MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)
(MODEL – MODEL PEMBELAJARAN)
Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Model – Model Pembelajaran
Dosen Pengampu: Drs. Etep Rohana, M.M.pd
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Eva Arnika (2103 0802 16 1033)
Tiara Kirana (2103 0802 16 1027)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT serta
salam dan cinta kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Atas segala rahmat
dan karunia Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)”.
Tugas ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Bimbingan dan Konseling. Dalam proses pembuatan makalah ini, kami harap dapat
membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana manfaat, sumber, dan implikasi
ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi dari model – model pembelajaran ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam isi
dan bahasa penulisannya. Sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat
membantu kami demi kesempurnaan makalah ini.
Bandung, 27 Maret 2018
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini seiring berkembangnya era globalisasi teknologi informasi dan
komunikasi terus berkembang pesat dan mendapat banyak respon dari masyarakat,
sehingga interaksi dan penyampaian informasi bisa berlangsung dengan cepat dan
mudah. Salah satu pengaruh dan dampak dari perkembangan teknologi, informasi dan
komunikasi ialah dalam aspek pembelajaran, yang mana saat ini proses pembelajaran
menjadi lebih mudah dari zaman dahulu yaitu dengan cara berbasis komputer.
Pembelajaran yang berbasis web atau disebut dengan e-Learning merupakan
aktfitas pembelajaran yang menggunakan jaringan internet untuk menyampaikan dan
memfasilitasi ketika dalam proses pembelajaran. Dewasa ini, dengan berkembangnya
teknologi membuat gaya hidup kebanyakan manusia cenderung bergerak secara
dinamis sehingga kebutuhan akan proses belajar jarak jauh yang biasa disebut dengan
tele-edukasi semakin meningkat pula.
Menggunakan internet sebagai salah satu sarana untuk pembelajaran
merupakan cara agar kita tidak tertinggal dengan teknologi yang semakin maju ini.
Adapun langkah – langkah awal yang harus dilakukan sebelum menggunakan metode
pembelajaran yang berbasis web ialah dengan menentukan ranah mana yang harus
akan dipakai oleh proses pembelajaran ini, apakah kognitif, psikomotorik dan afektif.
Web merupakan kumpulan dokumen yang banyak tersebar diseluruh server
penjuru dunia dan terhubung menjadi satu jaringan yang disebut dengan internet.
Dalam pembelajaran yang menyertakan web sebagai salah satu cara pengembangan
dalam proses pembelajaran ini sangat membantu kita dalam melakukan berbagai
kegiatan secara efektif, karena kita dapat mencari dan mendapatkan ilmu seluas
mungkin disini, serta mengetahui banyak hal yang belum kita pahami sebelumnya.
Dan yang terpenting ialah menggunakan web ini untuk kebutuhan yang positif tidak
untuk keperluan yang negatif.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, berikut ialah rumusan masalah
yang akan dibahas:
1. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis web?
2. Bagaimana interaksi tatap muka atau virtual?
3. Bagaimana pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran?
4. Bagaimana penggunaan internet dalam pembelajaran?
5. Mengapa internet sebagai sumber belajar?
6. Bagaimana internet untuk manajemen pembelajaran?
7. Bagaimana pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran?
8. Apa saja teknologi pendukung e-Learning?
9. Bagaimana pengembangan model e-Learning?
10. Apa saja kelebihan dan kekurangan e-Learning?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran berbasis web.
2. Untuk mengetahui interaksi tatap muka dan virtual.
3. Untuk mengetahui bahwa adanya pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran.
4. Untuk mengetahui apa saja penggunaan internet dalam pembelajaran.
5. Untuk mengetahui sebab – sebab internet digunakan sebagai sumber belajar.
6. Untuk mengetahui bahwa internet juga dapat digunakan untuk manajemen
pembelajaran.
7. Untuk mengetahui pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran.
8. Untuk mengetahui bahwa ada teknologi pendukung e-Learning.
9. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan model e-Learning.
10. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan e-Learning.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Implementasi Pembelajaran Berbasis Web
Model pembelajaran dirancang dengan mengintegerasikan
pembelajaran
berbasis
web
dalam
progam
pembelajaran
konvensional tatap muka. Proses pembelajaran konvensional tatap
muka dilakuakan dengan pendekatan student centered learning
(SCL) melauli kerja kelompok model ini menuntut partisipasi peserta
didik yang tinggi.
Untuk
merancang
dan
mengimplementasikan
pembelajaran
berbasis web, langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Sebuah
progam
pendidikan
untuk
peningkatan
mutu
pembelajaran di lingkungan kampus dengan berbasis web.
Progam ini dialkukan idealnya selama 5-10 bulan dan dibagi
menjadi 5 tahap. Tahap 1, 3, dan 5 dilakukan secara jarak
jauh dan untuk dipilih media web sebagai alat komunikasi.
Sedangakan tahap 2 dan 4 dilakukan secara konvensional
dengan tatap muka.
2. Menetapkan sebuah
mata
kuliah
pilihan
di
jurusan.
Pembelajaran dengan tatap muka dilakukan secara rutin tiap
minggu pada tujuh mingggu pertama. Setelah itu, tatap muka
dilakukan setiap 2 atau 3 minggu sekali.
Dua progam pendidikan itu disampaikan melalui berbagai
macam kegiatan belajar secara kelompok. Belajar dan mengerjakan
tugas secara kolaberatif dalam kelompok sangat dominan pada
kedua progam tersebut.1
2.2 Interaksi Tatap Muka dan Virtual
Sekalipun
teknologi
web
memungkinkan
pembelajaran
dialkukan virtual secar penuh, namun kesempatan itu tidak dipilih.
1 Idayoce, “Model Pengembangan Berbasis Web (e-Learning)”,
(http://idayoce.blogspot.co.id/2013/12/model-pembelajaran-berbasis-web-e.html
accessed on 27 Maret, 2018)
Interaksi satu sama lain untuk dapat berkomunikasi langsung
secara tatap muka masih dibutuhkan. Ada tiga alasan mengapa
forum tatap muka masih dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran
ini. Alasan tersebut adalah:
1.
Perlunya
forum
untuk
menjelaskan
maksud
dan
mekanisme belajar yang akan dilalui bersama secara
langsung dengan semua peserta didik. Keberhasilan
sebuah proses pembelajaran juga ditentukan oleh
pemahaman peserta didik tentang apa, mengapan dan
bagaimana proses belajar dan mengerjakan tugas
berlangsung. Peserta didik perlu mengetahui keluaran
dan
2.
kompetensi
apa
yang
akan
didapat
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.
Perlunya
memberikan
pemahaman
setelah
sekaligus
pengalaman belajar dengan mengerjakan tugas secara
kelompok dan kolaberatif pada setiap peserta didik.
Karena model pembelajaran yang dirancang menuntut
kerja kelompok, maka peserta didik perlu memiliki
kompetensi dan komunikasi. Iklim partisipatoris dan
aktif terlibat dalam berbagai kegiatan perlu dikenalkan
sekaligus dialami oleh setiap siswa. Untuk itu, mengenal
pribadi satu dengan yang lain perlu dilakukan secara
langsung guna membangun suatu kelompok yang
3.
kokoh, selama kerja secara virtual.
Perlunya
pemberian
pelatihan
sekupnya
dalam
mengggunakan komputer yang akan digunakan sebagai
media komunikasi berbasis web kepada setiap peserta
didik.
