PEMETAAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IK

PEMETAAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN DI ZONA PA 20
DI LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)

USULAN PRAKTEK KERJA LAPANG
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Oleh :
Nuria Sekar Nestiti
NIM. 115080601111005

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

1

PEMETAAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN DI ZONA PA 20
DI LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)


USULAN PRAKTEK KERJA LAPANG
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh :
NURIA SEKAR NESTITI
NIM 115080601111005

Mengetahui,

Menyetujui,

Ketua Jurusan

Dosen Pembimbing

Dr.Ir.Daduk Setyohadi, MP

Ir.Bambang Semedi,.M.Sc,Ph.D


NIP. 19630608 1987031 003

NIP. 19621220 1988031 004

Tanggal :

Tanggal :

2

DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................................7
PENDAHULUAN.............................................................................................................................7
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................7
1.2Tujuan................................................................................................................................10
1.3Kegunaan...........................................................................................................................10
1.3.1 Bagi Mahasiswa.........................................................................................................10
1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi................................................................................................10
1.3.3 Bagi Instansi...............................................................................................................11

1.4Waktu dan Tempat.............................................................................................................11
BAB II METODOLOGI...................................................................................................................12
2.1 Teknik Pengambilan Data..................................................................................................12
2.1.1 Data Primer................................................................................................................12
2.1.2 Data Sekunder............................................................................................................12
2.2.1 Wawancara................................................................................................................12
2.2.2 Observasi...................................................................................................................12
2.3 Teknik Pemetaan...............................................................................................................13
2.4 Alat dan Bahan.................................................................................................................13
2.5 ProsedurKerja...................................................................................................................13
2.4.1 Pemilihan Satelit........................................................................................................14
2.4.2 Perolehan Data...........................................................................................................14
2.4.3 Pengolahan Citra........................................................................................................14
2.4.4 Pengolahan Data........................................................................................................14
2.4.5 Layout Peta................................................................................................................15
2.4.6 Penyimpanan Peta.....................................................................................................15

3

DAFTAR TABEL


Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang PKL.............................................11

4

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema kerja Pembuatan Peta Daerah Potensial Penangkapan Ikan……...16

5

LAMPIRAN
Lampiran. 1. Peta daerah PA 20 ( Laut Selatan Jawa Timur dan Bali)……………………………………..19

6

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi maritim yang sangat pesat memberikan

kemudahan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya laut.Hal ini sebagai
perhatian dari bangsa Indonesia terhadap fungsi, peran dan potensi wilayah laut
yangsemakin berkembang.
Salah satu dari 9 kebijakan strategis Departemen Perikanan dan
Kelautan (DPK) mengamanatkan bahwa pemanfaatan jasa kelautan dan
sumberdaya perikanan secara optimal, efisien dan berkelanjutan mengharuskan
adanya pengelolaan serta pengaturan terhadap kecepatan pengambilan sumber
hayati perikanan (Prasetyo,1996).Kebijakan strategis DPK memberikan dampak
padapotensi sumberdaya pangan yang tidak terganggu keseimbangannya, tidak
terjadi kondisi tangkap berlebihan (over exploited), dan pengelolaan kawasan
tangkap kurang (under exploited) dapat optimal dan lestari (Anonymous 2000a)
Potensi lestari sumberdaya ikan laut nasional yang diperkirakan sebesar
6,2 juta ton per tahun belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik. Pada
perairan dangkal mengalami over exploitedsedangkan pada perairan dalam belum
ada pengelolaan dan pengawasan yang memadai. Maka dari itu, diperlukan data
dan informasi yang lengkap tentang komposisi serta distribusi ikan yang
tertangkap sebagai dasar untuk memetakan potensi sumberdaya ikan dalam
usaha pengelolaan dan pengaturan area pemanfaatan (Anonymous,2000b).
Pulau Jawasebagai Pulau dengan jumlah penduduk terbesar mempunyai
karakteristik laut yang berbeda dibanding dengan pulau yang lain. Kondisi Pulau

