Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014

  Pemerintah Kabupaten Bungo

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bungo Tahun 2014 adalah dokumen resmi tahunan yang mempunyai kedudukan yang strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan.

  Sebagai dokumen perencanaan tahunan daerah, dihasilkan melalui tahapan; arahan Bupati Bungo, forum SKPD, dan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

  Musrenbang tingkat kabupaten sebagai bagian tahapan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah, merupakan forum koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan untuk mengharmoniskan dan menyelaraskan program dan Pemerintah Kabupaten Bungo Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, RKPD Kabupaten Bungo Tahun 2014 memuat Rencana Kerja SKPD yang akan dilaksanakan pada Tahun 2014, Prioritas Pembangunan Daerah, Indikator Hasil Program, Penanggung Jawab Program, serta Rincian Pembiayaan untuk mencapai sasaran program, dengan demikian RKPD mempunyai fungsi pokok sebagai berikut:

  1. Menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2016 ke dalam rencana operasional;

  2. Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah;

  3. Sebagai dasar pedoman dalam penyusunan KUA, PPAS, RAPBD, dan APBD;

  4. Instrumen bagi Pemerintah Daerah untuk mengukur Kinerja Penyelenggaraan Fungsi dan Urusan Wajib Daerah;

  5. Instrumen bagi Pemerintah Daerah sebagai acuan penyusunan LPPD kepada Pemerintah, LKPJ kepada DPRD; dan

  6. Menyediakan informasi bagi pemenuhan Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang perlu disampaikan kepada

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

  3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

  4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

  5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

  6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  10. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

  11. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);

  12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

  13. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

  14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

  15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Kabupaten dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

  20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

  21. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 01 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jambi Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun 2011, Nomor 01);

  22. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011-2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 Nomor 10);

  23. Peraturan Daerah Kabupaten Bungo Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2013 Nomor 1);

  Pemerintah Kabupaten Bungo (APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Tahun Anggaran 2014.

1.4. Proses Penyusunan RKPD Tahun 2014

  Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

  Penyusunan RKPD ini mengacu pada RPJMD Kabupaten Bungo Tahun 2011-2016 (Peraturan Daerah Kabupaten Bungo Nomor 10 Tahun 2011), Rencana Kerja Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2014 dan hasil Forum SKPD Kabupaten Bungo Tahun 2013, serta hasil Musrenbang Kabupaten Bungo Tahun 2013. Pemerintah Kabupaten Bungo Alur penyusunan RKPD adalah sebagai berikut:

  VISI & MISI KONDISI DAERAH

  ISU & MASALAH MENDESAK

TEMA

PEMBANGUNAN

RANCANGAN EKONOMI DAERAH

PRIORITAS

PEMBANGUNAN

ALOKASI DANA

PROGRAM DAN

  APBN/

KEGIATAN

APBD-I/ ABPD-II

Gambar 1.1. Alur Penyusunan RKPD RKPD Kabupaten Bungo Tahun 2014 disusun melalui proses sebagai Pemerintah Kabupaten Bungo

  

1.5. Hubungan RKPD Daerah dengan Dokumen Perencanaan

Lainnya RKPD tahun 2014 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional untuk kurun waktu satu tahun yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri

  Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. RKPD merupakan penjabaran RPJMD Kabupaten Bungo tahun 2011-2016 dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014 dan berpedoman pada Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 01 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jambi Tahun 2010 - 2015.

1.6. Sistimatika Dokumen RKPD

  Dokumen RKPD Kabupaten Bungo Tahun 2014 terdiri dengan Pemerintah Kabupaten Bungo arah kebijakan perekonomian daerah, sumber pembiayaan

daerah, arah kebijakan keuangan daerah.

  Bab IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 Berisi Tujuan dan Sasaran Pembangunan serta Prioritas Pembangunan.

  Bab V : RENCANA KERJA PROGRAM KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Berisi Prioritas Pembangunan Daerah, yang menguraikan tentang tema pembangunan Tahun 2014, prioritas pembangunan, sasaran dan kebijakan masing -masing prioritas pembangunan.

  Bab VI : KAIDAH PELAKSANAAN Berisi Kaidah Pelaksanaan yang menguraikan secara umum kewajiban dalam menjalankan seluruh arah kebijakan dan sasaran yang termuat dalam rencana kerja pembangunan daerah

  Bab VII : PENUTUP Penutup yang berisi harapan – harapan dalam meng- implementasikan RKPD Tahun 2014.

