Pengaruh Penyusunan Anggaran dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Pengertian Anggaran
Menurut Yuwono (2005:

27) mendefinisikan anggaran adalah “suatu

rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya
dalam satuan uang (perencanaan keuangan) untuk menunjukkan perolehan dan
penggunaan sumber-sumber suatu organisasi”.
Menurut Mahsun (2006:

145) menyebutkan, “anggaran adalah

perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya mencakup jangka
waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter, dan anggaran ini
merupakan perencaan jangka pendek organisasi yang menerjemahkan berbagai
program ke dalam rencana keuangan tahunan yang lebih kongkret”.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 73), “anggaran adalah alat
penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam

organisasi. Suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan
menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu”.
Anggaran juga dapat didefenisikan sebagai suatu rencana tindakan (plan
of action) yang dinyatakan secara kuantitatif mengenai apa yang ingin dicapai
oleh sebuah organisasi perusahaan pada masa yang akan datang yang
berhubungan dengan pendapatan, arus-kas, posisi keuangan dan rencana-rencana
lainnya yang relevan dengan hal-hal tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anggaran suatu alat yang
sangat penting dalam sebuah perencanaan, pengendalian serta penilaian kinerja
manajemen yang dinyatakan dalam suatu ukuran tertentu untuk mencapai tujuan
organisasi dalam waktu yang relatif singkat.
2.1.1.1. Karakteristik Anggaran
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:

73), anggaran memiliki

karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

a. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin
didukung dengan jumlah nonmoneter.
b. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun.
c. Merupakan komitmen manajemen; manajer setuju untuk menerima
tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.
d. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi
wewenangnya dari pembuat anggaran.
e. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi
tertentu.
2.1.1.2. Fungsi Anggaran
Banyak ahli mengemukakan mengenai fungsi dari anggaran. Secara umum
anggaran merupakan rencana jangka pendek atau panjang yang disusun oleh
perusahaan. Menurut Supriyono (2000) banyak perusahaan menerapkan sistem
anggaran dalam kegiatan operasionalnya karena anggaran memiliki beberapa
fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan jangka pendek dan kesanggupan
manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan program, atau bagian
dari program dalam jangka pendek umumnya satu tahun.
2. Fungsi Koordinasi

Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan
berbagai unit atau segmen yang ada dalam organisasi agar dapat bekerja
secara selaras kearah pencapaian tujuan.

Universitas Sumatera Utara

3. Fungsi Komunikasi
Dalam penyusunan anggaran, berbagai unit dan tingkatan organisasi
berkomunikasi dan berperan dalam proses anggaran. Selanjutnya setiap orang
yang bertanggung jawab terhadap anggaran harus dinilai mengenai prestasinya
melalui laporan pengendalian produk.
4. Fungsi Motivasi
Anggaran berfungsi sebagai alat memotivasi para pelaksana di dalam
melaksanakan tugas-tugas atau mencapai tujuan.
5. Fungsi Pengendalian
Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, karena anggaran yang
telah disetujui merupakan komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan
serta dalam penyusunan anggaran tersebut.
6. Fungsi Pendidikan
Anggaran berfungsi juga sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai

bagaimana bekerja secara terperinci pada pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya
dan
sekaligus
menghubungkan
dengan
pusat
pertanggungjawaban lain didalam organisasi yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Anthony dan Govindarajan (2006) anggaran operasi
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Untuk menyesuaikan rencana strategis
2. Untuk membantu mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian
organisasi.
3. Untuk menugaskan tanggung jawab kepada manajer, untuk mengotorisasi
jumlah yang berwenang yang mereka gunakan, dan untuk menginformasikan
kepada mereka mengenai kinerja yang diharapkan dari mereka.
4. Untuk memperoleh komitmen yang merupaan dasar untuk mengevaluasi
kinerja aktual manajer.
2.1.2. Motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak
atau menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya
yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai
upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil
suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang

Universitas Sumatera Utara

untuk berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan
didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Berbagai hal yang terkandung dalam definisi motivasi menurut Siagian
(1995:142) memiliki tiga komponen utama, yaitu :
1. Kebutuhan.
Kebutuhan timbul dalam diri seseorang apabila orang tersebut merasa
ada kekurangan dari dalam dirinya. Menurut pengertian homeostatik,
kebutuhan timbul atau diciptakan apabila dirasakan adanya
ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki, baik dalam arti fisiologis
maupun psikologis.
2. Dorongan
Usaha untuk mengatasi ketidakseimbangan biasanya menimbulkan

dorongan. Hal tersebut merupakan usaha pemenuhan kekurangan
secara terarah yang berorientasi pada tindakan tertentu yang secara
sadar dilakukan oleh seseorang yang dapat bersumber dari dalam
maupun dari luar diri orang tersebut.
3. Tujuan
Tujuan, adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan
mengurangi dorongan. Mencapai tujuan, berarti mengembalikan
keseimbangan dalam diri seseorang, baik bersifat fisiologis maupun
bersifat psikologis. Tercapainya tujuan akan mengurangi atau bahkan
menghilangkan dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu.
2.1.2.1 Faktor-faktor Motivasi Kerja
Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri manusia dan
faktor dari luar diri manusia. Faktor dalam diri manusia berupa sikap, pendidikan,
kepribadian, pengetahuan, dan cita-cita. Sedangkan faktor luar dari diri manusia
berupa gaya kepemimpinan atasan, dorongan dan perkembangan situasi
(Wursanto, 2000:131).
Hellriegel

dan


Slocum

sebagaimana

dikutip

Sujak

(1990:249)

mengklasifikasikan tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi meliputi (1)
perbedaan karakteristik individu, (2) perbedaan karakteristik pekerjaan, dan (3)
perbedaan karakteristik lingkungan kerja atau organisasi. Karakteristik individu

Universitas Sumatera Utara

yang berbeda jenis kebutuhan, sikap dan minat menimbulkan motivasi yang
bervariasi, misalnya pegawai yang mempunyai motivasi untuk mendapatkan uang
sebanyak-banyaknya akan bekerja keras dengan resiko tinggi dibanding dengan
pegawai yang mempunyai motivasi keselamatan, dan akan berbeda pada pegawai

yang bermotivasi untuk memperoleh prestasi. Setiap pekerjaan yang berbeda
membutuhkan persyaratan keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas,
otonomi dan tipe-tipe penilaian yang berbeda pula. Perbedaan karakteristik yang
melekat pada pekerjaan itu membutuhkan pengorganisasian dan penempatan
orang secara tepat sesuai dengan kesiapan masing-masing pegawai.

2.1.2.2. Jenis Motivasi
Atas dasar asal dorongan, motivasi dapat dibedakan menjadi dua (Ismail
dan Prawironegoro, 2009 : 41) yaitu :
1) Intrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa
faktor-faktor yang berasal dari dalam dirinya. Faktor-faktor
intrinsik dalam diri seseorang itu adalah nilai-nilai hidup yang
dihayati dengan sepenuh jiwa. Misalnya hidup untuk bekerja,
bekerja adalah dalam rangka ibadah, atau bekerja adalah jati diri,
sikap hidup pantang menyerah dan lain sebagainya.
2) Extrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa
faktor-faktor dari luar diri. Faktor pendorong yang berasal dari luar
diri manusia misalnya harapan akan karir, gaji, bonus dan
penghargaan masyarakat.
Tingkatan motivasi kerja seseorang akan berbeda satu dengan lainnya

tergantung seberapa tinggi faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal dapat
mempengaruhi perilakunya. Namun peningkatan motivasi dapat dilakukan dengan
pelatihan-pelatihan motivasi dalam rangka penyegaran dan penyadaran kembali
arti penting untuk apa seseorang bekerja. Karyawan dengan motivasi tinggi akan

Universitas Sumatera Utara

lebih mudah diajak bersama-sama mencapai tujuan perusahaan. Maka menjadi
kewajiban manajemen untuk menjaga motivasi berprestasi karyawan dan para
manajer.

2.1.3. Pengaruh Partispasi Anggaran dan Motivasi Terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
Menurut Freeman (2003) dalam Nordiawan (2006: 48) mengungkapkan
bahwa anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor
publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhankebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocating resources to unlimited
demands).
Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi
kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran
finansial.


Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor publik, terutama

pemerintah, merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan
politis yang cukup signifikan.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:

87) bahwa partisipasi

anggaran (yaitu, proses dimana pembuat anggaran terlibat dan mempunyai
pengaruh dalam penentuan besar anggaran) mempunyai dampak yang positif
terhadapa motivasi manajerial karena dua alasan :
1. Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika
anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer, dibandingkan
bila dipaksakan secara eksternal.

Universitas Sumatera Utara

2. Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang
efektif.


Penyusunan anggaran partisipatif adalah sangat menguntungkan untuk pusat
tanggung jawab yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis dan tidak pasti
karena manajer yang bertanggung jawab atas pusat tanggung jawab semacam itu
kemungkinan besar memiliki informasi terbaik mengenai variabel yang
memengaruhi pendapatan dan beban mereka.

Menurut penelitian Sinambela

(2003), “partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif signifikan
terhadap kinerja pegawai perguruan tinggi swasta di Kota Medan”. Dan hasil
penelitian dari Bambang dan Osmad (2007) yang menyatakan bahwa “terdapat
pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
aparat pemerintah daerah”. Dari kedua penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa
partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap kinerja pegawai peguruan
tinggi swasta dan kinerja aparat pemerintah daerah.
Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang
menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya
yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu
tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk
berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan
didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut teori situasi kerja Stoner dan Freeman (1994), situasi kerja yang
dapat mempengaruhi motivasi kerja, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1) Kebijakan perusahaan, seperti skala upah dan tunjangan pegawai (cuff,
pensiun dan tunjangan-tunjangan), umumnya mempunyai dampak kecil
terhadap prestasi individu. Namun kebijaksanaan ini benar-benar
mempengaruhi keinginan karyawan untuk tetap bergabung dengan atau
meninggalkan organisasi yang bersangkutan dan kemampuan organisasi
menarik karyawan baru.
2) Sistem balas jasa atau sistem imbalan, kenaikan gaji, bonus, dan promosi
dapat menjadi motivator yang kuat bagi prestasi seseorang jika dikelola
secara efektif. Upah harus dikaitkan dengan peningkatan prestasi sehingga
jelas mengapa upah tersebut diberikan, dan upah harus dilihat sebagai
sesuatu yang adil oleh orang-orang lain dalam kelompok kerja, sehingga
mereka tidak akan merasa dengki dan membalas dendam.
3) Kultur organisasi, meliputi norma, nilai, dan keyakinan bersama
anggotanya meningkatkan atau menurunkan prestasi individu. Kultur yang
membantu pengembangan rasa hormat kepada karyawan, yang melibatkan
mereka dalam proses pengambilan keputusan dan yang memberi mereka
otonomi dalam merencakan dan melaksanakan tugas mendorong prestasi
yang lebih baik dari pada kultur yang dingin, acuh tak acuh, dan sangat
ketat.

2.1.4. Kinerja Pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera
Utara
Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara merupakan
unsur pelaksana Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Sumatera
Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai tugas
pokok merumuskan kebijakan operasional di bidang Kesejahteraan Sosial dan
melaksanakan sebagian kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada
Gubernur serta Tugas Pembantuan. Kantor Dinas Kesejahteraan dan Sosial
Provinsi Sumatera Utara beralamat di Jalan Sampul No. 138 Medan.
Pada mulanya, sebelum terbitnya PP Nomor : 5 Tahun 1958 tanggal 28
Januari 1958 (Tentang penyerahan di Lapangan Bimbingan dan Perbaikan Sosial),
Instansi Sosial yang ada di daerah Sumatera Utara adalah Inspeksi Sosial

Universitas Sumatera Utara

Republik Indonesia (ISORI). Penyerahan secara nyata tugas di Lapangan
Bimbingan dan Perbaikan Sosial dilakukan pada tanggal 28 Juli 1958 berdasarkan
instruksi bersama Menteri Sosial dan Dewan Pemerintahan Daerah Sumatera
Utara Nomor : k 2-17-4 tanggal 14 Mei 1958.
Selaras dengan PP Nomor : 5 Tahun 1958. Kepala Daerah diserahkan
(dengan status diperbantukan) semua Pegawai Negeri, Tanah, Bangunan dan
Inventaris lainnya dalam lingkup kerja/dikuasai oleh jawatan bimbingan dan
perbaikan sosial (ISORI). Provinsi Sumatera Utara menjadi Unsur Pelaksana
Pemerintah Daerah.
Perlu dikemukakan bahwa bidang tugas Departemen Sosial pada saat terbit
PP. No. 5 tahun 1958 adalah sebagai berikut:
- Research
- Rehabilitasi Penyandang Cacat
- Urusan Korban Perang
- Urusan Perumahan
- Urusan Transmigrasi
- Urusan Bimbingan dan Perbaikan Sosial

Dengan diterbitkannya PP Nomor : 5 Tahun 1958, urusan yang diserahkan
adalah meliputi urusan bimbingan dan perbaikan sosial. Penyerahan tugas tersebut
diserahkan berdasarkan “Azas Desentralisasi atau Azas Tugas Pembantuan”.
Tugas yang diserahkan atas azas desentralisasi yang menjadi wewenang
dan tanggungjawab daerah sepenuhnya (tugas otonom) adalah:
a. Penyelenggaraan pusat-pusat penampungan bagi anak-anak terlantar (untuk
observasi dan seleksi).
b. Penyelenggaraan panti asuhan bagi bayi terlantar.
c. Penyelenggaraan panti asuhan tingkat pertama bagi anak yatim piatu dan anak
terlantar.

Universitas Sumatera Utara

d. Penyelenggaraan panti asuhan tingkat lanjutan bagi anak yatim piatu yang
terlantar.
e. Penyelenggaraan pusat penampungan bagi orang dewasa terlantar dan
gelandangan (untuk observasi dan seleksi).
f. Penyelenggaraan panti karya tingkat pertama.
g. Penyelenggaraan panti karya tingkat lanjutan.
h. Penyelenggaraan rumah perawatan bagi orang jompo.
i. Memberi bantuan kepada korban bencana alam.
j. Penyelenggaraan usaha sosial ke arah pemberantasan kemiskinan.
k. Pengawasan/bimbingan serta pemberian bantuan/subsidi kepada organisasi
masyarakat yang menyelenggarakan usaha tersebut di atas.
Tugas yang diserahkan atas Azas Bantuan dalam bidang bimbingan dan
perbaikan sosial tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan penyuluhan sosial.
b. Penyelenggaraan bimbingan sosial tahap pemberian pengertian, kesadaran dan
tuntutan teknis pengembangan swadaya masyarakat.
c. Penyelenggaraan pendidikan tenaga sosial, rehabilitasi berkas hukuman.
d. Pengawasan/bimbingan

kepada

organisasi-organisasi

masyarakat

yang

menyelenggarakan usaha tersebut di atas.
e. Penghimpunan bahan untuk dokumentasi dan statistik sosial.

Dalam Pelaksanaan Tugas Bimbingan Sosial, selaras keputusan Menteri
Dalam Negeri No.363/1977 tentang susunan organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

2.1.4.1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang
dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan /
keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah
untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan
ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam
instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja
sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan instansi tersebut dapat dicapai.
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal,
melalui saluran tunggal.
2.1.4.2. Job Description
Berikut ini adalah Job Description dari setiap Bidang pada Dinas
Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara:
2.1.4.2.1.Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial
Mempunyai uraian tugas :
a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan disiplin,
pegawai dilingkungan Dinas ;
b. Menyelenggarakan pembinaan, sinkronisasi dan pengendalian pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Dinas ;
c. Menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan Dinas,
sesuai ketentuan yang berlaku ;
d. Menyelenggarakan pengkajian dan menetapkan pemberian dukungan
tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang Kesejahteraan
dan Sosial ;

Universitas Sumatera Utara

2.1.4.2.2 Sekretariat
Menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai
pada lingkup Sekretariat ;
b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas lingkup Sekretariat ;
c. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian
administrasi umum Dinas ;
d. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian aset Dinas.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu
yang beragam.
Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
NO
1

Peneliti
J. Sumarno (2005)

Judul
Pengaruh
Komitmen
Organisasi dan Gaya
Kepemimpinan
terhadap
Hubungan
Antara
Partisipasi
Anggaran dan Kinerja
Pegawai (Studi Empiris
Pada Kantor Cabang
Perbankan Indonesia di
Jakarta)

Hasil Penelitian
1. Terdapat
pengaruh dan
hubungan
negative yang
kuat
antara
partisipasi
anggaran dan
kinerja
pegawai,
2. Pengaruh
komitmen
organisasi
terhadap
hubungan
partisipasi
anggaran dan
kinerja pegawai
adalah positif

Universitas Sumatera Utara

2

Elizar
(2003)

3

Bambang

Sinambela Pengaruh
Partisipasi
Dalam
Penyusunan
Anggaran
Terhadap
Kinerja Pegawai (Studi
Empiris Pada Perguruan
Tinggi Swasta di Kota
Medan)

Sardjito Pengaruh
Penyusunan
dan Osmad Muthaher Terhadap
Aparat
(2007)
Daerah:
Organisasi
Komitmen
Sebagai
Moderating
Empiris
Kota dan
Semarang)

Partisipasi
Anggaran
Kinerja
Pemerintah
Budaya
dan
Organisasi
Variabel
(Studi
Pemerintah
Kabupaten

dan signifikan,
3. Pengaruh gaya
kepemimpinan
terhadap
hubungan
antara
partisipasi
anggaran dan
kinerja pegawai
1. Partisipasi
dalam
penyusunan
anggaran telah
diterapkan pada
perguruan
tinggi swasta di
Kota Medan,
2. Partisipasi
penyusunan
anggaran
mempunyai
pengaruh
positif
signifikan
terhadap kinerja
pegawai.
1. Terdapat
pengaruh yang
signifikan
antara
partisipasi
penyusunan
anggaran
terhadap kinerja
aparat
pemerintah
daerah,
2. Terdapat
pengaruh yang
signifikan
antara variabel
budaya
organisasi
dalam
memoderasi
partisipasi

Universitas Sumatera Utara

penyusunan
anggaran
dengan kinerja
pegawai,
3. Terdapat
pengaruh
signifikan
antara variabel
komitmen
organisasi
dalam
memoderasi
partisipasi
penyusunan
anggaran
dengan kinerja
aparat pemda.
4

Essy Refikha (2008)

5

Amira

Pengaruh
Partisipasi
Anggaran
dan
Komitmen Organisasi
Terhadap Kinerja SKPD
Pemerintahan
Kota
Binjai.

Nadia Pengaruh
Partisipasi
Anggaran
dan
Nasution (2012)
Komitmen Organisasi
Terhadap
Kinerja
Manajerial
pada PT. Mabar Feed
Indonesia

1. Tidak terdapat
pengaruh yang
signifikan
antara
partisipasi
anggaran
terhadap kinerja
SKPD
Pemerintah
Daerah
2. Adanya
pengaruh yang
signifikan
antara
komitmen
organisasi
terhadap kinerja
SKPD
pemerintah
daerah.
partisipasi
anggaran
dan
komitmen
organisasi berpengaruh
terhadap
kinerja
manajerial baik secara
parsial
maupun
simultan
dapat
dibuktikan.

Universitas Sumatera Utara

6

Deby Syahfitri (2012)

Pengaruh
Partisipasi
Penyusunan Anggaran
dan
Komitmen
Organisasi
Terhadap
Kinerja
SKPD
Pemerintahan Propinsi
Sumatera Utara

Variabel
Partisipasi
Penyusunan Anggaran
( )
dan
variabel
Komitmen Organisasi
( ) secara simultan
atau secara bersamaan
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
Kinerja
SKPD
Pemerintahan Propinsi
Sumatera Utara.

2.3. Kerangka Konseptual
Tujuan pada penelitian ini agar mengetahui sejauh mana pengaruh
partispasi anggaran, dan motivasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan
dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Robbins (2006) mengungkapkan bahwa ada
tiga tipe sikap yaitu kepuasan kerja, keterlibatan, dan komitmen organisasi.
Komitmen seorang individu pada suatu organisasi akan terlihat dari kinerjanya
dalam hal menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya.

Sehingga kinerja itu

sendiri dapat dipengaruhi oleh penyusunan anggaran dan motivasi. Berdasar
tinjauan teori dan rumusan penelitian, diidentifkasi dua variabel independen yaitu
penyusunan anggaran, dan motivasi, satu variabel dependen yaitu kinerja pegawai
Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini
merupakan suatu kajian yang berangkat dari berbagai konsep teori dan kajian
penelitian yang sebelumnya.

Secara skematis gambaran kerangka pemikiran

dalam penelitian ini dapat digambar seperti gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Partisipasi
Anggaran
H1
H2
H3

Motivasi

Kinerja pegawai Dinas
Kesejahteraan dan
Sosial Provinsi
Sumatera utara

Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani dimana kata “hypo” yang artinya di
bawah, dan “thesis” yang artinya pendirian. Dari keterangan tersebut dapat
disimpulkan bahwa definisi hipotesis secara bahasa adalah suatu pernyataan
ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang sesuai dengan kaidahkaidah penelitian dimana kebenarannya masih belum terbukti atau dikatakan
masih perlu diuji kebenarannya.

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :


H1

: Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas
Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.



H2

: Motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas
Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.



H3

: Partisipasi anggaran dan motivasi secara bersamaan berpanguruh
terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan Dan Sosial
Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara