Regulasi Pendidikan jasmani pasca era re

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Regulagi merupakan peraturan hukum negara yang mengikat seseorang,
kelompok, masyarakat, swasta dan lembaga. Regulasi menggambarkan bagaimana
aturan yang terjadi dikehidupan sehari-hari. Peraturan berfungsi untuk membatasi
tindakan atau prilaku yang terdapat pada masyaarkat agar tidak keluar dari ambang
batas norma yang ditetapkan.
Regulasi pendidikan jasmani dan olahraga memiliki acuan hukum dari
pemerintah sperti Undang Undang, Peraturan Mentri dan Peraturan Presiden.
Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan program nasional terdapat sistem dan
pembinaan dalam pendidikan jasmani dan olahraga.
Pendidikan di Indonesia telah berlangsung sejak lama tapi belum fokus pada
pembelajaran lebih kepada penyebaran ajaran agama. Pendidikan mulai masuk
melalui datangnya bangsa Portugi, penjajahan belanda dan pendudukan jepang.
Setelah Indonesia merdeka Indonesia mulai berbenah dalam memperbaiki
pendidikan di Indonesia. Sehingga sampai saat ini kita bisa menikmati pendidikan
dengan mudah.
Menurut


Jesse

Feiring

Williams

dalam

William

H.

Freeman

(2001:3) pendidikan Jasmani adalah tentang sejumlah aktivitas-aktivitas fisik
manusia yang dipilih, dan dilaksanakan dengan maksud untuk mencapai hasil yang
bermanfaat bagi tubuh. KEPMENDIKBUD No. 413/u/1987 menerangkan bahwa
pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang
bertujuan meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, intelektual dan
emosional melalui aktivitas fisik. Pendidikan jasmani diartikan sebagai program

pendidikan melalui aktivitas gerak. Pengertian olahraga berdasarkan (pasal 1 ayat 4
UU RI No. 3 Tahun 2005) olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk
mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan social.
B. RUMUSAN MASALAH

Berasarkan ulasan di atas, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apa itu Regulasi?
2. Apa yang dimaksud dengan Regulasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga?
3. Bagaimana Regulasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pasca Era
Reformasi?
C. TUJUAN
1. Memahami makna Regulasi pada umumnya.
2. Memehami Regulasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
3. Mengetahui bagaimana Regulasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Era
Redormasi.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Regulasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan regulasi sebagai
sebuah peraturan. Secara lengkap regualasi merupakan cara untuk mengendalikan
manusia atau masyarakat dengan suatu aturan atau pembatasan tertentu. Penerapan
regulasi bisa dilakukan dengan berbagai macam bentuk yakni pembatasan hukum
yang di berikan oleh pemerintah, regulasi oleh suatu perusahaan dan sebagainya.
Pengertian regulasi menurut para ahli, regulasi merupakan sebuah istilah yang bisa
dipakai dalam segala bidang. Regulasi menurut para ahli pun ikut beragam
menyesuaikan bidang dan segi ilmu yang dikaji.
B. Regulasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Regulasi Pendidikan Olahraga adalah peraturan yang mengikat, membatasi
dan seabagai pijakan bagi pendidikan olahraga agar tidak keluar dari tujuan
pendidikan itu sendiri. Beberapa Peraturan yang di keluarkan pemerintah sebagai
landasan Olahraga di Indonesia, sebagai berikut :
1. PPRI No. 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan.
2. PPRI No. 17 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan
Olahraga.
3. PPRI No. 18 tahun 2007 tentang Pendanaan Keolahragaan.
4. PERMEN Pemuda da Olahraga RI No. 0009 tahun 2015 tentang
Kedudukan, Fungsi, Tugas dan Susunan Organisasi badan Olahraga
Profesional Indonesia.

5. UU RI No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
C. Regulasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pasca Era Reformasi
Olahraga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, disamping itu olahraga
juga berperan sebagai alat komunikasi, membangun rasa kebersamaan,
menanamkan perilaku saling menghormati dan toleransi. Setelah Indonesia
merdeka, mulai saat itu bangsa mulai berbenah diri dari segala bidang termasuk
bidang olahraga dan pendidikan jasmani yang mana dengan melakukan perubahan

dan penyempurnaan pada pemerintahan, sistem keolahrgaan dan badan olahraga
untuk menunjang keolahragaan dan pendidikan jasmani di Indonesia.
Tahun 1941, pemerintah Belanda mendidikan Academish InstitutVoor
Licchamiljke Opvoeding (AILO) di Surabaya dengan tujuan untuk menyediakan
guru-guru pendidikan jasmani. Pada tahun berikutnya AILO berubah menjadi APD
(Akademi Pendidikan Djasmani) didirikan di Jakarta, UI. Yogyakarta dilingkungan
UGM, dan Bandung dengan Universitas Padjadjaran.
Pada tahun 1963 berbagai jenis kelembagaan ini mulai diseragamkan
menjadi Sekolah Tinggi Olahraga (STO) yang secara keseluruhan di Indonesia
berjumlah 11 buah, yaitu di kota Medan, Padang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
Semarang, Surkarta, Surabaya, Makasar, Manado dan Banjarmasin.
Tahun 1977 semua STO bergabung ke lembaga Institute Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (IKIP) menjadi Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan (FKIK). Empat
tahun kemudian FKIK berubah menjadi FPOK (Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan). Seiring dengan perjalanan waktu perubahan IKIP menjadi Universitas,
berubah pula nama lembaga tinggi keolahragaan menjadi FIK (Fkultas Ilmu
Keolahragaan). Sampai saat ini ada 3 bentuk kelembagaan, yaitu (1) Fakultas
sendiri dengan

nama Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas eks IKIP, (2)

Fakultas pada IKIP, dan (3) Jurusan di Fakultas Ilmu Pendidikan.
Setelah melewati proses panjang setelah Soekarno bersama Mohammad
Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pembangunan demi masa depan
anak cucu bangsa terus dilakukan. Presiden pertama Indonesia ingin mengangkat
nama bangsa ini ke tingkat internasional melalui bidang keolahragaan.hal ini
dibuktikan dengan pembangunan stadion Senayan. Proyek itu di mulai pada tahun
1958 dan fase pertama pembangunannya selesai pada tahun 1962, sehingga bisa
dipakai untuk penyelenggaraan Asian Game IV.
Perjuangan itu semakain terkikis seiring bergantinya pemimpin kekuasaan
di republik ini. Komplek olahraga Senayan yang luasnya 72.790 Hektare dan kini
bernama Gelora Bung Karno sudah berubah fungsi menjadi pusat bisnis yakni 40

% untuk olahraga dan 60 % untuk bisnis. Lihat saja, selain hotel disana berdiri juga
pusat perbelanjaan.

Dunia olahraga menjadi harapan bangsa untuk menjadikan bangsa ini
sejajar dengan bangsa lain terutama pada sebelum era reformasi. Menurut
Soedarman (1997) yang dikutip oleh Herita Warni dalam jurnalnya mengemukakan
bahwa Olahraga merupakan bidang pembangunan yang penting, terutama sebagai
pendukung utama bagi perjuangan bangsa dalam mencapai kedudukan dan
kehidupan yang sejajar dengan bangsa lain, terhormat, diseganai, karena prestasi
olahraga merupakan prestasi bangsa.
Masyarakat Indonesia sejatinya sangat haus akan prestasi duta-duta di
berbagai cabang olahraga. Dalam beberapa tahun terakhir atau sejak era reformasi,
prestasi olahraga Indonesia mengalami kemerosotan. Julukan sebagai penguasa
Asia Tenggara karena seringnya menjuarai SEA Games, seakan sirna. Indonesia
kembali merebut juara umum SEA Games tahun 2011 saat menjadi tuan rumah,
setelah terakhir sebelum reformasi 1997.
Tahun 2000, merupakan tonggak sejarah olahraga sebagai bidang ilmu yang
diakui secara formal oleh Komisi Disiplin Ilmu (KDI) yang ke-12 di Indonesia yang
disebut sebagai KDI-Keolahragaan.
D. Peran Pendidikan Jasmani

Peranan

pemerintah

dalam

engatur

pelaksanaan

pendidikan

terjadi sejak 1950 melalui draf undang-undang wajib belajar pendidikan dasar 6
tahun.

Prioritas

dalam

pendidikan


semakin

ditekankan

pada

era

pemerintahan presiden Soeharto yang diwujudkan dalam pendirian hampir 40.000
sekolah dasar baru pada akhir 1980an sehingga memungkinkan tercapainya target
wajib belajar 6 tahun.
Ruang Lingkup Olahraga menurut Pasal 17 UU No. 3 SKN (Sistem
Kesehatan Nasional) meliputi domain: olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan
olahraga prestasi. Kompleksitas permasalahan keolahragaan masih ditambah
dengan pandangan negatif pada sebagian pihak termasuk dari institusi pendidikan.
Misalnya, mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga belum dapat
memposisikan dirinya pada tempat yang terhormat, bahkan masih sering dilecehkan
dan dianggap tidak penting apalagi pada masa-masa menjelang ujian akhir, mata


pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga dihapuskan dengan alasan agar para
siswa dalam belajarnya untuk menghadapi ujian akhir nasional “tidak terganggu”.
Sungguh ironis apabila melihat pasal 25 UU SKN yang menyebutkan bahwa
pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan
sebagai suatu kesatuan yang sistematis dan berkesinambungan dengan Sistem
Pendidikan Nasional. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga di sekolah
merupakan tumpuan yang sangat vital dalam pembangunan sistem olahraga
nasional, karena dari sekolah tersebut akan muncul bibit-bibit atlet potensial yang
pada gilirannya akan menuju pada olahraga prestasi. Krisis pendidikan jasmani di
tingkat institusi pendidikan ada hubungannya dengan krisis prestasi olahraga
nasional. Peran penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah harus mendapat
perhatian yang serius, mulai dari olahraga usia dini.
Walau pendidikan jasmani di sekolah bukanlah bertujuan menelurkan
olahragawan prestasi, di lembaga itulah dibentuk dasar olahraga, yaitu pengajaran
keterampilan gerak yang benar, motivasi berolahraga yang tinggi, dan identifikasi
bakat sedini mungkin. Melalui peningkatan peran pendidikan jasmani yang
dilaksanakan di sekolah, pola pembinaan dan pembibitan dalam olahraga dimulai.
Pembinaan dan pengembangan olahraga perlu dilakukan secara komprehensif dan
melibatkan IPTEK dalam pelaksanaannya.
Upaya mencapai efektivitas pembinaan olahraga juga dapat dilakukan

dengan jalan pemassalan olahraga di masyarakat, serta adanya komitmen dari
seluruh pihak baik pemerintah maupun masyarakat untuk mensukseskan gerakan
nasional olahraga dan tentunya mengimplementasikan UU SKN itu sendiri sebagai
dasar sekaligus payung hukum pelaksanaan pembangunan olahraga nasional.
Semoga uraian ini dapat menjadi bahan renungan yang harus diperhatikan oleh
seluruh stakeholder olahraga, sekaligus menjadi tantangan ke depan dalam
pembangunan olahraga nasional.

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terdapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Peraturan pendidikan atau kebijakan pendidikan di Indonesia beruabahubah sesuai dengan pergantian pemerintahan.
2. Regulasi pendidikan jasmani dan olahraga sudah dibentuk, namun
pelaksanaannya masih mengalami hambatan.

DAFTAR RUJUKAN

Artikel. (2007). Olahraga: Dari Orla, Orba, hingga Reformasi.

http://www.bulutangkis.com
Freeman H. William . 2001. Physical Education and Sport INA Changing Society.
United States of America. Sixth Edition. Campbell University
http://www.bglconline.com/2015/01/sejarah-pendidikan-di-indonesia-danperkembangannya/
Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Samsuri (2011), Kebijakan Pendidikan Kewarganegaraan Era Reformasi di
Indonesia, dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan no 2 tahun 30
Waseso, Mulyadi Guntur dan Ali Saukah. (2012). Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.
Warni, Herita. (2013). Jurnal (Tranformasi Karakter Tangguh Dalam Proses
Pembinaan Olahraga Prestasi (Studi Naturalistik Terhadap Para Atlit Di
Kalimantan Selatan)). UPI. Perpustakaan UPI.
-------, 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dep. P & K, Dirjen
Dikti