Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Se

Pandangan Hidup
Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2015 FIP UPI
Berkaitan dengan Perilaku Konsumtif

Dianjukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Sosial dan
Budaya

Dosen Pengampu:
Dr. Cik Suabuana, M. Pd.
Heny Mulyani, M. Pd.

Disusun oleh:
Ako Solekhudin

1405347

Fitri Aryanti

1404804

Izzati Qurrotu’aini


1403529

Lilis Susanti Sutriani

1404936

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan
terselesaikan dengan baik tanpa usaha penyusun yang diiringi dengan bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penyusun ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penyusun.

Karena keterbatasan ilmu yang penyusun miliki selama proses pembuatan
makalah ini, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
guna menjadi bahan perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata, penyusun
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Desember 2015

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................

i


DAFTAR ISI ........................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN .............................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ...............................................

1

B. Identifikasi Masalah .....................................................

2

C. Rumusan Masalah ........................................................


2

D. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah..............

3

E. Sistematika Penulisan ..................................................

3

KAJIAN TEORI ................................................................

4

A. Hakikat Hidup Manusia ................................................

4

B. Pengertian Pandangan HIdup ........................................


4

C. Unsur-unsur Pandangan Hidup ....................................

5

BAB II

D. Keterkaitan Pandangan Hidup dengan Perilaku

BAB III

Konsumtif.....................................................................

8

PEMBAHASAN ................................................................

9


A. Rumusan Masalah ........................................................

9

B. Jumlah Responden .......................................................

9

C. Angket ..........................................................................

10

D. Hasil Angket ................................................................

11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................

17


B. Saran .............................................................................

17

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................

19

DAFTAR LAMPIRAN

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri
akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki
keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia

tersebut ialah pandangan hidup.
Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI (2015,
hlm. 101) memaparkan bahwa “pandangan hidup ini merupakan sendi-sendi
penegak bagaimana individu dan masyarakat tersebut dapat memunculkan dirinya
dalam himpitan era globalisasi”.
Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pandangan hidup merupakan hal yang sangat penting bagi manusia untuk
menunjukan eksistensinya sebagai makhluk sosial. Setiap individu bebas untuk
memilih dan menetapkan pandangan hidupnya dan dalam memilih pandangan
hidupnya individu tak lepas dari pengaruh lingkungan dan perkembangan zaman
sehingga pengaruh terhadap pandangan hidup dapat bernilai negatif ataupun
positif.
Seiring dengan perkembangan zaman pandangan hidup seseorang dapat
bernilai positif maupun negatif dipengaruhi oleh globalisasi yang kenyataannya
saat ini banyak sekali budaya barat yang sedang populer di Indonesia, salah
satunya adalah hedonisme yang merupakan turunan dari pandangan hidup
liberalisme yang banyak dianut oleh negara barat. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), “hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa
kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup”.
Menurut


Sulusy

(dalam

jurnalnya

http://eprints.ums.ac.id/16919/3/BAB_II.pdf, hlm. 6) menyatakan bahwa:
Jenis tipikal orang yang senang memuja kesenangan materi adalah sangat
berkaitan erat dengan konsumerisme, yang berhubungan bagaimana kita
mendapatkan kesenangan dunia itu, dengan membeli materi-materi yang
berlimpah, yang mungkin kita menganggap materi itu bukan merupakan

1

sebuah kebutuhan yang mutlak. Perilaku ini mencerminkan perilaku
konsumtif sebagai dampak adanya pandangan hidup hedonisme
Pandangan hidup yang dipengaruhi globalisasi dapat berdampak positif
maupun negatif. Salah satu pengaruh globalisasi terhadap pandang hidup tersebut
yaitu perilaku konsumtif. Hal ini mendasari penyusun untuk mengambil

permasalahan ini menjadi sebuah makalah yang diperkuat dengan Studi Kasus
Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI agar dapat
memberikan kebermanfaatan untuk menemukan upaya penyelesaian dari
permasalahan ini.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut timbul beberapa masalah yaitu :
1. Orang yang memiliki pandangan hidup yang berdampak pada perilaku
konsumtif kurang dapat memprioritaskan mana kebutuhan dan keinginan.
2. Perilaku konsumtif tersebut dapat menimbulkan pemakaian uang yang
berlebihan atau pemborosan.
3. Timbulnya rasa gengsi yang tinggi yang diperoleh dari menonjolkan merekmerek terkenal dan mahal, atau simbol-simbol kemewahan lainnya.
4. Berperilaku konsumtif selalu saja memiliki cara berpikir untuk memiliki segala
sesuatu yang diproduksi oleh orang lain, berpikir bahwa apa yang baru yang
ada di pasar harus dimilikinya, padahal perasaan yang demikian nantinya akan
menyiksa dirinya apabila dirinya tidak memiliki uang.

