Usulan Perbaikan Line Production PT. Tiga Mitra Sentosa dengan Metode Rank Position Weight (RPW) dan Methods-Time Measurement (MTM)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Aliran produksi dalam suatu perusahaan sangat menentukkan dalam
pencapaian target produksi ataupun order. Suatu aliran produksi dapat
dikelompak atas beberapa stasiun kerja, dimana setiap stasiun kerja terdiri atas
beberapa elemen-elemen kerja yang memiliki kapasitas masing-masing. Jika
stasiun kerja memiliki kapasitas yang lebih kecil dari kebutuhan produksi, maka
akan menimbulkan penumpukan (bottleneck) pada aliran produksi. Bottleneck
yang berkepanjangan mengakibatkan perusahaan tidak mampu memenuhi
permintaan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu membuat penjadwalan
produksi berdasarkan rencana produksi sehingga dapat memenuhi permintaan
konsumen.
PT. Tiga Mitra Sentosa (TMS) yang merupakan perusahaan di bawah
naungan PT. Panei Lika Sejahtera (PLS) yang bergerak dalam pengolahan kayu
menjadi produk setengah jadi dalam bentuk komponen papan dengan penyusaian
ukuran berdasarkan permintaan. Perusahaan ini melakukan proses produksi
dengan cara make to order sehingga fleksibilitas daripada lini produksi sangat
menentukan dalam pencapaian target permintaan atau order.
Banyaknya permintaan menyebabkan tidak jarang ditemukan penumpukan
akibat perbedaan waktu penyelesaian suatu stasiun kerja terhadap suatu stasiun
kerja yang lain yang dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Waktu Baku Elemen Kerja untuk Produk
Papan 1540 mm x 142 mm x 30 mm
No
Stasiun Kerja
Stasiun
Waktu Baku
(detik)
1
Proses Pemotongan Awal
44,221
2
Proses Perataan Kayu
54,511
3
Proses Penyambungan
63,082
4
Proses Grading
22,175
5
Proses Penyatuan Awal
43,560
6
Proses Penyatuan Akhir
14,678
7
Proses Pengepressan
310,860
8
Proses Pengeringan
1556,47
9
Proses Pelepasan Pengepressan
66,984
10
Proses Pemotongan Akhir
36,000
11
Proses Pendempulan
127,357
12
Proses Pengeringan
1107,94
13
Proses Gerinda
43,445
14
Proses Penyusunan papan finishing
5,996
15
Proses Packing
684,149
Sumber : Pengolahan Data
Berdasarkan Tabel 1.1. terjadi perbedaan waktu baku antara satu stasiun
terhadap stasiun yang lain menyebabkan proses produksi yang tidak fleksibel
sehingga ditemukan penumpukan atau wait in process (WIP) akibat kapasitas
suatu stasiun kerja lebih kecil dari kapasitas yang dibutuhkan dalam memenuhi
permintaan. Penumpukan atau WIP terjadi pada beberapa stasiun kerja yang dapat
dilihat pada Tabel 1.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Jumlah Wait in Process (WIP) untuk Produk
Papan 1540 mm x 142 mm x 30 mm
No
Kapasitas Stasiun
Kapasitas Dibutuhkan (Target
Stasiun
Kerja per hari
produksi Harian = 1050)
1
1719
1050
669,3657
2
1347
1050
297,2473
3
393
210
182,6324
4
2182
1050
1131,96
5
1124
1050
73,97468
6
1687
1050
637,4808
7
967
1050
-82,7724
8
193
1050
-856,825
9
4489
1050
3438,704
10
2040
1050
990,0227
11
384
420
-35,5681
12
442
420
21,90031
13
1140
420
720,1898
14
8069
1050
7019,446
15
11231
1050
10181,41
Perbedaan
Sumber : PT. Tiga Mitra Sentosa
Adanya WIP pada tabel 1.2 pada stasiun press, pengeringan, dan
pendempulan akibat kapasitas stasiun kerja yang lebih kecil dibandingkan
kapaditas yang dibutuhkan menyebabkan delay pada stasiun selanjutnya dimana
delay
merupakan
salah
satu
kegiatan
non-produktif.
