Peranan Pelayanan Prima Bagi Nasabah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan
BAB II
PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH
A. Sejarah Ringkas
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu
tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial
ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan
Negara.
Indonesia
seperti
halnya
negara
berkembang
lainnya,
mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security,
yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada
masyarakat pekerja di sektor formal.
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses
yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang
kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP
No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan
kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial
Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial
(YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja.
Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin
transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut
landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada
tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program
Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi
7
Universitas Sumatera Utara
8
kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit
pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK
yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP
No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara
Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan
dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya,
dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan
keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang,
akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan
UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undangundang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan
pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan
tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih
berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.
Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan
kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan
perlindungan 4 program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan
8
Universitas Sumatera Utara
9
Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya
terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011.
Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal
1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT
Jamsostek
(Persero)
yang
bertransformsi
menjadi
BPJS
(Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK,
JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.
Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS
Ketenagakerjaan pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan
sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat
dinikmati oleh pekerja dan keluarganya.
Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program
BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan
pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan
pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia oke.
1. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi BPJS Ketenagakerjaan
Visi BPJS Ketenagakerjaan adalah Menjadi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kebanggaan Bangsa, yang Amanah, Bertatakelola Baik
serta Unggul dalam Operasional dan Pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
10
b. Misi BPJS Ketenagakerjaan
Melalui
Program
Jaminan
Sosial
Ketenagakerjaan,
BPJS
Ketenagakerjaan berkomitmen Untuk:
1.
Melindungi dan Menyejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya.
2.
Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja.
3.
Mendukung
pembangunan
dan
kemandirian
perekonomian
nasional.
2. Fungsi BPJS Ketenagakerjaan
BPJS
Ketenagakerjaan
sebagaimana
berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan
kematian, program jaminan pensiun, dan jaminan hari tua.
3. Logo BPJS Ketenagakerjaan
Sumber : Website BPJS
Ketenagakerjaan(www.bpjsketenagakerjaan.go.id)
Gambar 2.1
Logo BPJS Ketenagakerjaan
Universitas Sumatera Utara
11
B. Struktur Organisasi
Pelaksanaan kegiatan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah
Sumbagut dapat berjalan dengan baik apabila ditetapkan fungsi manajemen
dengan tepat yang salah satunya terdiri pengorganisasian.
Menurut S.P. Siagian, (1980:113) : “Organisasi adalah setiap
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah
ditentukan dalam ikatan dimana terdapat seseorang atau beberapa orang yang
disebut atasan dan seseorang atau beberapa orang yang disebut bawahan.”
Adanya struktur organisasi yang merupakan acuan atau pedoman dalam
pengelolaan suatu organisasi dalam rangka melaksanakan fungsi bagian tugas
maupun tanggung jawab masing-masing bagian dalam organisasi. Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas pemisahan
kegiatan dari pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan
juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan fungsi dibatasi.Di dalam
struktur organisasi yang baik harus dapat menjelaskan hubungan antara
wewenang siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa, jadi terdapat
suatu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan.
Berikut adalah struktur organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Wilayah Sumbagut dapat dilihat pada skema berikut:
Universitas Sumatera Utara
12
Ka. Kantor Wilayah
sekretaris
Ka.
Pemasar
an
Ka.
pelayan
an
Ka.
Umum
& SDM
Ka.
Keuangan
& TI
Penata
pemasar
an
peserta
pnrm
upah
Mnj.
khusus
kecela
kaan
kerja
Penata
madya
umum
Penata
madya
keuanga
n
Penata
manaje
men
accunt
Penata
utama
progra
m JHT
&JP
Penata
madya
pengel
olaan
pesert
a
Penata
madya
umum
Penata
madya
pelaya
nan
Ka. Mnj
mutu &
risiko
Petugas
pemeriksa
wilayah
Penata
umum
mjn.
