadis

DOSEN PEMBIMBING;

DR. BUSTAMIN, M.SI

  

DISUSUN OLEH;

HASRUL

(NIM: 21150340000010)

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS

A. Matan Hadis Al-hamdulillah, satu kepuasaan tersendiri atas selesainya karya tulis ini.

  Tulisan ini memaparkan sebuah contoh Takhrij Hadis yang penelusurannya

  1

  melalui pendekatan Walaupun demikian, dalam tataran mu’jam (al-fazh). aplikasinya kami juga menggunakan pendekatan Sanad dan Atraf demi meraih hasil yang lengkap dan sempurna. Metode yang digunakan dalam pembahasan

  2

  ini ialah metode yaitu Mu’jam Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-

3 Nabawiy dan metode Digital yaitu Maktabah al-Syamilah.

  Penulis juga dalam memberikan syarah memadukan dari beberapa sumber untuk melengkapi keterangan yang bersangkutan dan penjelasan dalam beberapa bagian yang dibutuhkan. h. ini demi menunjukkan kualitas ilmiahnya dan memberikan pemahaman yang lebih serta pertimbangan studi komparatif dengan sumber lain yang sama. Hadis yang menjadi subjek pembahasan dalam makalah ini dapat dilihat dengan matan sebagai berikut:

   سي ِنآْرُقْلا َبْلَ ق ﴾ ٍتاَّرَم َرْشَع َنآْرُقْلا َأَرَ ق اََّنََّأَكَف اَهَأَرَ ق ْنَم َّنِإَو , اًبْلَ ق ٍءْيَش ِ لُكِل َّنِإ ﴿

  Hadis diatas mengabarkan setiap sesuatu memiliki hati dan hati al-Quran adalah Yasin. Pemahaman lain yang dapat dipetik dan inilah yang menjadi pokok kandungan hadis ini ialah fadhilah surah Yasin mengenai orang membacanya akan mendapatkan pahala seperti membaca al-Quran sepuluh kali. Mengenai keotentikan atau keabsahan hadis ini, penulisan semaksimal mungkin menyajikan penjelasannya dibawah ini.

B. Hasil Penelusuran (Takhrij)

  Penelusuran matan hadis diatas sebagaimana yang kami telah sebutkan yaitu melalui al- Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy dan maktabah syamilah. Hasil penelusuran hadis di atas dengan menggunakan kedua metode ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Metode al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy

  Melalui metode al- Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy yang dalam praktinya menggunakan pendekatan al-Fash, kami menemukan hadis diatas pada dua sumber dengan hasil penelusuran tercantum sebagai berikut:

  [ [ ۲۱ نأرقلا لئاضف يد ] dan ٩ نأرقلا باوت ت ]

  Hasil penelusuran di atas menunjukkan keterangan asalnya dalam kitab

  4 1 induknya yang dapat dirinci sebagai berikut: Pendekatan mu’jam, yaitu dengan cara mencari lafal kalimat tertentu yang tidak populer di masyarakat. (dalam Makalah “Pengantar Ilmu Takhrij” karya “Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah” 24 Feb 2011) 2 Metode Mu’jam ialah metode takhrij hadis yang mengandalkan buku-buku mu’jam (buku hadis yang

secara sistematis ditulis berdasarkan urut-urutan huruf alfabet) dalam melakukan kerja takhrijnya. Metode

  • Tirmidzi, ( ) menunjukkan ada dalam kitab Keutamaan al-Quran, (

  [ ] yaitu: ( ٩ نأر قلا باو ث ت ت) menunjukkan terdapat dalam kitab Sunan at-

  نأر قلا باو ث ٩) menunjukkan nomor urut bab ke-9.

  • Darimi, (

  [ ] yaitu: ( ۲۱ نأر قلا لئا ضف يد يد) menunjukkan terdapat dalam kitab Sunan ad-

  نأر قلا لئا ضف) menunjukkan ada dalam kitab Fadhilah al-Quran, (۲۱) menunjukkan nomor urut bab ke-21. Demikianlah beberapa hasil yang dapat kami paparkan melalui penelusuran metode al-Fashi dengan pendekatan Mu’jam.

  2. Metode Digital (Maktabah as-Syamilah)

  Melalui metode digital yaitu Maktabah syamilah yang merupaka sebuah software mutakhir yang memiliki kapasitas tinggi dalam search engine khususnya kumpulan hadis Nabawi. Software ini diterbitkan oleh jaringan Da'wah Islamiyah al-Misykat yang memuat kurang lebih 26.080 kitab pada versi barunya tahun 2012

  5 serta dikelompokkan dalam 29 bidang keilmuwan Isalam.

  Penelusuran melalui metode digital ini sangat simple dan dapat memanfatkan semua pendekatan seperti pendekatan sanad, atraf, mu’jam, maudu’i maupun sifat atau hukum hadis. h. ini juga serupa pada praktik metodenya karena kitab ini memuat beragam kitab sesuai kebutuhan. Search engine ini memuat berbagai macam sistematika penyusunan kitab seperti kitab-kitab shahih, sunan, musnad, mu

  ’jam, jami’i dan yang lainnya. Selanjutnya dalam penelusuran metode digital ini, yaitu maktabah syamilah. Kami menemukan juga pada beberapa sumber lain serta mencakup juga dari sumber yang telah kami temukan melalui metode mu’jam al-Fash. Sebagaimana tema dalam hadis ini tentang “orang membaca Yasin akan mendaptkan pahala

  seperti membaca al-Quran sepuluh kali

  ” namun, terdapat juga penelusuran yang menemukan hanya sekedar menyebutkan bahwa “Yasin adalah hati al-Quran” yang serupa diungkap diawal redaksi matan hadis ini. Untuk lebuh jelasnya dapat dilihat pada uraian dibawah ini.

  3. Kesimpulan Hasil Penelusuran (Takhrij)

  Secara detail, sanad dan matan serta sumber-sumber hadis diatas dari berbagai kitab hadis melalui penelusuran metode Mu’jam dan penelusuran metode digital dapat dilihat sebagai berikut: a. )

  يذمرتلا ننس Sunan at-Tirmidzi (

   ِن َْ ِن َسَلحا ِن َع س ي ِياَ رلا ِنَََّْر لا ِث ْبَع ُن َْ ُث ََُْْ اَاَ ََّث َح َنا َق س ٍ ِْقَو ُن َْ ُناَُْْ ُيَو س ُ َبْ َْ َُ ق اَاَ ََّث َح ىَّلَص ِبَِّالا َلاَق َلاَق س ٍسَنَأ ْنَع س َةَداَََ ق ْنَع س َناََّْح ِنَْ ِلِتاَقُم ْنَع س ٍثَّمَُمُ ِبَِأ َنوُراَه ْنَع س ٍحِلاَص س ي ُِ َل َُّللَّا َب َََق َأَر َ ق ْن َمَو س س ي ِنآْر ُقلا ُب ْلَ قَو س ا ًبْلَ ق ِ ل ُكِل َّنِإ َ َّل َيَو ِِ َْْلَع َُّللَّا ٍءْي َش

  

6

) يذمترلا هاور ( .

   ِنآْرُقلا ٍتاَّرَم َرْشَع َةَءاَرِق اَِتَِءاَرِقَِ b. ) يمرادلا ننس

  Sunan ad-Da’rimi (

   ٍث َّمَُمُ ِبِ َأ َنوُرا َه ْن َع ٍحِلا َص ِن َْ ِن َسَْلحا ِن َع س ِنَََّْر لا ِث ْبَع ُن َْ ُث ََُْْ اَاَ ََّث َح س ٍثِْعَي ُنَْ ُثَّمَُمُ اَاَ ََّثَح َّنِإ ل يو ِْلع الله ىلص ِالله ُلوُيَر َلاَق َلاَق س ٍسَنَأ ْنَع , َةَداَََ ق ْنَع , َناََّْح ِنَْ ِلِتاَقُم ْنَع ِ ل ُكِل

  7 ) يمراثلا هاور ( .

  س َّنِإَو ٍتاَّرَم َرْشَع َنآْرُقْلا َأَرَ ق اََّنََّأَكَف اَهَأَرَ ق ْنَم سي ِنآْرُقْلا َبْلَ ق اًبْلَ ق ٍءْيَش

  c. نا ميلإا بعش ) Sya’bu al-Iman (

   ااَث ح س يِدْرِجْو َر ْسُْ ا ِْخ َسُْلحا ِن َْ ِث َّمَُمُ ُن َْ ُث َََْأ ٍث ِماَح وََُأ نََرَ بْخَأ سُظِفاَْلحا ِالله ِثْبَع وََُأ َنََرَ بْخَأ ْثَقَو ح سُث ِهاَّ،لا َنا َمَُْع ِبَِأ ُن َْ ِن ِلَمْلا ُث ْبَع ٍثْع َي و ََُأ َنََر َ بْخَأَو سٍثِْع َي ُن َْ ُ َبْ َْ َُ ق ااَث ح سِْخ َسُْلحا ُنَْ ُدُواَد ُث َّمَُمُ ِالله ِث ْبَع و ََُأ نََر َ بْخَأ س يِدْمََْا ٍ ِما َح ِن َْ َيََْيَ ِنَْ َلِْعاَْسِْإ ُنَْ ُثَََْأ ِلْضَُْلا وََُأ نََرَ بْخَأ َُِل ُظَُّْللاَو ْن َع سٍحِلا َص ِن َْ ِنَسَْلحا ِنَع سِنَََّْرلا ِثْبَع ُنَْ ُثََُْْ ااَثح سٍثِْعَي ُنَْ ُ َبْ َْ َُ ق ااَثح سُثِهاَّ،لا ِلْضَُْلا ُنَْ ِِ َْْلَع َُّللَّا ىَّل َص ِالله َلوُيَر َّنَأ سٍنِلاَم ِنَْ ِسَنَأ ْنَع سَةَداَََ ق ْنَع سَناََّْح ِنَْ ِلِتاَقُم ْنَع سٍثَّمَُمُ ِبَِأ َنوُراَه َلاَق ِنآْر ُقْلا َةَءاَر ِق ا َِتَِءاَرِقَِ ُِ َل ُالله َب َََق س ي َأَر َ ق ْنَم سي ِنآْرُقْلا َبْلَ ق َّنِإَو سٌبْلَ ق َ َّلَيَو ٍءْيَش ِ لُكِل

  8 ) يقهْبلا هاور ( ." ٍتاَّرَم َرْشَع

  d. نبا مجعم ) Mu’jam Ibnu al-A’raby (

  ِيبارعلأا

   ِن َْ ِن َسَح ْن َع س ِنَََّْر لا ِث ْبَع ُن َْ ُث ََُْْ اَاَ ََّث َح س ٍثِْع َي ُنَْ ُثَّمَُمُ اَاَ ََّثَح س ِ،يِ،َعْلا ِثْبَع ُنَْ يِلَع اَاَ ََّثَح َِّللَّا ُلو ُيَر َلا َق َلا َق س ٍس َنَأ ْن َع س َةَدا َََ ق ْنَع س َناََّْح ِنَْ ِلِتاَقُم ْنَع س ٍثَّمَُمُ ِبَِأ َنوُراَه ْنَع سٍحِلاَص ليو ِْلع الله ىلص َخ ِيَيَ ِنآْر ُقْلا َّنِإَو س ٌب ْلَ ق َب َُِق َأَر َ ق ْن َمَف س ُخ ِيَيَ َب ْلَ ق ِ لُكِل ٍءْي َش

  9 ) يمراثلا هاور( . َُِل اَِبِ ٍراَرِم َرْشَع ِنآْرُقْلا ُةَءاَرِق

  Selanjutnya dalam penelusuran ini, kami menemukan juga beberapa hadis yang serupa yang letak persamaanya dalam redaksi yang menyatakan bahwa Yasin adalah hati al-Quran. Walaupun demikian, hadis ini hanya kami paparkan sebagai pertimbangan karena memiliki tema fadhilah yasin yang berbeda dengan tema pada pembahasan ini. Uraian hadis tersebut dapat dilihat sebagai berikut: a.

