PEMBENGKAKAN SEL TUBULUS PROKSIMAL GINJAL MENCIT (MUS MUSCULUS L.) JANTAN GALUR BALBC AKIBAT PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA [PHALERIA MACROCARPA (SCHEFF.)BOERL.]

  

PEM BENGKAKAN SEL TUBULUS PROKSIM AL GINJAL

M ENCIT (M US M USCULUS L.) JANTAN GALUR BALB/ C

AKIBAT PEM BERIAN EKSTRAK BUAH M AHKOTA DEW A

[PHALERIA M ACROCARPA (SCHEFF.)BOERL.]

  

Susianti, Jhons Fatriyadi Suw andi, Afdinda Firtanti

Program St udi Pendidikan Dokter Universit as Lampung

  

E-mail: susiant [email protected]

ABSTRAK

  M ahkot a dew a banyak digunakan sebagai obat t radisional. M eskipun t anaman mahkot a dew a (Phaleria macrocarpa) sangat popular sebagai t anaman obat , namun t ernyat a t anaman ini memiliki efek samping, diant aranya dapat menimbulkan bengkak, sariaw an, demam, bahkan t idak sadarkan diri. Oleh karena it u perlu diamat i pengaruhnya t erhadap berbagai organ t ermasuk ginjal. Penelit ian ini bert ujuan unt uk menget ahui pengaruh pemberian ekst rak buah mahkot a dew a (Phaleria macrocarpa) pada gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal dan menget ahui hubungan peningkat an dosis mahkot a dew a (Phaleria macrocarpa) dengan gambaran hist opat ologi ginjal mencit . Subjek penelit ian menggunakan 20 ekor mencit jant an galur Balb/ c dengan 5 ulangan pada t iap kelom pok. M encit dibagi menjadi 5 kelompok yait u kelompok I adalah kelompok cont rol, kelompok II diberi ekst rak buah mahkot a dew a mahkot a dew a (Phaleria macrocarpa) 2,3gr/ kgbb/ hari, kelompok III diberi ekst rak buah mahkot a dew a mahkot a dew a (Phaleria macrocarpa) 4,6gr/ kgbb/ hari, dan kelompok IV diberi ekst rak buah mahkot a dew a mahkot a dew a (Phaleria macrocarpa) 9,2gr/ kgbb/ hari. Hasil penelit ian menunjukkan bahw a present ase rat a-rat a gambaran pembengkakan sel pada kelompok I : 0% ±0; kelompok II : 25,80% ±5,69; kelompok III : 55,64% ±3,59; and kelom pok IV: 64,04% ±3,21. Hasil uji one

  

w ay ANOVA didapat kan p value = 0,000. Hal ini menunjukkan bahw a t erdapat

  hubungan yang bermakna ant ara perlakuan t erhadap gambaran pembengkakan sel t ubulus proksimal ginjal mencit pada semua kelompok. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan hubungan yang sangat kuat ant ara peningkat an dosis mahkot a dew a (Phaleria macrocarpa) dengan gambaran pembengkakan sel t ubulus proksimal ginjal mencit jant an (M us musculus). mahkot a dew a (Phaleria macrocarpa), t ubulus proksimal ginjal,

  Kata kunci : hist opat ologi

  ISBN 978–979-8510-20-5 Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III

  PENDAHULUAN Sejak dulu pengobat an t radisional sudah dilirik dan dijadikan alt ernat if

pengobat an unt uk mencegah maupun menanggulangi berbagai keluhan dan

penyakit . Salah sat u t umbuhan obat Indonesia yang sangat populer adalah

  mahkot a dew a (Phaleria macrocarpa (Scheff.)Boerl.) dari suku Thymelaceae (Burkill, 1966).

  Tumbuhan mahkot a dew a memang banyak digunakan sebagai obat t radisional, baik secara t unggal maupun dicampur dengan obat -obat an t radisional lainnya. Bagian yang paling banyak digunakan adalah buahnya. Hal ini dikarenakan t anaman mahkot a dew a mengandung senyaw a-senyaw a yang berkhasiat unt uk ant ihist amin, ant ioksidan, obat asam urat , liver, remat ik, kencing manis, t ekanan darah t inggi sampai kanker (Harmant o, 2003).