  Pemerintah Kabupaten Bungo

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

  2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

a). Pembentukan Pembentukan Kabupaten Bungo

  Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah, Kabupaten Merangin yang semula ibukotanya berkedudukan di Bangko dipindahkan ke Muara Bungo. Selanjutnya Dalam perkembangannya Daerah Tingkat I Jambi yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 81 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Jambi dirubah menjadi UU No.

81 Tahun 1958 yang wilayahnya terdiri dari Kabupaten Batanghari, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci.

  Pada Tahun 1958 rakyat Kabupaten Merangin melalui DPRD Peralihan dan DPRDGR bertempat di Muara Bungo dan Bangko mengambil keputusan antara lain: Pemerintah Kabupaten Bungo

  1. Kabupaten Merangin menjadi: 1) Pemerintah Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko berkedudukan di Bangko.

2) Pemerintah Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo berkedudukan di Muara Bungo.

  2. Kabupaten Batanghari menjadi: 1) Pemerintah Daerah Tingkat II Tanjung Jabung berkedudukan di Kuala Tungkal.

2) Pemerintah Daerah Tingkat II Batanghari berkedudukan di Kenali Asam.

  Pada Tanggal 12 September 1965 dilakukan pelantikan Bapak M. Saidi (almarhum) sebagai Pejabat Bupati Kepala daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo dan diadakan penurunan papan nama Kantor Bupati Merangin dan diganti dengan papan nama Kantor Bupati Muara Bungo Tebo.

  Sehubungan dengan hal tersebut, maka tanggal

  19 Oktober 1965 dinyatakan sebagai Hari Jadi Kabupaten Muara Bungo Tebo. Untuk memudahkan penyebutannya dan dengan tidak mengurangi makna keputusan dan jiwa Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 dan Keputusan DPRDGR Pemerintah Kabupaten Bungo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2755);

  2. Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903); sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969);

b). Kondisi Geografis

  Secara geografis Kabupaten Bungo berada pada posisi antara 01 08’ Pemerintah Kabupaten Bungo Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bungo mencoba untuk memanfaatkan aksesibilitas ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, khususnya di Sumatera

  Bagian Tengah dengan menyediakan sarana transportasi udara. Sejak tahun 2004, bandara udara Muara Bungo dirintis, dimulai dengan pembebasan lahan dan pembangunan fisiknya pada tahun 2008. Kini, bandara udara Muara Bungo telah dipergunakan untuk angkutan domestik dengan rute Bengkulu - Muara Bungo, Muara Bungo - Jambi dan Muara Bungo – Jakarta.

  2 Luas Kabupaten Bungo adalah 4.659 km dengan topografi datar, berbukit-bukit hingga curam dengan ketinggian antara 100 hingga lebih dari 1.000 m dpl. Kabupaten Bungo merupakan daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2.577 mm/tahun (138 hari/tahun) dengan jenis tanah yang mendominasi adalah latosol, podsolik, komplek latosol, dan andosol.

  Kondisi lahan di Kabupaten Bungo secara umum adalah morfologi datar, bertekstur agak kasar, dengan ketersediaan air yang cukup karena dilalui 4 buah sungai besar. Lahan bergelombang dengan kemiringan tanah kurang dari 40% yang mencapai 80% dari luas wilayah. Kondisi ini sangat cocok untuk pengembangan tanaman perkebunan. Sedangkan sisanya Pemerintah Kabupaten Bungo penduduk berumur kurang dari 15 tahun maksimal 30 persen dan penduduk umur 65 tahun keatas minimal 10 persen dari penduduk pada suatu wilayah. Sementara, penduduk muda adalah bila penduduk berumur kurang dari 15 tahun maksimal 40 persen dan penduduk umur 65 tahun keatas maksimal 5 persen.

  Komposisi penduduk Kabupaten Bungo menunjukkan bahwa 31,60 persen penduduk berusia muda (umur 0-14 tahun), 63,32 persen berusia produktif (umur 15-60 tahun), dan hanya 5,08 persen yang berumur 60 tahun lebih, sehingga berdasarkan angka mutlaknya diperoleh angka ketergantungan sebesar 57,93. Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 57 orang penduduk usia tidak produktif.

  Semakin besar angka ketergantungan, maka semakin besar pula beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif, berarti semakin besar hambatan atas upaya perkembangan daerah.

  Secara umum penduduk Kabupaten Bungo masih bergantung kepada sektor pertanian dalam arti luas. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS Pemerintah Kabupaten Bungo disemua jenjang pendidikan. Kenaikan APK terjadi pada jenjang pendidikan SD/MI dari 112,26% pada tahun 2011 menjadi 112,48% pada tahun 2012. Untuk APK jenjang SMP/MIS dan yang sederajat juga meningkat dari 92,05% menjadi 92,78% pada tahun 2012. Sedangkan APK untuk jenjang pendidikan SMA sederajat dari 80,87% menjadi 81,62% pada tahun 2012. Grafik 1.1.Trend APK Jenjang Pendidikan SD, SMP dan SMA Sederajat Kabupaten Bungo Tahun 2011-2012

  120 100

  80

  60 2011

  40 2012

20 SD SMP SMA

  Nilai APM untuk jenjang SD sederajat meningkat dari 98,94% menjadi 99,61% pada tahun 2012. APM untuk jenjang SMP/MIS juga meningkat dari 86,82% menjadi 87,76% pada tahun 2012. APM untuk jenjang pendidikan SMA sederajat meningkat dari 62,94% menjadi 63,98% pada tahun 2012. Trend nilai APM untuk jenjang SD, SMP dan SMA sederajat dapat dilihat pada Pemerintah Kabupaten Bungo

d) Kondisi Ekonomi

  • Potensi Unggulan Daerah Potensi daerah yang menjadi andalan dan merupakan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat Kabupaten Bungo adalah potensi sumber daya pertanian dan perkebunan. Komoditi tanaman pangan berupa padi dan palawija telah dikenal sejak lama terus berkembang dengan baik. Pada tahun 2012 produksi padi mencapai 47.056,07 ton, kedelai 711,71 ton, kacang tanah 1.035,10 ton dan jagung 5.660,82 ton. Dengan penambahan lahan dan penerapan teknologi pertanian, maka produksi masing-masing komoditas tersebut masih dapat ditingkatkan.

  Sedangkan tanaman perkebunan yang menjadi primadona adalah karet. Kini selain karet, tanaman kelapa sawit pun menjadi jenis yang diminati pengembangannya. Perkebunan sejak lama menjadi salah satu sektor penghasilan utama masyarakat. Kurang lebih 55% penggunaan wilayah Kabupaten Bungo dijadikan perkebunan, baik perkebunan karet maupun kelapa sawit. Kehadiran perkebunan besar mempunyai manfaat yang cukup berarti dalam memacu produksi perkebunan. Pemerintah Kabupaten Bungo kandungan kalori antara 5.000-7.300 kalori. Saat ini bahan tambang batu bara sudah diusahakan oleh beberapa perusahaan, selain itu masih ada perusahaan lainnya yang tengah dalam proses perizinan.

  Potensi emas di Kabupaten Bungo terdiri dari dua sumber yaitu emas primer dan emas sekunder. Potensi ini tersebar di beberapa lokasi antara lain Kecamatan Rantau Pandan yang memiliki cadangan emas sebesar 14.400 kg, Kecamatan Pelepat (87.000 kg), Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang (25.000 kg), Kecamatan Tanah Sepenggal (10.000 kg), Kecamatan Pelepat Ilir (13.000 kg) serta Kecamatan Jujuhan (11.000 kg).

  Kabupaten Bungo memiliki indikasi adanya cadangan minyak bumi yang tersimpan di kedalaman 500–800 meter di beberapa kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Jujuhan dengan 4 titik bor, Kecamatan Rantau Pandan (4 titik bor), Kecamatan Tanah Sepenggal (2 titik bor), Kecamatan Tanah Tumbuh (3 titik bor) dan Kecamatan Pasar Muara Bungo (2 titik bor). Sebaran ini merupakan potensi untuk dieksploitasi menjadi sumber pendapatan asli daerah. Pemerintah Kabupaten Bungo bawah tingkat garis kemiskinan yang ditentukan. Dalam kaitan ini, struktur perekonomian, pergeseran dari sektor primer ke sektor sekunder bahkan tersier menjadi salah satu ukuran keberhasilan pembangunan.

  Hasil evaluasi kinerja perekonomian biasanya didukung oleh peran dan kontribusi Usaha Mikro, Industri Kecil dan Koperasi. Peran bidang ini pada perekonomian menjadi penting karena digerakkan dan menggerakkan masyarakat yang ternyata dapat menopang kehidupan masyarakat dalam menghadapi krisis yang pernah terjadi.

  Hasil pembangunan Kabupaten Bungo juga melihat kondisi pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita serta tingkat inflasi sebagai indikator makronya.