Mutu &
risiko
Penata
madya
TI
Penata
madya
SDM
Penata
madya
arsip
Sumber : Data dari BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut
Gambar 2.2
Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut
Universitas Sumatera Utara
13
Keterangan Gambar :
BPJS Ketenagakerjaan memiliki seorang Kepala Kantor Wilayah
dan Sekretaris Kepala Kantor Wilayah. Memiliki divisi yang terbagi atas 5 yaitu:
Divisi Pelayanan, Divisi Pemasaran, Divisi Umum dan SDM, Divisi Keuangan
dan TI, serta Divisi Manajemen Mutu dan Risiko. Divisi Pemasaran terdiri atas
Penata pemasaran peserta penerima upah, Penata manajemen account, Penata
madya pengelolaan kesejatraan peserta. Divisi Pelayanan terdiri atas Manajer
khusus kecelakaan kerja, Penata utama program JHT dan JP, penata madya
manajemen pelayanan, Divisi Umum dan SDM terdiri atas penata madya umum,
penata madya SDM, Divisi Keuangan dan TI terdiri atas penata madya keuangan
dan penata madya TI, Divisi Manajemen Mutu dan Risiko terdiri atas penata
utama manajeman mutu dan risiko, penata madya manajemen mutu dan risiko.
Serta yang membantu Kepala Kantor Wilayah yaitu Petugas Pemeriksa Wilayah.
C. Job DescriptionBPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut
a. Kepala Kantor Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
1. Memberikan persetujuan penempatan investasi dana di area
kerjanya, sesuai batasan kewenangannya.
2. Merekomendasikan
pembentukan
Kantor
Cabang
baru
di
wilayahnya.
3. Merekomendasikan program KP yang sesuai dengan kondisi
wilayah.
4. memberi persetujuan atas usulan mutasi dan promosi karyawan di
jajaran wilayah kerjanya untuk diajukan ke kantor pusat.
Universitas Sumatera Utara
14
5. Memberi persetujuan atas usulan pemberian sanksi administratif
berupa surat teguran, denda dan rekomendasi penghentian
pelayanan publik di jajaran wilayah kerjanya sesuai dengan batas
kewenangannya.
6. Memberikan persetujuaan pengadaan barang dan jasa untuk jajaran
wilayah kerjanya sesuai dengan batas kewewenangannya.
7. Memberikan persetujuaan peremajaan sarana infrastruktur teknologi
informasi.
8. Memberikan persetujuaan pencarian anggaran rutin.
9. Menjadi perwakilan badan di wilayah.
b. Kepala Pemasaran Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Membangun hubungan kemitraan dengan lembaga lain.
2. Menetapkan usulan bantuan KP yang di berikan.
3. Memberi persetujuan atas usulan mutasi dan promosi (account
officer)
4. Menentukan program/strategi yang terkait dengan pemasaran
wilayah yang sesuai dengan kondisi wilayah/cabang berdasarkan
strategi/program dari kantor pusat.
5. Merekomendasikan/menentukan
langkah
penyelesaian
masalah
untuk persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh cabang.
Universitas Sumatera Utara
15
c. Kepala Pelayanan Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Menyesesaikan klaim bermasalah kantor cabang/kantor cabang
perintis
2. Merekomendasikan
usulan
penyempurnaan
program,
standart
pengelolaan dana.
3. Memutuskan mitra kerja sama.
4. Merekomendasikan hasil penilaian kualitas kinerja pelayanan
5. Memberikan
pembinaan
dan
mengevaluasi
kinerja
petugas
pelayanan
6. Mampu mengendalikan biaya pelayanan.
7. Mampu menyelesaikan klaim sesuai dengan ketentuan.
d. Kepala Umum dan SDM Wilayah mempunyai tugas dan tanggung
jawab
1. Menetapkan penerimaan karyawan baru
2. Menetapkan
pembelian
barang
dan
jasa
sesuai
dengan
kewenangannya.
3. Merekomendasikan vendor dengan reputasi yang baik.
4. Menetapkan kegiatan pelatihan dan pembinaan karyawan dalam
batas wewenangnya.
5. Memberikan teguran sehubungan dengan kinerja karyawan.
6. Mewakii badan dalam penanganan masalah hubungan industrial.
Universitas Sumatera Utara
16
e. Kepala Keuangan dan TI Wilayah mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
1. Mengevaluasi dan mengusulkan peremajaan sarana infrastruktur
teknologi informasi di kantor wilayah dan kantor cabang.
2. Melakukan
otoritas
pengeluaran
kas
sesuai
dengan
batas
kewenangan.
f. Kepala Manajemen Mutu dan Risiko Wilayah mempunyai tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Merekomendasikan hasil kajian atas penerapan manajemen mutu.
2. Merekomendasikan hasil evaluasi pengelolaan risiko.
3. Memberikan opini hukum.
4. Melaksanakan audit sistem manajemen mutu.
D. Jaringan Usaha
BPJS
Ketenagakerjaan
merupakan
program
publik
yang
memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial
ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asurasi
sosial. Adapun jasingan usaha atau bisnis yang dimiliki oleh BPJS
Kerenagakerjaan disebut dengan program yaitu:
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
2. Jaminan Hari Tua
3. Jaminan Kematiaan
4. Jaminan Pensiun
Universitas Sumatera Utara
17
E. Kinerja Usaha Terkini
Hasil pengukuran kinerja digunakan sebagai bahan dan analisis
kinerja
organisasi
dengan
cara
menindentifikasi
permasalahan
yang
menghambat peningkatan kinerja, memberikan solusi pemecahan masalah dan
bahan
penyempurnaan
pilihan-pilihan
dan
kebijakan strategis
tahun
berikutnya.
Laporan hasil kinerja terkini BPJS Ketenagakerjaan yaitu:
Tabel 2.1
Kinerja Usaha Terkini BPJS Ketenagakerjaan tahun 2015
No
Kepesertaan yang aktif
1
Perusahaan
2
Orang
Total iuran
Jumlah
296.791
19.275.061
Rp.36.191.000.000
Sumber :BPJS Ketenagakerjaan
F. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan BPJS ketenagakerjaan yaitu :
1. Sosialisasi
2. Kunjungan perusahaan
3. Membangun hubungan kolaborasi dengan pemerintahan daerah, badan dan
lain-lain yaitu :
a. Dinas yang membidangi ketenagakerjaan
b. Kejaksaan
c. Direktorat pekerja / direktorat buruh
d. Asosiasi pengusaha indonesia (APINDO)
Universitas Sumatera Utara
PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH
A. Sejarah Ringkas
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu
tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial
ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan
Negara.
Indonesia
seperti
halnya
negara
berkembang
lainnya,
mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security,
yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada
masyarakat pekerja di sektor formal.
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses
yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang
kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP
No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan
kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial
Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial
(YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja.
Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin
transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut
landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada
tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program
Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi
7
Universitas Sumatera Utara
8
kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit
pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK
yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP
No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara
Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan
dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya,
dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan
keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang,
akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan
UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undangundang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan
pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan
tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih
berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.
Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan
kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan
perlindungan 4 program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan
8
Universitas Sumatera Utara
9
Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya
terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011.
Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal
1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT
Jamsostek
(Persero)
yang
bertransformsi
menjadi
BPJS
(Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK,
JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.
Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS
Ketenagakerjaan pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan
sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat
dinikmati oleh pekerja dan keluarganya.
Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program
BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan
pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan
pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia oke.
1. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi BPJS Ketenagakerjaan
Visi BPJS Ketenagakerjaan adalah Menjadi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kebanggaan Bangsa, yang Amanah, Bertatakelola Baik
serta Unggul dalam Operasional dan Pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
10
b. Misi BPJS Ketenagakerjaan
Melalui
Program
Jaminan
Sosial
Ketenagakerjaan,
BPJS
Ketenagakerjaan berkomitmen Untuk:
1.
Melindungi dan Menyejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya.
2.
Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja.
3.
Mendukung
pembangunan
dan
kemandirian
perekonomian
nasional.
2. Fungsi BPJS Ketenagakerjaan
BPJS
Ketenagakerjaan
sebagaimana
berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan
kematian, program jaminan pensiun, dan jaminan hari tua.
3. Logo BPJS Ketenagakerjaan
Sumber : Website BPJS
Ketenagakerjaan(www.bpjsketenagakerjaan.go.id)
Gambar 2.1
Logo BPJS Ketenagakerjaan
Universitas Sumatera Utara
11
B. Struktur Organisasi
Pelaksanaan kegiatan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah
Sumbagut dapat berjalan dengan baik apabila ditetapkan fungsi manajemen
dengan tepat yang salah satunya terdiri pengorganisasian.
Menurut S.P. Siagian, (1980:113) : “Organisasi adalah setiap
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah
ditentukan dalam ikatan dimana terdapat seseorang atau beberapa orang yang
disebut atasan dan seseorang atau beberapa orang yang disebut bawahan.”
Adanya struktur organisasi yang merupakan acuan atau pedoman dalam
pengelolaan suatu organisasi dalam rangka melaksanakan fungsi bagian tugas
maupun tanggung jawab masing-masing bagian dalam organisasi. Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas pemisahan
kegiatan dari pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan
juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan fungsi dibatasi.Di dalam
struktur organisasi yang baik harus dapat menjelaskan hubungan antara
wewenang siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa, jadi terdapat
suatu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan.
Berikut adalah struktur organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Wilayah Sumbagut dapat dilihat pada skema berikut:
Universitas Sumatera Utara
12
Ka. Kantor Wilayah
sekretaris
Ka.
Pemasar
an
Ka.
pelayan
an
Ka.
Umum
& SDM
Ka.
Keuangan
& TI
Penata
pemasar
an
peserta
pnrm
upah
Mnj.
khusus
kecela
kaan
kerja
Penata
madya
umum
Penata
madya
keuanga
n
Penata
manaje
men
accunt
Penata
utama
progra
m JHT
&JP
Penata
madya
pengel
olaan
pesert
a
Penata
madya
umum
Penata
madya
pelaya
nan
Ka. Mnj
mutu &
risiko
Petugas
pemeriksa
wilayah
Penata
umum
mjn.
Mutu &
risiko
Penata
madya
TI
Penata
madya
SDM
Penata
madya
arsip
Sumber : Data dari BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut
Gambar 2.2
Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut
Universitas Sumatera Utara
13
Keterangan Gambar :
BPJS Ketenagakerjaan memiliki seorang Kepala Kantor Wilayah
dan Sekretaris Kepala Kantor Wilayah. Memiliki divisi yang terbagi atas 5 yaitu:
Divisi Pelayanan, Divisi Pemasaran, Divisi Umum dan SDM, Divisi Keuangan
dan TI, serta Divisi Manajemen Mutu dan Risiko. Divisi Pemasaran terdiri atas
Penata pemasaran peserta penerima upah, Penata manajemen account, Penata
madya pengelolaan kesejatraan peserta. Divisi Pelayanan terdiri atas Manajer
khusus kecelakaan kerja, Penata utama program JHT dan JP, penata madya
manajemen pelayanan, Divisi Umum dan SDM terdiri atas penata madya umum,
penata madya SDM, Divisi Keuangan dan TI terdiri atas penata madya keuangan
dan penata madya TI, Divisi Manajemen Mutu dan Risiko terdiri atas penata
utama manajeman mutu dan risiko, penata madya manajemen mutu dan risiko.
Serta yang membantu Kepala Kantor Wilayah yaitu Petugas Pemeriksa Wilayah.
C. Job DescriptionBPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut
a. Kepala Kantor Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
1. Memberikan persetujuan penempatan investasi dana di area
kerjanya, sesuai batasan kewenangannya.
2. Merekomendasikan
pembentukan
Kantor
Cabang
baru
di
wilayahnya.
3. Merekomendasikan program KP yang sesuai dengan kondisi
wilayah.
4. memberi persetujuan atas usulan mutasi dan promosi karyawan di
jajaran wilayah kerjanya untuk diajukan ke kantor pusat.
Universitas Sumatera Utara
14
5. Memberi persetujuan atas usulan pemberian sanksi administratif
berupa surat teguran, denda dan rekomendasi penghentian
pelayanan publik di jajaran wilayah kerjanya sesuai dengan batas
kewenangannya.
6. Memberikan persetujuaan pengadaan barang dan jasa untuk jajaran
wilayah kerjanya sesuai dengan batas kewewenangannya.
7. Memberikan persetujuaan peremajaan sarana infrastruktur teknologi
informasi.
8. Memberikan persetujuaan pencarian anggaran rutin.
9. Menjadi perwakilan badan di wilayah.
b. Kepala Pemasaran Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Membangun hubungan kemitraan dengan lembaga lain.
2. Menetapkan usulan bantuan KP yang di berikan.
3. Memberi persetujuan atas usulan mutasi dan promosi (account
officer)
4. Menentukan program/strategi yang terkait dengan pemasaran
wilayah yang sesuai dengan kondisi wilayah/cabang berdasarkan
strategi/program dari kantor pusat.
5. Merekomendasikan/menentukan
langkah
penyelesaian
masalah
untuk persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh cabang.
Universitas Sumatera Utara
15
c. Kepala Pelayanan Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Menyesesaikan klaim bermasalah kantor cabang/kantor cabang
perintis
2. Merekomendasikan
usulan
penyempurnaan
program,
standart
pengelolaan dana.
3. Memutuskan mitra kerja sama.
4. Merekomendasikan hasil penilaian kualitas kinerja pelayanan
5. Memberikan
pembinaan
dan
mengevaluasi
kinerja
petugas
pelayanan
6. Mampu mengendalikan biaya pelayanan.
7. Mampu menyelesaikan klaim sesuai dengan ketentuan.
d. Kepala Umum dan SDM Wilayah mempunyai tugas dan tanggung
jawab
1. Menetapkan penerimaan karyawan baru
2. Menetapkan
pembelian
barang
dan
jasa
sesuai
dengan
kewenangannya.
3. Merekomendasikan vendor dengan reputasi yang baik.
4. Menetapkan kegiatan pelatihan dan pembinaan karyawan dalam
batas wewenangnya.
5. Memberikan teguran sehubungan dengan kinerja karyawan.
6. Mewakii badan dalam penanganan masalah hubungan industrial.
Universitas Sumatera Utara
16
e. Kepala Keuangan dan TI Wilayah mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
1. Mengevaluasi dan mengusulkan peremajaan sarana infrastruktur
teknologi informasi di kantor wilayah dan kantor cabang.
2. Melakukan
otoritas
pengeluaran
kas
sesuai
dengan
batas
kewenangan.
f. Kepala Manajemen Mutu dan Risiko Wilayah mempunyai tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Merekomendasikan hasil kajian atas penerapan manajemen mutu.
2. Merekomendasikan hasil evaluasi pengelolaan risiko.
3. Memberikan opini hukum.
4. Melaksanakan audit sistem manajemen mutu.
D. Jaringan Usaha
BPJS
Ketenagakerjaan
merupakan
program
publik
yang
memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial
ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asurasi
sosial. Adapun jasingan usaha atau bisnis yang dimiliki oleh BPJS
Kerenagakerjaan disebut dengan program yaitu:
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
2. Jaminan Hari Tua
3. Jaminan Kematiaan
4. Jaminan Pensiun
Universitas Sumatera Utara
17
E. Kinerja Usaha Terkini
Hasil pengukuran kinerja digunakan sebagai bahan dan analisis
kinerja
organisasi
dengan
cara
menindentifikasi
permasalahan
yang
menghambat peningkatan kinerja, memberikan solusi pemecahan masalah dan
bahan
penyempurnaan
pilihan-pilihan
dan
kebijakan strategis
tahun
berikutnya.
Laporan hasil kinerja terkini BPJS Ketenagakerjaan yaitu:
Tabel 2.1
Kinerja Usaha Terkini BPJS Ketenagakerjaan tahun 2015
No
Kepesertaan yang aktif
1
Perusahaan
2
Orang
Total iuran
Jumlah
296.791
19.275.061
Rp.36.191.000.000
Sumber :BPJS Ketenagakerjaan
F. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan BPJS ketenagakerjaan yaitu :
1. Sosialisasi
2. Kunjungan perusahaan
3. Membangun hubungan kolaborasi dengan pemerintahan daerah, badan dan
lain-lain yaitu :
a. Dinas yang membidangi ketenagakerjaan
b. Kejaksaan
c. Direktorat pekerja / direktorat buruh
d. Asosiasi pengusaha indonesia (APINDO)
Universitas Sumatera Utara