yang memanjang dari Provinsi Banten sampai dengan Jawa Timurmenambah

7

keunikan dari karakteristik Oseanografi di pulau Jawa. Pulau Jawa mempunyai
sejuta potensi, baik potensi ekologi maupun Fisika yang dapat menghasilkan
Sumber Daya Alam yang tak tergantikan.Kondisi Laut Selatan Jawa yang
berbatasan dengan hamparan Samudera Hindia menjadikan kondisinya selalu
dinamis.Pengkajian secara mendalam perlu dilakukan sehingga potensi yang
terkandung

dapat

dimanfaatkan

sebaik

mungkin.Selain

itu,


kondisi

keanekaragaman hayati yang ada dapat ditingkatkan dan dilestarikan dengan
baik.
Berdasarkan

penjabaran

diatas,penggalian

potensi

haruslah

memperhatikan stok sumberdaya laut khususnya daerah penangkapan ikan.Salah
satu upaya yang bisa dilakukan yakni dengan mengadakan suatu kegiatan
penentuan daerah gerombolan ikan yang terdapat di perairan.Penentuan daerah
dapat menggunakan teknologi citra satelit untuk memperoleh informasi tentang
objek, daerah atau gejala.Teknologi citra satelit menganalisis data yang diperoleh

dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau
gejala yang akan dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990).
Pada umumnya daerah penangkapan ikan tidak ada yang bersifat tetap.
Secara alamiah ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai. Sedangkan habitat
tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi atau parameter oseonografi perairan
seperti suhu permukaan laut, salinitas, klorofil-a, kecepatan arus dan sebagainya
(Laevastu and Hayes, 1981; Butler et al., 1988; Zainuddin et al., 2008).
Salah satu teknologi saat ini yang sering digunakan dan terus
berkembang adalah penginderaan jauh dengan memanfaatkan sensor kelautan
pada wahana satelit yang melintasi wilayah perairan.Pemanfaatan teknologi
inderaja dalam pemanfaatan sumberdaya ikan.
Sabins

(1996)

dalam

Kerle

et


al.

(2004)

menjelaskan

bahwa

penginderaan jauhadalah ilmu untuk memperoleh, mengolahdan menginterpretasi
8

citra

yang

telahdirekam

yang


berasal

dari

interaksi

antaragelombang

elektromagnetik dengan sutauobjek.Pemanfaatannya telah lama dilakukan di
beberapa negara maju seperti Jepang, Australia dan beberapa negara di
Eropa.Hal ini banyak membantu berbagai penelitian untuk memahami dinamika
lingkungan laut.Termasuk memahami sumberdaya alam yang terkandung
didalamnya.Dari pola distribusi citra suhu permukaan laut dapat dilihat fenomena
oseanografi seperti upwelling, front dan pola arus permukaan.Daerah yang
mempunyai fenomena-fenomena seperti diatas umumnya merupakan perairan
yang subur atau dalam kondisi yang baik.Dengan diketahui daerah perairan yang
subur tersebut maka daerah perairan penangkapan ikan bisa diketahui
keberadaannya.Seperti ikan-ikan pelagis yang cenderung bermigrasi ke perairan
dengan kondisi yang subur.
Adanya teknologi pengindraan jauh (Inderaja) dalam pemetaan potensial

daerah penangkapan ikan yang menghasilkan suatu petayang merupakan salah
satu produk peta tematik kelautan yang memanfaatkan penggabungan data-data
parameter oseanografi (suhu permukaan laut, produktivitas primer, ketinggian
permukaan laut, arus, salinitas) baik data dari satelit oseanografi atau data-data
pada stasiun pengamatan untuk menganalisa daerah potensi penangkapan ikan
sehingga nantinya tidak terjadi penangkapan ikan yang berlebihan.
Pembuatan peta berdasarkan pada data oceancolor dari satelit AQUA
MODIS, data suhu permukaan laut dari sensor advance very high resolution
radiometer (avhrr), suhu permukaan laut dari sensor amsr and tmi, ketinggian
permukaan laut, klorofil-a, dan kecepatan ketinggian permukaan laut serta data
arah dan kecepatan angin dan gelombang laut. Berdasarkan informasi-informasi
dari data tersebut, dapat diinterpretasikan menjadi daerah penangkapan ikan.
Informasi daerah penangkapan ikantersebut dikemas menjadi suatu bentuk peta
yang lengkap dengan atribut-atributnya, sehingga memudahkan penggunaannya
9

