PENGARUH SIKAP KERJA, USIA, DAN MASA KERJA TERHADAP KELUHAN SUBYEKTIF LOW BACK PAIN PADA PEKERJA BAGIAN SEWING GARMEN PT APAC INTI CORPORA KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH SIKAP KERJA, USIA, DAN MASA KERJA
TERHADAP KELUHAN SUBYEKTIF LOW BACK PAIN
PADA PEKERJA BAGIAN SEWING GARMEN PT.
APAC INTI CORPORA KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :
Hanif Riningrum
NIM. 6411412220

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang

Oktober 2016

ABSTRAK
Hanif Riningrum
Pengaruh Sikap Kerja, Usia, Dan Masa Kerja Terhadap Keluhan Subyektif
Low Back Pain Pada Pekerja Bagian Sewing Garmen PT. Apac Inti Corpora
Kabupaten Semarang
xvi + 142 halaman + 34 tabel + 13 Gambar + 14 Lampiran
Low back Pain adalah cedera berupa rasa nyeri yang dirasakan pada tulang
belakang daerah spinal (punggung bawah), otot, saraf, tendon, sendi, atau tulang
rawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap kerja,
usia, dan masa kerja terhadap keluhan subyektif low back pain pada pekerja
bagian sewing Garmen PT. Apac Inti Corpora Kabupaten Semarang.
Jenis penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian adalah pekerja sewing Garmen berjumlah 71 pekerja dengan sampel
berjumlah 42 pekerja. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, lembar NBM,
lembar REBA. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (uji chi square
dengan α=0,05), dan multivariat (analisis regresi logistik dengan α=0,05).
Hasil penelitian adalah terdapat hubungan antara sikap kerja (p=0,002),
masa kerja (p=0,040) dengan keluhan low back pain. Variabel yang tidak

berhubungan adalah usia (p=0,554). Selain itu, terdapat pengaruh sikap kerja
(ρ=0,005 dengan nilai koefisien 3,100) dan masa kerja (ρ=0,038 dengan nilai
koefisien 2,461) terhadap keluhan low back pain. Sehingga, sikap kerja (nilai
exp(B)=22,206) artinya apabila ada kenaikan sikap kerja sebesar 1 tingkat maka
akan meningkatkan risiko keluhan low back pain sebesar 22,206 kali lebih tinggi
dan masa kerja (nilai exp(B)=11,711) artinya masa kerja > 4 tahun memiliki risiko
keluhan low back pain 11,711 kali lebih tinggi dibandingkan masa kerja ≤ 4
tahun.
Saran untuk pekerja sebaiknya melakukan pemanasan ringan saat sebelum
bekerja dan mengatur waktu istirahat saat bekerja. Untuk perusahaan mengadakan
pelatihan ergonomi, pemasangan poster tentang sikap kerja yang benar, dan
menyediakan kursi dan meja kerja yang ergonomis.
Kata Kunci: Keluhan Low Back Pain, Sikap Kerja, Usia, Masa Kerja, Pekerja
Sewing Garmen.
Kepustakaan: 51 (2001-2014)

i

Public Health Department
Sport Science Faculty

Semarang State University
Oktober 2016

ABSTRACT
Hanif Riningrum
The Effect of Work Posture, Age, and Tenure Toward Subjective Symptom
of Low Back Pain on Sewing Garment Division Workers in PT. Apac Inti
Corpora Semarang District
xvi + 142 pages + 34 table + 13 figures + 14 appendices
Low Back Pain is an injury in the form of pain that is felt in the area of spinal
spine (lower back), muscles, nerves, tendons, joints, or cartilage. The purpose of
this study was to determine the effect of the work posture, age, and tenure toward
subjective symptom of low back pain on sewing Garment division workers in PT.
Apac Inti Corpora Semarang.
This type of research is cross sectional approach. The population in this study
is 71 sewing garments workers with a sample of 42 workers. The instruments used
were a questionnaire, NBM sheet, REBA sheet. Data analysis was done by
univariate, bivariate (chi square test with α = 0.05) and multivariate (logistic
regression analysis with α = 0.05).
Results of the study is there is a relationship between the work posture

(p=0.002), tenure (p=0.040) with symptom of low back pain. The variable which
is unrelated is the age (p=0.554). In addition, there are significant work posture
(ρ=0.005 with the coefficient of 3.100) and tenure (ρ=0.038 with the coefficient of
2.461) on the symptom of low back pain. Thus, work posture (value of
exp(B)=22,206) means that if there is one level of work posture increased it will
also increase the risk of low back pain of 22,206 times higher and tenure (value of
exp(B)=11,711) means that tenure which is >4 years has the risk of low back pain
of 11,711 times higher the tenure of ≤4 years.
The suggestions for the worker, it will be better to do warming up before
working and manage the break time of work. For the company, hold an
ergonomics training, apply posters contains of good work posture, and provide
ergonomic chairs and desks work.
Keywords: Low Back Pain Symptom, Work Posture, Age, Tenure, Sewing
Garment Worker.
Literature : 51 (2001-2014)

ii

iii


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya
sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah digunakan untuk
memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan
lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian maupun yang belum
atau tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan didalam daftar pustaka.
Semarang, Oktober 2016

Hanif Riningrum
6411412220

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
1.

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (AlBaqarah: 153).

2.

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya (Q.S An Najm: 39).

3.

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu
kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa harus kehilangan semangat
(Winston Churcill , 2008:27).