  Penelit ian t ent ang uji akt ivit as dan karakt erisasi senyaw a akt if mahkot a dew a t erus dikembangkan. Soeksmant o (2007) menemukan bahw a akt ivit as ant ioksidan dengan menggunakan ekst rak et anol t ernyat a paling t inggi t erdapat pada buah bila dibandingkan dengan bagian t anaman lainnya dari mahkot a dew a. Hal t ersebut m ungkin dikarenakan komposisi buahnya mengandung senyaw a flavonoid yang t inggi, disamping senyaw a alkaloid, saponin, fenolik hidrokuinon, t anin, st eroid, monot erpen dan sesquit erpen (Arini dkk., 2003).

  M enurut Padua dkk. (1999) senyaw a alkaloid bersifat det oksifikasi yang dapat menet ralisir racun di dalam t ubuh. Saponin selain mempunyai akt ivit as farmakologik sebagai ant i-inflamasi, ant it usif, ekspekt oran, analget ik, juga berefek sit ot oksik. Sedangkan flavonoid mem iliki akt ivit as farmakologik sebagai ant iinflamasi, analget ik, ant idiare, ant it umor, ant ioksidan dan imunost imulan.

  Selain memiliki khasiat obat , t ernyat a t umbuhan mahkot a dew a juga memiliki efek beracun. Apabila dikonsumsi secara langsung t umbuhan ini dapat menyebabkan bengkak, sariaw an, mat i rasa pada lidah, kaku, demam, bahkan dapat menyebabkan pingsan (Harmant o, 2002).

  Beberapa penelit i mencoba membukt ikan efek samping t anaman mahkot a dew a kait annya langsung dengan organ-organ t ert ent u. Sepert i Noviana (2003) yang menelit i efek ekst rak buah mahkot a dew a dengan menggunakan dosis lazim di masyarakat (dosis pert engahan dalam penelit ian 3,2 gr/ kgBB t ikus put ih at au 0,48 gr/ hari unt uk t ikus 150 gram) unt uk menget ahui gambaran hist opat ologi hat i selama 31 hari, mendapat kan perubahan gambaran hist opat ologik sel hat i t ikus put ih berupa degenerasi ballooning pada area sent ralobular. Namun, informasi mengenai pengaruh konsumsi buah mahkot a dew a pada ginjal belum banyak dit emukan.

  Ginjal merupakan organ kedua set elah hepar, yang paling sering menjadi sasaran perusakan oleh zat – zat kimia. Hal ini disebabkan banyak zat kimia yang diekskresi melalui urin (Underw ood, 1999). Ginjal merupakan pint u gerbang ut ama ekskresi zat -zat hasil pencernaan at au hasil met abolisme. M eskipun berat ginjal hanya 1 % dari berat badan, t et api darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya merupakan 21% dari curah jant ung at au sekit ar 1200 m l/ menit (Guyt on, 2008). Kemampuan ginjal unt uk mengkonsent rasikan larut an dan subst ansi juga menjadikan ginjal rent an t erhadap perusakan oleh zat kimia. Hal ini menjadikan ginjal sangat peka t erhadap bahan-bahan kim ia yang berbahaya yang ada di dalam sirkulasi darah (Underw ood,1999). Pada mahkot a dew a yang dikonsumsi secara berlebihan dikhaw at irkan dapat bersifat nefrot oksik pada jaringan ginjal.

  Salah sat u bagian ginjal yang paling sering t erjadi kerusakan disebabkan zat kimia adalah t ubulus proksimal. Sekit ar 60-80% proses reabsorbsi hasil filt rasi t erbesar t erjadi di t ubulus proksimal ini. Selain it u, t ubulus proksimal peka t erhadap anoksia dan m udah hancur karena keracunan akibat kont ak dengan bahan-bahan yang diekskresikan melalui ginjal. Kerusakan yang sering t erjadi adalah nekrosis t ubulus dan hiperplasia at au hipoplasia t ubulus (Underw ood, 1999). Sehingga banyak penelit i yang memfokuskan objek penelit iannya pada t ubulus proksimal ginjal. Sepert i penelit ian yang dilakukan oleh fit riani (2006) yang menelit i pengaruh pemberian Pheret ima aspergillum 70 mg/ hr selama 4 hari pada mencit jant an Balb/ c dan dit emukan adanya kerusakan pada t ubulus proksimal ginjal. M enurut nya sel epit el t ubulus proksimal ginjal ini merupakan sel yang mudah hancur oleh t oksin, t erut ama t oksin Pheret ima aspergillum yang dipaparkan pada penelit ian ini.

