KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  

BAB KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN

BENGKULU TENGAH

6 Peningkatan kapasitas kelembagaan daerah dalam mendukung Rencana Program Investasi

  Jangka Menengah (RPIJM) bidang PU/Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Tengah sangat dibutuhkan sehingga program ini dapat terlaksana lebih efektif dan efisien serta dapat dipertanggung jawabkan. Aspek kelembagaan adalah salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan pembangunan investasi jangka menengah karena mengatur siapa yang melakukan dan apa yang dilakukan, sesuai dengan azas pengorganisasian yang dianut oleh sistem pemerintahan kita yaitu azas pembagian tugas dan azas fungsionalisasi.

  Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity

  building ) adalah:

  1. Pengembangan kapasitas bersifat multi dimensional (mencakup beberapa kerangka waktu: jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek);

  2. Pengembangan kapasitas menyangkut multiple stakeholders;

  3. Pengembangan kapasitas harus bersifat demand driven, dimana kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/ luar tetapi datang dari stakehoder-nya sendiri;

  4. Pengembangan kapasitas mengacu pada kebijakan nasional.

6.1 Kerangka Kelembagaan

  Pada era ini, reformasi lembaga pemerintahan pusat dan daerah mengalami tantangan yang berat. disatu sisi pemerintah sebagai penyelenggara negara dituntut untuk melakukan transformasi internal agar lebih adaptif terhadap kebutuhan globalisasi, dengan tetap mengedepankan aspek akuntabilitas, transparansi, dan profesionalisme, namun dipihak lain yang bersangkutan masih mengalami permasalahan keterbatasan sumber daya yang tersedia a. Struktur organisasi, tugas, dan fungsi masing-masing unit yang terkait dengan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  1. Dinas Pekerjaan Umum Pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Dinas Pekerjaan Umum di Kabupaten Bengkulu Tengah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor

  …. .... Adapun kedudukan, tugas dan fungsi dari dinas tersebut adalah sebagai berikut : (1) Dinas Pekerjaan Umum merupakan unsur pelaksana tugas otonomi daerah di Bidang

  Pekerjaan Umum dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (2) Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum.

  Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum adalah :

  a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya di Bidang Pekerjaan Umum.

  b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya di Bidang Pekerjaan Umum.

  c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya di Bidang Pekerjaan Umum dan.

  d. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan lingkup tugasnya di Bidang Pekerjaan Umum.

  Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari : a. Kepala Dinas.

  b. Sekretariat.

  c. Bidang Penyusunan Program.

  d. Bidang Pengairan.

  e. Bidang Bina Marga.

  f. Bidang Cipta Karya dan.

  g. Kelompok Jabatan Fungsional.

  (a) Sekretariat membawahi : a. Sub. Bagian Umum.

  b. Sub. Bagian Kepegawaian dan.

  c. Sub. Bagian Keuangan.

KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  (b) Bidang Penyusunan Program membawahi : a. Seksi Perencanaan.

  b. Seksi Pelaporan dan.

  c. Seksi Monitoring dan Evaluasi. (c) Bidang Pengairan membawahi : a. Seksi Pengairan Irigasi dan Rawa.

  b. Seksi Sungai dan Pantai dan.

  c. Seksi Pemeliharaan Irigasi, Rawa, Sungai dan Pantai. (d) Bidang Bina Marga membawahi :

  a. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan

b. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jembatan dan Gorong –Gorong.

  c. Seksi Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Gorong

  • –Gorong, Alat dan Perlengkapan.

  c. Seksi Tata Bangunan

  2. Bappeda Kabupaten Bengkulu Tengah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik,penelitian dan pengembangan. Dan berfungsi sebagai perumus kebijakan teknis perencanaan, mengkordinasikan perencanaan pembangunan daerah dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan fungsinya.

  Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah terdiri dari:

  a. Kepala Badan

  b. Sekretariat

  c. Bidang Ekonomi

  (e) Bidang Cipta Karya membawahi : a. Seksi Perumahan dan Permukiman.

  b. Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman dan.

KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  d. Bidang Sosial Budaya

  e. Bidang Fisik

  f. Bidang Penelitian dan Pengembangan

  g. Bidang Statistik dan Pelaporan

  h. Kelompok Jabatan Fungsional

  3. Dinas BLHKP

  4. PDAM

  b. Potensi dan persoalan terkait dengan organisasi dan tata laksana pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya Sejak penerapan otonomi daerah yang merupakan wujud dari semangat reformasi, memberikan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengatur dan mengelola daerahnya. Selama ini ketergantungan daerah sangat kuat terhadap pemerintah pusat sehingga kemampuan daerah dalam hal peningkatan kelembagaan tidak berkembang, akibatnya tingkat pelayanan pemerintah daerah tidak optimal. Masih terbatasnya tingkat kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) yang ada untuk menangani masalah bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Tengah, sehingga program infrastruktur bidang Cipta Karya tidak sesuai dengan hasil guna. Untuk itu perlu adanya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) seperti kursus, pelatihan di Kabupaten Bengkulu Tengah dari tahun ke tahun agar kemampun sumber daya manusianya meningkat. Begitu juga dengan prasarana dan sarana kerja yang ada sekarang perlu ditungkatkan hingga didapat hasil kerja yang optimal.

  c. Analisis kebutuhan SDM dibandingkan dengan kondisi eksisting Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Tengah ditekankan pada pelatihan dan kursus singkat, seperti pengelolaan persampahan, air minum, bangunan gedung dll yang diharapkan selama 5 (lima) tahun kedepan ada peningkatan kualitas SDM. Diharapkan dari peningkatan kapasitas SDM Bidang Cipta Karya ini, dapat diimplementasikan dalam aktivitas kerja dan pelayanan ke masyarakat. Usulan program peningkatan kelembagaan yang dapat diusulkan antara lain :

KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

   Badan layanan umum untuk pengelolaan sampah  Kerjasama pemerintah dan swasta untuk penyediaan air bersih  Kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk melawan limbah  Partisipasi masyarakat untuk penataan lingkungan  Kerjasama pemerintah swasta untuk pengadaan rumah sehat  Perkuatan uptd untuk manajemen aset dan monitoring & evaluasi infrastruktur cipta karya.

  Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity

  

building ) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) dari

  aparatur yang menangani bidang keciptakaryaan tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis yang mendukung tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan SDM yang profesional sesuai dengan bidangnya. Untuk mendukung peningkatan SDM ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah dalam peningkatan profesionalisme aparatur sehingga pelaksanaan program yang tertuang dalam RPIJM dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

6.2. Kerangka Regulasi

  Kerangka regulasi adalah perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong maupun mengatur perilaku masyarakat, termasuk swasta dan penyelenggara negara dalam rangka mewujudkan tujuan bernegara. Perencanaan kerangka regulasi sejak awal perencanaan dimaksudkan untuk: a. mengarahkan proses perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan agar sesuai dengan kebutuhan pembangunan; b. meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dalam rangka mendukung pencapaian prioritas pembangunan; dan c. meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan pembentukan peraturan perundang-undangan.

  Fungsi regulasi sebagai atoolofsocialengineering yang seharusnya menjadi focus dalam perencanaan pembangunan dibidang regulasi seakan terlupakan. Bahkan terdapat kecenderungan regulasi menjadi alat bagi masing-masing sektor untuk memperjuangkan kepentingannya. Akibatnya, peraturan perundang-undangan yang terbentuk, khususnya undang undang seolah-olah hanya menjadi diundangun dan bagi sektor tertentu, bukan lagi

KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  undang undang bagi seluruh masyarakat Indonesia. Padahal, regulasi seharusnya justru dapat menjadif actor integrasi, yang bukan hanya mengintegrasikan wilayah, namun juga mampu mengintegrasikan berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan negara. Salah satu Landasan Hukum Kerangka Regulasi adalah UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 5 : ”RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah

  

yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM

Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strateg ipernbangunan

Daerah,kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan

Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana

kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif ”

Bagan 5.1 Hubungan Kerangka Anggaran dan Kerangka Regulasi dalam Perencanaan

  Untuk mewujudkan regulasi yang berkualitas, sederhana, tertib dan transparan pada dasarnya harus memperhatikan tiga kondisi yaitu masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, sebagaimana tertuang dalam gambar berikut:

KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  

Bagan3.3 Kondisi yang Perlu Diperhatikan dalam Pembentukan Regulasi

  Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat berjalan dengan baik maka perlu didukung dengan regulasi yang memadai. Perubahan dan penyusunan regulasi disesuaikan dengan tantangan global, regional dan nasional.

  Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang menangani/mengelola Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Tengah. Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.

  Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja. Kemitraan pada hakikatnya merupakan wujud yang ideal dalam peran serta masyarakat dalam pembangunan. Kemitraan didasari atas hubungan antar pelaku yang bertumpu pada ikatan usaha yang saling menunjang dan saling menguntungkan, serta saling menghidupi berdasarkan asas kesetaraan dan kebersamaan. Setiap pelaku usaha memiliki potensi, kemampuan dan keistimewaan sendiri, walaupun berbeda ukuran, jenis, sifat, dan tempat usahanya. Setiap pelaku usaha juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. dengan kelebihan dan kekurangan itu timbul kebutuhan kerjasama dan kemitraan. Dengan demikian, kelebihan-kelebihan akan dilipatgandakan dengan memaksimalkan manfaat yang mungkin diperoleh. Sedangkan kekurangan-kekurangan dapat diusahakan untuk dikurangi, atau bahkan dihilangkan sama sekali, dengan kerjasama yang saling menutupinya. Kemitraan dalam pembangunan pada dasarnya mengandung hakekat keadilan dalam perolehan keuntungan dan manfaat, pembebanan biaya dan penanggungan risiko yang

KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  timbul dalam kegiatan usaha tersebut. Dengan demikian, kemitraan yang dikembangkan adalah kemitraan yang setara antara para pelaku sesuai dengan kemampuan kontribusinya. Kemitraan yang setara memerlukan pula pemahaman yang kuat terhadap hak dan tanggung jawab serta peranan dari masing-masing pelaku. Menjadi tantangan kita bersama untuk mengembangkan semangat dan suasana yang mendorong tumbuhnya kemitraan dan mengembangkan pola-pola yang praktis dan menarik, serta menjamin keuntungan bagi semua pihak. Dalam hal ini, pihak-pihak yang terlibat tentu harus memiliki tanggung jawab karena kemitraan bukanlah bertepuk sebelah tangan. Meskipun semua pihak memiliki tanggung jawab, pemerintah tetap harus mengambil prakarsa paling tidak untuk menciptakan iklim yang merangsang bagi usaha kemitraan, antara lain dengan : a) Mengembangkan kebijaksanaan dan strategi pembangunan yang jelas, yang tercermin baik pada tujuan, arahan maupun indikator-indikator kebijaksanaan (policy

  indicators).

  b) Menetapkan prioritas pembangunan yang realistis dan diikuti oleh semua pihak, baik pemerintah maupun dunia usaha dan masyarakat, untuk itu perlu kesepakatan diantara berbagai pelaku pembangunan ini, dan karena itu perlu ada dialog-dialog.

  c) Memantapkan mekanisme komunikasi yang lancar dan transparan. transparansi erat kaitannya dengan tingkat partisipasi dan oleh karena itu, sejak pada tahap awal mekanisme kemitraan yang transparan harus dikembangkan dan dimantapkan.

  d) Mengembangkan pilihan-pilihan atas pola-pola kemitraan yang dapat mencakup kepentingan-kepentingan yang ada di berbagai lapisan dan golongan masyarakat, sehingga masyarakat dapat berperan serta seluas-luasnya dalam kemitraan pembangunan.

  e) Menyiapkan rencana pengembangan kemitraan yang mencakup rencana investasi pemerintah, swasta dan masyarakat sebagai bagian dari pembangunan nasional.

  f) Menyiapkan kerangka peraturan dan arahan serta pedoman yang dapat menjadi acuan terutama bagi swasta dan masyarakat dan juga menjamin kepastian usaha. Pengembangan kemitraan dalam pembangunan dapat mencakup dua pola dasar, yaitu Pertama, dalam bentuk peran serta swasta dan masyarakat dalam pembangunan yang sifatnya memberikan lebih banyak peluang untuk berpartisipasi pada kegiatan yang semula merupakan tugas pemerintah, atau dengan kata lain, pemerintah memberi ijin pemanfaatan aset milik pemerintah (konsesi) kepada pihak swasta dan masyarakat untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu guna melakukan tugas-tugas pelayanan umum. Kedua, kerjasama kemitraan antara masyarakat, swasta dan pemerintah melalui pengembangan formula pembagian modal kerja yang menjadi tanggung jawab masing-masing pihak.

KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  Dalam rangka ini dikembangkan pola-pola kerjasama kemitraan yang mencakup pembagian keuntungan dan sekaligus juga risikonya. Untuk mewujudkan kemitraan dalam bentuk-bentuk tersebut, perlu kesepakatan dalam persepsi kemitraan antara swasta maupun pemerintah. Swasta tidak hanya mempertimbangkan aspek keuntungan ekonomi jangka pendek saja, apalagi yang bersikap spekulatif, tetapi sudah harus memperhatikan kesinambungan pembangunan, atau lebih mengkonseptualisasikan pemikiran investasi yang berwawasan jangka panjang. Baru-baru ini, Bappenas bersama Bank Dunia telah menyelenggarakan konferensi internasional tingkat tinggi mengenai infrastruktur, yang tujuannya adalah mencari jalan yang tepat untuk mendorong kemitraan dan partisipasi swasta dalam pembangunan prasarana. Dari hasil konperensi tersebut telah disimpulkan bahwa yang terpenting bukanlah dana, tetapi justru perlunya kebijakan dan kerangka yang jelas untuk membangun kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam pembangunan infrastruktur. Adanya kerangka itu dapat mengurangi ketidakpastian yang sampai sekarang ini dirasakan, khususnya di kalangan swasta, misalnya kerangka tentang kelembagaan, kontrak, dan produksi termasuk jasa. Secara potensial ada peluang-peluang yang terbuka lebar untuk menumbuh kembangkan kemitraan yang saling menguntungkan dalam pembangunan nasional, khususnya dalam pembangunan perkotaan. Potensi dan peluang yang besar ini terutama disebabkan oleh makin meningkatnya kemampuan masyarakat di perkotaan untuk memperoleh pelayanan perkotaan yang makin berkualitas dengan sistem penyediaan yang lebih baik. Kemampuan masyarakat saat ini sangat berkembang, terutama untuk membayar pelayanan yang lebih baik tersebut memberi landasan keekonomian yang kuat bagi pengembangan kemitraan dalam penyediaan pelayanan prasarana dan sarana yang tersedia. Di kabupaten/kota, kegiatan yang digerakkan oleh swasta dan masyarakat mencapai sekitar 60-70 persen. Saat ini pihak swasta telah melaksanakan kegiatan pembangunan dalam berbagai sektor, dalam skala mikro maupun makro serta secara mandiri maupun bermitra dengan pemerintah. Peran swasta itu dapat diperkirakan akan terus meningkat. Selama ini kemitraan telah berkembang dalam prasarana ekonomi yang kelayakannya tinggi, seperti jalan tol, listrik, telepon. namun, khusus di kota-kota megapolitan, metropolitan, dan kota- kota besar lainnya, peluang kemitraan dalam penyediaan air bersih, prasarana dan sarana penyehatan lingkungan, persampahan, jalan kota, rumah sakit, sekolah-sekolah unggulan, dan prasarana serta sarana sosial lainnya terbuka cukup lebar.

KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  Berdasarkan cara pandang kota sebagai pusat pelayanan ekonomi wilayah/kawasan, maka hendaknya kota tidak hanya dilihat sebagai unit yang berdiri sendiri secara individual, tetapi dipandang sebagai satu kesatuan dalam suatu sistem. Berkaitan dengan peningkatan peran swasta dalam berbagai bentuk pembangunan skala besar seperti pembangunan perumahan, kota baru, kota satelit dan lain-lain, maka kegiatannya perlu dilaksanakan dalam suatu kerangka sistem perkotaan yang lebih luas, disamping pembangunan sistem internal kotanya sendiri. Dengan demikian, dapat terwujud keterpaduan dan sinkronisasi system prasarana kota dan antara kota yang berdampingan atau berdekatan, baik yang dibangun pemerintah maupun yang dibangun oleh swasta. Selain itu juga dapat saling mendukung dengan sistem dalam kota intinya dan juga mendukung keterkaitan dengan kota-kota lainnya.

  Dengan kata lain, sinkronisasi pembangunan regional merupakan tantangan yang harus diatasi dengan meningkatnya berbagai bentuk pembangunan skala besar oleh pihak swasta. Dalam banyak hal, memang kegiatan swasta sudah tidak lagi berskala mikro, tetapi sudah sampai pada skala makro yang berdampak makro pula, seperti pengembangan permukiman skala besar atau kota baru, penyediaan sistem telekomunikasi melalui satelit, pembangunan pusat-pusat tenaga listrik, dan sebagainya. Mengingat makin besarnya bentuk dan nilai partisipasi swasta dalam pembangunan daerah yang berskala besar seperti itu, maka sinkronisasi investasi pembangunan menjadi imperatif agar terjadi sinergi yang optimal antara berbagai pelaku pembangunan. Kegiatan yang saling tumpang tindih harus dapat dihilangkan. Disisi lain, adanya sinkronisasi dapat mengisi ‘gap’ atau kekosongan dari suatu kegiatan pembangunan. Kemitraan adalah pola yang sesuai dengan prinsip-prinsip partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya yang ingin kita dorong dalam perekonomian dan pembangunan. Kemitraan juga dapat memberi pemecahan atas dilema efisiensi dan pemerataan kesempatan, karena efisiensi tidak mengharuskan pemusatan kekuatan ekonomi pada kelompok tertentu. Kemitraan merupakan jawaban terhadap monopoli yang dalam sistem ekonomi pasar dan liberal menjadi penyakit yang senantiasa menjadi masalah bagi negara yang menganut paham itu. Kemitraan haruslah didorong tidak saja antara pemerintah dengan usaha besar, tetapi juga dengan usaha kecil dan koperasi, serta antara usaha swasta besar, menengah dan kecil. Dengan demikian kemitraan adalah usaha yang tepat dan tidak bertentangan dengan prisip-prinsip ekonomi yang mendasar, dalam membangun ekonomi yang berdasarkan demokrasi.

KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  Berdasarkan kajian kelembagaan dapat dilihat bahwa dalam lingkup instansi keciptakaryaan masih diketemukan beberapa hal diantaranya : lemahnya koordinasi, kelembagaan, dan ketatalaksanaan. Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan semangat reformasi mengindikasikan bahwa dalam struktur organsasi dan ketatalaksanaan kelembagaan memerlukan beberapa langkah penyesuaian terkait dengan tata kepemerintahannya, peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan infrastruktur keciptakaryaan. Penguatan peran masyarakat, pemerintah daerah, dan swasta diperlukan dalam rangka memperluas dan memperkokoh basis sumber daya. Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antar instansi dan antar daerah otonom telah menimbulkan pola pengelolaan kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan. Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan keciptakaryaan, masih belum mencapai tingkat yang diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan. Sasaran pembangunan dan pengelolaan bidang keciptakaryaan berorientasi pada tersedianya pelayanan kepada publik bidang keciptakaryaan sesuai dengan standar pelayanan minimal. Selanjutnya dengan terpenuhinya pelayanan minimal kepada publik akan mendorong peningkatan produktivitas sektor-sektor ekonomi yang menggunakan infrastruktur keciptakaryaan sebagai salah satu sarana pendukung faktor produksinya. Sasaran kedua adalah meningkatnya partisipasi swasta yang antara lain dalam bentuk investasi dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur di kabupaten/kota.

  Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Tengah sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya. Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Seluma sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Tengah masih sangat dibutuhkan.