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada adalah sebagai berikut.
1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang

untuk berperilaku konsumtif? (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar
Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI).
2. Bagaimana solusi untuk mengatasi hal yang dapat menyebabkan perilaku
konsumtif dari pengaruh pandangan hidup? (Studi Kasus Mahasiswa
Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI).

2

D. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian makalah ini adalah
pendekatan multiaspek atau multidimensi dimana faktor yang berpengaruh dalam
permasalahan yang diangkat dilihat dari segala sudut pandang. Sedangkan metode
yang digunakan adalah metode kuantitatif melalui penyebaran angket yang
respondennya merupakan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014
FIP UPI.

E. Sistematika Makalah
Untuk sistematika makalah yang digunakan adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah
E. Sistematika Penyusunan
BAB II KAJIAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

3

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Hidup Manusia
Menurut Kluckhon (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya
MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 15) menyatakan bahwa, “kerangka orientasi nilai
budaya manusia menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia secara
universal, yaitu hakikat hidup manusia, hakikat karya manusia, hakikat waktu
manusia, hakikat alam manusia, serta hakikat hubungan manusia”.
Namun, masalah pokok kehidupan manusia yang akan kami bahas dalam
makalah ini yaitu mengenai hakikat hidup manusia. Menurut Kluckhon (dalam
Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 15)
menyatakan bahwa “hakikat hidup manusia merupakan hakikat hidup untuk setiap
kebudayaan berada secara ekstrem; ada yang berusaha untuk memadamkan hidup
(nirvana = meniup habis), adapula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu
menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik untuk “mengisi hidup””.
Menurut Kluckhon (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya
MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 15) “masalah dasar dalam hidup terdapat hakikat
hidup manusia yang dapat menentukan orientasi nilai budaya yang beranggapan
bahwa hidup itu baik, hidup itu buruk, serta hidup itu buruk, tetapi manusia wajib
berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik”.
B. Pengertian Pandangan Hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup bersifat
kodrati, karena itu pandangan hidup menentukan masa depan seseorang.
Menurut Manuel Kaisiepo (dalam http://bit.ly/1OwlKMo), “pandangan
hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu
mencerminkan cita-cita atau aspirasinya”.
Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI (2015,
hlm. 101) memaparkan bahwa:
Pandangan hidup ini pada umumnya berupa eksistensi manusia
(keberadaan yang harus diakui) di dunia dalam hubunganya dengan

4

Tuhan, dengan dirinya sendiri (individualis) maupun secara berkelompok
(sosialis), dan dengan tempat dimana manusia itu tinggal (alam
sekitarnya). Pandangan hidup ini merupakan pedoman bagaimana individu
atau masyarakat tersebut dapat memunculkan dirinya ditengah himpitan
era globalisasi.
Menurut Dr. Hafidh Shaleh (dalam blog Yayat, pengertian pandangan
hidup menurut para ahli http://bit.ly/1GHpF9n) pandangan hidup adalah:
Buah dari pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional, yang
meliputi aqidah dan solusi atas seluruh masalah kehidupan manusia.
Selain itu, pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi
metode mempertahankan dan metode menyebarkanya ke seluruh dunia
untuk menjabarkan ide dan jalan keluarnya.
Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pandangan hidup merupakan suatu pedoman bagaimana manusia berkehidupan
dalam membangun cita-cita hidup melalui metode hasil dari pemikirannya untuk
berperilaku dan bertindak dalam bersosialisasi dengan individu lain yang
dipengaruhi oleh masyarakat, dan lingkungan.

C. Unsur-unsur Pandangan Hidup
Menurut Sulismadi dan Sofwani, A. (dalam Tim Penulis Dosen
Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 105-110) memaparkan
bahwa:
Konsep pandangan hidup meliputi unsur-unsur: cita-cita, kebijakan, usaha
dan keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur tersebut merupakan satu
rangkaian kesatuan yang tidak dapat terpisah. Cita-cita adalah apa yang
diinginkan, yang mungkin dapat dicapai dengan usaha dan perjuangan.
Tujuan yang hendak dicapai adalah kebijakan. Yaitu segala hal yang baik
dan bermanfaat yang membuat manusia tertib, damai, tentram, sejahtera
dan bahagia. Usaha dan perjuangan adalah kerja keras, yang dilandasi
keyakinan/percaya diri. Keyakinan/percaya diri diukur dengan
kemampuan akal jasmani dan iman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Menurut Sulismadi dan Sofwani, A. (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan
Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 105-110) unsur-unsur pandangan
hidup tersebut diantaranya adalah:
1.

Cita-cita
Cita-cita adalah keinginan yang ada di dalam pikiran/hati
seseorang. Keinginan ini didasari oleh nafsu yang timbul dari berbgai

5

2.

3.

macam kebutuhan. Cita-cita tersebut harus dapat diwujudkan atau
dicapain dengan usaha atau perjuangan.
Jadi, pada cita-cita bertaraf
harapan, kemampuan manusia berusaha itu masih ditemukan oleh
faktor lain diluar kemampuan. Faktor itu adalah peristiwa yang tidak
dapat diperkirakan akal atau merupakan kehendak Tuhan. Memang
manusia hanya bisa berusaha, tapi Tuhan yan menentukan (Man
Proposes, God disposes). Namun cita-cita yang bertaraf cita-cita
masih merupakan unsur pandanan hidup karena masih memberi
kemungkinan keberhasilan, dan ini mendorong manusia untuk
berusaha mengatasi kegagalan. Harapan dapat membangkitkan dan
mengembangkan harapan.
Kebajikan
Kebajikan dapat diartikan kebaikan, sesuatu yang mendatangkan
kebaikan, keselamatan, keberuntungan,
kesejahteraan, dan
kebahagiaan. Kebajikan menjadi tujuan manusia yang hidup ini.
Kebajikan adalah realitas dari cita-cita atau apa yang dicita-citakan.
Kebajikan itu ada 2 (dua) sumbernya, yaitu kebajikan manusia dan
kebajikan Tuhan. Kebajikan manusia adalah kebajikan usaha atau
perjuangan manusia, baik dilakukan sendiri sabagai individu ataupun
secara bersama-sama (kolektif) atau gotong-royong. Kebajikan Tuhan
adalah karunia Tuhan. Bagi orang yang tidak percaya pada Tuhan
tidak mengakui adanya kebajikan Tuhan, dia percaya bahwa kebajikan
manusia juga karena diberikan Tuhan. Manusia adalah sekedar
lantaran saja, yang menentukan adalah Tuhan. Apabila
kebajikan
dihubungkan dengan pandangan hidup yang dianut manusia dapat
dinyatakan :
a. Kebajikan manusia karena usaha atau perjuangan sendiri-sendiri
sebagai individu terdapat pada pandangan hidup liberalisme.
b. Kebajikan manusia karena usaha atau perjuangan bersama-sama
(kolektif) atau gotong-royong terdapat pada pandangan hidup
sosialisme.
c. Kebajikan Tuhan sebagai karunia Tuhan terdapat pada pandangan
hidup religius.
d. Kebajikan manusia karena manusia adalah gejala alam, (kegiatan
proses alamiah) terdapat pada pandangan hidup komunisme.
e. Kebajikan manusia karena usaha atau perjuangan yang diberikan
Tuhan terdapat pada pandangan hidup sosialisme religius.
Usaha/Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita.
Setiap manusia ini sejahtera dalam arti yang wajar harus kerja keras.
Sebagian besar waktu manusia hidup digunakan untuk
usaha/perjuangan atau bekerja.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat
dan martabat manusia. Sebaliknya, pemalas membuat manusia itu
miskin serta melarat ini berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya
sendiri. Oleh karena itu, tidak seharusnya tidak bermalas-malasan
ataupun bersantai-santai saja dalam kehidupan ini. Santai dan istirahat

6

4.

ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu. Secara ekonomi,
waktu adalah uang. Jika banyak bermalas-malasan dan bersantai sama
dengan hidup boros, tetapi boros tanpa hasil yang diperoleh.
Dalam ajaran agama pun manusia diperintahkan untuk bekerja
keras sebagaimana hadist diucapkan oleh Nabi besar Muhammad
SAW. Ditunjukan pada para pengikutnya : “Bekerjalah kamu seakanakan kamu akan hidup selama-lamanya dan beribadahlah kamu
seakan-akan kamu akan mati besok”. Allah berfirman dalam Al-quran
Surat Wal’asri : “Demi waktu, sesungguhmya manusia selalu dalam
keadaan merugi..”. makannya membuang-buang waktu percuma tanpa
hasil karena bersantai-santai dan bermalas-malas, tidak mau bekerja
keras.
Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan itu dihubungkan yang menjadi dasar
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Untuk
mengetahui hal ini, dapat diikuti uraian Prof. Dr. Harun Nasution
mengenai aliran-aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran
gabungan.
a) Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan ghaib yang
merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan ghaib itu dari alam dan
alam itu dari Tuhan. Apabila aliran natiralisme ini dihubungkan
dengan pandangan hidup, keyakinan manusia itu bermula dari
Tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh ajaran Tuhan
menurut ajaran yang diturunkan-Nya.
b) Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia mengutamakan
akal dan dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut
akal, itulah yang baik. Walaupun mungkin bertentangan dengan
hati nurani. Apabila hal ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, keyakinan manusia bermula dari akal. Jadi, pandangan
hidup dilandasi oleh keyakinan, kebenaran yang diterima akal.
c) Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan ghaib dan juga akal. Kekuatan
ghaib misalnya kekuatan yang berasal dari Tuhan dan percaya
adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Apabila dikaji dengan
teliti, pandangan hidup ini mengutamakan kedua-duanya melalui
logika berpikir dan hati nurani.

7

D. Keterkaitan Pandangan Hidup dengan Perilaku Konsumtif
Setiap manusia tentunya memiliki pandang hidup yang dapat berpengaruh
dalam menentukan masa depannya kelak. Pandangan hidup tersebut pun dapat
berupa dampak postif maupun negatif. Salah satu dampak dari cara pandang hidup
manusia tersebut ialah perilaku konsumtif.
Menurut

Swastha

dan

Handoko,

(dalam

http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4838/3/T1_132010001_BAB%2
0II.pdf) memaparkan bahwa “perilaku konsumtif merupakan kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan
barang maupun jasa yang didalamnya terdapat proses pengambilan keputusan dan
penentuan-penentuan kegiatan tersebut”.
Apabila dikaitkan dengan hakikat hidup manusia, akan menghasilkan
sebuah orientasi nilai budaya dimana seseorang akan beranggapan bahwa perilaku
konsumtif itu merupakan perilaku yang menjadikan hidup itu buruk, hidup itu
baik, serta hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu
menjadi baik melalui dasar pemikirannya yang dijadikan pedoman dalam
berperilaku dan bertindak.

8

BAB III
PEMBAHASAN
A.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang
untuk berperilaku konsumtif? (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar
Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI).
2. Bagaimana solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi hal yang dapat
menyebabkan perilaku konsumtif dari pengaruh pandangan hidup? (Studi
Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI).

B.

Jumlah Responden
Dalam menentukan jumlah responden untuk mendapatkan sampel dari
jumlah populasi, metode yang kami gunakan yaitu dengan Rumus Slovin sebagai
berikut.

(Dedy,

dalam

blognya

Dasar

Penentuan

Jumlah

Sample

http://bit.ly/1M7AMVT).

dimana:
n: jumlah sampel

N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance), dalam menentukan jumlah sampel,
penelitian ini memiliki batas kesalahan atauerror tolerance 10% .
Sehingga, jumlah responden yang kami dapat berjumlah 37 orang dari
total 58 Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI yang kami
dapat melalui perhitungan sebagai berikut.

9

C.

Angket

ANGKET RESPON MAHASISWA TERHADAP PANDANGAN HIDUP
MANUSIA YANG BERDAMPAK PADA PERILAKU KONSUMTIF

Nama
NIM

:
:

Setiap manusia tentunya memiliki pandangan hidup yang dapat
berpengaruh dalam menentukan masa depannya kelak. Pandangan hidup
tersebut pun dapat berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak
dari cara pandang hidup manusia tersebut ialah perilaku konsumtif. Berikut ini
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pandangan hidup manusia
yang berdampak pada perilaku konsumtif, diantaranya adalah sebagai berikut.
Urutkan menurut Anda faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
pandangan hidup berperilaku konsumtif dari yang paling tinggi ke yang
rendah, dan sertakanlah pendapat Anda apa saja yang termasuk ke dalam
faktor lainnya di dalam kolom kosong yang telah disediakan.
No.

Pernyataan
Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
Kebajikan dalam memanfaatkan produk
Usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan produk yang
diinginkan
Keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat bermanfaat
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

Bagaimanakah solusi pemecahan dalam permasalahan diatas?
..............................................................................................................................
.........................................................................................................................

10

D. Hasil Angket
Setelah melakukan penyebaran angket, kami merekapnya sehingga dapat
dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Jumlah responden yang memilih
faktor urutan ke-1 atau yang paling terbesar
No.
1.

Alternatif Jawaban

Pilihan
Responden

Frekuensi

Persentase
(%)

Cita-cita atau harapan untuk
mendapatkan produk yang

||||||||||||||||||||||||

24

64,87%

|||||||||

9

24,32%

|||

3

8,11%

|

1

2,70%

37

37

100%

diinginkan
2.

Keyakinan bahwa produk yang
diinginkan dapat bermanfaat

3.

Kebajikan dalam memanfaatkan
produk

4.

Usaha atau perjuangan yang
dilakukan untuk mendapatkan
produk yang diinginkan
JUMLAH

Setelah kami melakukan penyebaran angket dengan studi kasus
Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI kami dapat
menyimpulkan bahwa, faktor pertama yang mempengaruhi pandangan hidup
seseorang untuk berperilaku konsumtif yaitu cita-cita atau harapan untuk
mendapatkan produk yang diinginkannya dengan persentase 64,87% pilihan
responden.
Dapat disimpulkan bahwa, adanya cita-cita atau harapan untuk
mendapatkan produk yang diinginkan merupakan faktor utama yang membentuk
pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif dimana
seseorang yang membeli barang didasarkan oleh cita-cita yang diinginkan tanpa
mementingkan kegunaan dan manfaat dari suatu barang hanya akan membuat

11

seseorang menjadi konsumtif yang lebih mengutamakan keinginan daripada
kebutuhan.

Tabel 3.2 Jumlah responden yang memilih
faktor urutan ke-2 atau yang paling terbesar
No.
1.

Alternatif Jawaban

Pilihan
Responden

Frekuensi

Persentase
(%)

Cita-cita atau harapan untuk
mendapatkan produk yang

||||||

6

16,22

||||||||||||||

14

37,84%

|||||

5

13,51

||||||||||||

12

32,43%

37

37

100%

diinginkan
2.

Keyakinan bahwa produk yang
diinginkan dapat bermanfaat

3.

Kebajikan dalam memanfaatkan
produk

4.

Usaha atau perjuangan yang
dilakukan untuk mendapatkan
produk yang diinginkan
JUMLAH

Faktor kedua yang membentuk pandangan hidup seseorang yang
berdampak pada perilaku konsumtif yaitu keyakinan bahwa produk yang
diinginkan dapat bermanfaat dimana jumlah responden yang paling banyak
memilih hal tersebut di urutan kedua sebesar 37,84%.
Dengan adanya keyakinan bahwa produk yang diinginkan itu dapat
bermanfaat maka seseorang pun akan merasa puas dengan perilaku konsumtifnya
karena produk yang diinginkannya bukan hanya memberikan kepuasan terhadap
dirinya melainkan dapat memberikan manfaat.

12

Tabel 3.3 Jumlah responden yang memilih faktor
urutan ke-3
No.
1.

Alternatif Jawaban

Pilihan
Responden

Frekuensi

Persentase
(%)

Cita-cita atau harapan untuk
mendapatkan produk yang

||||

4

10,81%

|||||||||||

11

29,73%

||||||

6

16,22%

||||||||||||||||

16

43,24%

37

37

100%

diinginkan
2.

Keyakinan bahwa produk yang
diinginkan dapat bermanfaat

3.

Kebajikan dalam memanfaatkan
produk

4.

Usaha atau perjuangan yang
dilakukan untuk mendapatkan
produk yang diinginkan
JUMLAH

Faktor ketiga yang membentuk pandangan hidup seseorang yang
berdampak pada perilaku konsumtif yaitu usaha atau perjuangan untuk
mendapatkan produk yang diinginkan dimana jumlah responden yang paling
banyak memilih hal tersebut di urutan ketiga sebesar 43,24%.
Seseorang akan bekerja keras untuk mewujudkan apa yang memang
diinginkannya, karena keinginan membutuhkan usaha yang lebih keras untuk
mewujudkannya dibandingkan dengan kebutuhan yang sudah pasti menjadi
prioritas utama. Oleh karena itu, faktor usaha yang membentuk pandangan hidup
seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif menjadi faktor ketiga.

13

Tabel 3.4 Jumlah responden yang memilih faktor
urutan ke-4
No.
1.

Alternatif Jawaban

Pilihan
Responden

Frekuensi

Persentase
(%)

Cita-cita atau harapan untuk
|||

3

8,11%

|||

3

8,11%

|||||||||||||||||||||||

23

62,16%

|||||||||||

8

21,62%

37

37

100%

mendapatkan produk yang
diinginkan
2.

Keyakinan bahwa produk yang
diinginkan dapat bermanfaat

3.

Kebajikan dalam memanfaatkan
produk

4.

Usaha atau perjuangan yang
dilakukan untuk mendapatkan
produk yang diinginkan
JUMLAH

Faktor keempat yang membentuk pandangan hidup seseorang yang
berdampak pada perilaku konsumtif yaitu kebajikan dalam memanfaatkan produk
dimana jumlah responden yang paling banyak memilih hal tersebut di urutan
keempat sebesar 62,16%.
Faktor kebajikan dalam memanfaatkan produk menjadi faktor keempat
karena kebajikan itu sendiri dapat berupa benda berwujud, misalnya harta
kekayaan yang dapat menimbulkan perilaku konsumtif. Namun, kebajikan itu
sendiri harus mampu dimanfaatkan, karena akan memberikan dampak positif yang
ditimbulkan dari perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif terkadang tidak
memperhatikan kebajikan dalam memanfaatkan produk melainkan untuk memberi
kepuasan terhadap dirinya misalnya rasa bahagia ketika produk yang
diinginkannya terwujud.

14

Tabel 3.5 Kesimpulan dari hasil angket

No.

1.

Frekuensi Dari yang

Urutan Faktor

Terbesar

(Hasil Angket)
Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan
produk yang diinginkan

2.

Keyakinan bahwa produk yang diinginkan
dapat bermanfaat

3.

1

2

3

4

24

9

3

1

6

14

5

12

4

11

16

6

3

3

8

23

Usaha atau perjuangan yang dilakukan
untuk

mendapatkan

produk

yang

diinginkan
4.

Kebajikan dalam memanfaatkan produk

Dari tabel diatas dapat disimpulkan, bahwa faktor terbesar yang
mempengaruhi pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku
konsumtif adalah cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang
diinginkan, dimana seseorang yang membeli barang didasarkan oleh cita-cita yang
diinginkan tanpa mementingkan kegunaan dan manfaat dari suatu barang hanya
akan membuat seseorang menjadi konsumtif dan lebih mengutamakan keinginan
daripada kebutuhan.
Sedangkan faktor terkecilnya adalah kebajikan dalam memanfaatkan
produk, perilaku konsumtif terkadang tidak memperhatikan kebajikan dalam
memanfaatkan produk melainkan untuk mencari kepuasan terhadap dirinya
misalnya rasa bahagia ketika produk yang diinginkannya dapat terwujud.
Adapun faktor yang diisi oleh responden dalam kolom angket yang kami
sediakan diantaranya adalah harga produk, faktor sosial atau gaya hidup,
kelangkaan produk. Harga produk dapat menjadi faktor prilaku konsumtif,
terkadang dalam berprilaku konsumtif tidak memperhatikan harga produk yang
ditawarkan. Kemudian gaya hidup, seseorang akan berprilaku konsumtif
mengikuti gaya hidup yang sedang popular, oleh karena itu gaya hidup merupakan
faktor yang bisa merubah pandangan hidup seseorang berprilaku konsumtif. dan
faktor terakhir yang diisi oleh responden adalah kelangkaan produk, kelangkaan

15

produk salah satu faktor yang dapat memicu prilaku konsumtif, karena semakin
langkah produk, semakin memiliki rasa bangga tersendiri dalam memiliki produk
tersebut.