  Hingga tahun 2011, perekonomian Kabupaten Bungo masih didominasi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bungo yaitu sebesar 28,33 persen. Sektor kedua yang cukup berperan adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu 17,61 persen lalu disusul sektor perdagangan, hotel dan restauran sebesar 17,27 persen. Pemerintah Kabupaten Bungo Grafik 1.3. PDRB per Lapangan Usaha atas dasar Harga Berlaku

  Pertanian Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa

  Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Bungo juga meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 pendapatan per kapita masyarakat sebesar Rp. 13.307.566,60 per tahun dan kini meningkat mencapai Rp. 15.303.276,70 pada tahun 2011. Pada tahun 2012 pendapatan perkapita diproyeksikan sebesar Rp.15.816.931,91. Grafik peningkatan pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Bungo dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 1.4. Pendapatan per Kapita atas dasar Harga Berlaku

  Rp17.000.000,00 Pemerintah Kabupaten Bungo

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan RKPD Tahun 2012.

  Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bungo Tahun 2013 ditetapkan dengan Peraruran Bupati Bungo Nomor 17 Tahun 2012. RKPD tersebut memuat semua program/kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bungo pada tahun 2013.

  Namun, tidak semua program/kegiatan yang ada dalam RKPD dapat diakomodir ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bungo Tahun 2013, dikarenakan adanya penerapan skala prioritas terhadap terhadap program / kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga hanya program/kegiatan yang bersifat urgen dan merupakan kebutuhan

masyarakat dan pemerintah yang diutamakan dalam penyusunan APBD.

1. Dinas Pendidikan

  Dinas Pendidikan menyelenggarakan urusan wajib bidang pendidikan. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan sebanyak 11 program dan 168 Pemerintah Kabupaten Bungo sebanyak 7 program dan 14 kegiatan dengan pagu sebesar Rp.

  58.030.885.601,- terealisasi sebesar Rp. 47.169.128.265,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 81,28 %.

  4. Dinas Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum menyelenggarakan urusan wajib bidang pekerjaan umum dan penataan ruang . Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum sebanyak 17 program dan 48 kegiatan dengan pagu sebesar Rp.

  78.189.902.633,- terealisasi sebesar Rp. 60.886.906.921,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 77,87 %.

  5. Dinas Pengelolaan Pasar dan Kebersihan Dinas Pengelolaan Pasar dan Kebersihan menyelenggarakan urusan wajib bidang Pekerjaan Umum,. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar dan Kebersihan sebanyak 9 program dan 29 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 10.239.415.000,- terealisasi sebesar Rp. 9.184.176.869,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 89,69 %.

  Pemerintah Kabupaten Bungo sebanyak 10 program dan 23 kegiatan dengan pagu sebesar Rp.

  14.033.012.100,- terealisasi sebesar Rp. 14.614.502.050,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 104,14 %

  8. Kantor Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup menyelenggarakan urusan wajib bidang Lingkungan Hidup. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Lingkungan Hidup sebanyak 8 program dan 30 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 1.572.893500,- terealisasi sebesar Rp. 1.461.604.138,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 92,92 %

  9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyelenggarakan urusan wajib Kependudukan dan Catatan Sipil. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebanyak 6 program dan 31 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 3.194.196.960,- terealisasi sebesar Rp. 3.002.228.827,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 93,99 %

  Pemerintah Kabupaten Bungo yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kesbang, Politik dan Linmas sebanyak 13 program dan 34 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 6.137.405.800,- terealisasi sebesar Rp. 5.686.224.282,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 92,65 %.

  12. Dinas Koperasi, UMKM, Peridustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan menyelenggarakan urusan wajib koperasi dan usaha kecil menengah serta urusan pilihan Perdagangan dan Industri. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan sebanyak 15 program dan 52 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 2.610.023.500,- terealisasi sebesar Rp.

  

2.530.029.149,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 96,94 %.

  13. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga.

  Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga menyelenggarakan urusan wajib kebudayaan, pemuda dan olah raga serta urusan pilihan pariwisata. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Pemerintah Kabupaten Bungo

  15. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah sebanyak 29 program dan 97 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 24.116.125.700,- terealisasi sebesar Rp. 21.398.271.596,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 88,73 %.

  16. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebanyak 9 program dan 34 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 14.631.145.500,- terealisasi sebesar Rp. 12.654.459.060,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 86,49 %.

  17. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

  Pemerintah Kabupaten Bungo Kepegawaian dan Diklat sebanyak 9 program dan 31 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 6.684.955.400,- terealisasi sebesar Rp. 5.318.093.874,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 79,55 %.

  19. Inspektorat Inspektorat menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Inspektorat sebanyak 6 program dan 27 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 2.247.506.000,- terealisasi sebesar Rp.

2.054.572.674,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 91,42 %.