PERSEMBAHAN
Tanpa mengurangi rasa syukur Kepada Allah
SWT, skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Ibunda (Retno Kusmianti) dan Ayahanda (Nur
Wahyudin) sebagai Dharma Bakti Ananda.
2. Almamaterku UNNES.


v

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah dan karuniaNya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Sikap Kerja, Usia, Dan Masa
Kerja Terhadap Keluhan Subyektif Low Back Pain Pada Pekerja Bagian
Sewing Garmen PT. Apac Inti Corpora Kabupaten Semarang” dapat
terselesaikan. Skrispi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat pada
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian skripsi
ini, dengan rendah hati disampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Ibu
Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd, atas ijin penelitian.
2.

Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang, Bapak Irwan Budiono S.KM., M.Kes atas
persetujuan penelitian.

3.


Dosen pembimbing skripsi, Ibu Evi Widowati, S.KM, M.Kes atas arahan
bimbingan, masukan, serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4.

Penguji I, Bapak Drs. Herry Koesyanto., M.S., atas saran dan masukan
dalam perbaikan skripsi ini.

5.

Penguji II, Bapak Drs. Bambang Wahyono, M.Kes atas atas saran dan
masukan dalam perbaikan skripsi ini.

6.

Bapak Ibu Dosen serta Staf Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, atas bekal, ilmu,
bimbingan serta bantuannya.
vi


7.

Bapak Ramidjan selaku HRD, Bapak Nurhadi selaku ketua Unit
Poliklinik, dan Ibu Rokhana selaku Personalia Garmen, serta seluruh staf
yang telah membantu jalannya penelitian di PT. Apac Inti Corpora
Kabupaten Semarang.

8.

Seluruh karyawan di Garmen PT. Apac Inti Corpora Kabupaten Semarang
yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian saya.

9.

Mr and Mrs Incredible, Bapak H. Nur Wahyudin, S.Pd dan Ibu Hj. Retno
Kusmianti, terima kasih atas do’a, kasih sayang, dan dukungan baik secara
moral maupun material yang telah diberikan untuk ananda.

10. Spirit Booster, Adikku tercinta Nur Faizah dan Maiza Sabila, Saudaraku

Eri, serta seluruh keluarga besar terima kasih atas do’a dan dukungan.
11. Mr. Adorable, Aji Nugroho, terima kasih untuk bantuan, dukungan, canda
tawa, dan pundaknya.
12. Sahabat baik Dinda, Mega, Tsalist, Rini, Rere, Valentina, Wiji, Dila,
Arum, Gondo, Puspita, Bang Teguh, Mas Faiq, Mas Efendi, Maulana, atas
do’a, canda tawa, dan motivasinya hingga terselesaikannya skripsi ini.
13. Mba Bunga, Putri, Mayola, Wahyu, Nika, Ajeng, Mas Seno, Cahyo, atas
bantuan, kerjasama, dan diskusinya dalam penyusunan skripsi ini.
14. Teman KMK3 dan jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2012,
atas kebersamaan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.
15. Kepada seluruh pihak yang terlibat dan tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

vii

Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan
guna penyempurnaan karya selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat.


Semarang, Oktober 2016

Penyusun

viii

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... ... i
ABSTRACK ...................................................................................................... .. ii
PENGESAHAN ................................................................................................. .. iii
PERNYATAAN ................................................................................................. .. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... ... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 9
1.5 Keaslian Penelitian ......................................................................................... 9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 13
2.1 Faktor Individu .............................................................................................. 13
2.1.1 Usia ............................................................................................................ 13
2.1.2 Jenis Kelamin ............................................................................................. 14
2.1.3 Kebiasaan Merokok ................................................................................... 14
ix

2.1.4 Kesegaran Jasmani ..................................................................................... 15
2.1.5 Indeks Massa Tubuh (IMT) ....................................................................... 15
2.2 Faktor Pekerjaan ........................................................................................... 17
2.2.1 Beban Kerja ............................................................................................... 17
2.2.2 Sikap Kerja ................................................................................................ 19
2.2.3 Lama Kerja ................................................................................................ 22
2.7.3 Masa Kerja ................................................................................................ 23
2.3 Faktor Lingkungan ....................................................................................... 23
2.3.1 Tekanan ..................................................................................................... 23
2.3.2 Getaran ...................................................................................................... 24
2.4 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ................................... 24
2.4.1 Audit SMK3 .............................................................................................. 24
2.4.2 Manajemen Risiko ...................................................................................... 25
2.4.3 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ..................... 26
2.4.4 Standart Operasional Procedure (SOP)...................................................... 27
2.5 Low Back Pain .............................................................................................. 27
2.5.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang .................................................... 27
2.5.2 Pengertian Low Back Pain ......................................................................... 28
2.5.3 Etiologi Low Back Pain

........................................................................... 29

2.5.4 Mekanisme Low Back Pain

..................................................................... 30

2.5.5 Tanda dan Gejala Low Back Pain

........................................................... 31

2.5.6 Klasifikasi Low Back Pain

...................................................................... 31

2.6 Pengendalian Low Back Pain

..................................................................... 33

2.6.1 Eliminasi

.................................................................................................. 33
x

2.6.2 Substitusi .................................................................................................... 33
2.6.3 Pengendalian Administrasi

...................................................................... 34

2.6.4 Penggunaan Alat Pelindung Diri
2.7 Tingkat Risiko Low Back Pain

.............................................................. 36

................................................................... 36

2.7.1 Rapid Entire Body Assessment (REBA) ................................................... 36
2.7.2 Nordic Body Map (NBM) ........................................................................... 48
2.8 Kerangka Teori

........................................................................................... 51

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 52
3.1 Kerangka Konsep .......................................................................................... 52
3.2 Variabel Penelitian ........................................................................................ 52
3.3 Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 54
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ................................................. 54
3.5 Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................... 55
3.6 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 55
3.7 Sumber Data .................................................................................................. 57
3.8 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 58
3.9 Pengambilan Data ......................................................................................... 59
3.10 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 59
3.11 Teknik Analisis Data ................................................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................................... 63
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian.............................................................. 63
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................... 64
4.2.1 Karakteristik Responden .............................................................................. 64

xi

4.2.2 Analisis Univariat ........................................................................................ 69
4.2.3 Analisis Bivariat ........................................................................................... 71
4.2.4 Analisis Multivariat ..................................................................................... 74
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 77
5.1 Karakteristik Responden ................................................................................. 77
5.2 Analisis Univariat ........................................................................................... 83
5.3 Analisis Bivariat .............................................................................................. 88
5.4 Analisis Multivariat ........................................................................................ 94
5.5 Rekapitulasi Hasil Penelitian .......................................................................... 96
5.6 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 97
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 98
6.1 Simpulan ......................................................................................................... 98
6.2 Saran ............................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 101
LAMPIRAN....................................................................................................... 105

xii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1: Keaslian Penelitian .......................................................................

10

Tabel 2.1: Kategori Ambang Batas Indeks Massa Tubuh (IMT).....................

16

Tabel 2.2: Kategori Beban Kerja Berdasarkan %CVL.....................................

18

Tabel 2.3: Penilaian Skor untuk Posisi Badan ...............................................

38

Tabel 2.4: Penilaian Skor untuk Posisi Leher .................................................

39

Tabel 2.5: Penilaian Skor untuk Posisi Kaki ................................................

40

Tabel 2.6: Penilaian Skor untuk Posisi Lengan .............................................

41

Tabel 2.7: Penilaian Skor untuk Posisi Lengan Bawah .................................

42

Tabel 2.8: Penilaian Skor untuk Posisi Pergelangan Tangan ........................

42

Tabel 2.9: Skor Awal untuk Grup A .............................................................

44

Tabel 2.10: Skor Awal untuk Grup B ...........................................................

44

Tabel 2.11: Skor C terhadap Skor A dan Skor B .........................................

45

Tabel 2.12: Penilaian Skor untuk Jenis Aktivitas Otot .................................

46

Tabel 2.13: Standar Kinerja berdasarkan Skor Akhir ...................................

48

Tabel 2.14: Tabel Isian Nordic Body Map (NBP) ........................................

49

Tabel 3.1: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ................................

54

Tabel 4.1: Karakteristik Responden yang Mengalami Keluhan Low Back Pain .. 64
Tabel 4.2: Distribusi Keluhan Gangguan Low Back Pain Yang Timbul .............. 65
Tabel 4.3: Distribusi Responden Menurut Keadaan Rasa Nyeri Yang Dialami .. 65
Tabel 4.4: Distribusi Responden Menurut Frekuensi Nyeri Yang Timbul Dalam
Seminggu .............................................................................................. 66

xiii

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Waktu Timbulnya Keluhan Low Back
Pain....................................................................................................... 67
Tabel 4.6: Distribusi Responden Menurut Keluhan Low Back Pain Yang
Mengganggu Pekerjaan ....................................................................... 68
Tabel 4.7: Distribusi Responden Menurut Tindakan Yang Dilakukan Jika
Merasakan Keluhan Low Back Pain..................................................... 68
Tabel 4.8: Distribusi Keluhan Low Back Pain ...................................................... 69
Tabel 4.9: Distribusi Sikap Kerja .......................................................................... 70
Tabel 4.10: Distribusi Usia .............................................................................. .....70
Tabel 4.11:Distribusi Masa Kerja ......................................................................... 71
Tabel 4.12: Tabulasi Silang Sikap Kerja dengan Keluhan Low Back Pain .......... 71
Tabel 4.13: Tabulasi Silang Usia dengan Keluhan Low Back Pain...................... 72
Tabel 4.14: Tabulasi Silang Masa Kerja dengan Keluhan Low Back Pain .......... 73
Tabel 4.15: Tabel Uji Parsial ................................................................................ 74
Tabel 4.16: Uji Determinasi .................................................................................. 76
Tabel 5.1: Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat .................................................... 96
Tabel 5.2: Rekapitulasi Hasil Analisis Multivariat ............................................... 96

xiv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1: Bagan Pendekatan Manajemen Risiko K3..................................

26

Gambar 2.2: Ruas Tulang Belakang ..............................................................

28

Gambar 2.3: Penilaian Skor Posisi Badan .....................................................

38

Gambar 2.4: Penilaian Skor Posisi Leher ......................................................

39

Gambar 2.5: Penilaian Skor Posisi Kaki ........................................................

39

Gambar 2.6: Penilaian Skor Posisi Lengan ....................................................

40

Gambar 2.7: Penilaian Skor Posisi Lengan Bawah ........................................

41

Gambar 2.8: Penilaian Skor Posisi Pergelangan Tangan ...............................

42

Gambar 2.9: Alur Proses Penilaian Metode REBA..........................................

47

Gambar 2.10: Gambaran Peta Nordic Body Map (NBM) ..............................

49

Gambar 2.11: Kerangka Teori ........................................................................

51

Gambar 3.1: Kerangka Konsep .......................................................................

52

Gambar 5.1: Proses Terjadinya Keluhan Nyeri Punggung Bawah ..................... 90

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi................................. 106
Lampiran 2: Surat Ethical Clearance dari KEPK …………………........…..... 107
Lampiran 3: Surat Ijin Penelitian dari FIK ......................................................... 108
Lampiran 4: Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpol Kab. Semarang ................... 109
Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian dari PT. Apac Inti Corpora ............................ 110
Lampiran 6: Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek ..................................... 111
Lampiran 7: Kuisioner Penelitian ....................................................................... 115
Lampiran 8: Lembar Pengukuran REBA ............................................................ 117
Lampiran 9: Surat Selesai Penelitian .................................................................. 125
Lampiran 10: Rekapitulasi Data Responden ....................................................... 126
Lampiran 11: Hasil Pengukuran REBA .............................................................. 128
Lampiran 12: Hasil Output Olah Data ............................................................... 131
Lampiran 13: Safety Sign Sikap Kerja Duduk dan Desain Kursi Meja Kerja
Ergonomis ...................................................................................... 138
Lampiran 14: Dokumentasi ................................................................................. 139

xvi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Low Back Pain (LBP) merupakan rasa nyeri yang dirasakan pada punggung
bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal atau punggung
bawah, otot, saraf, atau struktur daerah lainnya di daerah tersebut (Suma’mur
P.K., 2009:310). Menurut Maher, et al (2002) gejala low back pain antara lain:
nyeri otot, rasa tidak nyaman atau nyeri di daerah pinggang, nyeri yang menjalar
ke tungkai bawah sampai ke kaki, serta kesulitan untuk berdiri tegak. Nyeri
punggung bawah atau low back pain merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.
Menurut Smeltzer (2001) dalam Himawan, dkk (2009) low back pain dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit muskuloskeletal, gangguan psikologis dan
mobilisasi yang salah. Kebanyakan low back pain disebabkan oleh salah satu dari
berbagai

masalah

muskuloskeletal,

misal:

regangan

lumbosakral

akut,

ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, stenosis tulang
belakang, masalah diskus invertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai.
Faktor risiko terjadinya low back pain antara lain: usia, obesitas, indeks
massa tubuh, kehamilan, dan faktor psikologi. Seorang yang berusia lanjut akan
mengalami low back pain karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama
tulang, sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda. Sedangkan postur
merupakan faktor pendukung low back pain. Kesalahan postur seperti: kepala
menunduk ke depan, bahu melengkung ke depan, perut menonjol ke depan dan
lordosis lumbal berlebihan dapat menyebabkan spasme otot (ketegangan otot).

1

2

Hal ini merupakan penyebab terbanyak dari low back pain. Aktivitas yang
dilakukan dengan tidak benar, seperti; salah posisi saat mengangkat beban yang
berat juga menjadi penyebab low back pain (Himawan, dkk, 2009).
Secara umum low back pain dikeluhkan hampir seluruh populasi manusia
yang ada di dunia tanpa mengenal status sosial, umur dan jenis kelamin. Low
Back Pain merupakan salah satu keluhan yang dapat menurunkan produktivitas
manusia, 50-80% pekerja di seluruh dunia pernah mengalami low back pain
dimana hampir sepertiga dari usianya pernah mengalami beberapa jenis nyeri
punggung dan merupakan penyakit kedua setelah flu yang dapat membuat
seseorang sering berobat ke dokter sehingga memberi dampak buruk bagi kondisi
sosial-ekonomi dengan berkurangnya hari kerja juga penurunan produktivitas
(Roupa et al., 2008). Nyeri ini juga diderita oleh usia muda maupun tua namun
keadaan semakin parah pada usia 30-60 tahun keatas. Dan nyeri ini biasanya
terjadi lebih dari sekali dalam kehidupan seseorang, dimana semakin sering nyeri
ini terjadi dapat memperburuk tingkatan nyeri tersebut (Roffey et al., 2010).
Low Back Pain merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering
dijumpai di masyarakat seluruh dunia. World Health Organization (WHO)
menyatakan kira-kira 150 jenis gangguan muskuloskeletal di derita oleh ratusan
juta manusia yang menyebabkan nyeri dan inflamasi yang sangat lama serta
disabilitas atau keterbatasan fungsional, sehingga menyebabkan gangguan
psikologik dan sosial bagi penderita low back pain. Nyeri yang diakibatkan oleh
gangguan tersebut salah satunya adalah keluhan nyeri punggung bawah yang
merupakan keluhan paling banyak ditemukan diantara keluhan nyeri yang lain.
Laporan ini berhubungan dengan penetapan dekade 2000-2010 oleh WHO

3

sebagai dekade tulang dan persendian (Bone and Joint Decade 2000-2010),
dimana penyakit gangguan muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak
dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Sebanyak 2%-5%
dari karyawan di negara industri tiap tahun mengalami low back pain dan 15%
nya dari pekerja di industri perdagangan. (WHO, 2003).
Hal ini diperkuat dari data survei National Health Interview yang
memperkirakan bahwa dua pertiga dari semua kasus low back pain disebabkan
oleh aktivitas pekerjaan. Hampir 80% penduduk di negara industri pernah
mengalami nyeri punggung bawah. Pada tahun 2003, 3,2% dari total tenaga kerja
Amerika Serikat mengalami kerugian waktu produktif karena low back pain
(Colorado Department of Public Health and Environment Occupational Health
Indicators Report, 2012). Sedangkan pada tahun 2012, prevalensi nyeri punggung
bawah dalam satu tahun terakhir 15% sampai 20%, sebanyak 90% kasus nyeri
punggung disebabkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja, misalnya sikap
kerja dalam kegiatan menjahit. (Madschen Sia Mei Ol Siska Selvija Tambun,
2012:2).
Pada kasus di Inggris, low back pain merupakan penyebab utama dari ketidak
hadiran kerja (Chartered Institute Of Personel and Development, 2009),
diperkirakan sekitar 3,5 juta hari kerja hilang tahun 2007/2009 karena gangguan
musculoskeletal terutama nyeri punggung bawah (Health And Safety Executive,
2009).
Low Back Pain (LBP) merupakan gangguan muskuloskeletal yang paling
sering di dalam aktivitas kerja. Kejadian kecelakaan atau penyakit akibat kerja
merupakan salah satu resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Low Back Pain

4

(LBP) merupakan: rasa nyeri, ngilu, pegel yang terjadi di daerah pinggang bagian
bawah. Banyak pekerjaan yang mengharuskan menggunakan posisi duduk, posisi
duduk sendiri beresiko tinggi terjadi low back pain. Salah satu pekerjaan yang
mengharuskan

menggunakan

posisi

duduk

adalah

operator

menjahit

(Bimaariotejo, 2009).
Profesi sebagai penjahit akan menghadapi risiko pekerjaan. Menurut OSHA
didalam pekerjaan penjahit memiliki berbagai risiko, yaitu risiko yang
ditimbulkan oleh desain kerja dalam pekerjaan menjahit misalnya: desain kursi,
desain meja jahit, dan pedal meja jahit. Risiko dari aktifitas pekerjaan yang
dilakukan seperti: menggunting, membuat pola, dan menjahit. Para penjahit
memiliki risiko mendapatkan gangguan muskulokeletal akibat kerja, terkait
dengan postur tubuh yang terjadi didalam aktifitas kerja yang dilakukan seharihari.
Menurut Ruslan (2007) dalam Arinta (2014) di Indonesia, angka kejadian low
back pain diperkirakan bervariasi antara 7,6% sampai 37%. Dari hasil penelitian
secara nasional yang dilakukan kelompok studi nyeri PERDOSSI (Persatuan
Dokter Spesialis Saraf Indonesia) pada bulan Mei 2002 di 14 rumah sakit
pendidikan, dengan hasil menunjukkan bahwa keluhan nyeri tengkuk sebesar
37,5%, bahu kanan 53,8%, bahu kiri 47,4%, dan nyeri punggang bawah sebesar
45% dari 1.598 orang. Dari jumlah penderita tersebut, 251 orang (15%) yang
mengalami nyeri punggung bawah adalah penjahit (Tarwaka dkk, 2004:118).
Pekerjaan dengan lama duduk statis 91-300 menit pada penjahit terbukti menjadi
faktor resiko untuk terjadinya nyeri punggung bawah (Samara, 2005).

5

Dapat diketahui bahwa MSD’s pada penjahit merupakan penyakit akibat kerja
yang paling banyak terjadi. Besarnya kasus dan dampak yang ditimbulkan oleh
MSD’s pada sektor menjahit perlu dikendalikan. Oleh sebab itu perlu dilakukan
suatu penilaian terhadap salah satu faktor risiko pekerjaan yang dapat
menyebabkan timbulnya MSD’s, dimana keluhan low back pain yang biasanya
paling banyak dirasakan oleh penjahit.
Low Back Pain merupakan salah satu keluhan yang dapat menurunkan
produktivitas kerja manusia. Low Back Pain jarang fatal namun nyeri yang
dirasakan

dapat

membuat

penderita

mengalami

penurunan

kemampuan

melakukan aktivitas sehari-hari, masalah kesehatan kerja, dan banyak kehilangan
jam kerja pada usia produktif maupun usia lanjut. (Yudiyanta, 2007:3).
Punggung hampir selalu terlibat dalam berbagai aktivitas keseharian
seseorang baik itu pada saat posisi yang statik seperti duduk terlalu lama yang
dialami pekerja penjahit. Penelitian Hodges dan Richardson (1996) menunjukkan
bahwa gerakan ekstremitas atas ke segala arah menghasilkan kontraksi otot-otot
trunk sebelum dan segera setelah kontraksi deltoidus pada kelompok kontrol.
Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Mutia Osni, tahun
2012 mengenai gambaran faktor risiko ergonomi dan keluhan subjektif terhadap
gangguan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada penjahit sektor informal kota
Tangerang pada tahun 2012. Dalam penelitiannya menyebutkan bahwa, dari 41
responden pada bagian membuat dan memotong pola pakaian terdapat sebanyak
88% pekerja mengalami keluhan pada leher bagian atas. Pada bagian menjahit
dari 220 responden terdapat 96% atau 212 responden mengalami keluhan nyeri
pada bagian punggung.

6

PT. Apac Inti Corpora merupakan perusahaan dibidang manufacturing yang
beralamat di Jl. Raya Soekarno Hatta km.32 Desa Harjosari Kec. Bawen Kab.
Semarang. Perusahaan tersebut memproduksi tekstil dan Garmen. Untuk bagian
garmen terdiri dari beberapa departement, diantaranya: patter/ marker, cutting,
sewing/ knitting, finishing, pressing, quality control, packing, dan deliveries.
Sedangkan proses kerja untuk menghasilkan pakaian (Garment) yaitu :
penyediaan bahan/ kain, pembuatan model/ pola, pemotongan kain, penjahitan,
pengobrasan,

pemasangan

kancing,

pemberian

label,

penyetrikaan,

dan

pembungkusan. Garmen PT. Apac Inti Corpora menargetkan jumlah produksi
yang dihasilkan sebanyak 25.000 pc perbulan.
Tenaga kerja di PT. Apac Inti Corpora bagian sewing Garmen, bekerja sehari
selama 8 jam mulai dari pukul 07.30 s/d 16.30 dan istirahat pada pukul 12.0013.00. Dalam seminggu mereka bekerja selama 6 hari dan waktu libur 1 hari.
Selama bekerja mereka berada pada posisi duduk dan membungkuk saat
mengoperasikan mesin kerja. Proses tersebut dilakukan pekerja dengan posisi
duduk terus menerus di atas kursi, sehingga secara ergonomi posisi kerja tersebut
akan menyebabkan keluhan pada otot atau nyeri punggung bawah. Pelaksanaan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan norma ergonomi menyebabkan keluhan pada
otot atau nyeri punggung bawah. Keluhan nyeri punggung bawah berpengaruh
terhadap kinerja pekerja.
Pekerjaan menjahit dilakukan dalam posisi duduk yang cukup lama, kurang
lebih 4-8 jam per hari dan dilakukan terus menerus. Postur/sikap kerja di tempat
kerja perlu diperhatikan karena jika postur kerja tidak ergonomis dipertahanan
pada waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan timbulnya keluhan rasa sakit
seperti: ngilu, pegel-pegel, bahkan bisa mengakibatkan keram otot di bagian tubuh

7

tertentu (Samara, 2005). Oleh sebab itu, sebagai dasar dari upaya pengendalian
risiko akan gangguan low back pain dilakukan penilaian risiko ergonomi,
khususnya pada pekerjaan menjahit dan membuat pola serta menggunting yang
dilakukan oleh penjahit.
Tenaga fisik yang digunakan untuk duduk dan menjahit dapat menyebabkan
beban statis pada otot punggung. Beban statis akan menyebabkan otot-otot tubuh
tegang dan pembuluh darah menyempit. Keadaan ini menurunkan aliran darah
yang membawa oksigen dan glukosa keseluruh tubuh dan akibatnya orang
tersebut akan merasa lelah dan merasa sakit di area tulang punggung dan ototnya.
Rasa sakit di area tulang punggung tersebut biasanya datang dengan tiba-tiba.
Tetapi bisa juga terjadi secara perlahan seiring waktu. Biasanya rasa sakit tersebut
reda setelah beberapa minggu (Kim Davies, 2007:113).
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Poliklinik PT. Apac Inti
Corpora, didapatkan bahwa data penderita penyakit Muskuloskeletal selalu
meningkat selama tiga tahun terakhir. Menurut top 10 of cases, pada tahun 2013
penyakit Muskuloskeletal menduduki peringkat ketiga dari sepuluh besar penyakit
yang diderita sebanyak 1583 pekerja, pada tahun 2014 sebanyak 1664 pekerja dan
menduduki peringkat keempat, sedangkan pada tahun 2015 menduduki peringkat
ketiga yaitu sebanyak 1701 pekerja dari total keseluruhan 6941 pekerja di PT
Apac Inti Corpora (Poliklinik PT. Apac Inti Corpora, 2015).
Hasil observasi awal menggunakan pengisian kuisioner dan lembar Nordic
Body Map (NBP) pada tanggal 11 Januari 2016 yang telah dilakukan pada 10
pekerja wanita bagian sewing Garmen yang posisi kerjanya berada pada sikap
duduk dengan lama kerja selama 8 jam, menunjukkan bahwa dalam tujuh hari
terakhir dari 10 pekerja terdapat tujuh orang (70%) diantaranya mengeluhkan

8

nyeri punggung bawah. Keluhan yang paling banyak dirasakan oleh penjahit
adalah pada bagian pinggul (20%), bahu (30%), dan pinggang (20%).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 7 pekerja wanita yang
mengalami keluhan nyeri dan mengeluhkan bahwa mereka bekerja dalam sikap
duduk yang terlalu lama. Umumnya, keluhan tersebut timbul karena postur
janggal dari pekerjaan sewing, dimana sikap kerja menjahit yang statis dan adanya
pergerakan yang dilakukan secara berulang-ulang (repetisi) serta penggunaan
tenaga yang berlebihan saat bekerja.
Berdasarkan gambaran di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Sikap Kerja, Usia, dan Masa Kerja terhadap
Keluhan Subyektif Low Back Pain pada Pekerja Bagian Sewing Garmen PT. Apac
Inti Corpora Kabupaten Semarang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini yaitu “Adakah pengaruh sikap kerja, usia, dan masa
kerja terhadap keluhan subyektif low back pain pada pekerja bagian sewing
Garmen PT. Apac Inti Corpora Kabupaten Semarang”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah untuk mengetahui
pengaruh sikap kerja, usia, dan masa kerja terhadap keluhan subyektif low back
pain pada pekerja bagian sewing Garmen PT. Apac Inti Corpora Kabupaten
Semarang.

9

1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Untuk Pekerja bagian Sewing Garmen di PT. Apac Inti Corpora
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk penjahit
Garmen mengenai gambaran mengenai pengaruh sikap kerja, usia, dan masa kerja
terhadap keluhan low back pain, sehingga dapat dilakukan pencegahan agar dapat
terhindar dari keluhan low back pain.
1.4.2 Untuk Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
untuk perusahaan agar lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja sehingga dapat menurunkan angka kejadian keluhan low back pain guna
meningkatkan produktivitas kerja.
1.4.3 Untuk Jurusan IKM
Hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dan pengetahuan
untuk kepentingan perkuliahan maupun sebagai data dasar dalam penelitian di
bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya tentang keluhan low back
pain.
1.4.4 Untuk Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan serta pengalaman dalam mengidentifikasi masalah dan
pemecahannya khususnya mengenai pengaruh antara sikap kerja, usia, dan masa
kerja terhadap keluhan low back pain.
1.5 Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian dapat digunakan untuk membedakan penelitian yang
dilakukan sekarang dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (Tabel
1.1).

10

Table 1.1: Keaslian Penelitian
No
(1)
1.

2.

Judul
Penelitian
(2)
Hubungan
Faktor
Individu
dan Fakor
Risiko
Ergonomi
dengan
Keluhan
Low Back
Pain (LBP)
pada
Penjahit
Sektor
Usaha
Informal
CV.
Wahyu
Langgeng
Jakarta

Nama
Peneliti
(3)
Beauty
Kartika
Widyasari

Tahun dan
Tempat
(4)
Tahun
2014, di
CV.
Wahyu
Langgeng
Jakarta

Rancangan
Penelitian
(5)
Kuantitatif
dengan
desain
penelitian
cross
sectional

Faktorfaktor yang
Berhubungan dengan
Nyeri
Punggung
Bawah pada
Karyawan
Bagian
Penjahitan
PT.
Intigarmindo Persada
Jakarta

Titin

Tahun
2010, di
PT.
Intigarmindo
Persada
Jakarta

Kuantitatif
dengan
desain
penelitian
cross
sectional

Variabel
Penelitian
(6)
Variabel
Bebas:
Faktor
Individu
(umur, jenis
kelamin
dan masa
kerja) dan
Faktor
Risiko
Ergonomi
(postur
janggal,
posisi kerja
statis,
pergerakan
berulang)
Variabel
Terikat:
Keluhan
Low Back
Pain (LBP)

Hasil
Penelitian
(7)
Adanya
hubungan
antara
umur,
masa
kerja,
postur
janggal,
dan posisi
kerja statis
dengan
kejadian
LBP
Tidak ada
hubungan
antara
jenis
kelamin,
dan
pergerakan
berulang
dengan
kejadian
LBP
Variabel
Adanya
Bebas:
hubungan
Umur, Masa antara
Kerja,
umur dan
Indeks
masa kerja
Massa
dengan
Tubuh
kejadian
(IMT),
NPB
Kebiasaan
Tidak ada
Olahraga,
hubungan
dan
antara
Kebiasaan
IMT,
Merokok
kebiasaan
Variabel
olahraga,
Terikat:
dan
Kejadian
kebiasaan

11

Lanjutan (Tabel 1.1)
Nyeri
Punggung
Bawah
(NPB)
Survey
Variabel
analitik
Bebas:
atau
Sikap Kerja
explanator Duduk
y research Variabel
dengan
Terikat:
desain
Gejala
penelitian Cumulative
cross
Trauma
sectional
Disorders

merokok
dengan
kejadian
NPB
3. Hubungan
Rina Puji
Tahun
Adanya
antara Sikap Hastuti
2009, di
hubungan
Kerja
Konveksi
antara
Duduk
Aneka
sikap
dengan
GunungKerja
Gejala
pati
Duduk
Cumulative
Semarang
dengan
Trauma
Gejala
Disorders
Cumulatipada
ve Trauma
Tenaga
Disorders
Kerja
pada
Bagian
Tenaga
Penjahitan
Kerja
Konveksi
Bagian
Aneka
Penjahitan
Gunungpati
Konveksi
Semarang
Aneka
Gunungpati
Semarang
Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian mengenai pengaruh sikap kerja, usia, dan masa kerja terhadap
keluhan subyektif low back pain pada pekerja bagian sewing Garmen PT.
Apac Inti Corpora Kabupaten Semarang belum pernah dilakukan.
2. Variabel yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Pada penelitian ini
variabel bebas adalah sikap kerja, usia, dan masa kerja. Sedangkan variabel
terikat adalah keluhan subyektif low back pain.
3. Tahun dan tempat penelitian ini adalah pada tahun 2016 di PT. Apac Inti
Corpora Kabupaten Semarang bagian sewing Garmen.

12

1.6 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.1 Tempat
Tempat penelitian ini adalah PT. Apac Inti Corpora Kabupaten Semarang
bagian sewing Garmen.
1.6.2 Waktu
Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Desember 2015 sampai dengan
bulan September 2016.
1.6.3 Keilmuan
Penelitian ini termasuk dalam kajian Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan
bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Materi penelitian dibatasi pada
keinginan untuk mengetahui pengaruh sikap kerja, usia, dan masa kerja terhadap
keluhan subyektif low back pain.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor Individu
2.1.1 Usia
Pada umumnya keluhan otot sekeletal mulai dirasakan pada usia kerja 2565 tahun. Keluhan pertama biasanya dirasakan pada usia 35 tahun dan tingkat
keluhan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi
karena pada umur tersebut, kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun, sehingga
resiko terjadi keluhan otot meningkat (Tarwaka, 2014:309).
Berdasarkan penelitian Betti’e et al (1989) dalam Basuki (2009) tentang
kekuatan statik otot pria dan wanita dengan usia 20-60 tahun yang difokuskan
pada otot lengan punggung dan kaki, menunjukkan bahwa kekuatan otot
maksimal adalah pada usia 20-29 tahun dan akan menurun seiring dengan
bertambahnya usia.
Menurut Riihimaki, et al (1989) usia memiliki hubungan yang kuat dengan
keluhan sistem muskuloskeletal teruama otot bahu dan leher, beberapa ahli juga
mengungkapkan usia menjadi penyebab utama terjadinya keluhan otot (Tarwaka,
2014: 309).
Seseorang dengan usia lebih dari 30 tahun terjadi degenerasi yang berupa
kerusakan jaringan, pergantian jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan
cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi
berkurang. Dengan kata lain, semakin tua seseorang, semakin tinggi risiko orang
tersebut mengalami penurunan elastisitas pada tulang yang menjadi pemicu
timbulnya gejala keluhan nyeri punggung bawah (Olviana dan Wintoko,
2013:21).
13

14

Pada usia lebih dari 30 tahun terjadi perubahan pada postur tubuh,
degenerasi diskus vertebra, dan kerusakan jaringan sehingga cairan mudah keluar
dari dalam. Selain itu juga terjadi penyempitan rongga diskus secara permanen
serta hilangnya stabilitas segmen gerak sehingga menurunkan kemampuannya
untuk melindungi tulang belakang (National Institute of Neurological Disorders
and Stroke, 2011).
2.1.2 Jenis Kelamin
Laki-laki dan wanita bekerja dalam kemampuan fisiknya. Kekuatan fisik
tubuh wanita rata-rata 2/3 dari pria. Poltrast menyebutkan wanita mempunyai
kekuatan 65% dalam mengangkat di banding rata-rata pria. Hal tersebut
disebabkan karena wanita mengalami siklus biologi seperti haid, kehamilan, nifas,
menyusui, dan lain-lain. Sebagai gambaran kekuatan wanita yang lebih jelas,
wanita muda dan laki-laki tua kemungkinan dapat mempunyai kekuatan yang
hampir sama (A.M. Sugeng Budiono, 2003:147).
Walaupun masih ada pebedaan pendapat dari beberapa ahli tentang
pengaruh jenis kelamin terhadap resiko keluhan otot skeletal, namun beberapa
hasil penelitian secara signifikan menunjukan bahwa jenis kelamin sangat
mempengaruhi tingkat resiko keluhan otot. Hal ini terjadi karena secara fisiologis
kemampuan otot wanita lebih rendah dari pada pria (Tarwaka, 2014:309).
2.1.3 Kebiasaan merokok
Perokok lebih beresiko terkena low back pain dibandingkan dengan yang
bukan perokok. Diperkirakan hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan oksigen
ke cakram dan berkurangnya oksigen darah akibat nikotin terhadap penyempitan
pembuluh darah arteri. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan nyeri punggung
karena perokok memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan pada
peredaran darahnya, termasuk ke tulang belakang (Ruslan A Latif, 2007:1).

15

Pengaruh kebiasaan merokok terhadap resiko keluhan otot memiliki
hubungan erat dengan lama dan tingkat kebiasaan merokok. Semakin lama dan
semakin tinggi frekuensi merokok, semakin tinggi pula tingkat keluhan otot yang
dirasakan. Boshuizen et al. (1993) menemukan hubungan yang signifikan antara
kebiasaan merokok dengan keluhan otot. Kebiasaan merokok akan dapat
menurunkan

kapasitas

paru-paru

yang

diakibatkan

adanya

kandungan

karbonmonoksida sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun
dan sebagai akibatnya tingkat kesegaran menurun. Apabila yanag bersangkutan
melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga maka akan mudah lelah
karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran karbohidrat
terhambat, terjadi penumpukan asam laktat, dan akhirnya timbul nyeri otot
(Tarwaka dkk, 2014:310).
2.1.4 Kesegaran Jasmani
Tingkat keluhan otot dapat dipengaruhi oleh tingkat kesegaran tubuh. Jika
seseorang memiliki waktu istirahat yang cukup dalam aktivitas sehari-harinya
maka memiliki risiko yang kecil mengalami keluhan otot, begitupun sebaliknya.
Berdasarkan penelitian Cady, et al (1979) tingkat kesegaran tubuh yang rendah
memiliki 7,1% risiko terjadi keluhan otot, tingkat kesegaran tubuh yang sedang
3,2% dan tingkat kesegaran tubuh yang tinggi sebesar 0,8%.
Dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani yang rendah memilik risiko
yang tinggi terhadap terjadinya keluhan otot dan keluhan otot akan meningkat
seiring dengan bertambahnya aktivitas fisik (Tarwaka, 2014 : 311)
2.1.5 Indeks Massa Tubuh (IMT)
Berat badan yang berada dibawah batas minimum dinyatakan sebagai
kekurusan dan berat badan yang berada di atas batas maksimum dinyatakan

16

sebagai kegemukan. Laporan FAO dan WHO tahun 1985 bahwa batasan berat
badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Body Mass Index (BMI). Di
indonesia istilah ini diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT
merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan
berat badan normal dapat menghindari seseorang dari berbagai macam penyakit.
Tabel 2.1 Kategori Ambang Batas Indeks Massa Tubuh (IMT)
Kategori
Kekurangan berat badan tingkat berat
Kekurangan berat badan tingkat ringan

Kurus
Normal
Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat ringan
Kelebihan berat badan tingkat berat
Sumber : I Dewa Nyoman Suparyasa, 2001:61

IMT
18,5-25,0
>25,0-27,0
>27,0

Menurut Vismara Luca (2010) terdapat peningkatan insiden LBP seiring
dengan IMT yang tinggi. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan beban pada
orang dengan IMT tinggi di bagian lumbosakral pada tulang belakang. Tulang
belakang memiliki fungsi mempertahankan posisi tegak pada tubuh manusia,
tetapi tidak hanya tulang yang berperan, otot juga memiliki peranan untuk
membantu tulang belakang dalam mempertahankan posisi dan sebagai motor
penggerak. Kaki hanya mampu menahan beban seberat 2 kg, apabila pada orang
dengan IMT tinggi beban akan semakin bertambah dan tulang belakang akan
mulai tidak stabil (Meliala, 2003:7).
Bila seseorang kelebihan berat badan dan lemak akan disalurkan ke daerah
perut yang berarti kerja lumbal akan bertambah. Saat berat badan bertambah
tulang belakang akan tertekan untuk menahan beban tersebut sehingga mudah

17

terjadi kerusakan struktur tulang dan bahaya bagi tulang belakang. Daerah yang
paling berbahaya adalah daerah vertebra lumbal (Purnamasari et al, 2010).
2.2 Faktor Pekerjaan
2.2.1 Beban Kerja
Beban kerja adalah beban pekerjaan yang ditanggung oleh pelakunya baik
fisik, mental, maupun sosial (Suma’mur PK, 1996:48). Sedangkan menurut
Soekidjo Notoatmodjo (2007:178) beban kerja adalah setiap pekerjaan yang
memerlukan otot atau pemikiran yang merupakan beban bagi pelakunya, beban
tersebut meliputi beban fisik, mental ataupun beban sosial sesuai dengan jenis
pekerjaanya.
Beban kerja yang berat akan membutuhkan kekuatan tinggi pada sistem
rangka, jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama maka dapat timbul
kerusakan atau gangguan degenaratif terutama di daerah punggung bawah.
Semakin berat beban yang diterima pekerja maka semakin besar tenaga yang
menekan otot untuk menstabilkan tulang belakang yang akan menghasilkan
teka

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25