NILAI NILAI TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

ESSAI

NILAI-NILAI TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
“SEMANGAT TRI DHARMA DALAM JIWA
MAHASISWA”
Esai disusun untuk memenuhi tugas Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK) FKIK 2015
Oleh:
Aziza Nurul Amanah
Kelompok 13 ILLIUM

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMUKESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA/ 2015

Pendidikan1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan Tinggi adalah jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma,
program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta
program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan
kebudayaan bangsa Indonesia. Pendidikan pada hakikatnya tidak hanya terikat
dengan ranah intelektual, melainkan terdapat ranah lain yang lebih mendasar,
yakni ranah nilai. Gaffar (2004:8) menyebutkan bahwa pendidikan bukan hanya
sekedar menumbuhkan dan mengembangkan keseluruhan aspek kemanusiaan
tanpa diikat oleh nilai, tetapi nilai itu merupakan pengikat dan pengarah proses
pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Dengan demikian, sudah jelas bahwa
proses pendidikan dalam setiap jenjangnya tidak bisa didikotomikan dengan nilai
yang menjadikan pendidikan itu sendiri lebih bermakna. Nilai dan norma
senantiasa berkaitan dengan moral dan etika. Istilah moral mengandung integritas
dan martabat pribadi manusia. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian
seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Jadi norma sebagai
penuntun sikap dan tingkah laku manusia. Antara norma dan etika memiliki
hubungan yang sangat erat yaitu etika sebagai ilmu pengetahuan yang membahas
tentang prinsip-prinsip moralitas.
Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan
menjadi kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini. Karena

mahasiswa adalah ujung tombak perubahan bangsa kita ke arah yang lebih baik.
Pernyataan ini menjadi terbukti ketika kita melihat sejarah bangsa ini dimana
sebagian perubahan besar yang ada di negara ini dimulai oleh mahasiswa, dalam
hal ini pemuda-pemudi Indonesia. Adapun Tri Dharma Perguruan tinggi itu
sendiri meliputi :

1

Undang-undang tentang pendidikan tinggi BAB 1 Ketentuan Umum Pasal 1

1. Pendidikan
Undang – undang tentang pendidikan tinggi menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa yang menduduki 5 persen dari
populasi warga negara Indonesia berkewajiban meningkatkan mutu diri secara
khusus agar mutu bangsa pun meningkat pada umumnya dengan ilmu yang

mereka pelajari selama pendidikan di kampus sesuai bidang keilmuan tertentu.
Mahasiswa dan pendidikan merupakan 1 kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
sehingga ketika mahasiswa melakukan segala kegiatan dalam hidupnya, semua
harus didasari pertimbangan rasional, bukan dengan adu otot. Itulah yang disebut
kedewasaan mahasiswa.
2. Penelitian dan Pengembangan
Ilmu yang mereka kuasai melalaui proses pendidikan di perguruan tinggi
harus diimplementasikan dan diterapkan. Salah satunya dengan langkah ilmiah,
seperti

melalui

penelitian.

Penelitian

mahasiswa

bukan


hanya

akan

mengembangkan diri mahasiswa itu sendiri, namun juga memberikan manfaat
bagi kemajuan pperadaban dan kepentingan bangsa kita dalam menyejahterakan
bangsa. Selain pengembangan diri secara ilmiah dan akademis. Mahasiswa pun
harus senantiasa mengembangkan kemampuan dirinya dalam hal softskill dan
kedewasaan diri dalam menyelesaikan segala masalah yang ada. Mahasiswa harus
mengembangkan pola pikir yang kritis terhadap segala fenomena yang ada dan
mengkajinya secara keilmuan.
3. Pengabdian pada Masyarakat
Mahasiswa menempati lapisan kedua dalam relasi kemasyarakatan, yaitu
berperan sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Mahasiswa
adalah yang paling dekat dengan rakyat dan memahami secara jelas kondisi
masyarakat tersebut. Kewajiban sebagai mahasiswa menjadi front line dalam
masyarakat dalam mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah terhadap rakyat

karena sebagaian besar keputusan pemerintah di masa ini sudah terkontaminasi
oleh berbagai kepentingan politik tertentu dan kita sebagai mahasiswa yang

memiliki mata yang masih bening tanpa ternodai kepentingan-kepentingan serupa
mampu melihat secara jernih, melihat yang terdalam dari yang terdalam terhadap
intrik politik yang tidak jarang mengeksploitasi kepentingan rakyat. Disini
mahasiswa berperan untuk membela kepentingan masyarakat, tentu tidak dengan
jalan kekerasan dan aksi chaotic, namun menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
pendidikan, kaji terlebih dahulu, pahami, dan sosialisasikan pada rakyat,
mahasiswa memiliki ilmu tentang permasalahan yang ada, mahasiswa juga yang
dapat membuka mata rakyat sebagai salah satu bentuk pengabdian terhadap
rakyat.
Eksistensi perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam
memengaruhi perubahan-perubahan suatu masyarakat. Peran dan fungsi
perguruan tinggi sebagai implementasi dari tri darma yang menjadi kewajibannya,
dapat diwujudkan dalam bentuk membangun gerakan pembelajaran masyarakat
untuk mendorong terciptanya transformasi sosial dan terjaganya nilai-nilai budaya
bangsa. Perguruan tinggi juga dapat mengembangkan model pembangunan yang
benar-benar berbasis pada keilmuan dan sumberdaya lokal dalam kerangka sistem
nilai budaya bangsa, membangun basis-basis pengembangan keilmuan yang
benar-benar relevan dengan kebutuhan masyarakat dalam rangka merespon
perubahan


global

yang

sangat

dinamis,

mengembangkan

pusat-pusat

pengembangan masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya dan nilai-nilai
lokal yang ada, membantu pengembangan kebijakan strategis terhadap legislatif
dan eksekutif serta mengontrol implementasi kebijakan-kebijakan tersebut.
Perguruan tinggi juga dapat berperan dalam mengembangkan strategi kebudayaan,
hal tersebut sangat diperlukan dalam membangun peradaban bangsa, terutama
untuk membangun nilai-nilai yang sejalan dengan kemajemukan bangsa agar
keberagaman diterima sebagai sebuah kekayaan dan tidak dipertentangkan. Oleh
karena itu, pembangunan peradaban itu sendiri perlu berbasis pada nilai etika dan

nilai budaya yang sudah melekat dalam jari diri bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

K.Bertnes. (1998). Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

1.

2. https://www.academia.edu/4379037/TRI_DHARMA_PERGURUAN_TIN
GGI diakses pada tanggal 22 Agustus 2015 Pukul: 16.25
3. http://dian-puspita-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-82143-UmumAplikasi%20Tri%20Dharma%20Perguruan%20Tinggi%20yang
%20Menyangkut%20%20Nilai%20Etis%20dan%20Estetis.html diakses
pada tanggal 22 Agustus 2015 Pukul: 17.15
4. http://fkep.unand.ac.id/images/12%20Tahun%202012.pdf diakses pada
tanggal 22 Agustus 2015 Pukul: 20.35