(BROK-DKP, 2007).Perubahan dan variasi faktor oseanografi mengindikasikan
bahwa pola sebaran sumberdaya ikan tidak merata dan juga menyebabkan jumlah
hasil tangkapan tidak menentu.Untuk meningkatkan jumlah hasil tangkapan ikan
sangat

penting

diketahui

kepastiantempat

keberadaan

ikan

dan

tempat

penangkapan ikannya.
Pembuatan peta daerah potensial penangkapan ikan (DPPI) sangat
membantu para nelayan dalam mengetahui informasi daerah yang berpotensi
untuk dilakukan penangkapan ikan karena adanya teknologi tersebut.Nelayan
cenderung

menggunakan

penangkapan

ikan

dan

pengetahuan
wilayah

yang

secara

ilmiah

berpotensi

mengenai

sebagai

musim

penangkapa

ikan.Umumnya penangkapan ikan yang masih dilakukan oleh nelayan dengan
menggunakan cara-cara tradisional dan pada daerah yang relative tetap dalam
jangkauan yang relative sempit. Akibatnya nelayan tidak mampu untuk mengatasi
perubahan kondisi oseanografi dan cuaca yang berkaitan erat dengan perubahan
daerah penangkapan ikan yang berubah secara dinamis mengikuti pergerakan
kondisi lingkungan yang secara alamiah akan memilih habitat yang lebih sesuai.
Pembuatan peta bermanfaat juga untuk memberikan informasi kepada
nelayan besar di luar daerah penangkapan ikan. Pemetaan yang tepat
akanmencegah nelayan besar menggunakan kapal motor ukuran besar dan
modern. Pemetaan mencegah terjadinya over fishing dalam zona penangkapan
ikan, eksploitasi sumberdaya ikan dalam skala besar dan mencegah adanya
konflik penangkapam antara nelayan tradisionil dengan nelayan besar/modern.Hal
tersebut memberikan peluang bagi nelayan kecil untuk meningkatkan hasil
tangkapannya.
Berdasarkan paparan permasalahan di atas, diketahui bahwa pemetaan
melalui pengindraan jauh sangat dibutuhkan oleh nelayan untuk mengetahui
potensi daerah tangkapan ikan.Penelitian ini penting untuk dilakukan sehingga
10

pemetaan daerah potensial penangkapan ikan sangat dibutuhkan terutama pada
daerah PA 20 sebagai daerah pesisir yang potensi akan sumberdaya ikan.

1.2Tujuan
Tujuan umum praktek kerja lapang ini adalah

mengetahui proses

pemetaan daerah potensial penangkapan ikan secara nyata dengan keadaan
yang ada di lapang. Tujuan khusus hasil dari pemetaan daerah potensial
penangkapan ikan adalah:
a. Mengetahui proses pembuatan peta zona penangkapan ikan dengan
menggunakan Citra satelit.
b. Memetakan daerah potensial penangkapan ikan di wilayah PA 20.

1.3Kegunaan
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a.

Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1).

b. Dapat menguji kemampuan pribadi dalam bidang ilmu yang telah
diperoleh selama kuliah.
c. Dapat

menyiapkan

langkah-langkah

yang

diperlukan

untuk

menyesuaikan diri di lingkungan kerja.
d. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan, serta kreatifitas diri
dalam lingkungan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki
e. Dapat membandingkan teori dengan masalah dan keadaan yang ada di
lapang.

11

1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi
a. Sebagai bahan masukan evaluasi sampai sejauh mana program atau
kurikulum yang telah diterapkan.
b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam memahami ilmu yang telah
diberikan selama perkuliahan.
c. Mengetahui kesanggupan mahasiswa untuk terjun langsung di dunia
kerja.
1.3.3 Bagi Instansi
a. Sebagai sarana penghubung antar instansi yang dituju dengan lembaga
pendidikan tinggi.
b. Membantu pemerintah dalam persiapan tenaga kerja yang ahli dalam
bidangnya.

1.4Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapang (PKL) mahasiswa ini waktu pelaksanaan kegiatan
pkl selama dua minggu terhitung dari tanggal 30 Juni sampai dengan 17 Juli 2014
yang disesuaikan dengan jadwal liburan akademik semester genap.
Adapun lokasi Praktek Kerja lapang (PKL) bertempat di Lembaga
Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Deputi Pengindraan Jauh
Pekayoan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Tabel 1 1 Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang PKL

12

N
o

Mei
Kegiatan
I

Juni

I

II

I

I

I

V

I

Juli

I

II

I

I

I

V

1.
Pembuatan
Proposal

2.

Pelaksanaa
n
PKL

3.

Penyusuna
n
Laporan

13

I

Septembe

Agustus

I

II

I

I

I

V

V I

r

I

II

I

I

I

V

I

I

II

I

I

I

V

BAB II
METODOLOGI

2.1 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada suatu penelitian berdasarkan pada sumber
data yang akan dipilih. Terdapat dua pilihan tipe sumber data pada suatu penelitian
yaitu data primer dan data sekunder.
2.1.1 Data Primer
Merupakan sumber data yang dapat diambil secara langsung
bersentuhan dengan obyek penelitian yang akan diamati. Data yang diambil
secara langsung ini bisa didapat dengan cara observasi langsung, wawancara dan
partisipasi aktif sehingga dapat mendukung hasil dari penelitian yang dilakukan
(Suryabrata, 1963).
2.1.2 Data Sekunder
Merupakan sumber data yang cara memperolehnya tidak didapatkan
secara langsung melainkan dari lembaga pemerintah, laporan ilmiah, instansi
terkait penelitian ilmiah, laporan ilmiah dan laporan lainnya yang bisa
mendukung penelitian yang diambil (Nazir, 1988).Pada Praktek Kerja Lapang

14

(PKL) ini sumber data yang akan digunakan dengan cara data primer dan
data sekunder.

2.2 Partisipasi Aktif
2.2.1 Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang ditujukan dengan maksud
tertentu.percakapan yang dilkukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lincoln dan Guba,1985).
Wawancara yang akan dilakukan pada Praktek Kerja Lapang (PKL) ini
adalah dengan pembimbing dari pihak Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN).
2.2.2 Observasi
Menurut Patton (1990) menegaskan observasi merupakan metode
pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan
pendekatan kualitatif.Agar memberikan data yang akurat dan bermanfaat,
observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah
melewati latihan-latihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan
yang teliti dan lengkap.
Observasi yang akan dilakukan dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) ini
adalah dengan mengamati hasil peta potensial penangkapan ikan yang telah
dilakukan sebelumnya.

2.3 Teknik Pemetaan
Penelitian ini berdasarkan pengolahan data citra satelit AQUA MODIS
untuk pembuatan peta daerah potensial penangkapan ikan di daerah PA 20
15

.Pengolahan data dilakukan menggunakan software ER Mapper 7.1 dan ArcView
9.3 yang hasilnya berupa peta yang dapat dianalisa.

2.4 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang di Lembaga Antariksa
dan Penerbangan (LAPAN) adalah :
a. Software Arc View GIS 9.3 untuk memetakan daerah penangkapan.
b. Software ER Mapper 7.1 untuk pengolahan data citra satelit.
Bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang di Lembaga antariksa
dan Penerbangan (LAPAN) adalah :
a. Alat Tulis menulis untuk pencatat data.
b. Citra satelit MODIS dan Landsat untuk mengambil peta perairan
selatan Jawa Timur.

2.5 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang akan digunakan dalam Praktek Kerja Lapang kali ini
adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan
metode yang menggambarkan suatu keadaan di daerah tertentu dengan membuat
gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi
atau daerah tertentu (Suryabrata,1993).
Data yang akan di olah diperoleh secara langsung dari Lembaga
Antariksa dan Penerbangan (LAPAN). Data dipilih berdasarkan kebutuhan untuk
pembuatan peta PDPI dan dipilih data yang bersih dari awan agar data tersebut
dapat dibaca sebagai citra pada kegiatan tahap selanjutnya.
Tahap pertama dalam pemetaan daerah potensial penangkapan ikan
adalah :
16

2.4.1 Pemilihan Satelit
Pemilihan satelit ini penting dilakukan bahwasannya tidak semua
satelit bisa digunakan untuk memetakan berbagai macam objek yang ada di
muka bumi ini.Pada pemetaan daerah potensial penangkapan ikan
digunakan Citra Satelit AQUA MODIS.MODIS adalah salah satu instrument
utama yang dibawa Earth Observing System (EOS) Terra satellite, yang
merupakan bagian dari program antariksa Amerika Serikat, National
Aeronautics and Space Administration (NASA).Program ini merupakan
program jangka panjang untuk mengamati, meneliti dan menganalisa lahan,
lautan, atmosfir bumi dan interaksi diantara faktor-faktor ini. Pada
pembuatan peta daerah potensial penangkapan ikan ini Satelit Aqua MODIS
menyediakan
perubahan

informasi

konsentrasi

perubahan
klorofil-a

suhu
pada

permukaanlaut
permukaan

yang

(SPL)

dan

kemudian

dapatdianalisis dalam bentuk informasi (Raharjo, M.T.2009).
2.4.2 Perolehan Data
Perolehan data atau peta yangdipilih berdasarkan kebutuhan untuk
pembuatan peta PDPI dan dipilih data yang bersih dari awan agar data
tersebut dapat dibaca sebagai citra pada tahap selanjutnya dan yang
didapatkan berasal dari citra satelit AQUA MODIS.
2.4.3 Pengolahan Citra
Pengolahan citra satelit adalah dengan melakukan pengumpulan data
yang telah diperoleh dari data citra satelit AQUA MODIS.Pengolahannya
dilakukan dengan menggunakan software ER Mapper 7.1.pada tahap ini
pengolahan yang dilakukan seperti input data, pemotongan citra satelit,
pengubahan format citra, pembatasan nilai, dan pewarnaan sehingga pada
tahap akhir menghasilkan data untuk pembuatan peta.

17

2.4.4 Pengolahan Data
Tahap awal dalam pengolahan data ini adalah dengan mengubah
data citra terlebig dahulu sehingga menghasilkan file citra dengan format
.hdr. Kemudian pada tahap input data merupakan tahap pemasukan data
yang telah diubah kedalam software ER Mapper 7.1. Tahap selanjutnya
adalah cropping map (pemotongan peta), tahap ini dilakukan pemotongan
pada daerah peta yang dikehendaki agar tampak sehingga tidak semua
peta yang didapat digunakan. Selanjutnya convert map (mengubah format
peta) pengubahan format pada peta bertujuan agar peta yang dilakukan
pengolahan dapat dianalisa atau dibaca. Tahapan berikutnya adalah
dilakukan

pewarnaan

peta

yang

sesuai

dengan

keinginan

atau

selera.Setelah peta selesai diwarnai dilakukan stretching map yaitu
pemberian kisaran nilai pada data suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a,
ini dilakukan karena daerah potensial penangkapan ikan berhubungan
dengan parameter oseanografi tersebut.Tahap akhir adalah penyimpanan
peta.
2.4.5 Layout Peta
Layout peta merupakan tahapan akhir dari pembuatan peta daerah
potensial penangkapan ikan. Pembuatan layout peta perseberan suhu
permukaan laut, klorofil-a dan lokasi perkiraan daerah penangkapan ikan
dengan menggunakan software ArcView 9.3. Dilakukan penggabungan
beberapa layer yang dibutuhkan

dalam pembuatan layout peta daerah

potensial penangkapan ikan diantaranya adalah peta area fishing ground,
koordinat titik fishing ground, logo, legenda, mata angin, skala, serta
informasi mengenai nama wilayah perairan yang digunakan, sumber
perolehan data dan nama pembuat peta sebagai identitas.

18

2.4.6 Penyimpanan Peta
Tahapan dari mulai pemilihan satelit, perolehan data, pengolahan citra,
pengolahan data, layout peta dan terakhir adalah penyimpanan peta dalam
format jpg.Peta daerah potensial penangkapan ikan telah selesai dilakukan
dan dapat dibaca ataupun dianalisa sehingga dapat memberikan informasi
kepada nelayan setempat agar memudahkan nelayan dalam melakukan
kegiatan penangkapan ikan.
Skema Kerja Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan Ikan

Pemilihan
Satelit

Perolehan Data

Pengolahan
Citra
Pengolahan
Data
Layout Peta
Penyimpanan

Input Data
Cropping
Map
Convert Map
Pewarnaan
Peta
Stretching Map suhu
dan klorofil-a

peta
Peta Daerah
Potensial
Gambar
1.
Skema
Kerja
Penangkapan
IkanPembuatan Peta Daerah Potensial Penangkapan Ikan

Daftar Pustaka

19

Anonymous, 2000a.Departemen Kelautan dan Perikanan Tetapkan 9 (Sembilan)
Kebijakan Strategis.Pada Siaran Pers Tanggal 19 Desember 2000
Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta
,2000b. Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Memperkuat Landasan
Pembangunan

Ekonomi

Berkelanjutan.Badan

Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Jakarta.
BROK-SeaCORM, 2007.Perkembangan PPDPI di Wilayah Perairan Indonesia tahun
2004-2006. BROK – DKP.
Fauzan. 2011. Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Cakalang(Katsuwonus
pelamis) Berbasis sistem Informasi Geografis Diperairan Teluk Tomini
Provinsi Gorontalo. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Hasyim, Bidawi dkk, 2009.BERITA INDERAJA, Volume VIII, No. 15. Informasi Spasial
Zona Penangkapan Ikan Untuk Peningkatan Hasil Tangkapan Ikan.
LAPAN.Jakarta.
Ghazali,Iqbal dan Manan, Abdul.2012. Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Di Selat
Bali Berdasarkan Data Citra Satelit.Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Volume 4 No. 1. April 2012..IPB-Bogor.
Lincoln, Yvona S dan Egon, G. Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. Beverly Hills : Sage
Publications.
Lillesand, T.M. dan R. W. Kiefer 1990.Penginderaan Jauh dan Interptretasi
Citra.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Martono, 2006. Studi Variabilitas Lapisan Atas Perairan Samudera Hindia Berbasis
Model Laut dalam Prosiding Seminar

Nasional Aplikasi Sains dan

Teknologi
Nahib, Ir.Irmadi dkk,2010. Prediksi Sebaran Fishing Ground Menggunakan Data Modis
Multitemporal, Oseanografi Dan Kearifan Lokal Divalidasi Dengan Hasil

20

Tangkapan Real Yang Terplot Spasial.

Badan Koordinasi Survei Dan

Pemetaan Nasional. Jakarta.
Nazir, M. 1983. Metode Ilmiah. PT Ghhalia Indonesia. Jakarta
Patton, Michael Quinn.1987.Qualitative Evaluation Methods, Beverly Hills : Sage
Pulications.
Prasetyo, H,.1996. Konsep Benua Maritim Indonesia Untuk Mengaktualisasikan
Wawasan Nusantara.Makalah Disajikan Dalam Seminar Bmi (Benua
Maritim Indonesia). Naskah 1 (Konsepsi Bmi) Di Lemhanas .Juni
1996.Kerjasama Bppt – Wanhankamnas. Jakarta.
Raharjo, M.T. 2009. Aplikasi Citra Satelit Aqua MODIS untuk Prediksi Daerah
Tangkapan Ikan (Studi Kasus Perairan di Sekitar Surabaya dan Pulau
Madura).Surabaya : Tugas Akhir Jurusan Fisika, ITS.
Siddik Thoha, Achmad. 2008. Karya Tulis Karakteristik Citra Satelit. Departemen
kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Suryabrata, S. 1993. Metodologi Penelitian. Rajawali.Jakarta. 115 hal.
Zainuddin, M. dan Safruddin, 2008.Prediksi Daerah Penangkapan Ikan Cakalang
Berdasarkan Kondisi Oseonografi Diperairan Kabupaten Takalar Dan
Sekitarnya. Jurnal Sains Dan Tegnologi. Fakultas Ilmu Kelautan Dan
Perikanan. Universitas Hasnuddin. Makassar.

21

Lampiran

Lampiran. 1. Peta daerah PA 20 ( Laut Selatan Jawa Timur dan Bali)
Pengambilan Data yang akan dilakukan pada Praktek Kerja Lapang (PKL) ini
mengambil daerah PA 20 koordinat

110⁰BT - 116⁰BT dan 07⁰LU - 14⁰ LS (Laut

Selatan Jawa Timur dan Bali), melalui Google Earth yang akan menjadi data
pembuatan Peta Daerah Potensial Penangkapan Ikan (DPPI) di Lembaga Antariksa
dan Penerbangan Nasional (LAPAN).

22