STATUTA REVISI 28 DES 2015

MUKADIMAH
Dengan​ ​Nama​ ​Allah​ ​Yang​ ​Maha​ ​Pengasih​ ​Maha​ ​Penyayang.
Bahwa keimanan dan ketakwaan kepada Allah ​Subahanahu wa ta’ala
disertai dengan karsa yang kuat, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, merupakan unsur pokok yang akan menentukan bagi perkembangan dan
kemajuan​ ​suatu​ ​bangsa.
Sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
serta pusat kebudayaan dan kecendikiawanan, Universitas Muhammadiyah
Sukabumi (UMMI) berkewajiban untuk mencerdaskan bangsa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat masyarakat Sukabumi, masyarakat Jawa Barat, bangsa
Indonesia​ ​dan​ ​umat​ ​manusia.
Universitas Muhammadiyah Sukabumi senantiasa bertekad untuk
memelihara
dan
meningkatkan
kemampuannya
dalam
menggali,
mengembangkan, dan mengamalkan Islam dan Kemuhammadiyahan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni menuju universitas terkemuka melalui catur
dharma perguruan tinggi demi terwujudnya masyarakat utama yang adil dan

makmur​ ​yang​ ​diridhai​ ​Allah​ ​Subhanahu​ ​wa​ ​ta’ala.
Oleh karena itu dengan bertawakal kepada Allah ​Subhanahu wa ta’ala
dan disertai dengan cita-cita luhur dan usaha yang sungguh-sungguh Insya Allah
akan terwujud Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang maju dan
berkembang serta menjadi Pusat Islam dan Kemuhammadiyahan, unggul Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Seni, memegang teguh dasar negara Pancasila
yang menjadi landasan idiil dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan
konstitusional. Untuk melaksanakan tekad tersebut di atas, maka disusunlah
Statuta​ ​Universitas​ ​Muhammadiyah​ ​Sukabumi.

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

1

BAB​ ​1
KETENTUAN​ ​UMUM
Pasal​ ​1
Dalam​ ​statuta​ ​ini​ ​yang​ ​dimaksud​ ​dengan​ ​:
(1) Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah ​amar maruf nahi mungkar

dan ​tajdid​, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah​.
Muhammadiyah​ ​Persyarikatan​ ​berbadan​ ​Hukum​ ​berdasarkan​ ​pada​ ​:
a. Besluit Pemerintah Hindia Belanda No. 81 tahun 1914, No. 40 tahun 1920
dan​ ​No.​ ​36​ ​tahun​ ​1921;
b. Surat Dirjen Pembinaan Hukum Departemen Kehakiman RI No.
J.A.5/160/4​ ​tanggal​ ​8​ ​September​ ​1971;
c. Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tanggal 24 Juli 1974
Nomor 23628/MPK/74 bahwa Muhammadiyah sebagai badan hukum
yang​ ​bergerak​ ​dalam​ ​bidang​ ​pendidikan​ ​dan​ ​pengajaran;
d. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor
AHU-88AH-01.07 tahun 2010 tanggal 23 Juni 2010 bahwa
Muhammadiyah sebagai badan hukum yang bergerak dalam bidang
dakwah​ ​dan​ ​sosial​ ​kemasyarakatan,​ ​pendidikan,​ ​dan​ ​kesehatan.
(2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah Pimpinan Persyarikatan
Muhammadiyah​ ​tingkat​ ​pusat​ ​yang​ ​berkedudukan​ ​di​ ​Yogyakarta.
(3) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) adalah Pimpinan Muhammadiyah
tingkat​ ​provinsi.
(4) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) adalah Pimpinan Muhammadiyah
tingkat​ ​kota/kabupaten,​ ​yang​ ​membawahi​ ​cabang​ ​dan​ ​ranting.
(5) Majelis Pendidikan Tinggi (Majelis Dikti) adalah badan wakil Pimpinan Pusat

yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk membina dan
mengkoordinasikan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah di bidang
pendidikan tinggi, serta memberi bahan pertimbangan kepada Pimpinan
Pusat​ ​Muhammadiyah​ ​guna​ ​menentukan​ ​garis​ ​kebijakan.
(6) Badan Pembina Harian UMMI (BPH UMMI) adalah badan yang dibentuk
oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk melaksanakan secara langsung
pembinaan​ ​penyelenggaraan​ ​UMMI.
(7) Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang selanjutnya disebut PTM adalah
amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan tinggi yang dijiwai dan
dilandasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada tataran
ideologi-filosofis maupun praktis-aplikatif serta menjadi salah satu kekuatan
untuk kelangsungan dan kesinambungan Muhammadiyah dalam mencapai
tujuannya​ ​sebagai​ ​gerakan​ ​dakwah​ ​dan​ ​tajdid​ ​yang​ ​melintasi​ ​zaman.
(8) Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik​ ​dan​ ​atau​ ​profesional​ ​dalam​ ​sejumlah​ ​disiplin​ ​ilmu​ ​tertentu.
(9) Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang selanjutnya disebut UMMI,
adalah​ ​PTM​ ​yang​ ​didirikan​ ​pada​ ​tanggal​ ​13​ ​Juni​ ​2003.
(10) Statuta adalah anggaran dasar bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan
catur dharma perguruan tinggi yang dipakai sebagai acuan untuk
merencanakan,mengembangkan program,dan menyelenggarkan kegiatan

fungsional​ ​sesuai​ ​dengan​ ​tujuan​ ​perguruan​ ​tinggi.

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

2

(11) Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister,
program​ ​doktor​ ​dan​ ​program​ ​profesi​ ​serta​ ​program​ ​spesialis.
(12) Pendidikan profesi adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah
program sarjana, yang diarahkan terutama pada kesiapan menerapkan
keahlian​ ​tertentu.
(13) Pendidikan vokasi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk​ ​memiliki​ ​pekerjaan​ ​dengan​ ​keahlian​ ​terapan​ ​tertentu.
(14) Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan kajian, pelajaran, dan cara-penyampaian serta
penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan proses
pembelajaran​ ​di​ ​Universitas​ ​Muhammadiyah​ ​Sukabumi.
(15) Catur dharma UMMI adalah nilai dan kegiatan utama yang diemban oleh

perguruan tinggi yang meliputi bidang pendidikan, penelitian, dan
pengabdian​ ​kepada​ ​masyarakat,​ ​serta​ ​Al​ ​Islam​ ​dan​ ​Kemuhammadiyahan.
(16) Pimpinan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) adalah Rektor yang
berwenang dan bertanggungjawab utama sebagai perangkat pengambil
keputusan​ ​tertinggi.
(17) Senat Akademik adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi tingkat
universitas.
(18) Sivitas akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan
mahasiswa.
(19) Dosen adalah individu yang diangkat dengan tugas utama merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan​ ​penelitian​ ​ilmiah​ ​dan​ ​pengabdian​ ​kepada​ ​masyarakat.
(20) Tenaga penunjang akademik adalah tenaga profesiaonal penting dalam
memperlancar​ ​pelaksanaan​ ​catur​ ​dharma​ ​perguruan​ ​tinggi
(21) Tenaga administratif adalah pegawai yang diangkat dengan tugas utama
pelayanan​ ​di​ ​bidang​ ​administrasi​ ​akademik,​ ​umum,​ ​dan​ ​keuangan.
(22) Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang perguruan tinggi yang terdaftar
dan​ ​menempuh​ ​pendidikan​ ​di​ ​UMMI.
(23) Alumni adalah adalah mahasiswa yang telah dinyatakan lulus di Universitas

Muhammadiyah​ ​Sukabumi.
BAB​ ​II
VISI,​ ​MISI,​ ​TUJUAN
Pasal​ ​2
Visi
Terwujudnya Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang unggul dalam keilmuan
dan​ ​keislaman​ ​pada​ ​tahun​ ​2022.

