Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komunitas Konsumen dalam Penciptaan Nilai Bersama: C0-Creation Value T2 912009114 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan hasil analisis dari
data
yang
telah
dikumpulkan
untuk
menjawab
persoalan-persoalan penelitian. Sistematika penyajian
dimulai dengan gambaran obyek penelitian, kemudian
dilanjutkan dengan hasil dan pembahasan dari setiap
persoalan penelitian. Sajian terakhir dari bab ini adalah
sebuah teori mini yang dirangkai dari proposisiproposisi dan konsep-konsep yang teridentifikasi.
4.1 Gambaran Obyek Penelitian
4.1.1 Profil Komunitas Bike to Work
Komunitas
bike
to
work
(b2w)
merupakan
kumpulan sekelompok orang yang memiliki kegemaran
bersepeda untuk olah raga maupun untuk aktivitas
yang lain yang mengusung gerakan moral untuk
mengurangi polusi udara di kota dan mengurangi
kemacetan. Komunitas bike to work juga sering disebut
sebagai komunitas pekerja bersepeda di indonesia.
Dipelopori oleh sosok Toto Sugito sebagai pendiri
komunitas
bike
to
work.
Semula
berawal
dari
komunitas jalur pipa gas, penggemar mountain biking
dan mtbindonesia.com yang sedang melakukan lintas
alam dengan sepedanya. Setiap hari Sabtu atau Minggu
1
mereka bersepeda ke tempat yang udaranya bersih,
sejuk dan bebas polusi, seperti Puncak dan Sukabumi.
Melalui kegiatan yang dilalui dengan temantemannya tersebut muncul gagasan, memakai sepeda
disetiap kegiatan untuk mengurangi polusi karena saat
ini Jakarta sudah sangat berpolusi. Sejak itu Toto
Sugito dan beberapa temannya menggunakan sepeda
untuk ke kantor. Toto Sugito pun mengumpulkan
teman-teman yang memiliki kesamaan minat dan
terbentuklah komunitas bike to work atau disingkat
sebagai B2W. Bersama para anggota komunitas bike to
work, Ia mencoba melakukan kampanye pertama
komunitas
bike to
work
yang
dihadiri
oleh
150
pesepeda pada tanggal 6 Agustus 2004. Setelah itu
setiap bulan komunitas bike to work aktif mengadakan
kampanye rutin. “Dalam kampanye itu kita memakai
jargon ’Bintaro-Kuningan Satu Jam Saja’ agar menarik
perhatian, kita mencoba menginspirasi mereka agar ikut
memakai sepeda ke kantor,” tutur Toto Sugito.
Tanggal 27 Agustus 2005, Toto Sugito bersama
Taufik dan Tekad membuat pencanangan gerakan
komunitas bike to work di Balai Kota. Acara tersebut
berlangsung sukses dengan didukung oleh Fauzi Bowo
sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu
dan dihadiri oleh lebih dari 700 pesepeda. Akhirnya
2
pengumuman itu dicanangkan sebagai hari ulang
tahun bike to work.
Tahun 2006, bike to work membentuk organisasi
yang lebih terstruktur. Komunitas bike to work tidak
lagi menginginkan eksistensi dan spontanitas tetapi
ingin menjadi organisasi tertata, memiliki aturan dan
berjangka panjang, melalui pandangan Turner (1982)
komunitas ini berada pada tahap komunitas normatif
dimana merupakan kombinasi dari tahapan komunitas
spontan dan komunitas ideologis. Pada ulang tahun
pertama bike to work yang diadakan pada Jumat sore
tanggal 27 Agustus di Monas dihadiri oleh lebih dari
1400 pesepeda, hal ini membuktikan bahwa komunitas
bike to work makin diakui di masyarakat.
Tujuan komunitas bike to work adalah untuk
mengurangi
penggunaan
kendaraan
bermotor
di
Indonesia dengan harapan polusi akan berkurang. Toto
Sugito ingin menjadikan bersepeda menjadi gaya hidup
bagi semua masyarakat, khususnya untuk masyarakat
perkotaan. Komunitas ini telah meluas dan menjadi
besar. Total anggota komunitas bike to work yang
tercatat telah mencapai 13.121 orang yang berasal dari
Aceh sampai dengan Papua (diambil dari website bike
to work tanggal 20 Januari 2014).
Sebagai komunitas yang membawa visi gerakan
moral, bike to work pernah memberikan sumbangan
3
berupa sepeda ke salah satu sekolah, yang kemudian
akan dipinjamkan ke murid-murid yang tidak mampu
agar
dapat
transportasi
menggunakan
untuk
ke
sepeda
sekolah.
sebagai
Selain
alat
membantu
mereka agar tidak putus sekolah, pemberian sepeda
juga mengajari anak-anak sejak dini agar hemat dan
mencintai lingkungan mereka.
Kini komunitas bike to work menjadi simbol
komunitas yang membawa dampak positif karena
memiliki visi yang membawa gerakan moral dalam
setiap kegiatan yang dilaksanakan.
4.1.2 Profil Responden Kunci
Responden yang diwawancarai dalam penelitian
ini
adalah
informasi
tokoh
secara
kunci
rinci
yang
dan
dapat
memberikan
sebenarnya
berkaitan
dengan persoalan penelitian. Responden wawancara
dipilih berdasarkan faktor kepentingan yang dapat
memberikan
informasi
terkait
dengan
persoalan
penelitian, dimana responden wawancara yang dipilih
berasal dari komunitas bike to work dan Polygon.
Secara total, terdapat 3 orang yang menjadi subyek
wawancara pada penelitian ini, dengan profil sebagai
berikut:
4
Tabel 4.1 Profil Responden Wawancara
Kode
Responden
Nama
Jenis
Posisi
Pendiri
Wawancara
dan
Pengurus
R1
Wawancara
komunitas
Toto Sugito
bike to work
Personal
Pusat.
Koordinator
Wilayah
komunitas
bike to work
R2
Semarang
Ari Bejo
dan
Anggota
Wawancara
Personal
komunitas
bike to work
Pusat.
National
Promotion
R3
Peter Mulyadi
Manager
PT.
Insersa Sena
Wawancara
Personal
(Polygon).
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Penelitian Pertama
Tujuan yang pertama dalam penelitian ini adalah
untuk
mengetahui
apakah
5
komunitas
konsumen
berperan
dalam
perusahaan
di
menciptakan
masyarakat.
kesadaran
Hasil
merek
selengkapnya
mengenai persoalan penelitian diatas dapat dilihat
melalui tabel 4.2 yang berisi ringkasan isi wawancara,
kategori,
pola
dan
variabel
pertama.
6
persoalan
penelitian
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
P ersoalan P enelitian #1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
P ola dan Variabel
P ertanyaan #1
Bagaimana
●
Komunitas bike to work
●
Komunitas bike to work
●
Komunitas bike to work
●
Komunitas bike to work
Dinamika dunia
komunitas bike
terbentuk dari persamaan
berasal dari persamaan
terbentuk dari
terbentuk dari
pemasaran selalu
to work terbentuk?
hobby bersepeda beberapa
hobby, yaitu hobby
sekumpulan orang yang
persamaan hobby
memunculkan
orang yang pada w aktu
bersepeda.
sering bersepeda
beberapa orang yang
fenomena baru yang
itu gemar melakukan
downhill di JP G
gemar bersepeda di
menarik untuk
mountaine bike di jalur
P uncak dan Sukabumi.
jalur JP G P uncak dan
dipelajari dan ditelaah.
Sukabumi.
Fenomena baru tersebut
JP G P uncak dan
ditandai dengan
Sukabumi.
kemunculan komunitas
konsumen. Komunitas
●
P ada w aktu itu sudah
●
komunitas bike to work
●
P elopor terbentuknya
●
Memiliki latar belakang
konsumen muncul
penat melihat kemacetan
jakarta telah
komunitas bike to work
merubah keadaan kota
seiring kebutuhan
dan polusi udara yang
menularkan semangat
adalah T oto, T ekat dan
Jakarta yang semakin
konsumen untuk
terjadi di kota Jakarta.
bagi pesepeda di
T aufiq.
buruk dengan
mencari manfaat baru
daerah untuk
kemacetan dan polusi
terhadap nilai suatu
membangun gerakan
udara.
produk. Konsumen
tidak lagi sebatas
yang serupa.
●
●
Gerakan untuk
komunitas bike to work
memasyarakatkan
role model bagi semua
dipelopori oleh T oto,
tanggal 6 Agustus 2004.
sepeda, mengurangi
anggota komunitas.
T ekad dan T ufik.
Mereka bertiga menjadi
●
mencari functional
Ide lahirnya gerakan atau ●
Komunitas bike to work
kemacetan dan polusi
benefit tetapi juga
mencari emotional
benefit akan produk
yang ada. Emotional
udara yang tidak
benefit berkaitan
terelakkan.
dengan bagaimana
●
Selama kurun w aktu 1
●
Mengusung gerakan
●
Ide lahir gerakan atau
konsumen dapat
tahun melakukan
yang
komunitas bike to work
memberikan kontribusi
kampanye dan sosialisasi
mulia, komunitas bike
tanggal 6 Agustus
positif terhadap
tentang pentingnya
to work ingin
2004.
lingkungan. Kumpulan
mengurangi kemacetan
memberikan kontribusi
konsumen yang
dan polusi udara dengan
positif bagi suatu kota.
memiliki kebutuhan
salah satunya
Dengan mengurangi
yang sama dalam
menggunakan moda
kemacetan dan polusi
mencari manfaat baru
transportasi sepeda
udara.
suatu produk akan
disetiap kegiatan.
membetuk kelompok -
7
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
P ersoalan P enelitian #1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
P ola dan Variabel
P ertanyaan #1
●
Bulan Agustus 2005 bike
●
Komunitas bike to work
●
Mengusung gerakan
dengan minat yang
to work berhasil
menjadi leader
moral
disebut komunitas
mendeklarasikan sebagai
movement yang
memasyarakatkan
konsumen. Komunitas
gerakan moral sepeda.
mengusung sepeda
sepeda guna
konsumen yang peka
Dihadiri oleh Bapak
sebagai sarana untuk
mengurangi kemacetan
terhadap lingkungan
Fauzi Bow o sebagai Wakil
merubah lingkungan.
dan polusi udara di
akan menjadi
kota Jakarta.
movement leader bagi
Gubernur Jakarta.
●
konsumen lain. Mereka
Selama kurun w aktu 1
tahun melakukan
kampaye dan
sosialisasi tentang
pentingnya mengurangi
kemacetan dan polusi
udara dengan salah
satunya menggunakan
moda transportasi
disetiap kegiatan.
●
Bulan Agustus 2005
bike to work berhasil
mendeklarasikan diri
sebagai gerakan moral
sepeda. Dihadiri oleh
Bapak Fauzi Bow o
sebagai Wakil
Gubernur.
●
Komunitas bike to work
di Jakarta membaw a
spirit baru bagi daerahdaerah lain dengan
mendirikan komunitas
yang serupa dibaw ah
naungan komunitas
bike to work pusat
(Jakarta).
8
akan menjadi role
model (kelompok acuan)
dengan memberikan
kesadaran dan
mengajak konsumen
lain untuk bergabung
dalam komunitas
konsumen.
Role model harus dapat
menggerakkan
konsumen yang lain
dan juga menjaga visi
komunitas agar dapat
berjalan sebagaimana
mestinya. Delain
berfungsi untuk
memberikan kesadaran
dan mendidik
konsumen lain, sebagai
role model komunitas
konsumen harus
memberikan contoh
tindakan yang nyata
dalam melestarikan
lingkungan.
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian #1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pola dan Variabel
Pertanyaan #1
9
●
Anggota
komunitas bike
to work memiliki
panutan atau
role model yang
terpusat pada
Toto, Tekad dan
Taufik yang
dikenal dengan
3T.
●
Komunitas bike
to work
menjadi leader
movement yang
mengusung
sepeda sebagai
sarana merubah
lingkungan.
Semakin banyak konsumen
bergabung dalam komunitas
konsumen semakin tinggi
pula mereka membentuk
komunitas online (dalam
jaringan). Komunitas online
memanfaatkan media sosial
dalam berinteraksi, media
sosial menghubungkan
seluruh anggota komunitas
konsumen yang tersebar di
seluruh Indonesia. Dengan
memanfaatkan media sosial,
komunitas konsumen dapat
berbagi informas tanpa
batasi. Dengan mudah
program dapat tersosialisasi.
Komunitas konsumen yang
telah membentuk komunitas
online maka juga akan
membentuk komunitas
offline.
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian #1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pola dan Variabel
Pertanyaan #2
Bagaimana karakteristik
anggota komunitas bike to
work?
●
Semua orang
yang melakukan
aktivitas
menggunakan
sepeda.
●
Semua orang
yang
beraktivitas
menggunakan
sepeda.
●
Semua orang yang
beraktifitas
menggunakan
sepeda.
●
Semua orang
yang
melakukan
aktivitas
menggunakan
sepeda
●
Aktivitas yang
dilakukan
berupa bekerja
atau hobby.
●
Baik
menggunakan
sepeda
sebagai alat
transportasi
maupun
hobby.
●
Memiliki hobby
bersepeda.
●
Bersepeda
sebagai alat
transportasi.
●
Bersepeda
sebagai
hobby.
●
Yang tercatat
sebagai
member lebih
dari 13 ribu
orang.
Pertanyaan #3
Ada berapa banyak
jumlah komunitas bike to
work?
●
Yang tercatat
sebagai member
kurang lebih 13
ribu orang.
