Peranan Humas dalam Pembangunan Reputasi

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan rahmat, karunia serta ridha-Nya, sehingga penulis
dapat

menyelesaikan

makalah

tentang

“Peranan

Humas

dalam

Pembangunan Reputasi/Citra Institusi”. Makalah ini disusun sebagai salah
satu syarat mengikuti Test Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Tingkat
III di lingkungan Departemen Hukum dan HAM RI.
Dalam penulisan tugas makalah ini diharapkan dapat memberikan

informasi yang bermanfaat bagi kita. Selama menjalankan tugas sebagai
Kepala Sub Bagian Humas dan Laporan Kantor Wilayah Departemen
Hukum dan HAM Lampung, penulis telah menerima banyak bimbingan
dan saran-saran dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang setulusnya Kepada :
1. Bapak Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM
Lampung;
2. Bapak Kepala Divisi Administrasi Kantor Wilayah Departemen
Hukum dan HAM Lampung;
3. Bapak/Ibu

Kepala

Divisi

Pemasyarakatan,

Kepala

Divisi


Keimigrasian dan Kepala Divisi Pelayananan Hukum dan HAM
Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Lampung;
4. Ibu Kepala Bagian Penyusunan Program dan Laporan

1

5. Rekan-rekan serta semua pihak yang tidak dapat penyusun
sebutkan satu persatu yang telah membantu penyususnan dalam
pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap karya tulis ini dapat berguna dan
dapat

dipergunakan

sebagaimana

mestinya.

Penyusun


mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan di masa-masa
mendatang. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, Agustus 2009

Penyusun

I
2

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Era transparansi dan perkembangan teknologi informasi telah
menjadikan

masyarakat

lebih


kritis

dan

cenderung

terjadi

perubahan yang cepat di masyarakat. Kondisi seperti ini menuntut
instansi/organisasi
keinginan

untuk

mengakomodir

masyarakat/publik

untuk


dan

mengantisipasi

memperoleh

informasi.

Perkembangan teknologi informasi telah melahirkan perkembangan
yang cukup pesat pada media massa cetak dan elektronik.
Menjamurnya berbagai media massa dan derasnya arus informasi
yang

menerpa

masyarakat

belum


merupakan

jaminan

akan

memberi pencerahan kepada masyarakat, bahkan dalam beberapa
kasus justru membuat bingung masyarakat.
Sementara itu muncul pendapat bahwa dengan berkembangnya
teknologi informasi, maka informasi diserahkan kepada masyarakat
dan tidak lagi diurus oleh pemerintah. Peran pemerintah lebih
dititik beratkan hanya sebagai pembuat kebijakan, regulasi dan
fasilitasi. Dengan kondisi tersebut, diperlukan kelembagaan Humas
(Hubungan Masyarakat) dalam setiap instansi pemerintah untuk
mengimbangi arus informasi di masyarakat yang sewaktu-waktu
dapat merugikan instansi pemerintah. Humas atau yang lebih
dikenal sebagai PR (Public Relation) merupakan salah satu metode
komunikasi

untuk


menciptakan

citra

positif

dari

mitra

organisasi/instansi atas dasar menghormati kepentingan bersama.

1.2 Tujuan

3

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
berkenaan dengan peranan Humas instansi pemerintah sebagai
pembangun reputasi/citra organisasi. Sehingga dapat diharapkan

pembaca dapat memahami konsep-konsep tentang peranan Humas
dalam pembangunan reputasi/citra organisasi khususnya organisasi
pemerintah.
1.3 Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi
kepustakaan, yaitu dengan meresume berbagai buku-buku dan artikelartikel tentang kehumasan.

II
PEMBAHASAN MATERI
A. ARTI DAN PERANAN HUMAS
Seiring dengan diterapkannya sistem politik terbuka pada masa
reformasi, lembaga pemerintah mau tidak mau harus mengubah cara
pandangnya terhadap publiknya. Peran pemerintah di sini semakin
berkurang sedangkan peran masyarakat semakin besar. Paradigma ini
membawa pengaruh pada kualitas hubungan antara pemerintah dan
masyarakat. Jika dahulu perilaku pemerintah diposisikan lebih tinggi
daripada rakyat atau bahkan mungkin berperilaku seolah – olah
4

pemerintahan adalah sisitem yang tertutup "tidak butuh siapa – siapa"

maka patternnya kini menjadi pemerintah dan rakyat memiliki posisi
yang setara. Perubahan paradigma ini berhubungan juga dengan
perubahan pola komunikasinya yaitu komunikasi yang interaktif dan
transaksional.
Seiring dengan perubahan cara pandang tersebut maka sudah
seharusnya setiap aparat pemerintah sebagai pelayan masyarakat
memiliki kemampuan berhubungan dengan publiknya secara timbal
balik. Sejalan juga dengan fungsinya sebagai pelayan masyarakat
maka pemerintah harus mampu menempatkan diri sebagai mitra
masyarakat dengan mampu melayani masyarakat secara prima.
Mungkin terdengar agak janggal membahas Humas atau Public
Relations di lembaga pemerintah. Apakah benar lembaga pemerintah
yang nota bene adalah lembaga non profit memerlukan humas atau
Public Relations? Apa hubungannya antara Humas/Public relations
dengan pelayanan prima?
Untuk menjawab keheranan ini perlu dipahami terlebih dahulu apa itu
terminologi Humas atau Public relations. Memang sangat banyak
definis mengenai humas, beberapa yang akan dikutip di bawah ini
hanya sebagian kecil saja mengenai humas:
1. Cutlip and Center mendefinisikan Public Relations sebagai fungsi

manajemen yaitu mengidentifikasi, memantapkan serta membina

5

hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan
publiknya baik dalam keadaan sukses maupun gagal.
2. Grunig mengembangkan definisi tersebut menjadi manajemen
komunikasi antara organisasi dan publiknya.
3. Lawrence W.Long dan Vincent Hazelton mengembangkan sebuah
definisi baru yang lebih modern dan memadai bahwa Public
Relations adalah fungsi komunikasi melalui adaptasi organisasi,
mengubah atau membina hubungan dengan lingkungan dengan
tujuan bersama-sama mencapai tujuan dari organisasi. Pendekatan
ini menggambarkan bahwa Public Relations adalah lebih dari
sekedar mempersuasi melainkan juga membantu mengembangkan
kondisi komunikasi terbuka, saling pengertian/saling memahami
dengan didasari ide bahwa organisasi juga mau berubah (dalam
proses berperilaku dan bersikap) tidak hanya sebagi sasaran
khalayak saja. Dapat dikatakan bahwa organisasi dimungkinkan
mengubah kebijakan sebagai hasil tindak lanjut dari dialog dengan

lingkungannya.
Pemerintah saat ini telah memiliki kapasitas untuk mengungkapkan
informasi secara langsung. Kehadiran beragam situs resmi instansi
pemerintah yang telah menghabiskan anggaran miliaran rupiah,
kehadiran puluhan media massa internal pemerintah serta beragam
jurnal menunjukkan kemampuan pemerintah menyediakan informasi
yang

dibutuhkan

masyarakat.

6

Pemerintah

sebaiknya

mulai

mengurangi peran instansi swasta dalam pemberian informasi.Hampir
seluruh instansi pemerintah memiliki bagian humas, divisi yang
melakukan manajemen media massa, pembangun citra, jembatan
pemerintah dengan masyarakat, serta penghubung pemerintah
dengan

pers.