Misi​ ​UMMI​ ​sebagai​ ​berikut​ ​:

Pasal​ ​3
Misi

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

3

(1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas serta melakukan
kegiatan pembelajaran yang didasari hasil-hasil penelitian ilmiah yang akurat

dan​ ​mutakhir.
(2) Menyelenggarakan dan mengembangkan IPTEKS melalui penelitian yang
berkualitas​ ​serta​ ​mempunyai​ ​nilai​ ​maslahat​ ​bagi​ ​umat​ ​manusia.
(3) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui pengembangan dan
penyebaran IPTEKS dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dan​ ​kemajuan​ ​persyarikatan​ ​Muhammadiyah.
(4) Mengembangkan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan berdasarkan Qur'an
dan​ ​Sunnah.
(5) Meningkatkan kualitas UMMI dalam SDM, sarana dan prasarana serta
kerjasama
Pasal​ ​4
Tujuan
Tujuan​ ​UMMI​ ​adalah​ ​ ​sebagai​ ​berikut​ ​:
(1) Terselenggaranya layanan akademik yang berkualitas serta proses
pembelajaran yang bermutu berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang
akurat​ ​dan​ ​mutakhir.
(2) Berkembangkannya IPTEKS yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah serta
meningkatnya kompetensi akademik dan profesionalisme SDM melalui
kegiatan​ ​penelitian​ ​yang​ ​unggul.
(3) Tersebarluasnya dan terimplementasikannya hasil-hasil penelitian untuk

pengembangan dan pemberdayaan melalui kegiatan pengabdian kepada
masyarakat.
(4) Siapnya UMMI menjadi pusat kajian dan pengembangan Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan​ ​secara​ ​bertahap​ ​dan​ ​sistematik.
(5) Meningkatnya kualitas SDM (Dosen dan tenaga Kependidikan), sarana dan
prasarana​ ​ ​dan​ ​kerjasama
BAB​ ​III
IDENTITAS
Pasal​ ​5
Nama​ ​dan​ ​Tempat​ ​Kedudukan
(1) Nama lembaga pendidikan tinggi ini adalah Universitas Muhammadiyah
Sukabumi​ ​disingkat​ ​UMMI.
(2) Kedudukan UMMI di jalan R. Syamsudin, SH No 50 Sukabumi Provinsi Jawa
Barat.
Pasal​ ​6
Tanggal,​ ​Bulan​ ​dan​ ​Tahun​ ​Didirikan
UMMI berdiri berdasarkan Surat keputusan Mendikbud RI Nomor 081/D/O/2003
tanggal​ ​13​ ​Juni​ ​2003.
Pasal​ ​7
Lambang

(1) Lambang UMMI terdiri dari perisai bersudut lima, dengan bingkai warna
merah dan kuning, di dalamnya bertuliskan Universitas Muhammadiyah
STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

4

(2)
(3)

(4)
(5)
(6)
(7)

Sukabumi dengan warna putih, melingkari lambang Muhammadiyah, daun
teh​ ​berwarna​ ​hijau​ ​dan​ ​bunga​ ​berwarna​ ​putih.
Lambang UMMI simbol pencerahan sebuah citra dan spirit yang tumbuh dari
cipta, cita, rasa, karsa dan karya segenap sivitas akademika UMMI dalam
menghadapi​ ​tantangan​ ​zaman.

Matahari kuning Muhammadiyah merupakan simbol bahwa UMMI membawa
pencerahan baru menuju masa depan pendidikan tinggi Indonesia yang lebih
baik dan menggambarkan daya hidup, vitalitas serta dinamika yang
memancar​ ​dari​ ​dalam​ ​diri​ ​untuk​ ​memberikan​ ​sumber​ ​kehidupan.
Jumlah​ ​cahaya​ ​dua​ ​belas​ ​rumpun​ ​cahaya.
Jumlah daun teh empat lembar, terletak seimbang kiri kanan masing-masing
dua lembar bersusun ke arah bawah, dengan besaran atas dan bawah, satu
berbanding​ ​dua.
Jumlah bunga melati satu buah berwarna putih sebagai lambang kesucian
dan​ ​kewangian​ ​UMMI.
Gambar​ ​lambang​ ​adalah​ ​sebagai​ ​berikut​ ​:

(8) Moto​ ​UMMI​ ​:​ ​Unggul​ ​dalam​ ​keilmuan​ ​dan​ ​keislaman

(1)
(2)
(3)

(4)
(5)

(6)
(7)

Pasal​ ​8
Bendera
Bendera UMMI berbentuk segi empat dengan dasar warna putih yang
ditengahnya​ ​terdapat​ ​lambang​ ​universitas.
Ukuran​ ​lebar​ ​dan​ ​panjang​ ​bendera​ ​universitas,​ ​dua​ ​berbanding​ ​tiga;
Setiap fakultas memiliki bendera dengan warna dan arti tersendiri, yang
dibedakan​ ​oleh​ ​warna​ ​dasar​ ​sebagai​ ​berikut​ ​;
a. fakultas​ ​sains​ ​dan​ ​teknologi​ ​:​ ​warna​ ​merah​ ​maroon;
b. fakultas​ ​pertanian​ ​:​ ​warna​ ​hijau​ ​tua;
c. fakultas​ ​ekonomi​ ​:​ ​warna​ ​kuning;
d. fakultas​ ​ilmu​ ​administrasi​ ​dan​ ​humaniora​ ​:​ ​warna​ ​biru​ ​tua;
e. fakultas​ ​keguruan​ ​dan​ ​ilmu​ ​pendidikan​ ​:​ ​warna​ ​ungu;
f. fakultas​ ​kesehatan​ ​:​ ​warna​ ​hijau​ ​muda;
g. fakultas​ ​hukum​ ​:​ ​warna​ ​merah
Ukuran​ ​lebar​ ​dan​ ​panjang​ ​bendera​ ​fakultas,​ ​dua​ ​berbanding​ ​tiga;
Lambang yang terdapat di tengah bendera fakultas, sama dengan lambang
universitas.​ ​Nama​ ​fakultas​ ​ditulis​ ​di​ ​bawah​ ​lambang.
Makna​ ​warna​ ​bendera​ ​universitas​ ​melambangkan​ ​kesucian
Makna​ ​warna​ ​bendera​ ​fakultas​ ​ ​:
a. fakultas​ ​sains​ ​dan​ ​teknologi​ ​:​ ​kekuatan;
b. fakultas​ ​pertanian​ ​:​ ​kemakmuran
STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 

 

5

c.
d.
e.
f.
g.

fakultas​ ​ekonomi​ ​:​ ​kesejahteraan;
fakultas​ ​ilmu​ ​administrasi​ ​dan​ ​humaniora​ ​:​ ​kreativitas;
fakultas​ ​keguruan​ ​dan​ ​ilmu​ ​pendidikan​ ​:​ ​pengetahuan;
fakultas​ ​kesehatan​ ​:​ ​kepedulian;
fakultas​ ​hukum​ ​:​ ​keberanian

Pasal​ ​9
Hymne​ ​dan​ ​Mars
(1) UMMI memiliki hymne yang berjudul Hymne UMMI, diciptakan oleh Eka
Janwar​ ​Muharam,​ ​SE.
(2) UMMI memiliki mars yang berjudul Mars UMMI, diciptakan oleh Eka Janwar
Muharam,​ ​SE.
(3) Teks​ ​Hymne​ ​dan​ ​Mars​ ​dilampirkan.
Pasal​ ​10
Busana​ ​Akademik
(1) Busana akademik merupakan atribut yang mencirikan identitas dan seragam
almamater​ ​bagi​ ​pimpinan,​ ​guru​ ​besar​ ​dan​ ​wisudawan
(2) Busana​ ​akademik​ ​adalah​ ​toga,​ ​topi​ ​dan​ ​kalung.