  ) يئاسنلا ىربكلا ننسلا

  Sunan al-Kubra’ an-Nasa’i (

   س ِِ ََِْأ س س ِِ ََِْأ س س َلا َق ى َلْعََا ُث َّمَُمُ ْن َع ْن َع ْن َع ْن َع ِث ْبَع ٍل ُجَر ٌر ِمََْعُم اَاَ ََّث َح ُن َْ َنََر َ بْخَأ سيو ِالله َّنَأ َلاَق َن َِِْْلَع َُّللَّا ىَّلَص ِنَْ ِنآْرُقْلا ُبْلَ ق َلوُيَر ِلِقْعَم

ٌل ُجَر اَهُ َرْقَ ي َ َّلَيَو ٍراَسَي

  10 ) يئاسالا هاور ( . س َّنِإ ىَلَع َُِل ََّللَّا ْ ُقَتَْوَم َراَّثلاَو ُثيِرُي اَهوُءَرْ قا َرُُِغ َةَرِخلآا

7 Imam Darimi, Sunan ad-Draimi (Kairo : Dar al-Hadis, 1420 H / 2000 M), Bab

  سي لضف يف, Juz 2, Cet. I, h. 329 8 9 Imam Baihaqi, Sya’bul Iman (Riyadh : Dar al-Salaf, 1423 H / 2003 M), Juz 4, h. 94, Cet I Ibnu Arabi, Mu’jam Ibnu al-Araby (Dar Ibnu al-Jawazi, 1418 H / 1997 M), Jus 5, Cet. I, h. b.

  ) ) لبنح نب دمحأ دنسم

  Musnad Ahmad Hanbal

   َّنَأ س س ََِِِْأ س س ََِِِْأ س س ِنَْ ْنَع ْنَع ْنَع ْنَع ٌ ِراَع َلوُيَر ِلِقْعَم ٍلُجَر ٌرِمََْعُم اَاَ ََّثَح اَاَ ََّثَح ٍراَسَي س ِالله َلا َق َنوُنا ََثَ ا َهْ اِم َلَ، َ ن ِِ َْْلَع َُّللَّا ىَّل َص ٍ َيآ َ َم ُِ ُتَوْرُذَو ِنآْر ُقْلا ُ اَا َي ِ ل ُق ُةَر َقَ بْلا َ َّل َيَو س س } َّنِإ { س َن ِ َْتَ ْوَأ ا َِبِ ْن ِم ُ و َْقْلا َِ َلِإ َُّللَّا ْ َل ِصُوَ ف ِ ْر َعْلا ي َْلحا َو ُه ْ َجِرْرَُ ْياَو ا ًكَلَم َّنِإ س س َن ََّللَّا َراَّث لاو ُثيِرُي ِنآْرُقْلا ُبْلَ ق سيَو ْ َلِصُوَ ف

  

َر ُُِغ َةَر ِخلآا ٌلُجَر اَهُ َرْقَ ي ِةَرَقَ بْلا ِةَروُسَِ

  11 ) ثَأ ا هاور ( . س ىَلَع َُِل ْ ُقَتَْوَم اَهوُ َرْ قاَو

  Kedua hadis di atas menjelaskan juga tentang fadhilah surah Yasin untuk dibacakan kepada orang-orang yang yang menghadapi sakaratul maut. Penafsiran lain mentebutkan bahwa yang dimaksud (

  ْم كا َت ْوَم) ialah orang yang telah wafat sehingga maksudnya mengirimkan bacaan surah Yasin kepada si mayyit seperti pada umumnya dilakukan dalam tardisi umat Islam di Indonesia, Wallahu A’lam. Matan kedua hadis di atas adalah sama yang artinya dapat di lihat dibawah ini:

  “Dan Yasin adalah hati al-Quran. Tidak ada seseorang yang membacanya yang mengharapkan Ridha Alah dan pahala taman sorga kecuali ia akan diampuni, dan bacakanlah Yasin itu untuk mayit kalian”.

C. Perbandingan Redaksi Matan 1. ) يذمرتلا ننس Sunan at-Tirmidzi ( َر ْشَع ِنآْر ُقلا َةَءاَر ِق ا َِتَِءاَرِقَِ ُِ َل َُّللَّا َب َََق س ي َأَر َ ق ْن َمَو س سي ِنآْرُقلا ُبْلَ قَو س اًبْلَ ق ٍءْيَش ِ لُكِل َّنِإ . ٍتاَّرَم

  Artinya: “Sesungguhnya bagi setiap sesuatu memiliki hati dan hati al-Quran adalah Yasin. Barang siapa yang membaca Yasin maka Allah mencatat baginya untuk bacaannya dengan bacaan al-

  Quran sepuluh kali”.

  2. ) Sunan ad-Da’rimi ( يمرادلا ننس .

  س سي ِنآْرُقْلا َبْلَ ق َّنِإَو ٍتاَّرَم َرْشَع َنآْرُقْلا َأَرَ ق اََّنََّأَكَف اَهَأَرَ ق ْنَم اًبْلَ ق ٍءْيَش ِ لُكِل َّنِإ Artinya: “Sesungguhnya bagi setiap sesuatu memiliki hati dan sesungguhnya hati al-Quran adalah Yasin. Barang siapa yang membacanya maka sesungguhnya ia seperti membaca al- Quran sepuluh kali”

  3. ) Sya’bu al-Iman ( بعش ناميِلإا ْن َم س ي ِنآْر ُقْلا َب ْلَ ق َّنِإَو سٌب ْلَ ق َر ْشَع ِنآْر ُقْلا َةَءاَر ِق ا َِتَِءاَرِقَِ ُِ َل ُالله َب َََق س ي َأَر َ ق ٍءْي َش ِ ل ُكِل . ٍتاَّرَم Artinya: “Bagi setiap sesuatu memiliki hati dan sesungguhnya hati al-Quran adalah Yasin. Barang siapa yang membaca Yasin maka Allah mencatat baginya untuk bacaannya dengan bacaan al-

  Quran sepuluh kali”

  4.