●
lebih dari 13
ribu anggota
untuk korwil
seluruh
Indonesia.
●
Ribuan.
10
Kegiatan komunitas
konsumen offline dilakukan
dengan mengadakan
kegiatan (event) tatap muka.
Kegiatan offline seperti event
bersama mengumpulkan
anggota komunitas
konsumen yang hanya
berhubungan lewat media
sosial dapat bertemu
langsung. Tujuan kegiatan
ini selain memperkuat
hubungan emosional antar
anggota komunitas juga
dalam rangka mengenalkan
komunitas mereka ke
konsumen lain dan secara
lebih luas ke masyarakat.
Selayaknya dalam sebuah
keanggotaan tentu ada
kelompok acuan yang
menjadi panutan
anggotanya, dalam sebuah
komunitas konsumen juga
terdapat role model yang
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian #1
Responden A
●
Yang tidak
tercatat masih
banyak sekali.
Karena setiap
orang yang
menggunakan
sepeda dianggap
sebagai anggota
komunitas bike
to work.
●
●
Bertatap muka
langsung.
Melalui jaringan
internet
dengan
memanfaatkan
media sosial agar
hubungan dapat
lancar kapanpun
dan dimanapun.
Responden B
Responden C
Kategori
●
Bisa lebih
banyak dari
13 ribu, setiap
orang yang
menggunakan
sepeda adalah
anggota
komunitas bike
to work.
●
Bertatap muka
langsung
(kopi darat).
Melalui media
internet
(milis, website,
dan media
sosial).
Pertanyaan #4
Melalui media apa
anggota komunitas bike to
work melakukan
interaksi?
●
●
●
●
●
Kopdar
Milis
Website
Facebook
Twitter
●
●
Kopi darat
Melalui Internet
11
Pola dan Variabel
selalu menjadi acuan bagi
anggota komunitas
konsumen.
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pola dan Variabel
Role model harus
memiliki posisi yang kuat
di komunitas, memiliki
pengetahuan yang baik
akan produk dan mampu
memberikan pengaruh
psoitif terhadap anggota
komunitas. anggota
komunitas akan menjadi
follower setiap tindakan,
cara pandang dan gaya
hidup dari role model.
Pertanyaan #5
Selama melakukan
proses interaksi,
apa saja yang
dibahas atau
dilakukan?
●
Mengadakan
seminar yang
sifatnya
mengedukasi.
●
Seminar
kesehatan.
●
Melakukan
pertemuan
rutin yang
sifatnya
edukatif.
●
Seminar yang
sifatnya
edukatif dan
informatif.
●
Pembahasan
dalam seminar
tidak harus
berkaitan dengan
sepeda.
●
Informasi yang up
to date.
●
Melakukan
pertemuan
rutin yang
sifatnya
informatif.
●
Dengan topik
Kesehatan.
●
Materinya tentang
kesehatan,
safety riding
maupun
informasi yang
sifatnya up to
date.
●
Dengan topik
safety riding.
●
Interaksi melalui
milis dan website
bisa setiap saat
dilakukan.
●
Interaksi melalui
media
online; milis dan
website dapat
dilakukan setiap
saat.
Pertanyaan #6
Berapa kali
komunitas
bike to work saling
melakukan
interaksi.
●
Biasa dilakukan
setiap
saat.
●
12
Interaksi
online
dilakukan
setiap saat.
Salah satu yang akan
menjadi acuan bagi
anggota komunitas
konsumen terhadap role
model adalah dalam
proses pengambilan
keputusan terhadap
suatu produk. Semakin
perusahaan mengenal
komunitas konsumen
dengan baik dan
mengetahui role model
maka semakin besar role
model mengenal merek
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
Responden B
●
Interaksi melalui
kopi darat rutin
dilakukan
minimal 1 bulan
sekali, tergantung
korwil.
●
Pertemuan rutin
tiap korwil 1
bulan sekali.
Membahas
tentang kegiatan
apa saja yang
akan dilakukan
selama 1 bulan.
Mengikuti fun
bike.
●
●
●
Responden C
Kategori
Pola dan Variabel
●
Interaksi
offline
dilakukan
sesuai
dengan
kebutuhan.
●
Interaksi melalui
media
offline: kopi darat
minimal
dilakukan 1 kali
dalam sebulan.
produk tersebut,
semakin besar pula
anggota komunitas
konsumen mengenali
produk tersebut.
Pertemuan rutin
yang
yang diadakan 1
bulan sekali.
●
kegiatankegiatan
yang
diselenggara
kan interen
komunitas
bike to work.
●
Pertemuan korwil
1 bulan sekali
●
Mengikuti fun
bike.
●
Mengikuti
fun bike
sebagai
eksteren.
●
Mengikuti fun
bike.
Mengikuti bakti
sosial.
●
Mengikuti bakti
sosial.
●
Mengikuti bakti
sosial.
Dari pola diatas, variabel
yang muncul antara lain:
1. Manfaat baru yang
dicari (new benefit
sought)
2. Komunitas konsumen
(consumen community)
3. Komunitas dalam
jaringan (online
community)
4. Komunitas tatap muka
(offline community)
5. Kesadaran merek
(brand awareness)
Tidak ada
pembatasan
merek (brand)
tertentu.
●
Model dan merek
bebas
tidak ada batasan
tertentu.
●
Tidak terbatas
pada satu merek
(brand) tertentu.
Pertanyaan #7
Kegiatan apa saja
yang yang
dilakukan
komunitas bike to
work ketika
melakukan
interaksi melalui
media offline?
●
Pertanyaan #8
Merek sepeda apa
yang digunakan
oleh anggota
komunitas bike to
work?
●
13
Banyak
merek
(brand) yang
digunakan.
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
●
Setiap anggota
yang
bergabung bebas
menggunakan
sepeda merek apa
saja.
Responden B
●
Lebih banyak
Polygon
Responden C
●
Masingmasing
anggota
memiliki
selera
sendiri atas
merek
sepeda yang
digunakan.
Kategori
●
Masing-masing
anggota
memiliki selera
sendiri atas
merek sepeda
yang digunakan.
●
Merek sepeda
yang paling
banyak
digunakan adalah
Polygon.
●
Rata-rata anggota
komunitas bike to
work tidak hanya
memiliki 1 buah
sepeda saja.
Tergantung hobby
dan
kegunaannya.
Pertanyaan #9
Bagaimana pola
konsumsi sepeda
anggota komunitas
bike to work?
●
Rata-rata anggota
komunitas bike to
work tidak hanya
memiliki 1 buah
sepeda saja.
Tergantung hobby
dan
kegunaannya.
●
Dalam pembelian
sepeda anggota
komunitas bike to
work yang baru
banyak mengikuti
atau menjadi
follower anggota
komunitas bike to
work yang sudah
lama.
●
14
Yang
dilakukan
oleh anggota
komunitas
bike to work
dalam
proses
konsumsi
sepeda
adalah,
melihat,
mencoba,
bertanya
dan beli.
Pola dan Variabel
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
●
Lebih
banyak
menjadi
follower
anggota
komunitas
bike to work
yang lain.
●
Dalam pembelian
sepeda anggota
bike to work lebih
banyak menjadi
follower anggota
yang lain.
Pertanyaan #10
Apakah semua
anggota komunitas
bike to work
mengenal merek
sepeda Polygon?
●
Mengenal
●
Mengenal
●
Pasti
mengenal
●
Mengenal
●
Pertama, tidak
banyak
merek sepeda
yang ada di
Indonesia.
●
Polygon menjadi
sponsor utama
dalam
pendeklarasian
komunitas bike to
work.
●
Awareness
yang
dibangun
oleh Polygon
sudah sejak
dahulu.
●
Tidak banyak
merek sepeda
yang ada di
Indonesia.
Pertanyaan #11
Darimana anggota
komunitas bike to
work mengenal
merek sepeda
Polygon?
15
Pola dan Variabel
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
●
Kedua, Polygon
cukup aktif dalam
menyelenggrakan
kegiatan fun bike.
●
Ketiga, Polygon
mensupport
penuh pada
waktu deklarasi
bike to work.
●
Keempat, setiap
kegiatan yang
diadakan oleh
Polygon utamanya
fun bike, selalu
melibatkan
komunitas bike to
work.
Responden B
●
Polygon sering
menyelenggaraka
n
kegiatan fun bike
yang selalu
mengikutsertakan
komunitas bike to
work sebagai
partner.
Responden C
Kategori
●
Polygon
selalu
melibatkan
komunitas
bike to work
dalam setiap
kegiatan.
●
Awareness yang
dibangun oleh
Polygon sudah
sejak dahulu.
●
Polygon
selalu
mensupport
kegiatan
bike to work.
●
Polygon cukup
aktif dalam
menyelenggaraka
n kegiatan fun
bike.
●
Polygon menjadi
sponsor utama
dalam
pendeklarasian
komunitas bike to
work.
16
Pola dan Variabel
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
●
Responden B
Responden C
Kelima, Visi
Polygon dan
komunitas bike to
work sama yaitu
mengurangi
kemacetan,
mengurangi
polusi udara,
membudayakan
olah raga dan
memasyarakatka
n sepeda.
Kategori
●
Polygon selalu
melibatkan
komunitas bike to
work dalam setiap
kegiatan.
●
Polygon selalu
mensupport
kegiatan bike to
work.
Visi Polygon dan
komunitas bike to
work sama yaitu
mengurangi
kemacetan,
mengurangi
polusi udara,
membudayakan
olah raga dan
memasyarakatka
n sepeda.
●
17
Pola dan Variabel
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #12
Dalam setiap
kegiatan yang
diselenggarakan
interen komunitas
bike to work apakah
selalu melibatkan
Polygon?
●
Komunitas bike to
work selalu
berusaha
melibatkan
semua pihak.
●
Respon yang
paling positif
diperoleh dari
Polygon.
●
Iya
●
Komunitas
bike to work
selalu
memberikan
informasi
kepada
Polygon
disetiap
kegiatannya.
Polygon
selalu
mensupport.
●
Komunitas bike to
work selalu
berusaha
melibatkan semua
pihak.
●
Komunitas bike to
work
selalu
memberikan
informasi kepada
Polygon disetiap
kegiatannya.
Polygon selalu
mensupport.
Respon yang
paling positif
diperoleh dari
Polygon.
●
18
Pola dan Variabel
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #13
Bentuk support
seperti apa yang
diberikan Polygon
kepada komunitas
bike to work?
●
Financial
●
Financial
●
Financial
●
Financial
●
Materi promosi
●
Materi promosi
●
●
Materi Promosi
●
Branding
●
Branding
●
Materi
Promosi
Branding
●
Branding
●
Keterlibatan
anggota
komunitas bike to
work dalam setiap
acara fun bike
yang
diselenggarakan
oleh Polygon.
●
Keterlibatan
anggota
komunitas bike to
work dalam setiap
acara fun bike
yang
diselenggarakan
oleh Polygon.
●
●
Keterlibatan
anggota
komunitas bike to
work dalam setiap
acara fun bike
yang
diselenggarakan
oleh Polygon.
●
Branding
●
Branding
●
Keterlibatan
anggota
komunitas
bike to work
dalam setiap
acara fun
bike yang
diselenggara
kan oleh
Polygon.
Branding
●
Branding
Pertanyaan #14
Bentuk support
seperti
apa yang diberikan
komunitas bike to
work kepada
Polygon?
19
Pola dan Variabel
Berikut ini adalah deskripsi dari hasil penelitian
mengenai
peranan
komunitas
konsumen
dalam
menciptakan kesadaran merek perusahaan kepada
masyarakat.
Komunitas bike to work lahir dari kebutuhan
konsumen yang mencari manfaat baru akan nilai
sebuah sepeda. Melalui hobinya terhadap olah raga
sepeda dan kepedulian terhadap lingkungan, mereka
mulai menggagas terbentuknya komunitas konsumen
yang
berorientasi
pada
penyelamatan
lingkungan
melalui moda transportasi sepeda. Melalui penggunaan
sepeda
yang
intens
pada
setiap
kegiatan
yang
dilakukan oleh konsumen maka konsumen dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pelestarian
lingkungan, seperti mengurangi polusi udara dan
mengurangi
komunitas
kemacetan.
bike
to
Sebagai
work
movement leader,
sadar
bahwa
mereka
merupakan champion dalam membawa visi pelestarian
lingkungan, untuk itu dalam setiap kegiatan anggota
komunitas selalu menggunakan moda sepeda sebagai
alat trasportasi menuju tempat kerja dengan membawa
tulisan-tulisan yang mengajak orang untuk memiliki
kesadaran akan lingkungan.
Semangat
perubahan
yang
dibawa
oleh
komunitas bike to work mendapatkan simpati dari
masyarakat maupun dari perusahaan pencipta produk.
20
Banyak
konsumen
yang
mendengar
keberadaan
komunitas konsumen ini kemudian tertarik bergabung
dengan komunitas bike to work. Minat konsumen yang
besar
untuk
bergabung
dengan
komunitas
ini,
menjadikan skope bike to work menjadi nasional.
Melalui media sosial yang digunakan berupa facebook,
twitter,
milis
komunitas
membangun
komunitas
community).
Komunitas
bike
to
konsumen
online
work
berhasil
daring
(online
dibangun
untuk
mengakomodir anggota komunitas yang ada di seluruh
Indonesia. Melalui komunitas online, semua anggota
mendapatkan informasi yang sama mengenai program
dan
kegiatan-kegiatan
komunitas
bike to
komunitas
konsumen
pembentukan
yang
akan
work. Semakin
akan
komunitas
diselenggarakan
besar anggota
semakin
tatap
besar
muka
pula
(offline
community). Komunitas tatap muka (offline community)
merupakan media berkumpul bersama atau media
anggota komunitas bertatap muka mengenal anggota
komunitas lain. Kegiatan komunitas tatap muka (offline
community) bike to work berupa fun bike, seminar dan
kegiatan bakti sosial.
Komunitas konsumen yang memiliki pondasi
yang kuat dalam pembentukannya dan anggota yang
banyak, berpeluang untuk didekati oleh perusahaan
yang memilki visi yang sama dengan komunitas
21
tersebut. Komunitas bike to work memiliki visi yang
sama akan pelestarian lingkungan, sedangkan Polygon
sebagai perusahaan pencipta produk selain fokus
membangun
profitabilitas
juga
diketahui
memiliki
perhatian dengan pelestarian lingkungan. Pendekatan
yang dilakukan Polygon terhadap komunitas bike to
work berdasarkan penelitian cukup efektif. Melalui
pendekatan
dan
kerjasama
yang
saling
menguntungkan, didapat beberapa hal sebagai berikut:
a. Komunitas
menciptakan
bike
to
work
kesadaran
berperan
merek
dalam
(brand
awareness) Polygon.
Komunitas bike to work merupakan komunitas
konsumen mandiri (independent) yang terbentuknya
bukan karena merek suatu produk. Komunitas bike
to work terbentuk karena adanya gagasan mengenai
gerakan moral untuk mengurangi kemacetan dan
polusi udara di kota besar. Saat ini komunitas bike
to work telah memiliki anggota kurang lebih 13.121
orang. Anggota komunitas bike to work terdiri dari
orang-orang yang memiliki kegemaran akan olah
raga sepeda yang mengikat diri bergabung dalam
keanggotaan dengan mengusung visi gerakan moral.
Sepeda yang digunakan oleh anggota komunitas
bike to work dari berbagai macam merek sepeda.
Sejak awal pendiriannya komunitas bike to work
22
selalu bekerjasama dengan Polygon. Walaupun
sepeda yang dipakai oleh komunitas bike to work
tidak semua menggunakan Polygon, namun hal ini
tidak mempengaruhi dukungan yang diberikan oleh
Polygon kepada komunitas bike to work. Demikian
pula komunitas bike to work dalam setiap kegiatan
promosi maupun funbike selalu melibatkan Polygon.
Hal ini seperti dikutip pernyataan R3, “Jadi kalau
mereka ada acara kita number one yang selalu
dicontact, pasti kita. Kalau kita nggak bisa cope ya
sudah, tapi number one yang selalu dicontact kita”.
Dengan
jumlah
keanggotaan
yang
semakin
bertambah setiap harinya telah membuka peluang
bagi Polygon dalam menanamkan kesadaran merek
dalam pikiran anggota komunitas bike to work
maupun pecinta masyarakat olah raga sepeda.
Dampak dari penciptaan kesadaran merek melalui
kegiatan yang dibuat oleh komunitas bike to work
berdampak pada peningkatan penjualan sepeda
Polygon, hal ini seperti yang dinyatakan oleh R3,
“Pengguna Polygon pada komunitas bike to work
cukup besar, meskipun belum pernah dihitung, eee...
fifty percent dan seiring dengan bertambahnya
jumlah
volume
anggota
komunitas
penjualan
semakin
Polygon”.
Dari
bertambah
pendapat
responden diatas, dapat dicermati bahwa komunitas
23
bike
to
work
berperan
dalam
menciptakan
kesadaran merek Polygon baik kepada anggota
komunitas
bike
to
work
maupun
masyarakat
pecinta olah raga sepeda.
b. Peran
komunitas
menciptakan
bike
to
kesadaran
work
merek
dalam
(brand
awareness) Polygon melalui komunitas daring
(online community).
Interaksi komunitas bike to work dengan seluruh
anggotanya dilakukan melalui media sosial dengan
membentuk online community. Melalui teknologi
internet
interaksi
yang
dilakukan
anggota
komunitas bike to work melalui jaringan internet
terbilang sangat tinggi, mereka bisa kapan saja
menggunakan twitter, melakukan diskusi melalu
milis, atau memberikan informasi lewat facebook.
Anggota komunitas bike to work dari korwil-korwil
daerah dapat mengakses setiap saat informasi
mengenai
kegiatan-kegiatan
yang
akan
dilaksanakan oleh bike to work. Polygon dengan
mudah
dapat
mengakses
interaksi
anggota
komunitas bike to work melalui media jaringan yang
mengunakan teknologi internet tersebut. Jumlah
orang yang terlibat dengan media tersebut tentu
saja jauh lebih banyak dibandingkan ketika ada
24
kegiatan langsung seperti funbike. Dengan peluang
kemudahan dan fleksibilitas yang diberikan oleh
komunitas bike to work, Polygon dapat membangun
kesadaran mereknya melalui media jaringan yang
menggunakan teknologi internet, lebih mudah dan
tentu saja lebih murah serta efektif. Kekuatan
media yang menggunakan teknologi internet patut
diperhitungkan, karena sekarang orang cenderung
mencari referensi tentang suatu produk melalui
komunitasnya
dengan
menggunakan
teknologi
internet.
c. Peran
komunitas
menciptakan
bike
kesadaran
to
work
merek
dalam
(brand
awareness) Polygon melalui offline community.
Kegiatan offline community yang dilaksanakan oleh
bike to work berupa kegiatan yang bersifat tatap
muka langsung. Kegiatan ini berfungsi sebagai
media pertemuan anggota komunitas yang tersebar
di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan tatap muka
tersebut dapat berbentuk fun bike dan kegiatan
sosial.
Dalam
komunitas
bike
pelaksanaan
to
work
kegiatan
selalu
tersebut
melibatkan
perusahaan yang memiliki visi yang sama dalam
pelestarian lingkungan, termasuk Polygon. Polygon
merupakan mitra bagi komunitas bike to work yang
25
paling awal merespon kegiatan komunitas bike to
work. Polygon selalu menyambut dengan baik dan
memberikan dukungan penuh kepada bike to work.
Menurut R3 dukungan yang diberikan bisa berupa
financial maupun material, “Support yang kami
berikan kepada bike to work bisa berupa bantuan
uang, pemberian merchandise maupun peminjaman
sepeda, terkadang di setiap event bike to work
mengundang
pejabat
untuk
memeriahkan,
nah
saking antusiasnya para pejabat yang datang lebih
dari yang disiapkan, akhirnya kami pinjamkan
ujar
sepeda”,
kepada
R3.
Polygon
Kompensasi
adalah
yang
branding
diberikan
pada
acara
tersebut, dengan memasang logo pada backdrop,
memasang umbul-umbul, memasang logo pada
atribut kegiatan, memasang spanduk dan membuka
stand penjualan. Acara yang diselenggarakan oleh
komunitas bike to work selalu mengundang banyak
perhatian,
adalah
mengingat
komunitas
komunitas
pertama
di
bike
to
work
Indonesia
yang
memberikan perhatian lebih terhadap pelestarian
lingkungan melalui moda sepeda sebagai media
transportasi. Animo masyarakat terhadap kegiatan
seperti ini besar diikuti ribuan masyarakat yang
gemar dengan olahraga sepeda. Hal ini tentu saja
memberikan keuntungan bagi Polygon, kegiatan
26
tersebut
menjadi
kesadaran
sebuah
mereka
masyarakat
(brand
tentang
tempat
penciptaan
awareness)
Polygon.
Dari
kepada
pendapat
responden diatas, dapat dicermati bahwa melalui
offline community dapat membantu peningkatan
kesadaran merek (brand awareness) Polygon baik
kepada anggota komunitas maupun masyarakat
pecinta olah raga sepeda. Polygon juga tidak perlu
mengeluarkan biaya yang terlalu mahal untuk
sekedar membuat masyarakat sadar akan adanya
merek Polygon.
4.2.2 Hasil Penelitian Kedua
Tujuan yang kedua dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah kerjasama yang terjalin
antara
komunitas
menghasilkan
konsumen
suatu
nilai.
dengan
Hasil
perusahaan
selengkapnya
mengenai persoalan penelitian diatas dapat dilihat
melalui
tabel
4.3
yang
berisi
ringkasan
hasil
wawancara, kategori, pola dan variabel persoalan
penelitian kedua.
27
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pola dan Variabel
Pertanyaan #1
Sudah berapa
lama
komunitas bike to
work mengenal
Polygon?
●
●
Dalam skope
sebagai
komunitas,
semenjak
komunitas bike to
work digagas
tahun 2004.
Dalam skop
individu yang
memiliki hobby
sepeda, semenjak
Polygon hadir
sebagai produsen
sepeda lokal.
●
Sama-sama
menguntungkan.
●
Sejak tahun 2004
pada waktu
komunitas bike to
work berdiri.
●
Sudah lama,
semenjak
komunitas bike to
work berdiri.
●
●
Dalam skope
sebagai
komunitas,
semenjak
komunitas bike to
work digagas
tahun 2004.
Dalam skop
individu yang
memiliki hobby
sepeda, semenjak
Polygon
mendeklarasikan
diri di pasar.
Pertanyaan #2
Selama menjalin
kerjasama,
apakah ada salah
satu pihak yang
diuntungkan atau
dirugikan?
●
Sama-sama
menguntungkan.
●
28
Kerjasama yang
didapat samasama
menguntungkan.
●
Kerjasama yang
didapat samasama
menguntungkan.
Komunitas konsumen
yang memiliki visi
jelas dan diperkuat
dengan membentuk
online community dan
offline community,
dengan mudah
mendapatkan
perhatian dari
masyarakat.
Perhatian tidak hanya
diperoleh dari
konsumen yang
belum bergabung
menjadi komunitas
konsumen, namun
keberadaan
komunitas konsumen
mendapat perhatian
dari perusahaan
pencipta produk.
Melalui kegiatan yang
diselenggarakan baik
secara online maupun
offline, komunitas
konsumen dapat
menambah jumlah
anggota baru yang
memiliki minat yang
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Pertanyaan #3
Benefit apa yang
didapatkan
komunitas bike to
work selama
menjalin
kerjasama dengan
Polygon?
Responden A
●
●
Responden B
Support penuh
atas kegiatankegiatan yang
komunitas bike to
work
selenggarakan.
●
Edukasi safety
riding.
●
Support kegiatan
yang
diselenggarakan
komunitas bike to
work daerah.
Responden C
●
Polygon ikut
mem-support
hampir seluruh
kegiatan
komunitas bike to
work.
Kategori
●
●
Networking.
●
Polygon
memberikan
support atas
kegiatan-kegiatan
yang
diselenggarakan
komunitas bike to
work.
Edukasi safety
riding.
Networking.
Pertanyaan #4
Benefit apa yang
didapatkan
Polygon dari
kerjasamasa
dengan komunitas
bike to work?
●
Branding
●
Brand Awareness
●
Promosi
●
Market share
●
Market share
Polygon
bertambah.
●
Market Share
bertambah
●
Visi
memasyarakatkan
sepeda dapat
terealisir berkat
adanya komunitas
bike to work yang
komit akan
gerakannya.
●
Branding
●
Brand Awarenes
●
Promosi
29
Pola dan Variabel
sama dalam
memenuhi
kebutuhannya dalam
mencari manfaat
yang baru suatu
produk.
Opportunity yang
melekat pada
komunitas konsumen
sangat besar,
perusahaan banyak
merubah strategi
pemasarannya
dengan merubah
fokus sasarannya dari
konsumen individu ke
komunitas
konsumen. Proses
pendekatan yang
dilakukan oleh
perusahaan dapat
diatur sedemikian
rupa sehingga
menghasilkan
hubungan yang saling
menguntungkan
diantara keduanya.
Melalui relationship
marketing, hubungan
keduanya dapat
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
●
Visi
memasyarakatkan
sepeda dapat
terealisir berkat
adanya
komunitas bike to
work yang komit
akan gerakannya.
Pertanyaan #5
Selain kerjasama
yang berkaitan
dengan fun bike,
adakah kerjasama
lain yang
menguntungkan
yang dihasilkan
antara komunitas
bike to work
dengan Polygon?
●
Ada
●
Ada
●
Ada
●
Ada
●
Berbentuk cocreation
●
Berbentuk cocreation
●
Berbentuk cocreation
●
Berbentuk cocreation
●
Menciptakan
produk secara
bersama-sama.
●
Menciptakan
produk secara
bersama-sama.
●
Menciptakan
produk secara
bersama-sama.
●
Menciptakan
produk secara
bersama-sama.
Pertanyaan #6
Apa yang
dimasksud
dengan cocreation?
30
Pola dan Variabel
berjalan dalam waktu
yang lama.
Relationship
marketing
menghasilkan
kolaborasi yang
efektif dan saling
menguntungkan.
Saat ini penciptaan
nilai berorientasi
pada kebutuhan
konsumen. Menjalin
hubungan dengan
komunitas konsumen
salah satu langkah
dalam pengumpulan
informasi terhadap
kebutuhan dan
keinginan konsumen
akan sebuah nilai
produk. Nilai suatu
produk dapat
diciptakan bersamasama antara
perusahaan dengan
komunitas konumen.
Hasil penciptaan
bersama dapat
dijadikan simbol
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #7
Produk apa yang
dihasilkan dalam
co-creation?
●
Sepeda yang
mengakomodir
kebutuhan pasar.
●
Sepeda yang
dibutuhkan oleh
pasar.
●
Sepeda
●
Sepeda
●
Sepeda yang
mengakomodir
kebutuhan pasar.
Sepeda yang
dibutuhkan
pasar.
●
Pertanyaan #8
Bagaimana
karakteristik
sepeda hasil cocreation?
●
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
●
Menggunakan
simbol bike to
work.
●
Menggunakan
simbol bike to
work.
●
Menggunakan
simbol bike to
work.
●
Menggunakan
simbol bike to
work.
●
●
Harga terjangkau
Model dan
manfaat
disesuaikan
dengan
kebutuhan
masyarakat.
●
●
Harga terjangkau
Model dan
manfaat
disesuaikan
dengan
kebutuhan
masyarakat.
●
●
31
Harga terjangkau
Model dan
manfaat
disesuaikan
dengan
kebutuhan
masyarakat.
●
●
Harga terjangkau
Model dan
manfaat
disesuaikan
dengan
kebutuhan
masyarakat.
Pola dan Variabel
(official) eksistensi
komunitas
konsumen.
Dari pola diatas,
variabel yang muncul
antara lain:
1. Relationship
marketing
2. Penciptaan nilai
bersama (co-creation
value)
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #9
Siapa yang
menggagas ide ini
untuk pertama
kali?
Pertanyaan #10
●
Bike to work
●
Bike to work
●
Bike to work
●
Bike to work
Bagaimana proses
terciptanya cocreation?
●
Pertama,
munculnya
pertanyaan dari
anggota melalui
milis mengenai
spesifikasi sepeda
apa yang
digunakan untuk
pemula.
●
Seringnya muncul
pertanyaan dari
pemula yang
meminta referensi
sepeda yang
mudah
dugunakan
dengan harga
yang terjangkau.
●
Bike to work
mengajukan
konsep kerjasama
untuk
menghasilkan
produk yang
dapat
mengakomodir
pecinta sepeda
pemula.
●
Pertama,
munculnya
pertanyaan dari
anggota melalui
milis mengenai
spesifikasi sepeda
apa yang
digunakan untuk
pemula.
32
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
●
Kedua, mahalnya
harga
sepeda yang ada
dipasaran.
●
Ketiga, mengusung
visi untuk
memasyarakatkan
sepeda tentu
dengan harga
harga sepeda yang
mahal tidak akan
mudah terealisir.
Responden B
●
Pengurus pusat
bike to work
mengajukan ide
kepada Polygon,
tentang
kemungkinan
terjalinnya
kerjasama untuk
menghasilkan
produk yang dapat
mengakomodir
kebutuhan
masyarakat,
tentunya dengan
kerjasama yang
saling
menguntungkan.
Responden C
Kategori
●
Tujuannya agar visi ●
memasyarakatkan
sepeda di kalangan
masyarakat dapat
segera terealisir.
Kedua, mahalnya
harga
sepeda yang ada
dipasaran.
●
Hal tersebut sejalan ●
dengan visi Polygon
untuk itu Polygon
dan bike to work
sepakat menjalin
kerjasama ini
untuk mewujudkan
produk co-creation.
Ketiga, mengusung
visi untuk
memasyarakatkan
sepeda tentu
dengan harga harga
sepeda yang mahal
tidak akan mudah
terealisir.
33
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
●
Hal tersebut
sejalan dengan
visi Polygon untuk
itu Polygon dan
bike to work
sepakat menjalin
kerjasama ini
untuk
mewujudkan
produk cocreation.
Pertanyaan #11
Melalui media
komunikasi apa
dalam
mengajukan
kerjasama ini?
●
Bertatap muka
langsung.
●
Bertatap muka
langsung.
●
Bertatap muka
langsung.
●
Bertatap muka
langsung.
●
Tidak terhitung.
●
Banyak sekali,
sampai
tidak terhitung.
●
Banyak.
●
Banyak sekali,
sampai
tidak terhitung.
Pertanyaan #12
Berapa kali
melakukan
tatap muka
sehingga
menghasilkan
produk yang
diharapkan?
34
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
●
Setiap memerlukan
diskusi tentang
produk itu bike to
work dan Polygon
akan melakukan
pertemuan.
Dalam jangka
waktu
berapa lama
membuat produk
tersebut?
Pertanyaan #14
●
Kurang lebih 1
tahun.
Bagaimana
spesifikasi
sepeda yang
dihasilkan
tersebut?
●
Sepedanya standar ●
●
Mudah digunakan
●
Harga terjangkau
●
●
Responden C
Kategori
●
Setiap memerlukan
diskusi tentang
produk itu bike to
work dan Polygon
akan melakukan
pertemuan.
Pertanyaan #13
Pertanyaan #15
Berapa harga
produk
tersebut?
●
Kurang lebih 1
tahun.
●
Kurang lebih 1
tahun.
●
Kurang lebih 1
tahun.
Sepedanya standar
●
Sepedanya standar
●
Sepedanya standar
●
Mudah digunakan
●
Mudah digunakan
●
Mudah digunakan
●
Harga terjangkau
●
Harga terjangkau
●
Harga terjangkau
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
Rp. 1.500.00,-
●
Rp. 1.500.00,-
●
Rp. 1.500.00,-
●
Rp. 1.500.00,-
35
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Pertanyaan #16
Kenapa dipilih
warna kuning
pada sepeda
tersebut?
Pertanyaan #17
Bagaimana
memasarkan
produk tersebut?
Responden A
●
●
●
●
Pertanyaan #18
Bagaimana respon
anggota
komunitas bike to
work terhadap
sepeda tersebut?
●
Orang bersepeda
butuh
safety warna
kuning cukup
mencolok di
jalan, sehingga
terlihat.
Responden B
●
Melalui
sekertariat bike to
work.
Melalui milis,
website dan
media sosial.
Melalui Rodalink
distributor
Polygon.
●
Senang karena
akhirnya
punya simbol.
●
●
●
Simbol supaya
terlihat
dijalan.
Responden C
●
Melalui
sekertariat bike to
work.
Melalui milis,
website dan media
sosial.
Melalui Rodalink
distributor
Polygon.
●
Senang
●
●
●
36
Kategori
●
Orang bersepeda
butuh
safety.
●
Supaya terlihat di
jalan.
Melalui
sekertariat bike to
work.
Melalui milis,
website dan media
sosial.
Melalui Rodalink
distributor
Polygon.
●
Melalui
sekertariat bike to
work.
Melalui milis,
website dan media
sosial.
Melalui Rodalink
distributor
Polygon.
Sepeda tersebut
yang
anggota bike to
work harapkan.
●
Supaya terlihat
dijalan.
●
●
Senang
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
●
Begitu produk
tersebut di lounch
langsung beli.
●
Begitu keluar
banyak yang beli.
●
Dijadikan simbol
●
Banyak yang beli
dan akhir nya
bergabung
menjadi anggota
komunitas bike to
work.
●
Yang jelas market
share
bertambah.
●
Sangat positif,
produksi
pertama habis
terjual
●
Banyak yang beli
dan akhir nya
bergabung
menjadi anggota
komunitas bike to
work.
Market share
konsumen sepeda
bertambah.
Pertanyaan #19
Bagaimana respon
masyarakat
terhadap produk
tersebut?
●
Sangat positif,
produksi
pertama habis
terjual
●
Pertanyaan #20
Value apa yang
didapatkan
komunitas bike to
work atas produk
tersebut?
●
Semakin banyak
masyarakat
yang bergabung
dengan anggota
komunitas bike to
work.
●
Semakin banyak
masyarakat
yang bergabung
dengan anggota
komunitas bike to
work.
●
37
Komunitas bike to
work
mendapatkan
royalty atas
penjualan sepeda
official bike to
work.
●
Semakin banyak
masyarakat
yang bergabung
dengan anggota
komunitas bike to
work.
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
●
Visi yang dibawa
oleh
komunitas bike to
work untuk
memasyarakatka
n sepeda semakin
dekat.
●
Komunitas bike to
work
memiliki simbol
yang dapat
digunakan untuk
menunjukkan
eksistensi.
Responden B
●
Komunitas bike to
work
memiliki simbol
yang dapat
digunakan untuk
menunjukkan
eksistensi.
Responden C
Kategori
●
Royalty tersebut
dapat
digunakan untuk
mendanai
kebutuhan dan
kegiatan
komunitas bike to
work.
●
Visi yang dibawa
oleh
komunitas bike to
work untuk
memasyarakatkan
sepeda semakin
dekat.
●
Komunitas bike to
work
memiliki simbol
yang dapat
digunakan untuk
menunjukkan
eksistensi.
●
Komunitas bike to
work
memiliki simbol
yang dapat
digunakan untuk
menunjukkan
eksistensi.
●
Komunitas bike to
work
mendapatkan
royalty atas
penjualan sepeda
official bike to
work.
Royalty tersebut
dapat
digunakan untuk
mendanai
kebutuhan dan
kegiatan
komunitas bike to
work.
●
38
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #21
Value apa yang
didapatkan
Polygon atas
produk tersebut?
●
Market share
bertambah.
●
Market share
bertambah.
●
Penjualan
meningkat.
●
Penjualan
meningkat.
●
Market share
bertambah.
Melalui produk ini
dapat
membantu
terbentuknya
brand awarenes
pada anggota
komunitas bike to
work maupun
pada masyarakat
yang belum
mengenal Polygon.
Meningkatkan
loyalitas
komunitas bike to
work terhadap
Polygon.
●
Market share
bertambah.
Melalui produk ini
dapat
membantu
terbentuknya
brand awarenes
pada anggota
komunitas bike to
work maupun
pada masyarakat
yang belum
mengenal Polygon.
Meningkatkan
loyalitas
komunitas bike to
work terhadap
Polygon.
●
●
39
●
●
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #22
Apakah
komunitas bike to
work diwakili oleh
pengurus merasa
puas atas
kerjasama cocreation ini?
●
Puas, segala
keinginan
komunitas bike to
work banyak
diakomodir oleh
Polygon.
●
Puas
●
Puas, banyak
value yang
didapatkan.
●
Puas, segala
keinginan
komunitas bike to
work banyak
diakomodir oleh
Polygon.
●
Puas, banyak
value yang
didapatkan.
●
Puas, visi
memasyarakatkan
sepeda menjadi
terwujud dengan
munculnya
produk dengan
harga yang
terjangkau.
●
Puas, banyak
orang yang
membeli dan
memakai.
Pertanyaan #23
Apakah Polygon
merasa puas atas
kerjasama cocreation ini?
●
Puas, visi
memasyarakatka
n
sepeda menjadi
terwujud dengan
munculnya
produk dengan
harga yang
terjangkau.
●
Puas, banyak
orang yang
membeli dan
memakai.
●
40
Puas, pada
dasarnya tidak
ada satu
pihakpun dalam
kerjasama cocreation ini yang
dirugikan.
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
●
Puas, pada
dasarnya tidak
ada satu
pihakpun dalam
kerjasama cocreation ini yang
dirugikan.
●
Sudah
dilaksanakan,
karena kerjasama
ini membawa
value bagi kedua
belah pihak.
●
Setelah produk
yang pertama
laris dipasaran,
kami membuat
sepeda lipat dan
sepeda mountain
bike berwarna
hitam, tetap
dengan logo bike
to work.
Pertanyaan #24
Setelah
kerjasama ini
terbilang sukses,
apakah ada
rencana bike to
work melanjutkan
kerjasama
kembali dengan
Polygon?
●
Sudah
dilaksanakan,
karena kerjasama
ini membawa
value bagi kedua
belah pihak.
●
Setelah produk
yang pertama
laris dipasaran,
kami membuat
sepeda lipat dan
sepeda mountain
bike berwarna
hitam, tetap
dengan logo bike
to work.
●
Iya, sudah terjadi
dengan
munculnya
produk kedua
berupa sepeda
lipat dan sepeda
mountain bike
berwarna hitam.
●
41
Polygon bersama
bike to
work telah
mengeluarkan
produk yang
kedua berupa
sepeda lipat dan
ketiga berupa
mountain bike
berwarna hiatm.
Pola dan Variabel
Berikut ini adalah deskripsi dari hasil penelitian
mengenai
kemungkinan
terciptanya
nilai
bersama
melalui kerjasama yang terjalin. Opportunity yang
ditawarkan oleh komunitas bike to work, membuat
Polygon merubah strategi pemasarannya dengan lebih
fokus pada komunitas konsumen. Salah satu bentuk
strategi fokus kepada komunitas bike to work yaitu
dengan
memberikan
pemasaran
berbasis
jaringan
(relationship marketing). Tujuan pemasaran berbasis
jaringan
(relationship
marketing)
supaya
jalinan
kerjasama antara komunitas bike to work dengan
Polygon dapat berlangsung dalam jangka waktu lama.
Berikut
ini
hal-hal
yang
diperoleh
berdasarkan
penelitian diatas:
a. Jalinan kerjasama yang dijalin oleh komunitas
bike to work dengan Polygon adalah hubungan
yang bersifat saling menguntungkan (mutualis).
Berdasarkan hasil penelitian, ketiga responden
sepakat
menyatakan
bahwa
kerjasama
yang
saling
komunitas
bike
to
menyatakan,
menguntungkan,
kami
hubungan
menguntungkan
work
“iyalah
adanya
dengan
Polygon.
kerjasamanya
tidak
akan
antara
R1
saling
melupakan
sejarah karena Polygon telah mensupport kami pada
waktu awal komunitas ini melakukan deklarasi, dan
Polygon selalu ada untuk kami, u
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan hasil analisis dari
data
yang
telah
dikumpulkan
untuk
menjawab
persoalan-persoalan penelitian. Sistematika penyajian
dimulai dengan gambaran obyek penelitian, kemudian
dilanjutkan dengan hasil dan pembahasan dari setiap
persoalan penelitian. Sajian terakhir dari bab ini adalah
sebuah teori mini yang dirangkai dari proposisiproposisi dan konsep-konsep yang teridentifikasi.
4.1 Gambaran Obyek Penelitian
4.1.1 Profil Komunitas Bike to Work
Komunitas
bike
to
work
(b2w)
merupakan
kumpulan sekelompok orang yang memiliki kegemaran
bersepeda untuk olah raga maupun untuk aktivitas
yang lain yang mengusung gerakan moral untuk
mengurangi polusi udara di kota dan mengurangi
kemacetan. Komunitas bike to work juga sering disebut
sebagai komunitas pekerja bersepeda di indonesia.
Dipelopori oleh sosok Toto Sugito sebagai pendiri
komunitas
bike
to
work.
Semula
berawal
dari
komunitas jalur pipa gas, penggemar mountain biking
dan mtbindonesia.com yang sedang melakukan lintas
alam dengan sepedanya. Setiap hari Sabtu atau Minggu
1
mereka bersepeda ke tempat yang udaranya bersih,
sejuk dan bebas polusi, seperti Puncak dan Sukabumi.
Melalui kegiatan yang dilalui dengan temantemannya tersebut muncul gagasan, memakai sepeda
disetiap kegiatan untuk mengurangi polusi karena saat
ini Jakarta sudah sangat berpolusi. Sejak itu Toto
Sugito dan beberapa temannya menggunakan sepeda
untuk ke kantor. Toto Sugito pun mengumpulkan
teman-teman yang memiliki kesamaan minat dan
terbentuklah komunitas bike to work atau disingkat
sebagai B2W. Bersama para anggota komunitas bike to
work, Ia mencoba melakukan kampanye pertama
komunitas
bike to
work
yang
dihadiri
oleh
150
pesepeda pada tanggal 6 Agustus 2004. Setelah itu
setiap bulan komunitas bike to work aktif mengadakan
kampanye rutin. “Dalam kampanye itu kita memakai
jargon ’Bintaro-Kuningan Satu Jam Saja’ agar menarik
perhatian, kita mencoba menginspirasi mereka agar ikut
memakai sepeda ke kantor,” tutur Toto Sugito.
Tanggal 27 Agustus 2005, Toto Sugito bersama
Taufik dan Tekad membuat pencanangan gerakan
komunitas bike to work di Balai Kota. Acara tersebut
berlangsung sukses dengan didukung oleh Fauzi Bowo
sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu
dan dihadiri oleh lebih dari 700 pesepeda. Akhirnya
2
pengumuman itu dicanangkan sebagai hari ulang
tahun bike to work.
Tahun 2006, bike to work membentuk organisasi
yang lebih terstruktur. Komunitas bike to work tidak
lagi menginginkan eksistensi dan spontanitas tetapi
ingin menjadi organisasi tertata, memiliki aturan dan
berjangka panjang, melalui pandangan Turner (1982)
komunitas ini berada pada tahap komunitas normatif
dimana merupakan kombinasi dari tahapan komunitas
spontan dan komunitas ideologis. Pada ulang tahun
pertama bike to work yang diadakan pada Jumat sore
tanggal 27 Agustus di Monas dihadiri oleh lebih dari
1400 pesepeda, hal ini membuktikan bahwa komunitas
bike to work makin diakui di masyarakat.
Tujuan komunitas bike to work adalah untuk
mengurangi
penggunaan
kendaraan
bermotor
di
Indonesia dengan harapan polusi akan berkurang. Toto
Sugito ingin menjadikan bersepeda menjadi gaya hidup
bagi semua masyarakat, khususnya untuk masyarakat
perkotaan. Komunitas ini telah meluas dan menjadi
besar. Total anggota komunitas bike to work yang
tercatat telah mencapai 13.121 orang yang berasal dari
Aceh sampai dengan Papua (diambil dari website bike
to work tanggal 20 Januari 2014).
Sebagai komunitas yang membawa visi gerakan
moral, bike to work pernah memberikan sumbangan
3
berupa sepeda ke salah satu sekolah, yang kemudian
akan dipinjamkan ke murid-murid yang tidak mampu
agar
dapat
transportasi
menggunakan
untuk
ke
sepeda
sekolah.
sebagai
Selain
alat
membantu
mereka agar tidak putus sekolah, pemberian sepeda
juga mengajari anak-anak sejak dini agar hemat dan
mencintai lingkungan mereka.
Kini komunitas bike to work menjadi simbol
komunitas yang membawa dampak positif karena
memiliki visi yang membawa gerakan moral dalam
setiap kegiatan yang dilaksanakan.
4.1.2 Profil Responden Kunci
Responden yang diwawancarai dalam penelitian
ini
adalah
informasi
tokoh
secara
kunci
rinci
yang
dan
dapat
memberikan
sebenarnya
berkaitan
dengan persoalan penelitian. Responden wawancara
dipilih berdasarkan faktor kepentingan yang dapat
memberikan
informasi
terkait
dengan
persoalan
penelitian, dimana responden wawancara yang dipilih
berasal dari komunitas bike to work dan Polygon.
Secara total, terdapat 3 orang yang menjadi subyek
wawancara pada penelitian ini, dengan profil sebagai
berikut:
4
Tabel 4.1 Profil Responden Wawancara
Kode
Responden
Nama
Jenis
Posisi
Pendiri
Wawancara
dan
Pengurus
R1
Wawancara
komunitas
Toto Sugito
bike to work
Personal
Pusat.
Koordinator
Wilayah
komunitas
bike to work
R2
Semarang
Ari Bejo
dan
Anggota
Wawancara
Personal
komunitas
bike to work
Pusat.
National
Promotion
R3
Peter Mulyadi
Manager
PT.
Insersa Sena
Wawancara
Personal
(Polygon).
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Penelitian Pertama
Tujuan yang pertama dalam penelitian ini adalah
untuk
mengetahui
apakah
5
komunitas
konsumen
berperan
dalam
perusahaan
di
menciptakan
masyarakat.
kesadaran
Hasil
merek
selengkapnya
mengenai persoalan penelitian diatas dapat dilihat
melalui tabel 4.2 yang berisi ringkasan isi wawancara,
kategori,
pola
dan
variabel
pertama.
6
persoalan
penelitian
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
P ersoalan P enelitian #1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
P ola dan Variabel
P ertanyaan #1
Bagaimana
●
Komunitas bike to work
●
Komunitas bike to work
●
Komunitas bike to work
●
Komunitas bike to work
Dinamika dunia
komunitas bike
terbentuk dari persamaan
berasal dari persamaan
terbentuk dari
terbentuk dari
pemasaran selalu
to work terbentuk?
hobby bersepeda beberapa
hobby, yaitu hobby
sekumpulan orang yang
persamaan hobby
memunculkan
orang yang pada w aktu
bersepeda.
sering bersepeda
beberapa orang yang
fenomena baru yang
itu gemar melakukan
downhill di JP G
gemar bersepeda di
menarik untuk
mountaine bike di jalur
P uncak dan Sukabumi.
jalur JP G P uncak dan
dipelajari dan ditelaah.
Sukabumi.
Fenomena baru tersebut
JP G P uncak dan
ditandai dengan
Sukabumi.
kemunculan komunitas
konsumen. Komunitas
●
P ada w aktu itu sudah
●
komunitas bike to work
●
P elopor terbentuknya
●
Memiliki latar belakang
konsumen muncul
penat melihat kemacetan
jakarta telah
komunitas bike to work
merubah keadaan kota
seiring kebutuhan
dan polusi udara yang
menularkan semangat
adalah T oto, T ekat dan
Jakarta yang semakin
konsumen untuk
terjadi di kota Jakarta.
bagi pesepeda di
T aufiq.
buruk dengan
mencari manfaat baru
daerah untuk
kemacetan dan polusi
terhadap nilai suatu
membangun gerakan
udara.
produk. Konsumen
tidak lagi sebatas
yang serupa.
●
●
Gerakan untuk
komunitas bike to work
memasyarakatkan
role model bagi semua
dipelopori oleh T oto,
tanggal 6 Agustus 2004.
sepeda, mengurangi
anggota komunitas.
T ekad dan T ufik.
Mereka bertiga menjadi
●
mencari functional
Ide lahirnya gerakan atau ●
Komunitas bike to work
kemacetan dan polusi
benefit tetapi juga
mencari emotional
benefit akan produk
yang ada. Emotional
udara yang tidak
benefit berkaitan
terelakkan.
dengan bagaimana
●
Selama kurun w aktu 1
●
Mengusung gerakan
●
Ide lahir gerakan atau
konsumen dapat
tahun melakukan
yang
komunitas bike to work
memberikan kontribusi
kampanye dan sosialisasi
mulia, komunitas bike
tanggal 6 Agustus
positif terhadap
tentang pentingnya
to work ingin
2004.
lingkungan. Kumpulan
mengurangi kemacetan
memberikan kontribusi
konsumen yang
dan polusi udara dengan
positif bagi suatu kota.
memiliki kebutuhan
salah satunya
Dengan mengurangi
yang sama dalam
menggunakan moda
kemacetan dan polusi
mencari manfaat baru
transportasi sepeda
udara.
suatu produk akan
disetiap kegiatan.
membetuk kelompok -
7
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
P ersoalan P enelitian #1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
P ola dan Variabel
P ertanyaan #1
●
Bulan Agustus 2005 bike
●
Komunitas bike to work
●
Mengusung gerakan
dengan minat yang
to work berhasil
menjadi leader
moral
disebut komunitas
mendeklarasikan sebagai
movement yang
memasyarakatkan
konsumen. Komunitas
gerakan moral sepeda.
mengusung sepeda
sepeda guna
konsumen yang peka
Dihadiri oleh Bapak
sebagai sarana untuk
mengurangi kemacetan
terhadap lingkungan
Fauzi Bow o sebagai Wakil
merubah lingkungan.
dan polusi udara di
akan menjadi
kota Jakarta.
movement leader bagi
Gubernur Jakarta.
●
konsumen lain. Mereka
Selama kurun w aktu 1
tahun melakukan
kampaye dan
sosialisasi tentang
pentingnya mengurangi
kemacetan dan polusi
udara dengan salah
satunya menggunakan
moda transportasi
disetiap kegiatan.
●
Bulan Agustus 2005
bike to work berhasil
mendeklarasikan diri
sebagai gerakan moral
sepeda. Dihadiri oleh
Bapak Fauzi Bow o
sebagai Wakil
Gubernur.
●
Komunitas bike to work
di Jakarta membaw a
spirit baru bagi daerahdaerah lain dengan
mendirikan komunitas
yang serupa dibaw ah
naungan komunitas
bike to work pusat
(Jakarta).
8
akan menjadi role
model (kelompok acuan)
dengan memberikan
kesadaran dan
mengajak konsumen
lain untuk bergabung
dalam komunitas
konsumen.
Role model harus dapat
menggerakkan
konsumen yang lain
dan juga menjaga visi
komunitas agar dapat
berjalan sebagaimana
mestinya. Delain
berfungsi untuk
memberikan kesadaran
dan mendidik
konsumen lain, sebagai
role model komunitas
konsumen harus
memberikan contoh
tindakan yang nyata
dalam melestarikan
lingkungan.
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian #1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pola dan Variabel
Pertanyaan #1
9
●
Anggota
komunitas bike
to work memiliki
panutan atau
role model yang
terpusat pada
Toto, Tekad dan
Taufik yang
dikenal dengan
3T.
●
Komunitas bike
to work
menjadi leader
movement yang
mengusung
sepeda sebagai
sarana merubah
lingkungan.
Semakin banyak konsumen
bergabung dalam komunitas
konsumen semakin tinggi
pula mereka membentuk
komunitas online (dalam
jaringan). Komunitas online
memanfaatkan media sosial
dalam berinteraksi, media
sosial menghubungkan
seluruh anggota komunitas
konsumen yang tersebar di
seluruh Indonesia. Dengan
memanfaatkan media sosial,
komunitas konsumen dapat
berbagi informas tanpa
batasi. Dengan mudah
program dapat tersosialisasi.
Komunitas konsumen yang
telah membentuk komunitas
online maka juga akan
membentuk komunitas
offline.
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian #1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pola dan Variabel
Pertanyaan #2
Bagaimana karakteristik
anggota komunitas bike to
work?
●
Semua orang
yang melakukan
aktivitas
menggunakan
sepeda.
●
Semua orang
yang
beraktivitas
menggunakan
sepeda.
●
Semua orang yang
beraktifitas
menggunakan
sepeda.
●
Semua orang
yang
melakukan
aktivitas
menggunakan
sepeda
●
Aktivitas yang
dilakukan
berupa bekerja
atau hobby.
●
Baik
menggunakan
sepeda
sebagai alat
transportasi
maupun
hobby.
●
Memiliki hobby
bersepeda.
●
Bersepeda
sebagai alat
transportasi.
●
Bersepeda
sebagai
hobby.
●
Yang tercatat
sebagai
member lebih
dari 13 ribu
orang.
Pertanyaan #3
Ada berapa banyak
jumlah komunitas bike to
work?
●
Yang tercatat
sebagai member
kurang lebih 13
ribu orang.
●
lebih dari 13
ribu anggota
untuk korwil
seluruh
Indonesia.
●
Ribuan.
10
Kegiatan komunitas
konsumen offline dilakukan
dengan mengadakan
kegiatan (event) tatap muka.
Kegiatan offline seperti event
bersama mengumpulkan
anggota komunitas
konsumen yang hanya
berhubungan lewat media
sosial dapat bertemu
langsung. Tujuan kegiatan
ini selain memperkuat
hubungan emosional antar
anggota komunitas juga
dalam rangka mengenalkan
komunitas mereka ke
konsumen lain dan secara
lebih luas ke masyarakat.
Selayaknya dalam sebuah
keanggotaan tentu ada
kelompok acuan yang
menjadi panutan
anggotanya, dalam sebuah
komunitas konsumen juga
terdapat role model yang
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian #1
Responden A
●
Yang tidak
tercatat masih
banyak sekali.
Karena setiap
orang yang
menggunakan
sepeda dianggap
sebagai anggota
komunitas bike
to work.
●
●
Bertatap muka
langsung.
Melalui jaringan
internet
dengan
memanfaatkan
media sosial agar
hubungan dapat
lancar kapanpun
dan dimanapun.
Responden B
Responden C
Kategori
●
Bisa lebih
banyak dari
13 ribu, setiap
orang yang
menggunakan
sepeda adalah
anggota
komunitas bike
to work.
●
Bertatap muka
langsung
(kopi darat).
Melalui media
internet
(milis, website,
dan media
sosial).
Pertanyaan #4
Melalui media apa
anggota komunitas bike to
work melakukan
interaksi?
●
●
●
●
●
Kopdar
Milis
Website
●
●
Kopi darat
Melalui Internet
11
Pola dan Variabel
selalu menjadi acuan bagi
anggota komunitas
konsumen.
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pola dan Variabel
Role model harus
memiliki posisi yang kuat
di komunitas, memiliki
pengetahuan yang baik
akan produk dan mampu
memberikan pengaruh
psoitif terhadap anggota
komunitas. anggota
komunitas akan menjadi
follower setiap tindakan,
cara pandang dan gaya
hidup dari role model.
Pertanyaan #5
Selama melakukan
proses interaksi,
apa saja yang
dibahas atau
dilakukan?
●
Mengadakan
seminar yang
sifatnya
mengedukasi.
●
Seminar
kesehatan.
●
Melakukan
pertemuan
rutin yang
sifatnya
edukatif.
●
Seminar yang
sifatnya
edukatif dan
informatif.
●
Pembahasan
dalam seminar
tidak harus
berkaitan dengan
sepeda.
●
Informasi yang up
to date.
●
Melakukan
pertemuan
rutin yang
sifatnya
informatif.
●
Dengan topik
Kesehatan.
●
Materinya tentang
kesehatan,
safety riding
maupun
informasi yang
sifatnya up to
date.
●
Dengan topik
safety riding.
●
Interaksi melalui
milis dan website
bisa setiap saat
dilakukan.
●
Interaksi melalui
media
online; milis dan
website dapat
dilakukan setiap
saat.
Pertanyaan #6
Berapa kali
komunitas
bike to work saling
melakukan
interaksi.
●
Biasa dilakukan
setiap
saat.
●
12
Interaksi
online
dilakukan
setiap saat.
Salah satu yang akan
menjadi acuan bagi
anggota komunitas
konsumen terhadap role
model adalah dalam
proses pengambilan
keputusan terhadap
suatu produk. Semakin
perusahaan mengenal
komunitas konsumen
dengan baik dan
mengetahui role model
maka semakin besar role
model mengenal merek
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
Responden B
●
Interaksi melalui
kopi darat rutin
dilakukan
minimal 1 bulan
sekali, tergantung
korwil.
●
Pertemuan rutin
tiap korwil 1
bulan sekali.
Membahas
tentang kegiatan
apa saja yang
akan dilakukan
selama 1 bulan.
Mengikuti fun
bike.
●
●
●
Responden C
Kategori
Pola dan Variabel
●
Interaksi
offline
dilakukan
sesuai
dengan
kebutuhan.
●
Interaksi melalui
media
offline: kopi darat
minimal
dilakukan 1 kali
dalam sebulan.
produk tersebut,
semakin besar pula
anggota komunitas
konsumen mengenali
produk tersebut.
Pertemuan rutin
yang
yang diadakan 1
bulan sekali.
●
kegiatankegiatan
yang
diselenggara
kan interen
komunitas
bike to work.
●
Pertemuan korwil
1 bulan sekali
●
Mengikuti fun
bike.
●
Mengikuti
fun bike
sebagai
eksteren.
●
Mengikuti fun
bike.
Mengikuti bakti
sosial.
●
Mengikuti bakti
sosial.
●
Mengikuti bakti
sosial.
Dari pola diatas, variabel
yang muncul antara lain:
1. Manfaat baru yang
dicari (new benefit
sought)
2. Komunitas konsumen
(consumen community)
3. Komunitas dalam
jaringan (online
community)
4. Komunitas tatap muka
(offline community)
5. Kesadaran merek
(brand awareness)
Tidak ada
pembatasan
merek (brand)
tertentu.
●
Model dan merek
bebas
tidak ada batasan
tertentu.
●
Tidak terbatas
pada satu merek
(brand) tertentu.
Pertanyaan #7
Kegiatan apa saja
yang yang
dilakukan
komunitas bike to
work ketika
melakukan
interaksi melalui
media offline?
●
Pertanyaan #8
Merek sepeda apa
yang digunakan
oleh anggota
komunitas bike to
work?
●
13
Banyak
merek
(brand) yang
digunakan.
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
●
Setiap anggota
yang
bergabung bebas
menggunakan
sepeda merek apa
saja.
Responden B
●
Lebih banyak
Polygon
Responden C
●
Masingmasing
anggota
memiliki
selera
sendiri atas
merek
sepeda yang
digunakan.
Kategori
●
Masing-masing
anggota
memiliki selera
sendiri atas
merek sepeda
yang digunakan.
●
Merek sepeda
yang paling
banyak
digunakan adalah
Polygon.
●
Rata-rata anggota
komunitas bike to
work tidak hanya
memiliki 1 buah
sepeda saja.
Tergantung hobby
dan
kegunaannya.
Pertanyaan #9
Bagaimana pola
konsumsi sepeda
anggota komunitas
bike to work?
●
Rata-rata anggota
komunitas bike to
work tidak hanya
memiliki 1 buah
sepeda saja.
Tergantung hobby
dan
kegunaannya.
●
Dalam pembelian
sepeda anggota
komunitas bike to
work yang baru
banyak mengikuti
atau menjadi
follower anggota
komunitas bike to
work yang sudah
lama.
●
14
Yang
dilakukan
oleh anggota
komunitas
bike to work
dalam
proses
konsumsi
sepeda
adalah,
melihat,
mencoba,
bertanya
dan beli.
Pola dan Variabel
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
●
Lebih
banyak
menjadi
follower
anggota
komunitas
bike to work
yang lain.
●
Dalam pembelian
sepeda anggota
bike to work lebih
banyak menjadi
follower anggota
yang lain.
Pertanyaan #10
Apakah semua
anggota komunitas
bike to work
mengenal merek
sepeda Polygon?
●
Mengenal
●
Mengenal
●
Pasti
mengenal
●
Mengenal
●
Pertama, tidak
banyak
merek sepeda
yang ada di
Indonesia.
●
Polygon menjadi
sponsor utama
dalam
pendeklarasian
komunitas bike to
work.
●
Awareness
yang
dibangun
oleh Polygon
sudah sejak
dahulu.
●
Tidak banyak
merek sepeda
yang ada di
Indonesia.
Pertanyaan #11
Darimana anggota
komunitas bike to
work mengenal
merek sepeda
Polygon?
15
Pola dan Variabel
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
●
Kedua, Polygon
cukup aktif dalam
menyelenggrakan
kegiatan fun bike.
●
Ketiga, Polygon
mensupport
penuh pada
waktu deklarasi
bike to work.
●
Keempat, setiap
kegiatan yang
diadakan oleh
Polygon utamanya
fun bike, selalu
melibatkan
komunitas bike to
work.
Responden B
●
Polygon sering
menyelenggaraka
n
kegiatan fun bike
yang selalu
mengikutsertakan
komunitas bike to
work sebagai
partner.
Responden C
Kategori
●
Polygon
selalu
melibatkan
komunitas
bike to work
dalam setiap
kegiatan.
●
Awareness yang
dibangun oleh
Polygon sudah
sejak dahulu.
●
Polygon
selalu
mensupport
kegiatan
bike to work.
●
Polygon cukup
aktif dalam
menyelenggaraka
n kegiatan fun
bike.
●
Polygon menjadi
sponsor utama
dalam
pendeklarasian
komunitas bike to
work.
16
Pola dan Variabel
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
●
Responden B
Responden C
Kelima, Visi
Polygon dan
komunitas bike to
work sama yaitu
mengurangi
kemacetan,
mengurangi
polusi udara,
membudayakan
olah raga dan
memasyarakatka
n sepeda.
Kategori
●
Polygon selalu
melibatkan
komunitas bike to
work dalam setiap
kegiatan.
●
Polygon selalu
mensupport
kegiatan bike to
work.
Visi Polygon dan
komunitas bike to
work sama yaitu
mengurangi
kemacetan,
mengurangi
polusi udara,
membudayakan
olah raga dan
memasyarakatka
n sepeda.
●
17
Pola dan Variabel
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #12
Dalam setiap
kegiatan yang
diselenggarakan
interen komunitas
bike to work apakah
selalu melibatkan
Polygon?
●
Komunitas bike to
work selalu
berusaha
melibatkan
semua pihak.
●
Respon yang
paling positif
diperoleh dari
Polygon.
●
Iya
●
Komunitas
bike to work
selalu
memberikan
informasi
kepada
Polygon
disetiap
kegiatannya.
Polygon
selalu
mensupport.
●
Komunitas bike to
work selalu
berusaha
melibatkan semua
pihak.
●
Komunitas bike to
work
selalu
memberikan
informasi kepada
Polygon disetiap
kegiatannya.
Polygon selalu
mensupport.
Respon yang
paling positif
diperoleh dari
Polygon.
●
18
Pola dan Variabel
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Persoalan Penelitian
#1
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #13
Bentuk support
seperti apa yang
diberikan Polygon
kepada komunitas
bike to work?
●
Financial
●
Financial
●
Financial
●
Financial
●
Materi promosi
●
Materi promosi
●
●
Materi Promosi
●
Branding
●
Branding
●
Materi
Promosi
Branding
●
Branding
●
Keterlibatan
anggota
komunitas bike to
work dalam setiap
acara fun bike
yang
diselenggarakan
oleh Polygon.
●
Keterlibatan
anggota
komunitas bike to
work dalam setiap
acara fun bike
yang
diselenggarakan
oleh Polygon.
●
●
Keterlibatan
anggota
komunitas bike to
work dalam setiap
acara fun bike
yang
diselenggarakan
oleh Polygon.
●
Branding
●
Branding
●
Keterlibatan
anggota
komunitas
bike to work
dalam setiap
acara fun
bike yang
diselenggara
kan oleh
Polygon.
Branding
●
Branding
Pertanyaan #14
Bentuk support
seperti
apa yang diberikan
komunitas bike to
work kepada
Polygon?
19
Pola dan Variabel
Berikut ini adalah deskripsi dari hasil penelitian
mengenai
peranan
komunitas
konsumen
dalam
menciptakan kesadaran merek perusahaan kepada
masyarakat.
Komunitas bike to work lahir dari kebutuhan
konsumen yang mencari manfaat baru akan nilai
sebuah sepeda. Melalui hobinya terhadap olah raga
sepeda dan kepedulian terhadap lingkungan, mereka
mulai menggagas terbentuknya komunitas konsumen
yang
berorientasi
pada
penyelamatan
lingkungan
melalui moda transportasi sepeda. Melalui penggunaan
sepeda
yang
intens
pada
setiap
kegiatan
yang
dilakukan oleh konsumen maka konsumen dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pelestarian
lingkungan, seperti mengurangi polusi udara dan
mengurangi
komunitas
kemacetan.
bike
to
Sebagai
work
movement leader,
sadar
bahwa
mereka
merupakan champion dalam membawa visi pelestarian
lingkungan, untuk itu dalam setiap kegiatan anggota
komunitas selalu menggunakan moda sepeda sebagai
alat trasportasi menuju tempat kerja dengan membawa
tulisan-tulisan yang mengajak orang untuk memiliki
kesadaran akan lingkungan.
Semangat
perubahan
yang
dibawa
oleh
komunitas bike to work mendapatkan simpati dari
masyarakat maupun dari perusahaan pencipta produk.
20
Banyak
konsumen
yang
mendengar
keberadaan
komunitas konsumen ini kemudian tertarik bergabung
dengan komunitas bike to work. Minat konsumen yang
besar
untuk
bergabung
dengan
komunitas
ini,
menjadikan skope bike to work menjadi nasional.
Melalui media sosial yang digunakan berupa facebook,
twitter,
milis
komunitas
membangun
komunitas
community).
Komunitas
bike
to
konsumen
online
work
berhasil
daring
(online
dibangun
untuk
mengakomodir anggota komunitas yang ada di seluruh
Indonesia. Melalui komunitas online, semua anggota
mendapatkan informasi yang sama mengenai program
dan
kegiatan-kegiatan
komunitas
bike to
komunitas
konsumen
pembentukan
yang
akan
work. Semakin
akan
komunitas
diselenggarakan
besar anggota
semakin
tatap
besar
muka
pula
(offline
community). Komunitas tatap muka (offline community)
merupakan media berkumpul bersama atau media
anggota komunitas bertatap muka mengenal anggota
komunitas lain. Kegiatan komunitas tatap muka (offline
community) bike to work berupa fun bike, seminar dan
kegiatan bakti sosial.