  Kandungan senyaw a flavonoid pada t anaman buah mahkot a dew a ini t ernyat a memiliki pot ensi yang cukup beralasan unt uk menjadikannya sebagai suat u ant i-inflammatory agent s yang baru. Salah sat u mekanismenya yang pent ing adalah inhibisi enzym golongan eicosanoid t erut ama phospholipase A

  2

  (PLA ), cyclooxygenases (COX), lipooxygenases (LOX) dan nit ric oxide synt hase

  2

  (NOS) yang kemudian akan berimbas pada penurunan konsent rasi prost aglandin dan leukot rien (Kim dkk., 2004). Pada orang yang mempunyai fakt or predisposisi, penekanan produksi prost aglandin kom pensat orik dapat meningkat kan pengurangan aliran darah ginjal dan filt rasi glomerulus (Nasut ion, 1992).

  Penelit ian ilmiah mengenai buah mahkot a dew a yang lain yait u penelit ian yang dilakukan oleh Soeksmant o (2006). Soeksmant o menggunakan ekst rak but anol buah t ua dari t umbuhan mahkot a dew a unt uk menget ahui pengaruhnya pada t ubulus proksimal mencit jant an. Hasil penelit iannya, pada dosis 170 mg/ kg BB yang diberikan dalam dosis t unggal, dijumpai adanya nekrosis ringan pada t ubulus proksimal.

  M elihat adanya kemampuan merusak dari penggunaan buah mahkot a dew a ini, penelit i menjadi t ert arik unt uk membukt ikan adanya pengaruh ekst rak buah mahkot a dew a pada gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal.

TUJUAN PENELITIAN

  Penelit ian ini bert ujuan unt uk menganalisa adanya kerusakan pada gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal mencit jant an galur Balb/ c akibat pemberian ekst rak buah mahkot a dew a.

  M ETODE PENELITIAN

  Penelit ian ini merupakan penelit ian eksperiment al dengan met ode acak t erkont rol. M enggunakan 20 ekor mencit (M us musculus L.) jant an galur Balb/ c berumur 3 - 4 bulan yang dipilih secara random yang dibagi menjadi 4 kelompok, dengan pengulangan sebanyak 5 kali, unt uk digunakan sebagai penelit ian. Penelit ian dilakukan di Laborat orium Program St udi Pendidikan Dokt er Unila dan pembuat an preparat hist ologi di bagian Pat ologi di Balai Penyidikan dan Pengujian Vet eriner (BPPV) Regional III Bandar Lampung. Wakt u penelit ian selama 1 bulan.

  Prosedur penelit ian yang dilakukan adalah sebagai berikut : buah mahkot a dew a disiapkan dengan cara dibuat ekst rak menggunakan pelarut air, lalu mencit sebanyak 20 ekor dikelompokkan dalam 4 kelompok, yait u kelompok I sebagai kont rol normal (hanya diberi aquades 1 mL dan t idak diberikan ekst rak buah mahkot a dew a), kelompok II adalah kelom pok perlakuan coba dengan pemberian ekst rak buah mahkot a dew a dengan dosis 2,3 gr/ KgBB, kelompok III adalah kelompok perlakuan coba dengan pemberian ekst rak buah mahkot a dew a dengan dosis 4,6 gr/ kgBB (merupakan dosis yg lazim digunakan di masyarakat ), dan kelompok IV adalah kelompok perlakuan coba dengan pemberian ekst rak buah mahkot a dew a dosis 9,2 gr/ kgBB. Set elah diberikan w akt u unt uk beradapt asi mencit dicekoki dengan ekst rak buah mahkot a dew a selama 14 hari , sat u kali set iap hari. M encit t et ap diberikan makan dan minum secara ad libit um. Set elah 14 hari, perlakuan dihent ikan, lalu lim a mencit dari t iap kelompok dinarkosis dengan kloroform , dilakukan laparot omi, dan diambil ginjalnya unt uk dibuat sediaan mikroskopis. Pembuat an sediaan mikroskopis menggunakan met ode paraffin dan pew arnaan Hemat oksilin Eosin. Sediaan m ikroskopis diperiksa dibaw ah m ikroskop sinar dengan pembesaran 400X. Dat a yang diperoleh dianalisis menggunakan program SPSS versi 17.0, dengan met ode uji st at ist ik one w ay ANOVA dan uji korelasi Pearson.