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

6

Pasal​ ​11
Pola​ ​Ilmiah​ ​Pokok
(1) Al-Islam dan kemuhammadiyahan menjadi dasar karakter
dalam
penyelenggaran
operasional
pola
ilmiah
pokok di Universitas
Muhammadiyah​ ​Sukabumi.
(2) Penjabaran secara operasional dilaksanakan oleh unsur-unsur pelaksana
akademik.
Pasal​ ​12
Bahasa​ ​Pengantar
(1) Bahasa pengantar yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan
adalah​ ​Bahasa​ ​Indonesia.
(2) Bahasa asing dapat digunakan sejauh yang diperlukan sebagai bahasa
pengantar​ ​dalam​ ​penyampaian​ ​pengetahuan.
(3) Bahasa​ ​daerah,​ ​digunakan​ ​di​ ​Program​ ​Studi​ ​Bahasa​ ​Daerah.
BAB​ ​IV
PENYELENGGARAAN​ ​PENDIDIKAN​ ​TINGGI

(1)
(2)
(3)
(4)

(1)
(2)

(3)
(4)

(5)

Pasal​ ​13
Kalender​ ​Akademik
Kalender akademik disusun dengan mengakomodir seluruh kegiatan yang
berkaitan​ ​dengan​ ​penyelenggaraan​ ​akademik​ ​dalam​ ​satu​ ​tahun​ ​akademik.
Kalender akademik memuat kegiatan pokok akedemik yaitu penerimaan
mahasiwa​ ​baru,​ ​masa​ ​perkuliahan,​ ​semester​ ​pendek,​ ​wisuda.
Satu tahun akademik terdiri atas dua semester, dimulai bulan September
dan​ ​di​ ​akhiri​ ​bulan​ ​Agustus.
Penetapan​ ​kalender​ ​akademik​ ​disahkan​ ​dalam​ ​rapat​ ​senat​ ​akademik
Pasal​ ​14
Kurikulum
Kurikulum UMMI disusun berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI).
Kurikulum KKNI sebagaimana dimaksud didasarkan pada paradigma
berbasis capaian pembelajaran (​learning outcome​) yang mengacu 4 (empat)
unsur,​ ​yakni​ ​;
a. Sikap​ ​dan​ ​tata​ ​nilai;
b. Kemampuan​ ​kerja;
c. Penguasaan​ ​pengetahuan;
d. Kewenangan​ ​dan​ ​tanggung​ ​jawab;
Kurikulum mata kuliah dasar umum yang berlaku di UMMI ditetapkan oleh
senat​ ​akademik.​ ​Kurikulum​ ​program​ ​studi​ ​ditetapkan​ ​oleh​ ​senat​ ​fakultas.
Kelompok mata kuliah dasar umum (Pancasila, Kewarganegaraan, Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan/AIK, ​English for Special Purpose​/ESP,
Kewirausahaan) yang berlaku di UMMI dikoordinasikan oleh bagian
akademik​ ​universitas.
Penjabaran kurikulum dalam bentuk mata kuliah dituangkan dalam Buku
Pedoman​ ​Akademik.
STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 

 

7

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

8

(1)
(2)
(3)
(4)

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Pasal​ ​15
Tatacara​ ​Penyelenggaraan​ ​Perkuliahan
Penyelenggaraan perkuliahan melalui proses pembelajaran yang
mengembangkan​ ​kemampuan​ ​belajar​ ​mandiri.
Proses pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai Al-Islam
dan​ ​Kemuhammadiyahan​ ​dengan​ ​keilmuan​ ​lainnya.
Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dapat dilaksanakan dalam
bentuk kuliah tatap muka, tutorial, praktik laboratorium, praktek lapangan,
seminar,​ ​simposium,​ ​diskusi,​ ​lokakarya,​ ​dan​ ​kegiatan​ ​ilmiah​ ​lainnya.
Untuk meningkatkan kualitas pengajaran diperlukan perbandingan yang
proporsional antara kegiatan perkuliahan di kelas dengan perkuliahan di luar
kelas.
Pasal​ ​16
Penilaian​ ​Hasil​ ​Belajar
Evaluasi kemajuan belajar mahasiswa dilakukan melalui penilaian secara
berkala dalam bentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan atau pengamatan
dosen.
Evaluasi dapat diselenggarakan melalui kuis (pre test/post test), ujian tengah
semester, ujian akhir semester, ujian akhir program studi, ujian kompetensi,
ujian​ ​skripsi,​ ​tesis,​ ​dan​ ​disertasi.
Bentuk ujian untuk program vokasional berupa ujian komprehensif atau ujian
praktek​ ​kerja.
Bentuk ujian untuk program profesi ditentukan atas dasar kesepakatan
dengan​ ​organisasi​ ​profesi​ ​terkait,​ ​yang​ ​dituangkan​ ​dalam​ ​bentuk​ ​MoU.
Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf masing-masing A, B, C, D
dan​ ​E,​ ​masing-masing​ ​bernilai​ ​4,​ ​3,​ ​2,​ ​1,​ ​dan​ ​0.
Penilaian hasil belajar dilakukan dengan menekankan prinsip-prinsip
kejujuran, keterbukaan, dan obyektifitas mengacu pada standar penilaian
berdasarkan​ ​standar​ ​nasional/internasional.
Predikat kelulusan dinyatakan dengan: memuaskan, sangat memuaskan,
dan lulus dengan pujian (​cumlaude​) yang dinyatakan dalam transkrip
akademik.
Predikat kelulusan sebagaimana ayat (7) dituangkan dalam Buku Pedoman
Akademik.

