Perbedaan Pengaruh Teknik Dry-Bonding, Water Wet-Bonding dan Ethanol Wet-Bonding Pada Restorasi Klas II Resin Komposit Nanohybrid Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

  LAMPIRAN 1 ALUR PIKIR Craig dan Powers (2002), Penggunaan

  perlekatan karena preparasi berhubungan dengan margin servikal dan struktur tubulus dentin.

  Yavuz dan Aydin (2010), celah mikro

  kolagen yang akan mengurangi kekuatan restorasi. Maka, penting untuk menjaga dentin tetap lembab setelah pengetsaan.

  Nisha (2010) mengatakan teknik dry- bonding dapat menyebabkan kolapsnya

  diameter serabut kolagen dan meningkatkan jarak antara serabut kolagen.

  Hosaka (2009) melaporkan bahwa Ethanol wet-bonding dapat mengurangi

  nano memiliki ukuran partikel lebih kecil dari microhybrid. Bahan ini mempunyai estetis yang sangat bagus, sifat mekanis yang optimal, dan dapat menerima beban yang kuat sehingga dapat digunakan untuk merestorasi gigi anterior maupun posterior.

  Bruce (2009) resin komposit dalam ukuran

  self cleansing dan sulitnya memperoleh

  bahan restorasi resin komposit memerlukan bahan lain yang bisa melekatkan ke struktur gigi yaitu bahan

  yang dijumpai pada restorasi Klas II adalah sulitnya memperoleh titik kontak daerah

  Sularsih dkk. (2007) menyatakan masalah

  (bonding agent) yang benar-benar dapat menghilangkan kebocoran mikro.

  Aris dkk (2004), tidak ada bahan pengikat

  pada sistem bonding ada 3 yaitu: dry, wet, moist .

  Harry (2002), teknik pengeringan dentin

  pelekatan resin komposit ke struktur gigi, sehingga kualitas bahan resin komposit sebagai bahan restorasi gigi meningkat.

  bonding . Sistem bonding membantu

  dapat mengurangi kerapatan tepi restorasi sehingga restorasi tidak dapat bertahan lama, hipersensitivitas pada gigi yang direstorasi, terjadinya karies sekunder, perubahan warna pada margin kavitas dan restorasi, peradangan pulpa, dan kegagalan perawatan endodontik.

  

Oscar (2010) menyatakan bahwa pada faktor yang mempengaruhi tekanan ini

  preparasi Klas II sangat sulit untuk mencakup shrinkage selama polimerisasi, melakukan prosedur bonding yang modulus elastis, daya alir resin komposit, sempurna karena daerah dentin dekat dan faktor konfigurasi kavitas (C-factor). sulkus gingiva tidak cukup kuat menahan stress yang ditimbulkan oleh shrinkage Karthick (2011) perkembangan resin polimerisasi dan kavitas selalu basah komposit dalam bentuk nanohybrid dapat sehingga sulit dikendalikan. menurunkan shrinkage selama polimerisasi yang dapat meningkatkan

  Simi et al. (2011) menyatakan tepi gingiva kekuatan dari resin komposit.

  lebih rentan terhadap kebocoran mikro dibandingkan tepi okusal pada preparasi Li et al. (2012) melaporkan bahwa Klas II yang akan mengurangi ikatan Ethanol wet-bonding memiliki kekuatan perlekatan restorasi dan menyebabkan yang lebih tinggi dibandingkan Water karies sekunder. wet-bonding . Etanol memiliki nilai tegangan permukaan yang rendah dan

  

Ghulman (2011) mengatakan shrinkage dapat dengan mudah menutupi

polimerisasi dapat menimbulkan tekanan permukaan kavitas.

  kontraksi bahan resin komposit dimana Kebocoran mikro biasanya disebabkan akibat polimerisasi, shrinkage, jenis resin komposit yang digunakan, beban kunyah yang di terima kavitas, lokasi dari margin yang dipersiapkan dan teknik insersi yang digunakan. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya celah mikro adalah dengan memperhatikan perlekatan sistem adhesif. Permukaan dentin yang telah dietsa dapat dikeringkan dengan teknik dry maupun wet. Penggunaan air dan etanol dapat mencegah kolapsnya serabut kolagen yang akan mempengaruhi kekuatan perlekatan restorasi resin komposit dan struktur gigi. Oleh karena itu diperlukan suatu pengamatan mengenai apakah lebih baik menggunakan teknik

  

dry-bonding atau teknik wet-bonding dengan menggunakan air atau etanol terhadap celah

mikro.