Komunitas konsumen yang memiliki pondasi
yang kuat dalam pembentukannya dan anggota yang
banyak, berpeluang untuk didekati oleh perusahaan
yang memilki visi yang sama dengan komunitas
21
tersebut. Komunitas bike to work memiliki visi yang
sama akan pelestarian lingkungan, sedangkan Polygon
sebagai perusahaan pencipta produk selain fokus
membangun
profitabilitas
juga
diketahui
memiliki
perhatian dengan pelestarian lingkungan. Pendekatan
yang dilakukan Polygon terhadap komunitas bike to
work berdasarkan penelitian cukup efektif. Melalui
pendekatan
dan
kerjasama
yang
saling
menguntungkan, didapat beberapa hal sebagai berikut:
a. Komunitas
menciptakan
bike
to
work
kesadaran
berperan
merek
dalam
(brand
awareness) Polygon.
Komunitas bike to work merupakan komunitas
konsumen mandiri (independent) yang terbentuknya
bukan karena merek suatu produk. Komunitas bike
to work terbentuk karena adanya gagasan mengenai
gerakan moral untuk mengurangi kemacetan dan
polusi udara di kota besar. Saat ini komunitas bike
to work telah memiliki anggota kurang lebih 13.121
orang. Anggota komunitas bike to work terdiri dari
orang-orang yang memiliki kegemaran akan olah
raga sepeda yang mengikat diri bergabung dalam
keanggotaan dengan mengusung visi gerakan moral.
Sepeda yang digunakan oleh anggota komunitas
bike to work dari berbagai macam merek sepeda.
Sejak awal pendiriannya komunitas bike to work
22
selalu bekerjasama dengan Polygon. Walaupun
sepeda yang dipakai oleh komunitas bike to work
tidak semua menggunakan Polygon, namun hal ini
tidak mempengaruhi dukungan yang diberikan oleh
Polygon kepada komunitas bike to work. Demikian
pula komunitas bike to work dalam setiap kegiatan
promosi maupun funbike selalu melibatkan Polygon.
Hal ini seperti dikutip pernyataan R3, “Jadi kalau
mereka ada acara kita number one yang selalu
dicontact, pasti kita. Kalau kita nggak bisa cope ya
sudah, tapi number one yang selalu dicontact kita”.
Dengan
jumlah
keanggotaan
yang
semakin
bertambah setiap harinya telah membuka peluang
bagi Polygon dalam menanamkan kesadaran merek
dalam pikiran anggota komunitas bike to work
maupun pecinta masyarakat olah raga sepeda.
Dampak dari penciptaan kesadaran merek melalui
kegiatan yang dibuat oleh komunitas bike to work
berdampak pada peningkatan penjualan sepeda
Polygon, hal ini seperti yang dinyatakan oleh R3,
“Pengguna Polygon pada komunitas bike to work
cukup besar, meskipun belum pernah dihitung, eee...
fifty percent dan seiring dengan bertambahnya
jumlah
volume
anggota
komunitas
penjualan
semakin
Polygon”.
Dari
bertambah
pendapat
responden diatas, dapat dicermati bahwa komunitas
23
bike
to
work
berperan
dalam
menciptakan
kesadaran merek Polygon baik kepada anggota
komunitas
bike
to
work
maupun
masyarakat
pecinta olah raga sepeda.
b. Peran
komunitas
menciptakan
bike
to
kesadaran
work
merek
dalam
(brand
awareness) Polygon melalui komunitas daring
(online community).
Interaksi komunitas bike to work dengan seluruh
anggotanya dilakukan melalui media sosial dengan
membentuk online community. Melalui teknologi
internet
interaksi
yang
dilakukan
anggota
komunitas bike to work melalui jaringan internet
terbilang sangat tinggi, mereka bisa kapan saja
menggunakan twitter, melakukan diskusi melalu
milis, atau memberikan informasi lewat facebook.
Anggota komunitas bike to work dari korwil-korwil
daerah dapat mengakses setiap saat informasi
mengenai
kegiatan-kegiatan
yang
akan
dilaksanakan oleh bike to work. Polygon dengan
mudah
dapat
mengakses
interaksi
anggota
komunitas bike to work melalui media jaringan yang
mengunakan teknologi internet tersebut. Jumlah
orang yang terlibat dengan media tersebut tentu
saja jauh lebih banyak dibandingkan ketika ada
24
kegiatan langsung seperti funbike. Dengan peluang
kemudahan dan fleksibilitas yang diberikan oleh
komunitas bike to work, Polygon dapat membangun
kesadaran mereknya melalui media jaringan yang
menggunakan teknologi internet, lebih mudah dan
tentu saja lebih murah serta efektif. Kekuatan
media yang menggunakan teknologi internet patut
diperhitungkan, karena sekarang orang cenderung
mencari referensi tentang suatu produk melalui
komunitasnya
dengan
menggunakan
teknologi
internet.
c. Peran
komunitas
menciptakan
bike
kesadaran
to
work
merek
dalam
(brand
awareness) Polygon melalui offline community.
Kegiatan offline community yang dilaksanakan oleh
bike to work berupa kegiatan yang bersifat tatap
muka langsung. Kegiatan ini berfungsi sebagai
media pertemuan anggota komunitas yang tersebar
di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan tatap muka
tersebut dapat berbentuk fun bike dan kegiatan
sosial.
Dalam
komunitas
bike
pelaksanaan
to
work
kegiatan
selalu
tersebut
melibatkan
perusahaan yang memiliki visi yang sama dalam
pelestarian lingkungan, termasuk Polygon. Polygon
merupakan mitra bagi komunitas bike to work yang
25
paling awal merespon kegiatan komunitas bike to
work. Polygon selalu menyambut dengan baik dan
memberikan dukungan penuh kepada bike to work.
Menurut R3 dukungan yang diberikan bisa berupa
financial maupun material, “Support yang kami
berikan kepada bike to work bisa berupa bantuan
uang, pemberian merchandise maupun peminjaman
sepeda, terkadang di setiap event bike to work
mengundang
pejabat
untuk
memeriahkan,
nah
saking antusiasnya para pejabat yang datang lebih
dari yang disiapkan, akhirnya kami pinjamkan
ujar
sepeda”,
kepada
R3.
Polygon
Kompensasi
adalah
yang
branding
diberikan
pada
acara
tersebut, dengan memasang logo pada backdrop,
memasang umbul-umbul, memasang logo pada
atribut kegiatan, memasang spanduk dan membuka
stand penjualan. Acara yang diselenggarakan oleh
komunitas bike to work selalu mengundang banyak
perhatian,
adalah
mengingat
komunitas
komunitas
pertama
di
bike
to
work
Indonesia
yang
memberikan perhatian lebih terhadap pelestarian
lingkungan melalui moda sepeda sebagai media
transportasi. Animo masyarakat terhadap kegiatan
seperti ini besar diikuti ribuan masyarakat yang
gemar dengan olahraga sepeda. Hal ini tentu saja
memberikan keuntungan bagi Polygon, kegiatan
26
tersebut
menjadi
kesadaran
sebuah
mereka
masyarakat
(brand
tentang
tempat
penciptaan
awareness)
Polygon.
Dari
kepada
pendapat
responden diatas, dapat dicermati bahwa melalui
offline community dapat membantu peningkatan
kesadaran merek (brand awareness) Polygon baik
kepada anggota komunitas maupun masyarakat
pecinta olah raga sepeda. Polygon juga tidak perlu
mengeluarkan biaya yang terlalu mahal untuk
sekedar membuat masyarakat sadar akan adanya
merek Polygon.
4.2.2 Hasil Penelitian Kedua
Tujuan yang kedua dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah kerjasama yang terjalin
antara
komunitas
menghasilkan
konsumen
suatu
nilai.
dengan
Hasil
perusahaan
selengkapnya
mengenai persoalan penelitian diatas dapat dilihat
melalui
tabel
4.3
yang
berisi
ringkasan
hasil
wawancara, kategori, pola dan variabel persoalan
penelitian kedua.
27
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pola dan Variabel
Pertanyaan #1
Sudah berapa
lama
komunitas bike to
work mengenal
Polygon?
●
●
Dalam skope
sebagai
komunitas,
semenjak
komunitas bike to
work digagas
tahun 2004.
Dalam skop
individu yang
memiliki hobby
sepeda, semenjak
Polygon hadir
sebagai produsen
sepeda lokal.
●
Sama-sama
menguntungkan.
●
Sejak tahun 2004
pada waktu
komunitas bike to
work berdiri.
●
Sudah lama,
semenjak
komunitas bike to
work berdiri.
●
●
Dalam skope
sebagai
komunitas,
semenjak
komunitas bike to
work digagas
tahun 2004.
Dalam skop
individu yang
memiliki hobby
sepeda, semenjak
Polygon
mendeklarasikan
diri di pasar.
Pertanyaan #2
Selama menjalin
kerjasama,
apakah ada salah
satu pihak yang
diuntungkan atau
dirugikan?
●
Sama-sama
menguntungkan.
●
28
Kerjasama yang
didapat samasama
menguntungkan.
●
Kerjasama yang
didapat samasama
menguntungkan.
Komunitas konsumen
yang memiliki visi
jelas dan diperkuat
dengan membentuk
online community dan
offline community,
dengan mudah
mendapatkan
perhatian dari
masyarakat.
Perhatian tidak hanya
diperoleh dari
konsumen yang
belum bergabung
menjadi komunitas
konsumen, namun
keberadaan
komunitas konsumen
mendapat perhatian
dari perusahaan
pencipta produk.
Melalui kegiatan yang
diselenggarakan baik
secara online maupun
offline, komunitas
konsumen dapat
menambah jumlah
anggota baru yang
memiliki minat yang
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Pertanyaan #3
Benefit apa yang
didapatkan
komunitas bike to
work selama
menjalin
kerjasama dengan
Polygon?
Responden A
●
●
Responden B
Support penuh
atas kegiatankegiatan yang
komunitas bike to
work
selenggarakan.
●
Edukasi safety
riding.
●
Support kegiatan
yang
diselenggarakan
komunitas bike to
work daerah.
Responden C
●
Polygon ikut
mem-support
hampir seluruh
kegiatan
komunitas bike to
work.
Kategori
●
●
Networking.
●
Polygon
memberikan
support atas
kegiatan-kegiatan
yang
diselenggarakan
komunitas bike to
work.
Edukasi safety
riding.
Networking.
Pertanyaan #4
Benefit apa yang
didapatkan
Polygon dari
kerjasamasa
dengan komunitas
bike to work?
●
Branding
●
Brand Awareness
●
Promosi
●
Market share
●
Market share
Polygon
bertambah.
●
Market Share
bertambah
●
Visi
memasyarakatkan
sepeda dapat
terealisir berkat
adanya komunitas
bike to work yang
komit akan
gerakannya.
●
Branding
●
Brand Awarenes
●
Promosi
29
Pola dan Variabel
sama dalam
memenuhi
kebutuhannya dalam
mencari manfaat
yang baru suatu
produk.
Opportunity yang
melekat pada
komunitas konsumen
sangat besar,
perusahaan banyak
merubah strategi
pemasarannya
dengan merubah
fokus sasarannya dari
konsumen individu ke
komunitas
konsumen. Proses
pendekatan yang
dilakukan oleh
perusahaan dapat
diatur sedemikian
rupa sehingga
menghasilkan
hubungan yang saling
menguntungkan
diantara keduanya.
Melalui relationship
marketing, hubungan
keduanya dapat
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
●
Visi
memasyarakatkan
sepeda dapat
terealisir berkat
adanya
komunitas bike to
work yang komit
akan gerakannya.
Pertanyaan #5
Selain kerjasama
yang berkaitan
dengan fun bike,
adakah kerjasama
lain yang
menguntungkan
yang dihasilkan
antara komunitas
bike to work
dengan Polygon?
●
Ada
●
Ada
●
Ada
●
Ada
●
Berbentuk cocreation
●
Berbentuk cocreation
●
Berbentuk cocreation
●
Berbentuk cocreation
●
Menciptakan
produk secara
bersama-sama.
●
Menciptakan
produk secara
bersama-sama.
●
Menciptakan
produk secara
bersama-sama.
●
Menciptakan
produk secara
bersama-sama.
Pertanyaan #6
Apa yang
dimasksud
dengan cocreation?
30
Pola dan Variabel
berjalan dalam waktu
yang lama.
Relationship
marketing
menghasilkan
kolaborasi yang
efektif dan saling
menguntungkan.
Saat ini penciptaan
nilai berorientasi
pada kebutuhan
konsumen. Menjalin
hubungan dengan
komunitas konsumen
salah satu langkah
dalam pengumpulan
informasi terhadap
kebutuhan dan
keinginan konsumen
akan sebuah nilai
produk. Nilai suatu
produk dapat
diciptakan bersamasama antara
perusahaan dengan
komunitas konumen.
Hasil penciptaan
bersama dapat
dijadikan simbol
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #7
Produk apa yang
dihasilkan dalam
co-creation?
●
Sepeda yang
mengakomodir
kebutuhan pasar.
●
Sepeda yang
dibutuhkan oleh
pasar.
●
Sepeda
●
Sepeda
●
Sepeda yang
mengakomodir
kebutuhan pasar.