  Variabel yang digunakan dalam penelit ian ini meliput i variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah dosis pemberian ekst rak buah mahkot a dew a, sedangkan variabel dependen variabel dependen adalah gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal mencit .

HASIL DAN PEM BAHASAN

  Set elah dilakukan penelit ian didapat kan hasil pengamat an berupa preparat ginjal pada masing-masing kelompok. Preparat ini kemudian dianalisis derajat pembengkakan selnya secara mikroskopik dengan bant uan m ikroskop cahaya perbesaran 400x dalam 5 lapang pandang penglihat an. Kerusakan gambaran hist opat ologi ginjal berupa pembengkakan sel t ubulus ginjal ini t ernyat a semakin luas seiring dengan peningkat an dosis perlakuan. Grafik perbandingan persent ase sel yang mengalami pembengkakan sel t ampak pada Gambar 1.

  Hasil penilaian derajat pembengkakan sel t ubulus proksimal pada gambaran mikroskopis ginjal kemudian dianalisis degan menggunakan uji one

  

w ay ANOVA dan didapat kan nilai p = 0,000 yang berart i t erdapat perbedaan yang

  bermakna ant ara ke empat kelompok perlakuan. Unt uk menget ahui perbedaan t ingkat pembengkakan sel t ubulus proksimal ginjal ant ar kelompok maka dilakukan analisis Post Hoc LSD. Hasil analisis menunjukkan nilai p kelompok kont rol dengan semua kelompok < 0,05 sepert i yang t erlampir pada lampiran 2, yang art inya t erdapat perbedaan yang signifikan ant ara gambaran hist opat ologi kelompok kont rol dengan gambaran pada kelompok lain.

  70,00% 64,04% 55.64%

  60,00% L E S

  50,00% N A K

  40,00% A K G

  30,00% N

  25,80% E B

  20,00% Series 1

  M E P 10,00% 0,00%

  0%

Kont rol Dosis 2,3 Dosis 4,6 Dosis 9,2

gr/ kgBB gr/ kgBB gr/ kgBB

KELOM POK

  Gambar 1. Grafik Rat a-Rat a Persent ase Pembengkakan Sel Tubulus Proksimal

  Ginjal M encit Unt uk menget ahui besarnya korelasi ant ara peningkat an dosis mahkot a dew a dengan gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal mencit pada pengamat an secara mikroskopis maka dilakukan analisis korelasi Pearson. Kemudian didapat kan nilai p=0,000 yang menunjukkan bahw a korelasi ant ara peningkat an dosis mahkot a dew a dengan gambaran hist opat ologi adalah bermakna. Nilai korelasi Pearson didapat kan sebesar 0,970 menunjukkan arah korelasi posit if dengan kekuat an korelasi sangat kuat .

  Berdasarkan hasil penelit ian yang t elah dilakukan didapat kan hasil yang menunjukkan adanya pengaruh pemberian ekst rak buah mahkot a dew a selama 14 hari t erhadap gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal mencit . Kerusakan gambaran hist opat ologi ini khususnya berpengaruh pada t ubulus proksimal ginjal dimana sel-sel epit elnya mengalami pembengkakan sel. Sepert i yang t erlihat pada hasil penelit ian di kelompok II, III dan IV. Pembengkakan sel ini merupakan sat u dari dua pola perubahan morfologik yang berkait an dengan jejas reversibel yang dapat dikenali dengan mikroskop cahaya (Robbins dkk., 2007).

