Gerakan Islam Indonesia Dalam Memperjuangkan Penggunaan Jilbab Pada Masa Orde Baru

BAB II
SEJARAH JILBAB DI INDONESIA
SEJARAH HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM, PELAJAR ISLAM
INDONESIA dan TARBIYAH

A. Sejarah Jilbab di Indonesia
Sebelum Jilbab dikenal pada masa peradaban Islam, ternyata Jilbab telah
dikenal luas oleh peradaban Yunani dan Romawi. Setelah masuknya Islam ke
negara Arab, lalu Jilbab menyebar ke negara-negara Timur Tengah karena adanya
perintah untuk berhijab bagi perempuan muslim. Persebaran Jilbab dimulai pada
abad ke-9 sampai abad ke-12 yang menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk
Indonesia. Jilbab sampai di Indonesia pada abad 15 yang di bawa oleh para
ulama-ulama yang belajar dari negara Timur tengah. Pemakain Jilbab sudah
tersebar di setiap wilayah Nusantara seperti Minang Kabau, Aceh, Sulawesi, Jawa
dan lainnya. “Jilbab telah digunakan oleh para pejuang muslimah di Nusantara
seperti H.R Rasuna Said, Teungku Fakinah, Cut Nyak Dhien, Sri Sultanah Ratu
Nihrasyiah Rawangsa Khadiyu, Sri Sultanah Ratu Safiatuddin Ta’jul Alam Shah
dan Ratu Zakiatuddin Inayat Syah dari Aceh, Nyai Achmad Dahlan pendiri
Nasyiatul Aisyiah Muhammadiyah dan Rahmah El Yunusiyyah merupakan
mujahidah asal Minang.” 55
Jilbab telah digunakan para pejuang wanita muslim yang berasal dari

Aceh yaitu Sulthanah Sri Ratu Nihrasyiah Rawangsa Khadiyu yang memerintah
kerajaan Samudra Pasai hingga tahun 1427 M dan Sulthanah Sri Ratu Safiatuddin
Tajul Alam Shah yang memerintah Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 164155

Sara Mantofani.2013. Hijab Indonesia: Sejarah Yang Terlupakan. Diakses Melalui
Http://Theisgender.Com/Hijab_Indonesia_Sejarah_Yang_Terlupakan. Pada Tanggal 25 Oktober
2016, Pukul 14.30 WIB.

Universitas Sumatera Utara

1675 M. Mereka merupakan sosok pemimpin perempuan yang pertama kali
menggunakan selendang sebagai Jilbab walaupun belum sempurna, ini “terlihat
didalam lukisan yang dibuat oleh Sayeed Dahlan Al Habsyi, dimana kedua ratu
menggunakan baju lengan panjang dengan kerudung”. 56 Selain itu pejuang dari
Aceh yang juga mengenakan Jilbab adalah Cut Nyak Din dan Teungku Fakinah
yang berjuang melawan penjajah Belanda dengan menggunakan selendang
sebagai penutup kepala mereka. 57 Tidak hanya di daerah Aceh saja, tetapi di
Minangkabau juga terdapat pejuang muslimah yang telah menggunakan Jilbab
pada masa penjajahan yaitu Rahmah El Yunusiyyah.
Jilbab juga digunakan oleh masyarakat di Minangkabau. Pemakaian

Jilbab didaerah Minangkabau tidak terlepas dari Perjuangan kaum Padri yang
tidak hanya memberantas perbuatan kemaksiatan tetapi juga menerapkan syariat
Islam di Minangkabau, termasuk aturan pemakaian Jilbab. Hal ini dapat kita lihat
dari bentuk Baju Kurung pakaian adat Minangkabau yang cukup tertutup. Selain
itu, dari tulisan Buya Hamka pada bukunya yang berjudul “ayahku” bagian bab
“cermin terus dan Pelita” berisi pengkleman dari ayah hamka (haji Abdul Karim
Amrullah) yang menyuarakan kewajiban wanita muslim menutup aurat. 58
Memasuki

masa pergerakan,

pada tanggal

18

November

1912

didirikannya sebuah Organisasi Muhammadiyah yang bertujuan “menyebarkan

pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumiputera dan
memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya” 59. Muhamadiyah
sebagai organisasi Islam yang menyebarkan ajaran-ajaran yang telah di sampaikan
oleh Rasulullah termasuk kewajiban menutup aurat bagi kaum wanita Islam.
Pertama kali peraturan penggunaan Jilbab diperuntukan bagi para guru wanita
Muhamadiyah yang diharuskan memakai kerudung. 60 Sedangkan bagi organisasi
56

Ibid.
Ibid.
58
Hamka.Ayahku.1982.Jakarta:Umminda.[Ebook].Ha1.9 Di akses Pada Tanggal 31 Oktober 2016
dilihat melalui Http://Ww92.Klappu.Sachsennewsnet.Com.
59
Delie Noer. Op.cit.Hal 86.
60
Ibid. Hal.94.
57

Universitas Sumatera Utara


Persatuan Islam (Persis) yang didirikan di Bandung pada tahun 1920. Persis
melahirkan dua orang tokoh yang ternama yaitu Ahmad hassan yang merupakan
Guru Persis yang utama pada masa penjajahan dan Mohammad Natsir merupakan
seorang

pemuda

terpelajar. 61Persis

yang

bertindak

memperjuangkan

sebagai
Jilbab

juru


bicara

melalui

dari

kalangan

pendidikan

dengan

mendidrikan Madrasah sebagai sarana pendidikan yang ditujukan unuk anak-anak
dari anggota Persis. Dan pada tahun 1927 dibuatlah kelas khusus untuk anakanak muda yang ingin mempelajari Islam.
Lembaga pendidikan Islam yang dibuat oleh Persis yang dikembangkan
oleh Natsir

menjadi sebuah sekolah: Taman Kanak-kanak, HIS tahun 1930,


Sekolah Mulo tahun 1931. 62 Melalui sekolah-sekolah inilah Persis menerapkan
Syariat Islam. Awal masuk ke sekolah ini harus ada pengambilan sumpah dan
kewajiban untuk menjalankan peraturan salah satunya yaitu kewajiban untuk
menggunakan pakaian yang diatur oleh Islam seperti penggunaan Jilbab. 63
Melalui sekolah-sekolah inilah Persis memperjuangkan Jilbab supaya digunakan
oleh wanita Muslim. Persis secara tegas menyatakan tubuh wanita yang boleh
kelihatan hanya muka dan pergelangan tangan. Sedangkan rambut dan kepala
wanita harus ditutup. Akhirnya anggota-anggota wanita dari Persis mengenakan
Jilbab sesuai dengan syariat Islam sebagai pakaian sehari-hari.
Organisasi keagamaan yang lainnya yang membahas mengenai kewajiban
menggunakan Jilbab adalah Al-Irsyad. Al-Islam wal Ersyad al-Arabia yang
disingkat AL-Irsyad didirikan pada tahun 1913, dan mendapatkan pengakuan
legal dari pemerintah pada tanggal 11 Agustus 1915. Organisasi Al-Irsyad
berkembang dan menidirikan berbagai sekolah-sekolah pada tahun 1930-an. AlIrsyaad

juga

menyuarakan

tentang


keawajiban

wanita

muslim

untuk

menggunakan Jilbab.
“...Di Pekalongan, Jawa Tengah, kongres Al Irsyad telah membahas isu-isu wanita yang
berjudul Wanita dalam Islam Menurut Pandangan Golongan al-Irsyad. Salah satu hasil
61

Ibid. Hal. 97.
Ibid. Hal. 101.
63
Ibid.
62


Universitas Sumatera Utara

kongresnya menyarankan anggota wanitanya untuk menutupi kepala dan tubuh mereka
kecuali wajah dan telapak tangan.” 64

Pada masa kemerdekaan, perempuan Islam semakin banyak menggunakan
Jilbab dalam bentuk kerudung, berupa satu lembar selendang yang masih
menampakan rambut dan leher. Selain itu, wanita yang memakai Jilbab di anggap
sebagai wanita yang kolot, tidak modis, kuno dan kampungan. Sedangkan pada
masa Orde Baru, perempuan yang mengunakan Jilbab dianggap oleh pemerintah
sebagai anggota dalam aliran tertentu, atau masuk dalam suatu pergerakan
tertentu. Masa Orde Baru, penggunaan kerudung berubah menjadi Jilbab yang
sudah menutupi rambut dan leher. Semangat untuk menggunakan Jilbab pada
wanita-wanita muslim di Indonesia pada masa Rezim Orde Baru dipengaruhi
Revolusi Iran yang terjadi pada tahun 1979 yang dipimpin Khomeini yang
berhasil menggulingkan Rezim Syah Iran. 65 Revolusi Iran memicu kemunculan
semangat dan menjadi pendorong psikologis berjilbab di Indonesia karena
terbentuknya harga diri, rasa hormat, kebanggan dan identitas baru bagi muslimah
Indonesia. Para pelajar dan mahasiswi dihipnotis dan disadarkan dengan wanita
Iran yang mengenakan busana tertutup rapat yang ikut serta berjuang pada

Revolusi Iran dengan menggunakan senjata dan berhasil mengusir dominasi serta
pengaruh Amerika dari Iran. 66
Semangat menggunakan Jilbab juga disebabkan adanya pemikiran AlIkhwan Al-Muslimin yang masuk ke Indonesia melalui buku-buku para tokohnya
yang banyak diterjemahkan sejak tahun 1970-an. Pemikiran Al-Ikhwan AlMuslimin memberikan semangat keislaman dan menjadi inspirasi bagi pergerakan
Islam di kampus. Pemikiran Hasan al-Banna yang menjadi cikal bakal adanya
pergerakan dakwah kampus yang berfaham tarbiyah di Indonesia.
“Pemikiran Ikhwanul Muslimin menjadi sebuah gerakkan sosial keagamaan dengan
dibentuknya Dewan Dakwah Iskam Indonesia (DDII) pada tahun 1974 oleh Muhammad
64

Perjuangan Panjang Jilbab di Indonesia. Didalam Artikel Jejak Islam Diakses Melalui
Http://Jejakislam.Net/680/&Ei=90rpkfhy&Lc=Id-Id&S=1&M=235 Pada 10 November 2016,
Pukul 10.00 WIB.
65
Abdul Ghofar. 1989.Revolusi Islam Iran.[Skripsi]. Di akses melalui Digilib.Uinsby.Ac.Id pada
tanggal 13 Oktober 2016, pukul 11.00 WIB.
66
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Natsir dengan meluncurkan Program bina mesjid kampus untuk mengkaji Islam dan
gerakkan Islam” 67.

Hasil dari Pemikiran Ikhwanul Muslimin berbuah kepada semangat
mahasiswa untuk mempelajari Islam, dan bagi yang

perempuan terlihat dari

penggunan Jilbab (panjang), yang marak dikalangan aktifis mahasiswi-mahasiswi
kampus 68.Semangat penggunaan Jilbab pada masa Orde Baru dimulai oleh para
remaja puteri. Pada awalnya Jilbab dianggap sebagai fenomena politik oleh
pemerintah Orde Baru. Sehingga menimbulkan reaksi kecurigaan pemerintah
Orde Baru terhadap kelompok Islam Politik. Jilbab dipandang oleh pemerintahan
Orde Baru sebagai bentuk pemberontakan yang dilakukan kelompok Islam
ekstrimis yang bisa mengganggu keamanan negara bahkan yang akan merongrong
kewibawaan para penguasa saat itu.
Jilbab dipandang sebagai sebuah gerakan pemberontokan karena
berhubungan dengan kemunculan beberapa konflik di negara-negara Timur
tengah. Seperti di Mesir pada awal abad ke-20 M, Jilbab merupakan bagian

strategi politik kalangan perempuan Mesir terhadap kolonialisme Barat 69 dan
konflik yang berkaitan dengan Revolusi Iran.Kecurigaan–kecurigaan inilah yang
menjadikan alasan bagi Pemerintah Orde Baru untuk mengeluarkan sebuah
kebijakan pada tanggal 17 Maret 1982 oleh Dirjen Pendidikan dan Menengah
yaitu Prof. Darji Darmodiharjo, pada SK 052/C/Kep/D.82 tentang Seragam
Sekolah Nasional yang implementasinya berujung pada pelarangan Jilbab di
Sekolah Negri. Didalam SK 052 secara nyata memang tidak adanya tulisan yang
melarang penggunaan Jilbab, tetapi secara eksplisit, dengan adanya SK ini
memberikan landasan bagi guru-guru bahkan kepala sekolah memberikan respon
ataupun reaksi terhadap siswa atau siswi yang tidak menggunakan seragam yang
sama disekolah yang telah disepakati. Pilihan Penyeragaman seragam sekolah
67

Ibid.
Masnun Tahir Dan Zusiana E Triantini.2014. Menakar Kontekstualisasi Konsep Jilbab Dalam
Islam. Jurnal Qawwam. Volume 8 Nomor 1 : Pusat Studi Gender Dan Anak (Psga). Hal. 4.
69
Ibid. Hal. 5.
68

Universitas Sumatera Utara

yang disepakati adalah menggunakan Jilbab keseluruhan siswi atau tidak
menggunakan Jilbab, hasil dari kesepakatan adalah seragam sekolah tidak
menggunakan Jilbab, sehingga siswi-siswi harus menggunakan baju seragam
sekolah yang telah disepakati.
Hasil dari SK 052 menimbulkan berbagai kasus pelarangan Jilbab yang
dialami oleh siswi-siswi Sekolah Negri. Sanksi yang diterima oleh siswi yang
mengunakan Jilbab mulai dari teguran, di interogasi di ruang BK, dijatuhi
hukuman skors, tidak diperiksa ulangan maupun tugas rumah, dijemur dilapangan
sambil hormat bendera, dicorot namanya dari daftar hadir bahkan sampai di
keluarkan dari sekolah negri dan pindah ke sekolah swasta. Begitu banyak kasuskasus pelarangan Jilbab yang terjadi dari tahun 1985 sampai tahun 1989. Kasus
pelarangan Jilbab terjadi bahkan sebelum keluarnya SK 052, yaitu berawal dari
tahun 1980, terjadi kasus pelarangan Jilbab juga di SMAN 3 dan SMAN 4
Bandung. 70 Setelah tahun 1980 kasus pelarangan Jilbab tidak berkurang bahkan
menjadi lebih banyak.
Memasuki tahun 1982, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(Departemen P dan K) Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan (SK)
052/C/Kep/D/82, setelah keluarnya SK tersebut semakin banyak siswi-siswi
berjilbab yang memperoleh teguran, pelarangan, dan tekanan. Akhirnya, pada
tanggal 16 Februari 1991, SK seragam sekolah yang baru yaitu SK
100/C/Kep/D/1991, ditandatangani secara resmi, setelah melalui konsultasi
dengan banyak pihak. 71 Dengan SK 100 yang telah di sepakati ini, memberikan
kebebasan bagi siswi-siswi Islam untuk menggunakan seragam lainnya (yaitu
Jilbab dengan baju lengan panjang). Selain itu bermunculan berbagai tokoh
masyarakat menggunakan Jilbab atau kerudung termasuk Mbak Tutut, anak
perempuan tertua Presiden Soeharto.
Kondisi yang berbeda dialami Provinsi Sumatra Utara, semangat
menggunakan Jilbab dikalangan siswi dan mahsiswa terjadi pada tahun 1988
70
71

Alwi Alatas.Op.cit. Hal. 32.
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

sedangkan kasus-kasus pelarangan Jilbab baru muncul pada tahun 1989 sampai
tahun 1993 dengan peraturan lainnya yang menghambatyaitu pada saat pas foto
harus menampakkan Kuping, dengan begitu pada saat pas foto untuk STTB
ataupun Ijazah, para siswi dan mahasiswi yang telah menggunakan Jilbab harus
membuka Jilbabnya pada saat pengambilan pas foto. Dengan begitu bermunculan
reaksi untuk agar diperbolehkannya pas foto menggunakn Jilbab walaupun
dengan menerima konsekwensinya.
Memasuki masa reformasi Jilbab menjadi fenomena yang diminati oleh
banyak orang dari berbagai kalangan untuk menggunakannya. Apalagi didukung
oleh Pers atau majalah-majalah yang memuat model-model dengan menggunakan
Jilbab atau kerudung menjadikan Jilbab dengan berbagai Stylis. Perkembangan
Jilbab terus meningkat kepada kalangan pekerja seperti dunia bisnis yang awalnya
jarang bahkan tidak ada yang menggunakan Jilbab, karena Jilbab dulunya
dianggap oleh para pengusaha-pengusaha sebagai pakaian yang kampungan.
Memasuki masa sekarang, muslimah menikmati kebebasan dalam
menggunakan Jilbab terbukti dengan begitu banyaknya model-model Jilbab,
merek-merek Jilbab yang ternama seperti Zoya, Zahra, Elzatta, Rabbani,
Meccanism dan lainnya. 72 Bisa dikatakan Jilbab sekarang menjadi trend Fashion
dengan begitu banyak kreasi-kreasi model Jilbab yang kita temukan di kalangan
remaja, orang dewasa bahkan ibu-ibu. Kita bisa melihatnya di tempat-tempat
umum, kampus-kampus dan kantor-kantor begitu banyaknya model atau kreasi
Jibab yang wanita Islam kenakan. Sekarang Indonesia menjadi pusat fashion
Jilbab yang diakui dunia dikarenakan makin meningkatnya minat para desainer
pakaian muslim dalam mendesain pakaian muslim yang modern.
Didukung dengan Kota-kota besar di pulau Jawa terutama Bandung
menjadi poros perkembangan industri Jilbab. Keberagaman gaya Jilbab mulai
dari pakaian dengan potongan kain yang berbentuk asimetris, berbagai bentuk
72

Ade Nur Istiani. 2015.Konstruksi Makna Hijab Fashion Bagi Moslemfashion Blogger. Jurnal
Kajian Komunikasi.Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Lampung : Lampug, Volume 3, No. 1

Universitas Sumatera Utara

scarf segi empat dan pashmina dengan motif yang beragam seperti motif flowers,
animal print, tiedye, etnik, polkadot serta motif lainnya yang semakin menarik
dengan pemilihan warna yang segar, lembut (soft) dan tentunya tambahan
aksesoris dengan berbagai macam bentuk yang cantik. 73
Kebebasan dalam menggunakan Jilbab pada saat ini, tidak terlepas dari
gerak-gerakan Islam pada masa Orde Baru yang memperjuangkan Jilbab. Jilbab
yang dulunya dianggap sebagai hal yang kolot, ekstrim, dan bahkan menjadi
sebuah ancaman, berubah menjadi sesuatu modif, trend bahkan menjadi bisnis
untuk saat ini. Ini semua tidak terlepas dari kontribusi Gerakan-gerakan Islam
yaitu Himpunan Mahasiswa Islam, Pelajar Islam Indonesia dan Tarbiyah.

B.

Gerakan Islam Indonesia
Kebebesan Jilbab yang kita rasakan saat ini tidak terlepas dari semangat-

semangat perjuangan yang dilakukan dari berbagai eleman masyarakat termasuk
para pemuda-pemuda yang merupakan agen perubahan (Agen Of Change) yang
terbentuk dalam suatu wadah organisasi-organisasi Islam yang berlandasakan
kepada Al-quran dan As-sunnah sebagai bentuk gerakan Islam Indonesia. Adapun
geraka-gerakan Islam Indonesia adalah:
B.1. Himpunan Mahasiswa Islam
HMI berdiri dua tahun setelah kemerdekaan Indonesia yaitu tepatnya pada
tanggal 5 Febuari tahun 1947 atau 14 Rabiul Awal tahun 1366 H di Jalan
Setyodiningratan yang diprakarsai Yogyakarta yang didirikan oleh Lafran Pane.
Lafran Pane merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (STI) yang berinisatif
untuk mendirikan organisasi mahasiswa Islam bersama temannya yaitu Kartono
Zarkasji, Dahlan husein, Suwali, M. Jusdi, Mansjur, M.Anawar, Hasan Bashri,
Marwan, Zulkarnaen Tajeb Razak, Toha Mashudi, Bidron Hadi, Maisaroh Hilal,

73

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

dan siti zainah. 74 Tujuan HMI ketika pertama kali berdiri adalah untuk membela
Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia, serta
untuk menjaga dan memajukan agama Islam. 75 HMI hadir sebagai organisasi
Islam yang berkembang begitu pesatnya dan menjadi jembatan bagi kelompokkelompok Islam lainnya, tidak mengherankan jika HMI pada saat itu sangat
diminati oleh kalangan muda terutama Mahasiswa. Pada tahun 1960 anggota HMI
berjumlah 100.000 yang menjadikan HMI sebagai organisasi kemahasiswaan
paling besar di Indoesia pada saat itu. 76 Sebagai organisasi yang telah lahir setelah
kemerdekaan tentunya mempunyai fokus perjuangan yang cukup kuat
pengaruhnya dalam membentuk kepribadian kader yaitu: 77pertama, perjuangan
dalam mematangkan ide organisasi. Kedua, perjuangan dalam pergerakan politik,
ketiga, perjuangan dalam mematangkan ide kenegaraan.
Kehadiran HMI sejak awal menentang ajaran komunis, bahkan pada tahun
1958 PB HMI mengeluarkan pernyataan yang memandang bahwa paham komunis
merupakan satu paham yang membahayakan dan memusuhi agama, serta harus
dilenyapkan dari bumi Indonesia. Akibat dari pernyataan yang dikeluarkan PB
HMI mengakibatkan berbagai organisasi dan partai politik untuk tidak bekerjasma
dengan kelompok komunis dalam bentuk apapun. 78 Melihat sikap dari HMI maka
PKI yang memiliki kecendrungan unuk mengahancurkan kekuatan yang
menghalanginya termasuk HMI yang menjadi target PKI berikutnya untuk
dihancurkan. 79 Tuntutan pemburan HMI oleh PKI tentunya membuat para aktivis
HMI tercekam oleh ancaman yang mengerikan ini. Tetapi hal yang sangat
melegakan ketika Soekarno yang mengambil sikap tidak mau didikte begitu saja
oleh PKI dalam isu pembubaran HMI. Akhirnya melalui keputusan KOTRAR
(Komando Tertinggi Retooling Aparatur Revolusi) pada tanggal 15 September
74

Alfan Alfian. 2013.HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) 1963-1966 Menegakkan Pancasila Di
Tengah Prahara. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Hal. 10 .
75
Alfan alfian. Op.cit.Hal. 10
76
Ibid. Hal 217-240.
77
Ibid.Hal.IX.
78
Ibid. Hal. 84.
79
Ibid. Hal. 83.

Universitas Sumatera Utara

1965, No Tr/1953/Kotra/65, yang dinyatakan bahwa HMI tidak dibubarkan dan
mempunyai hak dan kedudukan yang sama dengan organisasi mahasiswa yang
lain. 80
Pada tahun 1963 HMI memiliki ribuan anggota yang tersebar di 41 cabang
HMI, dikarenakan berhasil memenuhi aspirasi mahasiswa dan tuntutan pemuda
yang siap sedia membela negara. Karakter yang tertanam pada tubuh HMI yang
menjadi jati diri HMI yaitu berasaskan Islam bersumber dari Al-quran serta Assunnah, bersifat independen, berstatus organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai
organisasi kader dan organisasi perjuangan serta bertuga sebagai sumber insani
pemimpin bangsa, HMI mempunyai Misi yang jelas yaitu :

81

a) Menegakkan dan mengembangkan agama Islam yang bersumber pada Alquran dan As-sunnah, untuk keyakinan tauhid, dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang majemuk dengan melakukan dakwah
amar ma’ruf nahi munkar.82
b) Berperan dan berpatisipasi aktif, konstruktif, proaktif, inklusif, integratif,
bersama-sama pemerintah Republik Indonesia serta seluruh kekuataan
bangsa guna meningkatkan harkat dan martabat serta peradaban bangsa
Indonesia dalam bidang kehidupan beragama, pendidikan, ekonomi,
kebudayaan, sosial, politik, kemasyarakatan, dan deminsi kehidupan
lainnya, dan hidup berdampingan dengan bangsa-bangsa lain di dunia,
untuk mencapai masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
1945, yang diridhai Allah SWT.
c) Berusaha menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam rangka membangun masa depan bangsa.

80

Ibid. Hal. 89.
Ibid .Hal 112.
82
Amar ma’ruf nahi munkar adalah mengajakan kepada kebaikan dan mencegah kepada
kemungkaran.
81

Universitas Sumatera Utara

d) Membina kader-kader intelektual dan pejuang bangsa yang berwawasan
keislaman, keindonesia, keilmuan dan independen, sebagai calon
pemimpin bangsa di masa mendatang untuk mengisi kemerdekaan.
e) Membendung dan memberantas bahaya laten paham/ajaran komunis
dalam segala bentuk dan manifesta
f) sinya, serta paham-paham lain yang bertentangan dengan Islam dan
Pancasila
g) Senantiasa mengusahakan persatuan dan kesatuan umat Islam dan bangsa
Indonesia yang majemuk, serta keseluruhan umat Islam dan bangsa
Indonesia yang majemuk, serta keutuhan negara kesatuan Republik
Indonesia dari Sabang sampai merauke sebagai syarat mutlak tercapainya
cita-cita umat Islam dan bangsa Indonesia yang besar dan luhur dalam
hidup berdampingan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Tujuan HMI adalah “terbinanya insan akademis, pencipta dan pengabdi
yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat
adil makmur yang di ridhai allah SWT. HMI memiliki stuktur yang kuat
dalam tiga jenjang yaitu Pengurus Besar, Cabang, dan komisariat yang
didampingi oleh instansi pemegang kekuasaan organisasi yaitu kongres untuk
Pegurus Besar, Konferensi untuk cabang dan Rapat Anggota bagi komesariat
setelah berkembangnya HMI sehingga di tambahkan berbagai bidang-bidang
dalam struktur kepungurusan HMI seperti Dadan Koordinator, Kordinator
Komisariat dan lembaga-lembaga lainnya yaitu lembaga-lembaga kekaryaan,
Kohati dan Rayon.

83

Struktur kepengurusannya pengurus besar HMI sebagai

pemimpin tertinggi yang dibantu dengan Badko (Badan Koordinator). Badko
mempunyai tugas untuk mengkoordinator beberapa cabang, cabang sendiri

83

Ibid. Hal. 124.

Universitas Sumatera Utara

adalah satu kesatuan organisasi yang dibentuk didaerah yang terdapat
perguruan tinggi dan lembaga pendidikan yang sederajat. 84
Aktivitas

cabang

dibantu

oleh

koordinator

komisariat-komisariat.

Sedangkan komisariat adalah kesatuan organisasi yang dibentuk pada satu
atau beberapa fakultas dalam lingkungan satu universitas.
Jenjang pengkaderan HMI pada awalnya terjadi beberapa kali perubahan,
sehingga sistem pengkaderan HMI telah mengalami perubahan secara dinamis
sehingga berbagai jenjang pengkaderan HMI untuk saat sekarang ini dibagi
dalam Latihan Kader I yang pada awalnya dikenal dengan Basic tarining,
jenjang kedua yaitu Latihan Kader II sebelumnya bernama intermediate
training dan jenjang pengkaderan ketiga yang nama awalnya Advan training
diganti dengan Latihan Kader III.85 Akhir tahun 1980-an, hubungan yang
terbangun antara kelompok Islam dan pemerintah Orde mulai membaik,
termasuk hubungan pemerintah dengan HMI yang semakin mesra, ini terbukti
dari pernyataan yang di ungkapakan oleh Bapak taufan:
“.....tidak heran saat pak Harto merubah arah kebijakan, menjadi lebih pro kepada politik
Islam, anak anak HMI semakin kuat di golkar itu dengan kata lain menghijaukan golkar
seperti akbar tanjung.Tapi sebelumnya mereka di lapis kedua, begitu pak Harto
memberikan lebih banyak porsi ke pada kelompok-kelompok Islam.” 86

Hubungan yang terjalin mesra antara HMI dan pemerintahan Orde Baru
membawa HMI memasuki ranah politik Informal dan politik formal. Bahkan HMI
semakin berkembang diberbagai bidang termasuk pendirian berbagai Lembaga
Swadaya Masyarakat yang didirikan oleh anggota-angota HMI.
B.2. Tarbiyah

84

Ibid. Hal. 125.
Ibid.Hal.149.
86
Ahmad Taufan. Pada Kamis, 24 November 2016, Pukul 10.15-11.00 WIB di Fisip USU
85

Universitas Sumatera Utara

Gerakan Tarbiyah di Indonesia dipengaruhi oleh pemikiran dari gerakan
Ikhwanul Muslimin di Mesir arti dari Ikhwanul Muslimin adalah persaudaraan
kaum Muslim. Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan Ahmad
Abdurrahman al-Banna al-Sa’ati yang lebih dikenal dengan Hasan al-Banna pada
bulan Maret 1928. Karakter yang dimiliki oleh gerakan Ikhwanul Muslimin
adalah Rabaniyah (beriontasi ketuhunan) dan nsaniyah (peduli tehadap aspek
kemanusiaan) 87, sehingga Islam menjadi agama yang universal dan menyeluruh
agar terwujudnya agama rahmatan lil ‘alamin. Lambang Ikhwanul Muslimin
ialah: dua bilah pedang menyilang melingkari Al-Qur’an, ayat Al-Qur’an
(wa‘adu) dan tiga kata yang terdapat didalam lambang Ikhawanul Muslimin: Haq
(kebenaran), Quwwah (kekuatan) dan Hurriyah (kemerdekaan). 88 Gerakan
Ikhwanul Muslimi yang tersusun secara terstuktur dan mempunyai tingkat-tingkat
antara lain: Tamhidi (mula), Muayyid (muda), Muntasib (madya), Muntanzim
(dewasa), Amilin (ahli), dan Takhasus (purna). 89
Ikhwan Muslimin berusaha keras memperluas kawasan geraknya sampai
menjadi sebuah gerakan internasional. Gerakan Ikhwanul Muslimin memberikan
pengaruh yang besar bagi kemeredekaan Indonesia, karena syarat terbentuknya
suatu negara dengan adanya pengakuan secara Defacto dari negara lain. Dengan
desakan dari Ikhwanul Muslimin, akhirnya pemerintah Mesir mengakui
kemerdekaan Indonesia. Sehingga Indonesia menjadi suatu negara yang telah
memenuhi syarat pendirian suatu negara. Ajaran yang terdapat pada gerakan
Ikhwanul Muslimin kemudian menjadi inspirasi bagi organisasi-organisasi Islam
Indonesia seperti Masyumi yang didirikan oleh M. Natsir, Partai Bulan Bintang
pada tahun 1998 dan gerakan Tarbiyah yang bermetamorfasi menjadi Partai

87

Hasan Albana. 2008. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin. Solo: Era Inntermedia. Hal.163.
Ahsanul Khalikin. Ikhwanul Muslimin Dan Gerakan Tarbiyah Di Banten Dan Kota Batam.
Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 11. Hal. 59/
89
Abdurahman. 2013. Gerakan Tarbiyah 1980-2010: Respon Ormas Islam Terhadap Gerakan
Islam
Transnasional.[Tesis].
Hal.
61.
Diakses
melalui
http://lib.ui.ac.id/file%3file%3Ddigital/2016-4/20424919-D2112-Abdurakhman.pdf. pada Senin 5
November 2016 pukul 13.00WIB
88

Universitas Sumatera Utara

Keadilan 1998. 90 Sebelum memasuki tahun 1980-an, Ikhawanul Muslimin telah
menjadi Insipirasi bagi lembaga Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DIII) yang
didirikan tahun 26 febuari 1967 yang diketuai oleh M.Natsir sebagai transformasi
dari organisasi masyumi dulunya.
Pada masa Orde Baru adanya program dari pemerintah Orde Baru yang
mengirimkan mahasiswa untuk belajar ke luar negri salah satunya negara Timur
Tengah. Mahasiswa-mahasiswa yang belajar di negara Timur Tengah melakukan
interaksi dengan aktivis Ikhwanul Muslimin. Mahasiswa-mahasiswa ini tertarik
dengan gagasan-gagasan dari Ikhawanul Muslimin dan membawanya ke
Indonesia. Mahasiswa yang memperoleh pendidikan di Timur Tengah lalu
menyebarkan pemikiran Ikhawanul Muslimin di Indonesia adalah Hilmi
Aminuddin, Salim Segaf Al Jufri, dan Acep Abdusyakur. 91 Kemudian buku-buku
dari pemikiran Ikhawanul Muslimin di terjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Dengan adanya penerjemahan ini membuat pemikiran dari Ikhawanul Muslimin
mudah dimengerti dan diserap oleh para aktifis dakwah Islam. Setelah kepulangan
Hilmi Aminudin bersama teman-temannya pada tahun 1979 ke Indonesia
mengadakan kegiatan Lembaga Mujahuid Dakwah (LMD) yang dikelola dengan
pelatihan dan pendidikan untuk calon-calon mujahid pejuang Islam. 92
LMD merupakan satu model latihan dakwah yang dilakukan dengan cara
pembentukan kelompok-kelompok kecil dan bimbingan oleh seorang mentor
untuk mebicarakan segala kehidupan dari cara pandang Islam. Program ini
terinspirasi dari buku-buku Ikhawanul Muslimin, dengan membentuk kelompokkelompok yang terdiri dari 10 orang sampai 15 orang yang dibimbing oleh
seorang pementor. Kelompok-kelompok binaan atau kajian ini berkembang lebih
banyak lagi di Universitas seperti di ITB, KIP Bandung, UI dan UGM. Materimateri yang disampaikan oleh Amanduddin tidak hanya sebatas ketauhidan tetapi
90

Ahsanul Khalikin.Op.Cit.Hal 60.
Ibid.Hal.93.
92
Ibid. Hal.95.
91

Universitas Sumatera Utara

juga membahas persoalan agama lainnya seperti Fiqih, Al-quran, hadist dan
lainnya. Sehingga kelompok Hilmi Amanudin semakin banyak di masuki oleh
kader-kader dakwah.
Hilmi Amanudin membangun dakwah kampus dengan menggunakan pola
dari Ikhwanul Muslimin. Inilah yang menjadi pondasi awal lahirnya gerakan
Tarbiyah sebagai gerakan sosial keagamaan di Indonesia. Kemudian gerakan
Tarbiyah ini berkembang di Perguruan Tinggi dan Perguruan Tinggi Agama.
Tidak hanya di kalangan Mahsiswa saja, gerakan tarbiyah juga memasuki
sekolah-sekolah Negri. Gerakkan tarbiyah muncul di Indonesia pada tahun 1980an yang didirikan oleh Hilmi Aminuddin. 93 Model Tarbiyah dipopulerkan oleh
Amaduddin melalui diskusi-diskusi intensif yang di selenggarakan oleh Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) yang menggunakan Masjid Salman Institut Teknologi
Bandung (ITB) sebagai pusat aktivitasnya. Perkembangan gerakan Tarbiyah
semakin pesat dikarenakan mendapatkan dukungan dari Alumni Lembaga Ilmu
Islam dan Sastra Arab (LIPIA) Jakarta yang saat itu masih bernama Lembaga
Pengajaran Bahasa Arab (LPBA).

94

Gerakan Tarbiyah didirikan sebagai bentuk reaksi perlawan dari tindakan
represif (hambatan) yang dilakukan oleh rezim Orde Baru terhadap aktivitas umat
Islam dalam bidang politik pada saat itu. Selain itu gerakakan tarbiyah muncul
akibat munculnya asas tunggal yang merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh
rezim Orde Baru. 95 Selain itu juga dilatar belakangi dari kondisi gerakan
Mahasiswa yang terhambat dengan adanya kebijakan dari pemerintah berupa
NKK BKK. Tujuan kebijakan ini untuk menata kembali akitivitas-aktivitas
mahasiswa yang semakin tidak terkendali dalam mengoreksi kebijakan dan
kepemimpinan presiden, akibatnya pemerintah berusaha meredamnya. Dampak

93

Abdurahman. Op.Cit. Hal.
Rubaidi. Variasi Gerakan Radikal Islam Di Indonesia.Analisis, Volume Xi, Nomor 1, Juni 2011.
Hal 38
95
Ibid.
94

Universitas Sumatera Utara

kebijakan tersebut adalah pembukaan terhadap Dewan Mahasiswa(organisasi intra
kampus) dan membatasi organisasi ekstra. 96
Perlakuan-perlakuan yang diterima umat Islam dari sifat represif rezim Orde
Baru, mengakibatkan umat Islam membentuk satu gerakan yang yang terstuktur
terdiri dari sekelompok orang yang merupakan alumni-alumni dari Perguruan
Tinggi Agama Islam di Timur Tengah, yang merupakan hasil interaksi mereka
dengan gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir, disebut gerakan tarbiyah. 97 Kata
“Tarbiyah”

yang

artinya

“pendidikian”,

sedangkan didalam Tesisnya

Abdurahman tarbiyah “... metode bersama dalam berinteraksi sesama manusia
dengan baik dan benar dalam mencapai proses perubahan struktur masyarakat
yang lebih baik.” 98Gerakkan tarbiyah muncul di Indonesia membawa pengaruh
yang besar di semua kalangan terutama kalangan mahasiswa, terbukti dengan
meningkatnya jumlah muslimah dalam menggunakan Jilbab.
Aktifitas yang dilakukan Aktifis Dakwah Kampus (ADK) Gerakkan tarbiyah
yang melakukan kajian-kajian Islam dengan agenda-agenda pembinaan yang
dilakukan seperti pertemuan atau pengajian mingguan (halaqah), training berkala,
diskusi buku, tugas-tugas hafalan ayat, bermalam bersama (Mabit), wirausaha,
silaturahmi tokoh, dan sebagainya. 99 Kajian-kajian ini dimulai dari kajian-kajian
fakultas sampai kajian tingkat Universitas. Aktivis Dakwah Kampus (ADK)
membentuk sebuah wadah yang disebut Lembaga Dakwah Kampus (LDK).
Kegiatan-kegiatan yang ditawarkan oleh gerakan tarbiyah sebagai bentuk refleksi
bagi kalangan mahasiswa untuk lebih banyak memperdalam ilmu agama
ketimbang melawan dan menghujat pemerintah. Karena mereka meyakini untuk
mempengaruhi pemerintah rezim Orde Baru maka diperlukanlah penyebaran

96

Wilda Adriani. Pada hari Kamis, 8 Januari 2017, pukul 14.50-15.45 WIB di Tanjung Morawa.
Febrian Taufq Sholeh2015. Manhaj Tarbiyah Dalam Pendidikan Politik Kader Partai Keadilan
Sejahtera (Pks) .Jurnal Salam. Volume 18 No. 1 Halaman 1-183, Malang. Hal. 60.
98
Ibid. Hal.2.
99
Ibid. Hal. 4
97

Universitas Sumatera Utara

dakwah. Tujuan dari gerakan tarbiyah adalah syakhshiyyah islāmiyyah da‘iyyah
(kepribadian da‘i yang Islami).

100

Didalam gerakan tarbiyah ada proses dan tahapan-tahapan yang harus dilalui
untuk menggapai tujuan yaitu tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam tarbiyah,
ada tahapan-tahapan yaitu: 101 (a) memperbaiki pribadi muslim, (b) membentuk
keluarga muslim, (c) membimbing menuju masyarakat islami, (d) berperan aktif
dalam membantu negeri muslim agar bebasdari penjajahan, (e) memperbaiki
negara, (f) mengembalikan kepemimpinan umat Islam.
Kegiatan-kegiatan aktivis dakwah berkembang sangat pesat pada tahun 19801990 ke setiap perguruan tinggi di Indonesia termasuk perguruan tinggi di Medan
sendiri. Metode dakwah yang pertama kali digunakan adalah pendekatan dakwah
secara personal, setelah itu secara persuasif diajak untuk mengikuti kegiatan
pembinaan. Mahasiswa yang bertugas membina mahasiswa dalam kajian
keislaman disebut pembina (murabbi), sedangkan yang dibina disebut mutarobbi.
Murabbi menanamkan pemahaman kepada mahasiwa muslim tentang urgensi
pendidikan Islam. Pola pendekatan dakwah tidak berhenti di Aktivis Dakwah
Kampus yang masif dilanjutka dengan pembentukan lembaga dewan fakultas
(LDF) 102
Puncak kematangan gerakan Tarbiyah di Indonesia mulai pada awal tahun
90-an. Pada saat itu, aktivis-aktivis Tarbiyah praktis menguasai organisasi intra
kampus di sebagian besar perguruan tinggi bergengsi di tanah air. Dan seiring
dengan mulai munculnnya krisis nasional pada tahun 1998, aktifis Tarbiyah
mendirikan Kesatuan Aksi Mahasis Muslim Indonesia (KAMMI) dan Himpunan
Antar Muslim Kampus (HAMMAS), tepatnya di bulan April 1998. Setelah

100

Febrian Taufig Sholeh.Op.cit. Hal 61
Ibid.Hal.52.
102
Masif yang dimaksud adalah berkembang dengan cepat dan kuat. Menurut EYD Masif berarti
kuat dan kukuh. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Edisi Ketiga (Jakarta: Balai
Pustaka) Hal. 719. Tahun 1979
101

Universitas Sumatera Utara

jatuhnya Suharto, beberapa tokoh kunci gerakan Tarbiyah terlibat aktif dalam
pembentukan Partai Keadilan (PK). 103
Gerakan tarbiyah yang awalnya berfokus pada keagamaan mencoba untuk
memasuki ranah Politik. karena Islam mempelajari segala ranah ilmu termasuk
politik. Sesuai kandungan di dalam alquran surat al-baqarah ayat 208 “Wahai
orang-orang beriman masukklah kedalam agama Allah secara keseluruhan dan
janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh ia musuh yang nyata
bagimu”. Inilah yang menjadi landasan serta pegangan bagi gerakan tarbiyah
untuk memasuki dunia politik. Selain itu, Mereka harus mampu melaksanakan
misi khilafah, yaitu “memelihara, mengatur dan memakmurkan bumi yang
merupakan aktiftas politik yang paling otentik”. 104 Maka didirikanlah Partai
Keadilan pada tanggal 9 Agustus 1998, bertempat di halaman masjid al-Azhar,
Kebayoran Baru.
B.3. Pelajar Islam Indonesia
Organiasi Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan suatu wadah bagi pelajarpelajar Islam untuk menambah Ilmu agama, kepemimpinan maupun keterampilan
yang sudah ada sejak zaman kemerdekaan Indonesia. Salah satu faktor pendorong
berdirinya PII tidak terlepas dari syair dalam bahasa Arab yang mengatakan “kun
rojulan rijluhu fil ats tsuro, wa hammatu himmatihi fits tsurayo” yang artinya
hendaklah kamu menjadi seseorang laki-laki yang kakinya tetap di bumi, tetapi
kemauan dan cita-citanya membumbung keatas bintang tsuroya. 105Berdirinya
gerakkan PII di Indonesia di motivasi oleh dua hal yaitu motivasi keislaman dan
kebangsaan. 106

103

Rubaidi.Op.cit. Hal 38.
Febrian Taufq Sholeh. Op.cit. Hal. 61.
105
Moh.Husein Thamrin Dan Ma’roov. 1998. Pilar-Pilar Dasar Gerakan Pii. Jakarta : Karsa
Cipta Jaya. Hal 30.
106
Djayadi Hanan. 2006. Gerakkkan Pelajar Islam Dibawah Bayang-Baynag Negara. Jakarta: Uii
Press. Hal 54.
104

Universitas Sumatera Utara

Motivasi keislaman terlihat dari startegi yang dilakukan oleh Belanda berupa
politik asosiasi, dimana memberikan pendidikan kepada kalangan bumiputa
dengan kurikulum yang telah ditetapkan Belanda. Pendidikan yang diterapkan
oleh Belanda sering disebut sebagai pendidikan umum. Pelajar yang bersekolah di
pendidikan umum banyak meniru budaya dan pola hidup ala Barat, terlihat dari
cara mereka bersikap, berpakaian dan nilai keagamaan yang mulai luntur.107
Pendidikan umum merupakan strategi dari pemerintah Belanda, agar anak-anak
muslim terjauh dari ikatan agama mereka dan bisa mendukung eksistensi Belanda.
Selain dari pendidikan umum, ada juga sistem pendidikan yang bersifat
keagamaan dengan berlandaskan nilai-nilai Islam yang sering dijumpai di
pesantren-pesantren. Pendidikan mulai dirasakan oleh kaum pribumi pada tahun
1850-an dan ini merupakan bagian dari politik asosiasi. Pada tahun 1940-an
jumlah pelajar sekolah umum 88.223 orang, sedangkan santri dan pelajar
madrasah pada tahun 1942 berjumlah 139.415 orang. 108
Terjadinya Perselisihan antara dua kelompok pelajar yaitu pelajar umum
dengan pelajar santri, dimulai dengan saling memberikan julukan “santri teklekteklek” julukan yang diberikan pelajar umum kepada kalangan santri, sedangkan
julukan yang diberi kalangan santri kepada pelajar umum yaitu “Londo ireng
(belanda Hitam)” 109. Sehingga Pelajar Islam terpecah menjadi dua kubu yang
saling berseteru dan saling menjatuhkan satu sama yang lainnya. Sedangkan pada
masa penjajahan Jepang, adanya tekanan kemurnian aqidah, dimana diwajibkan
bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan Sekrei yakni menyembah
Tenno Heika ( Kaisar Jepang) setiap pagi dengan cara menghadap kearah negri
Jepang. 110
Tekanan ini

mendapat ketidak setujuan dari umat Islam karena sekrei

merupakan suatu perbuatan musyrik dan termasuk dosa besar dalam ajaran Islam.
107

Ibid. Hal 55.
Moh, Husein Thamrin Dan Ma’roov. Op.Cit. Hal 55.
109
Ibid. Hal. 195.
110
Djayadi Hanan.Op.Cit. Hal. 52.
108

Universitas Sumatera Utara

Melihat dari sejarah-sejarah berupa budaya-budaya yang ditinggalkan oleh Jepang
dan Belanda, menyebabkan keprihatin terhadap umat Islam yang mulai menjauh
dari nilai-nilai Islam itu sendiri. Inilah yang menjadi alasan terbesar bagi Djoesdi
Ghozali untuk membentuk suatu organsasi yang akan menjadi wadah untuk
mengutarakan aspirasi dari Pelajar Islam dan mewujudkan misi Islam berupa
kehidupan yang lebih baik sesuai dengan Alquran dan Hadist.
Djoesdi Ghozali mengadakan pertemuan dengan Rekan-rekan antara lain;
Anton Timur Djaelani, Amien Syahri dan Ibrahim Zakhasyi, dan Noersjaf semua
yang hadir kemudian menyampaikan pendapat mengenai pendirian PII pada
Kongres Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), pada tanggal 30 Maret sampai
1 April 1947 di Gedung Muallimin Jalan Margomulyo No.8 Yogyakarta. 111 Hasil
dari kongres Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) sepakat untuk mendirikan
organisasi Pelajar Islam Indonesia. Dilanjutkan pada pertemuan tanggal 4 Mei
1947 di Kantor GPII jalan Margomulya no 8 Yogyakarta jam 10.00 pertemuan ini
dihadiri oleh sayap organisasi dari GPII yaitu pelajar-pelajar Islam dari sekolah
tinggi Islam Yogyakarta, sekolah tinggi kedokteran Klaten dan sekolah-sekolah
lanjutan di Yogyakarta. 112 Dalam pertemuan ini diputuskan berdiri organisasi
Pelajar Islam Indonesia dan pada pertemuan ini sekaligus juga ditetapkan
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) PII.113
Pengurus besar PII periode pertama yaitu Yoesdi Ghozali sebagai ketua
umum, Thoha Mashudi sebagai Wakil I, Mansur Ali sebagai ketua II, Ibrahim
Zarkasyi sebagai seketaris Jendral, Kartono sebagai Bendahara, Amin Syahri
sebagai bagian pendidikan, dan anton Timur Djaelani sebagai penanggung jawab
bagian penerangan. 114 Lambang PII terdiri dari warna hijau yang menunjukkan
Islam sebagai lambang perdamaian, warna biru melambangkan kesetian PII
kepada cita-citanya, warna merah putih melambangkan kebangsaan Indonesia,
111

Moh, Husein Thamrin Dan Ma’roov.Op.Cit. Hal. 32.
Ibid. Hal. 3.
113
Ibid. Hal 4.
114
Djayadi Hanan.Op.Cit. Hal. 59.
112

Universitas Sumatera Utara

bulan bintang menunjukkan ketinggian Islam sebagai cita-cita yang diperjuangkan
dan kubah yang membumbung tinggi melambangkan keagungan dan kebesaran
Islam. 115
Pendirian PII ini, mempunyai makna sebagai Tri komitmen, yaitu komitmen
kepada pelajar, komitmen kepada Islam dan komimen kepada bangsa. 116 Lahir PII
sebagai bentuk dari rasa kebanggaan, rasa semangat juang yang masih membara
atas kemerdekaan yang baru di raih Indonesia serta ancaman yang di rasakan
dengan kedatangan Belanda untuk menjajah Indonesia kembali. Dengan
kedatangan Belanda kembali, PII mengambil tindakan untuk berperan dalam
perjuangan Indonesia dengan melawan Belanda, ini terlihat pada tanggal 21 Juli
1947 disaat tentara Belanda melancarakan agresi militer 1. Para anggota PII yang
bersenjata membentuk Briagde PII untuk menyalurkan anggota PII yang berbakat
agar bergabung dengan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). 117 PII
dan ABRI melakukan Latihan Militer Biagade selama satu tahun dari tahun 19631964.
Hubungan kerjasama yang baik juga dibangun antara PII dan ABRI sebelum
peristiwa G-30-S, dimana ABRI menyewa gedung pertemuan pemuda Islam yang
berada di komplek kantor PII yang dijadikan tempat latihan para kader Akademik
Militer Nasional Magelang. 118 Kontribusi PII untuk Indonesia semakin terasa saat
PII ikut dalam menumpaskan pemberontakan Partai Komunis Indonesia di
Madiun pada tahun 1948 119. Peran penting PII sebagai penggerakan organisasi
KAMI (kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPPI dalam melakukan
demonstrasi yang diadakan awal oktober 1965 sampai maret 1966 dengan
semangat yang membara untuk melakukan tuntuan kepada penguasa atau yang
dikenal Tri Tura (Tri tuntunan rakyat: pembubaran PKI, pembubaran kabinet
115

Ibid. Hal. 60.
Ibid. Hal. 42.
117
Ibid.Hal 45.
118
Ibid. Hal 73.
119
Ibid. Hal. 71.
116

Universitas Sumatera Utara

dwikora dan penurunan harga). 120 Yang menjadi ketua dalam memotori gerakan
KAPPI ini adalah Husnie Thamrin yang merupakan Sekjen PB PII periode 19641966. Hasil dari demontrasi yang dilakukan oleh KAPPI adalah PKI dan ormasormas lainnya resmi dibubarkan sejak tanggaal 12 maret 1966.
Perjuangan-perjuangan yang telah di berikan PII, sehingga PII termasuk salah
satu gerakan yang mempunyai peranan dalam menumbangkan kekuasaan Orde
Lama.Sebelum lahirnya PII, terdapat organisasi yang diperuntukan bagi pelajar
Umum, organisasi ini dikenal dengan IPI (Ikatan Pelajaran Indonesia). IPI yang
merupakan organisasi yang diminati oleh pelajar-pelajar, sampai akhirnya IPI
mendapat intervensi dari partai politik sehingga organisasi ini tidak bisa menjaga
indenpendesinya. Sikap IPI yang mulai berpihak kepada partai politik tertentu,
mengakibatkan sebagian dari anggota IPI memilih untuk keluar dari IPI dan
masuk ke dalam organisasi yang baru mucul yaitu PII. Dengan semakin banyak
anggota IPI yang keluar dan masuk kedalam tubuh PII menimbulkan ketidak
sukaan, pertentangan bahkan sampai kepada perkelahian diantara kedua organisasi
ini.
Melihat pertikaian yang semakin memanas maka diadakanlah pertemuan
antara Pengurus Besar IPI dengan Pengurus Besar PII di asrama mahasiswa
fakultas teknik di jalan maliboro 41 Yogyakarta dengan Hasil dari pertemuan ini
dikenal dengan “Perjanjian Malioboro” yang berbunyi, “berdirinya organisasi PII
disamping IPI adalah dianggap perlu, terutama untuk mengerjakan hal-hal yang
berhubungan dengan agama Islam sedangkan hal-hal yang berhubungan dengan
soal-soal umum yang dikerjakan bersama-sama oleh IPI dan PII”. 121 Dengan
adanya perjanjian maliboro ini, keberdaan PII berjalan beriiringan dengan IPI.
Gerakan PII diperuntukan bagi pelajar Islam, sehingga diperlukan jiwa-jiwa
pelajar seperti semangat yang membara, yang Haus akan pengetahuan, bersifat

120
121

Ibid. Hal. 200.
Ibid. Hal. 42.

Universitas Sumatera Utara

kritis, konstruktif, produktif dan dinamis untuk memberikan kenyamanan.
Didalam organisasi PII, terdapat peran perempuan-perempuan PII yang
memberikan pengaruh besar untuk Organisasi PII. Didalam kongres kelima di
Kediri, putri-putri PII mengadakan pameran pakaian khusus untuk putri-purtri
PII. Peragaan busana ini, memperlihatkan bagaimana pakaian yang dipakai oleh
anggota PII yaitu pakaian yang menutup aurat. Selain itu juga ada pembahasan
mengenai penetapan norma pakaian. 122 Norma pakaian ini adalah bentuk
konsekwensi dari ide-ide yang telah dirumuskan sesuai dengan perintah yang
telah di sampaikan allah untuk menggunakan Jilbab dan menutup aurat.
Organisasi PII mempunyai ciri khas dari sistem pengkaderannya. Awal dari
Proses kaderisasi dilakukan di pesantren atau Madrasah dan sekolah umum
dengan memberikan kursus-kursus. Pada periode 1956-1958 pada masa
kepimpinan Wartono Dwijoyuwono dilakukan proses pengaderan yang berjalan
secara sistematis, “sistem kaderisasi PII dinamakan : 1)Ta’dib terdiri dari jalurjalur pembinaan berupa training berjenjang dengan penekan pada aspek
kepemimpinan 2) Ta’lim dengan penekan pada aspek intelektualitas dan
keislaman dan 3) jakur kursur yang menekan pada penguasaan keahlian tertentu
berdasarkan pada minta dan bakat” 123. Proses dari pengkaderan bagi peserta yang
mau bergabung dengan PII harus mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan yang telah
dibuat. Beberapa kegiatan-kegiatan yang dijadikan satu menjadi suatu programprogram yang dijalankan bersama yang terbagi menjadi program umum dan
prograam khusu. Program umum yang dibuat oleh organisasi PII adalah: 124
1. Memperjuangkan, mempertahankan dan memelihara PII
2. Mengadakan disiplin organisasi
3. Menghadapi organisasi-organisasi gabungan
4. Kontrol
122

Ibid. Hal. 43.
Ibid. Hal. 82.
124
Ibid. Hal 126-128.
123

Universitas Sumatera Utara

5. Menghadapi soal-soal negara
6. Hubungan luar negri
7. Mempertinggi hari-hari besar Islam dan nasional
8. Memperingati hari ulang tahun PII pada tiap-tiap tanggal 4 mei.
9. Simbol dan lambang PII.
Tidak hanya program umum, tetapi PII juga merancang kegiatan-kegiatan
kedalam program-program khusus. Dan pada program Khusus terbagi kedalam
berbagai bagian-bagian antaralain: 125
a) Bagian pendidikan
b) Bagain penerangan
c) Bagian olahraga
d) Bagian kesenian.
Dari bagian-bagian tersebut melahirkan agenda-agenda lain yang
ditawarkan antara lain; 126
a) Penyelenggaraan aktivitas olahraga dan seni di ranting atau cabang PII
b) Penyelenggaraan English Conservation Club (ECC)
c) Perayaan hari besar Islam dengan berbagai aktivitas oleh raga, seni dan
sayembara yang melibatkan seluruh kalangan pelajar.
d) Aktif membantu ormas-ormas Islam dalam meneyelenggarakan aktivitas
amal.
Anggota PII terdiri dari pelajar yang masih berstatuskan pelajar dan masih
aktif dalam belajar disekolah lanjutan. Tujuan organisasi ini didirikan terdapat
pada pasal 4 di Ad ART PII yaitu kesempurnaan pendidikan, pengajaran, dan
kebudayaan yang sesuai dengan Islam bagi segenap rakya Indonesia. 127 Selain itu
berdirinya PII dengan tujuan untuk berlatih menjadi seseorang yang akan berguna
125

Ibid. Hal. 129-130.
Ibid. Hal.171-172.
127
Ibid. Hal. 33.
126

Universitas Sumatera Utara

di tengah masyarakat, menjadi kader dan pemersatu umat pada khususnya bangsa.
Maka untuk mencapai tujuan ini, dibuatlah program-program yang menjadi satu
kesatuan didalam “network”. Program–program ini bertujuan untuk 128:
a) Menampilkan PII
b) Terhimpunnya pelajar dalam aktivitas pii
c) Dakwah dan memberi warna keislaman dalam aktivitas pelajara
d) Penelusuran calon-calon peserta mental trainging dan student
camping.
Setelah

dari

kegiatan-kegiatan

diatas,

pengurus

PII

dapat

mengelompokkan peserta ke dalam program khas dari PII berupa mental training
dan student camping. Melalui mental training dilakukan penanaman,pemeliharaan
dan pengekalan aqidah Islamiyah menurut Al-quran dan Hadist, sedangkan pada
mental training ditanamkan untuk melahirkan khilafah-khilafah Allah dimuka
bumi. Dari dua program pelatihan ini, pengurus PII dapat memilih peserta yang
memiliki bakat kepemimpinan yang akan di ikut sertakan dalam pelatihan
kepemimpinan (leadership Training).
Pelatihan kepemimpinan yang diadakan PII terdapat 3 tingkatan yaitu:
pertama, Basic Training adalah berasal mereka yang aktif pada program
sebelumnya. Kedua, advanced training adalah berasal dari peserta yang terpilih
dari hasil Basic Training, dan pada tingkat terakhir adalah Senior Course adalah
berasal dari mereka yang dipilih dari hasil advanced training yang ditetapkan oleh
pengurus besar PII.129Pada dasarnya organisasi PII terdapat 3 macam training
yaitu: mental training, leadership basic training dan student work camp. Dengan
begitu banyaknya program-program yang ditawarkan oleh PII, menjadikan PII
sebagai orgnisasi yang sangat diminati oleh pelajara Islam pada saat itu.

128
129

Ibid. Hal. 170.
Ibid. Hal. 174.

Universitas Sumatera Utara

Memasuki masa Orde Baru Posisi PII mengalami ancaman dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan yang melahirkan Undang-Undang No 08/1985
tentang ORMAS, menetapkan bahwa seluruh organisasi sosial atau massa
harus mencantumkan Pancasila sebagai asas tunggal mereka. Salah satu Alasan
dari PII menolak asas tunggal karena UU keormasan dapat memperlemah
Independesi organsasi PII sebagaimana yang tertuang di dalam Undang-Undang
No 08/1985 tentang ORMAS, pada Bab VI Pasal 11 UK terdapat Pembinaan
dari pemerintah yang dinyatakan “Dalam rangka meningkatkan daya guna dan
hasil guna pembinaan organisasi kemasyarakatan diupayakan untuk berhimpun
dalam wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis agar lebih berperan
dalam melaksanakan fungsinya”. 130
Reaksi dari PII terkait UU Keormasan ini ialah menolak dengan tegas.
Penolakkan yang dilakukan PII, menjadikan PII sebagai organisasi yang terlarang
atau menjadi organisasi yang ilegal karena PII tidak mengikuti prinsip-prinsip
fundamental UU Keormasan. Landasan hukum yang menjadikan PII sebagai
organisasi terlarang adalah surat keputusan mentri yang dikeluarkan oleh
Mendagri No 120 dan 121 tgl 10 Desember 1987 melarang PII dengan alasan PII
tidak mematuhi aturan mengenai Ormas 131. Walaupun telah ditetapkan sebagai
organisasi terlarang tetap saja PII menjalankan kegiatan organisasi dengan
bersembunyi-sembunyi. Pada masa penghujung kekuasaan Rezim Orde Baru awal
tahun 1998, ternyata melalui perdebat yang panjang didalam tubuh internal PII,
akhirnya PII mencantumkan Pancasila sebagai asas dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangganya (AD/ART).
Memasuki masa Reformasi posisi PII mengalami penurunan dari segi
kualitasnya maupun kuatintasnya dikarenakan permasalahan internal organisasi
yang terus bermunculan dan t