Sepeda yang
dibutuhkan
pasar.
●
Pertanyaan #8
Bagaimana
karakteristik
sepeda hasil cocreation?
●
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
●
Menggunakan
simbol bike to
work.
●
Menggunakan
simbol bike to
work.
●
Menggunakan
simbol bike to
work.
●
Menggunakan
simbol bike to
work.
●
●
Harga terjangkau
Model dan
manfaat
disesuaikan
dengan
kebutuhan
masyarakat.
●
●
Harga terjangkau
Model dan
manfaat
disesuaikan
dengan
kebutuhan
masyarakat.
●
●
31
Harga terjangkau
Model dan
manfaat
disesuaikan
dengan
kebutuhan
masyarakat.
●
●
Harga terjangkau
Model dan
manfaat
disesuaikan
dengan
kebutuhan
masyarakat.
Pola dan Variabel
(official) eksistensi
komunitas
konsumen.
Dari pola diatas,
variabel yang muncul
antara lain:
1. Relationship
marketing
2. Penciptaan nilai
bersama (co-creation
value)
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #9
Siapa yang
menggagas ide ini
untuk pertama
kali?
Pertanyaan #10
●
Bike to work
●
Bike to work
●
Bike to work
●
Bike to work
Bagaimana proses
terciptanya cocreation?
●
Pertama,
munculnya
pertanyaan dari
anggota melalui
milis mengenai
spesifikasi sepeda
apa yang
digunakan untuk
pemula.
●
Seringnya muncul
pertanyaan dari
pemula yang
meminta referensi
sepeda yang
mudah
dugunakan
dengan harga
yang terjangkau.
●
Bike to work
mengajukan
konsep kerjasama
untuk
menghasilkan
produk yang
dapat
mengakomodir
pecinta sepeda
pemula.
●
Pertama,
munculnya
pertanyaan dari
anggota melalui
milis mengenai
spesifikasi sepeda
apa yang
digunakan untuk
pemula.
32
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
●
Kedua, mahalnya
harga
sepeda yang ada
dipasaran.
●
Ketiga, mengusung
visi untuk
memasyarakatkan
sepeda tentu
dengan harga
harga sepeda yang
mahal tidak akan
mudah terealisir.
Responden B
●
Pengurus pusat
bike to work
mengajukan ide
kepada Polygon,
tentang
kemungkinan
terjalinnya
kerjasama untuk
menghasilkan
produk yang dapat
mengakomodir
kebutuhan
masyarakat,
tentunya dengan
kerjasama yang
saling
menguntungkan.
Responden C
Kategori
●
Tujuannya agar visi ●
memasyarakatkan
sepeda di kalangan
masyarakat dapat
segera terealisir.
Kedua, mahalnya
harga
sepeda yang ada
dipasaran.
●
Hal tersebut sejalan ●
dengan visi Polygon
untuk itu Polygon
dan bike to work
sepakat menjalin
kerjasama ini
untuk mewujudkan
produk co-creation.
Ketiga, mengusung
visi untuk
memasyarakatkan
sepeda tentu
dengan harga harga
sepeda yang mahal
tidak akan mudah
terealisir.
33
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
●
Hal tersebut
sejalan dengan
visi Polygon untuk
itu Polygon dan
bike to work
sepakat menjalin
kerjasama ini
untuk
mewujudkan
produk cocreation.
Pertanyaan #11
Melalui media
komunikasi apa
dalam
mengajukan
kerjasama ini?
●
Bertatap muka
langsung.
●
Bertatap muka
langsung.
●
Bertatap muka
langsung.
●
Bertatap muka
langsung.
●
Tidak terhitung.
●
Banyak sekali,
sampai
tidak terhitung.
●
Banyak.
●
Banyak sekali,
sampai
tidak terhitung.
Pertanyaan #12
Berapa kali
melakukan
tatap muka
sehingga
menghasilkan
produk yang
diharapkan?
34
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
●
Setiap memerlukan
diskusi tentang
produk itu bike to
work dan Polygon
akan melakukan
pertemuan.
Dalam jangka
waktu
berapa lama
membuat produk
tersebut?
Pertanyaan #14
●
Kurang lebih 1
tahun.
Bagaimana
spesifikasi
sepeda yang
dihasilkan
tersebut?
●
Sepedanya standar ●
●
Mudah digunakan
●
Harga terjangkau
●
●
Responden C
Kategori
●
Setiap memerlukan
diskusi tentang
produk itu bike to
work dan Polygon
akan melakukan
pertemuan.
Pertanyaan #13
Pertanyaan #15
Berapa harga
produk
tersebut?
●
Kurang lebih 1
tahun.
●
Kurang lebih 1
tahun.
●
Kurang lebih 1
tahun.
Sepedanya standar
●
Sepedanya standar
●
Sepedanya standar
●
Mudah digunakan
●
Mudah digunakan
●
Mudah digunakan
●
Harga terjangkau
●
Harga terjangkau
●
Harga terjangkau
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
●
Berwarna kuning
Rp. 1.500.00,-
●
Rp. 1.500.00,-
●
Rp. 1.500.00,-
●
Rp. 1.500.00,-
35
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Pertanyaan #16
Kenapa dipilih
warna kuning
pada sepeda
tersebut?
Pertanyaan #17
Bagaimana
memasarkan
produk tersebut?
Responden A
●
●
●
●
Pertanyaan #18
Bagaimana respon
anggota
komunitas bike to
work terhadap
sepeda tersebut?
●
Orang bersepeda
butuh
safety warna
kuning cukup
mencolok di
jalan, sehingga
terlihat.
Responden B
●
Melalui
sekertariat bike to
work.
Melalui milis,
website dan
media sosial.
Melalui Rodalink
distributor
Polygon.
●
Senang karena
akhirnya
punya simbol.
●
●
●
Simbol supaya
terlihat
dijalan.
Responden C
●
Melalui
sekertariat bike to
work.
Melalui milis,
website dan media
sosial.
Melalui Rodalink
distributor
Polygon.
●
Senang
●
●
●
36
Kategori
●
Orang bersepeda
butuh
safety.
●
Supaya terlihat di
jalan.
Melalui
sekertariat bike to
work.
Melalui milis,
website dan media
sosial.
Melalui Rodalink
distributor
Polygon.
●
Melalui
sekertariat bike to
work.
Melalui milis,
website dan media
sosial.
Melalui Rodalink
distributor
Polygon.
Sepeda tersebut
yang
anggota bike to
work harapkan.
●
Supaya terlihat
dijalan.
●
●
Senang
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
●
Begitu produk
tersebut di lounch
langsung beli.
●
Begitu keluar
banyak yang beli.
●
Dijadikan simbol
●
Banyak yang beli
dan akhir nya
bergabung
menjadi anggota
komunitas bike to
work.
●
Yang jelas market
share
bertambah.
●
Sangat positif,
produksi
pertama habis
terjual
●
Banyak yang beli
dan akhir nya
bergabung
menjadi anggota
komunitas bike to
work.
Market share
konsumen sepeda
bertambah.
Pertanyaan #19
Bagaimana respon
masyarakat
terhadap produk
tersebut?
●
Sangat positif,
produksi
pertama habis
terjual
●
Pertanyaan #20
Value apa yang
didapatkan
komunitas bike to
work atas produk
tersebut?
●
Semakin banyak
masyarakat
yang bergabung
dengan anggota
komunitas bike to
work.
●
Semakin banyak
masyarakat
yang bergabung
dengan anggota
komunitas bike to
work.
●
37
Komunitas bike to
work
mendapatkan
royalty atas
penjualan sepeda
official bike to
work.
●
Semakin banyak
masyarakat
yang bergabung
dengan anggota
komunitas bike to
work.
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
●
Visi yang dibawa
oleh
komunitas bike to
work untuk
memasyarakatka
n sepeda semakin
dekat.
●
Komunitas bike to
work
memiliki simbol
yang dapat
digunakan untuk
menunjukkan
eksistensi.
Responden B
●
Komunitas bike to
work
memiliki simbol
yang dapat
digunakan untuk
menunjukkan
eksistensi.
Responden C
Kategori
●
Royalty tersebut
dapat
digunakan untuk
mendanai
kebutuhan dan
kegiatan
komunitas bike to
work.
●
Visi yang dibawa
oleh
komunitas bike to
work untuk
memasyarakatkan
sepeda semakin
dekat.
●
Komunitas bike to
work
memiliki simbol
yang dapat
digunakan untuk
menunjukkan
eksistensi.
●
Komunitas bike to
work
memiliki simbol
yang dapat
digunakan untuk
menunjukkan
eksistensi.
●
Komunitas bike to
work
mendapatkan
royalty atas
penjualan sepeda
official bike to
work.
Royalty tersebut
dapat
digunakan untuk
mendanai
kebutuhan dan
kegiatan
komunitas bike to
work.
●
38
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #21
Value apa yang
didapatkan
Polygon atas
produk tersebut?
●
Market share
bertambah.
●
Market share
bertambah.
●
Penjualan
meningkat.
●
Penjualan
meningkat.
●
Market share
bertambah.
Melalui produk ini
dapat
membantu
terbentuknya
brand awarenes
pada anggota
komunitas bike to
work maupun
pada masyarakat
yang belum
mengenal Polygon.
Meningkatkan
loyalitas
komunitas bike to
work terhadap
Polygon.
●
Market share
bertambah.
Melalui produk ini
dapat
membantu
terbentuknya
brand awarenes
pada anggota
komunitas bike to
work maupun
pada masyarakat
yang belum
mengenal Polygon.
Meningkatkan
loyalitas
komunitas bike to
work terhadap
Polygon.
●
●
39
●
●
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
Pertanyaan #22
Apakah
komunitas bike to
work diwakili oleh
pengurus merasa
puas atas
kerjasama cocreation ini?
●
Puas, segala
keinginan
komunitas bike to
work banyak
diakomodir oleh
Polygon.
●
Puas
●
Puas, banyak
value yang
didapatkan.
●
Puas, segala
keinginan
komunitas bike to
work banyak
diakomodir oleh
Polygon.
●
Puas, banyak
value yang
didapatkan.
●
Puas, visi
memasyarakatkan
sepeda menjadi
terwujud dengan
munculnya
produk dengan
harga yang
terjangkau.
●
Puas, banyak
orang yang
membeli dan
memakai.
Pertanyaan #23
Apakah Polygon
merasa puas atas
kerjasama cocreation ini?
●
Puas, visi
memasyarakatka
n
sepeda menjadi
terwujud dengan
munculnya
produk dengan
harga yang
terjangkau.
●
Puas, banyak
orang yang
membeli dan
memakai.
●
40
Puas, pada
dasarnya tidak
ada satu
pihakpun dalam
kerjasama cocreation ini yang
dirugikan.
Pola dan Variabel
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua
Persoalan
Penelitian #2
Responden A
Responden B
Responden C
Kategori
●
Puas, pada
dasarnya tidak
ada satu
pihakpun dalam
kerjasama cocreation ini yang
dirugikan.
●
Sudah
dilaksanakan,
karena kerjasama
ini membawa
value bagi kedua
belah pihak.
●
Setelah produk
yang pertama
laris dipasaran,
kami membuat
sepeda lipat dan
sepeda mountain
bike berwarna
hitam, tetap
dengan logo bike
to work.
Pertanyaan #24
Setelah
kerjasama ini
terbilang sukses,
apakah ada
rencana bike to
work melanjutkan
kerjasama
kembali dengan
Polygon?
●
Sudah
dilaksanakan,
karena kerjasama
ini membawa
value bagi kedua
belah pihak.
●
Setelah produk
yang pertama
laris dipasaran,
kami membuat
sepeda lipat dan
sepeda mountain
bike berwarna
hitam, tetap
dengan logo bike
to work.
●
Iya, sudah terjadi
dengan
munculnya
produk kedua
berupa sepeda
lipat dan sepeda
mountain bike
berwarna hitam.
●
41
Polygon bersama
bike to
work telah
mengeluarkan
produk yang
kedua berupa
sepeda lipat dan
ketiga berupa
mountain bike
berwarna hiatm.
Pola dan Variabel
Berikut ini adalah deskripsi dari hasil penelitian
mengenai
kemungkinan
terciptanya
nilai
bersama
melalui kerjasama yang terjalin. Opportunity yang
ditawarkan oleh komunitas bike to work, membuat
Polygon merubah strategi pemasarannya dengan lebih
fokus pada komunitas konsumen. Salah satu bentuk
strategi fokus kepada komunitas bike to work yaitu
dengan
memberikan
pemasaran
berbasis
jaringan
(relationship marketing). Tujuan pemasaran berbasis
jaringan
(relationship
marketing)
supaya
jalinan
kerjasama antara komunitas bike to work dengan
Polygon dapat berlangsung dalam jangka waktu lama.
Berikut
ini
hal-hal
yang
diperoleh
berdasarkan
penelitian diatas:
a. Jalinan kerjasama yang dijalin oleh komunitas
bike to work dengan Polygon adalah hubungan
yang bersifat saling menguntungkan (mutualis).
Berdasarkan hasil penelitian, ketiga responden
sepakat
menyatakan
bahwa
kerjasama
yang
saling
komunitas
bike
to
menyatakan,
menguntungkan,
kami
hubungan
menguntungkan
work
“iyalah
adanya
dengan
Polygon.
kerjasamanya
tidak
akan
antara
R1
saling
melupakan
sejarah karena Polygon telah mensupport kami pada
waktu awal komunitas ini melakukan deklarasi, dan
Polygon selalu ada untuk kami, u