Permasalahan
ketidakseimbangan lini produksi apabila tidak diperbaiki akan mengakibatkan
lintas perakitan tersebut tidak efisien karena terjadi penumpukan material/produk
setengah jadi di antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan produksinya.
Universitas Sumatera Utara
Akibat lainnya adalah tidak tercapinya target produksi perusahaan dan
keterlambatan pemenuhan order.
Stasiun yang mengalami WIP ini merupakan kumpulan dari beberapa
elemen kegiatan dimana dilakukan dalam suatu area kerja yang sama dimana
proses pengepressan, proses pengeringan, proses pendempulan dilakukan dengan
peralatan manual sedangkan proses yang lain sudah mengandalkan mesin semiautomatic sehingga penyelesaian elemen kerjanya lebih cepat. Pengunaan
peralatan manual ini memberikan gerakan-gerakan kerja yang lebih besar
dibandingkan dengan operator yang mengandalkan mesin semi-automatic dimana
gerakan-gerakan kerja yang ditemukan tidak efektif berupa gerakan mengarahkan,
menjangkau dengan jarak perpindahan yang jauh, dan gerakan-gerakan kerja yang
berulang-ulang.
Pemecahan masalah ketidakseimbangan lini dapat diselesaikan dengan
melakukan penyeimbangan lintasan menggunakan metode Rank Positional
Weight (RPW) dimana metode ini memfokuskan terhadap waktu kerja proses
operasi terpanjang sebagai prioritas penentuan Work Station (Elsayed, 1994)
dimana proses terpanjang terdapat pada proses pengeringan. Pada proses operasi
yang dilakukan secara manual, kemudian dilakukan analisa gerakan kerja
menggunakan Methods-Time Measurement (MTM) dimana mimiliki suatu sistem
penetapan awal waktu baku (predetermined time standard) dengan ukuran waktu
yang digunakan yakni 1 TMU = 0,036 detik yang lebih terperinci dibandingkan
metode yang lain. Wignjosoebroto, 2008). Melalui penetapan MTM ini, kemudian
gerakan-gerakan dapat dievaluasi menjadi suatu rancangan gerakan kerja baru
Universitas Sumatera Utara
yang pada akhirnya memberikan waktu baku usulan yang lebih pendek. Waktu
baku usulan berdasarkan Methods-Time Measurement (MTM) menjadi dasar
dalam perancangan lini produksi usulan yang lebih efektif dan seimbangan.
Tjan, (2013), menggunakan metode keseimbangan lini dan metode
predetermined time systems (PTS) dengan Methods-Time Measurement (MTM)
berhasil mengatasi kendala yang terdapat pada perakitan upper NCVS 1.06 di PT.
Asia Dwimitra Industri. Adapun kendala tersebut yaitu mengenai tidak lancarnya
lini produksi antar stasiun kerja yang menyebabkan terjadinya penumpukan
material dengan tingginya delay sebesar 71,54% serta idle time selama 4665,38
detik. Sehingga, tujuan penelitian ini ialah melakukan pemerataan beban kerja
untuk mencapai keseimbangan lini guna meningkatan efisiensi produksi upper.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,
bahwa terdapatnya produk WIP dan stasiun kerja dengan gerakan-gerakan kerja
yang tidak efektif menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan lini produksi.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian yakni : mendapatkan usulan lini produksi
dari perbaikan gerakan-gerakan kerja pada stasiun yang terdapat WIP pada lini
produksi aktual.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:
1.
Melakukan penyeimbangan lintasan berdasarkan metode keseimbangan lini
Rank Positional Weight (RPW)
2.
Menentukan stasiun kerja yang mengalami Bottleneck.
3.
Melakukan perbaikan gerakan operator dengan Methods-Time Measurement
(MTM).