  20. Kecamatan Pasar Muara Bungo Kecamatan Pasar Muara Bungo menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Pasar Muara Bungo sebanyak 9 program dan 24 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 402.989.600,- terealisasi sebesar Rp. 377.670.149,- dengan tingkat

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  22. Kecamatan Pelepat Ilir Kecamatan Pelepat Ilir menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Pelepat Ilir sebanyak 11 program dan 28 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 1.028.173.650,- terealisasi sebesar Rp. 945.331.511,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 91,94 %.

  23. Kecamatan Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Rantau Pandan sebanyak 10 program dan 26 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 976.177.700,- terealisasi sebesar Rp. 972.665.000,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 99,64 %.

  24. Kecamatan Tanah Sepenggal

  Pemerintah Kabupaten Bungo sebesar Rp. 1.270.029.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.220.034.000,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 96,06 %

  26. Kecamatan Jujuhan Kecamatan Jujuhan menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Jujuhan sebanyak 9 program dan 28 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 1.005.363.500,- terealisasi sebesar Rp. 994.150.500,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 98,88 %

  27. Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang sebanyak 9 program dan 26 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 1.166.464.560,- terealisasi sebesar Rp.

  Pemerintah Kabupaten Bungo perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Bathin II Babeko sebanyak 8 program dan 24 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 336.157.500,- terealisasi sebesar Rp. 329.745.082,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 98,09 %

  30. Kecamatan Rimbo Tengah Kecamatan Rimbo Tengah menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Rimbo Tengah sebanyak 10 program dan 25 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 993.620.675,- terealisasi sebesar Rp. 982.408.660,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 98,87 %

  31. Kecamatan Bungo Dani Kecamatan Bungo Dani menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  33. Kecamatan Bathin II Pelayang Kecamatan Bathin II Pelayang menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Bathin II Pelayang sebanyak 13 program dan 30 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 1.090.210.300,- terealisasi sebesar Rp. 1.028.778.000,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 94,37 %

  34. Kecamatan Bathin III Ulu Kecamatan Bathin III Ulu menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Bathin III Ulu sebanyak 10 program dan 28 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 1.051.745.100,- terealisasi sebesar Rp. 1.030.469.500,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 97,98 %

  35. Kecamatan Jujuhan Ilir

  Pemerintah Kabupaten Bungo 1.188.403.399,- terealisasi sebesar Rp. 1.142.286.300,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 96,12 %

  37. Kelurahan Pasir Putih Kelurahan Pasir Putih menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Pasir Putih sebanyak 5 program dan 18 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 350.318.700,- terealisasi sebesar Rp. 345.982.640,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 98,76 %

  38. Kelurahan Cadika Kelurahan Cadika menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Cadika sebanyak 5 program dan 14 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 214.865.150,- terealisasi sebesar Rp. 193.421.227,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar

  Pemerintah Kabupaten Bungo perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Tanjung Gedang sebanyak 6 program dan 17 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 187.351.400,- terealisasi sebesar Rp. 182.708.900,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 97,52 %

  41. Kelurahan Bungo Timur Kelurahan Bungo Timur menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Bungo Timur sebanyak 6 program dan 18 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 197.825.000,- terealisasi sebesar Rp. 190.203.770,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 96,15 %

  42. Kelurahan Bungo Barat Kelurahan Bungo Barat menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  44. Kelurahan Sungai Kerjan Kelurahan Sungai Kerjan menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Sungai Kerjan sebanyak 5 program dan 18 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 247.092.675,- terealisasi sebesar Rp. 245.220.977,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 99,24 %

  45. Kelurahan Sungai Pinang Kelurahan Sungai Pinang menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Sungai Pinang sebanyak 5 program dan 18 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 225.544.500,- terealisasi sebesar Rp. 223.678.590,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 99,17 %

  46. Kelurahan Manggis

  Pemerintah Kabupaten Bungo Rp. 189.412.400,- terealisasi sebesar Rp. 168.241.931,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 88,82 %

  48. Kelurahan Sungai Binjai Kelurahan Sungai Binjai menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Sungai Binjai sebanyak 6 program dan 19 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 180.017.300,- terealisasi sebesar Rp. 174.759.800,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 97,08 %

  49. Badan Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan dan Terpadu Badan Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan dan Terpadu menyelenggarakan urusan wajib penanaman modal dan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan dan Terpadu sebanyak 7 program dan 25 kegiatan dengan pagu

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  51. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Dusun, PP dan KB Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Dusun, PP dan KB menyelenggarakan urusan wajib pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, urusan wajib keluarga berencana dan keluarga sejahtera serta urusan wajib pemberdayaan masyarakat desa. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Dusun, PP dan KB sebanyak 22 program dan 57 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 6.238.215.530,- terealisasi sebesar Rp. 5.838.553.275,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 93,59 %.