Pasal​ ​17
Administrasi​ ​Akademik
(1) Administrasi akademik yang dimaksud adalah semua bentuk administrasi
yang terkait dengan efektifitas dan efisiensi layanan terhadap sivitas
akademika.
(2) Bentuk layanan administrasi akademik yang dimaksud adalah ; registrasi
akademik, proses mutasi mahasiswa, perizinan cuti kuliah, layanan surat
keterangan,​ ​yudisium,​ ​wisuda.
Pasal​ ​18
Program​ ​Pendidikan
(1) UMMI menyelenggarakan program pendidikan akademik, profesi dan vokasi
dalam​ ​sejumlah​ ​disiplin​ ​ilmu​ ​pengetahuan​ ​dan​ ​teknologi​ ​dan​ ​atau​ ​seni.
STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

9

(2) UMMI menyelenggarakan program pendidikan akademik berupa pendidikan
diploma,​ ​sarjana,​ ​magister,​ ​dan​ ​doktor.
(3) Beban​ ​studi​ ​masing-masing​ ​jenjang​ ​studi​ ​adalah​ ​:
a. Jenjang diploma tiga minimal 110 SKS, diselesaikan dalam waktu 6–10
semester.
b. Jenjang strata satu minimal 146 SKS, diselesaikan dalam waktu 8–14
semester.
c. Jenjang strata dua minimal 36 SKS setelah sarjana, diselesaikan dalam
waktu​ ​4–10​ ​semester.
d. Jenjang strata tiga minimal 54 SKS setelah magister, diselesaikan dalam
waktu​ ​5–13​ ​semester.
Pasal​ ​19
Penyelenggaraan​ ​Penelitian
(1) Penelitian merupakan kegiatan pencarian ​(inquiry​) kebenaran fakta empirik
dengan menggunakan metode ilmiah untuk menguji dan mengembangkan
teori, mengaplikasikan teori, atau mengevaluasi kegiatan, bagi
pengembangan​ ​ilmu​ ​pengetahuan,​ ​teknologi,​ ​dan​ ​seni.
(2) Penelitian dilakukan dalam satu rangkaian kegiatan mulai dari pengajuan
proposal,​ ​pelaksanaan,​ ​pelaporan​ ​dan​ ​publikasi​ ​hasil​ ​kegiatan/deseminasi
(3) Kegiatan penelitian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pengembangan pendidikan dan pengajaran, dan pengabdian kepada
masyarakat,​ ​sesuai​ ​dengan​ ​visi,​ ​misi​ ​dan​ ​tujuan​ ​UMMI.
Pasal​ ​20
Penyelenggaraan​ ​Pengabdian​ ​kepada​ ​Masyarakat
(1) Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan pengamalan keahlian
ilmu​ ​pengetahuan,​ ​teknologi,​ ​dan​ ​seni.
(2) Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dalam satu rangkaian kegiatan
mulai dari pengajuan proposal, pelaksanaan, pelaporan dan publikasi hasil
kegiatan/deseminasi
(3) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pengembangan pendidikan dan pengajaran dan penelitian,
sesuai​ ​dengan​ ​visi,​ ​misi,​ ​dan​ ​tujuan​ ​UMMI.
Pasal​ ​21
Al-Islam​ ​dan​ ​Kemuhammadiyahan
(1) Al Islam dan Kemuhammadiyahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian
kepada​ ​masyarakat.
(2) Implementasi AIK harus didukung oleh komitmen dan pemahaman sivitas
akademika tentang AIK, peningkatan kapasitas SDM, pengembangan
organisasi,​ ​dukungan​ ​prasarana​ ​dan​ ​sarana​ ​serta​ ​pembiayaan.

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

10

BAB​ ​V
KEBEBASAN​ ​AKADEMIK​ ​DAN​ ​OTONOMI​ ​KEILMUAN
​ ​Pasal​ ​22
Kebebasan​ ​Akademik
(1) Kebebasan akademik adalah kebebasan yang dimiliki anggota sivitas
akademika UMMI untuk secara bertanggungjawab dan mandiri
melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan, pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta pengembangan Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan.
(2) Pimpinan universitas mengupayakan dan menjamin agar setiap sivitas
akademika dapat melaksanakan kebebasan akademik dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsinya secara mandiri sesuai dengan aspirasi
pribadi​ ​yang​ ​dilandasi​ ​oleh​ ​norma​ ​dan​ ​kaidah​ ​keilmuan​ ​dan​ ​keislaman.
Pasal​ ​23
Pelaksanaan​ ​Kebebasan​ ​Akademik
(1) Pelaksanaan kebebasan akademik diarahkan untuk terwujudnya
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga melalui
kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara
berkualitas​ ​dan​ ​bertanggung​ ​jawab.
(2) Dalam melaksanakan kegiatan kebebasan akademik, sivitas akademika
tidak​ ​merugikan​ ​pelaksanaan​ ​kegiatan​ ​akademik.
(3) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, setiap sivitas akademika
bertanggungjawab secara pribadi sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan
serta​ ​keislaman.
Pasal​ ​24
Kebebasan​ ​Mimbar​ ​Akademik
(1) Kebebasan mimbar akademik merupakan kebebasan setiap anggota sivitas
akademika dalam menyebarluaskan hasil penelitian dan menyampaikan
pandangan akademik melalui kegiatan perkuliahan, ujian, sidang, seminar,
diskusi, simposium, ceramah, publikasi ilmiah, dan pertemuan ilmiah lain
yang​ ​sesuai​ ​dengan​ ​kaidah​ ​keilmuan.
(2) Pimpinan universitas dapat mengijinkan penggunaan sumberdaya
universitas dalam rangka pelaksanaan kegiatan kebebasan mimbar
akademik, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan,​ ​dan​ ​dilandasi​ ​etika​ ​dan​ ​norma/kaidah​ ​keilmuan.
(3) Pelaksanaan​ ​kebebasan​ ​mimbar​ ​akademik​ ​sebagai​ ​berikut,
a. Merupakan tanggungjawab setiap anggota sivitas akademika yang
terlibat;
b. Menjadi tanggungjawab UMMI, atau unit organisasi di dalam UMMI,
apabila UMMI atau unit organisasi tersebut secara resmi terlibat dalam
pelaksanaannya;
Pasal​ ​25
Otonomi​ ​Keilmuan
(1) Otonomi keilmuan adalah kemandirian dan kebebasan sivitas akademika
dalam mengembangkan, mengungkapkan dan atau mempertahankan
STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

11

kebenaran suatu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan atau
olahraga menurut kaidah keilmuanmya untuk menjamin keberlanjutan
perkembangan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga
yang melekat pada kekhasan/keunikan yang bersangkutan, atas dasar
norma​ ​dan​ ​kaidah​ ​keilmuan​ ​dan​ ​keislaman.
(2) UMMI maupun sivitas akademikanya secara mandiri tidak dibatasi untuk
menetapkan arah dan sasaran pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni sepanjang tidak bertentangan dengan norma dan kaidah keilmuan,
serta​ ​kepentingan​ ​dan​ ​kesejahteraan​ ​umum.

(1)
(2)
(3)
(4)

(5)

Pasal​ ​26
Etika​ ​Akademik
Etika merupakan ‘tata nilai’ yang berhubungan dengan baik-buruk atau
benar salah dalam kaitannya dengan peran, fungsi, dan tugas, serta hak dan
kewajiban​ ​sivitas​ ​akademika.
Etika​ ​akademik​ ​dituangkan​ ​dalam​ ​kode​ ​etik​ ​dosen​ ​dan​ ​kode​ ​etik​ ​mahasiswa.
Sivitas akademika wajib menjunjung tinggi etika akademik serta menjaga
nama baik dan kehormatan universitas baik di lingkungan maupun di luar
kampus.
Sivitas akademika dalam melakukan tugas dan kewajibannya selalu
memelihara dan mengembangkan cipta, karsa, dan karya dengan semangat
kekeluargaan dan kesetiakawan sosial berdasarkan prinsip silih asah, silih
asih,​ ​dan​ ​silih​ ​asuh.
Etika akademik dikontrol oleh salah satu komisi Senat Akademik yang diberi
tugas​ ​untuk​ ​itu.
BAB​ ​VI
GELAR​ ​DAN​ ​PENGHARGAAN

(1)
(2)
(3)
(4)

(5)
(6)

Pasal​ ​27
Gelar​ ​Dan​ ​Sebutan​ ​Profesional
Lulusan pendidikan akademik berhak menggunakan gelar akademik, dan
lulusan pendidikan vokasi dan profesi berhak menggunakan sebutan
profesional.
Gelar​ ​pendidikan​ ​akademik​ ​adalah​ ​sarjana,​ ​magister,​ ​dan​ ​doktor.
Gelar pendidikan vokasi: diploma tiga dengan sebutan Ahli Madya (A.Md),
ditulis​ ​di​ ​belakang​ ​nama​ ​yang​ ​berhak
Gelar sarjana ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan
huruf S dan magister ditulis di belakang nama yang berhak dengan huruf M
sesuai ketentuan yang berlaku dan gelar doktor ditulis di depan nama yang
berhak​ ​dengan​ ​mencantumkan​ ​DR.
Gelar untuk pendidikan profesi diatur bersama antara organisasi profesi dan
universitas,​ ​dan​ ​ditulis​ ​di​ ​belakang​ ​nama​ ​yang​ ​berhak.
Gelar Doktor Kehormatan (DR.HC) diberikan kepada sarjana yang telah
berjasa luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan,
kemasyarakatan​ ​atau​ ​kemanusiaan.

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

12

(7) Pemberian gelar Doktor Kehormatan diusulkan oleh rektor/dekan dengan
persetujuan Senat Akademik/Senat Fakultas dan dikukuhkan oleh Senat
Akademik.
(8) Prosedur pengusulan, pemberian, dan penggunaan doktor kehormatan
diatur​ ​sesuai​ ​ketentuan​ ​peraturan​ ​perundangan​ ​yang​ ​berlaku.
(9) Pengukuhan gelar doktor kehormatan sebagaimana tercantum dalam ayat 8
dilaksanakan sesuai dengan tatacara yang diatur melalui peraturan Senat
Akademik.
(10) Rektor berhak mencabut gelar akademik, sebutan profesi, sebutan vokasi
yang dicapai secara tidak sah, serta gelar kehormatan jika dipandang perlu
setelah​ ​melalui​ ​pertimbangan​ ​Senat​ ​Akademik​ ​dan​ ​atau​ ​senat​ ​fakultas.

(1)

(2)
(3)
(4)
(5)

Pasal​ ​28
Penghargaan
UMMI dapat memberikan penghargaan tanda jasa kepada perseorangan,
atau lembaga yang dipandang berjasa luar biasa bagi ilmu pengetahuan,
teknologi, kebudayaan, kemasyarakatan atau kemanusiaan dan berjasa
terhadap​ ​pengembangan​ ​universitas.
Tanda jasa yang dimaksud dalam ayat (1) dianugerahkan oleh rektor
berdasarkan​ ​persetujuan​ ​Senat​ ​Akademik.
Batasan, bentuk dan jenis penghargaan, serta tata upacara pemberian
penghargaan​ ​tanda​ ​jasa​ ​diatur​ ​berdasarkan​ ​Surat​ ​Keputusan​ ​Rektor.
Pemberian penghargaan tanda jasa dilakukan pada saat peringatan hari jadi
UMMI.
Kriteria​ ​penghargaan​ ​mengacu​ ​kepada​ ​perundang-undangan​ ​yang​ ​relevan.
BAB​ ​VII
SUSUNAN​ ​ORGANISASI

Pasal​ ​29
Organisasi​ ​UMMI
Organisasi​ ​UMMI​ ​adalah​ ​sebagai​ ​berikut​ ​:
(1) Perangkat​ ​penyelenggara​ ​:Badan​ ​Pembina​ ​Harian​ ​(BPH);
(2) Dewan​ ​Penyantun;
(3) Senat​ ​Akademik;
(4) Pimpinan​ ​Universitas​ ​:​ ​rektor​ ​dan​ ​wakil​ ​rektor;
(5) Unsur​ ​akademik​ ​:​ ​fakultas,​ ​program​ ​studi,​ ​lembaga;​ ​pascasarjana
(6) Unsur​ ​ ​administrasi​ ​:​ ​biro​ ​administrasi;
(7) Unsur penunjang akademik : laboratorium, perpustakaan, studio, bengkel
worksho​p, penerbitan, dan unsur penunjang lainnya sesuai dengan
pengembangan​ ​UMMI;
(8) Unsur monitoring dan evaluasi : Lembaga Penjaminan Mutu (LPM); Satuan
Pengawas​ ​Internal​ ​(SPI)
(9) Unsur​ ​usaha​ ​bisnis​ ​dan​ ​pelayanan​ ​:​ ​Unit​ ​Pelaksana​ ​Teknis​ ​(UPT);
Pasal​ ​30
Badan​ ​Pembina​ ​Harian​ ​(BPH)

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

13

(1) Badan Pembina Harian (BPH) UMMI adalah badan yang dibentuk oleh dan
bertanggungjawab​ ​kepada​ ​Pimpinan​ ​Pusat​ ​Muhammadiyah.
(2) BPH​ ​berfungsi​ ​mewakili​ ​Pimpinan​ ​Pusat​ ​Muhammadiyah​ ​dalam​ ​hal:
a. Memberi arah dan pertimbangan kepada pimpinan UMMI dalam hal
memimpin,​ ​menyelenggarakan,​ ​dan​ ​mengembangkan​ ​UMMI;
b. Bersama​ ​Pimpinan​ ​UMMI​ ​menyusun​ ​RAPB​ ​tahunan;
c. Bersama Pimpinan UMMI dan Senat Akademik menyusun statuta dan
RIP;
d. Membuat​ ​laporan​ ​kepada​ ​Pimpinan​ ​Pusat​ ​Muhammadiyah;
(3) BPH​ ​berwenang:
a. Mengangkat dan memberhentikan dosen dan tenaga kependidikan tetap
persyarikatan atas usul Pimpinan UMMI berdasarkan aturan dan prosedur
yang​ ​berlaku;
b.​ ​Melaksanakan​ ​pembinaan​ ​dan​ ​pengawasan​ ​penyelenggaraan​ ​UMMI;
c. Melakukan pembinaan dan pengembangan Al Islam dan
Kemuhammadiyahan​ ​di​ ​UMMI;
Pasal​ ​31
Dewan​ ​Penyantun
(1) Dewan penyantun adalah forum yang berasal dari golongan masyarakat
yang menaruh perhatian dan kepedulian kepada penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan di lingkungan UMMI dan merupakan jembatan
antara​ ​UMMI​ ​dan​ ​masyarakat.
(2) Dewan penyantun berasal dari kalangan tokoh yang berjasa baik langsung
maupun​ ​tidak​ ​langsung​ ​kepada​ ​UMMI.
(3) Tugas​ ​dan​ ​fungsi​ ​dewan​ ​penyantun​ ​adalah​ ​sebagai​ ​berikut,
a. Membantu pimpinan UMMI dalam menciptakan dan memelihara
hubungan baik antara UMMI dan instansi/lembaga baik pemerintah
maupun​ ​swasta​ ​serta​ ​masyarakat​ ​pada​ ​umumnya;
b. Menyampaikan pikiran dan sumbang saran kepada pimpinan UMMI
dalam​ ​rangka​ ​pengembangan​ ​dan​ ​kemajuan​ ​UMMI;
c. Mendorong dan menumbuhkan suasana yang baik dan dinamis bagi
upaya mewujudkan identitas UMMI, yakni pemuliaan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang islami dalam rangka membangun
bangsa;
Pasal​ ​32
Senat​ ​Akademik
(1) Senat​ ​Akademik​ ​adalah​ ​badan​ ​normatif​ ​dan​ ​perwakilan​ ​tertinggi​ ​di​ ​UMMI.
(2) Senat Akademik terdiri dari; guru besar, pimpinan universitas, pimpinan
lembaga, dan wakil dosen yang mewakili bidang ilmu dan teknologi atau
kelompok​ ​bidang​ ​ilmu​ ​dan​ ​teknologi​ ​yang​ ​dikembangkan​ ​di​ ​UMMI​.
Pasal​ ​33
Tugas​ ​dan​ ​Fungsi​ ​Senat​ ​Akademik
Senat​ ​Akademik​ ​mempunyai​ ​tugas​ ​pokok:
(1) Mengusulkan dan memberi pertimbangan perubahan statuta yang menjadi
pedoman bagi pimpinan UMMI dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab​ ​kepada​ ​rektor.
STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

14

(2) Merumuskan​ ​kebijakan​ ​akademik,​ ​non​ ​akademik​ ​dan​ ​pengembangan​ ​UMMI.
(3) Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan
mimbar​ ​akademik,​ ​dan​ ​otonomi​ ​keilmuan​ ​di​ ​UMMI.
(4) Merumuskan​ ​etika,​ ​norma,​ ​dan​ ​tolok​ ​ukur​ ​penilaian​ ​penyelenggaraan​ ​UMMI.
(5) Menilai pertanggungjawaban dan pelaksanaan kebijakan akademik yang
telah​ ​dijalankan​ ​oleh​ ​rektor.
(6) Memberikan pertimbangan, persetujuan, dan pengawasan atas rencana dan
realisasi anggaran pendapatan dan belanja UMMI yang diajukan oleh rektor
setelah​ ​dibicarakan​ ​dengan​ ​BPH.
(7) Memberikan pertimbangan kepada Pimpinan Pusat berkenaan dengan
calon-calon​ ​yang​ ​diusulkan​ ​untuk​ ​diangkat​ ​menjadi​ ​rektor​ ​dan​ ​wakil​ ​rektor.
(8) Memberikan pertimbangan kepada rektor berkenaan dengan calon dekan
dan​ ​wakil​ ​dekan​ ​yang​ ​diusulkan​ ​oleh​ ​Senat​ ​Fakultas.
(9) Memberikan pertimbangan untuk dosen yang akan mengajukan jabatan
fungsional​ ​lektor​ ​kepala​ ​dan​ ​guru​ ​besar.
(10) Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik yang berlaku bagi sivitas
akademika​ ​dan​ ​tenaga​ ​kependidikan​ ​UMMI.
(11) Mempertimbangkan pembentukan dan penutupan suatu fakultas, program
studi,​ ​laboratorium,​ ​atau​ ​studio.
(12) Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas usul, pengangkatan guru
besar, pengangkatan guru besar emeritus, dan pemberian gelar Doctor
Honoris​ ​Causa​ ​(Dr.HC)​ ​dengan​ ​memperhatikan​ ​ketentuan​ ​yang​ ​berlaku.
(13) Mengukuhkan guru besar tetap (khusus komisi senat guru besar), menerima
mahasiswa baru, mewisuda para lulusan, dan melaksanakan peringatan hari
jadi​ ​universitas.
(14) Merumuskan pedoman dan mengatur tata cara pemberian penghargaan
kepada dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan perseorangan atau
lembaga.
(15) Memberi saran, pendapat, dan pertimbangan berkenaan dengan
masalah-masalah​ ​yang​ ​dihadapi​ ​oleh​ ​UMMI.
(16) Merumuskan peraturan dan tata cara pemilihan calon rektor, wakil rektor,
dekan,​ ​wakil​ ​dekan,​ ​ketua​ ​lembaga,​ ​dan​ ​direktur​ ​program​ ​pascasarjana
(17) Tatacara pengambilan keputusan dalam rapat senat diatur dalam peraturan
Senat​ ​Akademik.
(18) Senat Akademik dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk komisi
–komisi.
Pasal​ ​34
Komisi​ ​Senat​ ​Akademik
(1) Ketua dan sekretaris komisi Senat Akademik diangkat dan diberhentikan
oleh​ ​rektor​ ​berdasarkan​ ​musyawarah​ ​mufakat​ ​anggota​ ​komisi.
(2) Pembentukan dan penghapusan komisi senat ditetapkan dengan keputusan
rektor​ ​setelah​ ​mendapat​ ​pertimbangan​ ​dari​ ​Senat​ ​Akademik.
(3) Komisi​ ​Senat​ ​Akademik​ ​terdiri​ ​atas​ ​:
a. Komisi senat pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi dan
kemahasiswaan;
b. Komisi​ ​senat​ ​perencanaan,​ ​dan​ ​pengembangan;
c. Komisi​ ​senat​ ​sarana/prasarana​ ​dan​ ​pengawasan​ ​realisasi​ ​anggaran;
d. Komisi​ ​etik.
STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

15

Pasal​ ​35
Tugas​ ​Pokok​ ​Komisi​ ​Senat​ ​Akademik
Tugas​ ​pokok​ ​komisi​ ​Senat​ ​Akademik​ ​yang​ ​dimaksud​ ​meliputi​ ​sebagai​ ​berikut:
(1) Komisi senat etika pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi dan
kemahasiswaan​ ​:
a. Merumuskan strategi pengembangan pendidikan tinggi, penelitian dan
pengabdian​ ​pada​ ​masyarakat,​ ​serta​ ​Al-Islam​ ​dan​ ​kemuhammadiyahan;
b. Merumuskan kebijakan dasar catur dharma perguruan tinggi dan
keilmuan;
c. Merumuskan organisasi, norma dan tolok ukur penyelenggaraan
pendidikan;
d. Menilai pertanggung jawaban pimpinan UMMI atas pelaksanaan
kebijakan/rencana​ ​catur​ ​dharma​ ​perguruan​ ​tinggi;
e. Merumuskan​ ​kebijakan​ ​dan​ ​pengembangan​ ​identitas​ ​UMMI;
f. Menilai kelayakan jenjang akademik dosen tetap untuk jabatan fungsional
untuk​ ​diusulkan​ ​kepada​ ​Mendiknas.
(2) Komisi​ ​perencanaan​ ​,​ ​dan​ ​pengembangan:
a. Merumuskan​ ​kebijakan​ ​dasar​ ​pengembangan​ ​institusi;
b. Merumuskan​ ​perencanaan​ ​pembangunan​ ​UMMI;
c. Kerjasama dengan pihak-pihak di luar UMMI (dalam negeri dan luar
negeri);
d. Merumuskan​ ​etika​ ​penelitian;
e. Konsorsium​ ​ilmu-ilmu​ ​serumpun;
(3)
Komisi​ ​senat​ ​sarana/prasarana​ ​dan​ ​anggaran:
a. Merumuskan​ ​strategi​ ​pengembangan​ ​pemeliharaan​ ​sarana/prasarana;
b. Merumuskan​ ​strategi​ ​pengembangan​ ​administrasi​ ​dan​ ​keuangan;
c. Merumuskan organisasi, norma dan tolok ukur penyelenggaraan
administrasi​ ​dan​ ​keuangan;
d. Memberikan pertimbangan atas rencana pendapatan dan belanja yang
diajukan​ ​oleh​ ​rektor;
e. Mengarahkan​ ​pengembangan​ ​kesejahteraan​ ​sivitas​ ​akademika;
f. Menilai pertanggungjawaban rektor atas pelaksanaan kebijakan
pengembangan​ ​sarana/prasarana,​ ​administrasi​ ​dan​ ​keuangan.
(4)
​ ​Komisi​ ​etik​ ​:
a. Merumuskan​ ​strategi​ ​implementasi​ ​etika​ ​akademik;
b. Memberikan pertimbangan penghargaan dan sanksi terhadap
implementasi​ ​etika​ ​akademik;
Pasal​ ​36
Sidang​ ​Senat​ ​dan​ ​Sidang​ ​Komisi​ ​Senat​ ​Akademik
(1) Senat Akademik menetapkan mekanisme kerja, tata tertib rapat atau sidang
dan​ ​jadwal​ ​kegiatan​ ​tahunan.
(2) Sidang​ ​Senat​ ​Akademik​ ​terdiri​ ​atas:
a. Sidang​ ​Pleno​ ​Senat​ ​Akademik;
b. Sidang​ ​Terbuka​ ​Senat​ ​Akademik;
c. Sidang​ ​Komisi​ ​dan​ ​atau​ ​Sub-komisi;

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

16

d. Sidang Gabungan Pimpinan Komisi dan atau Pimpinan dan anggota
Sub-komisi dengan Pimpinan Universitas, Dekan Fakultas, Ketua
Lembaga,​ ​dan​ ​Direktur​ ​Program​ ​Pascasarjana.
(3) Setiap anggota tetap mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih,
sedangkan anggota tidak tetap hanya mempunyai hak bicara untuk
memberikan saran atau pendapat tetapi tidak mempunyai hak memilih
maupun​ ​dipilih.
(4) Sidang Senat Akademik dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
setengah tambah satu dari jumlah anggota tetap, apabila kuorum tidak
tercapai ketua sidang dapat menunda sidang paling lama 15 (lima belas)
menit dan setelah itu sidang dilanjutkan walaupun tidak mencapai kuorum,
siding​ ​dianggap​ ​sah.
(5) Keputusan sidang Senat Akademik diambil dengan cara musyawarah untuk
mufakat oleh anggota tetap, bila dengan cara musyawarah untuk mufakat
tidak tercapai, keputusan diambil dengan cara pemungutan suara, dan
keputusan​ ​ditetapkan​ ​dengan​ ​suara​ ​terbanyak​ ​anggota​ ​tetap​ ​yang​ ​hadir.

(1)
(2)
(3)
(4)

(5)

Pasal​ ​37
Rektor
UMMI​ ​dipimpin​ ​oleh​ ​seorang​ ​rektor​ ​dan​ ​didampingi​ ​wakil​ ​rektor.
Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah
atas usul majelis dikti berdasarkan usulan dari Senat Akademik, setelah
memperoleh​ ​rekomendasi​ ​Pimpinan​ ​Wilayah​ ​Muhammadiyah.
Rektor sebagai penanggung jawab dan penyelenggara pendidikan
melakukan arahan serta kebijakan umum, menetapkan peraturan, norma,
dan​ ​tolok​ ​ukur​ ​penyelenggaraan​ ​pendidikan​ ​di​ ​UMMI.
Dalam​ ​melaksanakan​ ​ketentuan​ ​sebagaimana​ ​dimaksud​ ​ayat​ ​(3)​ ​maka​ ​:
a. Dibidang administrasi dan keuangan, pimpinan UMMI bertanggung jawab
kepada​ ​Majelis​ ​Pendidikan​ ​Tinggi​ ​Pimpinan​ ​Pusat​ ​Muhammadiyah;
b. Dibidang akademik, Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi
bertanggung​ ​jawab​ ​kepada​ ​Menteri​ ​Pendidikan​ ​Nasional.
Calon​ ​rektor​ ​UMMI​ ​harus​ ​memenuhi​ ​syarat:
a. Taat​ ​dalam​ ​menjalankan​ ​syariat​ ​Islam​ ​dan​ ​berahlaqulkarimah;
b. Memahami​ ​Persyarikatan​ ​Muhammadiyah;
c. Memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman akademik memadai minimal
4​ ​(empat)​ ​tahun​ ​sebagai​ ​unsur​ ​pimpinan.
d. Wajib​ ​dicalonkan​ ​melalui​ ​Senat​ ​Akademik;
e. Sekurang-kurangnya​ ​berkualifikasi​ ​magister;
f. Memiliki​ ​wawasan​ ​manajerial​ ​pendidikan​ ​tinggi.

Pasal​ ​38
Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Rektor
(1) Rektor adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan UMMI
yang​ ​mempunyai​ ​tugas​ ​pokok​ ​dan​ ​wewenang​ ​sebagai​ ​berikut:
a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan;
b. Membina​ ​tenaga​ ​akademik,​ ​non​ ​akademik​ ​dan​ ​mahasiswa.

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

17

(2)

(3)
(4)
(5)
(6)

(7)

(8)

c. Membina hubungan dengan persyarikatan dan pihak lain dalam dan luar
negeri
d. Menyusun​ ​rencana​ ​kerja,​ ​anggaran​ ​dan​ ​pengelolan​ ​kekayaan​ ​universitas;
e. Pelaksana​ ​anggaran​ ​pendapatandan​ ​belanja,​ ​serta​ ​pelaporannya;
f. Melaporan hasil kerja tahunan ke majelis dikti PP Muhammadiyah setelah
mendapat​ ​persetujuan​ ​Senat​ ​Akademik;
Dalam menjalankan tugas untuk kepentingan pengembangan UMMI, rektor
dibantu oleh 3 (tiga) wakil rektor yaitu; wakil rektor bidang akademik
kemahasiswaan dan alumni, wakil rektor bidang administrasi Umum,
keuangan dan SDM, dan wakil rektor bidang hubungan masyarakat,
promosi​ ​dan​ ​kerjasama.
Rektor dapat melakukan penambahan wakil rektor berdasarkan kesepakatan
senat.
Bilamana rektor berhalangan tidak tetap, wakil rektor bidang akademik dan
kemahasiswaan​ ​bertindak​ ​sebagai​ ​pelaksana​ ​harian​ ​rektor.
Bilamana rektor dan wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan
berhalangan tidak tetap, rektor dapat menunjuk wakil rektor lainnya untuk
bertindak​ ​sebagai​ ​pelaksana​ ​harian​ ​rektor.
Bilamana rektor berhalangan tetap, Pimpinan Pusat Muhammadiyah
mengangkat pejabat rektor sebelum diangkat rektor definitif atas usul majelis
pendidikan tinggi yang mekanismenya diatur dengan ketentuan majelis
pendidikan​ ​tinggi.
Menetapkan fungsi, tugas, tanggung jawab dan kewenangan, dekan, wakil
dekan, ketua lembaga, direktur program pascasarjana, direktur program
vokasi, ketua dan sekretaris program studi, laboran, dan unsur penunjang
akademik.
Rektor dengan persetujuan senat dapat membantu PTM lain dalam bidang
akademik​ ​ ​dan​ ​kemahasiswaan.

