Hubungan Rasio Neutrofil : Limfosit dengan Diagnosa Apendisitis Akut di RSUPH. Adam Malik pada Tahun 2014

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Apendisitis akut merupakan salah satu keadaan akut abdomen yang sering

kita jumpai hampir di seluruh rumah sakit Indonesia, selain tukak lambung, usus
tifus, pankreatitis akut, kolestitis akut. Salah satunya yaitu di RSUP Haji Adam
Malik , dengan angka kejadian 101 orang pada tahun 2014.
Kejadian seumur hidup dari penyakit ini adalah sekitar 7%, dengan tingkat
perforasi 17-20%. Resiko kematian kurang dari 1% pada populasi umum, namun
jumlah ini bisa naik ke 50% di antara populasi lansia. Entitas ini memiliki
beberapa tanda dan gejala yang terkenal, seperti peningkatan jumlah leukosit dan
nyeri kuadran kanan bawah. Namun, prediksi ini tidak konstan dan akurasinya
dipertanyakan.
Diagnosis dini dari Apendisitis Akut tidak selalu mudah. Keputusan untuk
mengobservasi atau untuk melakukan operasi untuk mencegah perforasi dan

peritonitis menyebabkan dilema pada ahli bedah. Operasi dini barangkali
mengakibatkan pengangkatan apendiks normal dengan resiko kematian yang
rendah. Apendisitis akut merupakan kejadian yang cukup sering di unit
emergensi. Terutama di daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas imaging.
Selanjutnya, tersedianya ultrasonograhy atau computed topography belum tentu
membantu dalam mendiagnosa Apendisitis Akut. Karena itu, ahli bedah tetap
membutuhkan test yang akurat dan mudah untuk mendapatkan diagonosisnya
(Kahramanca et al, 2014).
Apendisitis akut adalah keadaan akut abdomen yang memerlukan
pembedahan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk. Jika telah
terjadi perforasi, maka komplikasi dapat terjadi seperti peritonitis umum,
terjadinya abses, dan komplikasi paska operasi seperti fistula dan infeksi luka
operasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan penanganan apendisitis
akut yang berakibat timbulnya komplikasi dapat berasal dari pasien dan tenaga

Universitas Sumatera Utara

2

medis. Faktor pasien meliputi pengetahuan dan biaya. Faktor tenaga medis

meliputi kesalahan diagnosis, terlambat merujuk ke rumah sakit dan menunda
tindakan bedah (Ellis, 1998).
Jumlah leukosit darah merupakan satu pemeriksaan yang tersedia rata-rata
di semua rumah sakit dan biaanya lebih murah dan cepat. (Thomas.C & et al,
1992)
Pemeriksaan laboratorium dasar dapat digunakan sebagai alat bantu
diagnosis apendisitis akut. Nilai leukosit terutama neutrofil dan limfosit adalah
petanda yang sensitif pada proses inflamasi. Pemeriksaan ini sangat mudah, cepat,
dan murah untuk rumah sakit di daerah (Yang etal, 2006).
Tingkat akurasi diagnosis apendisitis akut dengan parameter laboratorium
pada beberapa penelitian berkisar 76%-92%. Akurasi ini apabila dikombinasi
dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik, maka dapat menjadi alat
bantu diagnosis yang saling mendukung untuk menekan keterlambatan diagnosis.
Keterlambatan diagnosis dapat meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas.
Ada sekitar 11,2%-30% keterlambatan diagnosis ini berakibat perforasi intestinal,
infeksi luka operasi meningkat 17,5% dan abses intraabdominal 15,5%. Keadaan
ini menambah komplikasi paska operasi, seperti adhesi, konsekuensi beban sosialekonomi, kehilangan jumlah hari kerja, dan produktivitas. Angka mortalitas
apendisitis akut simpel kurang dari 1% (0,12%-0,27%) dan akan meningkat
menjadi 2,4% bila terjadi perforasi. Angka mortalitas juga akan meningkat pada
usia tua (Chung dan Lai, 2002).

Pemeriksaan penunjang hitung leukosit terutama neutrofil umumnya
meningkat pada apendisitis akut. Nilai leukosit 11.000- 14.000/mm3 umumnya
terjadi pada apendisitis simpel, dan leukosit lebih dari 18.000/mm3 menunjukkan
adanya perforasi/komplikasi. Adanya peningkatan hitung leukosit di darah perifer
atau dalam cairan tubuh merupakan bukti infeksi. Neutrofil dan limfosit
mempunyai angka normal 50%-70% dan 20%-40%, dengan perbandingan
neutrofil dan limfosit yaitu 2:1. Hitung differensial leukosit yang memperlihatkan
pergeseran ke kiri

(yaitu peningkatan berlebihan persentase neutrofil)

mengisyaratkan infeksi akut. Sedangkan peningkatan hitung leukosit yang tidak

Universitas Sumatera Utara

3

memperlihatkan pergeseran ke kiri mengisyaratkan infeksi kronis (Sacher, 2004).
Fenomena perbandingan neutrofil dengan limfosit yang dihubungkan dengan
kejadian apendisitis akut simpel atau apendisitis akut komplikata menjadi dasar

penelitian ini dilakukan.
Oleh karena masih sedikitnya kepustakaan yang menjelaskan dan
membahas tentang hal ini, maka peneliti mencoba untuk melihat perbandingan
angka leukosit terutama neutrofil dengan limfosit sebagai indikator pada penderita
apendisitis akut yang dilakukan tindakan operasi apendektomi segera di RSUP
Haji Adam Malik

1.2

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah,

maka dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah besarnya perbandingan angka
neutrofil dengan angka limfosit dapat membantu menentukan diagnosa pasien
apendisitis akut di RSUP Haji Adam Malik

1.3

TUJUAN PENELITIAN


1.3.1

Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah perbandingan angka

neutrofil dengan angka limfosit berhubungan diagnosa apendisitis akut di RSUP
H Adam Malik

1.3.2
1.

Tujuan khusus
Mengetahui besarnya perbandingan angka neutrofil dengan angka
limfosit pada pasien apendisitis akut.

2.

Mengetahui gambaran apendiks pada pasien apendisitis akut post
apendektomi.


1.4

MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam

Universitas Sumatera Utara

4

penerapan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan.
2. Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa
untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
penelitian yang telah dilakukan penulis.
3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dan tenaga kesehatan, penelitian ini
bermanfaat sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan promosi
kesehatan, evaluasi program, dan upaya peningkatan pelayanan kesehatan
4. Bagi masyarakat khususnya masyarakat kota Medan, penelitian ini
bermanfaat dalam menyediakan berbagai informasi tentang penyakit
apendisitis mulai dari defenisi, faktor penyebab dan tindakan yang

dilakukan.

Universitas Sumatera Utara