ANALISIS PERAN MANUSIA TERHADAP KEADAAN
ANALISIS PERAN MANUSIA TERHADAP KEADAAN EKOSISTEM
LINGKUNGAN HIDUP
ANGGA RAMADHA YAYAN
8111416293
[email protected]
Judul Buku
: Hukum Lingkungan Hidup
Penulis
: Dr. Beni Bram, S.H., M.H.
Penerbit
: Gramata Publishing
Tahun Terbit
: 2014
Kota Penerbit
: Bekasi
Bahasa Buku
: Indonesia
Jumlah Halaman : 144
ISBN Buku
: 978-602-8986-83-0
UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Ringkasan (Gagasan Utama)
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang harus berinteraksi
dengan alam sekitar yang berupa benda mati maupun benda hidup. Pengertian
lingkungan hidup secara otentik yaitu sebagai kesatuan ruang dengan semua
benda daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilaku, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainya. Manusia mempengaruhi lingkungan
hidupnya, sebab mengusahakan dan memanfaatkan sumber daya alam untuk
keperluan hidupnya. Peran manusia dalam menjaga keseimbangan ekosistem
adalah menjaga kelestarian alam lingkungan sekitar atau skala yang luas. Pada
perdapan modern sekarang yang kapitalis mendorong manusia begitu serakah
terhadap lingklungan hidup. Manusia pada masa sekarang memliki rasa yang
tidak pernah puas denag kebutuhan materi yang telah di milikinya dan timbul
rasa serakah terhadap lingkunganini, karena manusia memahami bahwa
sumber daya alam adalah materi yang mesti di eksploitasi untuk kepentingan
kebutuhan materinya yang konsumtif. Di masa modern sekarang pembangunan
tumbuh dan berkembang sejalan dengan segala permasalahannya. Kerusakan
dan pencemaran lingkungan erat kaitannya dengan aktivitas pembangunan
yang dilakukan oleh manusia. Dampak dari pencemaran dan perusakan
lingkungan yang amat mencemaskan dan menakutkan akibat dari aktivitas
pembangunan yang dilakukan manusia dan telah menjadi isu internasional.
Pembahasan
Peran utama manusia di dalam menjaga ekosistem yang tertuang di
dalam buku ini tidak di jelaskan secara rinci dan detail. Seharusnya peran
utama manusia yang harus tertuang di buku dalam ekosistem yaitu menjaga,
merawat, dan melestarikan lingkungan terutama di daerah sekitaran terlebih
dahulu baru meluas ke daerah yang lain. Pada dasarnya manusia tergantung
oleh lingkungan sekitar karena seluruh kebutuhan hidup yang di butuhkan
manusia setiap harinya telah di sediakan oleh alam sekitar kita. Penjelasan
tentang lingkungan yang di bahas di dalam buku ini memiliki penertian
menurut beberapa ahli yaitu:
a) Michael Allaby
Lingkungan hidup diartikan sebagai the physical, chemical and
biotic condition surrounding and organism.
b) Noughton dan Larry L Wolf
Lingkungan diartikan dengan sebuah faktor eksternal yang bersifat
biologis dan fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan,
pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisme.
c) Prof. Otto Soemarwoto
Lingkungan diartikan berupa sejumlah semua benda dan kondisi
yang ada dalam ruang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
d) Prof. Munadjat Danusaputro
Lingkungan diartikan semua benda dan perbuuatannya yang
terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup
serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
e) Penafsiran secara Otentik
Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang dengan smua benda
daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilaku yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya1.
Lingkungan hidup di indonesia sebagai suatu sistem yang terdiri dari
lingkungan sosial (sociosystem), lingkungan buatan ( technosystem), dan
lingkungan alam (ecosystem) dimana dari ketiga sitem tersebut saling
berhubungan dan saling melengkapinya. manusia tidak bisa berkutat pada satu
lingkungan semata melainkan harus berkutat di dalm tiga sistem lingkungan
tersebut. Namun unsur-unsur lingkungan hidup tidak di jelaskan di dalam buku
hukum lingkungan hidup ini. Unsur-unsur yang ada di lingkungan hidup yaitu:
1) Unsur Hayati (Biotik)
Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhl;uk hidup
seperti manusia, hewan, tumbu-tumbuhan, dan jasad renik
2) Unsur Fisik (Aboitik)
Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda tidak hidup
sepertitanah, air, udara, iklim dan lain-lain.
3) Unsur Sosial Budaya
Lingkungansosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku
sebagai makhluk sosial.