4.
Memperoleh usulan perbaikan keseimbangan lini produksi berdasarkan
perbaikan elemen kerja pada Methods-Time Measurement (MTM) Usulan
dan Rank Positional Weight (RPW) usulan
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kompetensi dalam mengobservasi, menganalisis dan
mengevaluasi terhadap suatu permasalahan dengan menerapkan ilmu
teknik industri.
b. Mendalami dalam penerapan
Rank Positional Weight (RPW) dan
Methods-Time Measurement (MTM) untuk mengoptimalkan kapasitas
produksi.
2.
Bagi Perusahaan
a. Suatu bahan pertimbangan dalam penyeimbangan lintasan produksi dalam
pemenuhan produk ke konsumen.
Universitas Sumatera Utara
b. Memperkirakan kendala-kendala yang terjadi pada lantai produksi
sehingga perusahaan dapat mengatasi setiap kendala yang terjadi dengan
lebih cepat dalam meningkatkan efisiensi produksi.
3.
Bagi Departemen Teknik Industri USU
a. Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen
Teknik Industri USU.
b. Sebagai referensi bagi penelitian yang akan dilakukan di waktu yang akan
datang yang berhubungan dengan perbaikan lintasan produksi dalam suatu
perusahaan.
1.5
Batasan Masalah dan Asumsi
Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari
tujuan dan
menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti,
maka penulis membuat batasan masalah dan asusmsi. Batasan masalah yang
digunakan yaitu:
1.
Constraints yang menjadi perhatian dalam penelitian adalah stasiun kerja
pada lantai produksi kayu pada saat produksi papan ukuran 1540 mm x 142
mm x 30 mm di PT.Tiga Mitra Sentosa.
2.
Waktu proses setiap stasiun kerja yang digunakan adalah waktu standar yang
dihitung menggunakan metode jam henti (stopwatch time study).
3.
Penjabaran Methods-Time Measurement dilakukan pada stasiun yang
mengalami keadaan Bottleneck.
4.
Metode yang digunakan yakni Rank Positional Weight (RPW) dan Methods-
Universitas Sumatera Utara
Time Measurement dengan prinsip dasar perbaikan untuk mengoptimalkan
lintasan produksi.
Asumsi-asumsi yang digunak’an dalam penelitian ini adalah:
1.
Tidak terjadi penambahan jumlah sumber daya selama penelitian
berlangsung.
2.
Semua fasilitas, baik mesin maupun peralatan yang digunakan pada proses
produksi tidak mengalami kerusakan selama penelitian berlangsung.
3.
Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung dan
sudah terstandarisasi.
4.
1.6
Tingkat kepercayaan 95% dan ketelitian sebesar 5%.
Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan
dalam beberapa bab sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari
dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian,
batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan
laporan penelitian.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah singkat dari PT. Tiga
Mitra Sentosa, ruang lingkup bidang usaha, visi dan misi, lokasi perusahaan,
daerah pemasaran, serta organisasi dan manajemen.
Bab III Landasan Teori, berisi tinjauan Pustaka yang berisi teori-teori yang
mendukung pemecahan permasalahan penelitian. Teori yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan pengidentifikasian stasiun kerja, pengukuran waktu dengan
Stopwatch Sutdy, Metode penyeimbangan lintasan Ranked Positional Weight dan
Metode perbaiakan gerakan kerja operator Methods-Time Measurement.
Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan
dalam penelitian seperti penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek
penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian, blok diagram
prosedur penelitian, pengumpulan data, metode pengolahan data, analisis
pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran.