  ) Mu’jam Ibnu al-Araby ( نبا مجعم ِيبارعلأا . ٍراَرِم َرْشَع ِنآْرُقْلا ُةَءاَرِق اَِبِ َُِل َبَُِق َخِيَيَ َأَرَ ق ْنَمَف س ُخِيَيَ ِنآْرُقْلا َبْلَ ق َّنِإَو س ٌبْلَ ق ٍءْيَش ِ لُكِل Artinya: “Bagi setiap sesuatu memiliki hati dan sesungguhnya hati al-Quran adalah Yasin. Maka barang siapa yang membaca Yasin maka dicatat baginya untuk bacaannya dengan bacaan al-

  Quran sepuluh kali”

  Berdasarkan berbagai redaksi matan dari hadis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa redaksi hadis tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan- perbedaannya masih dimaklumi dan tetap menunjukan makna yang sama antara satu redaksi dengan redaksi yang lainnya. Oleh karena itu, hadis di atas kemungkinan besar disampaikan kepada kita oleh para perawi dengan riwayat bil makna.

D. Skema Sanad

  Berdasarkan hasil penelusuran di atas dapat dibuat skema sanad sebagai berikut:

   َْْلَع َُّللَّا ىَّلَص ِبَِّالا َ َّلَيَو ِِ لاق ِسَنَأ

ِنَْ

ٍنِلاَم

  نع

َةَداَََ ق

  نع ِنَْ

َناََّْح ِلِتاَقُم

  نع ِبَِأ ٍثَّمَُمُ َنوُراَه نع ٍحِلاَص ِنَْ ِنَسَلحا نع رلا يِياَ ِنَََّْرلا ِثْبَع ُثََُْْ ُنَْ ا اَثح ا اَثح ُثَّمَُمُ ُ َبْ َْ َُ ق ٍ ِْقَو ُنَْ ُناَُُْْي ٍثِْعَي ُنَْ ٍثِْعَي ُنَْ

  ا اَثح ا اَثح يذمترلا ْلا يمراثلا ،يِ،َع ِثْبَع ُنَْ يِلَع نبا ِيبارعلْا ُنْب ُدِهاَّزلا ِلْضَفْلا ُنْب ُدَّمَحُم ِالله ِدْبَع وُبَأ ُدُواَد ِنْيَسُحْلا

ِنْيَسُحْلا ِنْب ِدَّمَحُم ُنْب ُدَمْحَأ ٍدِماَح وُبَأ ِنْب ى َيْحَي ِنْب َليِعاَمْسِإ ُنْب ُدَمْحَأ ِلْضَفْلا وُبَأ

يِدْزَ ْلْا ٍم ِزاَح

   يِدْر ِجْوَرْسُخْلا ِالل ِدْبَع ُظِفاَحْلا وُبَأ ُدِه اَّزلا َناَمْثُع يِبَأ ُنْب ِكِلَمْلا ُدْبَع ٍدْعَس وُبَأ

E. Analisis Biografi Lengkap Para Periwayat

  Berdasarkan skema sanad dari keempat hadis diatas, yang kami teliti sanadnya adalah hadis riwayat Imam al-Tirmidzi,dengan komposisi sanad; Anas bin Malik, Qatadah, Mukatil bin Hayyan, Harun Abi Muhammad, Hasan bin Shalih, Humaidi bin Abdirrahman ar-Rawasy, Qutaibah bin Said dan So fyan bin Waki’.

1. Anas bin Malik (w. 93 H)

  Anas bin Malik memiliki nama lengkap Anas bin Malik bin Nadhar Abu

12 Hamzah al-Anshary al-Madny. Beliau termasuk urutan ke tiga dari sahabat yang

  banyak meriwayatkan hadist, Ia meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits. Ketika ia berusia 10 tahun, ibunya Ummu sulaiman membawanya kepada Rasulullah Saw untuk berkhidmat. Pada waktu Abu Bakar meminta pendapat Umar mengenai pengangkatan Anas bin Malik menjadi pegaw ai di Bahrain, Umar memujinya “Dia

  adalah anak muda yang cerdas dan bisa baca tulis, dan juga lama bergaul dengan Rasulullah

  ”. Komentar Abu Hurairah tentang Anas

  “Aku belum pernah melihat orang

  lain yang shalatnya menyerupai Rasulullah kecuali Ibnu Sulaiman (Anas bin Malik)

  ”. Pada hari hari terakhir masa kehidupannya, Anas pindah ke Basrah. Itulah sebabnya para Ulama mengatakan bahawa Anas bin Malik adalah sahabat terakhir yang meninggal di Basrah. Jika ada orang suka memperturutkan kesenangannya bila berselisih dengan kami, kami berkata kepadanya, marilah menghadap kepada orang yang pernah mendenganr dari Rasulula h Shallallahu alaihi wassalam”.

  Anas bin Malik wafat pada tahun 93 H dalam usia melampaui seratus tahun. Mengingat posisinya sebagai sahabat, para ulama sepakat bahwa tidak perlu dikritik

  

13

  dan apalagi diragukan kredibilitasnya. Ulama telah sepakat bahwa seluruh sahabat adalah adil dan ini mendapat legitimasi dari banyak dalil, baik al-Quran maupun

14 Hadis. Adapun guru-guru dan murid Anas bin Malik dapat dilihat pada tabel

  15

  berikut: No Guru Murid

  1 ملسو هيلع الله ىلص ىبنلا ةماعد نب ةداتق

  2 بعك نب ىبأ

  شايع ىبأ نب نابأ

  3 ريضح نب ديسأ ةرسيم نب ميهاربإ 2.