  52. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi menyelenggarakan urusan wajib kearsipan dan kearsipan. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi sebanyak 9 program dan 29 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 779.479.000,- terealisasi sebesar Rp. 743.277.826,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 95,36 %.

  Pemerintah Kabupaten Bungo pagu sebesar Rp. 2.504.159.100,- terealisasi sebesar Rp. 2.386.423.476,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 95,30 %.

  55. Dinas Peternakan dan Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan menyelenggarakan urusan pilihan pertanian dan Kelautan dan Perikanan. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi sebanyak 12 program dan 13 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 5.909.461.000,- terealisasi sebesar Rp. 5.631.795.025,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 95,30 %.

  56. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan menyelenggarakan urusan pilihan pertanian dan Kehutanan. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi sebanyak 14 program dan 50 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 8.682.450.370,- terealisasi sebesar Rp. 7.584.138.752,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 87,35 %.

  Pemerintah Kabupaten Bungo Secara geografis Kabupaten Bungo berada pada posisi antara 01 08’ sampai 01 55’ Lintang Selatan dan antara 101 27’ sampai 102 30’ Bujur

  Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Dharmasraya (Sumbar), sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya (Sumbar) dan Kabupaten Kerinci serta sebelah timur dengan Kabupaten Tebo.

  Posisi demikian menempatkan Bungo sebagai daerah perlintasan dari Provinsi Jambi ke Sumatera Barat juga sebagai penghubung antara kabupaten-kabupaten di wilayah Jambi bagian timur (Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Batanghari), dengan bagian barat (Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci).

  Di masa mendatang aksesibilitas ini harus termanfaatkan secara lebih baik sehingga dapat mendorong pusat pertumbuhan wilayah yang nyata, khususnya di Sumatera Bagian Tengah. Keberadaan pusat pertumbuhan ini ke depan menjadi penting, mengingat keunggulan bersaing Kabupaten Bungo Pemerintah Kabupaten Bungo sebanyak 20% luas wilayah dengan kemiringan lebih dari 40% termasuk dalam kawasan lindung.

  b). Gambaran Umum Demografis Berdasarkan data demografis hasil proyeksi Sensus Penduduk Tahun 2011 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

  Kabupaten Bungo sebanyak 310.737 orang yang terdiri dari 159.523orang laki-laki dan 151.214 perempuan dengan sex ratio sebesar 105,49. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 303.135

orang, maka pertumbuhan penduduk Kabupaten Bungo sebesar 2,51%.

  Komposisi umur merupakan faktor yang sangat penting dalam demografi, terutama dalam berbagai analisis kependudukan. Menurut komposisi umur penduduk, yang dimaksud dengan penduduk tua adalah bila penduduk berumur kurang dari 15 tahun maksimal 30 persen dan penduduk umur 65 tahun keatas minimal 10 persen dari penduduk pada suatu wilayah. Sementara, penduduk muda adalah bila penduduk berumur kurang dari 15 tahun maksimal 40 persen dan penduduk umur 65 tahun keatas maksimal 5 Pemerintah Kabupaten Bungo Secara umum penduduk Kabupaten Bungo masih bergantung kepada sektor pertanian dalam arti luas. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS

  Kabupaten Bungo terlihat bahwa 59,55% dari jumlah penduduk bekerja dibidang pertanian. Berturut-turut persentase bidang pekerjaan adalah sebagai berikut bidang perdagangan 11,72%, bidang jasa kemasyarakatan

12,36, bidang industri pengolahan 3,34% dan lainnya sebesar 13,03%.

  Gejala lain yang teramati adalah adanya konsentrasi atau pertambahan kelompok penduduk di usia semakin tua. Hal ini dikarenakan bertambahnya kualitas kependudukan berkat perbaikan kualitas gizi sehingga membuat meningkatnya angka harapan hidup. Angka harapan hidup masyarakat Kabupaten Bungo masih berkisar pada usia 67 tahun.

  Sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Bungo untuk terus meningkatkan pemerataan sarana dan prasarana, peralatan, dan fasilitas pendidikan membawa konsekuensi pada perkembangan APK dan APM disemua jenjang pendidikan. Kenaikan APK terjadi pada jenjang pendidikan SD/MI dari 112,26% pada tahun 2011 menjadi 112,48% pada tahun 2012. Untuk APK jenjang SMP/MIS dan yang sederajat juga meningkat dari 92,05% Pemerintah Kabupaten Bungo Grafik 1.1. Trend APK Jenjang Pendidikan SD, SMP dan SMA Sederajat Kabupaten Bungo Tahun 2011-2012