Akhir-akhir ini disadari bahwa manusia banyak melakukan perusakan
lingkungan dikarenakan masala biologis dan juga masalah moral yang
berkepanjangan. Perilaku manusia ini menimukan banyan kecemasan yang
sangat mendalam karena sudah melampui kehendak-kehendak manusia.
Dalam kaitannya dengan kesalahan cara pandang manusia tentang dirinya,
alam, dan hubungan manusia dengan alam, salah satu aspek penting dari
kesalahan cara pendang tersebut sangat berpengaruh terhadap paradigma
ilmu pengetahuan modern. Dalam upaya pelestarian lingkungan hidup ada
peraturan yang mengaturnya yaitu UU No. 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingklungan hidup (PPLH). Sekarang dengan
adanya konsep pembangunan yang berkelanjutan yang memadukan aspek
ekologis, sosial dan ekonomi dalam suatu strategi pembangunganan
merupakan formula yang sampai saat ini di gunakan oleh semua negara
termasuk Indonesia. Kerusakan dan pencemaran lingkunag yang di jelaskan
oleh penulis menurut J, Barros dan J.M Johnston erat kaitanya dengan aktivitas
pembangunan yang dilakukan manusia antara lain:
1 Dr. Deni Bram, SH., MH, Hukum Lingkungan Hidup, (Bekasi, Gramata Publishing, 2014), hlm. 2
a. Kegiatan-kegiatan industri dalam bentuk limbah, zat-zar buangan
yang berbahaya seperti logam berat, zat radio aktif dan lain-lain.
b. Kegiatan pertambangan berupa terjadinya kerusakan instalasi,
kebocoran, pencemaran buangan pertambangan, pencemaran
udara dan rusaknya lahan bekas pertambangan.
c. kegiatan transportasi berupa kebulan asap, naiknya suhu udara
kota, kebisingan kendaraan bermotor, tumpahan bahan bakar
beruapa minyak bumi dari kapal tengker.
d. Kegiatan pertanian terutama akibat dari pemakaian zat-zat kimia
untuk memberantas serangga/tumbuhan pengganggu,
sepertiinsektisida, pestisida, herbisida, fungisida dan pemakain
pupuk organi.
Pemanfaatan sumber daya alam di landasi oleh 3 pilar pembangunan
berkelanjutan yaitu:
(1)Menguntungkan secara ekonomi (economically viable)
(2)Diterima secara sosial (socially accaptable)
(3)Ramah lingkungan (environmentally sound)2
Penulis di dalam buku ini hanya memaparkan satu peraturan tentang
lingkungan. Ketentuan dalam suatu bentuk undang-undang yang mengatur
mengenai ketentuan-ketentuan pokok di bidang lingkungan yang
tertuangdalam Undang Undang Nomor 4 Tahun1982. Dalam perkembangannya
untuk menjalankan fungsi hukum yang komprehensif Undang Undang Nomor 4
Tahun 1982 direvisi dan diperbarui dengan Undang Undang Nomor 23 Tahun
1997 dan yang terbaru termuat dalam undang Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dijelaskan pula
tentang fungsi hukum dalam lingkungan hidup yang di ungkapkan oleh
Friedman yaitu:
a.
b.
c.
d.
kontrol sosial (ibarat polisi)
penyelesaian sengketa (dispute settlement)
skema distribusi barang dan jasa (good distributing scheme)
pemeliharaan sosial (social maintenance)
Berbagai petaka telah lingkungan yang di terima oleh masyarakat yang
menjadi korban dan peduli untuk melakukan penegakan hukum ligkungan
dilakukan dengan sunguh-sunguh dalam rangka melindungi lingkungan hidup
yang sudah semakin parah. Membangun masa depan yang peduli terhadap
lingkungan memerlukan keteguhan dan ketajaman visi yang sangat kuat,
karena anak-anak di masa modern sekarang ini jarang orang tua yang
menanamkan rasa peduli terhadap lingkunagn terutama lingkungan disekitar
terlebih dahulu. Dijelaskan pula banyak kejadian yang timbul akibat manusia
atau alam itu sendiri yang merugikan masyarakat yang terkena dampak
tersebut. Beberapa kejadian yang berdampak luas bagi lingkungan karena ulah
2 Marheini Ria Siombo, Tanggung Jawab pemda terhadap kerusakan lingkungan hidup kaitannya dengan kewenangan
perizinan di bidang kehutanan dan pertambangan, jurnal Dinamika Hukum,Vol. 14, No. 3 , Hlm. 395
manusia itu sendiri adalah pencemaran lingkungan laut yang terdapat di teluk
Buyat, Sulawesi Utara yang terjadi pada tahun 2004. Pencemaran itu terjadi
akibat pembuangan limbah industri tambang yang ditengarai sebagai penyakit
“minamata”, suatu jenis penyakit yang menakutkan karena akibat makanan
yang dikonsumsi terkontaminasi logam berat yang berupa arsen dan merkuri
dan yang bertanggung jawab atas kejadian itu adalah PT Newmont Minahasa
Raya. Mengenai masalah yang terjadi karena pencemaran laut itu sudah
termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999. Segala
pencemaran laut yang di timbulkan oleh apapun dan siapapun yang
berdampak mengurangi kualitas air laut tersebut dan harus melakuka
pertanggung jawaban atas segala kesalahan yang disengaja maupun yang
tidak di sengaja3. Selanjutnya kasus yang terjadi di Porong, Sidoarjo di
karenakan semburan lumpur panas yang menenggelamkan kurang lebih 10
desa. Atas kejadian itu pihak yang bertanggung jawab dengan terjadinya
musibah ini yaitu PT. Lapindo Brantas. Seharusnya di dalam menghadapi
kejadian ini pemerintah sudah mempertimbangkan tentang Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang analisis
mengenai dampak lingkungan hidup. Bahwa setaip usaha atau kegiatan yang
pada dasarnya menimbulkan dampak pada lingkungan perlu dianalisis sejak
awal perencanaanya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan
dampak positif dapat dipersiapakan secara dini4. Kesadaran lingkungan pada
tingkat global mulai berkembang setelah didasari bahwa berbagai kerusakan
lingkungan dan sumber dari dampak perbuatan manusia terlebih pada industri.
dari berbagai masalh yang timbul di kalangan global banyak diadakanya
perundingan-perundingan untuk mengatsi maslah tersebut. perundingan
tersebut terdiri dari:
(1)Konferensi Tingkat Tinggi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) di Stockholm
pada bulan Mei 1972.
(2)Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro Brazil pada tahun 1992.
(3)Protokol Kioto di Jepang pada tahun 1997.
Dalam kondisi masyarakat Indonesia sekarang semakin memprihatinkan hal
ini sebabkan karena penerapan peraturan yang kurang atau bahkan tidak sama
sekali. Seharusnya pemerintah Indonesia bertindak secara tegas tentang
bagaimana kerusakn lingkungan ini terjadi baik dilakukan orang maupun
badan-badan tertentu agar bisa menjaga lingkungan hidup ini tetap lestari.
3 Pasal 1, Peratuan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut.
4 Pasal 3, Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
LINGKUNGAN HIDUP
ANGGA RAMADHA YAYAN
8111416293
[email protected]
Judul Buku
: Hukum Lingkungan Hidup
Penulis
: Dr. Beni Bram, S.H., M.H.
Penerbit
: Gramata Publishing
Tahun Terbit
: 2014
Kota Penerbit
: Bekasi
Bahasa Buku
: Indonesia
Jumlah Halaman : 144
ISBN Buku
: 978-602-8986-83-0
UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Ringkasan (Gagasan Utama)
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang harus berinteraksi
dengan alam sekitar yang berupa benda mati maupun benda hidup. Pengertian
lingkungan hidup secara otentik yaitu sebagai kesatuan ruang dengan semua
benda daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilaku, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainya. Manusia mempengaruhi lingkungan
hidupnya, sebab mengusahakan dan memanfaatkan sumber daya alam untuk
keperluan hidupnya. Peran manusia dalam menjaga keseimbangan ekosistem
adalah menjaga kelestarian alam lingkungan sekitar atau skala yang luas. Pada
perdapan modern sekarang yang kapitalis mendorong manusia begitu serakah
terhadap lingklungan hidup. Manusia pada masa sekarang memliki rasa yang
tidak pernah puas denag kebutuhan materi yang telah di milikinya dan timbul
rasa serakah terhadap lingkunganini, karena manusia memahami bahwa
sumber daya alam adalah materi yang mesti di eksploitasi untuk kepentingan
kebutuhan materinya yang konsumtif. Di masa modern sekarang pembangunan
tumbuh dan berkembang sejalan dengan segala permasalahannya. Kerusakan
dan pencemaran lingkungan erat kaitannya dengan aktivitas pembangunan
yang dilakukan oleh manusia. Dampak dari pencemaran dan perusakan
lingkungan yang amat mencemaskan dan menakutkan akibat dari aktivitas
pembangunan yang dilakukan manusia dan telah menjadi isu internasional.
Pembahasan
Peran utama manusia di dalam menjaga ekosistem yang tertuang di
dalam buku ini tidak di jelaskan secara rinci dan detail. Seharusnya peran
utama manusia yang harus tertuang di buku dalam ekosistem yaitu menjaga,
merawat, dan melestarikan lingkungan terutama di daerah sekitaran terlebih
dahulu baru meluas ke daerah yang lain. Pada dasarnya manusia tergantung
oleh lingkungan sekitar karena seluruh kebutuhan hidup yang di butuhkan
manusia setiap harinya telah di sediakan oleh alam sekitar kita. Penjelasan
tentang lingkungan yang di bahas di dalam buku ini memiliki penertian
menurut beberapa ahli yaitu:
a) Michael Allaby
Lingkungan hidup diartikan sebagai the physical, chemical and
biotic condition surrounding and organism.
b) Noughton dan Larry L Wolf
Lingkungan diartikan dengan sebuah faktor eksternal yang bersifat
biologis dan fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan,
pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisme.
c) Prof. Otto Soemarwoto
Lingkungan diartikan berupa sejumlah semua benda dan kondisi
yang ada dalam ruang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
d) Prof. Munadjat Danusaputro
Lingkungan diartikan semua benda dan perbuuatannya yang
terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup
serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
e) Penafsiran secara Otentik
Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang dengan smua benda
daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilaku yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya1.
Lingkungan hidup di indonesia sebagai suatu sistem yang terdiri dari
lingkungan sosial (sociosystem), lingkungan buatan ( technosystem), dan
lingkungan alam (ecosystem) dimana dari ketiga sitem tersebut saling
berhubungan dan saling melengkapinya. manusia tidak bisa berkutat pada satu
lingkungan semata melainkan harus berkutat di dalm tiga sistem lingkungan
tersebut. Namun unsur-unsur lingkungan hidup tidak di jelaskan di dalam buku
hukum lingkungan hidup ini. Unsur-unsur yang ada di lingkungan hidup yaitu:
1) Unsur Hayati (Biotik)
Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhl;uk hidup
seperti manusia, hewan, tumbu-tumbuhan, dan jasad renik
2) Unsur Fisik (Aboitik)
Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda tidak hidup
sepertitanah, air, udara, iklim dan lain-lain.
3) Unsur Sosial Budaya
Lingkungansosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku
sebagai makhluk sosial.
Akhir-akhir ini disadari bahwa manusia banyak melakukan perusakan
lingkungan dikarenakan masala biologis dan juga masalah moral yang
berkepanjangan. Perilaku manusia ini menimukan banyan kecemasan yang
sangat mendalam karena sudah melampui kehendak-kehendak manusia.
Dalam kaitannya dengan kesalahan cara pandang manusia tentang dirinya,
alam, dan hubungan manusia dengan alam, salah satu aspek penting dari
kesalahan cara pendang tersebut sangat berpengaruh terhadap paradigma
ilmu pengetahuan modern. Dalam upaya pelestarian lingkungan hidup ada
peraturan yang mengaturnya yaitu UU No. 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingklungan hidup (PPLH). Sekarang dengan
adanya konsep pembangunan yang berkelanjutan yang memadukan aspek
ekologis, sosial dan ekonomi dalam suatu strategi pembangunganan
merupakan formula yang sampai saat ini di gunakan oleh semua negara
termasuk Indonesia. Kerusakan dan pencemaran lingkunag yang di jelaskan
oleh penulis menurut J, Barros dan J.M Johnston erat kaitanya dengan aktivitas
pembangunan yang dilakukan manusia antara lain:
1 Dr. Deni Bram, SH., MH, Hukum Lingkungan Hidup, (Bekasi, Gramata Publishing, 2014), hlm. 2
a. Kegiatan-kegiatan industri dalam bentuk limbah, zat-zar buangan
yang berbahaya seperti logam berat, zat radio aktif dan lain-lain.
b. Kegiatan pertambangan berupa terjadinya kerusakan instalasi,
kebocoran, pencemaran buangan pertambangan, pencemaran
udara dan rusaknya lahan bekas pertambangan.
c. kegiatan transportasi berupa kebulan asap, naiknya suhu udara
kota, kebisingan kendaraan bermotor, tumpahan bahan bakar
beruapa minyak bumi dari kapal tengker.
d. Kegiatan pertanian terutama akibat dari pemakaian zat-zat kimia
untuk memberantas serangga/tumbuhan pengganggu,
sepertiinsektisida, pestisida, herbisida, fungisida dan pemakain
pupuk organi.
