Ragam Bahasa Gaul pada Kaus Oleh–Oleh Kota Medan, Kajian Sosiolinguistik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa yang digunakan di kota Medan padaumumnyaadalahbahasa
Indonesia.
Bahasa
tersebutmemilikikeunikan
dalamcarapenyampaiannyauntukmenyampaikancerita,
kata,
tempatdanartinyabiasaberbeda. Bahasa yang digunakanbisa saja bahasa daerah
yang dipadu – padankan dengan bahasa yang berdialek Medan, yaitubahasagaul
yang dipergunakansehari – hari. Misalnyapadakaosoleh –olehkota Medan yang
bertuliskan“Gosahbanyakgayakau!”, “Kucucukmatakelenitunanti!”, “Ini Medan
bungjanganbetingkah.
Dalam pembicaraan tentang ragam bahasa gaul ini biasanya dikaitkan
dengan masalah dialek. Dialek, yakni bahasa sekelompok masyarakat yang tinggal
di suatu daerah tertentu.Perbedaan dialek di dalam sebuah bahasa maka ditentukan
oleh letak geografis atau region kelompok pemakainya.Karena itu dialek disebut
dialek geografis dan dialek regional.Batas – batas alam seperti sungai, gunung,
laut, hutan, dan semacamnya membatasi dialek yang satu dengan dialek yang lain
(Sumarsono dan Paina, 2004:21)
Penggunaan istilah bahasa dan dialek memang seringkali ambigu di
kalangan masyarakat awam. Secara linguistik, jika terjadi komunikasi antara dua
kelompok atau lebih, dan mereka saling mengerti tuuran mitra bicaranya, maka alat
komunikasi yang mereka gunakan masih disebut sebagai dialek – dialek yang
berbeda dari bahasa yang sama.
8
Universitas Sumatera Utara
Dalam kehidupan modern ada kemungkinan adanya seseorang yang hanya
mengenal satu dialek, namun pada umumnya dalam masyarakat modern orang
hidup dengan lebih dari satu dialek (regional maupun sosial) dan menggeluti
sejumlah ragam, sebab dalam masyarakat modern orang sudah pasti berurusan
dengan sejumlah kegiatan yang berbeda.
Kridalaksana (1982 : 2) berpengertian lebih luas tentang ragam bahasa yaitu
variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda, menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kawan bicara dan orang yang diajak bicara dan
menurut medium pembicaraan.
Di dalam Tatabahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Untuk Tingkat
Pendidikan Menengah, pada (1991:50), Gorys Keraf memaparkan jenis “variasi
bahasa” ia membagi variasi bahasa menjadi dua yaitu variasi berdasarkan
geografis, sosial dan varisi bahasa berdasarkan situasi pemakaian bahasa. Variasi
berdasarkan sosial dikelompokkan menjadi tiga, yaitu jenis bahasa yang
dipergunakan oleh 1) lapisan bawah, 2)lapisan menengah, dan 3) lapisan atas.
Ciri – ciri kebahasaan berdasarkan lapisan sosial itu disebut dialek sosial atau
sosiolek.
Dalam interaksi sosial, ragam memberikan “instruksi” kepada pendengar
tentang makna tertentu itu yang diisyaratkan melalui nada suara, kata, kalimat, dan
sebagainya. Untuk tidak disalahartikan atau ditafsirkan lain oleh pendengar,
instruksi itu perlu dibuat. Sedangkan pihak pendengar perlu waspada terhadap
kemungkinan adanya makna baru dalam ragam yang disampaikan oleh anggota
kelompok masyarakat lain atau anggota kelompok sendiri yang menggunakan
ragam secara idiosinkratis.
9
Universitas Sumatera Utara
Bahasa gaul biasanya digunakan dalam suasana informal yang sifatnya
bisanya menghibur, dan untuk menjalin keakraban, karena apabila kita
mengunakan bahasa baku dalam suasana akrab atau hiburan akan terkesan kaku
dan membuat suasana menjadi formal yang cenderung melahirkan kejenuhan
penyimak. Dalam kehidupan bermasyarakat bahasa gaul juga sangat baik
digunakan selain praktis juga mudah dipahami, selain itu bahasa gaul biasanya
dominan dipakai oleh kaum remaja karena masa remaja ditinjau dari segi
perkembangannya merupakan masa kehidupan manusia yang paling menarik dan
mengesankan (Sumarsono, 2004 : 150).
Sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek – aspek kemasyarakatan
bahasa, khususnya perbedaan – perbedaan yang terdapat di dalam bahasa yang
berkaitan dengan faktor – faktor kemasyarakatan. Batasan yang lebih sederhana
tentang sosiolinguistik diajukan oleh Fishman (1972), yakni ilmu yang membahas
hubungan pemakai bahasa dengan perilaku sosial (Azhar Umar,2001 : 13).
Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab
bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia, tentunya mempunyai aturan –
aturan tertentu. Dalam penggunaanya sosiolinguistik memberikan pengetahuan
bagaimana cara menggunakan bahasa. Sosiolinguistik menjelaskan bagaimana
menggunakan bahasa itu dalam aspek atau segi sosial tertentu, seperti dirumuskan
Fishaman (1972) bahwa yang dipersoalkan dalam sosiolinguistik adalah, “who
speak, what language, to whom, when, and to what end”.(Abdul chaer dan Leoni
Agustina, 2004 : 17).
10
Universitas Sumatera Utara
1.2 RumusanMasalah
Agar masalah penelitian ini lebih terarah lagi, perlu dirumuskan masalah
yang akan diteliti. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seperti berikut.
1. Bagaimana penggunaan ragam bahasa gaul yang terdapat pada kaus oleh – oleh
kota Medan?
2. Bagaimana ragam bahasa gaul berdasarkan tingkat sosial yang terdapat pada
kaus oleh – oleh kota Medan?
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini mengenai ragam bahasa gaul pada kaus oleh - oleh kota
Medan.Sebaiknya permasalahan ini dibatasi pada permasalahan yang lebih khusus
untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Surakhmad (1982 : 26)
“Pembatasan masalah penelitian perlu dirumuskan supaya terdapat kemudahan atau
penyederhanaan yang akan dikaji”. Mengingat banyaknya pengguna kaus tersebut
adalah para remaja maka peneliti membatasi penelitiannya dari tingkat sosial yaitu
dari segi pendidikan.
1.4TujuanPenelitian
Tujuanpenelitianiniadalah sebagai berikut :
1. Untukmendeskripsikanpenggunaanragambahasagaul
yang
terdapatpadakausoleh-oleh kota Medan.
2. Untuk mendeskripsikannilaisosial yang terkandungdalamragambahasagaulyang
terdapatpadakausoleh – olehkota Medan.
11
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca khususnya terhadap
mahasiswa Departemen Sastra Indonesia mengenai ragam bahasa gaul pada
kaus oleh – oleh kota Medan.
2.
Penelitian ini sangat diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi kecintaan
peneliti terhadap khasanah budaya dan ragam bahasa.
3.
Hasil penelitian itu sendiri dapat memperkaya referensi – referensi keilmuan
bahasa Indonesiamengenai ragam bahasa gaul.
4.
Bagi para pembaca juga diharapkan sebagai masukan dalam bentuk
pengetahuan serta memperkaya wawasan mereka dengan bahasa gaul yang
ada di Medan.
5.
Bagi setiap pembaca atau peneliti diharapkan bisa menjadi bahan
perbandingan antara peneliti lainnya yang membahas tentang ragam bahasa
yang berbeda khususnya bahasa gaul yang ada di Medan.
1.5.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memperkenalkan ragam bahasa gaul kepada wisatawan lokal yang
berkunjung atau berwisata di kota Medan.
12
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa yang digunakan di kota Medan padaumumnyaadalahbahasa
Indonesia.
Bahasa
tersebutmemilikikeunikan
dalamcarapenyampaiannyauntukmenyampaikancerita,
kata,
tempatdanartinyabiasaberbeda. Bahasa yang digunakanbisa saja bahasa daerah
yang dipadu – padankan dengan bahasa yang berdialek Medan, yaitubahasagaul
yang dipergunakansehari – hari. Misalnyapadakaosoleh –olehkota Medan yang
bertuliskan“Gosahbanyakgayakau!”, “Kucucukmatakelenitunanti!”, “Ini Medan
bungjanganbetingkah.
Dalam pembicaraan tentang ragam bahasa gaul ini biasanya dikaitkan
dengan masalah dialek. Dialek, yakni bahasa sekelompok masyarakat yang tinggal
di suatu daerah tertentu.Perbedaan dialek di dalam sebuah bahasa maka ditentukan
oleh letak geografis atau region kelompok pemakainya.Karena itu dialek disebut
dialek geografis dan dialek regional.Batas – batas alam seperti sungai, gunung,
laut, hutan, dan semacamnya membatasi dialek yang satu dengan dialek yang lain
(Sumarsono dan Paina, 2004:21)
Penggunaan istilah bahasa dan dialek memang seringkali ambigu di
kalangan masyarakat awam. Secara linguistik, jika terjadi komunikasi antara dua
kelompok atau lebih, dan mereka saling mengerti tuuran mitra bicaranya, maka alat
komunikasi yang mereka gunakan masih disebut sebagai dialek – dialek yang
berbeda dari bahasa yang sama.
8
Universitas Sumatera Utara
Dalam kehidupan modern ada kemungkinan adanya seseorang yang hanya
mengenal satu dialek, namun pada umumnya dalam masyarakat modern orang
hidup dengan lebih dari satu dialek (regional maupun sosial) dan menggeluti
sejumlah ragam, sebab dalam masyarakat modern orang sudah pasti berurusan
dengan sejumlah kegiatan yang berbeda.
Kridalaksana (1982 : 2) berpengertian lebih luas tentang ragam bahasa yaitu
variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda, menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kawan bicara dan orang yang diajak bicara dan
menurut medium pembicaraan.
Di dalam Tatabahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Untuk Tingkat
Pendidikan Menengah, pada (1991:50), Gorys Keraf memaparkan jenis “variasi
bahasa” ia membagi variasi bahasa menjadi dua yaitu variasi berdasarkan
geografis, sosial dan varisi bahasa berdasarkan situasi pemakaian bahasa. Variasi
berdasarkan sosial dikelompokkan menjadi tiga, yaitu jenis bahasa yang
dipergunakan oleh 1) lapisan bawah, 2)lapisan menengah, dan 3) lapisan atas.
Ciri – ciri kebahasaan berdasarkan lapisan sosial itu disebut dialek sosial atau
sosiolek.
Dalam interaksi sosial, ragam memberikan “instruksi” kepada pendengar
tentang makna tertentu itu yang diisyaratkan melalui nada suara, kata, kalimat, dan
sebagainya. Untuk tidak disalahartikan atau ditafsirkan lain oleh pendengar,
instruksi itu perlu dibuat. Sedangkan pihak pendengar perlu waspada terhadap
kemungkinan adanya makna baru dalam ragam yang disampaikan oleh anggota
kelompok masyarakat lain atau anggota kelompok sendiri yang menggunakan
ragam secara idiosinkratis.
9
Universitas Sumatera Utara
Bahasa gaul biasanya digunakan dalam suasana informal yang sifatnya
bisanya menghibur, dan untuk menjalin keakraban, karena apabila kita
mengunakan bahasa baku dalam suasana akrab atau hiburan akan terkesan kaku
dan membuat suasana menjadi formal yang cenderung melahirkan kejenuhan
penyimak. Dalam kehidupan bermasyarakat bahasa gaul juga sangat baik
digunakan selain praktis juga mudah dipahami, selain itu bahasa gaul biasanya
dominan dipakai oleh kaum remaja karena masa remaja ditinjau dari segi
perkembangannya merupakan masa kehidupan manusia yang paling menarik dan
mengesankan (Sumarsono, 2004 : 150).
Sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek – aspek kemasyarakatan
bahasa, khususnya perbedaan – perbedaan yang terdapat di dalam bahasa yang
berkaitan dengan faktor – faktor kemasyarakatan. Batasan yang lebih sederhana
tentang sosiolinguistik diajukan oleh Fishman (1972), yakni ilmu yang membahas
hubungan pemakai bahasa dengan perilaku sosial (Azhar Umar,2001 : 13).
Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab
bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia, tentunya mempunyai aturan –
aturan tertentu. Dalam penggunaanya sosiolinguistik memberikan pengetahuan
bagaimana cara menggunakan bahasa. Sosiolinguistik menjelaskan bagaimana
menggunakan bahasa itu dalam aspek atau segi sosial tertentu, seperti dirumuskan
Fishaman (1972) bahwa yang dipersoalkan dalam sosiolinguistik adalah, “who
speak, what language, to whom, when, and to what end”.(Abdul chaer dan Leoni
Agustina, 2004 : 17).
10
Universitas Sumatera Utara
1.2 RumusanMasalah
Agar masalah penelitian ini lebih terarah lagi, perlu dirumuskan masalah
yang akan diteliti. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seperti berikut.
1. Bagaimana penggunaan ragam bahasa gaul yang terdapat pada kaus oleh – oleh
kota Medan?
2. Bagaimana ragam bahasa gaul berdasarkan tingkat sosial yang terdapat pada
kaus oleh – oleh kota Medan?
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini mengenai ragam bahasa gaul pada kaus oleh - oleh kota
Medan.Sebaiknya permasalahan ini dibatasi pada permasalahan yang lebih khusus
untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Surakhmad (1982 : 26)
“Pembatasan masalah penelitian perlu dirumuskan supaya terdapat kemudahan atau
penyederhanaan yang akan dikaji”. Mengingat banyaknya pengguna kaus tersebut
adalah para remaja maka peneliti membatasi penelitiannya dari tingkat sosial yaitu
dari segi pendidikan.
1.4TujuanPenelitian
Tujuanpenelitianiniadalah sebagai berikut :
1. Untukmendeskripsikanpenggunaanragambahasagaul
yang
terdapatpadakausoleh-oleh kota Medan.
2. Untuk mendeskripsikannilaisosial yang terkandungdalamragambahasagaulyang
terdapatpadakausoleh – olehkota Medan.
11
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca khususnya terhadap
mahasiswa Departemen Sastra Indonesia mengenai ragam bahasa gaul pada
kaus oleh – oleh kota Medan.
2.
Penelitian ini sangat diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi kecintaan
peneliti terhadap khasanah budaya dan ragam bahasa.
3.
Hasil penelitian itu sendiri dapat memperkaya referensi – referensi keilmuan
bahasa Indonesiamengenai ragam bahasa gaul.
4.
Bagi para pembaca juga diharapkan sebagai masukan dalam bentuk
pengetahuan serta memperkaya wawasan mereka dengan bahasa gaul yang
ada di Medan.
5.
Bagi setiap pembaca atau peneliti diharapkan bisa menjadi bahan
perbandingan antara peneliti lainnya yang membahas tentang ragam bahasa
yang berbeda khususnya bahasa gaul yang ada di Medan.
1.5.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memperkenalkan ragam bahasa gaul kepada wisatawan lokal yang
berkunjung atau berwisata di kota Medan.
12
Universitas Sumatera Utara