  

Permasalahan :

  Apakah ada pengaruh dan perbedaan pengaruh dari penggunaan teknik dry-bonding,

  

water wet-bonding dan ethanol wet-bonding pada restorasi Klas II resin komposit

Nanohybrid terhadap celah mikro.

  

Tujuan Penelitian :

  Untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari penggunaan teknik dry-bonding, water wet- dan ethanol wet-bonding pada restorasi Klas II resin komposit Nanohybrid

  bonding terhadap celah mikro.

  

JUDUL:

PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK DRY-BONDING, WATER WET-BONDING

DAN ETHANOL WET-BONDING PADA RESTORASI KLAS II RESIN

KOMPOSIT NANOHYBRID TERHADAP CELAH MIKRO (IN VITRO)

  LAMPIRAN 2

ALUR PENELITIAN

  Penilaian dan pencatatan skor penetrasi zat warna Analisis data dengan uji Kruskal Wallis dan uji Mann-Whitney

  Resin komposit Nanohybrid Kelompok II

  Resin komposit Nanohybrid

  Ethanol wet - bonding

  (9 Gigi) Pengetsaan

  Resin komposit Nanohybrid Kelompok III

  

Water wet - bonding

  (9 Gigi) Pengetsaan

  Dry - bonding

  Proses thermocycling pada temperatur 5

  Sampel direndam dalam larutan zat warna Methylene Blue 2% selama 24 jam pada suhu kamar kemudian dicuci dan dikeringkan Sampel dibelah secara mesiodistal menggunakan bur disk dan dilakukan pengamatan celah mikro di bawah stereomikroskop dengan pembesaran 20x.

  Kelompok I (9 Gigi)

  27 BUAH GIGI PREMOLAR MAKSILA Dibersihkan dan diskeling menggunakan skeler elektrik kemudian direndam dalam larutan saline

  C dengan 200 putaran selama 30 detik pada masing-masing temperature dengan waktu transfer 10 detik

  o

  C dan 55

  o

  Pengetsaan

  LAMPIRAN 3

FORMAT DATA SAMPEL

  Nama Peneliti : Margareth Zweita NIM : 110600059 Dosen Pembimbing : 1) Darwis Aswal, drg.

  2) Dennis, drg., Sp.KG, MDSc. Waktu Penelitian : 16 Maret 2015 s/d selesai Tempat penelitian : 1) Departemen Konservasi Gigi FKG USU

  2) Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran USU 3) Laboratorium Biologi Dasar LIDA USU

  SAMPEL: 30 buah gigi premolar atas yang dibagi atas 3 kelompok (tiap kelompok terdiri dari 10 sampel gigi yang dibelah menjadi bagian bukal dan palatal tanpa membandingkan kedua skor permukaan) Penilaian skor

  Derajat celah mikro ditentukan dengan mengamati perluasan Methylene Blue 2% dari sisi gigi yang perluasannya paling panjang dan dinilai dengan sistem penilaian standar dengan skor 0-3 seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Sahelangi et al.

  2 (2010).

  SKOR DEFINISI Tidak ada penetrasi

  1 Penetrasi melibatkan 1/2 dinding kavitas

  2 Penetrasi melibatkan lebih dari 1/2 dinding kavitas

  3 Penetrasi melibatkan dinding aksial

  Kelompok I

  Perlakuan: Restorasi dengan teknik dry

  • – bonding dan resin komposit nanohybrid

  pada kavitas Klas II

SAMPEL BUKAL PALATAL SKOR RATA-RATA

  1

  3

  3

  3

  2

  3

  3

  3

  3

  2

  2

  2

  4

  5

  1

  1

  1

  6

  3

  3

  3

  7

  1

  1

  1

  8

  1

  1

  1

  9

  1

  1

  1

  10

  2

  2

  2 Kelompok II Perlakuan: Restorasi dengan teknik water wet-bonding dan resin komposit

  nanohybrid pada kavitas Klas II

SAMPEL BUKAL PALATAL SKOR RATA-RATA

  1

  2

  3

  1

  1

  1

  4

  5

  2

  2

  2

  6

  1

  1

  1

  7

  1

  1

  1

  8

  9

  10

  2

  2

  2

  Kelompok III

  Perlakuan: Restorasi dengan teknik ethanol wet-bonding dan resin komposit

  nanohybrid pada kavitas Klas II

SAMPEL BUKAL PALATAL SKOR RATA-RATA

  2

  5

  2

  3 II

  Teknik water wet-

  bonding

  pada restorasi Klas II resin komposit nanohybrid.

