Analisis Forecasting Penawaran dan Permintaan Ekspor Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Sumatera Utara ke Malaysia Tahun 2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian
nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam sumbangannya
terhadap PDB, penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri. Hal
tersebut dikarenakan potensi dari sektor pertanian di Indonesia didukung oleh
ketersediaan sumber daya alam, serta kondisi iklim yang sangat baik untuk
bertani.

Sehingga,

sektor

pertanian

layak


untuk

dikembangkan

secara

berkelanjutan demi kelangsungan hidup suatu bangsa.
Beberapa produk pertanian Indonesia telah menjadi komoditas unggulan di
kancah Internasional, seperti kelapa sawit, kakao, kopi, dan karet. Kakao
(Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas pertanian subsektor
perkebunan yang memiliki peranan cu
kup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai sumber pendapatan
dan devisa negara melalui ekspor ke luar negeri. Bila dibandingkan dengan ekspor
hasil perkebunan lainnya, kakao merupakan komoditas ketiga terbesar yang
memberikan sumbangan devisa bagi Indonesia setelah kelapa sawit dan karet.
Indonesia merupakan produsen biji kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai
Gading dan Ghana. Pada tahun 2012/2013, Indonesia memberikan kontribusi biji
kakao sebesar 10,4 %, Ghana 21.2 %, dan Pantai Gading 36.7 % dalam jumlah
biji kakao dunia. Pemasok lainnya adalah Nigeria 6 %, Kamerun 5.7 %, Ekuador

4.9 % dan negara lainnya sebesar 15.1 %.
1
Universitas Sumatera Utara

2

Tabel 1. Produksi, Konsumsi, dan Stok Biji Kakao Dunia
Tahun

Produksi
(000 ton)
4.309
4.095
3.945
4.370

2010
2011
2012
2013

Estimasi
4.158
2014
Sumber : ICCO (2010-2014)

Konsumsi
(000 ton)
3.938
3.972
4.140
4.304

Surplus/Defisit
(000 ton)
328
82
(234)
22

4.131


(15)

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa konsumsi biji kakao dunia selama lima tahun
terakhir mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan produksi kakao
dunia berfluktuatif dan cenderung menurun. Hal ini berarti bahwa permintaan
akan biji kakao sangat bagus dan merupakan peluang yang besar bagi negara
pengekspor untuk meningkatkan produktivitasnya. Permintaan tertingi biji kakao
berasal dari Belanda sebesar 13.2 %, Amerika Serikat 10.4 %, Jerman 9.7 %, dan
Malaysia 7.1 %.
Tabel 2. Produksi Kakao Berdasarkan Provinsi
Provinsi
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Jawa Timur
Aceh

Lainnya
Total
Sumber : BPS (2014)

Produksi (Ton)
146.844
118.316
116.691
70.125
57.674
33.386
30.622
27.538
108.135
709.331

Proporsi (%)
20.7
16.7
16.5

9.9
8.1
4.7
4.3
3.9
15.2
100

Berdasarkan data BPS (2014), provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu
daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia dengan produksi sebesar 33.386 Ton

Universitas Sumatera Utara

3

(4.7 %). Akan tetapi pengembangan kakao di Sumatera Utara sulit untuk
dilakukan karena terkendala dengan lahan. Selain itu, banyak juga petani yang
beralih ke komoditi sawit sehingga potensi kakao tidak lagi tinggi di Sumatera
Utara.
Sebagian besar produksi kakao Sumatera Utara diekspor ke luar negeri. Kakao

yang diekspor oleh Sumatera Utara adalah berupa biji kakao dan produk
olahannya. Produk olahan biji kakao yang diekspor adalah bubuk kakao, pasta
kakao, mentega kakao, lemak kakao, minyak kakao dan produk coklat dalam
bentuk batangan maupun tablet.
Tabel 3. Perkembangan Produksi dan Volume Ekspor Biji Kakao Sumatera
Utara
Tahun
Produksi (Ton)
Volume Ekspor (Ton)
2010
63.425
51.402
2011
54.515
32.609
2012
36.188
29.505
2013
31.789

30.023
2014
33.386
9.796
Sumber : Dinas Perkebunan Sumatera Utara (2010-2014)

Proporsi (%)
81
59.8
81.5
94.4
29.3

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013, produksi kakao Sumatera
Utara diekspor ke luar negeri dalam bentuk biji kakao sebesar 94.4 %. Tingginya
tingkat ekspor biji kakao Sumatera Utara dikarenakan tingkat konsumsi kakao
yang masih rendah di dalam negeri.
Pada tahun 2013, negara tujuan ekspor biji kakao Sumatera Utara adalah
Malaysia, Singapura, India, dan Thailand. Malaysia merupakan negara tujuan
utama ekspor biji kakao Sumatera Utara. Biji kakao Sumatera Utara yang