  Kerusakan yang t erjadi pada t ubulus proksimal ini disebabkan karena 2/ 3 dari ult rafilt rat glomerulus, secara t erus menerus direabsorpsi pada t ubulus. Proses t ranspor yang t erjadi pada t ubulus proksimal juga memungkinkan t erjadinya akumulasi t oksin-t oksin int rarenal, sehingga mempert inggi konsent rasi lokal dari bahan-bahan berbahaya t ersebut (Their, 1985). Fit riani (2006) dalam penelit iannya juga menyebut kan bahw a sel epit el t ubulus proksimal ginjal ini merupakan sel yang mudah hancur oleh t oksin. Sehingga kadar yang t inggi dari akt ivit as met abolik sel t ubulus proksimalis menyebabkan mereka rent an t erhadap iskemia dan t oksin (Underw ood, 1999). Dari penelit ian ini dapat dibukt ikan bahw a buah mahkot a dew a selain sebagai zat yang berkhasiat sebagai obat maupun zat ant ioksidan t ernyat a juga memiliki efek lain yang merugikan dari kandungan senyaw a-senyaw a yang ada di dalamnya. Kandungan senyaw a t ersebut ant ara lain senyaw a flavonoid. Efek senyaw a flavonoid ini dalam t ubuh adalah inhibisi COX, LOX, dan beberapa derivat nya juga berefek sebagai inhibisi nit ric oxide synt hase (NOS). Flavonoid menunjukkan akt ivit as ant i-inflamasi secara in vit ro maupun in vivo. Beberapa mekanisme aksi selular flavonoid menunjukkan akt ivit as t ersebut . Senyaw a ini mungkin memiliki mekanisme aksi seluler yang mult ipel, namun kont ribusi sebagai agen ant i-inflamasi t erpent ing adalah pengaruhnya pada akt ivit as enzim eicosanoid sepert i yang t erlihat pada gambar 17 (Kim dkk., 2004).

  Inhibisi enzim eicosanoid di at as kemudian akan berimbas pada penurunan konsent rasi prost aglandin. Efek samping penurunan konsent rasi prost aglandin ini akan meningkat kan pengurangan aliran darah ginjal (vasokonst riksi) dan filt rasi glomerulus disert ai ret ensi cairan dan edema (Nasut ion, 1992). Penelit ian pada binat ang neonat us juga menyebut kan bahw a inhibisi sint esis PG oleh nonspesifik COX inhibit or menyebabkan vasokonst riksi yang reversibel dengan reduksi pada GFR dan Renal Blood Flow (RBF) (Drukker, 2002).

  Vasokonst riksi int rarenal jelas akan menyebabkan penurunan aliran plasma glomerulus dan penurunan penyaluran oksigen ke t ubulus di medulla bagian luar (pars asendens yang t ebal dan segmen lurus t ubulus proksimal). Vasokonst riksi int rarenal ini t ernyat a dapat juga diperant arai oleh cedera endot el sublet al yang menyebabkan peningkat an pengeluaran vasokonst rikt or endot el

  

endot elin dan penurunan pembent ukan vasodilat or nit rat oksida (Robbins dkk.,

2007).

  Penurunan aliran darah dan penyaluran oksigen selama periode subakut (14 hari) ini akan menim bulkan t ipe jejas iskemik dan hipoksik. Efek pert ama hipoksia adalah pada respirasi aerobik sel, yait u fosforilasri oksidat if oleh mit okondria. Sebagai akibat penurunan t egangan oksigen, pembent ukan ATP int rasel jelas berkurang. Hasil deplesi ATP ini m empunyai efek yang luas pada banyak sist em dalam sel. Salah sat unya adalah pada akt ivit as pompa nat rium yang diat ur oleh ATP membran plasma menurun, sehingga t erjadi akumulasi nat rium int rasel dan difusi kalium keluar sel. Perolehan bersih solut e nat rium disert ai hasil isosmot ik cairan inilah yang kemudian menyebabkan pembengkakam seluler (Robbins dkk., 2007). Keadaan ini t ernyat a diperberat juga oleh efek dari senyaw a saponin yang t erkandung dalam buah mahkot a dew a, dimana saponin memodulasi ekskresi nat rium di t ubulus renalis dengan

  • menghambat akt ivit as Na -ATPase secara spesifik (Souza dkk., 2004). Sehingga t erjadi pem bengkakan sel akibat akum ulasi nat rium int rasel yang akan menarik air ke dalam sel.

  Jika hipoksia t idak dihilangkan, perburukan fungsi mit okondria dan peningkat an permeabilit as membran selanjut nya menyebabkan kerusakan morfologik. Apabila sit oskelet on rusak, gambaran ult rast rukt ur sepert i mikrovili hilang, hilangnya perlekat an int ersel dan perm ukaan sel akan menggelembung. M it okondria, ret ikulum endoplasma, dan semua sel biasanya t ampak membengkak karena pengat uran osmot ik hilang. Pembengkakan sel dapat menjadi perubahan morfologik yang sulit diamat i oleh mikroskop cahaya dan mungkin lebih t ampak pada t ingkat seluruh organ. Secara mikroskopik, bisa t ampak vakuola kecil, jernih di dalam sit oplasm a. Vakuola it u menggambarkan segmen ret ikulum endoplasma yang berdist ensi dan menekuk. Pola jejas nonlet al ini kadang-kadang disebut juga perubahan hidropik at au degenerasi vakuolar (Robbins dkk., 2007).

  Banyak cara berbeda dapat menginduksi suat u jejas sel. M ekanisme cedera t ert ent u dan manifest asi seluler maupun jaringan yang t erjadi adalah bersifat kompleks dan saling t erjalin erat dengan jalur int rasel lain. Sehingga t erjadinya cedera pada suat u sel t idak hanya dapat disebabkan oleh sat u mekanisme cedera saja melainkan dapat merupakan pengaruh dari bent uk jejas sel yang lain. Sepert i jejas akibat radikal bebas maupun jejas akibat bahan t oksik. Jika pengaruh buruk yang menimbulkan perubahan m orfologik pada sel yang cedera dapat dihilangkan, set elah beberapa saat semua gangguan akan reversibel dan perubahan akan kembali menjadi normal. Namun jika pengaruhnya t et ap t erjadi, jejas akan menjadi ireversibel (Price dkk., 1994).

  Berdasarkan hasil pengamat an didapat kan gambaran pembengkakan sel dan belum dit emukan adanya degenerasi vakuolar at au gambaran vakuolisasi pada ret ikulum endoplasma, sehingga variabel yang diamat i beralih pada pembengkakan sel. Gambaran kerusakan hist opat ologi ginjal yang diperoleh ini merupakan gangguan yang bersifat reversibel (Robbins dkk., 2007).

  Pada penelit ian ini didapat kan gambaran kerusakan yang belum mengarah ke keadaan gagal ginjal akut . Selama penelit ian berlangsung t idak t erjadi perubahan akt ivit as maupun gejala-gejala klinis yang mencolok pada kelompok II (dosis 2,3 gr/ kgBB) dan III (dosis 4,6 gr/ kgBB). Sedangkan pada kelompok IV (dosis 9,2 gr/ kgBB) t erjadi perubahan akt ivit as, namun t idak begit u berart i pada hew an percobaan. Diduga pemberian ekst rak buah mahkot a dew a sampai dosis 9,2 gr/ kgBB selama 14 hari belum menimbulkan gambaran gangguan ginjal yang berart i, sepert i NTA maupun gagal ginjal akut , sehingga memungkinkan ginjal unt uk segera memperbaiki kerusakan-kerusakan yang t erjadi. Diyakini bila penelit ian dit eruskan t erut ama dengan dosis kronik, maka akan dapat t erjadi gangguan maupun kerusakan ginjal yang nyat a.

  Hasil analisis uji st at ist ik One way ANOVA unt uk menget ahui pengaruh pemberian ekst rak buah mahkot a dew a t erhadap gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal mencit pada gambaran pembengkakan sel didapat kan nilai p = 0,000. Nilai ini menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna diant ara empat kelompok sampel dalam gambaran pem bengkakan sel. Unt uk menget ahui kelompok yang dapat menyebabkan kerusakan gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal secara signifikan dilakukan analisis Post Hoc LSD. Hasil ini menunjukkan nilai p kelom pok kont rol dengan semua kelompok < 0,05, yang art inya t erdapat perbedaan yang signifikan ant ara gambaran hist opat ologi kelompok kont rol dengan gambaran pada kelom pok lain. Berdasarkan hasil uji

  

one w ay Anova dan Post Hoc LSD ini maka dapat diambil kesimpulan bahw a t erdapat pengaruh dari pem berian buah mahkot a dew a t erhadap gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal mencit .

