Prevalensi Osteoartritis Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang di Rawat Jalan di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) di beberapa negara
berkembang, akibat peningkatan kemakmuran, akhir-akhir ini banyak disoroti.
Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kotakota besar, menyebabkan prevalensi penyakit degenerative, seperti penyakit
jantung koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia, diabetes melitus semakin
meningkat (Putra, 2012). Menurut American Diabetes Associatian tahun 2010,
diabetes melitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya.
Diperkirakan prevalensi diabetes pada orang dewasa yang berusia antara
20 tahun sampai 79 tahun diseluruh dunia pada tahun 2012 terdapat sebanyak 382
juta orang , dan diekspektasikan pada tahun 2035 jumlah penderita diabetes
mencapai 592 juta orang (Diabetes UK Care Connect Campaign, 2014). Menurut
National Diabetes Statistic Report 2014 di Amerika Serikat terdapat 29,1 juta
orang Amerika Serikat menderita diabetes melitus jumlah ini setara dengan 9,3%
dari populasi penduduk Amerika Serikat. Di Negara Inggris pada tahun 2012
terdapat 3,83 juta orang penduduk Inggris menderita diabetes jumlah ini setara
dengan 6% dari populasi penduduk di Inggris (Diabetes UK Care Connect
Campaign, 2014).
Berdasarkan
Laporan dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan (RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan terjadi
peningkatan prevalensi pada penderita diabetes melitus yang diperoleh
berdasarkan wawancara yaitu 1,1% pada tahun 2007 menjadi 1,5% pada tahun
2013 sedangkan prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter atau gejala pada
tahun 2013 sebesar 2,1% dengan prevalensi terdiagnosis dokter tertinggi pada
daerah Sulawesi Tengah (3,7%) dan paling rendah pada daerah Jawa Barat
(0,5%).
Universitas Sumatera Utara
Masih dari data RISKESDAS tersebut menyebutkan prevalensi dari
penderita DM cenderung meningkat pada perempuan dibandingkan dengan lakilaki dan terjadi peningkatan prevalensi penyakit DM sesuai dengan pertambahan
umur namun mulai umur ≥ 65 tahun cenderung menurun dan tersebut cenderung
lebih tinggi bagi penderita yang tinggal diperkotaan dibandingkan dengan
dipedesaan.
Komplikasi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi komplikasi akut dan
kronis.
Komplikasi
diabetes
mellitus
akut
dapat
berupa
hipoglikemia
(menurunnya kadar gula darah
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) di beberapa negara
berkembang, akibat peningkatan kemakmuran, akhir-akhir ini banyak disoroti.
Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kotakota besar, menyebabkan prevalensi penyakit degenerative, seperti penyakit
jantung koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia, diabetes melitus semakin
meningkat (Putra, 2012). Menurut American Diabetes Associatian tahun 2010,
diabetes melitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya.
Diperkirakan prevalensi diabetes pada orang dewasa yang berusia antara
20 tahun sampai 79 tahun diseluruh dunia pada tahun 2012 terdapat sebanyak 382
juta orang , dan diekspektasikan pada tahun 2035 jumlah penderita diabetes
mencapai 592 juta orang (Diabetes UK Care Connect Campaign, 2014). Menurut
National Diabetes Statistic Report 2014 di Amerika Serikat terdapat 29,1 juta
orang Amerika Serikat menderita diabetes melitus jumlah ini setara dengan 9,3%
dari populasi penduduk Amerika Serikat. Di Negara Inggris pada tahun 2012
terdapat 3,83 juta orang penduduk Inggris menderita diabetes jumlah ini setara
dengan 6% dari populasi penduduk di Inggris (Diabetes UK Care Connect
Campaign, 2014).
Berdasarkan
Laporan dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan (RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan terjadi
peningkatan prevalensi pada penderita diabetes melitus yang diperoleh
berdasarkan wawancara yaitu 1,1% pada tahun 2007 menjadi 1,5% pada tahun
2013 sedangkan prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter atau gejala pada
tahun 2013 sebesar 2,1% dengan prevalensi terdiagnosis dokter tertinggi pada
daerah Sulawesi Tengah (3,7%) dan paling rendah pada daerah Jawa Barat
(0,5%).
Universitas Sumatera Utara
Masih dari data RISKESDAS tersebut menyebutkan prevalensi dari
penderita DM cenderung meningkat pada perempuan dibandingkan dengan lakilaki dan terjadi peningkatan prevalensi penyakit DM sesuai dengan pertambahan
umur namun mulai umur ≥ 65 tahun cenderung menurun dan tersebut cenderung
lebih tinggi bagi penderita yang tinggal diperkotaan dibandingkan dengan
dipedesaan.
Komplikasi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi komplikasi akut dan
kronis.
Komplikasi
diabetes
mellitus
akut
dapat
berupa
hipoglikemia
(menurunnya kadar gula darah