KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN (REFOCUSING PROGRAM)

KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN PERTANIAN
(REFOCUSING PROGRAM)
BIRO PERENCANAAN-SETJEN
RAPAT KERJA BB LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN
26 April 2016

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

www.setjen.pertanian.go.id

KONDISI DAN TANTANGAN NASIONAL
KONDISI

• Penduduk 252 juta
TANTANG
AN
• Dinamika penduduk :
urbanisasi, angkatan
kerja wanita

• Proporsi penduduk
miskin masih besar
(11,4%)
• Ketergantungan terhadap
beras (2014 : konsumsi
124 kg/kap/tahun
• Masalah gizi

Peningkatan Permintaan Pangan
(Jumlah, Mutu, Keragaman dan
Keamanan Pangan)
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

• Konversi lahan pertanian
100 ribu ha/tahun dan
tidak terkendali
• Akses terhadap sumber
pembiayaan, teknologi,
informasi, dan pasar

rendah
• Sebaran produksi pangan
tidak merata, baik antar
daerah maupun antar
waktu
• Dampak negatif
perubahan iklim global

Perlu ada kebijakan terobosan
peningkatan produksi pangan
2

www.setjen.pertanian.go.id

ISU STRATEGIS 2015-2019

1
2

• Kecukupan produksi komoditas strategis (padi, jagung,

kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai dan bawang
merah) serta pengurangan ketergantungan impor
• Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk
pertanian di dalam negeri / antisipasi pasar bebas AEC
(ASEAN Economic Community 2015), Indonesia sebagai
target pasar

3

• Pemantapan dan peningkatan daya saing dan
ekspor produk pertanian di dunia internasional

4

• Diversifikasi pangan untuk mengurangi konsumsi
beras dan tepung terigu

5

• Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani


Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

3

www.setjen.pertanian.go.id

KEBIJAKAN UMUM
PEMBANGUNAN PERTANIAN 2015-2019
Swasembada
& peningkatan
produksi
Pengembangan
Produk Berdaya
Saing

Tata kelola
pemerintahan


Penguatan Sistem
& Kelembagaan
perbenihan,
petani, penyuluh,
teknologi,
perkarantinaan
dan ketahanan
pangan

PEMBANGUNAN
PERTANIAN
Pengembangan
Infrastruktur
dan Sarana

Fokus
Komoditas
Strategis

Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian

Pengembang
an Kawasan
Pertanian

4

www.setjen.pertanian.go.id

KEBIJAKAN TEKNIS OPERASIONAL
PEMBANGUNAN PERTANIAN 2015-2019
ARAH KEBIJAKAN

1) Peningkatan ketersediaan
pangan melalui penguatan
kapasitas produksi Dalam
Negeri
2) Peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap

pangan
3) Meningkatkan perbaikan
kualitas konsumsi pangan
dan gizi masyarakat
4) Mitigasi gangguan
terhadap kedaulatan
pangan
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

Kebijakan
Adaptasi
Perubahan
Iklim
Kebijakan
Pengelolaan
&
Pemanfaatan
Keanekaraga
man Hayati


Kebijakan
Reorientasi
Multi Produk
Pertanian
PEMBANGUNAN
PERTANIAN

Pengelolaan
Program Tematik
(PUG, Ketenaga
kerjaan, PDT,
P4B, Perbatasan)

Kebijakan
Pengelolaan
&
Pemanfaatan
Subsidi &
Kredit


• PUG : Pengarusutamaan Gender
• PDT : Pembangunan Daerah Tertinggal
• P4B : Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat

5

www.setjen.pertanian.go.id

KEBIJAKAN PUPUK BERSUBSIDI
 Perencanaan kebutuhan
pupuk bersubsidi

• Rekomendasi vs
usulan daerah?

 Pendistribusian pupuk
bersubsidi

• Lini I, II, III, dan

IV?

 Pengawasan
pelaksanaan kebijakan
pupuk bersubsidi

• Komisi Pupuk
dan Pestisida?
• Pengawalan
Polri, TNI

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

6

www.setjen.pertanian.go.id

9 AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL (NAWA CITA)


Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

7

www.setjen.pertanian.go.id

AGENDA 7 NAWACITA : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan
sektor-sektor
strategis
ekonomi domestik

7.1.
Peningkatan
Kedaulatan
Pangan
Kedaulatan
pangan
dicerminkan
pada kekuatan
untuk
mengatur
masalah
pangan secara
mandiri






a. Ketahanan pangan,
terutama
kemampuan
mencukupi pangan
dari produksi dalam
negeri

Umum
 Pengembangan kawasan
 Keunggulan komparatif/daya saing
 Fokus komoditas:
padi,jagung,kedelai,daging, gula,
cabai,bawang

b. Pengaturan
kebijakan pangan
yang dirumuskan dan
ditentukan oleh
bangsa sendiri

Operasional
 Revisi Perpres 172/2014
 Refocusing anggaran
 Bantuan benih, pupuk, alsintan dll

c. Melindungi dan
mensejahterakan
pelaku utama
pangan, terutama
petani dan nelayan

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

Peningkatan produktivitas
Peningkatan produksi
Swasembada
Diversifikasi pangan

 Stabilisasi ketersediaan dan harga
pangan
 Pengendalian Impor
8

www.setjen.pertanian.go.id

KEBIJAKAN KEDAULATAN PANGAN
MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN:
• Fokus pada komoditas strategis
• Regulasi / Deregulasi yang menghambat
• Membangun infrastruktur
• Mekanisasi, agro-input, pasca panen, pengolahan
• Mendorong investasi dan pembiayaan Bank
• Asuransi usahatani
• Tata niaga dan stabilisasi harga
• Mengendalikan impor dan mendorong ekspor
• Sinergitas K/L, pusat-daerah dan lintas pelaku

Berdaulat
Pangan

Kendalikan Impor
Dorong Ekspor

Tata Niaga
Domestik
Hilirisasi

Regulasi

Infrastruktur

PRODUKSI

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

9

www.setjen.pertanian.go.id

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

10

www.setjen.pertanian.go.id

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

11

www.setjen.pertanian.go.id

KEBIJAKAN KAWASAN
 PERMENTAN
No.50/Permentan/OT.140/8/2012
:
pengembangan
komoditas unggulan nasional perlu dilaksanakan dengan pendekatan kawasan
 KEPMENTAN NO 03, 43, 45 dan 46 tahun 2015 menetapkan “Kawasan
Pertanian Nasional “ yang meliputi :
 Pangan : Padi (35 kab), Jagung (20 kab), Kedelai (25 kab),Ubikayu (20 kab).
 Ternak : sapi potong (100 kab), Kerbau (13 kab), Kambing (11 kab), Sapi
perah (6 kab), domba (5 kab) dan babi (9 kab).
 Hortikultura : Cabai (132 kab), Bawang merah (73 kab), Jeruk (80 kab).
 Perkebunan : Kelapa sawit (2 kab), Karet (3 kab), Kelapa (2 kab), Tebu (5

kab), Kakao (18 kab), Kopi (20 kab), Lada (2 kab), Pala (10 kab), Mete (3
kab), Cengkeh (8 kab).
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

12

www.setjen.pertanian.go.id

MENGAPA BERBASIS KAWASAN ?
KONDISI KINI

KONDISI KEDEPAN

Pengembangan
kawasan

 Banyak komoditas, lokasi tersebar,
skala kecil
 Pendekatan parsial, mono komoditas
 Azas pemerataan (penetapan CPCL)

 Sedikit komoditas, Terkonsentrasi di lokasi
tertentu, skala luas/ skala KAWASAN
 Pendekatan holistik, integrasi komoditas
 Azas efisiensi

 Pembinaan sulit (komoditas beragam,
lokasi tersebar)
 Pemanfaatan sumberdaya kurang
optimal (parsial, mono komoditas)
 Anggaran tidak efisien
 Dampak tidak terlihat (skala kecil)

 Pembinaan mudah (komoditas homogen,
terkonsentrasi)
 Pemanfaatan sumberdaya lebih optimal
(holistik, integrasi komoditas)
 Anggaran lebih efisien (efek skala
manajemen)
 Dampak lebih terlihat (skala luas)

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

13

www.setjen.pertanian.go.id

POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN
PADI NASIONAL

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

14

www.setjen.pertanian.go.id

SASARAN STRATEGIS 2015-2019
1

• Swasembada padi, jagung, kedelai serta Peningkatan
produksi daging, gula, cabai dan bawang merah

2

• Peningkatan Diversifikasi Pangan

3

• Peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan
substitusi impor

4

• Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi

5

• Peningkatan kesejahteraan petani

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

15

www.setjen.pertanian.go.id

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN
Sasaran

Produksi Pangan
Utama:
- Padi (Juta Ton)
Produksi Pangan
Lainnya/Diversifikasi
Pangan:
- Jagung (Juta Ton)
- Kedelai (Juta Ton)
- Produksi Gula (Juta
Ton)
- Cabai (juta ton)
- Bawang Merah (juta
ton)
Produksi Sumber
Protein:
- Daging Sapi (Juta Ton)

Produksi Perkebunan
- Kelapa sawit (ribu ton)
- Karet (ribu ton)
- Kopi (ribu ton)
- Kakao (ribu ton)

2014
(baseline)

2015

2016

2017

2018

2019

70,8

75,36

76,2

78,10

80,08

82,07

19,00
0,95
2,58

19,61
0,96
2,62*

21,35
1,50
2,80

22,40
1,88
2,95

23,48
2,34
3,30

24,70
2,76
3,80

1,78

1,83

2,09

2,16

2,23

2,29

1,06

1,12

1,29

133

1,37

1,41

0,53

29.513
3.153
685
709

0,56*

0,64

0,64

0,69

0,76

31.676 34.004 36.510 39.209 42.117
3.320
3.438
3.559
3.683
3.810
725
738
751
765
778
773
831
872
916
961

* Angka Sementara

Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi
Untuk kedelai fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, dan daging sapi fokus pada
pemenuhan konsumsi rumah tangga

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

16

Arah Kebijakan:
1. Peningkatan produksi padi dan pangan lain: (i)
Pencetakan Sawah Baru dan Perluasan Areal Pangan
Lain; (ii) Optimasi Lahan dan Pemulihan Kesuburan
Lahan; (iii) Pengendalian konversi lahan padi; (iv)
Reforma Agraria; (v) Bantuan alat dan mesin
pertanian-perikanan; (vi) Penyaluran subsidi pupuk
dan benih; pengembangan Desa Mandiri Benih; (vii)
Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Rehabilitasi DAS Hulu;
Pembangunan waduk dan embung; (viii) Teknologi
Peningkatan Produktivitas Pertanian
2. Kelancaran distribusi pangan dan akses pangan
masyarakat : (i) Pemantauan dan pengendalian
harga pangan; (ii) Cadangan Pangan Pemerintah; (iii)
Pengendalian impor dan tata niaga pangan; (iv)
Pembangunan Sarana dan Prasarana Perdagangan;
(v) Penyaluran beras sejahtera (Rastra).
3. Peningkatan kualitas konsumsi pangan dan gizi
masyarakat: (i) Peningkatan ketersediaan pangan
beragam, aman dan bergizi; (ii) Advokasi diversifikasi
Konsumsi (termasuk ikan); (iii) Penanganan rawan
pangan dan kurang gizi; (iv) Peningkatan Kualitas dan
Keamanan Pangan.
4. Penanganan gangguan terhadap produksi pangan
pangan: (i) Bantuan input produksi akibat bencana
(puso); (ii) Penanganan dampak Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT); (iii) Asuransi pertanian;
(iv) Pengembangan budidaya adaptif; (v)
Penanggulangan Bencana termasuk Banjir pada
Daerah Irigasi.
Kebijakan terkait Revolusi Mental:
1. Penurunan pemborosan air, pupuk, pestisida serta
“Food Waste” di meja makan
2. Mendorong kreativitas dan inovasi
3. Mendorong diversifikasi produksi/konsumsi pangan
yang sehat
4. Penegakan hukum dan disiplin

www.setjen.pertanian.go.id

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

17

www.setjen.pertanian.go.id

ARAHAN PRESIDEN UNTUK PENYEDERHANAAN NOMENKLATUR DALAM ANGGARAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA (K/L) 2016

ISTANA BOGOR,
8 DESEMBER 2015

Sidang Kabinet Paripurna, Istana Bogor,
8 Des 2015 :
 K/L diminta segera menyederhanakan
nomenklatur dgn menggunakan
anggaran secara lebih produktif
 Struktur APBN atau pola pembangunan ke
depan akan berbeda dibandingkan dengan
sebelumnya. Seluruh kementerian
diharuskan mempersiapkan diri
 Lebih pada orientasi hasil, bukan orientasi
prosedur. Tidak lagi business as usual

X X X

MONEY FOLLOW FUNCTION

Refocusing program/
kegiatan/anggaran
TA 2016

MONEY FOLLOW PROGRAM
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

18

www.setjen.pertanian.go.id

KEBIJAKAN REFOCUSING KEGIATAN DAN
ANGGARAN 2016
Refocusing didasarkan atas :
1. Biaya operasional/penunjang tidak langsung dikurangi/
di-efisiensi/di-realokasikan pada kegiatan prioritas
2. Kegiatan yang kurang berpengaruh langsung pada
sasaran di-realokasi
3. Refocusing:
a. Refocusing di dalam program (tidak merubah alokasi
anggaran menurut program)
b. Refocusing antar program (terdapat realokasi
anggaran antar program)

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

19

www.setjen.pertanian.go.id

STRATEGI OPERASIONAL PEMBANGUNAN
PERTANIAN 2015-2019
1

• Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan

2

• Peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian

3

• Pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit

4

• Penguatan kelembagaan petani

5

• Penguatan dan peningkatan kapasitas SDM pertanian

6

• Pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergy

7

• Penguatan jaringan pasar

8

• Pengembangan dan penguatan pembiayaan pertanian

9

• Peningkatan dukungan inovasi dan teknologi
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

20

www.setjen.pertanian.go.id

PROGRAM PRIORITAS KEDAULATAN PANGAN

NO

SASARAN NAWACITA

1

Perluasan 1 juta ha lahan sawah
baru
Perluasan pertanian lahan kering 1
juta ha di luar Jawa
Rehabilitasi 3 juta ha jaringan
irigasi
Pembangunan toko murah
Pengendalian konversi lahan
Pemulihan kualitas kesuburan lahan
yang airnya tercemar
1.000 Desa Mandiri Benih

2
3
4
5
6

7
8

9

Pembangunan gudang dengan
fasilitas pengolahan pasca panen di
sentra produksi
Peningkatan kemampuan petani

10
11

Pengendalian impor pangan
1.000 Desa Pertanian Organik

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

Swasembada
dan Ketahanan
Pangan
UPSUS Percepatan
Swasembada dan
peningkatan
produksi pangan
strategis

Kedaulatan
Pangan

Padi, jagung, kedelai, gula,
daging, cabai, bawang merah

21

www.setjen.pertanian.go.id

UPAYA KHUSUS PENCAPAIAN SWASEMBADA PADI, JAGUNG KEDELAI
Irigasi

Kebijakan dan
Regulasi2)

Benih

Gudang

Pupuk

Penyuluhan

Alsintan1)

Perluasan Areal
Keterangan:
1) Alsintan: Traktor, Pompa Air, Transplanter, Combine Harvester, Power Thresser, Dryer, RMU, dll
2) Kebijakan dan Regulasi termasuk pengaturan terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan
pembelian hasil panen raya (stabilisasi harga) oleh pemerintah sebagai buffer stock
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

22

www.setjen.pertanian.go.id

UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI GULA
Benih

Pupuk

Pabrik Gula

Bongkar/Rawat
Ratoon

Kebijakan dan
Regulasi
Pompa Air
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

Trakto
r
23

www.setjen.pertanian.go.id

UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI DAGING
Sapi Indukan

Inseminasi Buatan

Cold Storage

Rumah Potong
Hewan (RPH)

Pakan Ternak

Integrasi Ternak Sapi
– Perkebunan/Hutan

Obat dan Vaksin

Padang
Penggembalaan
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

24

www.setjen.pertanian.go.id

UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH
Benih Bermutu

Kebijakan dan
Regulasi

Pupuk

Pestisida

Cold Storage

Irigasi Mikro
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

25

www.setjen.pertanian.go.id

KEBIJAKAN DAN HASIL PEMBANGUNAN 2015
HASIL:

HASIL:
HASIL:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Penyaluran saprodi tepat waktu
Produksi 7 komoditas meningkat
Luas Tambah Tanam meningkat
Semangat kerja meningkat
Pekerjaan sinergi dan kompak
Proses produksi optimal dan
lancar
7. Produksi meningkat & harga
terjamin
8. Terpantau progress & solusi
langsung
9. Risiko puso diminimalisir
10.Populasi sapi unggul meningkat
11.Promosi profesional dan
transparan

HASIL:
1.Hemat tenaga kerja
70-80%
2.Biaya produksi hemat
30-40%
3.Produksi naik 10-20%

1.Luas tambah tanam 630
ribu ha
2.Prod naik: padi 74,99 juta
ton (5,85%), jagung 19,83
juta ton (4,34%), kedelai
982 ribu ton (2,93%)
3.Losses turun 10% mjd 2%
4.Pendapatan petani naik

Kebijakan
1. Revisi Perpres 172/2014 Tender PL
/ e-katalog
2. Refocusing Rp4,1T pada 7 komoditi
strategis dan keunggulan komparatif
3. Bantuan benih tidak di existing
4. Sistem reward and punishment
5. Lepaskan ego-sektoral
6. Pengawalan Upsus secara Masif
7. Kendalikan impor u/ insentif petani
8. Evaluasi serapan harian/mingguan
9. Antisipasi dini iklim dan OPT
10.IB 3,0 jt sapi, tidak diekspor semua
11.Sistem lelang jabatan secara murni

Tata Niaga

On-farm & Pengolahan

Infrastruktur
1. Rehab irigasi tersier 2,45
juta ha
2. Optimasi lahan 932 rb ha
3. Pompa air 21.953 unit
4. Traktor 26.100 unit
5. Rice transplanter 5.563
unit
6. Power weeder/alat
penyiang

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

26

1.Setahun tidak impor beras
2.Tidak impor cabai, bawang
merah, raw sugar untuk white
sugar,
3.Menghemat devisa Rp 52T
4.Memperpendek rantai pasokan
5.Profit marjin bergeser ke petani
6.Jaminan harga dari pemerintah
7.NTUP Naik 2015: 107,44 > 2014:
106,04

1.Subsidi pupuk alokasi
9,55 juta ton (reals
77,91%)
2.Subsidi benih alokasi
116.500 ton
3.Usahatani pola jajar
legowo
4.1000 Desa Mandiri Benih
5.1000 Desa Organik
6.Power thresher 1.500 unit
7.Combine harvester 2.790
unit
8.Penggilingan RMU 666
unit
9.Hilirisasi produk dan
investasi
Industri Gula,
26
Jagung dan Sapi

1.Pengendalian rekomendasi impor:
beras, cabai, bawang merah,
jagung, raw sugar, jeroan, dll
2.Mendorong ekspor: jagung 400.000
ton, bawang merah 5.834 ton,
kacang hijau 60.000 ton, mangga,
100 ribu telur tetas, salak 1.800 ton,
beras organik 1.493 ton, pisang
19.073 ton, nanas 133.195 ton
3.Kebijakan HPP gabah/beras,
jagung dan kedelai
4.Perpendek rantasi pasokan dg
Membangun Toko Tani Indonesia
(TTI) 38 TTI dan 2016: min 1.000 TTI
5.Sinergisme dg Kemendag dan
Bulog
6.Penyerapan beras petani oleh
Bulog
7.Operasi pasar pangan murah

www.setjen.pertanian.go.id

CAPAIAN PRODUKSI PADI, JAGUNG
DAN KEDELAI TAHUN 2015

Produksi
ASEM 2015 (ton)
ATAP 2014 (ton)
ATAP 2013 (ton)
Kenaikan Produksi (ton)
Kenaikan Produksi (%)
Nilai (Rp triliun)

Padi
Jagung
75.361.248 19.611.704
70.846.465 19.008.426
71.279.709 18.511.853
4.514.783
603.278
6,37
3,17
22,57
1,99

Kedelai
963.099
954.997
779.992
8.102
0,85
0,07

Sumber : BPS (2015)

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

27

www.setjen.pertanian.go.id

PROGNOSA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS 2016
Beras (000 ton)
Bulan
Stok Awal
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah

Ketersediaan
1.367,1
2.307,1
8.241,3
6.674,2
3.089,0
2.085,8
5.066,5
4.784,5
3.441,1
2.526,4
1.752,7
1.999,1
43.334,8

Kebutuhan
2.680,2
2.658,8
2.658,8
2.658,8
2.658,8
2.924,7
2.701,7
2.658,8
2.689,8
2.658,8
2.658,8
2.701,7
32.309,7

Neraca
(1.313,1)
(351,7)
5.582,5
4.015,4
430,2
(838,9)
2.364,8
2.125,7
751,3
(132,4)
(906,1)
(702,6)
11.025,1

Kumulatif
1400,0
86,9
(264,8)
5.317,7
9.333,0
9.763,3
8.924,4
11.289,2
13.414,9
14.166,2
14.033,8
13.127,6
12.425,1
12.425,1

Ketersediaan dan Kebutuhan beras terdiri dari :
1.
Ketersediaan beras dihitung dari produksi GKG dikurangi penggunaan GKG 7,3%, terdiri dari : untuk benih 0,9%, pakan ternak 0,4%; industri non pangan 0,6%; susut/tercecer gabah 5,4%, dengan konversi
GKG - beras sebesar 62,74% BPS dan Ditjen. TP Kementan)
2. Penggunaan beras non pangan sebesar 3,33% terdiri dari: pakan ternak 0,17%; industri non makanan 0,66%, dan susut/tercecer beras 2,5% (BPS dan Ditjen TP Kementan)
3.
kebutuhan konsumsi beras 124,89 kg/kap/th (BAPPENAS-BPS), dengan jumlah penduduk 2015 sebesar 255,462 juta jiwa (Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, Bappenas-BPS)

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

28

www.setjen.pertanian.go.id

PREDIKSI LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI-BERAS
DAN SERAPAN GABAH BULOG (JANUARI - MEI 2016)
Produksi gabah Maret-April 25,1 Jt ton GKG,
Beras 15,7 Jt ton, Konsumsi 5,32 Jt ton

14.000.000
12.000.000
10.000.000
8.000.000
6.000.000
4.000.000
2.000.000
-

Jan

Feb

Mar
Luas Panen (Ha)

Uraian
Luas Panen (Ha)
Prod Gabah (Ha)
Beras konsumsi (ton)
Serap gabah Bulog (ton)

Jan
392.898
2.109.078
1.325.556
PM

Apr

Mei

Prod Gabah (Ha)

Feb
994.507
5.338.513
3.355.255
6.196

Mar
2.476.218
13.292.339
8.354.235
155.706

Apr
2.200.855
11.814.189
7.425.218
1.405.554

Mei
1.111.579
5.891.369
3.702.725
PM

Ket. Perkiraan Produksi Padi GKG Feb-Mei 2016 dari data luas tanam Nov-Des 2015 dan Jan-Feb 2016

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

29

www.setjen.pertanian.go.id

PRODUKSI GABAH DAN PERUBAHAN HARGA GABAH-BERAS
JANUARI-MARET 2016
20,00
15,00

Maret-April Produksi GKG tinggi, harga GKP
turun 21%, tapi harga beras turun 0,2%

Produksi GKG

10,00
5,00
harga beras
Rp 13.344

Jan

Feb

Mar

(5,00)
(10,00)
(15,00)
harga gabah
Rp 3.482

(20,00)
(25,00)
Perub Harga Beras (%)

Uraian
Harga Beras Umum (Rp/kg)
Perub Harga Beras (%)
Harga GKP (Rp/kg)
Perub Harga GKP (%)
Prod Gabah (Jt Ton GKG)

Perub Harga GKP (%)

Jan
13.379
1,41
4.643
0,26
2,11

Prod Gabah (Jt Ton GKG)

Feb
13.376
(0,02)
4.440
(4,37)
5,34

Mar
13.344
(0,24)
3.482
(21,58)
13,29

Ket. Perkiraan Produksi Padi GKG Feb-Mei 2016 dari data luas tanam Nov-Des 2015 dan Jan-Feb 2016

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

30

www.setjen.pertanian.go.id

REALISASI SERAPAN GABAH BULOG, Jan - April 2016
(s/d 23 April 2016: 1.405.554 ton gabah setara 653.379 ton beras)

s/d 23 April 2016 Sergab
setara beras Naik 2,2x
lipat dibanding 2015

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

31

www.setjen.pertanian.go.id

SERAPAN BERAS JAN-APRIL 2015 DAN 2016
(s/d 23 April)
Pengadaan Gabah/Beras DN BULOG 2015-2016 s/d 23 April

700.000

April 2016 naik 111% dari 2015
Sergab Tertinggi di Jatim

600.000

Realisasi

500.000

400.000

300.000

200.000

100.000

-

Jan

Feb

Mar

22-Apr

2015 (ton beras)

-

-

30.964

309.692

2016 (ton beras)

641

167.814

172.755

653.729

Realisasi Sergab Bulog Kumulatif s/d 23 April 2016 sebesar 1.405.554 ton GKP setara 653.379 ton beras

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

32

www.setjen.pertanian.go.id

PERMASALAHAN PEMASARAN HASIL PANGAN
APBN&APBD
Rp233,59T

Produksi

naik

Input
tercukupi

PROFIT PETANI

Rp.87 T
104 Juta Petani

Petani
rugi

Kondisi Eksisting
Profit margin pindah

Pengepul

PROFIT PEDAGANG

Harga
jatuh

Pasar

Rp.297 T
318 Rb Pedagang

Pedagang
Besar

Pengecer

Solusi kebijakan:
Menggeser marjin ke petani

Setiap tahun Pemerintah memberikan subsidi bagi petani, tetapi sebagian
besar margin profitnya pindah dinikmati pedagang/pengusaha
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

33

www.setjen.pertanian.go.id

PROFIT MARJIN YANG DINIKMATI PETANI DAN PEDAGANG
No.

Komoditas

1
2
3
4
5
6
7

Padi
Jagung
Kedelai
Gula
Daging Sapi
Cabai Merah
Bawang merah
Jumlah

Marjin Petani

Marjin Pedagang

Rp 40T / 56,6 juta orang Rp 200T / 200 ribu orang
Rp 23T / 20,2 juta orang Rp 41,3T / 1,7 ribu orang
Rp 1,5T / 2,6 juta orang Rp 1,4T / 50,7 ribu orang
Rp 1,9T / 1,15 juta orang Rp 1,37T / 21,2 ribu orang
Rp 13,0T/ 20,3 juta orang Rp 27,6T / 13 ribu orang
Rp 2,4T / 0,9 juta orang Rp 12,0T / 14 ribu orang
Rp 5,2T / 2,3 juta orang Rp 13,0T / 18 ribu orang
Rp 87T / 104 juta orang Rp 296,6T/318,6 ribu orang

 Kebijakan menggeser profit ke petani:
a. HPP untuk jagung dan kedelai petani
b. Memotong rantai pasokan/ pengaturan tata niaga pangan strategis (beras,
jagung, kedelai, sapi, tebu/gula, cabai, bawang)
c. Inventarisasi stock jagung pada industri pakan
d. Membangun Toko Tani Indonesia
e. Rekomendasi impor pangan oleh Kementan
Sekretariat Jenderal
34
www.setjen.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian

PERAN STRATEGIS LITBANG SDLP
• Pemetaan Kawasan
Pertanian

•Percepatan peningkatan produksi
•Peningkatan efisiensi
•Pertanian industrial
•Peningkatan nilai ekonomi

• Prediksi, Adaptasi dan
Mitigasi PI

•Penetapan MT (MH&MK)
•Antisipasi gangguan produksi (OPT,
banjir, Kekeringan)
•Pengurangan kehilangan hasil

3

• Pengembangan
Wilayah Perbatasan

•Percepatan peningkatan provitas,
produksi komoditas strategis,
pendapatan petani
• Penguatan ekonomi

4

• Pengembangan Papua
dan Papua Barat

•Mempersempit ketertinggalan
•Lumbung pangan wilayah timur
•Pembangunan pertanian spesifik
wilayah adat

1
2

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

35

www.setjen.pertanian.go.id

ANALISIS DAN SINTESIS KEBIJAKAN

1

• Masih perlukan
“Subsidi Pupuk”?

•Kebijakan Pupuk Bersubsidi
ke depan

2

• Reforma Agraria

•Status lahan
•Sertifikasi lahan
•Land grabbing dll

3

• Kerentanan Iklim

•Kerawanan pangan
•Kegagalan panen
•Perencanaan produksi

4

• Asuransi Pertanian :
gangguan Iklim

• Perlindungan petani
• Keberlanjutan usahatani
• Upaya adaptasi/mitigasi

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

36

www.setjen.pertanian.go.id

Terima Kasih

Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian

37

www.setjen.pertanian.go.id