16

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan diagram diatas, dapat terlihat setelah kami melakukan
penyebaran angket, kami dapat menyimpulkan bahwa:
1.

Faktor terbesar yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk
berperilaku konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar
Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI) adalah cita-cita atau harapan untuk
mendapatkan produk yang diinginkan dimana jumlah responden yang
memilih faktor ini sebagai faktor pertama ada 24 orang dari 37
responden.

2.

Faktor kedua yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk
berperilaku konsumtif adalah keyakinan bahwa produk yang diinginkan
dapat bermanfaat, dimana jumlah responden yang paling banyak
memilih hal tersebut di urutan kedua berjumlah 14 orang.

3.

Faktor ketiga yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk
berperilaku konsumtif adalah usaha atau perjuangan yang dilakukan
untuk mendapatkan produk yang diinginkan, dimana jumlah responden
yang paling banyak memilih hal tersebut di urutan ketiga berjumlah 16
orang.

4.

Faktor yang terakhir atau keempat yang mempengaruhi pandangan
hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif adalah kebajikan dalam
memanfaatkan produk, dimana jumlah responden yang paling banyak
memilih hal tersebut di urutan keempat berjumlah 23 orang.

5.

Faktor yang diisi oleh responden pada kolom kosong angket
diantaranya adalah harga produk, faktor sosial atau gaya hidup,
kelangkaan produk.

B. Saran
Setelah dilakukannya penyebaran angket di kalangan mahasiswa,
penyusun mendapatkan bagaimana solusi pemecahan masalah yang membentuk

17

pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif (Studi
Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI), diantaranya
adalah:
1. Memprioritaskan Kebutuhan Dibandingkan dengan Keinginan
Seseorang harus mampu mengkonsep pandangan hidupnya untuk dapat
memprioritaskan kebutuhan dibandingkan dengan keinginan. Apabila ada
keinginan maka harus mampu mengutamakan hal yang terpenting dan
mempunyai kebermanfaatan.
2. Mengenal Kebutuhan Diri Sendiri
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yang merupakan tahap pertama
dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan
hidup. Hubungannya dengan perilaku konsumtif yang tidak dapat dipungkiri
bahwa apabila kita tidak dapat mengenal kemampuan dan kebutuhan diri sendiri
maka akan terjadi kesenjangan dan kerugian dari dampak perilaku konsumtif
yang ditimbulkan. Misalnya, menimbulkan sikap boros, tidak mampu
mengontrol keuangan.
3. Mengerti Pandangan Hidup Diri Sendiri
Dengan mengerti pandangan hidup diri sendiri, hendaknya kita mengerti
bagaimana bertindak dan berperilaku, dan menjauhkan segala sesuatu yang
akan berdampak negatif pada diri kita terutama perilaku konsumtif. Perilaku
konsumtif dapat berdampak positif apabila memberikan kebermanfaatan bagi
kita, namun dapat berdampak negatif apabila menimbulkan masalah misalnya
tidak dapat hidup hemat.
4. Meyakini Pandangan Hidup Diri Sendiri Terjauh dari Perilaku Konsumtif
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian
sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan meyakini, kita mampu
mengontrol diri sendiri dalam berperilaku dan meyakini bahwa tindakan dan
perilaku kita terjauh dari perilaku konsumtif yang bernilai negatif.

18

DAFTAR PUSTAKA
Dedy. (2011). Dasar Penentuan Sample Penelitian. http://bit.ly/1M7AMVT. Diakses
[03November 2015].

Handoko,

dan

Swastha.

Dalam

jurnalnya

http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4838/3/T1_132010001_BAB%2
0II.pdf). Diakses [02 November 2015].

Sitanggang,

Rahmadani.

(2014).

Manusia

dan

Pandangan

Hidup.

http://bit.ly/1OwlKMo. Diakses [02 November 2015].

Sulusy. Dalam jurnalnya http://eprints.ums.ac.id/16919/3/BAB_II.pdf, hlm. 6

Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI. (2015). Pendidikan
Sosial Budaya . Bandung: CV. Maulana Media Grafika.

Yayat.

(2015).

Pengertian

http://bit.ly/1GHpF9n.

Pandangan

Diakses

Hidup

[

19

02

Menurut

Para

November

Ahli.

2015].

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Lampiran 1. Foto Angket

Daftar Lampiran 2. Foto Angket

20

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25