   Qatadah (w. 100 H)

  Nama lengkapnya adalah Qatadah bin Di’amah bin Qatadah. Sebagian juga mengatakan Qatadah bin Di’amah bin Akabah, as-Sudu’sy, Abu Khattab al- Bashary. Beliau termasuk dalam tabaqah ke-4 ( ) yang lahir pada

  نيعباتلا راا ص ة قبط

  16 12 tahun 60 H / 61 H dan wafat pada tahun 100 H. 13 As-Suyuty, Thabaqah al-Huffash (Beirut : Darr al-Kitab al-Ilmiyah, 1414 H / 1994 M), Cet. I, h. 19 14 Rawah at-Tahzibain, 3/319 M. Ajaj al-Khatib, Ushul al-Hadis; Penerjemah, M. Nur Ahmad M (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 390

  Berikut pendapat para ulama terhadap Qatadah: No Kritikus Jarh Keterangan

  Ta’dil

  • 1 Ibnu Hajar تبث ةقث عيشتلاب ىمر
  • 2 Al-Zahabi ظفاحلا عيشتم
  • 3 Muhammad bin Sirrin ظَفْحَأ

  ِساَّنلا

  • 17

  لْيَل بِطاَح

4 Sya’bi

  Berikut Guru-guru dan Murid-murid beliau: No Guru Murid

  1 نايح نب لتاقم

  ِسَنَأ كِلاَم ِنْب

  2 ىليقعلا ةرسيم نب ليدب ىلهابلا جاجح نب جاجح 3 ىرقنملا ذئاع نب رشب ىميجهلا زارب نب ثعشأ

  4 زفتحملا نب رشب ىكملا ملسم نب ليعامسإ

  Berikut mukharij hadis yang meriwatkan hadis dari beliau: Bukhari; Muslim; Abu Daud; Tirmidzi; Nasa’i dan Ibnu majah.

  18 3. Mukatil bin Hayyan (w. 150 H)

  Mukatil bin Hayyan memiliki nama Mukatil bin Hayyan bin Dawa’la Du’ra Abu Bistham al-Nabty. Beliau tergolong dalam tabaqah ke-6 (نيعباتلاراا ص ).

  19 Ia wafat pada tahun 150 di kabul, sekarang wilayah Afganistan. Berikut pendapat

  para ulama terhadap Mukatil bin Hayyan: No Kritikus Jarh Keterangan

  Ta’dil ىف ىدزلأا أطخأ

  1 Ibnu Hajar هبذك اعيكو نأ همعز لضاف قودص

  • هدعب ىذلا بذك امنإ و

  2 Az-Zahabi حلاص ملاع ةقث - - - -

  • 3
  • 4 Abu daud

  Yahya bin Ma’in ةقث

  ةقث

  5 Abdul Salam bin Atiq - - ةقث

  Adapun guru-guru dan murid-murid Mukatil bin Hayyan dapat dilihat sebagai

  20

  berikut: No Guru Murid

  1 ةماعد نب ةداتق دمحم وبأ نوراه 2 ىرصبلا نسحلا مهدأ نب ميهاربإ

  3 بيسملا نب ديعس ىروباسينلا ثايغ نب مرصأ

  Berikut Imam hadis yang meriwatkan hadis dari beliau: Muslim; Abu Daud; 17 Tirmidzi; Nasa’i dan Ibnu majah.

  Rawah at-Tahzibain, h. 5518

  4. Harun Abi Muhammad

  Harun Abi Muhammad memliki identitas yang kurang diketahui. Ia termasuk dalam thabaqah ke-7 ( ). Perawi hadis yang mengambil hadis نيعبا تلا ا بتأ را بك ن م

  21

  darinya hanya Imam at-Tirmidzi. Untuk kritikus ulama terhadap beliau dapat dilihat dibawah ini: No Kritikus Jarh Ta’dil Keterangan

  • 2 Az-Zahabi
  • 1 Ibnu Hajar لوهجم

  لوهجم

  3

  • Abu Isa لوهجم

  Untuk jarh Harun Abu Muhammad diatas pada nomor 3, dinukil dari syarah Sunan at-Tirmidsi yang dikemukakan oleh Abu Isa. Di dalam rawah at-Tahzibain halaman 7249 dicatumkan hanya ada satu guru Harun, yaitu Mukati bin Hayyan dan juga hanya memiliki satu murid, yaitu Hasan bi Shalih bin Hayyin.

  5. Hasan bin Shalih

  Nama lengkapnya adalah Hasan bin Shalih bin Shalih bin hayyin. Beliau termasuk dalam tabaqah ke-7 ( نيعبا تلا ا بتأ را بك ن م ) yang lahir pada tahun 100 H dan wafat pada tahun 169 H.

  22 Berikut pendapat para ulama terhadap Hasan bin Shalih:

  No Kritikus Jarh Keterangan Ta’dil

  1 Ibnu Hajar دباع هيقف ةقث عيشتلاب ىمر - - -

  • ملاعلأا دحأ
  • 2 Al-Zahabi

  عيشتم

  • دباع قودص
  • 3 Ahmad bin Hanbal ةَقِث

  4 Yahya bin Main هَقَّث َو

  • Adapun guru-guru dan murid-murid Hasan bin Shalih bin Hayyin

  diantaranya seperti dibawah ini: No Guru Murid 1 دمحم وبأ نوراه ىساؤرلا نمحرلا دبع نب ديمح

  2 ىدنكلا الله دبع نب حلجلأا ىشرقلا ةيطع نب نسحلا

  3 ىدسلا نمحرلا دبع نب ليعامسإ سنوي نب الله دبع نب دمحأ 6.

   Humaidi bin Abdirrahman ar-Rawasy

  Nama lengkapnya adalah Humaidi bin Abdurrahman bin Humaidi bin Abdurrahman ar-Rawasy. Beliau termasuk dalam tabaqah ke-8 (

  ا بتأ ن م ىط سولا ن م نيعبا تلا) dan wafat pada tahun 189 H atau 190 H dan atau setelahnya. Diantara imam hadis yang meriwaytkannya hadisnya ialah Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu majah.

23 No Kritikus Jarh Ta’dil Keterangan

  • ةقث
  • 2 Ibnu Abi Syaibah -
  • 3 Yahya bin Ma’in -
  • 4 Ibnu Sa’ad -

  Berikut Imam hadis yang meriwatkan hadis dari beliau: Bukhari; Muslim; Abu Daud; Tirmidzi; Nasa’i dan Ibnu majah.

  Rawah at-Tahzibain, h. 1551

  مل اهركذي

  1 Ibnu Hajar

  Keterangan

  No Kritikus Jarh Ta’dil

  Nasa’i dan Ibnu majah.

  Nama lengkapnya Qutaibah bin Said Jamil bin Tharif al-Sakafy. Ia juga memiliki nama lakab “Abu Raja’ al-Balhy al-Baglany” dan namanya juga biasa dipanggil “Yahya”. Beliau termasuk dalam tabaqah ke-10 ( ا بتلأا ع بت ن ع نيذ خلآارابك) yang lahir pada tahun 150 dan wafat pada tahun 240. Berikut mukharij hadis yang meriwatkan hadis dari beliau: Bukhari; Muslim; Abu Daud; Tirmidzi;

  24 7. Qutaibah bin Said

  3 نسحلا نب رحلا وبأ ةمثيخ ريهز نب برح

  ةبيتق نب ديعس

  2 ليعامسإ نب ىبأ دلاخ

  No Guru Murid 1 نسحلا نب حلاص نب نايفس نب عيكو نب حارجلا

  ةقث تبث لقاع ن كسا - Adapun guru-guru dan murid-murid Humaidi bin Abdirrahman ar-Rawasy diantaranya seperti dibawah ini:

  مل بتكي سانلا ك ل ام هدنع 5 ‘Ajaly -

  ناك ةقث ريثك ثيدحلا

  ةقث

  لق نم تيأر هلثم ؟

  1 Ibnu Hajar

  Berikut pendapat para ulama terhadap Humaidi bin Abdirrahman ar- Rawasy:

25 Berikut pendapat para ulama terhadap Qutaibah bin Said:

  • 2 Al-Zahabi
  • ةقث تبث

3 Yahya bin Ma’in - ةقث

  • 4 Ibnu Harisy - قودص
  • 23

  Adapun guru-gurunya dan murid-muridnya sebagai berikut:

  26 No Guru Murid

  1 ديمح نب دبع نمحرلا ىساؤرلا

  ىذمرتلا

  2 ميهاربإ نب ديعس ىندملا

  ىراخبلا

  3 قاحسإ نب ىسيع ىريشقلا

  ملسم 8.

   Sofyan bin Waki’

  Nama sebenarnya adalah Sufyan bin Waki’ bin Jarrah ar-Rua’asi, Abu

  Muhammad al- Ku’fy. Ia seorang ulama dari tabaqah ke 10 ( نيذ خلآارابك ن ع ع بت ا بتلأا

  ) yang wafat pada tahun 247 H. Imam hadis yang meriwayatkan hadisnya ialah at- Tirmidzi dan Ibnu Majah.

27 Berikut pendapat para kritikus terhadap beliau:

  No Kritikus Jarh Ta’dil

  Keterangan

  1 Ibnu Hajar لاإ ه نأ ى لتبا ه قاروب ، ل خدأف

  • 2 Al-Zahabi فيعض - -
  • 4
  • Adapun guru-guru dan murid-murid beliau sebagai berikut:
  • َناَك

  ناك اقودص Semenjak kecilnya Abu Isa sudah gemar mempelajari ilmu dan mencari hadits. Untuk keperluan inilah ia mengembara ke berbagai negeri: Hijaz, Irak, Khurasan dan lain-lain. Ia wafat di Tirmiz pada malam Senin 13 Rajab

  ىلجعلا وبأ رفعج دمحأ نب نسحلا نب دعجلا ىدادابلا

  29 26 Rawah at-Tahzibain, h. 5522. 27 Adz-Zahabi, Sirah I’alamu an-Nubla’i (T.Tp: Muassasah ar-Risalah, 1405 H / 1985 M), Cet. III,

  نيذخلآاراا ص ن ع ع بت ا بتلأا ) yang lahir pada tahun 210 H di kota Tirmiz, Iran.

  Nama lengkapnya adalah Imam al-Hafidz Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzi, salah seorang ahli hadits kenamaan dan pengarang berbagai kitab yang masyur. Beliau tergolong dalam thabaqah ke-12 (

   Imam at-Tirmidzi

  وبأ ىلع دمحأ نب دمحم نب ىلع نب نيزر ىناشابلا ىورهلا 9.

  5 ىبأ ةماسأ دامح نب ةماسأ

  وبأ ركب دمحأ نب ىلع نب ديعس ىزورملا ىضاقلا

  4 صفح نب ثايغ

  3 عيمج نب رمع نب دبع نمحرلا

  3 Ibnu Hibban لاإ هنأ ىلتبأ هقاروب

  نبا جام ه

  2 ريرج نب دبع ديمحلا

  1 ديمح نب دبع نمحرلا ىساؤرلا ىذمرتلا

  28 No Guru Murid

  مَهَّت ي

  هِب

  Abu Zaru’ah َلا لَاَتْش ي

  هيلع ام سيل نم هثيدح حصنف ملف لبقي طقسف هثيدح

  اخيش لاضاف اقودص

  30

  tahun 279 H dalam usia 70 tahun. Diantara guru beliau ialah Imam bukhari, Imam muslim dan Abu Daud bahkan Tirmidzi belajar pula hadits dari sebagian guru mereka.Guru lainnya ialah Qutaibah bin Saudi Arabia’id, Ishaq bin Musa, Mahmud bin Gailan, Said bin ‘Abdur Rahman, Muhammad bin Basysyar dan lainnya.

  Abu ‘Isa at-Tirmidzi diakui oleh para ulama keahliannya dalam hadits, kesalehan dan ketakwaannya. Al-Hafiz Abu Hatim Muhammad ibn Hibban, kritikus hadits, menggolangkan Tir midzi ke dalam kelompok “Siqah”. Abu Ya’la al-Khalili dalam kitabnya ‘Ulumul Hadits menerangkan bahwa Muhammad bin ‘Isa at-Tirmidzi adalah seorang penghafal dan ahli hadits yang baik yang telah diakui oleh para ulama. Ia terkenal sebagai seorang yang dapat dipercaya dan imam yang menjadi ikutan banyak orang.

