T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Diplomasi Publik Korea Selatan di Indonesia Melalui Sektor Pendidikan Korea International Cooperation Agency (KOICA) T1 BAB V

BAB V
KEBIJAKAN DAN AKTIVITAS DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN DI
INDONESIA MELALUI SEKTOR PENDIDIKAN KOICA TAHUN 2011-2015
Menurut Wendt, keadaan politik internasional dibuat melalui proses bukan sudah
ditakdirkan seperti adanya pada suatu masa. Struktur internasional tidak terlepas dari proses
yang terjadi melalui praktik-praktik aktor. Negara berinteraksi dengan negara lain, kemudian
mereka melihat perilaku negara dengan melihat gelagat yang ditunjukkan oleh negara lain.
Negara-negara saling memberikan sinyal apakah mereka memutuskan untuk berteman atau
bermusuhan. Tindakan sosial terdiri atas pengiriman sinyal, menginterpretasikannya dan
merespon dengan menggunakan interpretasi yang tepat. Jadi, hubungan yang terjadi antar
negara, apakah mereka saling menjalani kerja sama ataupun saling bermusuhan itu tergantung
dari gelagat suatu negara. Korea Selatan berupaya untuk selalu menunjukan gelagat yang
baik kepada negara mitranya guna terbentuknya hubungan yang lebih harmonis.
Menurut Checkle, dunia muncul terkonstruksi melalui proses interaksi antara agenagen (Individu, Negara dan NGO) dengan struktur lingkungan yang lebih luas. Ada proses
saling mempengaruhi antara agen-agen dan struktur melalui proses deliberasi (musyawarah),
argumentasi dan konsep-konsep lain. Wendt menganggap bahwa sebagai sebuah negara
dalam sistem anarki mereka memiliki kemampuan militer dan kapabilitas lain yang mungkin
dilihat sebagai ancaman potensial bagi negara-negara lain. Namun, suatu perlombaan senjata
dan permusuhan bukanlah suatu yang tak dapat dielakkan. Interaksi antar negara dapat
membawa kearah hubungan berdasarkan budaya anarki yang lebih baik dan bersahabat.
(hara, 2011). Diplomasi memungkinkan negara-negara untuk melakukan proses saling

mempengaruhi tersebut. Hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Indonesia sudah
terjadi sangat lama, sampai saat ini kedua negara masih berupaya melakukan kerja samakerja sama bilateral guna mempererat hubungan kedua negara.

4.I Sejarah Hubungan Diplomatik Korea Selatan -Indonesia
Indonesia dan Korea Selatan merupakan negara yang pernah dijajah oleh Jepang.
Kedua negara tersebut terbebas dari jajahan Jepang pada bulan dan tahun yang sama yaitu,
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 sedangkan Korea Selatan merdeka pada 15
Agustus 1945. Hubungan antar kedua negara berawal saat Korea Selatan turut menjadi salah
satu negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Pengakuan tersebut diungkapkan oleh
Korea Selatan pada bulan Desember tahun 1949.

36

Kemudian, hubungan tingkat konsulat antar kedua negarapun terjalin pada tahun
1966 kedua negara sepakat untuk menandatangani hubungan diplomatik antar kedua negara.
Kemudian, pada tahun yang sama di bulan Desember Korea Selatan membuka Konsulat
Jendral di Jakarta. Indonesia juga turut membuka Konsulat Jendral di Seoul pada bulan
Februari tahun 1968. Setelah hubungan tingkat konsulat terjalin, kedua negara kemudian
melanjutkan hubungan mereka ketingkat yang lebih tinggi. Pada bulan September tahun 1973
kedua negara menjalin hubungan diplomatik antar Duta Besar. Setelah hubungan diplomadik

terjalin antar kedua negara melakukan saling kunjung antar kedua negara yang dimulai pada
kunjungan kenegaraan Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000 hingga kunjungan
terbaru yang dilakukan presiden Joko Widodo pada tahun 2016. (Sejarah Hubungan
Diplomatik, Kedutaan Besar Korea Selatan di Indonesia, 2016). Sejarah diplomatik kedua
negara ini selengkapnya dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:
No Tahun Bulan
1

2000

Februari

Kegiatan
Presiden Abdulrrahman Wahid melakukan kunjungan kenegaraan
ke Korea

2

2000


Oktober

Presiden Abdurrahman Wahid melakukan kunjungan ke Korea
(ASEM)

3

2000

November Presiden Kim Dae-Jung melakukan kunjungan kenegaraan ke
indonesia

4

2002

Maret

Presiden Megawati melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea


5

2003

Juli

Menteri luar negeri Yoo Young-Kwan melakukan kunjungan ke
Indonesia (ASEM)

6

2003

Desember

Utusan khusu Presiden Nana Sutreasna melakukan kunjungan ke
Korea

7


2004

Mei

Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda melakukan kunjungan ke
Korea

8

2005

Januari

Perdana Menteri Lee Hae-Chan melakukan kunjungan ke
Indonesia (Asia-Afrika Summit Meeting)

9

2005


November KTT Korea-Indonesia (APEC ,Busan)

10

2006

Februari

Utusan khusus President melakukan kunjungan ke Korea

11

2006

April

Menteri Luar Negeri Ban Ki-Moon melakukan kunjungan ke
Indonesia

12


2006

April

Ketua DPR Agung Laksono melakukan kunjungan ke Korea
37

13

2006

Desember

Presiden Roh Moo-Hyun melakukan kunjungan kenegaraan ke
Indonesia(Joint Declaration on Strategic Partership Between RI
and ROK)

14


2007

Juli

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan
kenegaraan ke Korea

15

2007

Desember

Sekjen PBB Ban Ki-Moon melakukan kunjunga kenegaraan ke
Indonesia

16

2008


Febuari

Wakil Presiden M. Yusuf Kalla melakukan kunjungan ke Korea
(upacara pelantikan Presiden Lee Myung-Bak)

17

2008

Juli

KTT Korea-Indonesia (G-8)

18

2009

Januari

Menteri Luar Negeri Yu Mung-Hwan melakukan kunjungan ke

Indonesia

19

2009

Maret

Presiden Lee Myung-Bak melakukan kunjungan kenegaraan ke
Indonesia

20

2009

Mei

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan
kenegaraan ke Korea (Korea-SEAN Commemorative Summit)


21

2010

Oktober

KTT Korea-Indonesia (ASEAN+3)

22

2010

November Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan
kenegaraan ke korea (KTT G-20)

21

2011

Juli

Menteri Luar Negeri Kim Sung-Hwan melakukan kunjungan ke
Indonesia (ASEAN+3, Korea-ASEAN, EAS, ARF Ministerial
Meeting)

22

2011

November Presinden Lee Myung-Bak melakukan kunjungan kenegaraan ke
Indonesia (KTT ASEAN+3, Korea –ASEAN, EAS)

23

2012

Maret

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan
kenegaraan ke Korea (KTT Keamanan Nuklir Seoul 2012).