  120 100

  80

  60 2011 2012

  40

20 SD SMP SMA

  Nilai APM untuk jenjang SD sederajat meningkat dari 98,94%menjadi99,61% pada tahun 2012. APM untuk jenjang SMP/MIS juga meningkat dari 86,82% menjadi 87,76% pada tahun 2012. APM untuk jenjang pendidikan SMA sederajat meningkat dari 62,94% menjadi 63,98% pada tahun 2012. Trend nilai APM untuk jenjang SD, SMP dan SMA sederajat dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

  Grafik 1.2. Trend APM Jenjang Pendidikan SD, SMP dan SMA Sederajat

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  c). Kondisi Ekonomi

  a. Potensi Unggulan Daerah Potensi daerah yang menjadi andalan dan merupakan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat Kabupaten Bungo adalah potensi sumber daya pertanian dan perkebunan. Komoditi tanaman pangan berupa padi dan palawija telah dikenal sejak lama terus berkembang dengan baik.

  Pada tahun 2012 produksi padi mencapai 47.056,07 ton, kedelai 711,71 ton, kacang tanah 1.035,10 ton dan jagung 5.660,82 ton. Dengan penambahan lahan dan penerapan teknologi pertanian, maka produksi masing-masing komoditas tersebut masih dapat ditingkatkan.

  Sedangkan tanaman perkebunan yang menjadi primadona adalah karet. Kini selain karet, tanaman kelapa sawit pun menjadi jenis yang diminati pengembangannya. Perkebunan sejak lama menjadi salah satu sektor penghasilan utama masyarakat. Kurang lebih 55% penggunaan wilayah Kabupaten Bungo dijadikan perkebunan, baik perkebunan karet maupun kelapa sawit. Kehadiran perkebunan besar mempunyai manfaat yang cukup berarti dalam memacu produksi perkebunan. Pemerintah Kabupaten Bungo Bahan tambang batu bara di Kabupaten Bungo memiliki kualitas cukup baik dengan kandungan kalori antara 5.000-7.300 kalori. Saat ini bahan tambang batubara sudah diusahakan oleh beberapa perusahaan, selain itu masih ada perusahaan lainnya yang tengah dalam proses perizinan.

  Potensi emas di Kabupaten Bungo terdiri dari dua sumber yaitu emas primer dan emas sekunder. Potensi ini tersebar di beberapa lokasi antara lain Kecamatan Rantau Pandan yang memiliki cadangan emas sebesar 14.400 kg, Kecamatan Pelepat (87.000 kg), Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang (25.000 kg), Kecamatan Tanah Sepenggal (10.000 kg), Kecamatan Pelepat Ilir (13.000 kg) serta Kecamatan Jujuhan (11.000 kg).

  Kabupaten Bungo memiliki indikasi adanya cadangan minyak bumi yang tersimpan di kedalaman 500–800 meter di beberapa kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Jujuhan dengan 4 titik bor, Kecamatan Rantau Pandan (4 titik bor), Kecamatan Tanah Sepenggal (2 titik bor), Kecamatan Tanah Tumbuh (3 titik bor) dan Kecamatan Pasar Muara Bungo (2 titik bor). Sebaranini merupakan potensi untuk dieksploitasi menjadi sumber pendapatan asli daerah. Pemerintah Kabupaten Bungo PDRB selama lima tahun terakhir menunjukkan trend peningkatan seiring peningkatan pendapatan masyarakat. Namun bila dibandingkan dengan standar Bank Dunia, perekonomian di Kabupaten Bungo masih di bawah tingkat garis kemiskinan yang ditentukan. Dalam kaitan ini, struktur perekonomian, pergeseran dari sektor primer ke sektor sekunder bahkan tersier menjadi salah satu ukuran keberhasilan pembangunan.

  Hasil evaluasi kinerja perekonomian biasanya didukung oleh peran dan kontribusi Usaha Mikro, Industri Kecil dan Koperasi. Peran bidang ini pada perekonomian menjadi penting karena digerakkan dan menggerakkan masyarakat yang ternyata dapat menopang kehidupan masyarakat dalam menghadapi krisis yang pernah terjadi.

  Hasil pembangunan Kabupaten Bungo juga melihat kondisi pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita serta tingkat inflasi sebagai indikator makronya.

  Hingga tahun 2011, perekonomian Kabupaten Bungo masih didominasi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bungo yaitu sebesar Pemerintah Kabupaten Bungo Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Bungo juga meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 pendapatan per kapita masyarakat sebesar Rp. 13.307.566,60 per tahun dan kini meningkat mencapai Rp. 15.303.276,70 pada tahun 2011. Pada tahun 2012 pendapatan perkapita diproyeksikan sebesar Rp.15.816.931,91. Grafik peningkatan pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Bungo dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

  Grafik 1.4. Pendapatan per Kapita atas dasar Harga Berlaku Prestasi pembangunan Kabupaten Bungo dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya terjadi perkembangan yang cukup berarti yaitu mencapai 7,51% pada tahun 2012 (data proyeksi BPS). Dengan kondisi perekonomian yang masih belum membaik saat ini, memang cukup berat untuk mencapai angka

  Pemerintah Kabupaten Bungo

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

  Perekonomian Bungo baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh fenomena-fenomena yang berkembang saat ini dan yang akan datang, baik pada tatanan perkembangan lingkungan eksternal maupun internal. Perkembangan lingkungan ekternal perekonomian Bungo sangat dipengaruhi oleh kebijakan perekonomian nasional dan internasional (global).

  Berdasarkan kondisi tersebut, faktor eksternal yang mempengaruhi perekonomian Bungo pada Tahun 2014 diperkirakan adalah: pertama, ketergantungan pangan terhadap produk impor; fenomena ini akan mengakibatkan ketersediaan produk pangan terganggu, sehingga terjadi ketidakstabilan harga di pasaran; kedua, terjadinya krisis energi yang Pemerintah Kabupaten Bungo dengan peran dan kontribusi Provinsi Bungo terhadap perekonomian nasional.

  Sementara itu faktor internal yang akan mempengaruhi perekonomian Bungo untuk Tahun 2014 diperkirakan adalah: Pertama, jumlah penduduk; kondisi ini di satu sisi merupakan potensi pasar barang dan jasa, namun disisi lain merupakan beban pembangunan ekonomi. Kedua, ketersediaan infrastruktur wilayah melalui penyediaan sarana dan prasarana yang relatif baik, akan mempengaruhi tingkat efisiensi perekonomian dan peningkatan daya tarik bagi para investor. Ketiga, penurunan kontribusi sektor primer yang mengakibatkan terjadinya pengangguran kentara ( daesgues employment) dan urbanisasi. Keempat, iklim ketentraman dan ketertiban yang kondusif; kondisi ini sangat mempengaruhi kelancaran usaha dan aktivitas ekonomi.

  PDRB selama lima tahun terakhir menunjukkan trend peningkatan seiring peningkatan pendapatan masyarakat. Namun bila dibandingkan dengan standar Bank Dunia, perekonomian di Kabupaten Bungo masih di bawah tingkat garis kemiskinan yang ditentukan. Dalam kaitan ini, struktur Pemerintah Kabupaten Bungo Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Bungo Tahun 2008-2012

  Pendapatan Pendapatan PDRB menurut PDRB menurut Jumlah Per-Kapita menurut Per-Kapita menurut Tahun Harga Berlaku Harga Konstan Penduduk Harga Berlaku Harga Konstan (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) (Rp) (Rp)

2008 2.919.240,94 1.135.449,09 264.389 10.150.118,48 3.975.874,51

2009 3.325.761,72 1.208.036,66 270.430 11.289.329,77 4.149.537,51

2010 4.033.989,20 1.289.286,47 303.135 12.095.616,40 3.963.619,02

2011 4.755.294,29 1.388.315,58 310.737 14.056.769,93 4.152.198,18

2012* 5.305.389,18 1.492.587,35 324.047 15.104.181,36 4.267.909,74

  • angka sementara Sumber: Data BPS Kabupaten Bungo Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Bungo juga meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 pendapatan per kapita masyarakat sebesar Rp10.150.118,48 per tahun, dan meningkat mencapai Rp15.104.181,36 pada tahun 2012. Sementara itu perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Bungo adalah sebagai berikut:

  Pemerintah Kabupaten Bungo Tingkat Capaian Tahun Indikator Ekonomi Makro 2008 2009 2010 2011 2012*

4. Jumlah Penduduk ( orang ) 257.087 264.389 270.430 310.737 324.047

  Selanjutnya Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha adalah sebagai berikut: Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bungo Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 – 2012

  No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012*

  1 Pertanian 36,85 36,41 35,23 34,09 33,00

  2 Pertambangan Dan Penggalian 11,99 10,29 10,15 10,26 9,73

  3 Industri Pengolahan 4,46 4,49 4,40 4,62 4,62

  4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,52 0,55 0,57 0,57 0,58

  5 Bangunan 6,53 7,05 7,57 7,98 9,58

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 19,47 20,87 21,74 22,32 22,35

  7 Pengangkutan dan Komunikasi 7,53 7,56 7,56 7,47 7,47