Eufemisme Dalam Upacara Tujuh Bulanan Adat Jawa Tingkeban Di Galang Kabupaten Deli Serdang Kajian Sosiolinguistik

EUFEMISME DALAM UPACARA TUJUH BULANAN ADAT JAWA
TINGKEBAN DI GALANG KABUPATEN DELI SERDANG

KAJIAN SOSILINGUISTIK

PURNAMA KUMALA DEWI

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang eufemisme yang terdapat dalam Upacara Tujuh
Bualanan Adat Jawa Tingkeban ( di Galang Kabupaten Deli Serdang). Penelitian
ini berfokus pada bentuk dan fungsi dengan menggunakan teori pergeseran dan
pemertahanan bahasa dalam bidang sosiolinguistik. Masyarakat Jawa di Galang
masih memegang warisan budayanya terutama dalam upacara adat suku Jawa,
salah satunya adalah tujuh bulanan atau tingkeban.Pengumpulan data dilakukan
dengan metode simak yang didukung dengan teknik simak libat cakap, teknik
rekam, dan teknik catat. Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah
metode padan yang didukung dengan teknik lanjut unsur pilah penentu dan teknik
hubung banding membedakan. Teori yang digunakan dalam menganlisis data
adalah teori eufemisme yang dikemukakan oleh Gorys Keraf. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis bentuk dan fungsi yang

menggunakan teori pergeseran dan pemertahana yang terjadi pada masyarakat di
Galang, Kabupaten Deli Serdang yang meliputi (1) Bentuk eufemisme dalam
upacara tujuh bulanan adat Jawa di desa Galang hanya terdiri dari kata dan frasa.
(2) Fungsi eufemisme dalam upacara tersebut adalah sebagai alat untuk
menghaluskan ucapan, sebagai alat untuk berdiplomasi, sebagai alat untuk
merahasikan sesuatu, dan sebagai alat untuk menolak bahaya. Pergeseran bahasa
terjadi pada hampir semua ujaran saat upacara tujuh bulanan berlangsug. Sangat
sedikit jumlah bahasa yang masih bertahan dalam upacara tujuh bulanan adat
jawa.

Kata kunci : Upacara Tujuh Bulanan Adat Jawa, bentuk, fungsi, pergeseran
bahasa, pemertahanan bahasa, dan eufmisme

Universitas Sumatera Utara