Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Smart Tbk Banjarmasin Kalimantan Selatan Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk
angkaangka, meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti
katakata atau kalimat yang tersusun dalam angket, kalimat hasil konsultasi atau
wawancara anatara peneliti dan informan.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan misalnya terdapat dalam skala
pengukuran. Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dan objek yang
diteliti. Penelitian kuantitatif menggunakan isntrumen-instrumen formal, standar
dan bersifat mengukur (Sukmadinata, 2011:95).
3.2

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Smart, Tbk Banjarmasin Kalimantan


Selatan yang berada di Jl. A. Yani KM. 23,700 dan waktu penelitian dilakukan
pada bulan Juli s.d. Desember 2015.
3.3

Batasan Operasional
Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti membatasi penelitian pada :
a. Variabel Dependen yaitu kinerja karyawan
b. Variabel independen yaitu Pelatihan

44

Universitas Sumatera Utara

3.4.

Definisi Operasional
Berikut ini disajikan definisi operasional dari penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, yaitu:


Variabel
Pelatihan
(x)

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Defenisi Operasional
Dimensi
suatu proses dimana
orang-orang mencapai
kemampuan tertentu
untuk membantu
mencapai tujuan
organisasi

1. Penentuan
kebutuhan
pelatihan


2. Mendesain
program
pelatihan

3. Evaluasi
efektivitas
program

Kinerja
Karyawan

Kinerja adalah sebuah
proses untuk

1.Kuantitas
kerja

Indikator

Skala


1. Kebutuhan
pelatihan umum

(General
treatment need)
2. Perbedaan
kinerja
Oversable
(Oversable
performance
discrepancies)
3. Kebutuhan
sumber daya
manusia di masa
mendatang
(Future human
resources need)
1. Metode
pelatihan yang

tepat tergantung
pada tujuannya
2. Prinsip umum
bagi metode
pelatihan
1. Tipe
efektivitas
program
pelatihan
2. Prinsip umum
bagi metode
pelatihan
1. Target kerja

LIKERT

LIKERT

45


Universitas Sumatera Utara

(Y)

menetapkan apa yang
harus dicapai, dan
pendekatannya untuk
2.Kualitas kerja
mengelola dan
pengembangan manusia
melalui suatu cara yang
dapat meningkatkan
kemungkinan bahwa
sasaran akan dapat
dicapai dalam suatu
3.Pemanfaatan
jangka waktu tertentu
waktu
baik pendek maupun
panjang.


2. Volume
pekerjaan
1. Pelaksanaan
pekerjaan tepat
2.Meminimalisa
si tingkat
kesalahan dalam
bekerja
1. Ketepatan
waktu dalam
menyelesaiakan
pekerjaan
2. Batas waktu
dalam
menyelesaiakan
pekerjaan

Sumber: Surya Dharma (2010:25), Robert L. Mathis (2002:32)


3.5.

Skala Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran terhadap

variabel penelitian yaitu menggunakan Skala Likert (skor jawaban angka 1 s.d. 5).
Berikut ini skala pengukuran yang digunakan peneliti pada penelitian ini, yaitu
Tabel 3.2
Skala Pengukuran Likert
No
Keterangan
1
Sangat Setuju
2
Setuju
3
Abstain
4
Tidak Setuju
5

Sangat Tidak Setuju
Sumber : Priyatno (2013)

Skala
(5)
(4)
(3)
(2)
(1)

46

Universitas Sumatera Utara

3.6.

Populasi dan Sampel penelitian
3.6.1. Populasi
Sugiyono (2012:115) dalam bukunya “Metode Penelitian Bisnis”,
mendefinisikan populasi sebagai berikut : “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Smart, Tbk
banjarmasin Kalimantan Selatanpada tahun 2015 sebanyak 75 orang.
3.6.2. Sampel
Sampel penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah keseluruhan
populasi dalam penelitian yaitu pada kariyawan PT. Smart Tbk Medan
sebanyak 75 orang, dengan tujuan untuk mengetahui apakah pelatihan
berpengaruh terhadap kinerja. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.
Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono jumlah
populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian semuanya.

3.7.