  10

  3

  1

  2 III

  Teknik

  ethanol wet- bonding pada restorasi

  Klas II resin komposit nanohybrid.

  10

  8

  2

  4

  10

  3

  8

  4

  5

  1

  1

  1

  6

  7

  1

  3 I Teknik dry-bonding pada restorasi Klas II resin komposit nanohybrid.

  1

  1

  9

  10 RANGKUMAN DATA Kelompok Perlakuan N

  Skor Celah Mikro

  1

  1

  2

  LAMPIRAN 4 Wilcoxon Signed Ranks Test

  Uji signifikansi data pengamat 1 dan pengamat 2

  

Ranks

  N Mean Rank Sum of Ranks

  a

  Negative Ranks 1 1,00 1,00

  b

  Positive Ranks ,00 ,00 Celah Mikro - Celah

  c

  Mikro Ties

  29 Total

  30

  a. Celah Mikro < Celah Mikro

  b. Celah Mikro > Celah Mikro

  c. Celah Mikro = Celah Mikro

  a Test Statistics

  Celah Mikro - Celah Mikro

  b

  Z -1,000 Asymp. Sig. (2-

  ,317

  tailed)

  a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks.

  p=0.317 (p>0.05) Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara data pengamat 1 dan pengamat 2. Oleh karena itu, data pengamat 1 selaku pengamat utama dapat digunakan.

  Means

Case Processing Summary

  Cases Included Excluded Total

  N Percent N Percent N Percent Celah Mikro * Kelompok 30 100,0% 0,0%

  30 100,0% Perlakuan

  Report

  Celah Mikro Kelompok Perlakuan Mean N Std. Deviation Restorasi dengan teknik dry-bonding dan resin

  1,70

  10 1,059 komposit nanohybrid pada kavitas Klas II Restorasi dengan teknik water wet-bonding dan resin komposit ,70 10 ,823 nanohybrid pada kavitas Klas II Restorasi dengan teknik ethanol wet-bonding dan resin komposit ,20 10 ,422 nanohybrid pada kavitas Klas II Total ,87 30 1,008

  Nilai rata-rata skor celah mikro: Kelompok I yaitu dengan teknik dry-bonding (1.70±1.059). Kelompok II yaitu dengan teknik water wet-bonding (0.70±0.823) Kelompok III yaitu dengan teknik ethanol wet-bonding (0.20±0.422)

  Saphiro-Wilk Test

  Uji normalitas data

  

Case Processing Summary

  Kelompok Perlakuan Cases Valid Missing Total

  N Percent N Percent N Percent Restorasi dengan teknik dry-bonding dan resin komposit 10 100,0% 0,0% 10 100,0% nanohybrid pada kavitas Klas II Restorasi dengan teknik water wet-

  Celah bonding dan resin 10 100,0% 0,0% 10 100,0% Mikro komposit nanohybrid pada kavitas Klas II Restorasi dengan teknik ethanol wet- bonding dan resin 10 100,0% 0,0% 10 100,0% komposit nanohybrid pada kavitas Klas II

  

Tests of Normality

a

  Kelompok Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Perlakuan Statisti df Sig. Statisti df Sig. c c

  Restorasi dengan teknik dry-bonding dan resin komposit ,246 10 ,089 ,874 10 ,111 nanohybrid pada kavitas Klas II Restorasi dengan teknik water wet- bonding dan resin

  Celah ,302 10 ,010 ,781 10 ,008 komposit Mikro nanohybrid pada kavitas Klas II Restorasi dengan teknik ethanol wet- bonding dan resin

  ,482 10 ,000 ,509 10 ,000 komposit nanohybrid pada kavitas Klas II

  p=0.111 (p>0.05) p=0.008 (p<0.05) p=0.000 (p<0.05)

Hal ini menunjukkan data TIDAK terdistribusi normal dan analisis data

dilanjutkan menggunakan uji statistik non parametrik.

  Kruskal-Wallis Test

  Uji signifikansi seluruh kelompok perlakuan

  Ranks

  Kelompok Perlakuan N Mean Rank Restorasi dengan teknik dry-bonding dan resin

  10 22,15 komposit nanohybrid pada kavitas Klas II Restorasi dengan teknik water wet-bonding dan

  10 14,55 resin komposit nanohybrid Celah Mikro pada kavitas Klas II

  Restorasi dengan teknik ethanol wet-bonding dan 10 9,80 resin komposit nanohybrid pada kavitas Klas II Total

  30

  a,b Test Statistics

  Celah Mikro Chi-Square 11,525 df

  2 Asymp. Sig. ,003

  a. Kruskal Wallis Test

  b. Grouping Variable: Kelompok Perlakuan

  p=0.003 (p<0.05) Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan diantara ketiga kelompok perlakuan.