Pemanfaatan sumber daya alam di landasi oleh 3 pilar pembangunan
berkelanjutan yaitu:
(1)Menguntungkan secara ekonomi (economically viable)
(2)Diterima secara sosial (socially accaptable)
(3)Ramah lingkungan (environmentally sound)2
Penulis di dalam buku ini hanya memaparkan satu peraturan tentang
lingkungan. Ketentuan dalam suatu bentuk undang-undang yang mengatur
mengenai ketentuan-ketentuan pokok di bidang lingkungan yang
tertuangdalam Undang Undang Nomor 4 Tahun1982. Dalam perkembangannya
untuk menjalankan fungsi hukum yang komprehensif Undang Undang Nomor 4
Tahun 1982 direvisi dan diperbarui dengan Undang Undang Nomor 23 Tahun
1997 dan yang terbaru termuat dalam undang Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dijelaskan pula
tentang fungsi hukum dalam lingkungan hidup yang di ungkapkan oleh
Friedman yaitu:
a.
b.
c.
d.
kontrol sosial (ibarat polisi)
penyelesaian sengketa (dispute settlement)
skema distribusi barang dan jasa (good distributing scheme)
pemeliharaan sosial (social maintenance)
Berbagai petaka telah lingkungan yang di terima oleh masyarakat yang
menjadi korban dan peduli untuk melakukan penegakan hukum ligkungan
dilakukan dengan sunguh-sunguh dalam rangka melindungi lingkungan hidup
yang sudah semakin parah. Membangun masa depan yang peduli terhadap
lingkungan memerlukan keteguhan dan ketajaman visi yang sangat kuat,
karena anak-anak di masa modern sekarang ini jarang orang tua yang
menanamkan rasa peduli terhadap lingkunagn terutama lingkungan disekitar
terlebih dahulu. Dijelaskan pula banyak kejadian yang timbul akibat manusia
atau alam itu sendiri yang merugikan masyarakat yang terkena dampak
tersebut. Beberapa kejadian yang berdampak luas bagi lingkungan karena ulah
2 Marheini Ria Siombo, Tanggung Jawab pemda terhadap kerusakan lingkungan hidup kaitannya dengan kewenangan
perizinan di bidang kehutanan dan pertambangan, jurnal Dinamika Hukum,Vol. 14, No. 3 , Hlm. 395
manusia itu sendiri adalah pencemaran lingkungan laut yang terdapat di teluk
Buyat, Sulawesi Utara yang terjadi pada tahun 2004. Pencemaran itu terjadi
akibat pembuangan limbah industri tambang yang ditengarai sebagai penyakit
“minamata”, suatu jenis penyakit yang menakutkan karena akibat makanan
yang dikonsumsi terkontaminasi logam berat yang berupa arsen dan merkuri
dan yang bertanggung jawab atas kejadian itu adalah PT Newmont Minahasa
Raya. Mengenai masalah yang terjadi karena pencemaran laut itu sudah
termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999. Segala
pencemaran laut yang di timbulkan oleh apapun dan siapapun yang
berdampak mengurangi kualitas air laut tersebut dan harus melakuka
pertanggung jawaban atas segala kesalahan yang disengaja maupun yang
tidak di sengaja3. Selanjutnya kasus yang terjadi di Porong, Sidoarjo di
karenakan semburan lumpur panas yang menenggelamkan kurang lebih 10
desa. Atas kejadian itu pihak yang bertanggung jawab dengan terjadinya
musibah ini yaitu PT. Lapindo Brantas. Seharusnya di dalam menghadapi
kejadian ini pemerintah sudah mempertimbangkan tentang Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang analisis
mengenai dampak lingkungan hidup. Bahwa setaip usaha atau kegiatan yang
pada dasarnya menimbulkan dampak pada lingkungan perlu dianalisis sejak
awal perencanaanya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan
dampak positif dapat dipersiapakan secara dini4. Kesadaran lingkungan pada
tingkat global mulai berkembang setelah didasari bahwa berbagai kerusakan
lingkungan dan sumber dari dampak perbuatan manusia terlebih pada industri.
dari berbagai masalh yang timbul di kalangan global banyak diadakanya
perundingan-perundingan untuk mengatsi maslah tersebut. perundingan
tersebut terdiri dari:
(1)Konferensi Tingkat Tinggi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) di Stockholm
pada bulan Mei 1972.
(2)Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro Brazil pada tahun 1992.
(3)Protokol Kioto di Jepang pada tahun 1997.
Dalam kondisi masyarakat Indonesia sekarang semakin memprihatinkan hal
ini sebabkan karena penerapan peraturan yang kurang atau bahkan tidak sama
sekali. Seharusnya pemerintah Indonesia bertindak secara tegas tentang
bagaimana kerusakn lingkungan ini terjadi baik dilakukan orang maupun
badan-badan tertentu agar bisa menjaga lingkungan hidup ini tetap lestari.
3 Pasal 1, Peratuan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut.
4 Pasal 3, Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.