  Unt uk melihat seberapa jauh korelasi peningkat an dosis pemberian ekst rak buah mahkot a dew a pada kelom pok II, III dan IV dengan gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal mencit , maka dilakukan uji korelasi pearson. Berdasarkan hasil uji korelasi pearson didapat kan nilai kekuat an korelasi sebesar 0,970 (sangat kuat ), art inya t erdapat korelasi yang sangat kuat ant ara peningkat an dosis mahkot a dew a t erhadap gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal mencit jant an. Arah korelasi + (posit if) art inya semakin besar dosis ekst rak buah mahkot a dew a yang diberikan maka persent ase kerusakan hist opat ologi ginjal (pembengkakan sel t ubulus proksimal) mencit juga semakin besar.

  Sepert i yang t elah diket ahui bahw a kandungan flavonoid yang ada dalam buah mahkot a dew a ini memiliki fungsi sebagai ant ioksidan. Flavonoid mampu menst abilkan radikal bebas dan menghambat t erjadinya reaksi berant ai dari pembent ukan radikal bebas yang dapat menim bulkan st ress oksidat if (Safit ri dkk., 2001). Namun menurut Gordon (1993) pada konsent rasi ant ioksidan yang dit ambahkan dapat berpengaruh pada laju oksidasi. Pada konsent rasi t inggi, akt ivit as ant ioksidan grup fenolik sering lenyap bahkan ant ioksidan t ersebut menjadi prooksidan. Sehingga dapat disimpulkan bahw a peningkat an dosis mahkot a dew a sebagai ant ioksidan dapat mengubah fungsi ant ioksidan it u sendiri sehingga beralih fungsi menjadi prooksidan yang dapat merusak sel sebagaimana radikal bebas. Sehingga keadaan ini akan semakin memperburuk kerusakan jaringan yang ada.

KESIM PULAN

  Pemberian ekst rak buah mahkot a dew a dengan dosis lazim di masyarakat (4,6 gr/ kgBB) menyebabkan t erjadinya kerusakan pada gambaran hist opat ologi t ubulus proksimal ginjal mencit (M us musculus L.) jant an galur Balb/ c secara signifikan, dan kerusakan semakin meningkat dengan peningkat an dosis.

DAFTAR PUSTAKA

  Arini, S., Nurmaw an, D., Alfiani, F., Hert iani, T. 2003. Daya ant ioksidan dan kadar flavonoid hasil ekst raksi et anol-air daging buah m ahkot a dew a (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.). Bulet in Penalaran M ahasisw a UGM . 10 (1): 2-6. Burkill, I.H. 1966. a dict ionary of t he economic product s of t he M alay penninsula.

  Dalam : Kandungan ant ioksidan t anaman mahkot a dew a (Phaleria

  macrocarpa Shceff. Boerl). Soeksmant o. Fakult as Farmasi, Universit as Pancasila. Jakart a.

  Drukker A. 2004. The Adverse Renal Effect s of Prost aglandin-Synt hesis Inhibit ion in The Fet us and New born. Paediat r Chils Healt h 2002. 7(8):538-543. Fit riani, Z.A. dan Dharmana, E. 2006. Pengaruh pemberian cacing t anah

  (Pheret ima aspergillum) t erhadap gambaran hist ologis ginjal mencit balb/ c. M edia M edika Indonesiana. 41(1) :42. Gordon, M .H. 1993. The mechanism of ant ioxidant s act ion in vit ro. Di dalam: Food Ant ioxidant s . B.J.F. Hudson, edit or. Applied Science. Guyt on, C. dan Hall, E. 2008. Fisiologi Kedokt eran. EGC. Jakart a. Harmant o, N. 2002. Sehat dengan Ramuan Tradisional M ahkot a Dew a Obat Pusaka Para Dew a. Agro M edia Pust aka. Jakart a. Harmant o, N. 2003. Conquering Disease in Unison w it h M ahkot a Dew a Phaleria

M acrocarpa. First Edit ion. P.T. M ahkot adew a Indonesia. Jakart a.

Kim H.P., Son K.H., Chang H.W., Kang S.S. 2004. Ant i-inflammat ory plant flavanoids and cellular act ion mechanisms. J Pharmacol Sci. 96:229-245. Nasut ion A.R. 1992. efek samping obat ant i Inflamasi non st eroid. Cermin Dunia

  Kedokt eran 78.

  Noviana N. 2003. Gambaran Hist opat ologik Hati Tikus Put ih Pada Pemberian Ekst rak Buah M ahkota Dew a (Phaleria macrocarpa (Sheff.)Boerl.) .

  Skripsi. Fakult as Kedokt eran. Universit as Gajah M ada. Yogyakart a. Padua, L.S., Bunyapraphat sara, N., Lemmens, R.H.M .S., 1999. Plant resources of

  sout h east asia. medical and poisonous plant s. Dalam : Kandungan ant ioksidan tanaman mahkot a dew a ( Phaleria macrocarpa Shceff. Boerl).

  Soeksmant o, A., Hapsari, Y., Simanjunt ak P. Biodiversit as. 8(2):92-95. Price, S.A. dan W ilson, L.M ., 1994. Pat ofisiologi, Buku 1, dit erjemahkan oleh Anugerah, P. EGC. Jakart a.

  Robbins, S., Ramzi, R., Vinay, K. 2007. Robbins Dasar Pat ologi Penyakit Edisi 7.

  EGC. Jakart a. Hal : 812-820. Safit ri, R., M elani, A., Rumam puk, R.J. 2001. Int eraksi Beberapa Ant ioksidan

  Alami. Dalam: Seminar Nasional dan Lokakarya pemahaman Konsep

  Radikal Bebas dan Peranan Ant ioksidan Dalam M eningkat kan Kesehat an M enuju Indonesia Sehat 2010. FM IPA Universit as Padjajaran.

  Bandung. Soeksmant o, Arif., Hapsari, Y.,Simanjunt ak, P., 2007. Kandungan ant ioksidan pada beberapa bagian t anaman mahkot a dew a [Phaleria macrocarpa

  (Scheff) Boerl. (Thymelaceae)]. Biodiversit as. 8(2):92-95. Soeksmant o, A. 2006. Pemberian ekst rak but anol buah t ua mahkot a dew a (Phaleria macrocarpa) t erhadap jaringan ginjal m encit (M us M usculus).

  Biodiversit as 7(3):278-281.

  Souza, A.M .D., Lara, L.S., Previat o, J.O., Lopes, A.G. 2004. M odulat ion of sodium pumps by st eroidal saponins. Z. Nat urforsch 59c:432-436. Their, S.O., 1985. The kidney. In: Smit h, L.M . and S.O. Their. (eds.).

  Pat hophysiology: The Biological Principles of Disesse. 2nd edit ion.

  Philadelphia: W.B. Saunders Co. Underw ood, J.C.E. 1999. Pat ologi Umum dan Sist emik. Vol 2. EGC. Jakart a.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MUDA MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

1 12 19

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERALKOHOL TERHADAP JUMLAH SEL PURKINJE SEREBELLUM MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN GALUR BALB/C

0 6 12

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP GAMBARAN MAKROSKOPIS HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

1 11 58

PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) DENGAN EKSTRAK DAUN CEPLUKAN (Physalis angulata L) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMP

0 11 87

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarfa) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ALANIN AMINOTRANSFERASE (ALT) TIKUS PUTIH (Rattus norwegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI ISONIAZID

1 12 49

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

6 25 78

HISTOPATOLOGI TUBULUS GINJAL MENCIT (MusmusculusL.) JANTAN AKIBAT RADIASI CAHAYA LAMPU MERKURI

2 34 46

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI 7,12-DYMETHYLBENZ(α)ANTHRACENE (DMBA)

4 28 56

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PAYUDARA TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI 7,12-

4 21 67

GAMBARAN HISTOLOGIS TUBULUS PROKSIMAL GINJAL MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG TERPAPAR KEBISINGAN

4 35 53