  Mann-Whitney Test Uji signifikansi antar kelompok perlakuan.

  

KELOMPOK I DAN II

Mann-Whitney Test Ranks

  Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Restorasi dengan teknik dry-bonding dan resin

  10 13,15 131,50 komposit nanohybrid pada kavitas Klas II

  Celah Mikro Restorasi dengan teknik water wet-bonding dan 10 7,85 78,50 resin komposit nanohybrid pada kavitas Klas II Total

  20

  a Test Statistics

  Celah Mikro Mann-Whitney U 23,500 Wilcoxon W 78,500 Z -2,087 Asymp. Sig. (2-tailed) ,037 Exact Sig. [2*(1-tailed

  b

  ,043 Sig.)]

  a. Grouping Variable: Kelompok Perlakuan b. Not corrected for ties.

  p=0.037 (p<0.05) Hal ini menunjukkan ada perbedaan signifikan antara kelompok I dengan kelompok II.

  

KELOMPOK I DAN III

Mann-Whitney Test Ranks

  Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Restorasi dengan teknik dry-bonding dan resin

  10 14,50 145,00 komposit nanohybrid pada kavitas Klas II

  Celah Mikro Restorasi dengan teknik ethanol wet-bonding dan 10 6,50 65,00 resin komposit nanohybrid pada kavitas Klas II Total

  20

  a Test Statistics

  Celah Mikro Mann-Whitney U 10,000 Wilcoxon W 65,000 Z -3,224 Asymp. Sig. (2-tailed)

  ,001

  Exact Sig. [2*(1-tailed

  b

  ,002 Sig.)]

  a. Grouping Variable: Kelompok Perlakuan b. Not corrected for ties.

  p=0.001 (p<0.05) Hal ini menunjukkan ada perbedaan signifikan antara kelompok I dengan kelompok III.

  

KELOMPOK II DAN III

Mann-Whitney Test Ranks

  Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Restorasi dengan teknik water wet-bonding dan

  10 12,20 122,00 resin komposit nanohybrid pada kavitas Klas II

  Celah Mikro Restorasi dengan teknik ethanol wet-bonding dan 10 8,80 88,00 resin komposit nanohybrid pada kavitas Klas II Total

  20

  a Test Statistics

  Celah Mikro Mann-Whitney U 33,000 Wilcoxon W 88,000 Z -1,525 Asymp. Sig. (2-tailed)

  ,127

  Exact Sig. [2*(1-tailed

  b

  ,218 Sig.)]

  a. Grouping Variable: Kelompok Perlakuan b. Not corrected for ties.

  p=0.127 (p>0.05)

Hal ini menunjukkan TIDAK ada perbedaan signifikan antara kelompok II

dengan kelompok III.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum Hidrokortison Asetat - Penetapan Kadar Bahan Baku Hidrokortison Asetat PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Secara HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat - Uji Disolusi Kapsul Piroksikam Secara Spektrofotometri Uv

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Farmakologi Dimenhidrinat (mabuk perjalanan) - Uji Disolusi Tablet Dimenhidrinat yang Diproduksi oleh PT. Mutiara Mukti Farma (MUTIFA)

0 0 13

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obat Kulit

0 0 18

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Guru-Guru SD di Kecamatan Medan Selayang Terhadap Penatalaksanaan Gigi Avulsi

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan - Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Guru-Guru SD di Kecamatan Medan Selayang Terhadap Penatalaksanaan Gigi Avulsi

0 0 17

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Guru-Guru SD di Kecamatan Medan Selayang Terhadap Penatalaksanaan Gigi Avulsi

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Maloklusi - Perbedaan Dampak Maloklusi Anterior Terhadap Status Psikososial Menggunakan Indeks PIDAQ pada Siswa SMA Global Prima Nasional Plus dan SMA Pangeran Antasari

0 1 13

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbedaan Dampak Maloklusi Anterior Terhadap Status Psikososial Menggunakan Indeks PIDAQ pada Siswa SMA Global Prima Nasional Plus dan SMA Pangeran Antasari

0 0 7

Perbedaan Dampak Maloklusi Anterior Terhadap Status Psikososial Menggunakan Indeks PIDAQ pada Siswa SMA Global Prima Nasional Plus dan SMA Pangeran Antasari

0 0 14