Humas

telah

melakukan

publikasi

internal,

memberdayakan kantor-kantor wilayah serta unit pelayanan teknis
agar berperan sebagai outlet informasi. Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : M – 01.PR.07.10
TAHUN 2005 tentang ORTA Kantor Wilayah Departemen Hukum dan
HAM, Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Laporan mempunyai
tugas melakukan pemberian informasi dan komunikasi kepada
masyarakat dan protokoler, serta penyiapan bahan evaluasi dan
laporan, pemantauan perkembangan program kegiatan-kegiatan di
lingkungan Kantor Wilayah.
Pejabat humas pemerintah sebenarnya memiliki kemampuan bersaing
dengan editor institusi swasta, khususnya dalam uji kompetensi.
Tetapi, citra pegawai negeri sipil selama ini selalu dianggap korup dan
terlalu santai. Kesan negatif pun telanjur menancap di benak
masyarakat kita. Citra warisan yang telah berumur puluhan tahun yang
semestinya diubah.
Sebelum bola reformasi bergulir, pemerintah memiliki imej sebagai
manipulator informasi. Bahkan setelah reformasi, imej ini tidak banyak
berubah. Pemerintah seolah dianggap 'musuh' yang harus dilawan.
Dengan bergulirnya reformasi, pemerintah menTransformasikan diri
agar menjadi pemerintahan yang bersih dan benar.

7

Masyarakat telah memahami hak-haknya yang sekaligus juga menjadi
kewajiban pemerintah. Dalam bidang pelayanan publik, masyarakat
menuntut

sistem

pemerintahan

yang

bersih

dan

transparan.

Masyarakat berhak atas akses informasi, sebaliknya pemerintah wajib
menjamin

akses

tersebut

terjaga

dan

terkontrol

agar

tidak

menimbulkan ekses negatif akibat eksploitasi pemberitaan yang
bombastis. Karena, pada akhirnya rakyat juga yang dirugikan.Wajah
aparat birokrasi kita yang memang carut-marut sudah saatnya
diperhatikan melalui perbaikan gaji sekaligus perbaikan kinerja dengan
terus meningkatkan citra pegawai negeri dan membangun sistem yang
transparan. Tentu implementasinya tidaklah mudah karena tradisi yang
tercipta selama puluhan tahun.
Seiring dengan perubahan menuju tatanan baru demokrasi, reformasi
segala bidang termasuk di dalamnya reformasi performa pegawai
negeri, sistem kehumasan serta sistem hubungan dengan media
massa, maka memberdayakan divisi humas untuk mengubah citra
aparat birokrasi agar lebih tanggap menyikapi fenomena masyarakat,
sangat penting.
Perkembangan teknologi informasi menuntut sub bagian humas
dituntut lebih responsif terhadap keluhan masyarakat. Bahwa institusi
pemerintah tidaklah seburuk yang disangka dan pegawai negeri
adalah juga rakyat Indonesia. Seyogianya bagian humas memang
harus diberdayakan untuk menjaga nama baik aparat pemerintah serta
menjalin kerja sama dengan pers agar tercipta pemberitaan yang
berimbang, bermanfaat, dan bertanggungjawab

8

B. MEMBANGUN REPUTASI ORGANISASI
Seringkali diperbincangkan mengenai

meningkatkan

reputasi

organisasi, salah satu upaya untuk meningkatkan reputasi organisasi
dengan cara mendapatkan sertifikasi ISO 9001 : 2000. Dengan kita
mengantongi sertifikat ISO tersebut, pada akhirnya diharapkan dapat
mengangkat reputasi kita. Sebenarnya apakah reputasi organisasi itu ?
Menurut Charles J. Fombrun, penulis buku Reputation : Realizing
Value From The Corporate Image (1996). Ada 2 hal penting yang
perlu dilewati untuk mencapai reputasi organisasi ; ke-2 hal tersebut
adalah : Identitas organisasi, Citra organisasi baru menuju ke reputasi
organisasi.
Reputasi diawali dari identitas organisasi sebagai starting point atau
titik pertama yang tercermin dalam nama perusahaan (logo) ataupun
penampilan fisik atau visual dalam berbagai bentuk (interior, seragam
karyawan,

alat

transportasi,

lingkungan).

Dapat

pula

materi

komunikasi, brosur, leaflet, iklan, laporan tahunan, pemberitaan media,
majalah, newsletter, materi presentasi, audio-visual dan lainnya.
Identitas organisasi bukan hanya berbentuk fisik atau verbal, tetapi
juga hal-hal yang bersifat non fisik seperti sejarah perusahaan, nilainilai, dan filosofi. Juga dalam berhubungan dengan masyarakat,
pengalaman pelanggan dan masyarakat dalam hubungan personal
dengan pimpinan dan karyawan perusahaan. Di sini juga menyangkut
pelayanan, gaya kerja dan komunikasi baik internal maupun interaksi
dengan pihak luar. Identitas organisasi tersebut menimbulkan atau
memberikan kesan pada masyarakat atau memancarkan citra kepada
public terkait (stakeholders), citra di mata konsumen, masyarakat

9

sekitar, dan karyawan sendiri. Kesan-kesan yang timbul itulah yang
dinamakan citra organisasi sehingga terciptalah Citra Organisasi.
Kumpulan citra di benak khalayak atau publik terkait itulah yang
membentuk reputasi organisasi.
Reputasi mencerminkan persepsi publik terkait mengenai tindakantindakan organisasi yang telah berlalu dan prospek organisasi di masa
datang, tentunya dibandingkan dengan organisasi sejenis atau
pesaing.
Empat sisi reputasi
Dari reputasi yang terbentuk menurut Fombrun, ada 4 sisi reputasi
organisasi yang perlu ditangani secara cermat , yaitu :
• Citra Kredibilitas (Credibility)
Merupakan citra yang ditujukan kepada investor (yayasan) di mana
credibility ini mempunyai 3 karakteristik yaitu, memperlihatkan
profitabilitas, dapat mempertahankan stabilitas dan adanya prospek
pertumbuhan yang baik.
• Terpercaya (Trustworthiness)
Citra ini di mata karyawan, di mana organisasi mendapat kepercayaan
dari karyawan (karyawan percaya pada organisasi), organisasi dapat
memberdayakan karyawan dengan optimal dan organisasi dapat
menimbulkan rasa memiliki dan kebanggaan bagi karyawan.
• Keterandalan (Reliability)
Citra ini dibangun untuk konsumen, melalui selalu menjaga mutu
produk atau jasa, menjamin terlaksananya pelayanan prima yang
diterima konsumen.
• Tanggungjawab sosial (Social Responsibility)
Citra untuk masyarakat sekitar, seberapa banyak atau berarti
organisasi membantu pengembangan masyarakat sekitar, seberapa
peduli organisasi terhadap masyarakat.

10

Kita dapat membuat prioritas kepada siapa atau khalayak mana yang
didahulukan, walaupun ke-4 macam citra tersebut saling terkait.
Dengan demikian untuk mencapai reputasi yang baik tidaklah dapat
diciptakan dengan segera, perlu upaya terus-menerus, konsisten serta
adanya komitmen untuk membangun citra melalui serangkaian
langkah-langkah dan penyediaan dana program.
Maka hendaknya ISO yang merupakan proses manajemen untuk
terciptanya standar mutu dapat memberikan kontribusi yang signifikan
dalam meningkatkan reputasi, paling tidak dalam membentuk citra
terpercaya dan citra keterhandalan.
C. PENINGKATAN PERANAN DAN FUNGSI HUMAS PEMERINTAH
Secara definitif Humas adalah suatu fungsi manajemen yang bertujuan
menjembatani antara institusi dengan stakeholder baik luar maupun
dalam. Apa pun yang terjadi di organisasi, humas harus tahu. Humas
harus mengetahui segala kebijakan yang lalu, sedang dan akan
diberlakukan organisasi. Seperti humas di perusahaan swasta, seperti
itulah idealnya Bagian Humas pemerintah pusat ataupun daerah. Jadi,
humas sebagai juru bicara pemerintah harus mengetahui segala
kebijakan pimpinan, latar belakang kebijakan yang diambil dan tujuan
yang diharapkan. Setiap kebijakan publik yang diambil itu dapat
diimplementasikan dengan baik, sangat membutuhkan dukungan
publik.

Tapi

bagaimana

publik

mau

mendukung,

kalau

tidak

mengetahui maksud kebijakan tersebut. Di samping itu, sering ditemui
masalah yaitu kebijakan publik yang diambil pejabat ditanggapi salah
oleh masyarakat. Ini terjadi, karena kurangnya informasi yang diterima
11

masyarakat terkait dengan maksud dan tujuan dari kebijakan tersebut.
Untuk itu sangat diperlukan ‘penyampai pesan’ yang baik, dan humas
harus mampu memfasilitasinya.
Untuk mewujudkan Bagian Humas yang ideal seperti perusahaan
swasta,

maka

Departemen

humas

Hukum

pemerintah

dan

HAM

khususnya
Lampung

Kantor

harus

Wilayah

benar-benar

diberdayakan. Menurut penulis, ada beberapa hal yang perlu dilakukan
yaitu meningkatkan SDM Bagian Humas, mengubah paradigma yang
keliru tentang humas, peningkatan sarana dan prasarana, koordinasi
pengelolaan informasi dan komitmen dari pimpinan.
Meningkatkan SDM Bagian Humas
Kualitas dan kuantitas pegawai bagian humas harus ditingkatkan
sesuai kebutuhan. Bagian Humas tak mungkin dapat melaksanakan
tugas dengan baik jika SDM-nya tidak dibenahi.
Bagi mereka yang telah lama menduduki suatu jabatan dirotasi dalam
rangka penyegaran, supaya tidak mengalami kejenuhan. Apabila ada
gap antara kemampuan pegawai dengan kualifikasi yang dibutuhkan,
perlu dilakukan pelatihan sesuai proporsinya.
Pelatihan dimaksud meliputi pelatihan jurnalistik untuk meningkatkan
kemampuan membuat rilis berita, sehingga kegiatan daerah lebih
banyak diekspos. Pelatihan pengetahuan kehumasan, sehingga dapat
mengetahui peran dan fungsi humas.
Mengubah Paradigma Keliru
Paradigma dimaksud menyempitkan

peran

dan

fungsi

humas

pemerintah, yaitu mengangap humas hanya sebagai peliput kegiatan,
urusan keprotokolan, penyusun rilis berita dan pengolah naskah
pidato. Padahal sebenarnya peran dan fungsi humas lebih luas dari itu,
12

yaitu

sebagai

jembatan

antara

birokrasi

dengan

pihak

luar.

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kebijakan yang
diambil organisasi dan menerima serta menggali informasi yang
berkembang di masyarakat, menyangkut kegiatan pemerintahan dan
pembangunan.
Ini harus dipahami oleh semua pihak. Jadi, kalau kepala Sub Bagian
Humas berbicara di koran, jangan ada pihak yang merasa dilangkahi.
Sebab, kewajiban humas memberikan penjelasan kepada pihak luar
mengenai

kebijakan

yang

diambil.

Tentunya

sepanjang

yang

diinformasikan masih dalam rel kebenaran, kepatutan dan kelayakan.
Terkait dengan hal ini, humas harus diberikan informasi yang jelas
mengenai langkah kebijakan yang diambil, baik latar belakang maupun
maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
Peningkatan Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana Sub Bagian Humas harus ditingkatkan sesuai
kebutuhan. Perangkat yang sangat dibutuhkan saat ini adalah fasilitas
internet, karena informasi harus dengan cepat diakses dan disebarkan
kepada pihak yang membutuhkan.
Peningkatan ini termasuk kemungkinan humas mempunyai media
sendiri baik cetak berupa jurnal atau buletin, maupun elektronik seperti
radio dan televisi dalam rangka penyebaran informasi secara luas dan
merata kepada masyarakat.
Kepentingan perlunya pemerintah pusat/daerah memiliki media sendiri,
untuk menutupi keterbatasan media massa. Misalnya, jika ada
pemberitaan yang keliru atau bersifat mengaburkan kebijakan
pemerintah dalam pembangunan selama ini, menjadi kewajiban media

13

pemerintah untuk meluruskan hal itu dengan menyampaikan informasi
yang lebih lengkap dan rinci.
Informasi terperinci akan sangat membantu. Berita lintas di media
massa mengenai sesuatu hal yang dibaca masyarakat, dapat dicari
tambahannya melalui penerbitan pemerintah. Jadi, apabila dua
informasi --media massa dan media pemerintah-- dapat dipergunakan
bersama-sama dan saling melengkapi. Hal itu dapat memperlancar
lajunya arus informasi yang berguna bagi masyarakat dan pemerintah.
Koordinasi Pengelolaan Informasi
Supaya informasi yang disampaikan berkualitas, cepat dan tepat
sasaran maka harus dilakukan koordinasi yang baik dengan berbagai
unit kerja dan instansi terkait. Bagian atau unit kerja sebaiknya
memberitahukan ke humas mengenai kegiatan di lingkungannya. Di
samping, memberikan informasi mengenai kebijakan yang diambil
dinas teknis terkait tentang pelayanan kepada publik. Dengan
demikian, humas punya persediaan ‘amunisi’ untuk bicara kepada
publik.
Informasi secara rutin dan berkala harus disampaikan ke humas,
sehingga data yang ada memiliki tingkat keakurasian yang tinggi dan
up to date. Selain itu, masyarakat yang memiliki informasi, masukan,
saran dan kritik terkait kebijakan dan pelayanan pemerintah, dapat
menyampaikannya ke Sub Bagian Humas, namun selama ini hal
tersebut tidak pernah dilaksanakan.
Komitmen Pimpinan
Semua hal di atas tak mungkin dapat berjalan dengan baik, jika tidak
ada komitmen dari pimpinan untuk memberikan ruang gerak bagi

14

humas untuk bekerja sesuai fungsinya. Pengaruh pimpinan ini sangat
dominan, karena mereka unsur kunci lahirnya kebijakan.
Pimpinan harus memiliki pandangan yang sama, bahwa humas adalah
penyampai informasi resmi pemerintah. Untuk itu humas harus
diberikan kewenangan guna mengali informasi seluasnya dan
menyampaikannya

ke

masyarakat,

sesuai

proporsi

dan

batas

kewenangannya. Pimpinan juga harus memahami, berita yang
disampaikan tidak harus mengenai keberhasilan institusi/organisasi
tetapi juga segala permasalahan yang dihadapi.
Kita beri kesempatan seluasnya kepada masyarakat untuk dapat
mengetahui kegagalan, kelemahan dan kekurangan yang mungkin
masih terdapat dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan
publik. Dengan demikian, semua pihak merasa terpanggil untuk
memberikan saran penyempurnaan baik yang bersifat teknis maupun
konseptual.
Jadi, informasi yang disampaikan harus jujur dan terbuka kepada
masyarakat, tak ada maksud menutupi, mengarahkan atau membela.
Semuanya dalam kerangka kebaikan dan pembangunan reputasi/citra
organisasi menuju kemajuan.
Kinerja Humas pemerintah, khususnya Departemen Hukum dan HAM
masih bisa dikembangkan lebih baik lagi. Bila diibaratkan dengan
pertandingan olahraga, humas belum menampilkan permainan terbaik.
Akibatnya para pemain masih canggung dalam bertanding dilapangan.
Kinerja yang terlihat masih jauh dari maksimal.
Bagaimana caranya agar humas dapat lebih diberdayakan dalam
struktur kerja departemen ?

15

Ada beberapa opsi yang bisa diaplikasikan dalam pemberdayaan
humas pemerintah. Program yang dapat dieksekusi dalam waktu yang
relatif singkat tetapi efektif dan efisien karena dapat menghemat
banyak waktu dan biaya di masa yang akan datang. Program yang
dirancang untuk merevitalisasi peran humas, sekaligus menjalankan
perannya yang strategis dalam kesinambungan kerja departemen
secara keseluruhan.
Humas dan Martabat Instansi
Reputasi, keberuntungan, bahkan
instansi/lembaga,

dapat

bergantung

eksistensi
dari

lanjutan

keberhasilan

suatu
humas

menafsirkan target publik untuk mendukung tujuan dan kebijakan dari
instansi tersebut. Seorang pejabat humas menyajikan review tersebut
sebagaimana halnya seorang konsultan atau seorang penasehat.
Selain itu, humas juga membangun dan memelihara hubungan positif
dengan publik.
Martabat suatu instansi sebenarnya tergantung bagaimana seorang
pejabat humas dapat menterjemahkan apa yang harus diinformasikan
kepada masyarakat tanpa menghilangkan wibawa instansi yang
bersangkutan.
Pejabat humas

harus

dapat

menguasai

dinamika

masyarakat

sekaligus memahami symbol dan kesan yang dapat ditimbulkannya.
Kerap terjadi martabat suatu instansi, sangat tergantung pada ikon –
ikon tertentu. Dalam kinerja humas pemerintah, ikon tersebut biasanya
adalah pemimpin seperti Menteri, Sekretaris Jenderal dan para
dirjen. Tugas humas dalah menjaga ikon tersebut agar citranya tetap

16

terjaga, bersih, berwibawa, karena citra ikon mencapai 65% dari citra
dan martabat institusi.
Pejabat Humas dalam Fungsi Organisasi
Fungsi manajerial adalah nadi seorang pejabat humas. Pejabat humas
menata sistem sekaligus menata lini tempurnya secara terstruktur
dalam menjalankan fungsi-fungsi organisasi, seperti menghadapi
media, komunitas dan masyarakat luas. Dalam hubungannya dengan
pemerintah,
pemerintah

humas mengurus
dengan

kampanye

parlemen,

sebagai

politik,

representasi

conflict-mediation,

atau

mengurus hubungan antara instansi dengan perwakilan negara asing
dan organisasi-organisasi internasional. Seorang pejabat humas tidak
bertugas untuk menjadi pajangan, tapi juga dituntut untuk mengerti
tingkah-laku dan memperhatikan media, pegawai dan kelompok lain
yang

juga

merupakan

bagian

dari

deskripsi

kerjanya.

Untuk

meningkatkan komunikasi, humas juga membangun dan memelihara
hubungan yang kooperatif dengan wakil-wakil komunitas, masyarakat,
pegawai dan public interest group, juga dengan perwakilan dari media
cetak dan broadcast.
Pendelegasian wewenang diperlukan karena humas adalah tim.
Tidaklah wajar bila tanggung jawab kehumasan dibebankan pada satu
personal saja. ‘One man show ’ cenderung menunjukkan kegagalan
pejabat humas dalam memanage dan memberdayakan tim kerjanya.
Humas dan Informasi
Humas menyampaikan informasi pada publik, mengenai kebijakan,
aktivitas dan prestasi dari suatu instansi. Tugas tersebut juga
berhubungan dengan mengupayakan pihak manajemen supaya tetap

17

sadar terhadap tingkah laku publik dan menaruh perhatian terhadap
grup-grup dan organisasi, dengan siapa mereka biasa berhubungan.
Humas menyiapkan pers rilis dan menghubungi orang-orang di media,
yang sekiranya dapat menerbitkan atau menyiarkan materi dan
informasi terkait dengan instansi dimana humas tersebut bernaung.
Banyak laporan khusus di radio atau televisi, berita di koran dan artikel
di majalah, bermula dari meja humas.
Humas dan Laporan
Humas mengatur dan

mengumpulkan

program-program

untuk

memelihara dan mempertahankan kontak antara perwakilan organisasi
dan publik. Humas mengatur speaking engagement, pidato untuk
kepentingan sebuah instansi, membuat film, slide, atau presentasi
visual lain dalam rapat dan merencanakan konvensi. Sebagai
tambahan, humas juga bertanggung jawab menyiapkan annual reports
dan menulis proposal untuk proyek-proyek yang beragam.
Humas Pemerintah
Dalam pemerintahan, humas sering disebut sebagai "sekretaris pers",
"information officer", "public affair specialist" atau "communications
specialist", bertugas menginformasikan pada publik mengenai aktivitas
yang dilakukan pemerintah dan pejabat-pejabat eselon I . Humas juga
berurusan dengan publisitas institusi, serta berurusan dengan semua
aspek

pekerjaan.

Humas

akan

menghubungi

orang-orang,

merencanakan dan melakukan penelitian dan menyiapkan material
untuk distribusi. Humas juga mengurus pekerjaan advertising atau
promosi untuk mendukung kegiatan sosialisasi kebijakan pemerintah.
Pemberdayaan Humas pemerintah dalam suatu pusat informasi juga
menjadi kunci dalam revitalisasi humas. Sumbar daya manusia, sarana
18

dan

prasarana

dibawah

landasan

hukum

yang

kokoh

dalam

manajemen yang terintegrasi akan menciptakan sinergi dalam
berkarya dengan lebih profesional.
III
KESIMPULAN

Dalam

pelaksanaan

menggunakan

pekerjaannya

konsep-konsep

seorang

manajemen

praktisi
untuk

humas

akan

mempermudah

pelaksanaan tugas-tugasnya. Bahwa proses humas (tahapan fact finding,
planning,

communicating,

evaluation).

sepenuhnya

mengacu

pada

pendekatan manajerial.
Untuk keperluan pembahasan manajemen hubungan masyarakat, maka
sementara manajemen itu dapat dirumuskan sebagai suatu proses dari
kelompok orang-orang yang secara koordinatif, memimpin kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
Dalam proses tersebut kita jumpai teknik-teknik dan koordinasi tertentu
yang dipergunakan oleh kelompok orang-orang yang disebut manajer di
dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan itu sendiri. Proses ini pun
mencakup fungsi-fungsi dasar dengan pendekatan analistik seperti
perencanaan,

pengorganisasian,

penggerakan,

pengawasan

dalam

melaksanakan manajemen (POAC, Planning, Organizing, Actuating,
Controlling).

19

Dengan melihat proses peranan manajemen dan hubungan masyarakat
(humas) dalam suatu organisasi yang sudah dikemukakan, dapatlah
dikatakan bahwa manajemen itu adalah upaya menyusun sasaran dan
kerja sama melalui orang lain. Di samping itu, untuk dapat mencapai
tujuan organisasi secara efisien dan efektif dan agar pekerjaan terlaksana
dengan baik. Fungsi dan tanggung jawab pejabat humas hendaknya
mengupayakan terjadinya hubungan yang lancar dan efektif antara semua
bagian dalam organisasi di satu sisi dan antara organisasi itu dengan
publik internal dan publik eksternal.
Staf humas harus menerapkan prinsip dasar fungsi hubungan masyarakat
dan mampu secara objektif menanggapi pendapat dan sikap publik.
Dengan demikian ia dapat memberi masukan pada pimpinan untuk
menciptakan lingkungan pekerjaan yang saling menguntungkan dan
berkelanjutan serta mampu bersaing.
Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, tiap staf humas harus
mempelajari

setiap

langkah

dan

sasaran

organisasi.

Memantau

keadaannya sejauh mana langkah dan sasaran itu akan mempengaruhi
lingkungan. Apakah pendapat umum terhadap langkah dan sasaran itu.
Hasil pemantauan hari ini dibandingkan lagi dengan hasil pemantauan
esoknya dan begitu seterusnya secara berkesinambungan, sehingga
pembangunan reputasi/citra organisasi/institusi dapat berjalan dengan
baik. Pembentukan Humas instansi berfungsi untuk menterjemahkan
kebijakan kepada intern (pegawainya) atau masyarakat/publik dan untuk

20

memonitor setiap sikap dan tingkah laku publik/masyarakat untuk
disampaikan kepada pimpinan instansi sebagai bahan pengambil
keputusan.
Bahan Bacaan :
1. Moore, Frazier. 2004. Humas, Membangun Citra dengan Komunikasi.
Bandung:Rosda.
2. Rachmadi. F. 1994. Public Relations dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Gramedia
3. Rumanti, Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations: Teori dan
Praktek. Jakarta: Gramedia Widiasarana
4. Majalah Hukum dan HAM Edisi: Vol. V No. 22, Februari 2007,
Departemen Hukum dan HAM RI, Jakarta

21

22