Utang dalam Perspektif Ekonomi Politik L

UTANG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI POLITIK LOKAL (STUDI
KASUS BADAN USAHA MILIK DAERAH: PT RIAU AIRLINES)

Disusun Oleh:
Achyar Hanif Siregar (1401118759)

Mata Kuliah Ekonomi Politik Lokal
Kelas B
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
2016

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa kita persembahkan kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan karunia-Nya lah makalah ini akhirnya dapat diselesaikan
sehingga dapat dipersembahkan kepada para pembaca. Adapun judul dari makalah
ini adalah “Utang dalam Perspektif Ekonomi Politik Lokal (Studi Kasus Badan

Usaha Milik Daerah: PT Riau Airlines)”.

Penyusunan makalah ini merupakan hasil kerja sesuai dengan tenaga dan
kemampuan yang semaksimal mungkin saya curahkan. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
masukan yang membangun sangat diharapkan

Semoga bantuan, petunjuk, motivasi, dan bimbingan semuanya menjadi
amal kebaikan dan mendapat imbalan dari Allah SWT, dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Pekanbaru, Oktober 2016

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................II
DAFTAR ISI.........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1. 1.

1. 2.
1. 3.

Latar Belakang............................................................................................1
Rumusan Masalah.......................................................................................2
Tujuan Penulisan.........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
2. 1.
2. 2.
2. 3.

Utang..........................................................................................................3
Ekonomi Politik Lokal................................................................................3
Badan Usaha Milik Daerah.........................................................................5

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................6
3. 1.
3. 2.


Utang dalam Perspektif Ekonomi Politik Lokal.........................................6
Utang pada PT Riau Airlines......................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................10

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Secara konsep utang dianggap sebagai salah satu solusi yang dapat
mempecepat proses pembangunan. Ketika suatu negara tidak memiliki dana yang
cukup untuk membiayai pembangunan, sementara rakyat mengharapkan
pemerintah yang terpilih mampu mewujudkan janji-janji yang diucapkan,
terutama janji pada masa kampanye. Maka keputusan dapat dianggaptepat.
Ada banyak teori yang menjelaskan tentang peran dan fungsi utang bagi
pembangunan. Ketika ketersediaan dana yang dimiliki oleh suatu negara tidak
mencukupi dalam membiayai pembangunan, maka utang dianggap sebagai obat
mujarab yang paling baik. Dalam artian utang bisa mempercepat proses
pembangunan tanpa harus menunda hingga dana cash (kontan) benar-benar

termiliki.
Sama halnya berkaitan dengan pembangunan ekonomi di Daerah.
Pemerintah Daerah

melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak

dipisahkan dengan pemanfaatan utang dalam membangun perekonomian di
Daerah. Utang bisa menjadi alternatif dari keterbatasan anggaran yang dimiliki
Pemerintah Daerah sehingga BUMD dapat berjalan secara efektif serta efisien.
Di Provinsi Riau dapat dirujuk pada pemanfaatan utang dalam
pembangunan ekonomi melalui BUMD yakni PT Riau Airlines. Dalam
prakteknya PT Riau Airlines mengalami fakta yang tidak sesuai dari norma
seharusnya dari konsep utang. PT Riau Airlines yang seharusnya dapat
memberikan kontribusi positif dalam peningkatan ekonomi di Provinsi Riau
karena telah mendapat sokongan anggaran tambahan melalui utang, namun
faktanya justru memperlihatkan sebuah ketidaksesuaian dengan status pailit yang
disebabkan utang itu sendiri sehingga tidak dapat beroperasi dan memberikan
kontribusi dalam peningkatan ekonomi di Provinsi Riau. Oleh karena itu, dalam

1


makalah ini akan dibahas khusus mengenai “Utang dalam Perspektif Ekonomi
Politik Lokal (Studi Kasus Badan Usaha Milik Daerah: PT Riau Airlines)”.

1. 2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Utang dalam Perspektif Ekonomi Politik Lokal?
2. Bagaimana Utang pada PT Riau Airlines?
1. 3. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Utang dalam Perspektif Ekonomi Politik Lokal
2. Menganalisis Utang pada PT Riau Airlines

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Utang
2. 1. 1. Definisi Utang
Utang adalah kewajiban yang harus diselesaikan sesuai dengan kesepakatan
dari pihak yang terlibat di sana, dimana berbagai ketentuan tersebut mengandung
hak dan kewajiban sebagai bentuk kompensasi.

2. 2. 2. Manfaat Utang
Ketika ketersediaan dana yang dimiliki oleh suatu negara tidak mencukupi
dalam membiayai pembangunan, maka utang dianggap sebagai obat mujarab yang
paling baik. Dalam artian utang bisa mempercepat proses pembangunan tanpa
harus menunda hingga dana cash (kontan) benar-benar termiliki.
Negara berkembang dan terbelakang (develop and under develop countries)
merupakan negara yang paling dominan menempatkan keputusan utang sebagai
salah satu cara untuk membiayai pembangunan. Berbagai lembaga donatur dan
negara maju terlibat dalam kesepakatan pemberian pinjaman, baik pinjaman
jangka pendek dan panjang termasuk kategori suku bunga lunak dan keras (soft
and hard)

2. 2. Ekonomi Politik Lokal
2. 2. 1. Definisi Ekonomi Politik
Ekonomi politik merupakan suatu ilmu yang mengkaji bagaimana
persoalan-persoalan ekonomi yang terjadi di suatu negara diselasaikan dengan
menempatkan kekuatan politik sebagai kekuatan pendukung (driven force) dalam
memberikan solusi terhadap kasus-kasus ekonomi

3


Hubungan antara Ekonomi dan Politik bisa bermakna eksplanatori
(menjelaskan bagaimana keduanya terkait) dan bisa juga bersifat normatif
(bagaimana seharusnya sifat perkaitan diantara kedua disiplin ilmu tersebut).
Pernyataan seperti ini bisa ditelusuri dalam tulisan ahli sosial jauh hingga masa
Aristoteles. Sebagai suatu disiplin ilmu yang lebih komprehensif, Ekonomi Politik
lahir dari berbagai upaya yang dilakukan untuk menemukan sinergi, mengisi
kekosongan (cross fertilazition) yang tidak dijumpai dalam satu disiplin ekonomi
atau disiplin politik saja.
Berbeda dengan pengambilan keputusan dalam ekonomi yang cenderung
berdasarkan efisiensi, pengambilan keputusan politik lebih menekankan kesamaan
antarpelaku politik dalam mengambil keputusan. Disatu pihak pelaku politik
terdiri dari para politisi, partai politik, dan pemerintah, sedangkan disisi lain rakyrt
sebagai kostituen. Para politisi dan partai politik menawarkan berbagai program
ideologinya kepada rakyat. Rakyat yang menginginkan sesuatu menyalurkan
aspirasinya kepada para politisi dan partai politik.
2. 2. 2. Definisi Politik Lokal
Berbicara politik lokal dalam konteks teritorial cenderung mengacu pada
konsep ruang. Apa itu lokal dalam konteks ruang? Yasraf Amir Piliang
menyatakan bahwa lokal digunakan untuk menjelaskan penggunaan ruang sebagai

setting berbagai interaksi didalamnya, yang sangat menentukan kontekstualitas

sebuah tindakan sosial.1 Didalam ruang lokal ini pula, berbagai pelembagaan
dibentuk. Lokal bisa berubah menjadi kamar dalam sebuah rumah, sebuah sudut
jalan, sebuah ruang perkantoran, sebuah lantai, toko, sebuah ruang publik, sebuah
desa atau kota, sampai pada daerah yang dibatasi secara teritorial oleh batas-batas
negara-bangsa. Didalam lokal yang sifatnya meruang ini berlangsung aktivitas
sosial, dimana aktor-aktor sosial saling melakukan mobilisasi, mengatur tindakan,
dari satu lokal ke lokal lainnya.

1

Abd. Halim, Politik Lokal Pola, Aktor & Dramatikalnya, (Yogyakarta: LP2B, 2014) hlm. 8

4

Politik lokal dalam ruang teritorial adalah ruang regional. Teritori (territory)
bermakna wilayah atau daerah. Dengan demikian, aspek ruang dalam politik lokal
secara


teritorial

adalah

regionalisasi.

Namun,

perlu

ditegaskan

bahwa

regionalisasi, secara umum merupakan istilah yang digunakan bukan sekadar
untuk menjelaskan lokalisasi didalam ruang melainkan juga mengacu pada
pembentukan zona-zona waktu dalam hubungannya dengan rutinitas praktikpraktik sosial. Dalam hal ini, rumah pribadi adalah sebuah lokal, yaitu statiun
yang menjadi tempat interaksi kelompok-kelompok sosial dalam sekala besar,
pada saat-saat tertentu.
2. 2. 3. Definisi Ekonomi Politik Lokal

Mengingat definisi yang telah dijelaskan sebelumnya antara ekonomi politik
dan politik lokal. Definisi ekonomi politik lokal bisa dapat dikomperasi sehingga
memiliki makna yaitu suatu ilmu yang mengkaji bagaimana persoalan-persoalan
ekonomi yang terjadi di suatu daerah diselesaikan dengan menempatkan rutinitas
praktik-praktik politik lokal sebagai kekuatan pendukung (driven force) dalam
memberikan solusi terhadap kasus-kasus ekonomi.
2. 3. Badan Usaha Milik Daerah
Salah satu organisasi yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah yang
berkontribusi besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD). BUMD dituntut untuk menjadi mesin uang pemerintah
daerah yang mampu menciptakan nilai tambah dengan menetapkan bisnis spesifik
dalam kaitan yang oleh Pemerintah Daerah (Pemda). BUMD dapat menjadi suatu
usaha yang dikelola secara profesional serta mampu menciptakan keuntungan dan
menjadi kontribusi bagi Pemerintah Daerah (Pemda) itu sendiri. BUMD dibentuk
dengan tujuan untuk melaksanakan pembangunan daerah dengan memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat dan meningkatkan penghasilan Pemerintah
Daerah. Suatu perusahaan (badan) dapat mencapai misi dan tujuan apabila
kekuatan yang dimiliki perusahaan melebihi kekurangan yang dimiliki.
Ketangguhan dan kemampuan suatu perusahaan (badan) ditentukan oleh interaksi
dari dalam perusahaan antara satuan kerja yang terdapat didalamnya, dari luar

5

perusahaan, dan dinamika perusahaan yang bersangkutan. Pengendalian intern
yang efektif sangat diperlukan agar perusahaan mampu mengatasi ancaman bisnis
yang mengitarinya.

6

BAB III
PEMBAHASAN
3. 1. Utang dalam Perspektif Ekonomi Politik Lokal
Secara konsep utang dianggap sebagai salah satu solusi yang dapat
mempercepat proses pembangunan. Dalam aras lokal, ketika suatu daerah tidak
memiliki dana yang cukup untuk membiayai pembangunan (studi kasus melalui
BUMD), sementara rakyat mengharapkan pemerintah daerah yang terpilih mampu
mewujudkan janji-janji yang diucapkan, terutama janji pada masa kampanye
mengenai pertumbuhan ekonomi. Maka keputusan utang dapat dianggap tepat,
utang bisa mempercepat proses pembangunan tanpa harus menunda hingga dana
cash (kontan) benar-benar termiliki.
Dibalik manfaatnya utang juga memiliki resiko yang berbahaya. Menurut
Prof Ricardo Hausman dari School of Government, Harvard University dalam
makalah yang dipresentasikan di Chulalongkorn University medio Oktober 2001,
mengatakan bahwa bahaya utang dalam empat kategori yaitu,2
1. Avoid short-term domestic public debt, it can kill you! (hindari utang publik
dalam negeri yang berjangka pendek; itu bisa membunuhmu).
2. But short-term debt in foreign currency can also kill you! (utang jangka
pendek dalam mata uang asing juga bisa membunuhmu).
3. Dollar debt can kill you! (pinjaman dalam bentuk dollar juga bisa
membunuhmu).
4. ... and even if they do not, the currency mismatches they generated make
monetary policy less effective (dan bahkan jika mereka/utang luar negeri

tidak membunuhmu, problem kurs yang mereka ciptakan akan membuat
kebijakan moneter menjadi tidak efektif).
Mungkin dari pendapat diatas dapat ditangkap bahwa manajemen berutang
adalah suatu yang dibolehkan dan itu juga biasa terjadi dalam dunia bisnis, namun
2

Irham Fahmi, Ekonomi Politik Teori dan Realita, Bandung: Alfabeta, 2013) hlm. 32

7

sebuah tindakan yang tidak hati-hati akan menyebabkan perusahaan atau
organisasi tersebut berada dalam posisi sulit bahkan tidak mungkin pada akhirnya
harus menutup usaha (bangkruptcy). Sehingga dari segi konsep capital structure
(struktur modal) ditekankan sekali bahwa jika utang itu sangat tidak boleh
melewati batas shareholder’s equity (kekayaan yang dimiliki). Namun jika
ternyata loan (utang) tersebut telah melewati batas shareholders equity dan tidak
mampu dibayar lagi maka itulah yang disebut dalam kasus perbankan sebagai
kredit macet.
Dan seandainya kredit macet itu timbul dalam jumlah yang besar tentulah
itu tidak lagi menjadi masalah satu sektoral saja yaitu masalah perbankan namun
telah menjadi masalah nasional. Utang pemerintah dan utang swasta adalah
sebuah polemik bangsa yang harus dipecahkan. Dengan lebih jauh menjadi kajian
bagi generasi selanjutanya bahwa ternyata sebuah keputusan awal yang dianggap
itu adalah benar ternyata telah menghasilkan sebuah kesalahan, kesalahan yang
bisa disebabkan karena rasa ambisi dan keinginan, dan dari sudut pandang agama
kita bisa melihat sebagai bentuk memaksakan diri untuk mengambil sesuatu yang
belum waktunya.
3. 2. Utang pada PT Riau Airlines
PT. Riau Airlines (RAL) merupakan satu-satunya perusahaan penerbangan
di Indonesia yang merupakan milik Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Awal
terbentuknya RAL ditandai dengan disahkannya Peraturan Daerah (PERDA) No.
5 Lembaran Daerah No. 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan PT. Riau Airlines
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau. RAL juga ditunjang
dengan izin Niaga berjadwal No.AU/3496/2005 dan izin Niaga tidak berjadwal
No.

AU/3125/DAU-1065/2007.

Riau

Airlines

resmi

berdiri

dengan

ditandatanganinya akta pendirian No. 14 oleh Gubernur Riau pada tanggal 12
Maret 2002. Sebagai Operator penerbangan yang profesional, Riau Airlines juga
telah memiliki izin AOC (Air Operator Certificate) No. AOC/121-017 pada
tanggal 20 Desember 2002, dari Direktorat Perhubungan Udara Departemen
Perhubungan.

8

Sejak tahun 2008, PT Riau Airlines sudah mulai dirundung oleh berbagai
permasalahan yang salah satunya ialah permasalahan utang sehingga akhirnya
perusahaan ini berhenti total pada tahun 2011 serta dinyatakan pailit oleh
Pengadilan Niaga Medan pada 12 Juli 2012, yang diperkuat dengan putusan
kasasi di Mahkamah Agung (MA). Meski begitu, jajaran direksi RAL menang
dalam proses Peninjauan Kembali, setelah MA mengeluarkan putusan penolakan
kasasi atas putusan Pengadilan Niaga Medan. Putusan MA ini diambil pada 28
Januari 2013. Sampai pada tahun 2016 ini, PT Riau Airlines masih belum
beroperasi dan masih terancam bangkrut.
Adapun rincian utang yang sulit dilunasi karena kondisi keuangan dari PT
Riau Airlines sebagai indikator dinyatakan pailit sebelumnya oleh Pengadilan
Niaga Medan adalah Rp 90 miliar kepada Bank Muamalat, Rp 130 miliar pada
vendor, pajak Rp 70 miliar, dan utang lainnya yang mencapai total hampir Rp 305
miliar.

9

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berkaitan dengan pembangunan ekonomi di Daerah. Pemerintah Daerah
melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak dipisahkan dengan
pemanfaatan utang dalam membangun perekonomian di Daerah. Utang bisa
menjadi alternatif dari keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemerintah Daerah
sehingga BUMD dapat berjalan secara efektif serta efisien.
Utang merupakan suatu yang dibolehkan dan itu juga biasa terjadi dalam
dunia bisnis, namun sebuah tindakan yang tidak hati-hati dalam menajemen utang
akan menyebabkan perusahaan berada dalam posisi sulit bahkan tidak mungkin
melunasi utangnya yang pada akhirnya harus menutup usaha (bangkruptcy).
PT Riau Airlines merupakan salah satu bukti nyata bagaimana utang yang
seharusnya dapat menjadi stimulus khusus bagi pertumbuhan perusahaan tersebut
sebagai pendongkrak ekonomi di daerah Riau, justru faktanya malah mengalami
krisis karena tidak berhati-hati dalam memanajemen utang yang ditandai dengan
status pailit (kondisi keuangan tidak dapat membayar utang) oleh Pengadilan
Niaga Medan pada 12 Juli 2012, yang diperkuat dengan putusan kasasi di
Mahkamah Agung (MA). Perusahaan ini sekarang sedang terancam bangkrut.
Meskipun, jajaran direksi RAL menang dalam proses Peninjauan Kembali,
setelah MA mengeluarkan putusan penolakan kasasi atas putusan Pengadilan
Niaga Medan pada 28 Januari 2013. Sampai pada tahun 2016 ini, PT Riau
Airlines masih belum beroperasi dan masih terancam bangkrut.

10

DAFTAR PUSTAKA
Biro

Administrasi

Perekonomian

Provinsi

Riau.

PT.

Riau

Airlines.

http://bap.webriau.com/profil.php?id=10. Diakses pada 26 Oktober 2016
Fahmi, Irham. 2013. Ekonomi Politik, Teori dan Realita. Bandung: Alfabeta
Festiani, Satya. Dirjen Pajak: Tunggakan Riau Airlines Capai Rp 80 Miliar .
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/03/26/nlt6bo-dirjenpajak-tunggakan-riau-airlines-capai-rp-80-miliar. Diakses pada 26 Oktober
2016.
Gunawan,

Hendra.

2016.

Pemprov

Riau

Pertahankan

Riau

Airlines.

http://regional.kontan.co.id/news/pemprov-riau-pertahankan-riau-airlines.
Diakses pada 19 Oktober 2016
Halim, Abd. 2014. Politik Lokal Pola, Aktor & Alur Dramatikalnya. Yogyakarta:
LP2B.
Harismanto. 2015. Riau Airlines yang Berhutang Rp. 305 Miliar Minta
Dihidupkan

Lagi.

http://pekanbaru.tribunnews.com/2015/01/28/riau-

airlines-yang-berhutang-rp-305-miliar-minta-dihidupkan-lagi.

Diakses

pada 19 Oktober 2016
Ilva.

2016.

Hutang

Airlines

Akan

Diperbaharui.

http://www.riaunews.com/ekonomi-bisnis/hutang-riau-airlines-akandiperbaharui/. Diakses pada 19 Oktober 2016
Sulasmini, Ni Putu Eka, Nyoman Trisna Herawati dan Ni Kadek Sinarwati. 2014.
Pengaruh Pengendalian Intern Kas pada Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) Kabupaten Buleleng terhadap Realisasi Pencatatan Penerimaan
Kas. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi

Program

S1

(Vol:

2

No:1

Tahun

2014).

http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&articl
e=145462. Diakses pada 26 Oktober 2016

11