Bab V, yaitu Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data-data yang
dikumpulkan peneliti yang berhubungan dengan pemecahan permasalahan
penelitian, baik data primer maupun data sekunder, serta bagaimana data-data
tersebut diolah untuk memperoleh hasil yang menjadi dasar pemecahan
permasalahan tersebut.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, yang memaparkan analisis terhadap hasil
dari pengolahan data dan hasil pemecahan permasalahan penelitian.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pemecahan masalah, serta saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan
pengembangan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Aliran produksi dalam suatu perusahaan sangat menentukkan dalam
pencapaian target produksi ataupun order. Suatu aliran produksi dapat
dikelompak atas beberapa stasiun kerja, dimana setiap stasiun kerja terdiri atas
beberapa elemen-elemen kerja yang memiliki kapasitas masing-masing. Jika
stasiun kerja memiliki kapasitas yang lebih kecil dari kebutuhan produksi, maka
akan menimbulkan penumpukan (bottleneck) pada aliran produksi. Bottleneck
yang berkepanjangan mengakibatkan perusahaan tidak mampu memenuhi
permintaan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu membuat penjadwalan
produksi berdasarkan rencana produksi sehingga dapat memenuhi permintaan
konsumen.
PT. Tiga Mitra Sentosa (TMS) yang merupakan perusahaan di bawah
naungan PT. Panei Lika Sejahtera (PLS) yang bergerak dalam pengolahan kayu
menjadi produk setengah jadi dalam bentuk komponen papan dengan penyusaian
ukuran berdasarkan permintaan. Perusahaan ini melakukan proses produksi
dengan cara make to order sehingga fleksibilitas daripada lini produksi sangat
menentukan dalam pencapaian target permintaan atau order.
Banyaknya permintaan menyebabkan tidak jarang ditemukan penumpukan
akibat perbedaan waktu penyelesaian suatu stasiun kerja terhadap suatu stasiun
kerja yang lain yang dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Waktu Baku Elemen Kerja untuk Produk
Papan 1540 mm x 142 mm x 30 mm
No
Stasiun Kerja
Stasiun
Waktu Baku
(detik)
1
Proses Pemotongan Awal
44,221
2
Proses Perataan Kayu
54,511
3
Proses Penyambungan
63,082
4
Proses Grading
22,175
5
Proses Penyatuan Awal
43,560
6
Proses Penyatuan Akhir
14,678
7
Proses Pengepressan
310,860
8
Proses Pengeringan
1556,47
9
Proses Pelepasan Pengepressan
66,984
10
Proses Pemotongan Akhir
36,000
11
Proses Pendempulan
127,357
12
Proses Pengeringan
1107,94
13
Proses Gerinda
43,445
14
Proses Penyusunan papan finishing
5,996
15
Proses Packing
684,149
Sumber : Pengolahan Data
Berdasarkan Tabel 1.1. terjadi perbedaan waktu baku antara satu stasiun
terhadap stasiun yang lain menyebabkan proses produksi yang tidak fleksibel
sehingga ditemukan penumpukan atau wait in process (WIP) akibat kapasitas
suatu stasiun kerja lebih kecil dari kapasitas yang dibutuhkan dalam memenuhi
permintaan. Penumpukan atau WIP terjadi pada beberapa stasiun kerja yang dapat
dilihat pada Tabel 1.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Jumlah Wait in Process (WIP) untuk Produk
Papan 1540 mm x 142 mm x 30 mm
No
Kapasitas Stasiun
Kapasitas Dibutuhkan (Target
Stasiun
Kerja per hari
produksi Harian = 1050)
1
1719
1050
669,3657
2
1347
1050
297,2473
3
393
210
182,6324
4
2182
1050
1131,96
5
1124
1050
73,97468
6
1687
1050
637,4808
7
967
1050
-82,7724
8
193
1050
-856,825
9
4489
1050
3438,704
10
2040
1050
990,0227
11
384
420
-35,5681
12
442
420
21,90031
13
1140
420
720,1898
14
8069
1050
7019,446
15
11231
1050
10181,41
Perbedaan
Sumber : PT. Tiga Mitra Sentosa
Adanya WIP pada tabel 1.2 pada stasiun press, pengeringan, dan
pendempulan akibat kapasitas stasiun kerja yang lebih kecil dibandingkan
kapaditas yang dibutuhkan menyebabkan delay pada stasiun selanjutnya dimana
delay
merupakan
salah
satu
kegiatan
non-produktif.
Permasalahan
ketidakseimbangan lini produksi apabila tidak diperbaiki akan mengakibatkan
lintas perakitan tersebut tidak efisien karena terjadi penumpukan material/produk
setengah jadi di antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan produksinya.
Universitas Sumatera Utara
Akibat lainnya adalah tidak tercapinya target produksi perusahaan dan
keterlambatan pemenuhan order.
Stasiun yang mengalami WIP ini merupakan kumpulan dari beberapa
elemen kegiatan dimana dilakukan dalam suatu area kerja yang sama dimana
proses pengepressan, proses pengeringan, proses pendempulan dilakukan dengan
peralatan manual sedangkan proses yang lain sudah mengandalkan mesin semiautomatic sehingga penyelesaian elemen kerjanya lebih cepat. Pengunaan
peralatan manual ini memberikan gerakan-gerakan kerja yang lebih besar
dibandingkan dengan operator yang mengandalkan mesin semi-automatic dimana
gerakan-gerakan kerja yang ditemukan tidak efektif berupa gerakan mengarahkan,
menjangkau dengan jarak perpindahan yang jauh, dan gerakan-gerakan kerja yang
berulang-ulang.
Pemecahan masalah ketidakseimbangan lini dapat diselesaikan dengan
melakukan penyeimbangan lintasan menggunakan metode Rank Positional
Weight (RPW) dimana metode ini memfokuskan terhadap waktu kerja proses
operasi terpanjang sebagai prioritas penentuan Work Station (Elsayed, 1994)
dimana proses terpanjang terdapat pada proses pengeringan. Pada proses operasi
yang dilakukan secara manual, kemudian dilakukan analisa gerakan kerja
menggunakan Methods-Time Measurement (MTM) dimana mimiliki suatu sistem
penetapan awal waktu baku (predetermined time standard) dengan ukuran waktu
yang digunakan yakni 1 TMU = 0,036 detik yang lebih terperinci dibandingkan
metode yang lain. Wignjosoebroto, 2008). Melalui penetapan MTM ini, kemudian
gerakan-gerakan dapat dievaluasi menjadi suatu rancangan gerakan kerja baru
Universitas Sumatera Utara
yang pada akhirnya memberikan waktu baku usulan yang lebih pendek. Waktu
baku usulan berdasarkan Methods-Time Measurement (MTM) menjadi dasar
dalam perancangan lini produksi usulan yang lebih efektif dan seimbangan.
Tjan, (2013), menggunakan metode keseimbangan lini dan metode
predetermined time systems (PTS) dengan Methods-Time Measurement (MTM)
berhasil mengatasi kendala yang terdapat pada perakitan upper NCVS 1.06 di PT.
Asia Dwimitra Industri. Adapun kendala tersebut yaitu mengenai tidak lancarnya
lini produksi antar stasiun kerja yang menyebabkan terjadinya penumpukan
material dengan tingginya delay sebesar 71,54% serta idle time selama 4665,38
detik. Sehingga, tujuan penelitian ini ialah melakukan pemerataan beban kerja
untuk mencapai keseimbangan lini guna meningkatan efisiensi produksi upper.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,
bahwa terdapatnya produk WIP dan stasiun kerja dengan gerakan-gerakan kerja
yang tidak efektif menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan lini produksi.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian yakni : mendapatkan usulan lini produksi
dari perbaikan gerakan-gerakan kerja pada stasiun yang terdapat WIP pada lini
produksi aktual.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:
1.
Melakukan penyeimbangan lintasan berdasarkan metode keseimbangan lini
Rank Positional Weight (RPW)
2.
Menentukan stasiun kerja yang mengalami Bottleneck.
3.
Melakukan perbaikan gerakan operator dengan Methods-Time Measurement
(MTM).
4.