24

2012

November Presiden Lee Myung-Bak melakukan kunjungan kenegaraan ke
Indonesia (Bali Democratic Forum)

25

2013

Februari

Wakil Presiden Boediono dan ketua DPD Irman Gusman
mengunjungi Korea untuk mengikuti acara pelantikan presiden
Park Geun-Hye

26

2013

Oktober

Presiden Park Geun-Hye melakukan kunjungan kenegaraan ke
Indonesia (APEC, Bali)
38

27

2013

Oktober

Presiden Park Geun-Hye melakukan kunjungan kenegaraan ke
Indonesia

28

2014

Agustus

Presiden Park Geun-Hye memberikan selamat atas terpilihnya
Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia melalui telepon

29

2014

Oktober

Menteri Luar Negeri Yun Byung-Se melakukan kunjungan ke
Indonesia

30

2014

Oktober

Untusan khsusu Presiden melakukan kunjungan ke Indonesia
(upacara pelantikan presiden Joko Widodo)

31

2014

Desember

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea
(Korea-ASEAN Commemorative Summit)

32

2014

Desember

Ketua Parlemen Chung Ui-Hwa melakukan kunjungan ke
Indonesia

33

2015

April

Wakil Perdana Menteri Hwang Woo-Yeo melakukan kunjungan
kenegaraan ke Indonesia (Konferensi Asia-Afrika)

34

2015

Agustus

Wakil Presiden Yusuf Kalla melakukan kunjungan ke Korea

35

2016

Mei

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea
Tabel 5.1
Saling Kunjung Pejabat Korea Selatan dan Indonesia
(Sumber: Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia, 2015)

Hubungan

diplomatik

antar

kedua

negara

semakin

dipererat

dengan

ditandatanganinya Joint Declaration on Strategic Partership to promote Frienship and
Cooperation in The 21th Century oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang

Yudhoyono dan Presiden Republik Korea Selatan Roh Moo Hyun di jakarta pada tahun 2006.
Penandatanganan tersebut dilakukan untuk memperingati 40 tahun hubungan bilateral antara
Korea Selatan dengan Indonesia sekaligus babak baru dari penguatan hubungan antar kedua
negara. Kedua negara sepakat untuk meningkatkan beberapa kerja sama yang sudah mereka
lalukan sebelumnya serta menambah kerja sama-kerja sama baru yang kemungkinan dapat
memajukan kedua negara.
Menurut Indonesia, Korea Selatan yang berada di Asia Timur menjadi konsentrasi
politik Indonesia setelah ASEAN. Korea Selatan merupakan mitra strategis yang penting bagi
Indonesia, begitupun dengan Korea Selatan. Indonesia menjadi negara perwakilan ASEAN
sebagai mitra strategis untuk Korea Selatan. Untuk itu, setelah penandatanganan Joint
Declaration on Strategic Partnership kedua negara memfokuskan kerja sama-kerja sama

39

mereka dalam tiga pilar kerja sama yaitu politik, ekonomi dan budaya (bilateral RI-Korsel,
2014).
Tindak lanjut atas ditandatanganinya kerja sama tersebut salah satunya adalah
ditandatanganinya kerjasama pendidikan pada tanggal 6 Maret 2009. Kerjasama tersebut
membahas mengenai Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Pendidikan
Nasional Republik Indonesia dengan Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dalam Bidang Pendidikan. Memorandum tersebut mulai diberlakukan sama
dengan tanggal penandatanganan dengan masa berlaku tiga tahun (Basis Data Perjanjian
Internasional, Kemlu, 2016).
Memorandum tersebut diadakan untuk mendorong dan memfalisilitasi kerja sama
Indonesia dengan Korea Selatan dalam beberapa hal di dalam bidang pendidikan. Yaitu,
pertukaran informasi dan publikasi pengetahuan pada bidang pendidikan, pertukaran guru
dan tenaga pengajar, Faculty members dan pelajar, pertukaran tenaga ahli, upaya kolaborasi
antar sekolah maupun universitas, pengakuan derajad yang diberikan lembaga pendidikan
Indonesia dan Korea Selatan dalam pertimbangan untuk masuk kelembaga pendidikan dari
negara lain, membangun pertumbuhan sumber daya manusia termasuk pelatihan tenaga
pengajar,

guru,

faculty

member

dan

sebagainya,

pemberian

beasiswa

kepada

pelajar/mahasiwa kepada kedua negara.
Koordinator pelaksana kerja sama teknik Pemerintah Republik Korea dilaksanakan
oleh KOICA pemerintah Korea Selatan melalui kantor perwakilan KOICA di Indonesia
melaksanakan proyek-proyek kerja sama teknik yang dilaksanakan di Indonesia dan secara
berkelanjutan menawarkan program-program pendidikan dan pelatihan di Indonesia. Kerja
sama teknik dalam bidang pendidikan yang melibatkan KOICA kemudian semakin diperkuat
dengan ditandatanganinya memorandum pada 19 Juni 2015, kerja sama tersebut mengenai
pengaturan pelaksanaan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
dan KOICA Republik Korea tentang Program Tenaga Sukarela KOICA dalam mendukung
program Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia.
Dalam perjanjian tersebut tenaga sukarela KOICA ini ditugaskan untuk mendukung
program Kementerian di bidang-bidang berikut:


Bahasa Korea



Pendidikan Anak Usia Dini



Teknologi Komunikasi dan Informasi



Pendidikan Vokasi



Pendidikan Komunitas
40

Tenaga sukarela KOICA akan ditugaskan ke Instansi pelaksana pada lokasi yang
ditentukan oleh para pihak. Jangka waktu penugasan tenaga sukarela KOICA disesuaikan
dengan yang tercantum di dalam MoU. Kementerian dapat meminta KOICA untuk meninjau
ulang penugasan tenaga sukarela KOICA apabila terdapat pelanggaran terhadap hukum dan
peraturan Indonesia dan pertimbangan lainnya.

5.2 Diplomasi Publik Korea Selatan KOICA di Indonesia Melalui Sektor Pendidikan
Tahun 2011-2015
KOICA adalah Koordinator kerja sama teknik Korea Selatan. Indonesia telah
menjadi salah satu mitra strategis untuk KOICA dimana pemerintah Korea telah
mengirimkan bantuannya untuk Indonesia melalui ODAnya sejak tahun 1990. Sejak tahun
1991 KOICA Indonesia telah menjadi mitra nomor tiga terbesar di Asia. Melalui poyekproyek yang dilakukan oleh KOICA pada sektor pendidikan, kita kemudian dapat melihat
diplomasi publik yang dilakukan oleh Korea Selatan, sesuai dengan strategi objektif KOICA
pada tahun 2011-2015 yaitu, Quality Primary Education, Training Technical Resource dan
Development of Human Resource trought Higer Education . Ketiga

strategi objektif ini

disesuaikan dengan tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu, untuk memberikan pendidikan
dasar yang berkualitas, pelatihan sumber daya teknis dan sumber daya lainnya melalui
pendidikan tinggi dan untuk memfasilitasi peluang pendidikan dan meningkatkan kualitas
pendidikan, kebijakan dan sistem pendidikan dari negara mitra.

5.2.1 Quality Primary Education
Quality Primary Education merupakan Strategi Objektif (SO) satu KOICA dimana

SO ini memiliki program umum yaitu, pelatihan guru dan peningkatan kompetensi
pembelajaran dasar seperti pengadaan alat pembelajaran. Terdapat dua program SO1 yang
dilaksanakan di Indonesia pada tahun 2011-2015 yaitu Green School dan Korean Junior
Expert.