Universitas Sumatera Utara

4

diekspor ke Malaysia adalah sebesar 8.521 Ton (86.98 %), India 700 Ton (7.15
%), Singapura 525 Ton (5.36 %), dan Thailand 50 Ton (0.51 %).
Tabel 4. Proporsi Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara ke Malaysia terhadap
Total Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara ke Berbagai Negara
Tujuan Ekspor
Tahun
Malaysia (Ton) Berbagai Negara (Ton)
2010
25.612
51.402
2011
18.233
32.609
2012
17.585

29.505
2013
22.295
30.023
2014
8.521
9.796
Sumber : BPS Sumatera Utara (2010-2014)

Proporsi (%)
49.8
55.9
59.6
74.3
86.9

Selama lima tahun terakhir volume ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia
berfluktuatif, terjadi penurunan sebesar 29 % pada tahun 2011 dan kembali
mengalami peningkatan sebesar 27 % pada tahun 2013. Akan tetapi dari segi
proporsinya, volume ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia terhadap total

volume ekspor biji kakao Sumatera Utara mengalami peningkatan dari tahun ke
tahunnya. Pada tahun 2010 memiliki proporsi sebesar 49.8 %, pada tahun 2011
sebesar 55.9 %, pada tahun 2012 sebesar 59.6 %, pada tahun 2013 sebesar 74.3 %
dan pada tahun 2014 sebesar 86.9 %.
Malaysia merupakan pasar yang memiliki prospek yang bagus bagi kakao
Sumatera Utara. Peningkatan proporsi volume ekspor biji kakao Sumatera Utara
ke Malaysia disebabkan oleh penurunan jumlah negara tujuan ekspor biji kakao
Sumatera Utara dan penurunan volume ekspor biji kakao ke negara tujuan ekspor
lainnya. Penurunan tersebut dikarenakan jumlah penawaran ekspor biji kakao
Sumatera Utara yang mengalami penurunan.

Universitas Sumatera Utara

5

Kedudukan Sumatera Utara dalam perdagangan biji kakao di pasar Internasional
dipengaruhi oleh segi penawaran dan permintaan ekspor biji kakao. Permintaan
ekspor biji kakao yang semakin meningkat tidak diikuti dengan peningkatan
penawaran ekspor biji kakao. Penawaran ekspor yang semakin menurun tersebut
dapat mengganggu permintaan ekspor saat ini maupun di masa mendatang.
Kondisi ini dirasakan belum maksimal mengingat Sumatera Utara masih memiliki
peluang yang besar untuk meningkatkan penawaran ekspor biji kakaonya.
Informasi mengenai penawaran dan permintaan ekspor serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya di masa mendatang sangat dibutuhkan agar mampu mengatasi
segala hambatan dan meningkatkan peluang sehingga dapat memperoleh
keuntungan sebesar mungkin. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Forecasting Penawaran dan Permintaan Ekspor
Biji Kakao Sumatera Utara ke Malaysia”.
1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun identifikasi masalah
yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1)

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor biji kakao
Sumatera Utara (produksi kakao Sumatera Utara, harga domestik biji kakao
Sumatera Utara, dan harga Internasional biji kakao) ?

2)

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor biji kakao
Sumatera Utara ke Malaysia (konsumsi biji kakao Malaysia, harga
Internasional biji kakao, GDP per kapita Malaysia, dan nilai tukar riil
Rupiah terhadap Dollar) ?

Universitas Sumatera Utara

6

3)

Bagaimana proyeksi penawaran dan permintaan ekspor biji kakao Sumatera
Utara ke Malaysia tahun 2020 ?

1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, adapun tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1)

Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor
biji kakao Sumatera Utara (produksi kakao Sumatera Utara, harga domestik
biji kakao Sumatera Utara, dan harga Internasional biji kakao)

2)

Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor
biji kakao ke Malaysia (konsumsi biji kakao Malaysia, harga Internasional
biji kakao, GDP per kapita Malaysia, dan nilai tukar riil Rupiah terhadap
Dollar).

3)

Untuk menganalisis proyeksi penawaran dan permintaan ekspor biji kakao
Sumatera Utara ke Malaysia tahun 2020.

1.4

Kegunaan Penelitian

1)

Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pihak-pihak yang akan
melakukan penelitian selanjutnya pada bidang yang sama.

2)

Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam pengembangan ekspor
kakao sebagai salah satu komoditas unggulan Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara