Hubungan Tajam Penglihatan Dengan Tingkat Prestasi Pada Siswa Berprestasi SD Panca Budi Medan Tahun 2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI
Suatu tajam penglihatan merupakan indikasi kejelasan penglihatan
seseorang. Ini adalah pengukuran seberapa baik seseorang saat melihat
objek. Kata "acuity" berasal dari bahasa Latin yaitu acuitas, yang berarti
ketajaman. (Ted M. Montgomery. Visual acuity.2014)
Tajam penglihatan adalah

ukuran

dari kemampuan

sistem

penglihatan untuk membedakan dua titik kontras tinggi di dalam ruang.
(Opthalmology Investigasi and Examination Technique, 2007)
Tajam penglihatan adalah kemampuan untuk menyelesaikan
spasial dari sistem penglihatan. Hal ini dapat dianggap sebagai
kemampuan mata untuk melihat objek secara baik. Ada berbagai cara

untuk mengukur dan menentukan ketajaman penglihatan, tergantung
pada jenis tajam penglihatan yang

digunakan. Ketajaman penglihatan

dibatasi oleh difraksi, penyimpangan dan kepadatan fotoreseptor di mata.
Terlepas dari keterbatasan ini, sejumlah faktor juga mempengaruhi tajam
penglihatan seperti kesalahan bias, pencahayaan, kontras dan lokasi
retina yang dirangsang (Smith dan Atchison, 1997). (Michael Kalloniatis
and Charles Luu, 2014 ; Journal of Biomedical Optics, 2010)

Tajam penglihatan adalah indikasi yang utama dari kesehatan mata
dan sistem penglihatan. Tajam penglihatan didefinisikan sebagai objek

Universitas Sumatera Utara

terkecil yang dapat diatasi oleh mata pada jarak tertentu. Hal ini
dinyatakan sebagai fraksi yang mana pembilangnya menunjukkan ukuran
objek dan penyebutnya menunjukkan jarak yang dapat dilihat dalam meter
atau feet. (Clinical Skils For The Opthalmic Examination, 2006 ; Manual for

Eye Examination and Diagnosis. Seventh edition.2007)

2.2. STATUS REFRAKSI PADA ANAK
Status refraksi pada anak berubah seiring dengan perubahan
panjang sumbu bola mata, kornea dan lensa semakin rata.

Secara

umum, bayi baru lahir status refraksinya adalah Hiperopia, kemudian
menjadi lebih hiperopik sampai usia 7 tahun, lalu mengalami Myopic shift
menjadi plano, saat bola mata sudah cukup matang. Perubahan dalam
kesalahan refraksi sangat luas, namun jika Miopia terjadi sebelum usia 10
tahun, resiko Miopia dengan koreksi spheris 6D atau lebih akan mungkin
terjadi. Astigmatisma biasa terjadi pada bayi, dan sering mengalami
regresi. (Scuta et all, Pediatric Opthalmogy and Strabismus, 2011)
Emmetropization adalah suatu proses perkembangan pada mata
dimana kekuatan refraksi dari segmen anterior dengan sumbu bola mata
berkesinambungan untuk mencapai Emmetropia. Contoh dari hal ini ialah
hilangnya astigmatisma pada bayi dan hilangnya Hiperopia pada anak
umur 6-8 tahun. Penelitian pada binatang menunjukkan jika pemaksaan

Hiperopia atau Miopia dengan lensa kacamata pada bayi, hal ini akan
mengakibatkan sumbu bolamata menjadi lebih panjang sehingga
menghilangkan pemaksaan kesalahan refraksi. (Scuta et all, Pediatric
Opthalmogy and Strabismus, 2011)

Universitas Sumatera Utara

2.3. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN

Sebuah chart mata yang standar diperlukan untuk membuat
perbandingan dan untuk menentukan ketajaman penglihatan manusia.
Yang paling umum digunakan kebanyakan dokter adalah “Snellen chart”.
Pada tahun 1862, Dokter Spesialis Mata di Belanda, Dr. Hermann
Snellen, merancang grafik mata ini. Dia mengatakan bahwa ada
hubungan antara ukuran huruf tertentu dilihat pada jarak tertentu. (Watt,
W. S. How Visual Acuity Is Measured. 2003)
Pemeriksaan

tajam


penglihatan

merupakan

suatu

prosedur

sederhana berdasarkan prinsip optik. Tes tajam penglihatan digunakan
untuk menentukan huruf terkecil yang dapat dibaca pada grafik standar
(Snellen Chart) dengan jarak 20ft jauhnya. Grafik khusus digunakan ketika
pengujian pada jarak yang lebih pendek dari 20ft. Snellen Chart terdiri dari
serangkaian huruf kapital hitam dipapan putih, diatur dalam baris. (Mark
W. Leitman, MD. Manual for Eye Examination and Diagnosis. 2007; Lindy
DuBois, MEd, MMSc, CO, COMT. Clinical Skils For The Opthalmic
Examination. 2006; Khurana, A. K.. Comprehensive Opthalmology. 2007;
American Optometric Association, Visual Acuity, 2013; Available at:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003396.htm.; Available at:
http://biomed.science.ulster.ac.uk/vision/How-is-Visual-acuity-recorded.html.)
Tajam penglihatan, diuji secara terpisah untuk masing-masing

mata. Satu mata ditutupi dengan selembar kertas atau telapak tangan
yang ditempatkan di atas mata. Jari-jari tidak boleh digunakan untuk
menutup mata (karena pasien akan dapat melihat diantara jari-jari

Universitas Sumatera Utara

tersebut). Pasien diminta untuk mengidentifikasi huruf atau simbol-simbol
tertentu, yang disebut sebagai optotypes (snellen chart) pada jarak 6meter
(20ft). (Lindy DuBois, MEd, MMSc, CO, COMT. Clinical Skils For The
Opthalmic Examination. 2006; Lang, Gerhard K. Ophthalmology A Pocket
Textbook Atlas. Second edition. German. 2006)
Snellen Chart harus benar diterangi. Pasien diminta untuk
membaca huruf dengan masing-masing mata secara terpisah dan tajam
penglihatan dicatat sebagai pecahan, pembilang menjadi jarak pasien
dengan Snellen Chart, dan penyebut menjadi huruf terkecil yang dapat
dibaca oleh orang normal. Ketika pasien mampu membaca hingga 6m,
tajam penglihatan dicatat sebagai 6/6 (normal). (Clinical Skils For The
Opthalmic Examination, 2006; Manual for Eye Examination and Diagnosis,
2007;. Khurana, A. K, 2007)
Tergantung pada garis terkecil yang dapat dibaca pasien dari jarak

6m, penglihatannya adalah dicatat sebagai 6/9, 6/12, 6/18, 6/24, 6/36 dan
6/60, dan masing-masing. Jika tajam penglihatan kurang dari 6/6 (20/20),
pasien dapat diperiksa dengan menggunakan lubang kecil (pinhole). Jika
terjadi

perbaikan

penglihatan

ketika

melihat

melalui

pinhole,

itu

menunjukkan bahwa diperlukan penggunakan kacamata yang akan

meningkatkan penglihatan. (Manual for Eye Examination and Diagnosis,
2007)
Jika pasien tidak dapat membaca huruf terbesar dari Snellen Chart,
maka dilakukan pemeriksaan hitung jari (Count Fingers), dilakukan
dengan cara pemeriksa maju 1meter demi 1meter, sampai sejauh mana
pasien dapat menghitung jari. Penglihatannya dicatat seperti: 5/60, 4/60,

Universitas Sumatera Utara

3/60, 2/60 dan 1/60. (Clinical Skils For The Opthalmic Examination, 2006
; Manual for Eye Examination and Diagnosis, 2007)
Jika pasien tidak dapat menghitung jari, pemeriksa bergerak dekat
tangannya ke wajah pasien. Jika pasien bisa melihat gerakan tangan
(Hand Movement), tajam penglihatan dicatat dengan Hand Movement
(1/300). Jika pasien tidak bisa melihat adanya gerakan tangan, maka
pemeriksa memeriksa apakah pasien dapat melihat cahaya (Light
Perception / LP) atau tidak dapat melihat cahaya (No Light Perception /
NLP). (Clinical Skils For The Opthalmic Examination, 2006; Manual for
Eye Examination and Diagnosis, 2007)
Jenis–jenis Snellen Chart antara lain: (Clinical Skils For The

Opthalmic Examination, 2006; Manual for Eye Examination and Diagnosis,
2007)
A.

Simple Picture Chart : digunakan untuk anak-anak.

B.

Landolt C- chart

: digunakan untuk pasien buta huruf.

C.

E -chart

: digunakan untuk pasien yang buta huruf.

Untuk pasien yang tidak dapat mengenali huruf, untuk itulah ada
alternatif untuk mengukur tajam penglihatan yaitu ETDRS, Bailey-Lovie

(perangkat berbasis komputer, yang optotype). (Lang, Gerhard K., 2006)

Universitas Sumatera Utara

Gambar1: A :Snellen letters; B: Landolt rings, C: E-Chart; D: Simple
Picture Chart. (David Sculfor, Bruce James. Opthalmology Investigasi and
Examination Technique. 2007)

Gambar 2: The Early Treatment Retinopathy Charts
(ETDRS). (Lang, Gerhard K., 2006)

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3: Cara pemeriksaan tajam penglihatan. (Khurana, A. K.
Comprehensive Opthalmology. 2007)

Tabel 1: Pemeriksaan tajam penglihatan. (Lindy DuBois, MEd, MMSc,
CO, COMT. Clinical Skils For The Opthalmic Examination. 2006).

Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEPRIBADIAN GURU DAN MOTIVASI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PANCA BUDI MEDAN T.P 2014/2015.

0 2 26

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK BM PANCA BUDI MEDAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 2 22

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI SMK SWASTA PANCA BUDI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 17

HUBUNGAN TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN KACAMATA LAS DENGAN PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN PADA PEKERJA Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Kacamata Las dengan Penurunan Tajam Penglihatan pada Pekerja Pengelasan di Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonog

0 1 16

HUBUNGAN TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN KACAMATA LAS DENGAN PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN PADA PEKERJA Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Kacamata Las dengan Penurunan Tajam Penglihatan pada Pekerja Pengelasan di Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogi

0 3 12

Hubungan Tajam Penglihatan Dengan Tingkat Prestasi Pada Siswa Berprestasi SD Panca Budi Medan Tahun 2014

0 0 14

Hubungan Tajam Penglihatan Dengan Tingkat Prestasi Pada Siswa Berprestasi SD Panca Budi Medan Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Tajam Penglihatan Dengan Tingkat Prestasi Pada Siswa Berprestasi SD Panca Budi Medan Tahun 2014

0 0 5

Hubungan Tajam Penglihatan Dengan Tingkat Prestasi Pada Siswa Berprestasi SD Panca Budi Medan Tahun 2014

0 5 2

Hubungan Tajam Penglihatan Dengan Tingkat Prestasi Pada Siswa Berprestasi SD Panca Budi Medan Tahun 2014

0 0 8