F. Analisa Ketersambungan Sanad

  Ketersambungan sanad hadis di atas, dapat dillihat dengan beberapa pendekatan dibawah ini:

1. Pendekatan Redaksi Periwayatan

  Hadis yang diteliti ialah hadis riwayat al-Tirmidzi yang dapat diamati redaksi periwayatannya pada haikal sebelumnya di atas, dan dapat digambarkan dalam bagan seperti berikut:

  لمحتلاو ءادلآا غيص يوار لا مقر

  ) مكحلا ( نايبلا لمحتلا ةقيرط ءادلآا غيص

  31

  امسلا لاق ۱

  لصتم

  ِسَنَأ كِلاَم ِنْب

  32

  امسلا ةزاجلإا

  ل صتم ليصفتلا نع ۲

/ / َةَداَتَق

  امسلا ةزاجلإا

  ل صتم ليصفتلا نع ٣ / /

  َناَّيَح ِنْب ِلِتاَق م امسلا ةزاجلإا

  ل صتم ليصفتلا / / نع ٤

  َنو راَه دَّمَح م يِبَأ

  امسلا ةزاجلإا

  ل صتم / ليصفتلا / نع ٥

  ِنْب ِنَسَحلا حِلاَص

  نْب ِنَمْحَّرلا ِدْبَع دْيَم ح

  امسلا ةزاجلإا

  ل صتم ليصفتلا نع ٦ / /

  ُّيِساَؤ ُّرلا نأ لمتحيو امسلا نْب نا و نْب

  َيْف س ةَبْيَت ق ديِعَس

  انثدح ٧

  لصتم

  ةءارق نوكت عيِك َو

  نأ لمتحيو امسلا انثدح يذمرتلا ٨

  لصتم

  ةءارق نوكت Melalui pendekatan redaksi periwayatan Hadis di atas, nampak bahwa ada 30 kemungkinan antara satu rawi dengan rawi lainnya pernah saling bertemu. 31 Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis (Jakarta: AMZAH, 2009), h.262-263 Menurut al-Qodhi Iyyat, proses tahamul dengan cara mendengarkan (

2. Pendekatan Tahun

  

Tahun Lahir/Selisih/Wafat

يوار مقر

  Ket. ةدلاولا توافتلا ةافولا الله ىلص يبنلا

  ۱ ملسو هيلع

  • - - 11 H -
  • 7 Tahun 100 H

  93 H ۲

  ل صتم ءاقللا توبث

  • - 82 Tahun

  ِسَنَأ كِلاَم ِنْب

60 H/61 H

  ٣

  لصتم - ءاقللا نكمم

  َةَداَتَق

  • ٥

  ٤

  لصتم ءاقللا نكمم

  • - 50 Tahun 150 H

  َناَّيَح ِنْب ِلِتاَق م

  عتقنم

  َنو راَه دَّمَح م يِبَأ

  • 20/21

  169 H ٦

  لصتم ءاقللا نكمم

  • - 100 H

  ِنْب ِنَسَحلا حِلاَص

  نْب ِدْبَع دْيَم ح

  ٧

  لصتم ءاقللا نكمم

  • - 189 H/190 H
  • Tahun ِنَمْح َّرلا

  ُّيِساَؤ ُّرلا 51/50 150 H 240 H

  د نْب ةَبْيَت ق

  يِعَس Tahun

  • - لصتم ءاقللا نكمم

  ٨

  7 Tahun 247 H نْب ناَيْف س

  يِك َو ع

  • -

  210 H

  32 Tahun 279 H يذمرتلا ٩

  لصتم ءاقللا نكمم

  Dari tabel di atas, nampak bahwa terdapat satu rawi yang majhul, yaitu Harun Abu Muhammad. Sehingga tidak dapat diketahui dan diteliti akan informasi kelahiran, begitupun tahun wafatnya. Dengan demikian, pendekatan tahun dalam sanad Hadis di atas dapat disimpulkan bahwa sanadnya terputus.

3. Pendekatan Tempat (Geografis) ة جيتنلا ةافولا ملعلا بلط يف ةلحر ةدلاولا يوار مقر

  Madinah > Basrah, Irak Damaskus > Madinah

  • Bashrah [Irak]

  ۱ ِسَنَأ

  كِلاَم ِنْب

  Bashrah >

  توبث -

  Wasith Wilayah Irak dan Bashrah ۲

   ءاقللا

  َةَداَتَق sekitarnya

  لصتم

  Himsh [Suriah] >

  نكمم

  Kabul, Irak > Iran > Himsh,

  • - ٣

   ءاقللا

  َناَّيَح ِنْب ِلِتاَق م Afganistan Kabul Suriah

  لصتم

  [Afganistan] Majhul

  ٤

  عتقنم

  َنو راَه دَّمَح م يِبَأ

  نكمم

  ِنْب ِنَسَحلا حِلاَص

  • Kufah, Irak ٥

  ءاقللا

  نْب

  نكمم

  ِنَمْحَّرلا ِدْبَع دْيَم ح Khurasan > Khurasan,

  Baghlan, Wilayah

  نكمم

  Kini Iran dan نْب ٧

  ةَبْيَت ق ديِعَس

  Afganistan Afganistan dan

  ءاقللا

  Afganistan sekitarnya

  نكمم

  • Kufah, Irak نْب

  ناَيْف س عيِك َو

  ءاقللا

  Tirmiz [Uzbekistan] > Khurasan [Iran] > Bashrah > Kufah > Wasith >

   توبث

  Tirmiz, Baghdad [Irak] > Tirmiz, ٨

  • - يذمرتلا

   ءاقللا

  Uzbekistan Makkah > Uzbekistan

  لصتم

  Madinah [Hijaz] > Ray > Nishapur [Iran] > Bukhara > Tirmiz [Uzbekistan]

  Berdasarkan pendekatan wilayah dari setiap rawi di atas, terdapat beberapa rawi yang sulit diketahui perjalanan hidupnya, termasuk terdapat satu rawi yang majhul sehingga masih sulit diidentifikasi akan ketersambungannya antara satu rawi dengan rawi yang lain. Walaupun demikian, pada beberapa rawi telah menunjukkan bahwa mereka sangat mungkin pernah ketemu dalam suatu daerah. Dari gambaran skema di atas, dapat dilihat bahwa pertemuan antara satu rawi- dengan rawi lainnya banyak terjadi di Basrah, Irak kemudian di Tirmiz, Uzbekistan, dan mungkin juga di Suriah. Dari skema di atas, semua rawi dapat dipastikan pernah ketemu sehingga sanadnya muttashil, kecuali Harun Abu Muhammad karena majhul, serta Hasan bin Shalih dan Humaid bin Abdurrahman yang masih dimungkinkan karena kurangnya informasi mengenai rihlah keduanya.

  Melalui ilustrasi pendekatan geografis di atas, nampak bahwa hadis ini berasal dari Madinah, yaitu dibawah oleh Anas bin Malik ke Irak, tepatnya di Bashrah. Di sanalah hadis ini kemudian menjadi popular dan terus tersebar, termasuk sampai ke wilayah Khurasan, di antaranya di Tirmiz, kini wilayah Uzbekistan. Dengan demikian, hadis ini pertama kali popular di dua wilayah Islam, yaitu di Basrah dan di Tirmiz.

4. Pendekatan Hubungan Guru dan murid (Akademis) ةجيتنلا ذيملاتلا نم هخويش نم يوارلا مسا مقر

  ةماعد نب ةداتق مل سو هيلع الله ىلص ىبنلا لصتم شايع ىبأ نب نابأ بعك نب ىبأ ۱

  ِسَنَأ كِلاَم ِنْب

  ةرسيم نب ميهاربإ ريضح نب ديسأ نايح نب لتاقم

  ِسَنَأ كِلاَم ِنْب

  دمحم وبأ نوراه ةماعد نب ةداتق

  مهدأ نب ميهاربإ لصتم ىرصبلا نسحلا ٣

  َناَّيَح ِنْب ِلِتاَق م ثايغ نب مرصأ

  بيسملا نب ديعس ىروباسينلا

  لصتم ٤

  َنو راَه ِنْب ِنَسَحلا َناَّيَح ِنْب ِلِتاَق م دَّمَح م يِبَأ

  حِلاَص نمحرلا دبع نب ديمح دمحم وبأ نوراه

  لصتم ىشرقلا ةيطع نب نسحلا ىدنكلا الله دبع نب حلجلأا ٥ ِنْب ِنَسَحلا

  حِلاَص س نوي نب الله دبع نب دمحأ نمحرلا دبع نب ليعامسإ

  حار جلا نب عيكو نب نايفس ىح نب حلاص نب نسحلا نْب

  ِن َمْحَّرلا ِدْبَع دْيَم ح لصتم ديعس نب ةبيتق دلاخ ىبأ نب ليعامسإ ٦

  ُّيِساَؤ ُّرلا برح نب ريهز ةمثيخ وبأ رحلا نب نسحلا

  ىذمرتلا نمحرلا دبع نب ديمح لصتم ىراخبلا ىندملا ديعس نب ميهاربإ نْب

  ةَبْيَت ق ديِعَس

  ملسم ى ريشقلا ىسيع نب قاحسإ ٧ ىذمرتلا نمحرلا دبع نب ديمح

  لصتم نْب

  ناَيْف س عيِك َو

  هجام نبا ديمحلا دبع نب ريرج Melalui pendekatan guru-murid pada di atas, menunjukkan bahwa antara murid dan guru pernah terjalin pertemuan. Ini ditunjukkan bahwa setiap murid daru guru dalam sanad di atas, menjadi guru pada sanad selanjutnya. Begitu seterusnya hingga sampai pada mukharrij Hadis, yaitu Imam Tirmidzi. Dengan demikian, melalaui pendekatan ini, sanad Hadis di atas melalui pendekatan ini nampak bersambung ( لصتم).

  G. Ringkasan Hasil Analisis Sanad

  Menganalisa berbagai rawi yang telah diuraikan diatas, sebagian besarnya adalah memenuhi standar seorang rawi dan dapat diterima hadisnya. Adapun kriteria yang lainnya, diantaranya ada satu rawi yang majhul. Jati diri dan identitasnya tidak diketahui sehingga sifat-sifat keadilan dan kedhabitannya tidak dapat dipastikan. Melalui analisa kami, hadis ini termasuk Majhul A’yn karena perawi (Harun Abi Muhammad) tidak ada yang mengambil periwayatannya selain satu orang, yaitu Hasan

  Rawah at-Tahzibain

  bin Shalih. Hal ini di landaskan dengan kutipan dalam kitab “

  yang hanya menyebutkan satu murid dari Harun Abi Muhammad.

  Pada sanad yang lain, ada juga riwayat yang dihukumi dha’if, yaitu Sofyan bin

  Waki’ namun masih dapat ditolerir melalui jalur Qutaibah bin Said karena Imam

  Tirmidzi meriwayatkan hadis ini dari keduanya. Dengan demikian, cacat hadis ini terletak pada salah satu sanadnya yang tidak diketahui identitasnya (majhul).

  H. Kesimpulan Kuantitas Dan Kualitas Sanad

  Berdasarkan data diatas, terdapat rawi yang majhul, ada juga yang dha’if serta terdapat pula rawi yang kadang tersalah dalam pendapatnya, yaitu Mukatil bin Hayyan sehingga Imam Bukhari tidak meriwaytkan hadisnya. Namun, dua cacat terakhir (dha

  ’if dan Khata’) masih dapat dimaklumi dengan adanya keterangan-keterangan hadis ini terletak pada jalur yang tunggal dari sanadnya sehingga tidak ada kemungkinan mendapat legitimasi dari jalur lain. Walaupun demikian, analisa kami menganggap hadis ini tidak terlalu dha’if karena sebab kedhaifannya terjadi karena catat keadilan. Pada sisi lain, kasus Rawi yang majhul ada hadisnya yang diriwayatkan oleh seorang yang Tsiqah dan bahkan Imam bukhari meriwayatkan hadisnya dan meletakkan dalam sebuah kitabnya yaitu dan begitu juga Imam hadis yang

  در فملا بدلأا lain. Imam yang kami maksud di sini ialah Hasan bin Shalih yang meriwayatkan hadis ini dari Harun Abi Muhammad.