5.2.1.1 Green School
Program ini merupakan hasil kerjasama antara UNESCO dengan KOICA. KOICA
mengalirkan dananya sebesar 700.000 USD untuk proyek Green School yang di
selenggarakan pada tahun 2012. Menurut protal.unesco, proyek ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan pendidikan kepada siswa-siswi sekolah dasar dan menengah di kota
Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Green School didirikan sebagai salah
41

satu aksi pendidikan mengenai perubahan iklim, proyek ini memungkinkan para siswanya
terlibat dalam aksi-aksi penghijauan lingkungan, memberikan pengajaran mengenai
Sustainable Development kepada para siswanya, serta memberikan kontribusi pengetahuan

mengenai isu-isu lingkungan yang mendesak. Kota Banjarmasi Provinsi Kalimantar Selatan
dipilih karena daerah tersebut dinilai sebagai daerah yang membutuhkan pengajaran
mengenai pembangunan yang berkelanjutan untuk pertumbuhan hijau melalui pendidikan dan
pelatihan hal ini dikarenakan daerah tersebut memiliki tantangan yang serius dalam
kemiskinan ektrim dan kapasitas guru dalam memberikan pengajaran mengenai perubahan
iklim dan deforestasi yang disebabkan oleh pembakaran untuk perluasan lahan yang
dilakukan para petani di daerah tersebut.
Kelompok penerima manfaat utama dari proyek ini adalah, siswa sekolah dasar dan
menengah yang tidak mampu serta yang berasal dari keluarga petani, guru pada bidang
pendidikan ilmu pengetahuan alam dari sekolah dasar dan menengah yang menghadapi
kesulitan dalam melakukan pengajaran mengenai materi perubahan lingkungan dan
praktiknya dan sekolah dasar dan menengah yang memiliki fasilitas yang kurang memadai
mengenai sekolah hijau. Program ini akan membantu para guru dan muridnya dalam
memahami pembangunan yang berkelanjutan yang ramah lingkungan serta memberikan
pengetahuan mengenai perubahan iklim yang saat ini menjadi isu internasional. Program ini
dimulai pada tahun 2012 dan berjalan pada tahun 2013. Proyek ini juga berkerjasama dengan
mitra lokal seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan,
kementerian Lingkungan Hidup dan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (UNESCO,
2013).
Proyek ini berada pada SO1 KOICA yaitu mengenai Quality Primary Education di
mana program Green School ini terdapat pada proyek utama KOICA pada SO1 yaitu
mengenai pelatihan guru dan peningkatan potensi pembelajaran dasar seperti pengadaan alat
pembelajaran, sudah disebutkan sebelumnya bahwa Proyek Green School ini membantu
melatih guru-guru dan siswa-siswa yang memiliki kekurangan dalam pembelajaran mengenai
pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan dan perubahan iklim, selain melakukan
pelatihan, KOICA bersama UNESCO juga mengadaan pengadaan fasilitas sekolah seperti
alat paraktik dan fasilitas dasar sekolah serta memberikan dana bantuan untuk siswa-siswi
yang berasal dari keluarga kurang mampu dan petani. Kegiatan Green School ini sesuai
dengan salah satu tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu memberikan fasilititas dan
meningkatkan fasilitas pendidikan di wilayah berkembang.

42

Pada diplomasi publik proyek ini berada pada tahap terakhir dalam tahapan aktivitas
diplomasi publik yaitu tahap memperngaruhi. Tahap terakhir ini dilakukan dengan banyak
cara misalnya meningkatkan kerjasama dalam bidang pendidikan seperti, pertukaran pelajar,
penelitian bersama maupun memberikn bantuan. Pada proyek Green School KOICA
memberikan bantuan berupa fasilitas pendidikan kepada siswa dan guru di kalimantan
Selatan. Pada tahap ini Korea Selatan sangat memperhatikan isu mengenai perubahan iklim.
Dimana sebelumnya Korea dan Indonesia sudah memiliki kesamaan pandang mengenai isu
perubahan iklim sendiri sehingga hal ini akan mempermudah Korea untuk mempengaruhi
Indonesia. KOICA ingin mengajak negara berkembang untuk maju melalui cara
pembangunan yang berkelanjutan. Korea Selatan mencoba mempengaruhi Indonesia agar
lebih memperhatikan lingkungan dengan cara yang lebih soft yaitu melalui cara transfer ilmu
pengetahuan dan fasilitas pendidikan.

5.2.1.2 Korean Junior Expert (KJE)
Program ini mengirimkan tenaga-tenaga sukarela ke negara-negara mitra KOICA.
Tujuannya adalah untuk membantu peningkatan kualitas pendidikan di negara-negara mitra.
Pada tahun 2012 KJE mengirimkan bantuannya kepada sekolah-sekolah di Sulawesi Selatan,
Indonesia. Bantuan tersebut berupa pengiriman tenaga sukarela untuk membantu mengajar
serta mendampingi guru dan mengirimkan bantuan alat pembelajaran berupa pembangunan
lap komputer serta fasilitas di dalamnya seperti perangkat komputer, AC dan Wiffi.
Pada tahun 2014 program KJR hadir di Jawa Timur, Indonesia selama dua tahun
untuk mendampingi guru-guru PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK dan Universitas dalam
mengajar diberbagai bidang pendidikan seperti, Bahasa Korea, tata busana, tata kecantikan
rambut dan wajah, pertanian, ptomotif, olahraga/Taikwondo, teknologi mesin pendingin dan
pendidikan anak usia dini. Disamping itu KJE juga membawa proyek kecilnya untuk
membangun sarana dan prasarana pembelajaran di Jawa Timur senilai 150-500 juta rupiah.
Proyek ini berada pada SO1 KOICA yaitu mengenai Quality Primary Education di
mana program KJE ini terdapat pada proyek utama KOICA pada SO1 poin 1 dan 2 yang
menyebutkan bahwa sektor pendidikan KOICA menyediakan In service dan Pre-service
untuk guru dalam rangka membangun kapasitas dan keahlian di dalam pendidika dasar yang
penting untuk menciptakan hasil belajar yang efektif serta pada poin 2, membantu negara
mintra yang memiliki kekuarangan dalam kualitas pendidikan serta membantu memperbaiki
sarana pendidikan untuk negara mitra yang berada dalam siatuasi bencana alam dan
peperangan. Pada tahun 2004 KOICA juga membantu Aceh dalam perbaikan fasilitas
43

pendidikan pasca terjadinya stunami di daerah tersebut. Untuk wilayah Sulawesi dan Jawa
Timur dipilih sebagai daerah kerjasama KOICA dikarenakan pemerintah daerah tersebut
memiliki misi yang sama dalam kemajuan pendidikan di daerahnya.
Proyek ini sesuai dengan salah satu dari tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu
memberikan pendidikan dasar yang berkualitas , meningkatkan kualitas pendidikan dan
memfasilitasi peluang pendidikan dari negara mitra. Dimana dalam program, ini sektor
pendidikan KOICA memberikan bantuan pendidikan mulai dari pelatihan guru, pelatihan
bahasa serta memberikan fasilitas pembelajaran.
Pada tahapan aktivitas diplomasi publiknya, proyek ini masuk kedalam tahapan
akhir dari tahapan aktivitas diplomasi publik yaiu pada tahap mempengaruhi. Pada program
ini melalui bantuannya KOICA ingin memberikan pengaruh budayanya terhadap masyarakat
Indonesia. Program ini memberikan bantuan dalam hal mendampingi guru-guru PAUD, SD,
SMP, SMA dan SMK dan Universitas dalam mengajar diperbagai bidang pendidikan seperti,
Bahasa Korea, tata busana, tata kecantikan rambut dan wajah, pertanian, ptomotif,
olahraga/Taikwondo, teknologi mesin pendingin dan pendidikan anak usia dini. Dari
bantuan-bantuan yang diberikan Korea Selatan mencoba mempengaruhi negara mitra
mengenai budaya Korea Selatan seperti bahasa, olahraga maupun teknologi yang dimiliki
oleh Korea Selatan yang tentunya akan mempengaruhi peningkatan citra dan kedatangan
wisatawan di negara tersebut.

5.2.2 Training Technical Resource
Training Technical Resource merupakan Strategi Objektif 2 KOICA di mana SO ini

memiliki program umum yaitu, Technical Vocational Education (TVET) Governace untuk
membantu keterampilan dan TVET center of excellence. Terdapat tiga program SO2 yang di
laksanakan di Indonesia yaitu, Gedung Pusat Keamanan Cyber di ITB, Bandung, Fellowship
Program dan Hyundai-KOICA Dream Center Indonesia di Jakarta.

5.2.2.1 Gedung Pusat Keamanan Cyber di ITB, Bandung
Pada tahun 2013 KOICA bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung
membangun gedung pusat keamanan Cyber di ITB, Jatinangor Bandung. Gedung ini
dibangun atas hibah bangunan dan isinya serta pelatihan tenaga ahli dari pemerintah Korea
Selatan melalui KOICA senilai 55 milyar rupiah. Gedung ini terdiri dari tiga lantai yang
terdiri atas Auditorium dan Plaza pamer pada lantai satu, Laboratorium Keamanan Cyber dan
Ruang Reset di lantai dua serta ruang kegiatan belajar mengajar yang berada di lantai tiga.
44

Pembangunan gedung ini bertujuan untuk menangkal kejahatan di dunia maya
seperti pencurian data, penyebaran informasi palsu, serta pembobolan bank. Pada tahun 2012
lalu jaringan Internet Indonesia mengalami lebih dari satu juta serangan. Serangan tersebut
terdiri dari pencurian data, pemalsuan data, pengubangan data (mialnya halam muka situs
web). Phising, pembocoran data, spionase industri, penyalahgunaan data oleh orang dalam,

dan kejahatan lainnya. Padahal pada tahun yang sama pemerintah Indonesia mengeluarkan
kebijakan baru mengenai pembuatan E-KTP. Tentunya berdirinya gedung ini amat sangat
diperlukan, karena dinilai dapat menangkal kejahatan-kejahatan dunia maya yang telah
disebutkan sebelumnya. Gedung pusat keamanan Cyber ini merupakan gedung pertama yang
ada di Indonesia (itb.ac.id, 2013).
Pembangunan gedung pusat keamanan cyber di ITB ini termasuk kedalam SO 2
KOICA pada bidang pendidikan. Dimana gedung ini dibangun sebagai saranan peningkatan
kualitas teknik pembelajaran dan kejuruan yang terdapat di perguruan tinggi dalam hal ini
berada di Institut Teknologi Bandung, sesuai dengan poin pertama dari So2 yang telah
dirumuskan oleh KOICA pada tahun 2011-2015. Program ini juga sesuai dengan salah satu
tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu pelatihan sumber daya teknis dan sumber daya
lainnya melalui pendidikan tinggi serta memfasilitasi peluang pendidikan.
Pada tahap aktivitas diplomasi publik program ini berada pada tahap akhir dimana,
Korea Selatan ingin mempengaruhi Indonesia melalui transfer ilmu teknologinya yang mana
Korea merupakan negara yang memiliki sebutan masyarakat teknologi canggih.
Perkembangan teknologi Korea Selatan sangat pesat. Korea Selatan merupakan negara
pertama di dunia yang mengomersilakan teklnologi CDMA dan WiBro serta yang
membangun jaringan berbasis teknologi-teknologi tersebut pada tahun 2011. Teknologi dan
informsi canggih tersebut telah membawa perubahan diberbagai sektor sosial termasuk
inovasi dalam administrasi sistem pemerintahan (Fakta Tentang Korea, 2015). Citra inilah
yang kemudian mendorong Korea Selatan untuk mempengaruhi Indonesia dalam
pengembangan teknologi di negaranya.

5.2.2.2 Fellowship program
Program ini,bertujuan untuk pengembangan kapasitas pejabat pemerintah daerah
Indonesia. Program ini dilaksanakan pada tahun 2014 selama 16 hari. Dengan dihadiri 17
peserta, 10 peserta berasal dari Pemerintah Jawa Timur, dan 7 peserta dari Pemerintahan
dalam negeri. Program ini bertujuan untuk memahami berbagai kebijakan dan strategi di
bidang E-Government, membantu Indonesia dalam mengembangkan kapasitas pejabat
45

pemerintah daerah

yang mengarah ke pembangunan nasional Indonesia dengan

menyesuaikan program yang memenuhi kebutuhan spesifik, menjalankan program yang lebih
praktis dalam pertimbangan kelompok sasaran yang lebih besar, serta untuk mempromosikan
pemahaman yang lebih baik dan hubungan yang lebih ramah antara Korea dan Indonesia
(KOICA,Fellowship program, 2014).
Fellowship program termasuk kedalam SO2 KOICA pada sektor pendidikan.

Program ini memberikan pelatihan kepada pejabat pemerintahan yang nantinya akan
meningkatkan kualitas pelayanan Pemerintah Indonesia. Dimana, para peserta menjalani
pelatihan untuk mengembangkan kapasitas keahliannya agar sesuai dengan bidang pekerjaan.
Program ini juga sesuai dengan salah satu tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu membantu
peningkatan kualitas pendidikan, kebijakan dan sistem pendidikan dari negara mitra.
Program ini termasuk pada tahap terakhir dari aktivitas diplomasi Publik Korea
Selatan. Dimana, Korea Selatan berusaha untuk mempengaruhi Indonesia dalam hal
teknologi sistem pemerintahannya. Seperti yang kita ketahui sebelumnya Korea Selatan
memiliki sistem teknologi yang sangat maju dimana, teknologi tersebut juga membantu
dalam inovasi pemerintahan Korea Selatan. Dengan bantuan teknologi yang maju prosedur
seperti pencatatan kelahiran bayi, pindah rumah atau kematian seseorang dapat ditangani
dengan lebih efisien. Melalui pelatihan tersebut pengaruh Korea Selatan akan sangat besar
melalui pengenalan-pengenalan teknologi yang berhasil dikembangkan oleh korea Selatan.

5.2.2.3 Hyundai-KOICA Dream Center Indonesia
Pada tahun 2014, Hyundai bekerjasama dengan KOICA dan Pusat Pelatihan dan
Kejuruan Dinas Pendidikan Provisinsi Jakarta, membangun gedung Hyundai-KOICA Dream
Center di Jakarta. Gedung ini merupakan pusat pelatihan otomotif yang diperuntukan untuk

anak-anak muda di Jakarta antara usia 15-24 tahun. Menurut laporan LensaIndonesia 2014,
Jakarta dipilih sebagai tempat pembangunan gedung ini, karena Jakarta merupakan Ibu Kota
Indonesia dimana penjualan kendaraan bermotor di kota tersebut mencapai 11 juta unit
15,7% dari totol kendaraan di Indonesia, jumlah tersebut merupakan jumlah yang cukup
banyka. Selain itu, Hyundai & KOICA melihat bahwa banyak sekali anak-anak muda di
Jakarta yang tidak bekerja sehingga menurut mereka pendidikan kejuruan amat penting
dilakukan.
Gedung ini menampung sedikitnya 500 anak dan mereka akan mendapatkan
pelatihan selama dua tahun. Pelatih-pelatih mereka merupakan tenaga sukarela KOICA yang

46

memiliki keahlian dibidangnya. Kerjasama ini juga akan berlangsung selama dua tahun dan
dapat diperpanjang bila diperlukanm (Lensaindonesia, 2014).
Proyek Hyundai-KOICA Dream Center Indonesia termasuk dalam SO2 poin di
dalamnya menjelaskan bahwa KOICA membantu meningkatkan kualitas teknik pembelajaran
dan pelatihan kejuruan untuk, SMA/SMK, perguruan inggi, pegawai pemerintahan serta
pusat pelatihan kejuruan melalui pembangunagan kapasitas dan kerjasama teknik. Proyek ini
berfokus melatih keterampilan otomotif untuk anak-anak Indonesia, melaui pembangunan
fasilitas serta pelatihan yang ditangani oleh sukarelawan yang ahli pada bidangnya. Proyek
ini juga sesui dengan tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu mengenai pelatihan sumber daya
teknis dan sumber daya lainnya melalui pendidikan tinggi.
Proyek ini termasuk pada tahap terakhir dari aktivitas diplomasi publik Korea
Selatan. Korea Selatan sudah masuk kedalam tahap mempengaruhi negara mitra melalui
bantuan-bantuan pendidikan. melalui pelatihan otomotif kepada anak-anak di Indonesia
Korea Selatan dapat mengembangkan pengaruhnya di Indonesia khususnya dalam hal
investasi industri dan ketenaga kerjaan. Proyek ini akan mempermudan industri swasta Korea
Selatan, dalam hal ini Hyundai untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia pengetahuan
masyarakat Indonesia yang luas mengenai bidang otomotif akan mempermudah investor
Korea Selatan dalam merekrut pekerjanya dengan pengeluaran dana yang lebih hemat.

5.2.3 Development of Human Resource Trought Higher Educatiom
Development of Human Resource Througt Huger Education merupakan SO3 dari

sektor pendidikan KOICA yaang memiliki program umum yaitu, memperkenalkan teknologi
dan budaya Korea dan akses pendidikan tinggi. Pada SO3 KOICA memiliki 2 program yang
di laksanakan di Indonesia yaitu, KOICA Master Degree Shcolarship dan Korean-Indonesian
Cultur Center yang dilaksanakan pada periode 2011-2015.

5.2.3.1 KOICA Master Degree Shcolarship
KOICA Master Degree Shcolarship adalah beasiswa yang diberikan oleh pemerintah

Korea Selatan melalui KOICA. Program ini deperuntukan untuk para mahasiswa di
Universitas-universitas negara mitra maupun untuk PNS negara mitra yang ingin memperoleh
pendidikan S2nya. Beasiswa ini merupakan program pendidikan di Korea Selatan selama 16
sampai 18 bulan. Program ini bertujuan untuk mengembangkan sumber saya manusia yang
akan berkontribusi terhadap kemajuan sosial-ekonomi negara-negara berkembang, melatih
para ahli pemerintah di bidang kebijakan ekonomi dan pembangunan serta meningkatkan
47

pemahaman mengenai industri Korea dan sistem managemen perusahaan. Penerima beasiswa
berhak mendapatkan dana pendidikan dan akomodasi selama menjalani pembelajaran di
Korea Selatan. untuk dapat mengikuti program tersebut, maka peserta program wajib
memenuhi persyaratan sebagai berikut, menjadi warga negara dari salah satu negara mitra
KOICA, memiliki kemampuan berbicara maupun menulis dalam bahasa Inggris, belum
pernah berpartisipasi dalam program beasiswa lainnya, berusia di bawah 40 tahun serta sehat
jasmani maupun rohani (KOICA Master Degree Program, 2016).
Master Degree program merupakan salah satu proyek dari SO3 KOICA pada sektor

pendidikan yaitu mengenai pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi.
Pada SO3 poin kedua desebutkan bahwa KOICA membantu mendukung pengembangan
sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi. Sehingga melalui program Master Degree
ini diharapkan KOICA mampu membantu mengembangkan sumberdaya manusia di negaranegara mitra KOICA. program ini juga sesuai dengan salah satu tujuan sektor pendidikan
KOICA yaitu, memberikan pelatihan sumber daya teknis dan sumber daya lainnya melalui
pendidikan tinggi, dan untuk memasilitasi peluang pendidikan dan meningkatkan kualitas
pendidikan, kebijakan dan sistem pendidikan negara mitra.
Progam ini termasuk pada taham akhir dari aktivitas diplomasi publik Korea Selatan.
salah satu contoh aktivitas diplomasi publik pada tahap mempengaruhi ialah dengan
melakukan pertukaran pelajar, penelitian bersama maupun memberikan bantuan dana
pendidikan seperti pemberian beasiswa. Melalui transer pengetahuannya Korea Selatan akan
menjadi negara yang berpengaruh, beasiswa Master ini nantinya akan memberikan peluang
besar bagi kerjasama perekonomian Indonesia serta mempermudah Korea Selatan untuk
menamkan investasinya di Indonesia. Selain itu, program beasiswa ini juga akan memberikan
pengaruh pada pertukaran budaya Korea salah satunya pada bidang bahasa dan adat istiadat
yang nantinya akan mendorong ketertarikan masyarakat Indonesia untuk mengunjungi Korea
Selatan.

5.2.3.2 IT Training Center dan Korea - Indonesia Cultur Corner di Universitas Indonesia.
Information Technology Training Ceter dan Korea-Indonesia Curltur Corner

diresmikan pada tahun 2012 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di
Universitas Indonesia. Program ini sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintan Korea Selatan
melalui KOICA. Pendidrian IT Training Center bertujuan untuk mendukung upaya UI
menuju World Class University melalui peningkatan Information Technology di UI
sedangkan pendirian Korea-Indonesia Cultur Center bertujuan untuk meningkatkan
48

kerjasama budaya yang strategis antara Korea Selatan dengan Universitas Indonesia. UI
dipilih mitra KOICA dalam pendirian Information Technology Training Center dan KoreaIndonesia Cultur Corner ini karena UI telah banyak melakukan kerjasma-kerjasma

sebelumnya dengan Korea Selatan, menurut Kim Young-Sung Duta Besar Korea Selatan
untuk Indonesia, kerjasama tersebut sudah berlangsung selama sembilan tahun dan berjalan
dengan lancar.
Revitalisasi Information Technologi Training Center diharapkan dapat memberikan
kontribusi IT bagi mahasiswa UI dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia
pada umumya. Sedangkan Korea-Indonesia Culture corner diharapkan mampu menjadi
tempat pembelajaran kenudayaan Korea bagi seluruh Mahasiswa UI maupun masyarakat
umum. Information Technology Training Center merupakan training center yang dirancang
dengan suasanan senyaman mungkin yang terbuka bagi para profesional, non-profesional,
mahasiswa maupun masyarakat umum. Sedangkan Korea-Indonesia Cultur Corner berisikan
perpustakaan mini yang menyediakan beragam buku, majalah dan film yang berkaitan
dengan kebudayaan korea baik tradisional maupun kontemporer dan popular. Selain itu KICC
memiliki fasilitas seperti TV 3D, Komputer dan Internet yang dapat dimanfaatkan oleh para
pengunjung baik mahasiswa UI maupun masyarakat umum (Kabarkampus, UI, 2012).
Information Technologi training Center dan Korea-Indonesia Cultur Corner ini

termasuk dalam So3 KOICA pada sektor pendidikan yaitu mengenai pengembangan sumber
daua manusia melalui pendidikan tinggi. Didalam SO3 pada poin pertama disebutkan bahwa
KOICA membantu untuk memperkenalkan teknologi, komunikasi dan budaya Korea Selatan.
kedua program ini jelas memperkenalkan kemajuan teknologi dan budaya Korea Selatan
melalui pusat pelatihan teknologi Korea Selatan memperkenalkan kemampuan teknologi
yang dimiliki negara tersebut. Sedangkan, melalui Korea-Indonesia Cultur Corner
mahasiswa UI dan masyarakat umum dapat mengenal kebudayaan Korea Selatan lebih dalam
melalui fasilitas-fasilitas yang disediakan.
Program-program tersebut termasuk pada tahap akhir dari aktivitas diplomasi Korea
Selatan yaitu pada tahap mempengaruhi. Dimana, melalui transfer teknologinya Korea
Selatan dapat mempengaruhi Indonesia dalam hal penyebaran budaya negara tersebut seperti
adat istiadat, kesenian dan bahasa Korea sehingga dapat menarik ketertarikan masyarakat
Indonesia untuk lebih mengenal Korea Selatan.
Untu lebih mudah melihat program-program sektor pendidikan yang telah terlaksana
di Indonesia, berikut di bawah ini adalah tabel mengenai program-program sektor pendidikan
KOICA yang telah dilaksana dan disesuaikan dengan trategi objektifnya:
49

Strategi Objektif

Kriteria Program

Tahun

Program yang Wilayah
Terlaksana

-Menyediakan

in-service - 2012

- Green School

-Banjarmasin

dan pre-service training

Kalimanta

untuk guru dalam rangka

Selatan

membangun kapasitas dan
keahlian

di

dalam

pendidikan

dasar

-Korean

yang

Junior

penting untuk menciptakan

(KJE)

Expert -Selawesi

Selatan

hasil belajar yang efektif.
-2014

SO1
Quality
Primary Education

-Korean

-Membantu negara mitra

Junior

yang memiliki kekurangan

(KJE)

Expert -Jawa Timur

dalam kualitas pendidikan
serta

membantu

memperbaiki

sarana

pendidikan untuk negara
mitra yang berada dalam
situasi bencana alam dan
peperangan.

Major Programs

- Pelatihan Guru
-Peningkatan

kopetensi

pembelajaran dasar seperti
pengadaan

alat

pembelajaran.

SO2

- Membantu meningkatkan -2013

-Gedung Pusat - Bandung,

Training Technical

kualitas

teknik

Keamanan

Resources

pembelajaran

dan

Cyber ITB

50

Jawa Barat

pelatihan

kejuruan

SMA/SMK,

di

perguruan -2014

tinggi

teknik,

-Fellowship

-Jawa Timur

Program

pemerintahan dan pusat
pelatihan kejuruan melalui
pembangunan

kapasitas

dan kerjasama teknik.

-HyundaiKOICA

-Jakarta

Dream Center
Major Programs

-Technical

Vocational

Education and Training

(TVET) Governance untuk
membangun keterampilan
-TVET

center

of

excellence

-Mengenalkan

kemajuan -Setiap

-KOICA

-Seluruh

teknologi dan komunikasi Tahun

Master Degree Indonesia

Korea Selatan.

Shcolarship

-Membantu

mendukung -2012

-IT

Training

SO3 Development

pengembangan

sumber

Center

of Huma Resource

daya

melalui

Korea-

trough Higer

pendidikan tinggi.

manusia

dan -Depok, Jawa
Barat

Indonesia
Cultur Corner

Education
Major Programs

Universitas

-Memperkenalkan

Indonesia

teknologi

dan

Budaya

Korea.
-Akses pendidikan tinggi
Tabel 5.2
Progam-rogram Sektor Pendidikan KOICA di Indonesia
(Sumber: Data Primer Progam-rogram Pendidikan Sektor Pendidikan KOICA di Indonesia, 2017)

51

Joseph S. Nye (2004), mendeskripsikan konsep power sebagai kemampuan
mempengaruhi untuk mendaprkan hasil yang diinginkan, bahkan bila perlu mengubah
perilaku orang lain demi mewujudkan hasil yang diinginkan tersebut. Humper Taylor,
membedakan diplomasi publik dengan diplomsi tradisional melalui Power . Diplomasi
tradisional sering menggunakan hard power , seperti menggunakan kekuatan militer dan
ekonomi. Cara seperti ini kadang berhasil namun kadang juga tidak menemui keberhasilan,
cara seperti ini cendrung dapat menimbulkan ketakutan, kebencian maupun ketidak
percayaan dari negara lain. Sedangkan diplomasi publik sering menggunakan kebudayaan,
pendidikan kapabilitas militer dalam artian secara kualitas seperti bantuan teknis dan
pendidikan militer maupun ekonomi. Wawasan mengenai Soft Power ini telah mengubah
pemikiran Korea Selatan. Korea Selatan tidak lagi berdiplomasi menggunakan kekuatan
militer yang cendrung menimbulkan ketakutan, Korea Selatan lebih berdiplomasi dengan
menggunakan cara yang lebih halus baik melakukannya melalui pameran-pameran
kebudayaan, pemberian beasiswa bahkan penyebaran budaya Kpop.
Program-program sektor pendidikan KOICA di atas merupakan salah satu alat
diplomasi publik Korea Selatan. Diplomasi publik memiliki tiga sifat yang membedakannya
dengan diplomasi remi (tradisional) (Heninda,2008):
1. Diplomasi publik bersifat transparan dan berjangkauan luas
2. Diplomasi publik ditransmisikan dari pemerintahan satu kepemerintah lainnya
3. Tema dan isu yang diusung oleh diplomasi publik lebih ke arah sikap dan
perilaku publik.
Dari penjabaran tiga sifat diplomasi publik di atas, maka program-program
sektorpendidikan KOICA di Indonesia sesuai dengan sifat-sifat diplomasi publik. Programprogram tersebut bersifat transparan dan berjangkauan luas, program-progam yang telah
disebutkan di atas pada umumnya mudah untuk diakses informasinya, mengenai jenis
program, wilayah pelaksanaan serta waktu pelaksanaan. Program-program tersebut juga
berjangkauan luas artinya tidak hanya tersebar atau terfokus di satu daerah saja tapi tersebar
juga di beberapa daerah di Indonesia. Misalnya pada program KJE saat berganti tahun maka
KOICA juga mencari daerah baru untuk menjadi tempat pelaksanaan program tersebut.
Bahkan untuk program Master Degree Shcolarship, program, tersebut terbuka untuk seluruh
daerah di Indonesia. Diplomasi publik ditransmisikan dari pemrintahan satu ke pemerintah
lainnya. Pada program-program di atas sektor pendidika KOICA berkerjasama juga dengan
Pemerintah daerah maupun Pemerintah pusat dalam pelaksanaan programnya. Pada
diplomasi publik Tema dan isu yang diusung lebih kearah sikap dan perilaku publik, dalam
52

program-program sektor pendidikan KOICA tema dan isu yang diangkat memang mengenai
sikap dan perilaku publik, mengenai sistem pendidikan, pemenuhan standan kualitas
pendidikan, dan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu.
Pada tahapan aktivitas diplomasi publiknya program-program yang dilaksanakan
oleh sektor pendidikan KOICA mengacup pada tahap akhir dari aktivitas diplomasi publik,
yaitu dengan mempengaruhi. Tahap ini dilakukan dengan banyak cara misalnya
meningkatkan kerjasama dalam bidang pendidikan, seperti pertukaran pelajar, penelitian
bersama maupun memberikan bantuan dana pendidikan seperti pemberian beasiswa.
Umumnya, program-program sektor pendidikan KOICA di atas merupakan hasil kerjasama
pendidikan KOICA dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Institut pendidikan serta
industri swasta. Yang mana kegiatan mempengaruhi ini dilakukan KOICA melalui programprogram bantuan pendidikan dan berkaitan dengan isu-isu tertenti, misalnya perubahan iklim,
perkembangan teknologi maupun transfer pengetahuan pengenai kebijakan tertetu yang
hasilnya dapat membuat Indonesia melakukan apa yang disarankan oleh KOICA, bukan
hanya sekedar citra positif dan ketertarikan bangsa lain yang didapat namun, kepentingan
Korea Selatan juga terlaksana pada tahap ini, misalnya kepentingan mengenai pengenalan
teknologi serta industri Korea Selatan agar mudah menaruh investasinya di negara-negara
mitra.
Pendidikan dalam pengertianya adalah sebuah sarana manusia untuk membina
kepribadian agar sesui dengan nilai-nilai dimasyarakat. Pendidikan menjadi salah satu yang
penting bagi keberlangsunga hidup seseorang. Sistem pendidikan disuatu negara juga
menjadi penentu kualitas pendidikan di negar tersebut. Korea Selatan saat ini menjadi negara
dengan tingkat pendidikan yang baik di dunia. Menurut MBCtime.com pada artikelnya yang
berjudul 20 Best Education System in The World Korea menempati negara dengan sistem
pendidikan terbaik di Asia Timur. Sedangkan,Pendidikan di Indonesia masih terkendala
dengan banyak hal mulai dari sistem pendidikan yang belum maksimal sampai fasilitas
pendidikan yang kurang memadai, data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menunjukkan bahwa 75% sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal
pendidikan. Tenaga pengajar di Indonesia juga dirasa masih kurang memadai, terdapat 40
ribu sekolah yang nilai uji kopetensi gurunya mencapai nilai rata-rata 44.5 padahal standar
yang diharapkan minimal 70 (OECD, PISA,2015). Kurangnya kopetensi guru menjadi salah
satu penentu kualitas belajar siswanya.
Oleh karena itu, kerjasama-kerjasama pendidikan dalam hal bantuan seperti bantuan
mengenai pemenuhan alat pembelajaran, bantuan pembangunan fasilitisan sekolah, bantuan
53

transfer pengetahuan mengenai sistem pembelajaran yang baik, pelatihan guru dan pelatihan
kejuruan merupakan kerjasama-kerjasama yang sangat meguntungkan dunia pendidikan di
Indonesia. pada proyek-proyek sektor pendidikan KOICA ada beberapa program yang sangat
bermanfaat bila terus dilanjutkan di Indonesia seperti, Green School, KJE dan HyundaKOICA Dream Center karena ketiga program ini penulis nilai dapat memnuhi kebutuhan
Indonesia pada bidang pendidikan.

5.3 Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Korea Selatan Tentang Diplomasi Publik Korea
Selatan
KOICA merupakan koordinator pelaksana kerjasama teknik yakng dilakukan oleh
Korea Selatan dengan negara-negara mitranya. Fokus KOICA adalah membantu negaranegara

berkembang

untuk

membangun

negaranya

melalui

pembangunan

yang

berkesinambungan yang kemudian kerjasama ini disebut sebagai kerjasama pembangunan
Korea Selatan. Korea Selatan merasa perlu untuk membantu-negara-negara berkembang
keluar dari zona kemiskinan. Hal ini berdasarkan pengalaman masa lalu Korea Selatan yang
berhasil bangkit dari keterpurukan, sehingga Korea Selatan merasa wajib untuk membantu
negara mitranya. Keseriusan Korea Selatan kemudian diimplementasikan kedalam beberapa
kebijakan Korea Selatan yang berkaitan dengan kerjasama pembangunan di negara-negara
berkembang khususnya Asia.

5.3.1 Global Korea (The National Security Strategy of The Republic of Korea)
Dalam lingkungan global yang tidak menentu dan komplek di abad-21 ini, Korea
Selatan memerlukan strategi kebijakan luar negeri yang aman, yang dapat memaksimalkan
memaksimalkan kepentingan nasional dan memperkuat kerjasama dengan masyarakat
internasional. Presiden Lee Myung-Bak melalui Global Korea berkomitmen untuk menjalin
hubungan yang baik antara Korea Selatan dengan negara-negara di dunia untuk
mempromosikan perdamaian dan kemakmuran dunia khususnya di wilayah Asia.
Dalam kebijakan luar negerinyanya Korea Selatan bercita-cita sebagai pemimpin
dalam tatanan dunia baru, Korea Selatan akan terus meningkatkan kemampuan nasional dan
kepentingan nasional yang komperhensif. Visi dari Global Korea Lee Myung-bak dapat
terwujud ketika Korea memperluas tanggu jawab internasional serta bantuan luar negerinya.
Sementara itu, pelaksanaan diplomasinya bertujuan untuk memenuhi kepentingan nasional.
Kebijakan luar negeri Korea Selatan haruslah mencerminkan kepedulian tanpa syarat
terhadap pertumbuhan dunia khusunya pada isu kesenjangan sosial dan kemiskinan. Dalam
54

semangat membantunya, Korea Selatan melindungi kebebasan manusia, kebahagiaan dari
pelecehan hak asasi manusia, kemiskinan, penyakit dan kekerasan (Global Korea , 2008).
Dalam kebijakan ini, Presiden Lee Myung-bak bermaksud untuk meningkatkan
bantuan material Korea kepada negara-negara berkembang seperti bantuan pembangunan
remi dan memastikan hal ini sepadan dengan perekonomian Korea Selatan. Untuk
membuktikan keseriusannya, Korea Selatan masuk kedalam OECD’s Development
Assistance Commite (DAC) untuk mengembangkan program luar negerinya. Selain itu, Korea

Selatan berharap melalui bantuan asingnya Korea Selatan dapat mempererat kerjasamanya
dengan negara-negara berkembang seperti memperluas peluang Korea Selatan untuk
mengakses energi dan sumber daya alam negara mitra. Korea Selatan berusaha untuk
memperluas upaya kolaboratif dengan masyarakat internasional untuk membantu pencapaian
target yang ditetapkan dalam tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dan mendukung
negara-negaa miskin dan kaum orang-orang terpinggirkan. Instrumen-intrumen bantuan luar
negeri nantinya akan diverifikasi misalnya, dengan menawarkan kesempatan yang lebih luas
untuk anak muda Korea Selatan menjadi tenaga suka rela di luar negeri melalui progam
pemerintindah (Global Korea, Expanding Korea’s Global Contribution, 2008, p. 30).
5.3.2 Ministry of Foreign Affairs and Trade (MOFAT)
MOFAT merupakan kementrian yang membawahi segala hal tentang urusan
kepentingan luar negeri. MOFAT lebih banyak memuat fokus-fokus kebijakan diberbagai
bidang seperti politik dan keamanan, ekonomi dan perdagangan, bantuan luar negeri serta isu
budaya. MOFAT membuat kebijakan serta aturan-aturan melalui Diplomatic White Paper
dengan tujuan untuk tercapainya kepentingan nasional, dalam hal bantuan luar negeri
kepentingan nasional yang ingin dicapai Korea Selatan adalah menarik minat kedatangan
masyarakat internasional, meningkatkan citra Korea Selatan serta terbukanya peluang
investasi di negara mitra (Noor Rahma Yulia, 2013).
KOICA merupakan lembaga kerjasama Internasional Korea yang berada dibawah
Kementerian Hubungan Luar negeri dan Perdagangan Korea Selatan. Misinya adalah
memaksimalkan bantuan Korea ke negara-negara berkembang bantuan-bantuan tersebut
terdiri dari bantuan pendidikan, bantuan kesehatan, bantuan pemerintah, agrikultur, kehutan
dan bantuan idustri dan energi serta bantuan untuk bencana alam. Korea Selatan melalui
KOICA telah memberikan bantuan dana di Indonesia sebesar 190 juta USD sejak tahun
1991-2015 (MOFA, Countries and Regions, Indonesia, 2015).

55

5.4 Pencapaian Kepentingan Korea Selatan Melalui Sektor Pendidikan KOICA di
Indonesia Tahun 2011-2015.
KOICA merupakan lembaga kerjasama Internasional Korea yang berada dibawah
Kementerian Hubungan Luar negeri dan Perdagangan Korea Selatan. Misinya adalah
memaksimalkan bantuan Korea ke negara-negara berkembang bantuan-bantuan tersebut
terdiri dari bantuan pendidikan, bantuan kesehatan, bantuan pemerintah, agrikultur, kehutan
dan bantuan idustri dan energi serta bantuan untuk bencana alam. memaksimalkan Bantuan
Korea Selatan kepada negara-negara berkembang merupakan bentuk kebijakan luar negeri
Korea Selatan yang tertuang dalam Visi Global Korea yang dibuat oleh Presiden Lee myungBak pada tahun 2008 serta tertuang pada peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang
terdapat di dalam Diplomatic White Paper Korea Selatan dari tahun-ketahun. Korea Selatan
telah menjadikan kerjasama pembangunan sebagai salah satu kebjakan luar negeri Korea
Selatan, maka melalui tahap-tahap diatas, Korea Selatan telah melakukan tiga tahap
perkembangan diplomasi publik menurut Simon yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Indonesia, merupakan negara berkembang yang menjadi salah satu mitra Korea
Selatan. KOICA juga turut membantu pembangunan Indonesia di berbagai sektor salah
satunya adalah sektor pendidikan. Pada periode 2011-2015 KOICA telah mengadakan tujuh
program pendidikan yang dilaksanakan diberbagai kota di Indonesia, Tujuan dari bantuan
pendidikan ini adalah pembangunan melalui pendidikan serta memastikan hak seluruh
masyarakat Indonesia memperoleh pendidikannya yang telah disesuaikan dengan strategi
objektif yang direncanakan oleh KOICA setiap periodenya. Dari strategi Objektif ini dapat
terlihat kepentingan-kepentingan yang di bawa oleh Korea Selatan dalam misinya membantu
Indonesia.
Tonny D. Effendi (2013) menulis dalam Jurnalnya, terdapat tiga tahapan praktik
diplomasi publik. Tapat pertama adalah tahapan mendasar dimana negara mencoba
memberikan pengetahuan mengenai keberadaan negaranya kepada dunia internasional. Tahap
kedua adalah dimana, negara lain telah mengetahui keberadaan negara tersebut maka, tahap
selanjutnya yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan apresiasi negara lain terhadap
negara yang bersangkutan, berusaha agar masyarakat negara lain memiliki pandangan yang
positif dengan negara tersebut. Tahap ketiga yaitu, menciptakan ketertarikan negara lain
terhadap negaranya. Dimana, suatu negara mencoba untuk menarik minat masyarakat negara
lain untuk mendatangi negaranya.
Melalui kerjasama pembangunan yang tertulis didalam visi Global Korea dan
diplomatic white paper yang dibuat oleh MOFAT, setidaknya ada dua kepentingan yang
56

ingin dicapai Korea Selatan melalui praktik diplomasi publiknya di Indonesia melalui
KOICA sektor pendidikan ini. Yaitu, mengenai peningkatan citra positif masyarakat
Indonesia terhadap Korea Selatan, peningkatan minat kedatangan masayarakat Indonesia ke
Korea Selatan serta terbukanya peluang Korea Selatan untuk melakukan investasi di negara
Indonesia.

5.4.1 Peningkatan Citra Korea Selatan di Mata Indonesia
Salah satu tujuan yang ingin dicapai Korea Selatan saat melakukan proyek-proyek
pendidikan melalui KOICA salah satunya adalah Peningkatan Citra positif Kore Selatan.
proyek-proyek yang dibuat lebih berfokus untuk membuat pendidikan di Indonesia menjadi
lebih baik, KOICA bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, Organisasi internasional,
perusahaan swasta dan institut pendidikan yang ada di Indonesia sehingga proyek-proyek
yang dibuat dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan dapat membuka peluang
kerjasama antara KOICA dengan mitra kerjasama menjadi lebih erat.
Proyek-proyek yang dilaksanakan KOICA di Indonesia tentunya dapat menimbulkan
presepsi positif masyarakat Indonesia kepada negara Korea Selatan. di Indonesi

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45