Hubungan Indeks Masa Tubuh Dengan Kejadian Mioma Uteri di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Pada Tahun 2014
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mioma Uteri merupakan tumor yang paling umum pada wanita. Lesi ini
mengganggu fungsi rahim dan menyebabkan perdarahan uterus berlebihan,
anemia, cacat pada embrio,keguguran yang berulang, persalinan prematur,
obstruksi melahirkan, ketidaknyamanan panggul, dan urinari inkontenensia dan
dapat meniru atau menyamarkan tumor ganas (Bulun SE, 2013). Mioma uteri
merupakan tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot polos rahim lebih
tepatnya berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang berada disekitarnya. Oleh
karena itu dalam kepustakaan dikenal juga dengan istilah fibromioma,leiomyoma
ataupun fibroid (Prawirohardjo, 2012). Gejala mioma uteri antara lain
mencangkup perdarahan menstruasi berlebihan,nyeri panggul dan gangguan
reproduksi (Wise et al., 2007).Sekitar 200.000 histerektomi, 30.000 miomektomi
dan ribuan selektif embolisasi arteri uterus dan high-intensity focused ultrasound
prosedur dilakukan setiap tahun di Amerika Serikat untuk membuang atau
menghilangkan mioma uteri (Bulun SE, 2013). Mioma jarang sekali ditemukan
sebelum usia pubertas, pertumbuhan mioma uteri sangat dipengaruhi oleh hormon
reproduksi dan hanya bermanifestasi selama usia reproduktif (Prawirohardjo,
2012).
Studi epidemiologi yang terutama dilakukan pada ras kulit putih memberikan
hasil yang beragam tentang hubungan antara IMT dan mioma uteri. Penelitian
yang dilakukan oleh lauren dkk pada tahun 2007 dan Faerstein dkk pada tahun
2001 menunjukkan terdapat hubungan antara IMT dengan kejadian mioma uteri
,tetapi penelitian yang dilakukan oleh Haiman CA dkk pada tahun 2002 dan Chen
CR pada tahun 2001 menunjukkan tidak adanya hubungan.
1
2
Indeks massa tubuh (IMT) adalah pengukur absolut dari lemak tubuh (Willett
WC et,al, 1998 dalam Wise LA, 2005) dan bisa mempengaruhi resiko mioma
uteri melalui perubahan pada hormon metabolisme steroid dan ketersediaannya
(Schwatrz et al., 2000).Obesitas dihubungkan dengan pengurangan 2hydroxylation dari estrone ke cathecol estrogendan meningkatkan 16-alphahydroxylation dari estrone ke estriol, sehingga memproduksi estrogen dengan
aktifitas uterotropic yang lebih tinggi.(Schneider et al., 1983).
Angka kejadian mioma uteri di Amerika Serikat sebesar 2-12.8 orang per
1000 wanita tiap tahunnya,sedangkan di Indonesia kasus Mioma uteri ditemukan
sebesar 2,39%-11,7% dari semua penderita ginekologi yang dirawat(Wachidah et
al., 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Katherine A,et al pada tahun 2003
didapatkan data bahwa dengan IMT normal mempunyai resiko terkena mioma
uteri sebesar 36,7 % ,dan pada wanita overweight memiliki resiko terkena mioma
uteri sebesar 52,6%
Prevalensi terjadinya mioma uteri meningkat apabila ditemukan riwayat
keluarga,ras,obesitas dan nuliparia (Fradhan et al., 2008). Penelitian menemukan
adanya hubungan antara obesitas dengan peningkatan kejadian mioma
uteri,dimana wanita yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) diatas normal
berkemungkinan menderita Mioma Uteri. Pada penelitian kasus mioma uteri yang
dilakukan oleh Wise dkk dalam Jurnal National Institute of Health pada tahun
2007 didapatkan data dimana wanita dengan Indeks masa tubuh (IMT) 32.5 terdapat 449 kasus mioma uteri.
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
“Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian mioma uteri di
RSUP H.Adam Malik Medan”
2
3
1.2
Rumusan Masalah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan
antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan terjadinya Mioma Uteri?”
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara indeks masa tubuh dengan kejadian
mioma uteri di RSUP H.Adam Malik.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui prevalensi mioma uteri di RSUP H.Adam malik
2. Mengetahui jenis jenis mioma uteri pada pasien di RSUP H.Adam
malik
3. Mengetahui indeks masa tubuh pada pasien mioma uteri di RSUP
H.Adam malik.
4. Mengetahui hubungan antara Indeks Masa Tubuh dengan kejadian
Mioma Uteri
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian
diharapkan
mampu
memberikan
penjelasan
mengenai
Hubungan IMT dengan kejadian mioma uteri di RSUP H.Adam malik.
Sehingga nantinya penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam
menetukan faktor-faktor pencetus mioma uteri.
3
4
1.4.2
Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi
terhadap masyarakat mengenai hubungan
IMT dengan Mioma Uteri
b.
Bagi penelitian.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk dapat
digunakan dalam penelitian selanjutnya
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mioma Uteri merupakan tumor yang paling umum pada wanita. Lesi ini
mengganggu fungsi rahim dan menyebabkan perdarahan uterus berlebihan,
anemia, cacat pada embrio,keguguran yang berulang, persalinan prematur,
obstruksi melahirkan, ketidaknyamanan panggul, dan urinari inkontenensia dan
dapat meniru atau menyamarkan tumor ganas (Bulun SE, 2013). Mioma uteri
merupakan tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot polos rahim lebih
tepatnya berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang berada disekitarnya. Oleh
karena itu dalam kepustakaan dikenal juga dengan istilah fibromioma,leiomyoma
ataupun fibroid (Prawirohardjo, 2012). Gejala mioma uteri antara lain
mencangkup perdarahan menstruasi berlebihan,nyeri panggul dan gangguan
reproduksi (Wise et al., 2007).Sekitar 200.000 histerektomi, 30.000 miomektomi
dan ribuan selektif embolisasi arteri uterus dan high-intensity focused ultrasound
prosedur dilakukan setiap tahun di Amerika Serikat untuk membuang atau
menghilangkan mioma uteri (Bulun SE, 2013). Mioma jarang sekali ditemukan
sebelum usia pubertas, pertumbuhan mioma uteri sangat dipengaruhi oleh hormon
reproduksi dan hanya bermanifestasi selama usia reproduktif (Prawirohardjo,
2012).
Studi epidemiologi yang terutama dilakukan pada ras kulit putih memberikan
hasil yang beragam tentang hubungan antara IMT dan mioma uteri. Penelitian
yang dilakukan oleh lauren dkk pada tahun 2007 dan Faerstein dkk pada tahun
2001 menunjukkan terdapat hubungan antara IMT dengan kejadian mioma uteri
,tetapi penelitian yang dilakukan oleh Haiman CA dkk pada tahun 2002 dan Chen
CR pada tahun 2001 menunjukkan tidak adanya hubungan.
1
2
Indeks massa tubuh (IMT) adalah pengukur absolut dari lemak tubuh (Willett
WC et,al, 1998 dalam Wise LA, 2005) dan bisa mempengaruhi resiko mioma
uteri melalui perubahan pada hormon metabolisme steroid dan ketersediaannya
(Schwatrz et al., 2000).Obesitas dihubungkan dengan pengurangan 2hydroxylation dari estrone ke cathecol estrogendan meningkatkan 16-alphahydroxylation dari estrone ke estriol, sehingga memproduksi estrogen dengan
aktifitas uterotropic yang lebih tinggi.(Schneider et al., 1983).
Angka kejadian mioma uteri di Amerika Serikat sebesar 2-12.8 orang per
1000 wanita tiap tahunnya,sedangkan di Indonesia kasus Mioma uteri ditemukan
sebesar 2,39%-11,7% dari semua penderita ginekologi yang dirawat(Wachidah et
al., 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Katherine A,et al pada tahun 2003
didapatkan data bahwa dengan IMT normal mempunyai resiko terkena mioma
uteri sebesar 36,7 % ,dan pada wanita overweight memiliki resiko terkena mioma
uteri sebesar 52,6%
Prevalensi terjadinya mioma uteri meningkat apabila ditemukan riwayat
keluarga,ras,obesitas dan nuliparia (Fradhan et al., 2008). Penelitian menemukan
adanya hubungan antara obesitas dengan peningkatan kejadian mioma
uteri,dimana wanita yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) diatas normal
berkemungkinan menderita Mioma Uteri. Pada penelitian kasus mioma uteri yang
dilakukan oleh Wise dkk dalam Jurnal National Institute of Health pada tahun
2007 didapatkan data dimana wanita dengan Indeks masa tubuh (IMT) 32.5 terdapat 449 kasus mioma uteri.
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
“Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian mioma uteri di
RSUP H.Adam Malik Medan”
2
3
1.2
Rumusan Masalah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan
antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan terjadinya Mioma Uteri?”
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara indeks masa tubuh dengan kejadian
mioma uteri di RSUP H.Adam Malik.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui prevalensi mioma uteri di RSUP H.Adam malik
2. Mengetahui jenis jenis mioma uteri pada pasien di RSUP H.Adam
malik
3. Mengetahui indeks masa tubuh pada pasien mioma uteri di RSUP
H.Adam malik.
4. Mengetahui hubungan antara Indeks Masa Tubuh dengan kejadian
Mioma Uteri
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian
diharapkan
mampu
memberikan
penjelasan
mengenai
Hubungan IMT dengan kejadian mioma uteri di RSUP H.Adam malik.
Sehingga nantinya penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam
menetukan faktor-faktor pencetus mioma uteri.
3
4
1.4.2
Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi
terhadap masyarakat mengenai hubungan
IMT dengan Mioma Uteri
b.
Bagi penelitian.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk dapat
digunakan dalam penelitian selanjutnya
4