Pengembangan Strategi Pengajaran Konsep. doc

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penguasaan konsep merupakan jantungnya proses belajar, proses
belajar akan diawali oleh tercapainya pengenalan dan pemahaman akan
nama dan makna / pengetahuan hingga fungsi dari berbagai hal, dari
bentuk kongkrit hingga abstrak. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai
salah satu bidang studi secara material menuntut penguasaan dan
mengarah pada pengembangan unsur kecakapan dasar umum siswa.
Melalui kegiatan perencanaan serta pada tingkat pengimplementasian
strategi pengajaran konsep yang dikembangkan guru, dapat membantu
siswa dalam membentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara
mandiri. Oleh karena itu strategi belajar mengajar konsep dalam
pembelajaran Pendidikan IPS di SD merupakan keterampilan metodologis
yang penting dikuasai oleh guru.
Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa
diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsepkonsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan
kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki
ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalahmasalah sosial tersebut.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diterapkan antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah yang dimaksud dengan pengertian strategi pembelajaran IPS?
Apa saja prinsip – prinsip pembelajaran IPS?
Apa saja macam – macam strategi pembelajaran IPS di SD?
Bagaimana strategi pembelajaran IPS di SD?
Apa saja metode – metode pembelajaran IPS?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa yang dimaksud strategi pembelajaran IPS
2. Mengetahui apa saja prinsip – prinsip pembelajaran IPS
1

3. Mengetahui apa saja macam – macam strategi pembelajaran IPS di SD

4. Mengetahui bagaimana strategi pembelajaran IPS di SD
5. Mengetahui apa saja metode – metode pembelajaran IPS
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis, belajar menyusun makalah dan lebih mengetahui serta
memahami Strategi Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
2. Bagi kalangan akademik, diharapkan penyusunan makalah ini dapat
dijadikan sebagai bahan studi perbandingan serta sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
3. Bagi kalangan umum, diharapkan penyusunan makalah ini nantinya
dapat bermanfaat dan dapat dipertimbangkan pengembangannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran IPS
Strategi pembelajaran merupakan suatu cara atau pola yang
digunakan oleh guru di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
Dalam pola tersebut tentu terkandung bentuk- bentuk rangkaian perbuatan

2


atau kegiatan guru dan siswa yang mengarah pada tercapainya tujuantujuan pembelajaran (Raka Joni, 1980).
Strategi

pembelajan

instruksional adalah

pendekatan

dalam

kegiatan belajar mengajar yang digunakan guru dalam menggunakan
informasi, memilih sumber-sumber, dan mendefinisikan peranan siswasiswa. (Gerlach dan Ely (1980). Strategi instruksional tersebut mencakup
praktik-praktik khusus yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Strategi instruksional tersusun atas metode-metode dan
teknik-teknik yang akan memungkinkan pembelajar untuk mencapai
tujuan-tujuan belajar.
B. Prinsip – prinsip Pemilihan Strategi Pembelajaran IPS SD
Prinsip-prinsip ini merupakan suatu landasan dalam memilih

strategi seperti apa yang akan kita gunakan dalam proses belajar mengajar.
Karena dalam menentukan sebuah strategi pembelajaran IPS SD kelas
awal ini harus memperhatikan apa-apa saja yang berhubungan dengan
siswa.
1. Bermakna (meaningful)
2. Integratif (integrative)
3. Berbasis nilai (value based)
4. Menantang (challenging)
5. Aktif (Active)
6. Pengembangan berbagai potensi dasar siswa SD
a. Dorongan ingin tahu (sense of curiosity)
b. Minat-perhatian (sense of ineterst)
c. Dorongan membuktikan kenyataan (sense of reality)
d. Dorongan menemukan sendiri (sense of discovery)
e. Dorongan bertualang (sense of adventure)
f. Dorongan menghadapi tantangan (sense of challen).
7. Keberagaman latar belakang lingkungan social siswa
8. Kesinambungan dan tahapan perkembangan sosial siswa.

3


C. Macam – macam strategi pembelajaran IPS di SD
a. Pembelajaran Kemampuan Berpikir
Penanaman konsep merupakan penunjang kemampuan berpikir
siswa,Konsep merupakan keadaan lingkungan ( abstraksi ) dari
kesamaan dari jumlah benda atau fenomena. Contoh konsep yakni
tanah, sungai, gunung, uang, cuaca dan lain-lain. Pengajaran konsep
mengembangkan kemampuan kognitif dari yang terendah sampai
tingkat tinggi.
Pengajaran konsep dapat dilakukan melalui dua pendekatan:
1. Pendekatan induktif dilakukan dengan mengkaji fenomenafenomena sosial untuk mendapatkan informasi yang selanjutnya
dikembangkan menjadi fakta. Fakta-fakta tersebut dirangkai
sehingga menunjukkan adanya suatu kategori atau kesamaan
tertentu.
2. Pendekatan deduktif pengajaran dimulai dengan pemberian konsep
dan diteruskan untuk menemukan fakta-fakta yang menjadi bagian
konsep.
Pembelajaran kemampuan berpikir termasuk juga didalamnya
yaitu suatu kajian terhadap peristiwa, kejadian, fenomena atau situasi (
studu kasus) tertentu yang terjadi di tempat tertentu dan berhubungan

dengan aspek-aspek kehidupan manusia di masa lalu, masa kini atau
masa yang akan datang (S. Hamid Hasan, 1996:192). Sebuah
peristiwa dapat dikatakan sebuah kasus atau kejadian karena peristiwa
itu unik serta terbatas pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa
tersebut dan tidak terulang di tempat yang lain. Contohnya, peristiwa
kelahiran.
Isu Kontroversial merupakan pembelajaran kemampuan berpikir
bagi siswa, yang mana Muessig (S. Hamid Hassan, 1996:202)
menyatakan bahwa isu kontroversial adalah sesuatu yang mudah
diterima oleh seseorang atau kelompok tetapi juga mudah ditolak oleh
orang atau kelompok lain. Isu kontroversial lahir dari perbedaan
pendapat dan isu kontroversial pun mengakibatkan perbedaan

4

pendapat. Perbedaan pendapat muncul dari perbedaan pandangan
seseorang terhadap sebuah fakta.
b. Strategi Pembelajaran Kemampuan Proses
1. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Dalam pengajaran IPS SD kelas di persekolahan guru dapat

mendorong siswa untuk belajar memecahkan masalah dengan
menggunakan metode pendekatan pemecahan masala (problem
solving).
Dengan cara pendekatan akan terjalin sebuah komunikasi
yang baik antara guru dengan siswa sehingga antara guru dan siswa
tidak ada pembatas. Yang mana jika tidak ada pembatas antara guru
dan siswa akan dengan mudah untuk mencari atau mengetahui
jalan keluar dari suatu permasalahan.
2. Inkuiri
Inkuiri ialah siswa mampu menemukan jawaban sendiri
dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul. Pengajaran inkuiri
merupakan bentuk pengajaran yang mengenalkan konsep-konsep
secara induktif. Perbedaaan yang mendasar antara pengajaran
inkuiri dengan pemecahan masalah yakni pengajaran inkuiri lebih
menekankan pada pengembangan kemampuan pemecahan masalah
yang terbatas pada disiplin ilmu bukan pada masalah yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Portofolio
Kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan
terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.

Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seorang siswa.
Tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari satu kelas secara
keseluruhan yang bekerja secara kooperatif.
c. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif pembelajaran yang menghendaki siswa
belajar secara bersama-sama, saling membatu satu sama lain dalam

5

belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai
tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.
D. Strategi Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Strategi pembelajaran IPS harus dirancang sebaik mungkin agar
mendapatkan proses belajar yang mudah dimengerti. IPS merupakan
pelajaran sosial yang meliputi berbagai aspek, seperti kehidupan
dimasyarakat, lalu ada pula struktur yang ada di bumi, dan lain
sebagainya. Aspek tersebut cukup banyak sekali rinciannya, oleh karena
itu guru harus pintar untuk merancang bagaimana agar para siswa dapat
memahami segala materi meskipun itu butuh nalar yang besar. Ketika guru
tidak memiliki sebuah rancangan untuk mengajar, maka yang diberikan

guru hanya sebuah teori saja. Ilmu pendidikan sosial juga ad praktek untuk
mendukung kegiatan tambahan belajar, dengan begitu anak-anak akan
mengerti dan bisa mencoba berbagai hal yang mencangkup dalam IPS.
Beberapa strategi pembelajaran IPS yang bisa dilakukan adalah,
yang pertama pasti membuat rancangan model untuk proses belajar di
kelas. Dalam model tersebut, sang guru bisa memilih berbagai jenis model
yang sudah ditetapkan, dan model tersebut harus seimbang dengan materi
yang akan diajarkan. Kemudian setelah menetapkan model, guru membuat
alat peraga untuk ditampilkan di depan kelas. Misalnya untuk materi yang
membahas wilayah di Indonesia, bisa menggunakan peta bergambar yang
saat ini sudah banyak diperjual belikan di pasar. Ada juga materi yang
membahas Negara-negara yang terdapat di seluruh bumi, untuk materi
tersebut guru harus menggunakan globe agar siswa mengerti Negara
tersebut ada dibagian mana. Setiap sekolah pasti mempunyai globe, jadi
siswa tidak perlu membawa globe lagi.
Dalam proses kegiatan belajar dan mengajar dibutuhkan aspekaspek untuk mencapai tujuan intruksional dari suatu pembelajaran. Aspekaspek tersebut adalah: 1) aspek tujuan intruksional, 2) aspek materi
pengajaran, 3) aspek metode atau strategi belajar-mengajar, 4) aspek media

6


intruksional, 5) aspek penilaian, 6) aspek penunjang fasilitas, waktu,
tempat, perlengkapan, dan7) aspek ketenagaan.
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar diharapkan untuk membina
generasi penerus (anak) agar dapat memahami potensi dan peran dirinya
dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati tuntunan keharusan dan
pentingnya bermasyarakat dengan penuh kebersamaan dan kekeluargaan
serta mahir berperan serta dilingkungannya sebagai insane sosial dan
warga Negara yang baik.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran

yang

diberikan

mulai

dari

SD/MI/SDLB


sampai

SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI
mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan
Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai.
Pembelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat
dalam

memasuki

kehidupan

bermasyarakat

yang

dinamis

untuk

menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat di masa yang akan datang yang akan
dihadapi oleh peserta didik. Pembelajaran IPS disusun secara sistematis,
komprehensif,

dan

terpadu

dalam

proses

pembelajaran

menuju

kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan
pendekatan

tersebut

diharapkan

peserta

didik

akan

memperoleh

pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang
berkaitan (permndiknas No. 19 tahun 2005).
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial
yang disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat diharapkan untuk membina generasi penerus (anak) agar dapat

7

memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya,
menghayati tuntunan keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan
penuh kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan serta
dilingkungannya sebagai insan sosial dan warga Negara yang baik.
E. Metode – metode Pembelajaran IPS
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan (introduction) pada dasarnya merupakan
kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan peserta didik pada setiap
kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya terutama untuk menciptakan
suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan peserta
didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi
waktu

dalam

kegiatan

pendahuluan

pembelajaran

ini

perlu

diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut
relatif singkat, berkisar antara 5-10 menit. Dengan waktu yang relatif
singkat tersebut diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal
pembelajaran dengan baik, sehingga dalam kegiatan inti pembelajaran
peserta didik sudah siap untuk mengikuti pelajaran dengan seksama.
Kegiatan

utama

yang

dilaksanakan

dalam

pendahuluan

pembelajaran ini di antaranya untuk menciptakan kondisi-kondisi awal
pembelajaran

yang

kondusif,

melaksanakan

kegiatan

apersepsi (apperception), dan penilaian awal (pre-test). Penciptaan
kondisi awal pembelajaran dilakukan dengan cara: mengecek atau
memeriksa

kehadiran

peserta

didik (presence,

attendance),

menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik (readiness), menciptakan
suasana belajar yang demokratis, membangkitkan motivasi belajar
peserta

didik,

Melaksanakan

dan

membangkitkan

perhatian

peserta

didik.

apersepsi (apperception) dilakukan

dengan

cara:

mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari
sebelumnya dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta
didik, dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan
dibahas.

8

Melaksanakan penilaian awal dapat dilakukan dengan cara lisan
atau tulisan berupa kuis singkat pada beberapa peserta didik yang
dianggap mewakili seluruh peserta didik, bisa juga penilaian awal ini
dalam prosesnya diintegrasikan melalui apersepsi.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan
pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman
belajar peserta didik (learning experiences). Pengalaman belajar
tersebut bisa dalam bentuk kegiatan tatap muka di kelas atau di luar
kelas dan kegiatan nontatap muka. Pengalaman belajar tatap muka
dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
mengembangkan bentuk-bentuk interaksi langsung antara guru dengan
peserta didik,

sedangkan pengalaman

belajar nontatap muka

dimaksudkan sebagai kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik
dalam berinteraksi dengan sumber belajar lain yang bukan kegiatan
interaksi langsung guru-peserta didik.
Kegiatan inti dalam pembelajaran bersifat situasional, dalam arti
perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat proses
pembelajaran itu berlangsung. Terdapat beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan paling awal
yang perlu dilakukan guru adalah memberitahukan Kompetensi Dasar
yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis-garis besar
materi/bahan pembelajaran yang akan dipelajari. Hal ini perlu
dilakukan agar peserta didik mengetahui sejak awal kemampuankemampuanapa

saja

yang

akan

diperolehnya

setelah

proses

pembelajaran berakhir.
Cara yang cukup praktis untuk memberitahukann kompetensi
tersebut kepada peserta didik bisa dilakukan dengan cara tertulis atau
lisan, atau kedua-duanya. Guru menuliskan kompetensi tersebut di
papan tulis dilanjutkan dengan penjelasan secara lisan mengenai
pentingnya kompetensi tersebut dikuasai peserta didik.

9

Kegiatan lainnya di awal kegiatan inti pembelajaran terpadu yaitu
menjelaskan alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta
didik. Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan kepada peserta
didik tentang kegiatankegiatan belajar yang harus ditempuh peserta
didik dalam mempelajari tema/ topik, atau materi pembelajaran PKn
atau IPS terpadu. Kegiatan belajar yang ditempuh peserta didik dalam
pembelajaran IPS terpadu lebih diutamakan pada terjadinya proses
belajar yang berkadar aktivitas tinggi. Pembelajaran berorientasi pada
aktivitas peserta didik, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator yang memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta
didik untuk belajar. Peserta didik diarahkan untuk mencari dan
menemukan sendiri apa yang dipelajarinya, sehingga prinsip-prinsip
belajar dalam teori konstruktivisme dan teori Kolb dapat diterapkan.
Dalam menyajikan materi/bahan pembelajaran harus diarahkan
pada suatu proses perubahan pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku
peserta didik. Mengingat PKn dan IPS syarat dengan nilai maka
strategi yang tepat digunakan adalah membangkitkan rasa, karsa dan
karya yang dapat membentuk kepribadian, karakter dan jati diri
sebagai manusia. Penyajian bahan pembelajaran harus dilakukan
secara terpadu melalui penghubungan konsep dari mata pelajaran satu
dengan konsep mata pelajaran lainnya. Dalam hal ini, guru harus
berupaya menyajikan bahan pelajaran dengan strategi mengajar yang
bervariasi, yang mendorong peserta didik pada upaya penemuan
pengetahuan baru. Kegiatan pembelajaran bisa dilakukan melalui
kegiatan pembelajaran secara klasikal, kelompok, dan perorangan.
3. Kegiatan Penutup dan Tindak Lanjut
Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan
sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan
penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut.
Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan
hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini
relatif singkat, oleh karena itu guru perlu mengatur dan memanfaatkan

10

waktu seefisien mungkin. Secara umum kegiatan akhir dan tindak
lanjut dalam pembelajaran terpadu di antaranya:
a. Melaksanakan dan mengkaji penilaian akhir
b. Melaksanakan tindsk lanjut pembelajaran melalui kegiatan
pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah,
menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh
peserta didik, membaca materi pelajaran tertentu, dan memberikan
motivasi atau bimbingan belajar.
c. Mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan
datang, dan menutup kegiatan pembelajaran.
4. Penilaian
Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian
terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar
adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil
belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang
dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut
pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar
dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Penilaian proses dan
hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar
merupakan akibat dari suatu proses belajar.
F. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar IPS di SD
1. Konsep Dasar Media Pembelajaran
Ada

beberapa

konsep,

definisi

media

pendidikan

atau

mediapembelajaran. Rossi dan Briedle (1996: 3) mengemukakan
bahwa mediapembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai untukmencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku,
koran, majalahdan sebagainya.Namun demikian, media bukan hanya

11

berupa alat ataubahan saja,akan tetapi hal-hal yang lain yang
memungkinkan

siswa

dapatmemperoleh

pengetahuan.

Menurut

Gerlach secara umum media itumeliputi orang, bahan, peralatan atau
kegiatan yang menciptakan kondisiyang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dansikap.Dari dua pengertian
diatas, maka tampak pengertian terkaitpengertian yang dikemukakan
gerlach

lebih

luas

dibandingkan

denganpengertian

yang

pertama.Adapula yang berpendapat bahwa mediapengajaran meliputi
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak(software).
2. Pentingnya Media Pembelajaran
Media

sangat

penting

dalam

suatu

pembelajaran

karena

dapatmembantu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran
sehinggatujuan

pembelajaran

dapat

tercapai.

Misalnya

untuk

mempelajaribagaimana kehidupan makhluk hidup di dasar laut, tidak
mungkin gurumembimbing siswa langsung menyelam ke dasar lautan,
atau membelahdada manusia hanya umtuk mempelajari cara kerja
organ tubuh manusia,seperti cara kerja jantung ketika memompakan
darah. Jadi media disinidapat dikatakan sebagai alat peraga
pembelajaran yang membantu prosesbelajar.Untuk memahami peranan
media dalam proses mendapatkanpengalaman belajar bagi siswa,
Edgard

Dale

melukiskannya

dalam

sebuahkerucut

kemudian

dinamakan kerucut pengalaman cone of experiment.
Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale
memberikangambaraqn bahwa pengalaman belajar yang diperoleh
siswa dapat melaluiproses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang
dipelajari, prosesmengamati dan mendengarkan melalui media tertentu
dan prosesmendengarkan melalui bahasa.Uraian setiap pengalaman
belajar seperti yang digambarkan dalamkerucut akan dijelaskan berikut
ini :
a. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh
siswasebagai hasil dari aktivitas sendiri.

12

b. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui
benda ataukejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan
yang sebenarnya.
c. Pengalaman melalui drama, yaitu pengalaman yang diperoleh dari
kondisidan situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan)
denganmenggunakan scenario yang sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
d. Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian
informasimelalui peragaan.
e. Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui
kunjungansiswake suatu objek yang ingin dipelajari
f. Pengalaman melalui pameran artinya pameran disini adalah usaha
untukmenunjukkan hasil karya
g.

Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak
langsung sebabtelevisi merupakan perantara.

h. Pengalaman melalui gambar Hidup dan film merupaka rangkaian
gambarmati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan
tertentu.
i. Pengalaman melalui radio, tape recorder dan gambar.
j. Pengalaman melalui lambing-lambang visual seperti grafik,
gambar, danbagan.
k. Media melalui lambing verbal merupakan pengalaman yang
sifatnya lebihabstrak.
Dari

gambaran

kerucut

pengalaman

tersebut,

siswa

akan

lebihkongkret memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung,
melaluibenda-benda tiruan, pengalaman melalui drama, demonstrasi
wisata danmelalui pameran.
3.

Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikanmelalui
bahasa verval. Hal ini di gambarkan oleh Edgar Dale, hal tersebutdapat
memungkinkan terjadinya verbalisme.Artinya siswa hanyamengetahui
tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yangterkandung

13

dalam kata tersebut sehingga dapat menimbulkan kesalahanpersepsi
siswa.Olehnya

itu

sebaiknya

diusahakan

agar

pengalaman

siswamenjadi lebih kongkret, pesan yang ingin di capai, dilakukan
melaluikegiatan

yang

dapat

mendekatkan

siswa.Penyampaian

informasi yang hanya melalui bahasa verbal selaindapat menimbulkan
verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswauntuk menangkap
pesan akan semakin berkurang, karena siswa kurangdi ajak berpikir
dan menghayati pesan yang disampaikan, padahal untukmemahami
sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.Media
pembelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk :
a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentuPeristiwaperistiwa penting atau objek yang langka dapat di abadikandengan
foto,

film,

atau

direkam

melalui

video

atau

radio.

Kemudianperistiwa tersebut disimpan dan dapat digunakan
manakala diperlukan.Misalnya guru dapat menjelaskan gerhana
matahari yang langka melaluihasil rekaman video.
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentuDengan media
pembelajaran bahan pelajaran yang bersifat abstrakakan menjadi
kongkret sehingga mudah dipahami dan dapatmenghilangkan
verbalisme.Media

pembelajaran

juga

dapat

membantu

menampilkan objek yangterlalu besar dan objek yang terlalu kecil.
Untuk menampilkan objektersebut, pendidik atau guru dapat
memanfaatkan film slide, foto-foto,atau gambar. Benda-benda kecil
dapat ditampilkan pula denganmemanfaatkan mikroskop dan
microprojector.Untuk

memanipulasi

keadaan,

juga

media

pembelajaran dapatmenampilkan suatu proses atau gerakan yang
terlalu cepat yang sulitdiikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal
terbang, atau sebaliknyadapat mempercepat gerakan-gerakan yang
lambat seperti gerakanpertumbuhan tanaman.
c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswaPenggunaan media
dapat menambah motivasi belajar siswa sehinggaperhatian siswa
terhadap materi pembelajaran meningkat.Dari beberapa fungsi di

14

atas maka media pembelajaran memiliki nilaipraktis sebagai
berikut:
1) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
siswa
2) Media dapat mengatasi batas ruang kelas
3) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung
antarapeserta dengan lingkungan
4) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan
tepat
6) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta
untukbelajar dengan baik
7) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru
8) Media dapat mengontrol kecepatan belaajar siswa
9) Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari
hal-halyang kongkret sampai yang abstrak.
4. Klasifikasi dan macam-macam media pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
klasifikasitergantung dari sudut melihatnya
a. Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam :
1) Media auditif
2) Media visual
3) Media audiovisual
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi ke dalam :
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentakseperti
radio dan televisi.
2) Media yang mempunyai daya liut yang terbatas oleh ruangdan
waktu seperti film slide, foto dsb.
c.

Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi ke dalam
:
1) Media yang diproyeksikan
2) Media yang tidak diproyeksikan

15

5. Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan
mediapada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media
pembelajaranAgar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk
membelajarkansiswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan, diantaranya :
a. Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan
untukmencapai tujuan pembelajaran.
b. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan
dankondisi siswa.
d. Media yang digunakan memerhatikan efektivitas dan efesien.
e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru
dalam mengoperasikannya.
6. Sumber Belajar
Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu
yangdapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan
danpengalaman

belajar

sesuai

dengan

tujuan

yang

hendak

dicapai.Dalam pengajaran tradisional, guru sering hanya menetapkan
bukusebagai sumber belajar. Dalam proses pembelajaran yang
dianggapmodern sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan
sesuaiperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
teknologiinformasi, maka sebaiknya guru memanfaatkan sumber
lainnya selainbuku.Beberapa sumber balajar yang bias dimanfaatkan
oleh gurukhsusunya dalam setting proses pembelajaran didalam kelas
diantaranya adalah :
a. Alat dan bahan pengajaran
b. Berbagai aktivitas dan kegiatan
c. Lingkungan atau setting
BAB III
PENUTUP

16

A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran merupakan suatu cara atau pola yang
digunakan oleh guru di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
Dalam pola tersebut tentu terkandung bentuk- bentuk rangkaian perbuatan
atau kegiatan guru dan siswa yang mengarah pada tercapainya tujuantujuan pembelajaran (Raka Joni, 1980).
Strategi pembelajaran IPS harus dirancang sebaik mungkin agar
mendapatkan proses belajar yang mudah dimengerti. IPS merupakan
pelajaran sosial yang meliputi berbagai aspek, seperti kehidupan
dimasyarakat, lalu ada pula struktur yang ada di bumi, dan lain
sebagainya. Aspek tersebut cukup banyak sekali rinciannya, oleh karena
itu guru harus pintar untuk merancang bagaimana agar para siswa dapat
memahami segala materi meskipun itu butuh nalar yang besar. Ketika guru
tidak memiliki sebuah rancangan untuk mengajar, maka yang diberikan
guru hanya sebuah teori saja. Ilmu pendidikan sosial juga ad praktek untuk
mendukung kegiatan tambahan belajar, dengan begitu anak-anak akan
mengerti dan bisa mencoba berbagai hal yang mencangkup dalam IPS.
B. Saran
Dari pembuatan makalah ini kami menyarankan pada pembaca
untuk memberikan masukan atau kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk yang lebih baik lagi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

17

Tanpa nama. 2008. Strategi Pembelajaran IPS. [Online]. Tersedia di:
http://www.informasi-pendidikan.com/2014/08/strategi-pembelajaranips.html. Diakses pada 29 Maret 2016
Susanto Hadi. 2013. Pembelajaran IPS di SD. [Online]. Tersedia di:
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/16/pembelajaran-ips-di-sd/.
Diakses pada 27 Maret 2016
Supriatin Atin. 2014. Metode, Media, dan Strategi Pembelajaran. [Online].
Tersedia

di:

http://atinsupriatin11.blogspot.co.id/2014/10/metode-media-

dan-strategi-pembelajaran.html. Diakses pada 30 Maret 2016

18