Jenis Data
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data primer, yakni

data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya tanpa menggunakan
perantara. Data primer diperoleh yakni dengan menggunakan kuesioner

47

Universitas Sumatera Utara

sehubungan dengan masalah yang diteliti

untuk diberikan kepada

responden.
3.8.

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data penelitian, yaitu:
1.

Kuesioner adalah bentuk metode pengumpulan data dengan

memberikan daftar pertanyaan kepada para karyawan sebagai responden,
dengan harapan mereka dapat memberikan responsatas daftar pertanyaan
tersebut.
2.

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang

ilakukan dengan interaksi langsung berhadap-hadapan dengan impinan dan
para karyawan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan
penulisan skripsi ini. Penulis melakukan tanya jawab dengan pimpinan
atau karyawan perusahaan untuk mendapatkan

gambaran umum

perusahaan, strategi perusahaan, tugas dan tanggung jawab serta struktur
organisasi.
3.

Penelitian

Pustaka

(Library

Research)

yaitu

dengan

mengumpulkan data teoretis dengan cara menelaah berbagai buku literaur
dan bahan pustaka lainnya yangberkaitan dengan topik dan masalah yang
dibahas.
3.9.

Uji Validitas dan Realibitas
3.91

Uji Validitas
Soewadji

(2012:173),

”Validitas

adalah

persoalan

yang

berhubungan dengan pertanyaan sejauh mana suatu alat ukur telah

48

Universitas Sumatera Utara

mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila nilai validitas untuk
tiap kuesioner > nilai koefisien korelasi (r) 0,30 , maka butir
kuesioner dinyatakan valid (Priyatno, 2013:19).
Bila r hitung > r tabel , maka butir pertanyaan tersebut valid.
Bila r hitung < r tabel , maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
Responden untuk menguji validitas dan reabilitas adalah karyawan
PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan
sebanyak 30 diluar sampel. Berikut dapat dilihat hasil uji validitas
variabel.

Pernyataan_1a
Pernyataan_2a
Pernyataan_3a
Pernyataan_4a
Pernyataan_5a
Pernyataan_6a
Pernyataan_7a
Pernyataan_8a
Pernyataan_9a
Pernyataan_10a
Pernyataan_11a
Pernyataan_1b
Pernyataan_2b
Pernyataan_3b
Pernyataan_4b
Pernyataan_5b
Pernyataan_6b

Tabel 3.2
Uji Validitas
Corrected
r tabel
Item-Total
Correlation
.397
0,361
.419
0,361
.722
0,361
.626
0,361
.855
0,361
.362
0,361
.432
0,361
.451
0,361
.474
0,361
.569
0,361
.372
0,361
.380
0,361
.486
0,361
.396
0,361
.379
0,361
.721
0,361
.311
0,361

Keterangan

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

49

Universitas Sumatera Utara

3.9.2

Uji Reliabilitas
Menurut

Soewadji

(2012:184),

”Reliabilitas

atau

tingkat

ketepatan adalah tingkat kemampuan suatu alat atau instrumen
penelitian dalam mengumpulkan data atau informasi secara tepat
atau konsisten.” Pada uji reliabilitas, teknik yang digunakan adalah
teknik Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel, jika
memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60.
Tabel 3.2
Uji Reliabilitas
Item-Total Statistics
Cronbach's
Alpha if Item
r tabel
Keterangan
Deleted
Pernyataan_1a
.747
0,60
Reliabel
Pernyataan_2a
.680
0,60
Reliabel
Pernyataan_3a
.647
0,60
Reliabel
Pernyataan_4a
.660
0,60
Reliabel
Pernyataan_5a
.676
0,60
Reliabel
Pernyataan_6a
.711
0,60
Reliabel
Pernyataan_7a
.694
0,60
Reliabel
Pernyataan_8a
.666
0,60
Reliabel
Pernyataan_9a
.670
0,60
Reliabel
Pernyataan_10a
.651
0,60
Reliabel
Pernyataan_11a
.690
0,60
Reliabel
Pernyataan_1b
.707
0,60
Reliabel
Pernyataan_2b
.663
0,60
Reliabel
Pernyataan_3b
.687
0,60
Reliabel
Pernyataan_4b
.764
0,60
Reliabel
Pernyataan_5b
.646
0,60
Reliabel
Pernyataan_6b
.697
0,60
Reliabel
Sumber : Pengolahan Data Spss, 2015

50

Universitas Sumatera Utara

3.10. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu :
Analisis regresi linier sederhana
Pada penelitian ini, teknik analisis data penelitian yang digunakan
adalah Analisis regresi liner sederhana untuk mengetahui pengaruh
pelatihan terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan dengan
menggunakan rumus dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hal. 237)
dengan formulasi sebagai berikut :
Y=a+bx
di mana :
Y = Kinerja karyawan
X = Pelatihan
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
3.11.

Pengujian Hipotesis
3.11.1 Uji- t (Uji Parsial)
a. Pada Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh
secara parsial variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan di
PT. Smart, Tbk banjarmasin kalimantan selatan. Kriteria
pengujian hipotesis secara parsial adalah:
b. H 0 : b 1, b 2 = 0 (artinya tidak terdapat pengaruh secara parsial
variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan kerja karyawan
pada PT. Smart, Tbk banjarmasin kalimantan selatan).

51

Universitas Sumatera Utara

c. H a : b i, b 2 ≠ 0 (artinya terdapat pengaruh secara parsial pelatihan
terhadap kinerja karyawan pada PT. Smart, Tbk banjarmasin
kalimantan selatan).
d. Nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel . Kriteria pengambilan
keputusan, sebagai berikut:
e. H 0 diterima, apabila t hitung < t tabel pada α = 5%.
f. H 0 ditolak (H a diterima), apabila t hitung > t tabel pada α = 5%.
3.11.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
persentase besarnya pengaruh dari variabel independen (X) dengan
variabel dependen (Y). dalam penggunaanny, koefisien determinasi
ini dinyatakan dalam persentase (%), adapun rumusnya adalah :
Kd = r2 x 100%
dimana :
Kd = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi

52

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Sejarah Singkat PT SMART Tbk
Didirikan pada tahun 1962, PT Sinar Mas Agro Resources and

Technology Tbk (disingkat PT SMART Tbk) saat ini adalah salah satu
perusahaan publik produk konsumen berbahan dasar kelapa sawit yang terbesar
dan terintegrasi di Indonesia. Melalui anak-anak perusahaannya, SMART saat ini
memiliki kebun kelapa sawit dengan jumlah area sekitar 118.000 hektar, termasuk
plasma. Aktivitas utama SMART adalah penanaman dan pemanenan pohon
kelapa sawit, pengolahan tandan buah segar menjadi minyak kelapa sawit (CPO)
dan inti sawit (PK), serta penyulingan CPO menjadi produk bernilai tambah,
seperti

minyak

goreng,

margarin

dan

mendistribusikan, memasarkan dan mengekspor

shortening . SMART juga
produk konsumen berbahan

dasar kelapa sawit. Selain minyak bulk dan minyak industri, produk penyulingan
SMART juga dipasarkan dengan berbagai merek, seperti Filma dan Kunci Mas.
Saat ini, merek-merek tersebut telah dikenal sebagai produk berkualitas tinggi
dan memiliki pangsa pasar yang cukup signifikan di Indonesia.
Berikut adalah sejarah singkat SMART selama 44 tahun perjalanannya.
• 1962 : Memulai usahanya dengan nama PT Maskapai Perkebunan
Sumcama Padang Halaban,

53

Universitas Sumatera Utara

• 1989 : Mengakuisisi dua perkebunan kelapa sawit dan satu perkebunan
teh,
• 1992 : Mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya,
• 1997 : Produksi CPO mencapai 158.000 ton. Mengakuisisi perkebunan
kelapa sawit di Kalimantan Timur. Bekerja sama dengan Super Air dari
New Zealand dalam hal pemupukan melalui udara,


1998 : Sistem SAP selesai diterapkan



1999 : Mengubah nama perusahaan menjadi PT SMART Tbk.



2002 : Produksi CPO mencapai 314.000 ton. Mendivestasikan perkebunan
teh dan pisang agar dapat lebih berfokus kepada bisnis utama. Menerima
sertifikasi ISO 9001:2000 atas manajemen kualitas pabrik pengolahan



2003 : Menerima sertifikasi ISO 14001:2000 atas lingkungan



2004 : Mendivestasikan PT Sinar Pure Foods International Menyelesaikan
pembangunan kembali pabrik penyulingan minyak di Surabaya setelah
terjadinya kebakaran.

• 2005 : FILMA menerima status

‘Superbrands’

dan

‘Indonesian

Customer Loyalty Award’ . Mengkonversikan hutang pemegang saham
sebesar US$ 205 juta menjadi ekuitas Menjadi member aktif RSPO .
• 2006 : Produksi CPO mencapai hasil tertinggi sebesar 491.000 ton. Laba
bersih mencapai hasil tertinggi sebesar Rp 628 miliar Menerima sertifikasi
HACCP untuk pabrik penyulingan minyak dalam memenuhi standar
keamanan pangan

54

Universitas Sumatera Utara

4.2

Struktur Organisasi PT SMART Tbk
Struktur Organisasi pada PT. Smart Tbk akan menggambarkan hubungan

tugas dan tanggung jawab setiap jabatan yang menunjukkan siapa yang
bertanggung jawab dan siapa yang bertugas pada suatu jabatan. Struktur
organisasi berguna dalam memberitahu sales tentang pekerjaan mereka dan
bagaimana cara meningkatkan pekerjaan itu dengan pekerjaan lainnya di dalam
perusahaan.
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi Chief Executive Officer, pembagian
tugas wewenang dan tanggung jawab digambarkan dalam suatu bagian yang
terorganisasi secara formal dan sistematis berupa struktur organisasi. Struktur
organisasi merupakan struktur pembagian dan struktur tata lembaga kerja antara
sekelompok orang yang masing-masing memegang dan menjalankan jabatan,
posisi atau fungsi yang harus bekerja untuk mencapai atau menyelesaikan suatu
tujuan tertentu.
4.3

Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan mendeskriptifkan data

karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja,
status pernikahan. Analisis deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui tanggapan
responden terhadap nilai variabel penelitian. Pengungkapan analisis deskriptif
dalam bentuk persentase.

55

Universitas Sumatera Utara

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah Pegawai
Persentase
Pria
50
66,7
Wanita
25
33,3
Jumlah
75
100
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 50
orang atau sebesar 66,7% dan responden perempuan sebanyak 25 orang atau
sebesar 33,3%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. SMART

Tbk

Perwakilan Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan Berdominan laki-laki.
Karena pekerjaan lebih banyak di bidang pengambilan buah kelapa sawit dan
pemeliharaan pohon kelapa sawit.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan usia
Usia
f
%
21-30 Tahun
15
20
31-40 Tahun
20
26,7
>40 Tahun
40
53,3
Total
75
100
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki usia
antara 21 sampai dengan 30 tahun sebanyak 15 orang atau sebesar 20%, usia
antara 31 sampai dengan 40 tahun sebanyak 20 orang atau sebesar 26,7 %, dan

56

Universitas Sumatera Utara

usia yang memiliki lebih dari 40 Tahun sebanyak 40 orang atau sebesar 53,3%.
Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. SMART Tbk. Banjarmasin Provinsi
Kalimantan Selatan dominan usia lebih dari 40 tahun. Karena PT SMART Tbk
merupakan perusahaan sektor perkebunan kelapa sawit yang salah satu terbesar di
Indonesia, sehingga karyawan pada umumnya tidak ingin mencari pekerjaan di
perusahaan lain sebelum masa pensiun tiba. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
kesejahteraan karyawan di PT SMART Tbk sangat baik.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut
ini:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan
F
%
D3
20
26,7
S1
38
50,7
S2
17
22,6
Total
75
100
Sumber: Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki
pendidikan terakhir D3 sebanyak 20 orang atau sebesar 26,7%, S1 sebanyak 38
orang atau sebesar 50,7%, dan S2 sebanyak 17 atau sebesar (22,6%). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi
Kalimantan Selatan memiliki dominan pendidikan S1. Karena secara umum
perusahaan mensyaratkan karyawannya harus berpendidikan minimal S1 untuk
posisi tertentu.

57

Universitas Sumatera Utara

4.4 Analisis Deskriptif Variabel
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
skala Likert untuk menanyakan tanggapan karyawan PT SMART Tbk Provinsi
Kalimantan Selatan tentang pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan.
Variabel penelitiannya adalah Pelatihan (X1) dan kinerja karyawan (Y). Adapun
tanggapan dari responden dapat dilihat pada Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6
berikut ini:
Tabel 4.4
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Pelatihan
No Kata Kunci
SS
S
KS
TS
f
%
F
%
F
%
f
%
1
Pelatihan
13 17,3 44 58,7 14 18,7 4
5,3
sesuai tuntutan
kerja
Pelatihan
2
8 10,7 51
68
16 21,3 0
0
sesuai
pencapaian
kinjera
Metode
3
10 13,3 52 69,3 12
16
0
0
pelatihan yang
tepat
Partisipasi
4
0
0
33
44
22 29,3 18
24
aktif dalam
pelatihan
Termotivasi
5
0
0
37 49,3 24
32
11 14,7
selama
mengikuti
pelatihan
Metode
6
12 16
43 57,3 14 18,7 6
8
pelatihan
sesuai dengan
prosedur
Puas setelah
7
0
0
29 38,7 21
28
25 33,3
mengikuti
pelatihan
Kemampuan
8
12 16
42
56
20 26,7 0
0
setelah
mengikuti
pelatihan

f
0

STS
%
0

Total
F
%
75 100

0

0

75

100

0

0

75

100

0

0

75

100

0

0

75

100

0

0

75

100

0

0

75

100

0

0

75

100

58

Universitas Sumatera Utara

Kreatifitas
17 22,7 43 57,3 15
20
setelah
mengikuti
pelatihan
10 Performansi
12 16
54
72
9
12
berubah
menjadi baik
11 Bekerja sama
0
0
42
56
20 26,7
dengan baik
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)
9

0

0

0

0

75

100

0

0

0

0

75

100

14

18,7

0

0

75

100

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa :
Untuk pernyataan no. 3 (Saya mengikuti metode pelatihan yang tepat) merupakan
pernyataan yang paling dominan Setuju 52 orang (69,3%) oleh responden. Hal ini
menunjukkan bahwa semua karyawan merasa telah mendapatkan pelatihan
dengan metode yang tepat dari perusahaan. Untuk pernyataan no. 7 (Saya merasa
puas setelah mengikuti pelatihan) merupakan pernyataan yang paling dominan
Tidak Setuju, mendapatkan tanggapan 25 orang (33,3%). Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan
masih banyak belum mengerti materi pelatihan dan instruktur yang kurang
menarik hal ini menyebabkan kurangnya rasa puas kepada karyawan. Untuk
pernyataan no. 8 (Saya mendapatkan kemampuan setelah mengikuti pelatihan)
dan no. 11 (Saya dapat bekerja sama dengan baik setelah mengikuti pelatihan)
paling dominan menyatakan Kurang Setuju. Hal ini menunjukkan bahwa masih
adanya karyawan belum mendapatkan kemampuan setelah mengikuti pelatihan,
hal ini disebabkan karena karyawan masih belum mengerti dan butuh pelatihan
selanjutnya, dan karyawan juga masih ada yang belum dapat bekerja sama dengan
baik.

59

Universitas Sumatera Utara

N
o
1
2

3

Tabel 4.5
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kinerja
Pernyataan
SS
S
KS
TS
STS
F
% f
%
f
%
f
%
f %
Jumlah standard 0
0 36 48 14 18, 25 33, 0 0
hasil kerja
7
3
Volume kerja
0
0 37 49, 8
10, 30 40 0 0
sesuai dengan
3
7
harapan
Mengerjakan
13 1 40 53, 14 18, 8
10, 0 0
pekerjaan
7,
3
7
7
dengan teliti
3
Meminimalisasi 0
0 37 49, 18 24 20 26, 0 0
kan tingkat
3
7
kesalahan
Menyelesaikan
0
0 39 52 11 14, 25 33, 0 0
pekerjaan tepat
7
3
waktu
Mempercepat
0
0 16 21, 15 20 34 45, 1 13,
menyelesaikan
3
3
0 3
pekerjaan
sebelum batas
waktu
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)

f
75

Total
%
100

75

100

75

100

75

100

75

100

75

100

Untuk pernyataan no 2 (Saya dapat mencapai hasil volume kerja sesuai dengan
harapan perusahaan) merupakan pernyataan yang paling dominan Tidak Setuju
sebanyak 30 responden (40%). Hal ini menunjukkan bahwa karyawan belum
mampu mencapai hasil volume kerja yang di harapkan oleh perusahaan karena
banyaknya pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan dan kurang nya bekerja
sama dalam tim sehingga dapat menyebabkan pencapaian hasil kerja yang
diharapkan belum dapat tercapai.
Untuk pernyataan no. 3 (Saya selalu mengerjakan pekerjaan dengan teliti)
merupakan pernyataan yang paling dominan memilih Setuju sebanyak 40
responden (53,3%). Hal ini menyatakan bahwa karyawan mengerjakan pekerjaan

60

Universitas Sumatera Utara

yang ditugaskan oleh perusahaan dengan sangat teliti sehingga pekerjaan yang
dilakukan oleh karyawan jarang mendapatkan kesalahan.

4.5 Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari varabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis
dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS dengan menggunakan
metode enter. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.
Tabel 4.6
a

Variables Entered/Removed
Model

1

Variables

Variables

Entered

Removed

b

Pelatihan

Method

. Enter

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. All requested variables entered.

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, (2015)
Tabel 4.6 menunjukkan variables entered/ removed menunjukkan hasil analisis
statistik deskriptif yaitu sebagai berikut:
a. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel bebas yaitu
Pelatihan (X1)
b. Tidak ada variabel bebas yang dikeluarkan (removed)
c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.

61

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.7
Regresi Linier Sederhana
a

Coefficients
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

t

Sig.

Coefficients
B
(Constant)

Std. Error

11.112

2.787

.200

.071

Beta
3.988

.000

2.829

.006

1
Pelatihan

.314

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil pengolahan SPSS, (2015)
Persamaan Regresi Linier Sederhana dapat diperoleh dari Tabel 4.7 sebagai
berikut:
Y = a + bX1
= 11,112 + 0,200
Dimana : Y = Kinerja Karyawan
X 1 = Pelatihan
Interpretasi model:
1. Konstanta (a) = 11,112 merupakan nilai konstan, jika nilai variabel bebas
(Pelatihan) = 0 maka Kinerja Karyawan (Y) akan sebesar 11,112.
2. Variabel Pelatihan sebesar 0,200 menunjukkan bahwa variabel Pelatihan (X 1 )
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Dengan kata
lain, jika variabel pelatihan ditingkatkan sebesar satu satuan maka kinerja
karyawan akan meningkat sebesar 0,200.

62

Universitas Sumatera Utara

4.6 Pengujian Hipotesis
4.6.1 Uji t (Parsial)
Hasil Uji Parsial (Uji t) menunjukkan seberapa besar hubungan dan pengaruh
masing-masing variabel Pelatihan (X1) secara parsial terhadap variabel Kinerja
Karyawan (Y) Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Parsial
a

Coefficients
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

t

Sig.

Coefficients
B
(Constant)

Std. Error

11.112

2.787

.200

.071

Beta
3.988

.000

2.829

.006

1
Pelatihan

.314

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (2015)
Variabel Lingkungan Kerja (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan (Y) hal ini terlihat dari nilai t hitung 2,829 > t tabel 1,665
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,006 < 0,05. Dengan demikian, berdasarkan
kriteria pengujian hipotesis, maka Ha diterima dan H0 ditolak.

4.6.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Dalam penelitian ini dapat diketahui berapa besar kontribusi variabel Pelatihan
(X1) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Melalui koefisien determinasi
(R²) dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.10
berikut:

63

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model

1

R

R Square

a

.123

.250

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate
.200

2.433

a. Predictors: (Constant), Pelatihan

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (2015)
Berdasarkan Hasil Uji Determinasi (R²) pada Tabel 4.9 diketahui bahwa
nilai R Square adalah sebesar 0,250 artinya, variabel Pelatihan (X 1 ) mampu
menjelaskan sebesar 25% pengaruh terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y).
sedangkan sisanya sebesar 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti
Kompensasi, Stres kerja, Lingkungan kerja, Motivasi, dan Jenjang Karir yang
tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
4.7.1 Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil analisis deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin karyawan
PT. SMART Tbk Perwakilan Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan dominan
laki-laki. Karena pekerjaan lebih banyak di bidang pengambilan buah kelapa sawit
dan pemeliharaan pohon kelapa sawit. Hasil analisis deskriptif responden
berdasarkan Usia karyawan PT. SMART Tbk. Banjarmasin Provinsi Kalimantan
Selatan dominan usia lebih dari 40 tahun. PT SMART Tbk merupakan perusahaan
sektor perkebunan kelapa sawit yang salah satu terbesar di Indonesia, sehingga
karyawan pada umumnya tidak ingin mencari pekerjaan di perusahaan lain
sebelum masa pensiun tiba. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan
64

Universitas Sumatera Utara

karyawan di PT SMART Tbk sangat baik. Hasil analisis deskriptif responden
berdasarkan pendidikan terakhir karyawan PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi
Kalimantan Selatan memiliki dominan pendidikan S1. Karena secara umum
perusahaan mensyaratkan karyawannya harus berpendidikan minimal S1 untuk
posisi tertentu.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel Pelatihan (X 1 ) dan
variabel Kinerja karyawan (Y) yang telah diuraikan sebelumnya, terlihat bahwa
frekuensi jawaban responden tentang variabel Pelatihan untuk keseluruhan
item/butir pernyataan secara umum didominasi oleh jawaban Setuju (S). Hal
tersebut menunjukkan bahwa variabel Pelatihan (X 1 ) secara umum telah mampu
mendorong karyawan untuk berusaha memberikan kinerja yang optimal bagi
perusahaan, namun masih terdapat jawaban Kurang Setuju (KS) untuk beberapa
pernyataan namun jumlahnya relatif kecil.
Pelatihan

berpengaruh

signifikan

terhadap

kemampuan.

Hal

ini

menunjukkan bahwa pelatihan akan memberikan kesempatan bagi karyawan
mengembangkan keahlian dan kemampuan baru dalam bekerja agar apa yang
diketahui dan dikuasai saat ini maupun untuk masa mendatang dapat membantu
karyawan untuk mengerti apa yang seharusnya dikerjakan dan memberikan
kesempatan untuk menambah pengetahuan dan keahlian. Hal ini menunjukan
bahwa pelatihan sangat bermanfaat untuk perusahaan dan karyawanya itu sendiri.
Tujuan dari PT SMART Tbk melakukan program pelatihan dengan tujuan untuk
menghasilkan karyawan yang mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
dengan baik, meningkatkan pengetahuan, keterampilan maupun sikap karyawan,

65

Universitas Sumatera Utara

sehingga diperoleh hasil yang diharapkan dan akan berpengaruh terhadap tata cara
kerja karyawan di lapangan menjadi lebih baik lagi dan mengakibatkan hasil yang
maksimal bagi perusahaan.
Dari Hasil Uji Determinasi terlihat bahwa variabel Pelatihan (X 1 )
berpengaruh sebesar 25% terhadap Kinerja Karyawan (Y) sedangkan sisanya
sebesar 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti Kompensasi, Stres kerja,
Lingkungan kerja, Motivasi, dan Jenjang Karir yang tidak diikutsertakan dalam
penelitian ini.
Menurut teori Mathis & jacson (2006:113) salah satu faktor utama yang
mempengaruhi kinerja karyawan adalah Pelatihan. Dengan adanya pelatihan,
karyawan akan semakin efektif dan efisien dalam bekerja sehingga kinerja
karyawan meningkat dan dapat menguntungkan perusaahaan. Meningkatkan
kinerja karyawan dibutuhkan proses pelatihan dan usaha karyawan untuk
meningkatkan kemampuan dan mengasah keterampilan dalam melaksanakan
tugas yang menjadi tanggung jawab karyawan. Pelatihan ini menjadi salah satu
kebutuhan penting bagi karyawan yang menjadi asset penting bagi manajemen,
sehingga kebutuhan pelatihan menjadi salah satu prioritas utama bagi peningkatan
kemampuan dan keterampilan karyawan dalam bekerja untuk mencapai tujuan
utama perusahaan yaitu peroleh laba usaha.
Menurut teori Gary Dessler (2009:134) yang menyatakan bahwa pelatihan
mempunyai hubungan terhadap kinerja karyawan dimana pelatihan merupakan
salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia
kerja. Karyawan, baik yang baru maupun yang sudah bekerja perlu mengikuti

66

Universitas Sumatera Utara

pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat lingkungan
kerja, strategi dan lain sebagainya sehingga menghasilkan kinerja yang baik.
Menurut teori Sunyoto (2012:137) yang menyatakan bahwa pelatihan
berhubungan erat dengan kinerja karyawan, hal ini di sebabkan bahwa dengan
adanya pelatihan mampu memperbaiki performa pekerja pada suatu pekerjaan
tertentu yang sedang menjadi tanggung jawab atau satu pekerjaan yang ada
kaitannya dengan pekerjaan.
Menurut teori Siagian (2000) salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah pelatihan. Pelatihan menurut Mangkuprawira (2002:135) adalah sebuah
proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan
semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin
baik, sesuai dengan standar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Oktavianto
(2011) yang menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan. Pelatihan bagi karyawan sangat penting untuk diterapkan dalam suatu
instansi. Dengan adanya pelatihan diharapkan karyawan akan dapat bekerja secara
lebih efektif dan efisien terutama untuk menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi seperti perubahan teknologi, perubahan metode kerja, menuntut pula
perubahan sikap,tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan. Oleh karena itulah
perusahaan yang ingin berkembang, maka pelatihan bagi karyawannya harus
mendapatkan perhatian yang besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
tujuan pelatihan adalah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan kerja dalam usahanya untuk meningkatkan kinerja karyawan

67

Universitas Sumatera Utara

sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Disamping itu juga untuk
menutup kesenjangan antara kemampuan kerja karyawan dengan tuntutan
pekerjaan. Sehingga akan tercapai suatu kondisi yang saling menguntungkan baik
bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Materi pelatihan merupakan hal yang
penting, agar pelatihan dapat mencapai sasaran maka materi yang digunakan
dalam pelatihan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan. Bahan/materi
pelatihan yaitu: bahan/materi tulisan yang akan disajikan dalam pelatihan.
Bahan/materi tersebut disiapkan secara tertulis agar mudah dipelajari. Penulisan
harus memperhatikan faktor tujuan, tingkatan kognisi peserta pelatihan, harapan
lembaga penyelenggara pelatihan, dan lamanya pelatihan.
Hasil penelitian ini sejalan juga dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Suardi yakub (2014) dengan judul pengaruh disiplin kerja,
pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja karyawan pada PT. KKA (persero),
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial variabel
disiplin kerja, pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai PT. KKA (persero). Rizka Forivera (2013) dengan judul
pengaruh pelatihan dan motivasi kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bumi
Resource Minerals Tbk. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan maupun
parsial variabel pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bumi Resources Minerals Tbk. Khairul akhir
lubis (2008) dengan judul pengaruh Pelatihan dan Motivasi kerja terhadap Kinerja
Karyawan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan hasil

68

Universitas Sumatera Utara

penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh
secara parsial maupun simultan

69

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1 Hasil pengujian hipotesis secara simultan atau bersama-sama (Uji F)
menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan variabel Pelatihan
(X 1 ) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y),
2. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) variabel Pelatihan (X 1 ) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan,
4. Hasil Uji Determinasi (R²) menunjukkan variabel Pelatihan (X 1 ) sebesar 0,25
mampu menjelaskan sebesar 25% pengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y)
dan sisanya 75% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan
dalam penelitian.

5.2 Saran
Berdasarkan Pembahasan dan Penulis memberikan saran-saran kepada pimpinan :
1. Disarankan untuk melaksanakan pelatihan dengan program pelatihan, metode
pelatihan yang lebih menarik agar peserta pelatihan berpartisipasi aktif saat
mengikuti pelatihan.
2. Agar perusahaan untuk mengevaluasi kompetensi karyawan bila diperlukan,
untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum batas waktu.

70

Universitas Sumatera Utara