MAKALAH PANCASILA HAK PERLINDUNGAN ANAK

MAKALAH PANCASILA
TENTANG HAK PERLINDUNGAN ANAK
“PERDAGANGAN ANAK DI BAWAH UMUR”

Dosen Pengampu: Kartika SH
Oleh:
FORTUANA NINA K.A.K (140302011)
DTPK-TPL 2014

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2014-2015

Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih untuk pihak-pihak yang telah
berperan dalam proses menyelesaikan makalah ini,terutama bagi Bpk.Kartika
SH, yang telah memberikan tugas makalah ini.
Hak Perlindungan Anak:Perdagangan Anak Di Bawah Umur menjadi

judul pembahasan dalam makalah ini. Semoga apa yang dibahas dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kekurangan dalam makalah
ini maka kritik dan saran diharapkan guna melengkapi isi dari makalah ini.

Yogyakarta, 2 November 2014
Penulis,

Latar Belakang
Dalam rangka memajukan kehidupan bangsa Indonesia yang lebih cerah
diperlukan generasi muda anak-anak bangsa yang kreatif dan inovatif. Untuk
bisa berkarya anak-anak bangsa memerlukan kebebasan yang adalah
haknya,salah satunya adalah pendidikan. Namun sebagian besar anak-anak
bangsa ini terutama anak-anak di bawah umur tidak dipedulikan hak-haknya.
Oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,anak-anak ini justru diperjualdagangkan.yang kemudian mereka kehilangan haknya. Lalu bagaimanakah
dengan anak-anak di bawah umur ini yang belum mendapatkan haknya
(kebebasan) ??
Rumusan Masalah
 Bagaimana dengan anak di bawah umur yang belum mendapatkan hak
kebebasannya?



Bagaimana upaya pencegahan perdagangan anak di bawah umur



Mengapa perdagangan anak perlu dicegah

Tujuan
 Untuk mengetahui bagaimana anak-anak yang belum mendapatkan haknya
(kebebasan)


Untuk mendapatkan nilai yang baik pada mata kuliah pancasila

Analisis Teori
Definisi anak
Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang
belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga
merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan
dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun

mereka telah dewasa.
Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang dari
masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut
dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun
sekolah dasar.
Berdasarkan UU Peradilan Anak. Anak dalam UU No.3 tahun 1997 tercantum
dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi: “ Anak adalah orang dalam perkara anak
nakal yang telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur
18 tahun (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah .
Walaupun begitu istilah ini juga sering merujuk pada perkembangan
mental seseorang, walaupun usianya secara biologis dan kronologis seseorang
sudah termasuk dewasa namun apabila perkembangan mentalnya ataukah
urutan umurnya maka seseorang dapat saja diasosiasikan dengan istilah "anak".
Pengertian perdagangan anak
Penjualan anak adalah setiap tindakan atau transaksi di mana seorang
anak dipindahkan kepada orang lain oleh siapapun atau kelompok demi
keuntungan atau dalam bentuk lain (Protokol KHA mengenai Penjualan
anak, prostitusi anak dan pornografi anak, pasal 2)
Elemen consent, tidak diperhitungkan karena anak-anak tidak
mempunyai kapasitas legal untuk bisa memberikan (atau

menerima) informed consent. Merupakan fakta dalam sistem hukum di
seluruh dunia bahwa anak karena umurnya harus dianggap tidak
mampu memberikan persetujuan secara sadar terhadap berbagai hal
yang dianggap membutuhkan kematangan fisik, mental, sosial dan
moral bagi seseorang untuk bisa menentukan pilihannya. Dengan
demikian, anak-anak harus ditempatkan sebagai korban, bukan sebagai
pelaku.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak
Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bertujuan untuk
menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,

dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,
demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan
sejahtera. Undang-undang ini mengatur secara tegas tentang perdagangan anak.
Pada Pasal 59 menegaskan “Pemerintah dan lembaga negara lainnya
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus
kepada anak … anak tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang
diperdagangkan, …”
Pasal 68 (1) Perlindungan khusus bagi anak … perdagangan anak sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui upaya pengawasan, perlindungan,
pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat. (2)
Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan penculikan, penjualan, atau perdagangan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Serta Pasal 78 setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak …
anak korban perdagangan… sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, padahal
anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Psikologi korban perdagangan anak
Anak-anak korban perdagangan manusia menghadap masalah yang signifikan.
Karena seringkali dilecehkan secara fisik dan seksual, mereka memiliki
kebutuhan medis dan psikologis berbeda yang harus ditangani sebelum mereka
tumbuh menjadi orang dewasa. Karena diajar oleh para pelaku yang
memperdagangkan mereka untuk merasa takut terhadap petugas pemerintah—
dan khususnya petugas penegak hukum dan petugas keimigrasian—anak-anak
ini seringkali menjadi tidak percaya dengan sistem tersebut. Anak-anak
memiliki pikiran yang sangat mudah dipengaruhi, dan jalan untuk
memulihkannya sangat panjang. Memahami pola pikir mereka dan membangun

kepercayaan mereka melalui dialog terbuka adalah langkah pertama untuk
menyelamatkan dan memulihkan keyakinan mereka dalam permulaan yang
baru.

Pembahasan

Anak adalah seseorang yang berusia di bawah 18 tahun dan disebut anak
apabila belum menikah dan masih dalam tanggung jawab orang tua.
Pada hakekatnya anak tidak dapat melindungi diri sendiri dari ancaman
duniawi. Kemudian pemerintah indonesia mengeluarkan undang-undang
nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. agar anak dilindungi dan
mendapatkan haknya, hak untuk tidak disiksa atau diperlakukan yang kejam
atau hukuman yang tidak manusiawi.
Meskipun sudah ada uu yang mengatur tentang anak, ada pihak-pihak
yang tidak mengindahkannya, anak-anak justru dilantarkan,disiksa,tidak
diberikan kebebasan untuk mendapatkan pendidikan,bermain bahkan ada
sebagian anak yang diperdagangkan untuk mendapatkan keuntungan tersendiri.
Anak-anak ini kemudian dipekerjakan pada bidang yang tidak sesuai dengan
kemampuannya.mereka berusaha menentang tapi apadaya anak-anak ini
hanyalah insan yang lemah. Akibat dari ini,psikologi mereka terganggu dan

membuat mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan merasa dikucilkan.
Berdasarkan latar belakang yang tersebut,anak-anak di bawah umur yang
belum mendapatkan hak kebebasannya, pada umumnya menganggap dirinya
tidak dilindungi dan sulit untuk berkarya.

Kesimpulan

Perdagangan anak di bawah umur membuat anak-anak tersebut merasa
trauma,psikologi mereka terganggu akibatnya anak yang menjadi korban
tersebut sulit untuk bebas dalam berkarya demi membangun masa depan
indonesia yang lebih cerah. Untuk itu sebagai manusia janganlah kita
meremehkan hak dari seseorang,apalagi dia adalah seorang anak di bawah umur
yang belum mengetahui selukbeluk hidup ini.

Daftar Pustaka

www.google.com
http://unandahukum.wordpress.com/2011/11/19/perdagangan-anak-dibawahumur/
http://odishalahuddin.wordpress.com/2012/01/31/pengertian-perdagangan-anakdan-penjualan-anak