Memperoleh usulan perbaikan keseimbangan lini produksi berdasarkan
perbaikan elemen kerja pada Methods-Time Measurement (MTM) Usulan
dan Rank Positional Weight (RPW) usulan
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kompetensi dalam mengobservasi, menganalisis dan
mengevaluasi terhadap suatu permasalahan dengan menerapkan ilmu
teknik industri.
b. Mendalami dalam penerapan
Rank Positional Weight (RPW) dan
Methods-Time Measurement (MTM) untuk mengoptimalkan kapasitas
produksi.
2.
Bagi Perusahaan
a. Suatu bahan pertimbangan dalam penyeimbangan lintasan produksi dalam
pemenuhan produk ke konsumen.
Universitas Sumatera Utara
b. Memperkirakan kendala-kendala yang terjadi pada lantai produksi
sehingga perusahaan dapat mengatasi setiap kendala yang terjadi dengan
lebih cepat dalam meningkatkan efisiensi produksi.
3.
Bagi Departemen Teknik Industri USU
a. Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen
Teknik Industri USU.
b. Sebagai referensi bagi penelitian yang akan dilakukan di waktu yang akan
datang yang berhubungan dengan perbaikan lintasan produksi dalam suatu
perusahaan.
1.5
Batasan Masalah dan Asumsi
Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari
tujuan dan
menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti,
maka penulis membuat batasan masalah dan asusmsi. Batasan masalah yang
digunakan yaitu:
1.
Constraints yang menjadi perhatian dalam penelitian adalah stasiun kerja
pada lantai produksi kayu pada saat produksi papan ukuran 1540 mm x 142
mm x 30 mm di PT.Tiga Mitra Sentosa.
2.
Waktu proses setiap stasiun kerja yang digunakan adalah waktu standar yang
dihitung menggunakan metode jam henti (stopwatch time study).
3.
Penjabaran Methods-Time Measurement dilakukan pada stasiun yang
mengalami keadaan Bottleneck.
4.
Metode yang digunakan yakni Rank Positional Weight (RPW) dan Methods-
Universitas Sumatera Utara
Time Measurement dengan prinsip dasar perbaikan untuk mengoptimalkan
lintasan produksi.
Asumsi-asumsi yang digunak’an dalam penelitian ini adalah:
1.
Tidak terjadi penambahan jumlah sumber daya selama penelitian
berlangsung.
2.
Semua fasilitas, baik mesin maupun peralatan yang digunakan pada proses
produksi tidak mengalami kerusakan selama penelitian berlangsung.
3.
Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung dan
sudah terstandarisasi.
4.
1.6
Tingkat kepercayaan 95% dan ketelitian sebesar 5%.
Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan
dalam beberapa bab sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari
dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian,
batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan
laporan penelitian.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah singkat dari PT. Tiga
Mitra Sentosa, ruang lingkup bidang usaha, visi dan misi, lokasi perusahaan,
daerah pemasaran, serta organisasi dan manajemen.
Bab III Landasan Teori, berisi tinjauan Pustaka yang berisi teori-teori yang
mendukung pemecahan permasalahan penelitian. Teori yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan pengidentifikasian stasiun kerja, pengukuran waktu dengan
Stopwatch Sutdy, Metode penyeimbangan lintasan Ranked Positional Weight dan
Metode perbaiakan gerakan kerja operator Methods-Time Measurement.
Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan
dalam penelitian seperti penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek
penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian, blok diagram
prosedur penelitian, pengumpulan data, metode pengolahan data, analisis
pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran.
Bab V, yaitu Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data-data yang
dikumpulkan peneliti yang berhubungan dengan pemecahan permasalahan
penelitian, baik data primer maupun data sekunder, serta bagaimana data-data
tersebut diolah untuk memperoleh hasil yang menjadi dasar pemecahan
permasalahan tersebut.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, yang memaparkan analisis terhadap hasil
dari pengolahan data dan hasil pemecahan permasalahan penelitian.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pemecahan masalah, serta saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan
pengembangan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara