this PDF file FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA ACEH | Nasution | Jurnal Magister Manajemen 1 SM

ISSN 2302-0199
pp. 123-134

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANWIL
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA ACEH
Erni Hayati Nasution1, Said Musnadi2, Faisal3
1)

Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

AbstractThe purpose of this research is to know: (1) job involvement, work load,
organizational culture, job satisfaction and performance of employee (2) the influence of work
involvement, workload, organizational culture on employee performance, (3)the magnitude of
work involvement, workload organisation culture on employee performance (4) the magnitude
of the effect of job satisfaction on the performance of employees (5) the extent of indirect

influence of involvement, workload and organizational culture on employee performance
through employee job satisfaction. The object of this research is job involvement, work load,
organizational culture, employee job satisfaction and employee performance. Data analysis
equipment used in this research is descriptive test that is to test the descriptive statistic model
based on mean value and verfikatif test by using data analysis equipment of structural
equation modeling (SEM) with Amos program aid. The results showed that (1) work
involvement, workload, organizational culture, job satisfaction and employee performance
were running well, because the average value was higher than the expected average value, (2)
job involvement, workload, organizational culture had positive effect (4) result of research
also proves that job satisfaction influence to employee performance, (5) result of research also
prove that there is influence of not direct involvement, workload and organizational culture on
the performance of employees through job satisfaction of the staff of the Regional Office of the
Directorate General of State Assets of Aceh.
Keywords Job Engagement, Workload, Organizational Culture, Job Satisfaction and
Employee Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) mendeskripsikan keterlibatan kerja,
beban kerja, budaya organisasi, kepuasan kerja dan kinerja pegawai (2) besarnya pengaruh keterlibatan
kerja, beban kerja, budaya organisasiterhadap kinerja pegawai, (3) besarnya pengaruh keterlibatan kerja,
beban kerja, budaya organisasi terhadap kepuasan kerja (4) besarnya pengaruh kepuasan kerja terhadap

kinerja pegawai (5) besarnya pengaruh tidak langsung keterlibatan, beban kerja dan budaya organisasi
terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja pegawai. Adapun yang menjadi objek penelitian ini
adalah keterlibatan kerja, beban kerja, budaya organisasi, kepuasan kerja pegawai dan kinerja pegawai.
Peralatan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji deskriptif yaitu untuk menguji
model statistik deskriptif berdasarkan nilai rerata dan uji verfikatif dengan menggunakan peralatan
analisis data structural equation modelling (SEM) dengan bantuan program Amos.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) keterlibatan kerja, beban kerja, budaya organisasi, kepuasan kerja dan kinerja
pegawai sudah berjalan dengan baik, karena diperoleh nilai rerata lebih besar daripada nilai rerata
harapan, (2) keterlibatan kerja, beban kerja, budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai, (3) terdapat pengaruh keterlibatan kerja, beban kerja, budaya organisasi
terhadapkepuasankerjapegawai, (4) hasil penelitian juga membuktikan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh terhadap kinerja pegawai, (5) hasil penelitian juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh
tidak langsung keterlibatan, beban kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai melalui
kepuasan kerja pegawai Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh.
Kata kunci :

Keterlibatan Kerja, Beban Kerja, Budaya Organisasi,Kepuasan Kerjadan
Kinerja Pegawai

PENDAHULUAN


bawahan serta pegawai satu level sebagai

Pengukuran kinerja berdasarkan

pelengkap penilaian diluar target yang di

target yang diraih oleh pegawai dan kantor

raih oleh pegawaikantor tersebut, metode

bersangkutan serta penilaian dari atasan,

performance ini lebih condong atau fokus
Volume 2, No. 1, Januari 2018 - 123

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

terhadap faktor finansial dan target kantor


yang sangat dipengaruhi secara personal

saja.

oleh situasi kerjanya.

Sehingga

konsentrasi

pegawai

terhadap pengembangan / pembelajaran,

Fenomena

berkaitan

dengan


perubahan atau continous improvement

keterlibatan kerja pegawai pada Kanwil

terhadap bisnis proses, dan meningkatkan

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh

kepuasan pelanggan hanya dikerjakan oleh

dapat dilihat masih banyaknya pegawai

bagian atau seksi yang berhubungan

yang masih tidak mau terlibat dalam

langsung saja. Sementara bagian atau seksi

pekerjaan yang memang bukan menjadi


lain, masing-masing mengerjakan tugasnya

tugas

yang menjadi targetnya sendiri sehingga

mempengaruhi

mengurangi keunggulan organisasi untuk

kinerja

jangka panjangnya.

Jenderal Kekayaan Negara Aceh. Pegawai

Keadaan yang selama ini terjadi,
menurunnya
sebagian


kinerja

pegawai

Jenderal

Kekayaan

disebabkan

oleh

keterlibatan

kerja

pegawai

Kanwil


ini

terhadap

organisasi

tidak

hal

pencapaian

Kanwil

terlibat

akan

Direktorat


dalam

pekerjaan

pada

biasanya mengabaikan terhadap pekerjaan

Direktorat

yang sedang dilakukan oleh rekan kerjanya,

Negara
masih

yang

pokoknya,


Aceh

rendahnya

pada

bersangkutan

saat

pegawai

mendapatkan

yang
rotasi

untuk

pekerjaan, pegawai yang bersangkutan


melaksanakan pekerjaan secara bersama-

susah beradaptasi dengan bidang atau

sama

pekerjaan

bagian yang baru, sehingga pencapaian

sesuai dengan bidang tugasnya. Cohen,

kinerja yang diharapkan menjadi kurang

(2013) mendefinisikan keterlibatan kerja

optimal.

maupun

pegawai

sehingga

mengerjakan

sebagai internalisasi nilai-nilai tentang
kebaikan

pekerjaan

atau

pentingnya

Kemudian selain keterlibatan kerja,
salah

satu

faktor

yang

memberikan

pekerjaan bagi keberhargaan seseorang.

pengaruh terhadap peningkatan kinerja

Keterlibatan kerja sebagai tingkat sejauh

pegawai adalah masalah beban kerja yang

mana

seseorang

diberikan kepada masing-masing pegawai.

mempengaruhi harga dirinya dan tingkat

Beban kerja merupakan jumlah kegiatan

sejauh mana seseorang secara psikologis

atau banyaknya pekerjaan yang menjadi

mengidentifikasikan

terhadap

beban pegawai yang harus diselesaikan

pekerjaannya atau pentingnya pekerjaan

oleh pegawai ataupun dalam kelompok

dalam gambaran diri totalnya. Individu

selama periode waktu tertentu sesuai

yang memiliki keterlibatan kerja yang

dengan tuntutan pimpinan. Permasalahan

tinggi adalah orang yang memandang

yang dihadapi oleh pegawai pada Kanwil

pekerjaan sebagai bagian yang sangat

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh

penting dalam kehidupannya dan orang

berkenaan dengan beban kerja adalah

performansi

kerja

diri

Volume 2, No. 1, Januari 2018

- 124

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

bahwa banyak pegawai yang mendapatkan

terkait

beban kerja yang berbeda-beda, sehingga

interaksi kerja yang disepakati bersama

menimbulkan adanya kesenjangan (gap)

dan digunakan di dalam kehidupan kerja

antara pegawai yang mendapatkan beban

sehari-hari. Lahirnya budaya organisasi di

kerja yang lebih banyak dibandingkan

suatu

dengan pegawai yang mendapatkan beban

perpaduan dari semangat kerja sama antar

kerja yang lebih ringan, sedangkan jumlah

individu pegawai yang dipengaruhi oleh

imbalan (kompensasi) yang diterimanya

semangat terbesar dan terkuat dari salah

sama antara pegawai yang mendapatkan

satu

beban lebih banyak dibandingkan dengan

Semangat terkuat itu pada umumnya

pegawai yang mendapatkan beban kerja

merupakan

ringan.

organisasi
Fenomena

lainnya

berkaitan

dengan

kerja,

organisasi

individu

pekerjaan

merupakan

di

organisasi

semangat

hasil

tersebut.

milik pemimpin

tersebut

menggerakkan

dan

yang

dan

akan

mempengaruhi

dengan beban kerja adalah masih terdapat

semangat dari individu lainnya, kemudian

perbedaan (gap) antara job qualification

menyatukan dalam satu irama kerja yang

dan job satisfaction, sehingga mengganggu

sama.

kinerja pegawai yang bersangkutan dalam

Budaya organisasi yang berlaku

menyelesaikan pekerjaan. Dengan adanya

di Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan

beban kerja yang berbeda-beda diantara

Negara Aceh merupakan wujud nyata dari

pegawai mengakibatkan sejumlah target

aktualisasi

budaya

organisasi

dimana

pekerjaan atau target hasil yang harus

merupakan

suatu

program

yang

dicapai dalam satuan waktu tertentu

komprehensif

banyak tidak tercapai. Namun pada bidang

percepatan dalam upaya pembaharuan

tertentu beban kerja yang harus ditanggung

kegiatan operasional organisasi secara

oleh pegawai sangat besar, sehingga

lebih efisien dan efektif. Aspek budaya

menyebabkan pencapaian kinerja yang

organisasi adalah nilai yang menjadi

diharapkan tidak tercapai, sedangkan pada

pedoman

bagian lain beban kerja yang harus

menghadapi permasalahan eksternal dan

ditanggung oleh masing-masing pegawai

usaha penyesuaian integrasi ke dalam

lebih ringan, sehingga pencapaian kinerja

perusahaan, sehingga anggota organisasi

organisasi menjadi tidak optimal.

mampu memahami nilai-nilai yang ada dan

Peningkatan kinerja pegawai tidak

berperilaku

organisasi

manusia

untuk

(Susanto,2007).

Apabila

dalam

organisasi

tersebut.

budaya organisasi tersebut berjalan dengan

organisasi

menurut

Hartanto

baik maka akan mendorong timbulnya

(2014), sebagai suatu sistem makna yang
125 -

sumberdaya

melakukan

bagaimana mereka harus bertindak atau

dapat dilepaskan dari adanya budaya

Budaya

dalam

Volume 2, No. 1, Januari 2018

kinerja pegawai yang baik pula.

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

KAJIAN KEPUSTAKAAN

berdasarkan standar dan kriteria yang

Kinerja Pegawai

ditetapkan oleh perusahaan. Pengelolaan

Kinerja adalah hasil kerja yang

untuk mencapai kinerja sumber daya

dapat dicapai seseorang atau sekelompok

manusia

orang

meningkatkan

dalam

suatu

organisasi

sesuai

tinggi

dimaksudkan

guna

perusahaan

secara

dengan wewenang dan tanggung jawab

keseluruhan (Mas’ud, 2014). Menurut

masing-masing dalam rangka mencapai

Waldman

tujuan organisasi (Prawirosentono, 2014)

gabungan perilaku dengan prestasi dari apa

dalam periode waktu tertentu. Dan terdapat

yang diharapkan dan pilihannya atau

hubungan erat antara kinerja perorangan

bagian syarat-syarat tugas yang ada pada

dengan kinerja organisasi, dengan kata lain

masing-masing individu dalam organisasi.

bila

maka

Sedangkan menurut Mangkunegara (2010)

kemungkinan besar kinerja organisasi juga

kinerja dapat didefinfisikan sebagai hasil

baik. Kinerja juga diterjemahkan sebagai

kerja secara kualitas dan kuantitas yang

suatu

tingkat

dapat dicapai oleh seseorang karyawan

suatu

dalam melaksanakan tugas sesuai dengan

dalam

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

Soeprihantono (2011) mengatakan bahwa

organisasi yang tertuang dalam strategic

kinerja merupakan hasil pekerjaan seorang

planning

karyawan

kinerja

karyawan

gambaran

pencapaian

baik

mengenai

pelaksanaan

kegiatan/program/kebijakan

suatu

organisasi

(Mohamad

Mahsun, 2013).
Keberhasilan

suatu

organisasi

(2012)

kinerja

selama

merupakan

periode

tertentu

dibandingkan

dengan

berbagai

kemungkinan,

misalnya

standard,

dipengaruhi oleh kinerja (job performance)

target/sasaran/kriteria

karyawan, untuk itu setiap perusahaan

ditentukan terlebih dahulu dan

akan berusaha untuk meningkatkan kinerja

disepakati bersama.

karyawannya

dalam

mencapai

akan

Kepuasan kerja dirasakan pegawai

memacu

karena ada hal-hal yang mendasarinya.

organisasi ke arah perkembangan yang

Pada dasarnya seseorang akan merasa

lebih baik. Di sisi lain, kemampuan

nyaman

pemimpin

pekerjaannya akan tinggi apabila dalam

dalam

memberdayakan

mampu

telah

Kepuasan Kerja

organisasi yang tumbuh dan terpelihara
baik

telah

tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Budaya

dengan

yang

menggerakkan
karyawan

dan
akan

mempengaruhi kinerja.

bekerja

dan

orang

tingkat

loyalitas

tersebut

pada

memperoleh

kepuasan kerja sesuai dengan apa yang

Kinerja pegawai yang mengacu

diinginkan. Kepuasan kerja merupakan

pada prestasi seseorang yang diukur

cerminan dari perasaan pekerja terhadap
Volume 2, No. 1, Januari 2018

- 126

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

pekerjaannya. Menurut Masrukhin dan

tersebut tetap tidak akan berjalan dan

Waridin (2012) kepuasan kerja seorang

bahkan hanya merupakan benda mati dan

individu tergantung pada karakteristik

dapat pula rusak apabila manusianya tidak

individu dan situasi pekerjaan. Setiap

mempunyai kemampuan atau tidak cermat

individu akan memiliki tingkat kepuasan

mengoperasikannya.

kerja

yang

berbeda

sesuai

dengan

Menurut

Allen

kepentingan dan harapan individu tersebut

mengatakan

sehingga tingkat kepuasan yang dirasakan

memegang peranan penting dalam proses

semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.

suatu pekerjaan, ia menyatakan bahwa

117)

bahwa:

(2012:146),

“Unsur

manusia

Sedangkan menurut Davis (2011 :

betapapun sempurnanya rencana-rencana,

mengemukakan

organisasi,

bahwa

“job

dan

pengawasan

serta

or

penelitiannya, bila mereka tidak dapat

unfavorableness with employees view their

menjalankan tugasnya dengan minat dan

work’ (kepuasan kerja adalah perasaan

gembira maka suatu perusahaan tidak akan

menyokong atau tidak menyokong yang

mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya

dialami pegawai dalam bekerja). Wexly

dapat dicapai”.

satisfaction

is

the

favorableness

dan Yuki (2010) mendefinisikan kepuasan
kerja “is the way an employee feels about

Keterlibatan Kerja

his or her job” (adalah cara pegawai

Keterlibatan kerja akan meningkat apabila

merasakan dirinya atau pekerjaannya).

anggota dalam organisasi menghadapi

Pegawai akan merasa puas dalam

suatu

situasi

yang

penting

untuk

bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan

didiskusikan bersama. Salah satu situasi

aspek-aspek

dan

yang perlu didiskusikan bersama misalnya

sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak

adalah kebutuhan dan kepentingan pribadi

menyokong, pegawai akan merasa tidak

yang ingin dicapai oleh anggota. Apabila

puas.

kebutuhan tersebut dapat terpenuhi maka

dirinya

Seiring

menyokong

dengan

perkembangan

akan membuat anggota tersebut lebih

tekhnologi yang berkembang sangat pesat,

berkomitmen terhadap organisasi. Anggota

dimana segala macam peralatan kerja telah

tersebut akan menyadari pentingnya untuk

diciptakan

untuk

berusaha dan memberikan kontribusi bagi

mempermudah

kepentingan organisasi (Momeni, 2012).

oleh

mempercepat
pekerjaan

untuk

manusia

dan
dapat

menghasilkan

Keterlibatan

kerja

merupakan

bentuk

produk yang lebih berkualitas, tetapi

partisipasi dalam diri individu untuk

sumber daya manusia tetap memegang

berusaha

peranan penting karena sekalipun peralatan

mencapai komitmen yang tinggi terhadap

tersebut sangat modern, namun peralatan

organisasi.

127 -

Volume 2, No. 1, Januari 2018

semaksimal

mungkin

guna

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

Menurut

Kanungo,

(2013)

banyak beban kerja yang diemban oleh

menyebutkan bahwa keterlibatan kerja,

karyawan akan semakin meningkatkan

merupakan internalisasi nilai-nilai tentang

kinerja bagi karyawan yang bersangkutan.

kebaikan

pentingnya

Berdasarkan teori yang dijelaskan oleh

pekerjaan bagi keberhargaan seseorang,

Noe, R.A. et.al, (2011), bahwa semakin

dimana semakin sering terjadi keterlibatan

tinggi beban kerja yang diberikan kepada

kerja, akan meningkatkan kepuasan kerja

seorang

karyawan

karyawan.

dampak

terhadap

pekerjaan

Hal

ini

atau

semakin

diperjelas

akan

memberikan

peningkatan

kinerja

karyawan.

dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya,

Menurut Menpan (Dhini Rama

misalnya penelitian yang dilakukan oleh

Dhania, 2010:16), pengertian beban kerja

Dwi Putra (2012), menunjukkan bahwa

adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan

keterlibatan kerja memiliki pengaruh yang

yang harus diselesaikan oleh suatu unit

positif dan signifikan terhadap komitmen

organisasi atau pemegang jabatan dalam

organisasi

dengan

jangka waktu tertentu.Sedangkan menurut

akan

Permendagri No. 12/2008, beban kerja

artinya

peningkatan

bahwa

keterlibatan

kerja

adalah besaran pekerjaan yang harus

meningkatkan komitmen organisasi.
Kanungo, (2013) mendefinisikan

dipikul oleh suatu jabatan atau unit

keterlibatan kerja sebagai internalisasi

organisasi dan merupakan hasil kali antara

nilai-nilai tentang kebaikan pekerjaan atau

volume kerja dan norma waktu.
Widodo (2014 : 51) menyatakan

pentingnya pekerjaan bagi keberhargaan
seseorang.

Keterlibatan

kerja

sebagai

bahwa

dalam

menyelenggarakan

tingkat sampai sejauh mana performansi

pemerintahan,

kerja

pelayanan masyarakat, maka memerlukan

seseorang

mempengaruhi

harga

pembangunan

dirinya dan tingkat sampai sejauh mana

kemampuan

seseorang

(profesionalisme)

secara

mengidentifikasikan

psikologis
diri

terhadap

dan

dan

kecakapan
dengan

tinggi
beberapa

persyaratan. Karena itu administrasi negara

pekerjaannya atau pentingnya pekerjaan

dapat

dalam gambaran diri totalnya.

dimana

dikategorikan
tidak

sebagai

semua

profesi,

orang

bisa

melaksanakan administrasi negara, kecuali
Beban Kerja
Menurut Haryanto, (2014) beban

orang–orang

yang

berlatar

belakang

pendidikan

tinggi,

dan

memiliki

kerja merupakan jumlah kegiatan yang

pengalaman, kecakapan, ketrampilan dan

harus diselesaikan oleh seseorang ataupun

keahlian yang memadai.

sekelompok orang selama periode waktu
tertentu dalam keadaan normal.Semakin
Volume 2, No. 1, Januari 2018

- 128

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

Lahirnya budaya organisasi di suatu

Budaya Organisasi
Menurut

Peter

dan

Watermen

organisasi merupakan hasil perpaduan dari

organisasi sebagai

semangat

suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang

karyawan

ditemukan, diciptakan, atau dikembangkan

semangat terbesar dan individu terkuat dari

oleh suatu kelompok tertentu dengan

salah satu individu di organisasi tersebut.

maksud agar organisasi belajar mengatasi

Semangat terkuat itu pada umumnya

atau

merupakan

(2012:41), Budaya

menanggulangi

masalah-masalah

kerja

sama

dengan

antar

individu

dipengaruhi

semangat

oleh

milik pemimpin

yang timbul akibat adaptasi eksternal dan

organisasi

integrasi internal yang sudah berjalan

menggerakkan

dengan

perlu

semangat dari individu lainnya, kemudian

diajarkan kepada anggota-anggota baru

menyatukan dalam satu irama kerja yang

sebagai cara yang benar untuk memahami,

sama.

cukup

baik,

sehingga

tersebut
dan

yang

akan

mempengaruhi

memikirkan dan merasakan berkenaan
dengan masalah-masalah tersebut. Jones

METODE PENELITIAN

(2000:158) menjelaskan bahwa budaya

Populasi dan Responden

organisasi

ialah

suatu

bentuk

Populasi

acuan

dalam

penelitian

ini

interaksi para anggota organisasi dan

adalah semua pegawai Kanwil Direktorat

bentuk acuan interaksi dengan pihak luar.

Jenderal Kekayaan Negara Aceh yang

Menurut Hartanto (2014) Budaya

berjumlah 139 orang.

dapat didefinisikan sebagai totalitas dari
keyakinan,

sikap,

pola

perilaku,

Peralatan Analisis Data
Untuk

kelembagaan, seni, tradisi dan produk

membuktikan

hipotesis

pikiran manusia yang menjadi karakteristik

dalam

dari suatu komunitas di dalam suatu

penelitian ini digunakan peralatan analisis

lingkungan sosial. Budaya terbentuk dari

data yaitu uji deskriptif yaitu untuk

berbagai simbol, ritual, dan tata nilai,

menguji

keyakinan, gagasan, makna serta pola

berdasarkan nilai rerata dari masing-

perilaku yang banyak digunakan di dalam

masing variabel yang akan diteliti, dengan

kehidupan sehari-hari.

asumsi apabila nilai rerata ≤ 4, maka

Lebih lanjut Hartanto (2014)

penelitian

model

ini,

maka

statistik

dalam

deskriptif

dipersepsikan secara kurang baik dan

mendifinikan budaya organisasi adalah

apabila

suatu sistem makna yang terkait dengan

dipersepsikan secara baik oleh responden,

kerja, pekerjaan dan interaksi kerja yang

pengujian

disepakati bersama dan digunakan di

menggunakan uji-t beda rata-rata.

dalam
129 -

kehidupan

kerja

sehari-hari.

Volume 2, No. 1, Januari 2018

nilai

juga

rerata

>

4,

dilakukan

maka

dengan

Sedangkan untuk membuktikan

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

uji

verfikatif

digunakan
structural

dalam

penelitian

peralatan
equation

hubungannya

dengan

data

kepuasan

pegawai

(SEM)

pegawai.

analisis
modelling

ini

kerja

peningkatan
dan

kinerja

dengan bantuan program Amos. Menurut

Variabel kepuasan kerja pegawai

Ferdinand, (2012 : 181), model persamaan

diperoleh nilai rerata sebesar 4,25, hal ini

SEM adalah sekumpulan teknik-teknik

mengindikasikan bahwa responden dalam

statistikal yang memungkinkan pengujian

penelitian ini menyatakan setuju bahwa

sebuah rangkaian hubungan relatif rumit

kepuasan kerja pegawai pada Kanwil

secara simultan.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh
sudah

HASIL PEMBAHASAN

baik,

pernyataan

Analisis Deskriptif
hasil

penelitian

diperoleh nilai rerata sebesar 4,32, atau
menyatakan

setuju

bahwa

keterlibatan kerja pegawai pada Kanwil
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh
mempunyai pengaruh dalam meningkatkan
kerja

pegawai

Kanwil

pegawai

dan

Direktorat

kinerja
Jenderal

Kekayaan Negara Aceh.

rerata

sebesar

mengindikasikan

4,21,

bahwa

hal

responden

kerja mampu meningkatkan kepuasan kerja
pegawai dalam mencapai kinerja pegawai.
budaya

organisasi

diperoleh pada Kanwil Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara Aceh sudah baik, hal ini
dapat

dilihat

diperoleh

dari

sebesar

dari

adanya

responden

nilai
4,22,

rerata
hal

kinerja

pegawai

diperoleh nilai rerata sebesar 4,20, hal ini
mengindikasikan bahwa responden dalam
penelitian ini menyatakan setuju terhadap
variabel

kinerja

pegawai.

Tingkat

persetujuan responden dalam penelitian ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata responden
lebih besar dari 4, sehingga pernyataan
berimplikasi

bahwa

kinerja

pegawai.

ini

menyatakan setuju terhadap variabel beban

Variabel

Variabel

tersebut

Variabel beban kerja diperoleh
nilai

positif

karena

pernyataan.

dapat dijelaskan bahwa keterlibatan kerja

kepuasan

ini

berdasarkan nilai rata-rata pada setiap item

Berdasarkan

responden

hal

yang
ini

mengindikasikan bahwa responden dalam
penelitian ini mempunyai persepsi setuju

Analisis Verifikatif
Pengaruh Keterlibatan Kerja terhadap
Kinerja Pegawai
Pengaruh

keterlibatan

kerja

terhadap kinerja pegawai menunjukkan
nilai CR sebesar 8,919 dan dengan
probabilitas sebesar 0,000. Kedua nilai
tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk
penerimaan H4 yaitu nilai CR sebesar
8,919 yang lebih besar dari 1,97 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 0,05.

terhadap variabel budaya organisasi dalam
Volume 2, No. 1, Januari 2018

- 130

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

Pengaruh Beban
Kinerja Pegawai

Kerja

terhadap

diperoleh

Pengaruh beban kerja terhadap
kinerja pegawai menunjukkan nilai CR
sebesar 10,393 dan dengan probabilitas
sebesar
diperoleh

0,000.

sebesar

Kedua

memenuhi

nilai

0,000.

Kedua

memenuhi

nilai

tersebut

syarat

untuk

penerimaan H2 yaitu nilai CR sebesar
8,626 yang lebih besar dari 1,97 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 0,05.

tersebut

syarat

untuk

penerimaan H5 yaitu nilai CR sebesar

Pengaruh Budaya organisasi terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai
Pengaruh

10,393 yang lebih besar dari 1,97 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 0,05..

terhadap

budaya

kepuasan

organisasi

kerja

pegawai

menunjukkan nilai CR sebesar 10,101 dan
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
Kinerja Pegawai
Pengaruh

budaya

organisasi

terhadap kinerja pegawai menunjukkan
nilai CR sebesar 7,396 dan dengan

dengan probabilitas sebesar 0,000. Kedua
nilai yang diperoleh tersebut memenuhi
syarat untuk penerimaan H3 yaitu nilai CR
sebesar 10,101 yang lebih besar dari 1,97
dan probabilitas yang lebih kecil dari 0,05.

probabilitas sebesar 0,000. Kedua nilai
tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk
penerimaan H6 yaitu nilai CR sebesar

Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja pegawai
Pengaruh

7,396 yang lebih besar dari 1,97 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 0,05.

kepuasan

kerja

terhadap kinerja pegawai menunjukkan
nilai CR sebesar 13,772 dan dengan

Pengaruh Keterlibatan Kerja terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai
Pengaruh

keterlibatan

kerja

terhadap kepuasan kerja menunjukkan nilai
CR sebesar 6,323 dan dengan probabilitas

probabilitas sebesar 0,000. Kedua nilai
tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk
penerimaan H7 yaitu nilai CR sebesar
13,772 yang lebih besar dari 1,97 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 0,05.

sebesar 0,000. Kedua nilai yang diperoleh
tersebut

memenuhi

syarat

untuk

penerimaan H1 yaitu nilai CR sebesar

Pengaruh Keterlibatan Kerja terhadap
Kinerja Pegawai Melalui Kepuasan
Kerja Pegawai

6,323 yang lebih besar dari 1,97 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 0,05.
Pengaruh Beban Kerja
Kepuasan Kerja Pegawai

terhadap

Pengaruh beban kerja terhadap

Pengaruh

tidak

langsung

keterlibatan kerja terhadap kinerja pegawai
melalui kepuasan kerja diperoleh nilai
koefisien
Dengan

total

effect

demikian

sebesar

dapat

0,530.

disimpulkan

kepuasan kerja menunjukkan nilai CR

bahwa keterlibatan kerja secara tidak

sebesar 8,626 dan dengan probabilitas

langsung mempunyai pengaruh terhadap

131 -

Volume 2, No. 1, Januari 2018

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

kinerja pegawai melalui kepuasan kerja

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterlibatan kerja berpengaruh positif

pegawai.

dan signifikan terhadap kepuasan kerja
Pengaruh Beban Kerja terhadap
Kinerja Pegawai Melalui Kepuasan
Kerja Pegawai

3. Hasil penelitian juga membuktikan

Pengaruh tidak langsung beban

bahwa beban kerja berpengaruh positif

kerja terhadap kinerja pegawai melalui

dan signifikan terhadap kepuasan kerja

kepuasan kerja diperoleh nilai koefisien

pegawai

total

effect

sebesar

1,212.

pegawai.

Dengan

4. Hasil penelitian ini juga membuktikan

demikian dapat disimpulkan bahwa beban

bahwa budaya organisasi berpengaruh

kerja secara tidak langsung mempunyai

positif

pengaruh terhadap kinerja pegawai melalui

kepuasan kerja pegawai.

kepuasan kerja pegawai.

dan

5. Hasil

signifikan

penelitian

terhadap

lain

juga

membuktikan bahwa keterlibatan kerja
Pengaruh Pengaruh Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Pegawai Melalui
Kepuasan Kerja Pegawai
Pengaruh tidak langsung budaya
organisasi

terhadap

kinerja

pegawai

melalui kepuasan kerja diperoleh nilai
koefisien
Dengan

total

effect

demikian

sebesar

dapat

1,133.

disimpulkan

bahwa budaya organisasi secara tidak
langsung mempunyai pengaruh terhadap
kinerja pegawai melalui kepuasan kerja

berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai.
6. Beban kerja yang dirasakan oleh
pegawai juga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai
7. Hasil

penelitian

organisasi

terhadap

budaya

membuktikan

bahwa

budaya organisasi berpengaruh positif
dan

signifikan

terhadap

kinerja

pegawai.
8. Hasil penelitian juga membuktikan

pegawai.

bahwa

kepuasan

kerja

pegawai

KESIMPULAN DAN SARAN

berpengaruh positif dan signifikan

Kesimpulan

terhadap kinerja pegawai.

1. Hasil

uji

deskriptif

menunjukkan

9. Hasil penelitian juga membuktikan

bahwa keterlibatan kerja, beban kerja,

bahwa

budaya organisasi, kepuasan kerja dan

langsung keterlibatan, beban kerja dan

kinerja pegawai sudah berjalan dengan

budaya organisasi terhadap kinerja

baik, karena diperoleh nilai rerata

pegawai

lebih

pegawai.

besar

daripada

nilai

rerata

terdapat

melalui

pengaruh

kepuasan

tidak

kerja

harapan.

Volume 2, No. 1, Januari 2018

- 132

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

Saran

perhatian

1. Dalam rangka meningkatkan kepuasan

harus dapat memberikan pelayanan

kerja pegawai berdasarkan variabel

berkualitas, dan meningkatkan kualitas

keterlibatan

kerja,

yang

kerja yang dihasilkan oleh pegawai.

diperhatikan

adalah

dengan

perlu

membantu

pekerjaan
dalam

sangat

menyelesaikan

pekerjaan.
2. Beban kerja juga perlu mendapatkan
perhatian agar beban kerja dapat
meningkatkan kepuasan kerja pegawai
dan kinerja pegawai, maka yang perlu
diperhatikan adalah untuk mengurangi
tingkat kesulitan kerja yang dijalankan
oleh pegawai belum dapat diselesaikan
secara penuh.
3. Mengenai budaya organisasi yang ada
di kantor tersebut juga harus menjadi
perhatian dari pimpinan, terutama
berkaitan dengan bagaimana pimpinan
mampu mempengaruhi pegawai untuk
menciptakan
kompetitif
pegawai

keunggulan
maupun

dalam

ide

kemampuan
menuyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan standar kerja
yang telah ditetapkan.
4. Untuk meningkatkan kepuasan kerja
pegawai secara keseluruhan, maka
faktor

yang

perlu

mendapatkan

perhatian adalah adanya perasaan puas
dan bangga yang dimiliki oleh pegawai
sehingga dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
5. Dalam rangka meningkatkan kinerja
organisasi, yang perlu mendapatkan
133 -

bahwa pimpinan

cara

melibatkan seluruh pegawai dalam
menjalankan

adalah

Volume 2, No. 1, Januari 2018

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Allen, (2012), Penilaian
Kinerja dan
Pengembangan
Karyawan,BPFE,
Yogyakarta.
Cohen,
(2013),
Quality
Function
Deployment. How to Make QFD
Work for You. Massachussets: One
Jacob Way Reading, AddisonWesley Publish Company.
Davis Keith, William Frederick, (2011),
Perilaku Dalam Organisasi,Edisi ke
tujuh, Jilid kedua.
Erlangga,
Jakarta.
Dhini Rama Dhania, (2010), Pengaruh
Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja (Stui Kasus Pada
Medical Representatif di Kota
Kudus). Jurnal Psikologi. Vol. I. No.
1
Dwi Putra (2012) Menyusun Rencana
Penelitian, Raja Grafindo Media,
Jakarta.
Ferdinand, Agusty (2011), Structural
Equation
Modeling
Dalam
Penelitian Manjajemen, Aplikasi
Model-Model
Rumit
Dalam
Penelitian Untuk Tesis Magister &
Disertasi Doktor , Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Hartanto (2014), Manajemen Sumber Daya
Manusia,
Dasar
dan
Kunci
Keberhasilan, CV. Haji Masagung,
Jakarta.
Haryanto, (2014),
Sistem Manajemen
Basis
Data:
Pemodelan,
Perancangan, dan Terapannya,
Informatika, Bandung
Jones (2000), Investment: Analysis and
Management (7th ed). New York:
John Wiley & Sons.
Kanungo, R. N. (2013). Measurement of
Job and Work Involvement. Journal
of Applied Psychology, 67: 341–349.
Mangkunegara Anwar Prabu A. (2010).
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan,
Jakarta,
PT.

Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

Remaja Rosdakarya.
Masrukhin dan Waridin (2012), Pengaruh
Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja,
Budaya
Organisasi
dan
Kepemimpinan terhadap Kinerja
Pegawai, Jurnal Ekonomi & Bisnis,
Vol. 7, No. 2.
Mas’ud, Fuad (2014), Pemimpin dan
Kepemimpinan,
CV.
Rajawali
Jakarta
Mohamad Mahsun, (2013), The impact of
Organizational Citizenship Behavior
on Job Performance at Greater
Amman Municipality. European
Journal
of
Business
and
Management. Vol.7, No.36, 2015.
Momeni, M., Amir, B. M., Saadat, V.
(2012). The relationship between
organizational
culture
and
organizational commitment in staff
department of general prosecutors of
Tehran. International Journal of
Business and Social Science, 3(13)
Noe, R.A. (2011), Fundamental of Human
Resources Management, 3rd ed. Mc
Graw Hill, London, UK.
Peter dan Watermen (2012), Budaya
Organisasi.
Human
Resource
Management, Thompson Learning
Asia, Singapore.
Prawirosentono, (2014), Kepemimpian dan
Motivasi, Cetakan III, Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Soeprihantono
(2011),
Penilaian
Pelaksanaan
Pekerjaan
dan
Pengembagan Karyawan, BPFE,
Yogyakarta.
Susanto, (2007), Manajemen Personalia.
Cetakan Kesembilan. Edisi Keempat,
Jakarta:Ghalia Indonesia.
Waldman David A. (2012). The
Contribution of Total Quality
Management to A Theory of Work
Performance.
Academy
of
Management Review, Vol. 19
Wexly dan Yuki (2010), Kepemimpinan
Dalam Organisasi.Jakarta: INDEKS
Widodo (2014), Analisis Kebijakan Publik.
Malang: Bayumedia.

Volume 2, No. 1, Januari 2018

- 134

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26