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

18

Pasal​ ​39
Wakil​ ​Rektor

(1) Wakil​ ​rektor​ ​terdiri​ ​atas​ ​:
a. Wakil​ ​rektor​ ​I,​ ​bidang​ ​akademik;
b. Wakil​ ​rektor​ ​II,​ ​bidang​ ​administrasi​ ​umum,​ ​keuangan​ ​dan​ ​SDM;
c. Wakil​ ​rektor​ ​III,​ ​bidang,​ ​kemahasiswaan,​ ​alumni​ ​dan​ ​kerjasama.
(2) Wakil rektor diangkat dan diberhentikan oleh Majelis Dikti Pimpinan Pusat
Muhammadiyah atas usul rektor, setelah memperoleh pertimbangan Senat
Akademik​ ​dan​ ​rekomendasi​ ​Pimpinan​ ​Wilayah​ ​Muhammadiyah.
(3) Calon​ ​wakil​ ​rektor​ ​UMMI​ ​harus​ ​memenuhi​ ​syarat:
a. Taat​ ​dalam​ ​menjalankan​ ​syariat​ ​Islam​ ​dan​ ​berahlaqulkarimah;
b. Memahami​ ​Persyarikatan​ ​Muhammadiyah;
c. Berstatus​ ​dosen​ ​tetap​ ​di​ ​UMMI;
d. Berpengalaman minimal 4 (empat) tahun sebagai unsur pimpinan di
Universitas​ ​Muhammadiyah​ ​Sukabumi;
e. Sekurang-kurangnya​ ​berpendidikan​ ​magister​ ​(S2);
f. Memiliki​ ​jabatan​ ​fungsional.
Pasal​ ​40
Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Wakil​ ​Rektor​ ​I
Tugas dan wewenang wakil rektor I adalah membantu rektor dalam bidang
akademik​ ​meliputi​ ​:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
(2) Perencanaan dan pelaksanaan baru untuk penyelenggaraan kegiatan
tambahan​ ​bagi​ ​usaha​ ​pengembangan​ ​nalar​ ​sivitas​ ​akademik​ ​UMMI.
(3) Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama bidang akademik dengan
berbagai​ ​pihak​ ​baik​ ​di​ ​dalam​ ​maupun​ ​di​ ​luar​ ​negeri.
(4) Penghimpunan data dan informasi pendidikan/ilmiah untuk kepentingan
penyelenggaraan​ ​kegiatan​ ​akademik.
(5) Perencanaan dan pelaksanaan penerapan bidang keilmuan yang diwarnai
Islam​ ​secara​ ​terprogram​ ​dalam​ ​kegiatan​ ​pengabdian​ ​pada​ ​masyarakat.
(6) Melaksanakan​ ​evaluasi​ ​kinerja​ ​serta​ ​pembinaan​ ​dosen.
(7) Penyelenggaraan dan pelaksanaan identitas UMMI di bidang akademik,
yaitu mengagungkan agama Islam, melestarikan dan mengembangkan
budaya​ ​dalam​ ​kerangka​ ​pengembangan​ ​budaya​ ​nasional.
(8) Memberikan​ ​laporan​ ​pertanggung​ ​jawaban​ ​bidang​ ​kerjanya​ ​kepada​ ​rektor.
Pasal​ ​41
Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Wakil​ ​Rektor​ ​II
Tugas dan wewenang wakil rektor II pada bidang administrasi umum, keuangan
dan​ ​SDM​ ​membantu​ ​rektor​ ​dalam​ ​hal​ ​:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang​ ​administrasi​ ​umum,​ ​keuangan​ ​dan​ ​SDM;
(2) Perencanaan​ ​dan​ ​pengelolaan​ ​anggaran​ ​keuangan,​ ​aset​ ​dan​ ​SDM;
(3) Pengurusan kerumahtanggaan dan pemelihara keamanan dan ketertiban
lingkungan.

STATUTA​ ​UMMI​ ​2012-2022​ ​REVISI​ ​I,​ ​DESEMBER​ ​2015| 
 

19

(4) Pengembangan unit bisnis atau ​profit center sebagai salah satu sumber
pendanaan​ ​universitas.
(5) Melaksanakan​ ​evaluasi​ ​hasil​ ​kerja​ ​pegawai.
(6) Menjalin hubungan baik keluar maupun ke dalam atas nama rektor untuk
bidang​ ​administrasi​ ​umum,​ ​keuangan​ ​dan​ ​SDM.
(7) Memberikan​ ​laporan​ ​pertanggungjawaban​ ​bidang​ ​kerjanya​ ​kepada​ ​rektor.
Pasal​ ​42
Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Wakil​ ​Rektor​ ​III
Tugas dan wewenang wakil rektor III pada bidang kemahasiswaan, alumni dan
kerjasama​ ​membantu​ ​rektor​ ​dalam​ ​hal:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang hubungan masyarakat, promosi dan kerjasama dengan perguruan
tinggi​ ​lain,​ ​dunia​ ​usaha,​ ​atau​ ​pihak​ ​lain​ ​baik​ ​dalam​ ​maupun​ ​luar​ ​negeri.
(2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan protokoler, publikasi dalam
pengembangan​ ​citra​ ​UMMI.
(3) Bertanggungjawab​ ​atas​ ​perkembangan​ ​jumlah​ ​mahasiswa.
(4) Perencanaan dan pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan oleh para
pembina kemahasiswaan, terhadap pengembangan sikap dan orientasi yang
mengarah pada pengembangan nalar, minat, bakat dan kesejahteraan
mahasiswa.
(5) Pembinaan organisasi mahasiswa, kegiatan mahasiswa dan alumni serta
menselaraskan organisasi otonom (IMM, Hizbul wathan dan tapak suci),
pada​ ​pencapaian​ ​visi​ ​UMMI.
(6) Mengkoordinasi​ ​pelaksanaan​ ​kegiatan​ ​penelusuran​ ​alumni​ ​(​tracer​ ​study​).
(7) Memberikan​ ​laporan​ ​pertanggung​ ​jawaban​ ​bidang​ ​kerjanya​ ​kepada​ ​rektor.

(1)

(2)
(3)

(4)

Pasal​ ​43
Masa​ ​Jabatan​ ​Pimpinan​ ​UMMI
Masa jabatan rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan,ketua program studi,
sekretaris program studi, ketua lembaga dan direktur program pascasarjana
4 (empat) tahun dan sesudahnya dapat diangkat kembali dengan ketentuan
tidak​ ​boleh​ ​lebih​ ​dari​ ​2​ ​(dua)​ ​kali​ ​masa​ ​jabatan​ ​berturut-turut.
Masa​ ​jabatan​ ​pergantian​ ​antar​ ​waktu​ ​tidak​ ​dihitung​ ​sebagai​ ​masa​ ​jabatan.
Bilamana wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, sekretaris
lembaga, direktur program pascasarjana, wakil direktur program
pascasarjana, ketua program studi dan sekretaris berhalangan tetap dan
atau terjadi pemberhentian, atau mutasi jabatan sebelum masa jabatan
berakhir maka dilakukan pejabat pengganti untuk meneruskan sisa masa
tugas​ ​diatur​ ​dalam​ ​peraturan​ ​dan​ ​keputusan​ ​rektor.
Jabatan rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, sekretaris
lembaga, direktur program pascasarjana, wakil direktur program
pascasarjana, ketua program studi dan sekretaris, tiga bulan sebelum masa
jabatannya​ ​berakhir​ ​maka​ ​dilakukan​ ​proses​ ​pemilihan.
BAB​ ​VIII
PELAKSANA​ ​AKADEMIK

STATUTA​ ​UMMIâ€