T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Example NonExample pada Siswa Kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 20162017 T1 BA

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas ini menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart yaitu
berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan
yaitu: Perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), dan
refleksi (reflecting ). Siklus PTK menurut Kemmis dan MC Taggart dapat di lihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3.1
Siklus spiral Kemmis dan Mc Taggart ( 1998 )

(David Hopkins 2007 : 92 )

3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga. Lokasi SMP Negeri 7
Salatiga terletak di Jalan. Setiaki, No 15 Kecamatan Sidomukti, Salatiga, Jawa Tengah.

21


3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Kegiatan dan waktu
pelaksanaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

22

TABEL 3.1
JADWAL PENELITIAN
No

Kegiatan

2016
Agustus
1

1

Observasi


2

Penyusunan

2

3

September
4

1

2 3 4

rencana
pelaksanaan
penelitian
(proposal)
3


Seminar
proposal

4

Penyusunan
instrument
penelitian
(RPP,soal tes,
lembar
observasi)

5

Uji Validitas
&Uji
Reabilitas

6


Pelaksanaan
pembelajaran
siklus 1 dan 2

7.

Pengolahan
data
pembuatan
laporan

23

Oktober
1

2

3


November
4

1

2

3

4

Desember
1

2 3

4

3.2.3 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIIIF sebanyak 27 siswa terdiri
atas 17 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian tindakan kelas ini adalah variabel bebas ( Independent ) dan
Variable terikat ( dependent ).
1) Variabel Bebas
Variabel bebas ( Independent ) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Example
non-Example, adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar-gambar yang

ditempel di papan atau di tayangkan di OHP yang berisi materi untuk menjadi bahan
diskusi setiap kelompok.
2) Variabel Terikat
Variabel Terikat ( dependent ) dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PPKn. Hasil belajar siswa adalah hasil nilai yang dicapai oleh siswa selama
kegiatan proses pembelajaran PPKn dengan model pembelajaran Example non-Example.
3.4 Prosedur dan Rancangan Penelitian
Rencana tindakan ini dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus II, dengan tahapan sebagai
berikut :
3.4.1 Siklus 1
a. Perencanaan (planning)

1. Menelaah KD dan materi pembelajaran yang telah ditetapkan untuk menyusun RPP
PPKn dengan materi Menjelajah Masyarakat Indonesia dengan model pembelajaran
Example non-Example. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa buku

paket PPKn
2. Mempersiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis atau lembar kerja siswa (LKS)
3. Membuat lembar pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.

24

3.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Adapun Langkah-langkah pelaksanaan tindakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut :
1. Kegiatan Pendahuluan
1. menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran
2. memotivasi siswa
3. memberikan apersepsi
2. Kegiatan Inti
1. Guru mengkondisikan kelas, mengawali pembelajaran dengan salam alalu berdoa,

mengabsen siswa dan meminta siswa mempersiapkan buku pelajaran.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai
3. Guru menjelaskan langkah-langkah tentang model pembelajaran Example nonExample

4. Guru membentuk kelompok 4-5 orang dan menampilkan gambar-gambar yang di
tempel di papan atau ditayangkan oleh OHP sesuai materi.
5. Siswa diskusi dan menganalisis gambar tersebut untuk
6. Guru mengeksplor pengetahuan dengan menanggapi setiap hasil diskusi kelompok
dengan mencatat hasil diskusi dari analisis gambar pada kertas.
7. Guru memberikan kesempatan bagi tiap kelompok untuk membacakan hasil
diskusinya.
8. Berdasarkan komentar atau hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai
9. Melaksanakan tugas dalam kelompok dengan menciptakan situasi keberhasilan
dimana keberhasilan kelompoknya
10. Pemberian skor/poin kepada kelompok dan penghargaan kepada kelompok yang
bekerja sama dengan baik.
11. Guru membimbing siswa membuat rangkuman atau kesimpulan dari hasil kegiatan
kelompok
12. Guru bersama siswa melakukan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah

berlangsung.
13. Melakukan pengamatan aktifitas siswa dan dan kinerja guru dilakukan oleh observer
dalam pembelajaraan PPKn dengan menggunakan model pembelajaraan Example
non-Example. Pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru dilaksanakan selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.
25

3. Kegiatan Penutup
1. Guru dan siswa merangkum hasil pembahasan
2. Guru bersama siswa melakukan refleksi
3. Guru memberi evaluasi seperti PR atau tugas lain untuk dikerjakan di rumah.
3.4.3 Observasi ( Pengamatan)
Tahap pengamatan berjalan bersama dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan
dilakukan oleh pengamat atau obsever, Adapun kegiatan observasi dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengamati penerapan RPP yang menerapankan model Example non-Example pada
pembelajaran PKn materi Merajut Masyarakat Indonesia di kelas VIIIF SMP Negeri 7
Salatiga.
2. Mengamati aktivitas guru selama penerapan model pembelajaran Example nonExample pada pembelajaran PPKn di kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga.


3. Mengamati aktivitas siswa selama penerapan model Example non-Example pada
pembelajaran PPKn materi Merajut Masyarakat Indonesia di kelas VIIIF SMP Negeri
7 Salatiga
3.4.4 Refleksi
1. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I .
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan model pembelajaran
Example non-Example. Kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama

dalam mengelola kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok
3. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus I, apakah sudah efektif
atau belum.
4. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada pertemuan I
5. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk pertemuan II
3.4.5 Siklus II
Pada siklus II kegiatan dan alur proses pembelajaran sama seperti siklus I, hanya saja waktu
pelaksanaan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SMP Negeri 7 Salatiga
dengan pokok bahasan yang berbeda. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kekurangan
dan kelebihan dari siklus I

26


3.4.5.1 Perencanaan dan rancangan penelitian siklus II
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 akan diatasi dengan melakukan
pengembangan pada program tindakan siklus II dengan menyusun RPP PPKn dengan model
pembelajaran Example non-Example. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
berupa buku paket PPKn dan mempersiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis atau lembar
kerja siswa (LKS)
3.4.5.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada
siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain
melalui
diskusi kelompok 4-5 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada
kertas, Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Mulai dari
komentar/ hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
3.4.6 Observasi (pengamatan)
Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal
yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Menilai hasil
tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan
3.4.7 Refleksi
1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang
berkumpul
2. Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II
3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus III (bila diperlukan)
3.5 Teknik & Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi dan tes.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif ( hasil belajar
siswa) dan kualitatif ( kegiatan belajar mengajar guru dan siswa ), Data kuantitatif diambil
dari penilaian tes tertulis, data kualitatif diperoleh dari observasi.

27

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Lembar hasil pengumpulan data berupa :

a. Aspek observasi aktivitas guru
Lembar ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung pada siklus I dan siklus II. Aspek aktivitas guru yang diamati dalam penelitian
ini meliput :
1. Persiapan Pembelajaran
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
3. Menyajikan materi pelajaran
4. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar
5. Memberikan evaluasi
6. Memberikan penghargaan
7. Kesimpulan
b. Aspek observasi aktivitas siswa
1. Kesiapan Siswa
2. Perhatian siswa terhadap guru
3. Kemampuan siswa dalam model pembeajaran Example Non-Example
4. Keaktifan dan kerjasama
5. Penghargaan

28

Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No
1.
2.
3.

4.
5.
6.

Aspek

No Item

Persiapan Belajar
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
Menyajikan materi pelajaran dengan mengorganisasikan
siswa kedalam kelompok belajar, materi yang akan
diajarkan menggunakan model pembelajaran Example
non-Example.
Memberikan evaluasi dan kesimpulan
Memberikan penghargaan
Penutup

1,2
3,4,5
6,7,8,9,10,11,12,13,14
15,16,17,18

19,20,21
22,23
24,25

Tabel 3.3
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No
1.
2.
3.
4.
5.

Aspek
Kesiapan siswa mengikuti pelajaran
Perhatian siswa kepada guru
Mengikuti kegiatan belajar menggunakan
pembelajaran Example non-example
Keaktifan dan kerja sama
Penghargaan dan penutup

No Item
1,2,3
4,5,6,7,8,9,10,11,12
model 13,14,15,16,17,
18,19,20,21,22,23
24,25

3.6 Soal Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda yang berjumlah 30
soal dengan materi Merajut Masyarakat Indonesia.
3.7 Uji Instrumen
3.7.1 Uji Validitas
Kata ‘valid’ sering diartikan dengan : tepat, benar, shahih; jadi kata validitas dapat diartikan
sebagai Ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan apabila kata valid itu dikaitkan
dengan fungsi tes sebagai alat pengukur, maka sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut
dengan secara tepat, secara benar, secara shahih, atau secara absah dapat mengukur apa yang
seharusnya di ukur. (Sudjono 2007 : 93) . Validitas juga dapat diartikan suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan
valid artinya instrument tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang hendak

29

diukur ( Arikunto 2010 : 11 ). Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara
mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor
butirnya sendiri ( corrected item to total correlation). Kriteria tingkat validitas menurut Zainal
Arifin (2011 : 257) adalah :
r< 0,20

: Tidak ada validitas

0,20 ≤ r < 0,40

: Validitas Rendah

0,40 ≤ r < 0,60

: Validitas sedang

0,60 ≤ r < 0,80

: Validitas tinggi

0,80 ≤ r < 1,00

: Validitas Sempurna

Dari 30 soal yang di uji validitas siklus 1 terdapat 25 soal yang valid dan 5 soal yang tidak
valid, 5 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 26,27,28,29 dan 30 dan dari 30 soal yang di uji
validitas pada siklus 2 terdapat 27 soal yang valid dan 3 soal yang tidak valid yaitu nomor 1,2
dan 30
3.7.2 Uji Reliabilitas
Realibilitas adalah tingkat atau derajat konsintensi dari suatu instrumen. Reliabilitas tes
berkenan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan
criteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliable jika selalu memberikan hasil
yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang
berbeda. Karlinger (1986) mengemukakan, “reabilitas dapat diukur dari tiga kriteria, yaitu
stability, dependability, dan predictability. Stability menunjukan keajegan suatu tes dalam
mengukur gejala yang sama pada waktu yang berbeda. Dependability menunjukan
kemantapan suatu tes atau seberapa jauh tes dapat diandalkan. Predictability menunjukan
kemampuan kemampuan tes untuk meramalkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya.
Untuk meningkatkan reliabilitas suatu tes, antara lain dapat dilakukan dengan memperbanyak
butir soal ( Zainal Arifin 2009 : 258 ). Selanjutnya menurut Sutrisno Hadi ( Arikunto, 2010 :
173) reliabilitas menunjukan sejauh mana hasil pengukuran relative konsisten jika dikenakan
pada suatu objek. Kriteria untuk menentukan tingkat realibilitas instrument yang digunakan
berdasarkan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery yang didasarkan pada
nilai koefisien alpha Cronbach (α) Zainal Arifin (2011 : 257) sebagai berikut :

30

α ≤ 0,7

: Tidak dapat diterima

0,7 < α ≤ 0,8 : Dapat Diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : Realibilitas bagus
α ˃ 0,9

: Realibilitas Memuaskan

pada uji validitas siklus satu hasilnya .920 setara dengan Reabilitas bagus sedangkan pada uji
validitas siklus 2 hasil reabilitas .974 setara dengan Reabilitas memuaskan.
3.8 Tingkat kesukaran soal
Tingkat kesukaran soal adalah mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat
diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar ( Wayan Nurkancana,
1983 : 134). Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan rumusan sebagai
berikut
P=
B = jumlah peserta didik yang menjawab betul, N = jumlah peserta didik
P = jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah keseluruhan peserta
Didik atau
P = Proporsi peserta didik yang menjawab benar
Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal dapat digunakan tabel tingkat kesukaran
berikut ini :

Rentang Nilai

Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,25

Sukar

0,26 – 0,80

Sedang

0,80-1.00

Mudah
Tabel 3.4

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
( Zainal Arifin 2016 : 230 )

31

Pada uji validitas siklus 1 rentang nilai soal, seluruh soal masuk dalam kategori 0,26 – 0,80
tingkat kesukaran sedang, pada uji validitas siklus 2 rentang nilai soal, seluruh soal masuk
dalam kategori 0,26 – 0,80 tingkat kesukaran sedang.
3.9 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari siklus I dan II dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif
yaitu membandingkan nilai hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II. Data kualitatif
berupa data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pemebelajaran
dengan model pembelajaran Example non-Example di deskripsikan secara kualitatif.
3.10 Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar mencapai KKM (≥75)
lebih dari 90% siswa.

32

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22