Dengan
menggunakan
menyertakan
komputer
berbagai
beserta
fasilitas
kegiatan
sistem
komunikasi pendukungnya, maka setiap pesrta didik
harus mempunyai ketrampilan mengoperasikanya.2
Di negara-negara maju seperti Amerika seriakat, teknologi
informasi sudah betul-betul merasuk ke dalam kehidupan seharihari. Dalam berbagai hal dapat kita lihat implikasinya.
Sejarah teknologi informasi tidak dapat dilepaskan dari bidang
pendidikan. Di Amerika TI mulai tumbuh dari lingkungan akademis
(NSFNET). Demikian di Indonesia, TI mulai tumbuh di lingkungan
akademis seperti di ITB, UPI, dan UI.
Adanya TI atau internet membuka sumber informasi yang
tadinya susah di akses. Akses terhadap sumber informasi bukan
menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakn salah satu sumber
informasi yang mahal harganya. Adanya jaringan TI atau internet
memungkinkan
seseorang
di
Indonesia
untuk
mengakses
perpustakaan di Amerika Serikat. Tanpa adanya internet banyak
tugas akhir, tesis dan disertasi yang mungkin membutuhkan waktu
yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerja sama antarahli dan juga dengan mahasiswa yang
letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih
mudah. Dahulu seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk
menemui seseorang pakar untuk mendiskusiakn sebuah masalah.
Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan silang tukar
menukar
data
mengggunakan
melalui
internet,
mekanisme
file
via
email,
sharing,
ataupun
jadi
disini
dengan
batasan
geografis bukan menjadi masalah lagi.
2 Ihfanhariri, 2015, “Interaksi secara Tatap Muka dan Virtual”,
(http://ihfanhariri1102411073.blogspot.co.id/2015/12/interaksi-secara-tatapmuka-danvirtual.html accessed on 27 Maret, 2018)
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas
sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan internet
sebagai
infrastruktur
bidang
pendidikan.
Dalam
kegiatan
pembelajaran dengan munculnya berbagai software yang dapat
digunakan untuk kepentingan pembelajaran, sekarang ini para guru
dapat
merancang
pembelajaran
berbasis
komputer,
dengan
menggunakan salah satu bahasa pemograman seperti Delphi,
pascal, makromedia flash, swiss MX dan lainya. Hal ini dapat
memberikan variasi dalam mengajar.Seorang guru tidak harus
menjejali siswa dengan informasi yang membosankan. Dengan
menggunakan
teknologi
informasi
seorang
guru
dapat
memanfaatkan komputer sebagai total teaching, dimana guru
hanya sebagai fasilitator dan sisiwa dapat belajar dengan berbasis
komputer baik dengan menggunakan model pembelajaran driils,
tutorial, simulasi ataupun, instrucsioanl games.
2.3 Pemanfaatan Internet Sebagai Media Pembelajaran
Pengertian
adalah
jaringan
internet
(interconnection
komunikasi
global
networking)
yang
terbuka
sendiri
dan
menghubungkan jutaan bahkan milyaran jaringan komputer dengan
berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi
seperti telepon, satelit dan lain sebagainya. Awalnya internet
merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969 melalui sebuah
proyek yang disebut dengan ARPANET. Misi awal dari proyek ini
awalnya hanya untuk keperluan militer saja, tetapi lambat laun
terus berkembang dan bisa dinikmati oleh semua kalangan.3
3 Nesaba Media, 2018, “Pengertian Internet Beserta Fungsi dan Manfaat Internet
yang Perlu Anda Ketahui” (https://www.nesabamedia.com/pengertian-fungsi-danmanfaat-internet-lengkap/ accessed on 27 Maret, 2018)
Selanjutnya hubungi provider terdekat jika, andaikan semua
prasarat tadi tidak dimiliki, cukup mendatangi warnet terdekat yang
banyak terdapat di kota-kota besar, bahkan sampai ke desa-desa,
kita dapat mengakses situs-situs apa saja sesuai dengan kebutuhan
kita. Bahkan Rusman menyebutkan bahwa internet merupakan
perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam internet terdapat
miliaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan
informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through
independent study, students become doars, as well as thinkers”
(cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari
berbagai
sumber
pustakawan,
primer
museum,
tentang
database,
berbagai
peristiwa
dan
mendapatkan
sejarah,
biografi,
rekaman, laporan, dan statistik, (Gordin ET. Al., 1995).
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi
seorang analisis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka
menganilisis informasi yang relavan dengan pembelajaran IPS dan
melakukan pencarian yang sesuai dengan kehiduapan nyatanya
(real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secar fisik di kelas
(classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar
dan mengajarkan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan
cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara
online.
Siswa juga dapat bekerja sama satu sama lain. Mereka
dapat saling berkirim e-mail untuk mendiskusikan bahan ajar.
Kemudian, selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat
berkomunikasi dengan teman sekelasnya.
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki
beberapa kelebihan sebagai berikut.
1.
Dimungkinkan terjadinya distribusii pendidikan ke semua
penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak
2.
terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti
3.
halnya tatap muka biasa.
Pembelajaran dapat memilh topik atau bahan ajar yang
4.
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan
5.
6.
masing-masing siswa.
Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
Pembelajran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga
menarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan
(orang
tua
siswa
menyukseskan
maupun
proses
guru)
dapat
pembelajaran,
turut
serta
dengan
cara
mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online
Perkembangan/kemajuan
teknologi
internet
yang
sangat
pesat dan merambah keseluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan
oleh berbagai negara, institusi dan ahli untuk berbagai kepentingan
termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai
percobaan
aplikasi)
untuk
yang
mengembangkan
dapat
menunjang
perangkat
upaya
lunak
(progam
peningkatan
mutu
pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
2.4 Penggunaan Internet dalam Pembelajaran
Internet merupakan sebuah jaringan global yang merupakan
kumpulan dari jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Internet
mempermudah para pemakainya untuk mendaptkan informasiinformasi di dunia cyber, lembaga-lembaga milik pemerintah, dan
institusi pendidikan dengan menggunakan kumunikasi komputer
yang terdapat pada komputerseperti Transmission Control protocol
(TCP), TCP merupakan suatu protokol yang sanggup memungkinkan
sistem apapun sehingga antar sisitem jaringan komputer dapat
berkomunikasi baik secara lokal maupun internasional dengan
modus koneksi serial line internet protocol (SLIP)
point to point
protocol (PPP). Tahun 1983 merupakan tahun kelahiran internet
yang ditandai dengan diadopsinya transmission control (TCP)
sebagai standar bagi aparnet. Protokol yang lainya adalah IP
(Internet protocol).
Berikut ini hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet, yaitu:
1.
Discovery
(penemuan),
ini
meloputi
browsing
2.
pencarian nformasi-informasi tertentu
Communication (komunikasi), internet
dan
menyediakan
jaringan komunikasi yang cepat dan murah mulai dari
pesan-pesan
yang
berupa
buletin
sampai
dengan
pertukaran komunikasi yang bersifat kompleks antar
atau
inter
organisasi.
Juga
termasuk
diantaranya
transfer informasi (antarkomputer) dan proses informasi.
Adapun contoh-contoh media komunikasi yang utama
seperti
e-mail,
chat
group
(percakapan
secar
berkelompok), dan news group (gabiungan kelompok
3.
yang bertukar berita).
Collaboration (kolaborasi),
seiring
dengan
semakin
meningkatnya komunikasi dan kolaborasi antar media
elektronik,
baik
itu
antar
individu
maupun
antarkelompok, maka beberapa fasilitas canggih dan
modern
pun digunakan mulai
(pertukaran
sumber-sumber
dari screen sharing
informasi),
yang
menyediakan akses pada server-server
yang sesuai
dengs bidangnya masing-masing.
2.5 Internet Sebagai Sumber Belajar
Peranan internet dalam pendidian sangat menguntungkan
karena kemampuanya dalam mengelola data dengan jumlah yang
sangat besar. Teknologi sudah menjadi jaringan komputer terbesar
di dunia, yang dapat berfungsi dengan baik jika didukung oleh
perangkat komputer dengan perangkat lunak yang baik dan dengan
guru yang terlatih baik. Mengguakan internet dengan segala
fasilitasnya
akan
memberikan
kemudahan
untuk
mengakses
berbagai informasi untuk pendidikan yang secar langsung dapat
meningkatkan
pengetahuan
siswa
bagi
keberhasilanya
dalam
belajar. Karena internet merupakan sumber informasi utama dan
pengetahuan, melalui teknologi ini kita dapat melakukan beberapa
hal, diantaranya untuk;
1.
2.
3.
Penulusuran dan pencarian bahan pustaka
Memberi kemudahan untuk mengakses apa yng disebut
dengan virtual classroom atau virtual university
Pemasaran dan promosi hasil karya penelitian.
Kegunaaan-kegunaan seperti diatas itu dapat
diperluas
bergantung pada peralatan komputer yang dimiliki, jaringan dan
fasilitas telepon yang tersedia, serta provider yang bertanggung
jawab agar penggunaan jaringan komunikasi dan informasi tersebut
tetap terpelihara. Dari waktu ke waktu, jika dilihat dari jumlah
pemakaian yang makin meningkat secar eksponensial, setiap
tahunya
memungkinkan
fasilitas
yang
pada
mulanya
hanya
dinikmati segelintir orang, dan sekelompok kecil sekolah terkemuka
dengan biaya operasional yang tinggi, ke depan besar kemungkinan
biaya yang besar itu akan dapt ditekan, sehingga pemanfaatanya
benar-benar
dapt
menjadi
penunjang
utama
bagi
pengelola
pendidikan khususnya bagi pusat sumber belajar bagi kegiatan
pendidikan di daerah.
2.6 Internet untuk Manajemen Pembelajaran
Learning Management System (LMS) atau Content Management System
(CMS) dikenal sebagai Virtual Learning Environment (VLE) merupakan aplikasi
perangkat lunak yang digunakan oleh pendidik baik di sekolah atau perguruan
tinggi/universitas sebagai media pembelajaran online berbasis web (e-learning).
Dengan menggunakan CMS dosen/guru dapat mengelola program atau kelas dan
bertukar informasi dengan siswa hal ini untuk memicu fenomena information
superhighway.
Fitur – fitur yang digunakan di CMS ialah: pengelola hak akses pengguna
(user), pengelolaan courses, pengelolaan bahan ajar (resources), pengelolaan aktifitas
(activity), pengelolaan nilai (grades), penampilan nilai dan transkrip, pengelolaan
visualisasi e-learning sehingga bisa diakses dengan web browser. CMS bertujuan
untuk menjadikan pembelajaran lebih interaktif, membuat siswa dan guru masuk ke
dalam “kelas digital” untuk saling berinteraksi (berdiskusi, menjadikan kelas online,
dsb) serta mengakses materi pembelajaran lebih leluasa, dimana saja dan kapan saja
selama terkoneksi dengan internet.4
2.7 Pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran
e-Learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik.
Salah
satu
media
yang
digunakan
adalah
jaringan
computer.
Dengan
dikembangkannya di jaringan computer memungkinkan untuk dikembangkan dalam
bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan computer yang
lebih luas yaitu internet, inilah makanya sistem e-learning dengan berbasis internet
4 Amiroh, Kupas Tuntas Membangun e-Learning dengan Learning Management
System Moodle, (Sidoarjo: Genta Group Production, 2012) hal 1
disebut juga dengan internet enabled learning. 5 penyajian e-learning berbasis web ini
bisa menjadi lebih interaktif.
Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-learning, yaitu kelas tradisional.
Guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan
ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-learning’
focus utamanya adalah pelajar.6 Adapun karakteristik e-learning, antara lain:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik dimana guru dan siswa dapat
berkomunikasi dengan relative mudah.
2. Memanfaatkan keunggulan computer (digital media dan computer netwroks)
3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan
di computer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan
dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan
hal – hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat
setiap saat di komputer.7
Berikut juga alah pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran, yakni:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pembelajaran lebih realistis dan kontekstual
Penggunaan media e-learning sangat efisien dan efektif.
Penggunaan e-learning bisa menghemat biaya
E-learning sebagai sumber belajar.
Berfungsi sebagai media pembelajaran.
Membuat siswa lebih peka terhadap kemajuan teknologi.
Memudahkan pelaksanaan ujian nasional.
Pembelajaran jadi lebih menyenangkan.8
2.8 Teknologi Pendukung e-Learning
5 Warto Adi Nugraha, “e-Learning vs i-Learning (Online)”, 2007, hal 11
6 Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers,2014), cet.5, hal 347
7 Chandrawati dan Sri Rahayu, “Pemanfaatan e-Learning Dalam Pembelajaran”,
Jurnal Untan, Vol.8, No.2, September 2010, 4
8 Rijal09, 2017, “9 Manfaat e-Learning dalam Pembelajaran”,
(http://www.rijal09.com/2017/04/9-manfaat-e-learning-dalam-pembelajaran.html,
accessed on 25 Maret 2018)
Dalam mempraktikkannya e-learning membutuhkan bantuan teknologi.
Karenanya dikenal istilah: Computer Based Learning (CBL) yaitu pembelajaran yang
sepenuhnya menggunakan computer, dan kedua yaitu Computer Assisted Learning
(CAL) yaitu pembelajaran menggunakan alat bantu utama computer. Teknologi ini
terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat di kelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1. Technology based learning
2. Technologi based web learning9
Dalam pembelajaran sehari – hari yang dikenal dari teknologi tersebut
(audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga dipakai dalam pendidikan
jarak jauh artinya komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dikarenakan
keunggulan teknologi e-learning. Ada lima aplikasi standar internet yang dapat
digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, mailing list, news group, file
transfer protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW).
Tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning yaitu: Pertama, e-learning
bersifat jaringan, yang membuat mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau
menyimpulkan kembali, medistribusikan dan sharing dalam pelajaran dan informasi.
Kedua,
e-learning
dikirmkan
kepada
pengguna
melalui
computer
dengan
menggunakan standar teknologi internet. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan
pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigm
tradisional dalam pelatihan.10
Ada beberapa alternative paradigma pendidikan melalui internet ini yang
salah satunya adalah sistem “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000), di
antaranya adalah:
9 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal 99
10 Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers,2014), cet.5, hal 349
1. Paradigma virtual teacher resources yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah
guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak harus secara intensif memerlukan
dukungan guru.
2. Virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan
waktu.
3. Paradigma cyber education resources system atau dot com learning resources
system, merupakan pendukung kedua paradigm di atas, dalam membantu
akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan
gratis dalam internet.11
Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan
teknologi. Dengan kemudian yang sudah disediakan akan mengurangi pengenalan
sistem e-learning itu sendiri. Syarat personal pengajar dapat berinteraksi dengan baik
seperti guru di depan kelas. Dengan pendekatan interaksi yang lebih personal peserta
didik diperhatikan kemajuannya. Hal ini membuat peserta didik lebih nyaman di
depan computer. Kemudian respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan
peserta didik lainnya.
2.9 Pengembangan Model e-Learning
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kata model diartikan sebagai (1)
pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan;
(2) orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis (difoto); (3) orang yang
(pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian yang akan dipasarkan; (4) barang
tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) tepat benar seperti yang ditiru. Dalam
makalah ini, yang dimaksudkan dengan model adalah pada arti yang pertama yakni
sebagai pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan.
Maka dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah model pembelajaran yang
memanfaatkan berbagai perangkat elektronik sebagai sarana/media pembelajaran.
11 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Ibid, hal349
Perangkat elektronik yang dimaksud mencakup perangkat hardware seperti video,
tape, radio, handphone, maupun perangkat software seperti jaringan internet. Materi
e-learning tidak hanya didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal
ataupun internet, tetapi juga didistribusikan secara off-line menggunakan media
CD/DVD.12
Yang dimaksudkan dengan model pengembangan e-learning adalah pola
representasi yang akan digunakan untuk merancang e-learning sehingga dapat
manfaatkan oleh user semaksimal mungkin.
Pendapat Haughey (Rusman, 2007) tentang pengembangan e-learning adalah
ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet,
yaitu:
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang
mana mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap
muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan
pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain
model ini menggunakan sistem jarak jauh.
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara
belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan
melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi.
Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari
materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan
untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta
didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari
melalui internet tersebut.
Menurut Munir (2009: 199-200), dalam beberapa kenyataan di lapangan
pendidikan, jarang sekali ditemui pembelajaran jarak jauh yang seluruh proses
pembelajarannya dilaksanakan dengan e-learning atau online learning. Untuk
12 Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal 125
mengatasi masalah tersebut, maka diberlakukan blended distance learning (campuran
antara online course dan tatap muka). Model pembelajaran jarak jauh dengan
pendekatan blended learning ini perlu dikembangkan dengan tujuan untuk
memperluas kesempatan belajar, diantaranya model pembelajaran jarak jauh. Model
ini merupakan gabungan pelaksanaan pendidikan konvensional dan IT-Based
education.
Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah
untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar,
Hesame peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan narasumber lain.
Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari
informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs
yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang
menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan
kecakapan lain yang diperlukan.13
Dalam
penjelasan
selanjutnya
tentang
strategi
pelaksanaan
model
pembelajaran e-learning, Sihabudin menguraikaan bahwa terdapat empat model yang
dapat digunakan dalam pelaksanaan e-learning di sekolah yakni:
1.
2.
3.
4.
Selective model
Sequential model,
Static station model
Laboratory model.
2.10 Kelebihan dan Kekurangan e-Learning
A. Kelebihan e-Learning
1. Murah – dengan bermodalkan paket data internet saja murid dapat
mengakses materi pembelajaran yang mereka inginkan tanpa harus
khawatir ketinggalan pelajaran apabila tidak hadir.
13 Rusman, Deni Kurniawan, Riyana Cepi, Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), hal 292
2. Hemat – hemat disini bermaksudkan bahwa siswa tidak usah membeli
buku materi pembelajaran lagi karena semua materi sudah dapat dicari
di internet.
3. Tingkat pemahaman yang lebih baik – terkadang faktor penghambat
dari kegiatan pembelajaran ialah cara penyampaian materi seorang
pengajar yang cukup susah dipahami. Melalui e-Learning siswa dapat
mencari konten materi yang memiliki konten penyampaian yang
mudah dipahami seperti melalui video dan gambar.
4. Wawasan tidak terbatas – dengan melakukan e-learning murid selalu
menemukan hal semula yang mereka tidak ketahui. Tidak hanya
melalui pembelajaran tatap muka saja atau hanya dengan membaca
buku. Murid akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih
luas dan tidak terbatas.
5. Mandiri – berbeda dengan pembelajaran tatap muka, melalui elearning murid dapat berguru dengan internet tanpa adanya campur
tangan dari guru lagi. Sehingga murid dapat terbiasa mencari materi
yang ia tahu tanpa harus selalu bertanya kepada guru yang ada dikelas.
6. Relative efisien – bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tingg
atau sekolah konvensional.14
B. Kekurangan e-Learning
1. Wawasan yang seharusnya tidak dilihat – e-learning memberikan
kebebasan akses kepada murid untuk menambah wawasan mereka.
Namun tidak semua yang ada di internet itu positif. Jika tidak hati –
hati peserta didik dapat mengakses hal yang seharusnya mereka belum
boleh akses seperti konten – konten porno yang beredaran di internet.
2. Kesosialan terganggu – dengan e-learning murid akan memiliki
wawasan yang berbeda – beda. Hal ini cenderung membuat siswa satu
dengan lainnya menjadi lebih superior karena lebih banyak
mengetahui dari yang lainnya. Bahkan merasa minder karena wawasan
yang ia punya tidak luas sehingga ia akan mengucilkan dirinya sendiri.
14 Dewi Salma.P & Eveline S, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2008), hal 200-201
3. Interaksi antar pendidik dan peserta didik berkurang – hal ini dapat
memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
4. Kurangnya akses internet – tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet.
5. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan
mengoperasikan internet.15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15 Rusman, Deni Kurniawan, Riyana Cepi, Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikas, ibid, hal 192-193
1. Langkah implementasi pembelajaran berbasis web terdapat dua yaitu sebuah
program pendidikan untuk peningkatan mutu di lingkungan kampus dengan
berbasis web, kedua menetapkan sebuah mata kuliah pilihan di jurusan.
2. Perlunya interaksi tatap muka dan virtual yaitu ntuk menjelaskan
maksud dan mekanisme belajar yang akan dilalui bersama
secara langsung dengan semua peserta didik, memberikan
pemahaman
sekaligus
pengalaman
belajar
dengan
mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaberatif pada
setiap peserta didik.
3. Pemanfaat internet sebagai media pembelajaran ialah pembelajaran tidak
terbatas oleh waktu, pembelajaran menjadi lebih interaktif, lama waktu belajar
tergantung masing – masing siswa.
4. Penggunaan internet dalam pembelajaran yaitu discovery, communication, dan
collaboration.
5. Internet sebagai sumber belajar yaitu pertama, penelusuran dan pencarian
bahan pustaka, memudahkan yang disebut dengan virtual classroom. Ketiga
pemasaran hasil karya penelitian.
6. Internet untuk manajemen pembalajaran ialah Content Management System
(CMS) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh pendidik
baik di sekolah atau perguruan tinggi/universitas sebagai media pembelajaran
online berbasis web (e-learning).
7. Pemanfaatan e-learning untuk pembelajaran salah satunya pembelajaran lebih
realistis dan kontekstual, e-learning sebagai sumber belajar, dan masih banyak
lagi.
8. Teknologi pendukung e-learning dibagi menjadi dua kelompok yaitu
technology based learning dan technology based web learning.
9. Pengembangan model e-learning ada tiga yaitu web course, web centeric
course, web enhanced course.
10. Kelebihan dan kekurangan e-learning: salah satu kelebihannya ialah relative
lebih efisien. Salah satu kekurangannya ialah kurangnya interaksi antara guru
dan murid atau bahkan sesame murid itu sendiri.
3.2 Saran
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amiroh. 2012 Kupas Tuntas Membangun e-Learning dengan Learning Management
System Moodle. Sidoarjo: Genta Group Production.
Darmawan Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Rusman, Kurniawan Deni, Cepi Riyana. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Rusman. 2014. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Salma Dewi & S. Evelline. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Dari jurnal:
Chandrawati dan Sri Rahayu, “Pemanfaatan e-Learning Dalam Pembelajaran”, Jurnal
Untan, Vol.8, No.2, September 2010
Warto Adi Nugraha, “e-Learning vs i-Learning (Online)”, 2007.
Dari website:
https://www.nesabamedia.com/pengertian-fungsi-dan-manfaat-internetlengkap/
http://idayoce.blogspot.co.id/2013/12/model-pembelajaran-berbasis-webe.html
http://ihfanhariri1102411073.blogspot.co.id/2015/12/interaksi-secaratatap-muka-danvirtual.html
http://www.rijal09.com/2017/04/9-manfaat-e-learning-dalampembelajaran.html
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)
(MODEL – MODEL PEMBELAJARAN)
Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Model – Model Pembelajaran
Dosen Pengampu: Drs. Etep Rohana, M.M.pd
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Eva Arnika (2103 0802 16 1033)
Tiara Kirana (2103 0802 16 1027)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT serta
salam dan cinta kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Atas segala rahmat
dan karunia Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)”.
Tugas ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Bimbingan dan Konseling. Dalam proses pembuatan makalah ini, kami harap dapat
membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana manfaat, sumber, dan implikasi
ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi dari model – model pembelajaran ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam isi
dan bahasa penulisannya. Sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat
membantu kami demi kesempurnaan makalah ini.
Bandung, 27 Maret 2018
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini seiring berkembangnya era globalisasi teknologi informasi dan
komunikasi terus berkembang pesat dan mendapat banyak respon dari masyarakat,
sehingga interaksi dan penyampaian informasi bisa berlangsung dengan cepat dan
mudah. Salah satu pengaruh dan dampak dari perkembangan teknologi, informasi dan
komunikasi ialah dalam aspek pembelajaran, yang mana saat ini proses pembelajaran
menjadi lebih mudah dari zaman dahulu yaitu dengan cara berbasis komputer.
Pembelajaran yang berbasis web atau disebut dengan e-Learning merupakan
aktfitas pembelajaran yang menggunakan jaringan internet untuk menyampaikan dan
memfasilitasi ketika dalam proses pembelajaran. Dewasa ini, dengan berkembangnya
teknologi membuat gaya hidup kebanyakan manusia cenderung bergerak secara
dinamis sehingga kebutuhan akan proses belajar jarak jauh yang biasa disebut dengan
tele-edukasi semakin meningkat pula.
Menggunakan internet sebagai salah satu sarana untuk pembelajaran
merupakan cara agar kita tidak tertinggal dengan teknologi yang semakin maju ini.
Adapun langkah – langkah awal yang harus dilakukan sebelum menggunakan metode
pembelajaran yang berbasis web ialah dengan menentukan ranah mana yang harus
akan dipakai oleh proses pembelajaran ini, apakah kognitif, psikomotorik dan afektif.
Web merupakan kumpulan dokumen yang banyak tersebar diseluruh server
penjuru dunia dan terhubung menjadi satu jaringan yang disebut dengan internet.
Dalam pembelajaran yang menyertakan web sebagai salah satu cara pengembangan
dalam proses pembelajaran ini sangat membantu kita dalam melakukan berbagai
kegiatan secara efektif, karena kita dapat mencari dan mendapatkan ilmu seluas
mungkin disini, serta mengetahui banyak hal yang belum kita pahami sebelumnya.
Dan yang terpenting ialah menggunakan web ini untuk kebutuhan yang positif tidak
untuk keperluan yang negatif.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, berikut ialah rumusan masalah
yang akan dibahas:
1. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis web?
2. Bagaimana interaksi tatap muka atau virtual?
3. Bagaimana pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran?
4. Bagaimana penggunaan internet dalam pembelajaran?
5. Mengapa internet sebagai sumber belajar?
6. Bagaimana internet untuk manajemen pembelajaran?
7. Bagaimana pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran?
8. Apa saja teknologi pendukung e-Learning?
9. Bagaimana pengembangan model e-Learning?
10. Apa saja kelebihan dan kekurangan e-Learning?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran berbasis web.
2. Untuk mengetahui interaksi tatap muka dan virtual.
3. Untuk mengetahui bahwa adanya pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran.
4. Untuk mengetahui apa saja penggunaan internet dalam pembelajaran.
5. Untuk mengetahui sebab – sebab internet digunakan sebagai sumber belajar.
6. Untuk mengetahui bahwa internet juga dapat digunakan untuk manajemen
pembelajaran.
7. Untuk mengetahui pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran.
8. Untuk mengetahui bahwa ada teknologi pendukung e-Learning.
9. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan model e-Learning.
10. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan e-Learning.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Implementasi Pembelajaran Berbasis Web
Model pembelajaran dirancang dengan mengintegerasikan
pembelajaran
berbasis
web
dalam
progam
pembelajaran
konvensional tatap muka. Proses pembelajaran konvensional tatap
muka dilakuakan dengan pendekatan student centered learning
(SCL) melauli kerja kelompok model ini menuntut partisipasi peserta
didik yang tinggi.
Untuk
merancang
dan
mengimplementasikan
pembelajaran
berbasis web, langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Sebuah
progam
pendidikan
untuk
peningkatan
mutu
pembelajaran di lingkungan kampus dengan berbasis web.
Progam ini dialkukan idealnya selama 5-10 bulan dan dibagi
menjadi 5 tahap. Tahap 1, 3, dan 5 dilakukan secara jarak
jauh dan untuk dipilih media web sebagai alat komunikasi.
Sedangakan tahap 2 dan 4 dilakukan secara konvensional
dengan tatap muka.
2. Menetapkan sebuah
mata
kuliah
pilihan
di
jurusan.
Pembelajaran dengan tatap muka dilakukan secara rutin tiap
minggu pada tujuh mingggu pertama. Setelah itu, tatap muka
dilakukan setiap 2 atau 3 minggu sekali.
Dua progam pendidikan itu disampaikan melalui berbagai
macam kegiatan belajar secara kelompok. Belajar dan mengerjakan
tugas secara kolaberatif dalam kelompok sangat dominan pada
kedua progam tersebut.1
2.2 Interaksi Tatap Muka dan Virtual
Sekalipun
teknologi
web
memungkinkan
pembelajaran
dialkukan virtual secar penuh, namun kesempatan itu tidak dipilih.
1 Idayoce, “Model Pengembangan Berbasis Web (e-Learning)”,
(http://idayoce.blogspot.co.id/2013/12/model-pembelajaran-berbasis-web-e.html
accessed on 27 Maret, 2018)
Interaksi satu sama lain untuk dapat berkomunikasi langsung
secara tatap muka masih dibutuhkan. Ada tiga alasan mengapa
forum tatap muka masih dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran
ini. Alasan tersebut adalah:
1.
Perlunya
forum
untuk
menjelaskan
maksud
dan
mekanisme belajar yang akan dilalui bersama secara
langsung dengan semua peserta didik. Keberhasilan
sebuah proses pembelajaran juga ditentukan oleh
pemahaman peserta didik tentang apa, mengapan dan
bagaimana proses belajar dan mengerjakan tugas
berlangsung. Peserta didik perlu mengetahui keluaran
dan
2.
kompetensi
apa
yang
akan
didapat
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.
Perlunya
memberikan
pemahaman
setelah
sekaligus
pengalaman belajar dengan mengerjakan tugas secara
kelompok dan kolaberatif pada setiap peserta didik.
Karena model pembelajaran yang dirancang menuntut
kerja kelompok, maka peserta didik perlu memiliki
kompetensi dan komunikasi. Iklim partisipatoris dan
aktif terlibat dalam berbagai kegiatan perlu dikenalkan
sekaligus dialami oleh setiap siswa. Untuk itu, mengenal
pribadi satu dengan yang lain perlu dilakukan secara
langsung guna membangun suatu kelompok yang
3.
kokoh, selama kerja secara virtual.
Perlunya
pemberian
pelatihan
sekupnya
dalam
mengggunakan komputer yang akan digunakan sebagai
media komunikasi berbasis web kepada setiap peserta
didik.
Dengan
menggunakan
menyertakan
komputer
berbagai
beserta
fasilitas
kegiatan
sistem
komunikasi pendukungnya, maka setiap pesrta didik
harus mempunyai ketrampilan mengoperasikanya.2
Di negara-negara maju seperti Amerika seriakat, teknologi
informasi sudah betul-betul merasuk ke dalam kehidupan seharihari. Dalam berbagai hal dapat kita lihat implikasinya.
Sejarah teknologi informasi tidak dapat dilepaskan dari bidang
pendidikan. Di Amerika TI mulai tumbuh dari lingkungan akademis
(NSFNET). Demikian di Indonesia, TI mulai tumbuh di lingkungan
akademis seperti di ITB, UPI, dan UI.
Adanya TI atau internet membuka sumber informasi yang
tadinya susah di akses. Akses terhadap sumber informasi bukan
menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakn salah satu sumber
informasi yang mahal harganya. Adanya jaringan TI atau internet
memungkinkan
seseorang
di
Indonesia
untuk
mengakses
perpustakaan di Amerika Serikat. Tanpa adanya internet banyak
tugas akhir, tesis dan disertasi yang mungkin membutuhkan waktu
yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerja sama antarahli dan juga dengan mahasiswa yang
letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih
mudah. Dahulu seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk
menemui seseorang pakar untuk mendiskusiakn sebuah masalah.
Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan silang tukar
menukar
data
mengggunakan
melalui
internet,
mekanisme
file
via
email,
sharing,
ataupun
jadi
disini
dengan
batasan
geografis bukan menjadi masalah lagi.
2 Ihfanhariri, 2015, “Interaksi secara Tatap Muka dan Virtual”,
(http://ihfanhariri1102411073.blogspot.co.id/2015/12/interaksi-secara-tatapmuka-danvirtual.html accessed on 27 Maret, 2018)
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas
sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan internet
sebagai
infrastruktur
bidang
pendidikan.
Dalam
kegiatan
pembelajaran dengan munculnya berbagai software yang dapat
digunakan untuk kepentingan pembelajaran, sekarang ini para guru
dapat
merancang
pembelajaran
berbasis
komputer,
dengan
menggunakan salah satu bahasa pemograman seperti Delphi,
pascal, makromedia flash, swiss MX dan lainya. Hal ini dapat
memberikan variasi dalam mengajar.Seorang guru tidak harus
menjejali siswa dengan informasi yang membosankan. Dengan
menggunakan
teknologi
informasi
seorang
guru
dapat
memanfaatkan komputer sebagai total teaching, dimana guru
hanya sebagai fasilitator dan sisiwa dapat belajar dengan berbasis
komputer baik dengan menggunakan model pembelajaran driils,
tutorial, simulasi ataupun, instrucsioanl games.
2.3 Pemanfaatan Internet Sebagai Media Pembelajaran
Pengertian
adalah
jaringan
internet
(interconnection
komunikasi
global
networking)
yang
terbuka
sendiri
dan
menghubungkan jutaan bahkan milyaran jaringan komputer dengan
berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi
seperti telepon, satelit dan lain sebagainya. Awalnya internet
merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969 melalui sebuah
proyek yang disebut dengan ARPANET. Misi awal dari proyek ini
awalnya hanya untuk keperluan militer saja, tetapi lambat laun
terus berkembang dan bisa dinikmati oleh semua kalangan.3
3 Nesaba Media, 2018, “Pengertian Internet Beserta Fungsi dan Manfaat Internet
yang Perlu Anda Ketahui” (https://www.nesabamedia.com/pengertian-fungsi-danmanfaat-internet-lengkap/ accessed on 27 Maret, 2018)
Selanjutnya hubungi provider terdekat jika, andaikan semua
prasarat tadi tidak dimiliki, cukup mendatangi warnet terdekat yang
banyak terdapat di kota-kota besar, bahkan sampai ke desa-desa,
kita dapat mengakses situs-situs apa saja sesuai dengan kebutuhan
kita. Bahkan Rusman menyebutkan bahwa internet merupakan
perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam internet terdapat
miliaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan
informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through
independent study, students become doars, as well as thinkers”
(cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari
berbagai
sumber
pustakawan,
primer
museum,
tentang
database,
berbagai
peristiwa
dan
mendapatkan
sejarah,
biografi,
rekaman, laporan, dan statistik, (Gordin ET. Al., 1995).
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi
seorang analisis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka
menganilisis informasi yang relavan dengan pembelajaran IPS dan
melakukan pencarian yang sesuai dengan kehiduapan nyatanya
(real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secar fisik di kelas
(classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar
dan mengajarkan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan
cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara
online.
Siswa juga dapat bekerja sama satu sama lain. Mereka
dapat saling berkirim e-mail untuk mendiskusikan bahan ajar.
Kemudian, selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat
berkomunikasi dengan teman sekelasnya.
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki
beberapa kelebihan sebagai berikut.
1.
Dimungkinkan terjadinya distribusii pendidikan ke semua
penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak
2.
terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti
3.
halnya tatap muka biasa.
Pembelajaran dapat memilh topik atau bahan ajar yang
4.
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan
5.
6.
masing-masing siswa.
Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
Pembelajran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga
menarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan
(orang
tua
siswa
menyukseskan
maupun
proses
guru)
dapat
pembelajaran,
turut
serta
dengan
cara
mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online
Perkembangan/kemajuan
teknologi
internet
yang
sangat
pesat dan merambah keseluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan
oleh berbagai negara, institusi dan ahli untuk berbagai kepentingan
termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai
percobaan
aplikasi)
untuk
yang
mengembangkan
dapat
menunjang
perangkat
upaya
lunak
(progam
peningkatan
mutu
pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
2.4 Penggunaan Internet dalam Pembelajaran
Internet merupakan sebuah jaringan global yang merupakan
kumpulan dari jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Internet
mempermudah para pemakainya untuk mendaptkan informasiinformasi di dunia cyber, lembaga-lembaga milik pemerintah, dan
institusi pendidikan dengan menggunakan kumunikasi komputer
yang terdapat pada komputerseperti Transmission Control protocol
(TCP), TCP merupakan suatu protokol yang sanggup memungkinkan
sistem apapun sehingga antar sisitem jaringan komputer dapat
berkomunikasi baik secara lokal maupun internasional dengan
modus koneksi serial line internet protocol (SLIP)
point to point
protocol (PPP). Tahun 1983 merupakan tahun kelahiran internet
yang ditandai dengan diadopsinya transmission control (TCP)
sebagai standar bagi aparnet. Protokol yang lainya adalah IP
(Internet protocol).
Berikut ini hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet, yaitu:
1.
Discovery
(penemuan),
ini
meloputi
browsing
2.
pencarian nformasi-informasi tertentu
Communication (komunikasi), internet
dan
menyediakan
jaringan komunikasi yang cepat dan murah mulai dari
pesan-pesan
yang
berupa
buletin
sampai
dengan
pertukaran komunikasi yang bersifat kompleks antar
atau
inter
organisasi.
Juga
termasuk
diantaranya
transfer informasi (antarkomputer) dan proses informasi.
Adapun contoh-contoh media komunikasi yang utama
seperti
e-mail,
chat
group
(percakapan
secar
berkelompok), dan news group (gabiungan kelompok
3.
yang bertukar berita).
Collaboration (kolaborasi),
seiring
dengan
semakin
meningkatnya komunikasi dan kolaborasi antar media
elektronik,
baik
itu
antar
individu
maupun
antarkelompok, maka beberapa fasilitas canggih dan
modern
pun digunakan mulai
(pertukaran
sumber-sumber
dari screen sharing
informasi),
yang
menyediakan akses pada server-server
yang sesuai
dengs bidangnya masing-masing.
2.5 Internet Sebagai Sumber Belajar
Peranan internet dalam pendidian sangat menguntungkan
karena kemampuanya dalam mengelola data dengan jumlah yang
sangat besar. Teknologi sudah menjadi jaringan komputer terbesar
di dunia, yang dapat berfungsi dengan baik jika didukung oleh
perangkat komputer dengan perangkat lunak yang baik dan dengan
guru yang terlatih baik. Mengguakan internet dengan segala
fasilitasnya
akan
memberikan
kemudahan
untuk
mengakses
berbagai informasi untuk pendidikan yang secar langsung dapat
meningkatkan
pengetahuan
siswa
bagi
keberhasilanya
dalam
belajar. Karena internet merupakan sumber informasi utama dan
pengetahuan, melalui teknologi ini kita dapat melakukan beberapa
hal, diantaranya untuk;
1.
2.
3.
Penulusuran dan pencarian bahan pustaka
Memberi kemudahan untuk mengakses apa yng disebut
dengan virtual classroom atau virtual university
Pemasaran dan promosi hasil karya penelitian.
Kegunaaan-kegunaan seperti diatas itu dapat
diperluas
bergantung pada peralatan komputer yang dimiliki, jaringan dan
fasilitas telepon yang tersedia, serta provider yang bertanggung
jawab agar penggunaan jaringan komunikasi dan informasi tersebut
tetap terpelihara. Dari waktu ke waktu, jika dilihat dari jumlah
pemakaian yang makin meningkat secar eksponensial, setiap
tahunya
memungkinkan
fasilitas
yang
pada
mulanya
hanya
dinikmati segelintir orang, dan sekelompok kecil sekolah terkemuka
dengan biaya operasional yang tinggi, ke depan besar kemungkinan
biaya yang besar itu akan dapt ditekan, sehingga pemanfaatanya
benar-benar
dapt
menjadi
penunjang
utama
bagi
pengelola
pendidikan khususnya bagi pusat sumber belajar bagi kegiatan
pendidikan di daerah.
2.6 Internet untuk Manajemen Pembelajaran
Learning Management System (LMS) atau Content Management System
(CMS) dikenal sebagai Virtual Learning Environment (VLE) merupakan aplikasi
perangkat lunak yang digunakan oleh pendidik baik di sekolah atau perguruan
tinggi/universitas sebagai media pembelajaran online berbasis web (e-learning).
Dengan menggunakan CMS dosen/guru dapat mengelola program atau kelas dan
bertukar informasi dengan siswa hal ini untuk memicu fenomena information
superhighway.
Fitur – fitur yang digunakan di CMS ialah: pengelola hak akses pengguna
(user), pengelolaan courses, pengelolaan bahan ajar (resources), pengelolaan aktifitas
(activity), pengelolaan nilai (grades), penampilan nilai dan transkrip, pengelolaan
visualisasi e-learning sehingga bisa diakses dengan web browser. CMS bertujuan
untuk menjadikan pembelajaran lebih interaktif, membuat siswa dan guru masuk ke
dalam “kelas digital” untuk saling berinteraksi (berdiskusi, menjadikan kelas online,
dsb) serta mengakses materi pembelajaran lebih leluasa, dimana saja dan kapan saja
selama terkoneksi dengan internet.4
2.7 Pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran
e-Learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik.
Salah
satu
media
yang
digunakan
adalah
jaringan
computer.
Dengan
dikembangkannya di jaringan computer memungkinkan untuk dikembangkan dalam
bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan computer yang
lebih luas yaitu internet, inilah makanya sistem e-learning dengan berbasis internet
4 Amiroh, Kupas Tuntas Membangun e-Learning dengan Learning Management
System Moodle, (Sidoarjo: Genta Group Production, 2012) hal 1
disebut juga dengan internet enabled learning. 5 penyajian e-learning berbasis web ini
bisa menjadi lebih interaktif.
Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-learning, yaitu kelas tradisional.
Guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan
ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-learning’
focus utamanya adalah pelajar.6 Adapun karakteristik e-learning, antara lain:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik dimana guru dan siswa dapat
berkomunikasi dengan relative mudah.
2. Memanfaatkan keunggulan computer (digital media dan computer netwroks)
3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan
di computer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan
dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan
hal – hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat
setiap saat di komputer.7
Berikut juga alah pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran, yakni:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pembelajaran lebih realistis dan kontekstual
Penggunaan media e-learning sangat efisien dan efektif.
Penggunaan e-learning bisa menghemat biaya
E-learning sebagai sumber belajar.
Berfungsi sebagai media pembelajaran.
Membuat siswa lebih peka terhadap kemajuan teknologi.
Memudahkan pelaksanaan ujian nasional.
Pembelajaran jadi lebih menyenangkan.8
2.8 Teknologi Pendukung e-Learning
5 Warto Adi Nugraha, “e-Learning vs i-Learning (Online)”, 2007, hal 11
6 Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers,2014), cet.5, hal 347
7 Chandrawati dan Sri Rahayu, “Pemanfaatan e-Learning Dalam Pembelajaran”,
Jurnal Untan, Vol.8, No.2, September 2010, 4
8 Rijal09, 2017, “9 Manfaat e-Learning dalam Pembelajaran”,
(http://www.rijal09.com/2017/04/9-manfaat-e-learning-dalam-pembelajaran.html,
accessed on 25 Maret 2018)
Dalam mempraktikkannya e-learning membutuhkan bantuan teknologi.
Karenanya dikenal istilah: Computer Based Learning (CBL) yaitu pembelajaran yang
sepenuhnya menggunakan computer, dan kedua yaitu Computer Assisted Learning
(CAL) yaitu pembelajaran menggunakan alat bantu utama computer. Teknologi ini
terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat di kelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1. Technology based learning
2. Technologi based web learning9
Dalam pembelajaran sehari – hari yang dikenal dari teknologi tersebut
(audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga dipakai dalam pendidikan
jarak jauh artinya komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dikarenakan
keunggulan teknologi e-learning. Ada lima aplikasi standar internet yang dapat
digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, mailing list, news group, file
transfer protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW).
Tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning yaitu: Pertama, e-learning
bersifat jaringan, yang membuat mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau
menyimpulkan kembali, medistribusikan dan sharing dalam pelajaran dan informasi.
Kedua,
e-learning
dikirmkan
kepada
pengguna
melalui
computer
dengan
menggunakan standar teknologi internet. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan
pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigm
tradisional dalam pelatihan.10
Ada beberapa alternative paradigma pendidikan melalui internet ini yang
salah satunya adalah sistem “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000), di
antaranya adalah:
9 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal 99
10 Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers,2014), cet.5, hal 349
1. Paradigma virtual teacher resources yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah
guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak harus secara intensif memerlukan
dukungan guru.
2. Virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan
waktu.
3. Paradigma cyber education resources system atau dot com learning resources
system, merupakan pendukung kedua paradigm di atas, dalam membantu
akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan
gratis dalam internet.11
Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan
teknologi. Dengan kemudian yang sudah disediakan akan mengurangi pengenalan
sistem e-learning itu sendiri. Syarat personal pengajar dapat berinteraksi dengan baik
seperti guru di depan kelas. Dengan pendekatan interaksi yang lebih personal peserta
didik diperhatikan kemajuannya. Hal ini membuat peserta didik lebih nyaman di
depan computer. Kemudian respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan
peserta didik lainnya.
2.9 Pengembangan Model e-Learning
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kata model diartikan sebagai (1)
pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan;
(2) orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis (difoto); (3) orang yang
(pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian yang akan dipasarkan; (4) barang
tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) tepat benar seperti yang ditiru. Dalam
makalah ini, yang dimaksudkan dengan model adalah pada arti yang pertama yakni
sebagai pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan.
Maka dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah model pembelajaran yang
memanfaatkan berbagai perangkat elektronik sebagai sarana/media pembelajaran.
11 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Ibid, hal349
Perangkat elektronik yang dimaksud mencakup perangkat hardware seperti video,
tape, radio, handphone, maupun perangkat software seperti jaringan internet. Materi
e-learning tidak hanya didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal
ataupun internet, tetapi juga didistribusikan secara off-line menggunakan media
CD/DVD.12
Yang dimaksudkan dengan model pengembangan e-learning adalah pola
representasi yang akan digunakan untuk merancang e-learning sehingga dapat
manfaatkan oleh user semaksimal mungkin.
Pendapat Haughey (Rusman, 2007) tentang pengembangan e-learning adalah
ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet,
yaitu:
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang
mana mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap
muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan
pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain
model ini menggunakan sistem jarak jauh.
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara
belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan
melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi.
Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari
materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan
untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta
didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari
melalui internet tersebut.
Menurut Munir (2009: 199-200), dalam beberapa kenyataan di lapangan
pendidikan, jarang sekali ditemui pembelajaran jarak jauh yang seluruh proses
pembelajarannya dilaksanakan dengan e-learning atau online learning. Untuk
12 Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal 125
mengatasi masalah tersebut, maka diberlakukan blended distance learning (campuran
antara online course dan tatap muka). Model pembelajaran jarak jauh dengan
pendekatan blended learning ini perlu dikembangkan dengan tujuan untuk
memperluas kesempatan belajar, diantaranya model pembelajaran jarak jauh. Model
ini merupakan gabungan pelaksanaan pendidikan konvensional dan IT-Based
education.
Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah
untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar,
Hesame peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan narasumber lain.
Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari
informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs
yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang
menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan
kecakapan lain yang diperlukan.13
Dalam
penjelasan
selanjutnya
tentang
strategi
pelaksanaan
model
pembelajaran e-learning, Sihabudin menguraikaan bahwa terdapat empat model yang
dapat digunakan dalam pelaksanaan e-learning di sekolah yakni:
1.
2.
3.
4.
Selective model
Sequential model,
Static station model
Laboratory model.
2.10 Kelebihan dan Kekurangan e-Learning
A. Kelebihan e-Learning
1. Murah – dengan bermodalkan paket data internet saja murid dapat
mengakses materi pembelajaran yang mereka inginkan tanpa harus
khawatir ketinggalan pelajaran apabila tidak hadir.
13 Rusman, Deni Kurniawan, Riyana Cepi, Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), hal 292
2. Hemat – hemat disini bermaksudkan bahwa siswa tidak usah membeli
buku materi pembelajaran lagi karena semua materi sudah dapat dicari
di internet.
3. Tingkat pemahaman yang lebih baik – terkadang faktor penghambat
dari kegiatan pembelajaran ialah cara penyampaian materi seorang
pengajar yang cukup susah dipahami. Melalui e-Learning siswa dapat
mencari konten materi yang memiliki konten penyampaian yang
mudah dipahami seperti melalui video dan gambar.
4. Wawasan tidak terbatas – dengan melakukan e-learning murid selalu
menemukan hal semula yang mereka tidak ketahui. Tidak hanya
melalui pembelajaran tatap muka saja atau hanya dengan membaca
buku. Murid akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih
luas dan tidak terbatas.
5. Mandiri – berbeda dengan pembelajaran tatap muka, melalui elearning murid dapat berguru dengan internet tanpa adanya campur
tangan dari guru lagi. Sehingga murid dapat terbiasa mencari materi
yang ia tahu tanpa harus selalu bertanya kepada guru yang ada dikelas.
6. Relative efisien – bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tingg
atau sekolah konvensional.14
B. Kekurangan e-Learning
1. Wawasan yang seharusnya tidak dilihat – e-learning memberikan
kebebasan akses kepada murid untuk menambah wawasan mereka.
Namun tidak semua yang ada di internet itu positif. Jika tidak hati –
hati peserta didik dapat mengakses hal yang seharusnya mereka belum
boleh akses seperti konten – konten porno yang beredaran di internet.
2. Kesosialan terganggu – dengan e-learning murid akan memiliki
wawasan yang berbeda – beda. Hal ini cenderung membuat siswa satu
dengan lainnya menjadi lebih superior karena lebih banyak
mengetahui dari yang lainnya. Bahkan merasa minder karena wawasan
yang ia punya tidak luas sehingga ia akan mengucilkan dirinya sendiri.
14 Dewi Salma.P & Eveline S, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2008), hal 200-201
3. Interaksi antar pendidik dan peserta didik berkurang – hal ini dapat
memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
4. Kurangnya akses internet – tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet.
5. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan
mengoperasikan internet.15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15 Rusman, Deni Kurniawan, Riyana Cepi, Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikas, ibid, hal 192-193
1. Langkah implementasi pembelajaran berbasis web terdapat dua yaitu sebuah
program pendidikan untuk peningkatan mutu di lingkungan kampus dengan
berbasis web, kedua menetapkan sebuah mata kuliah pilihan di jurusan.
2. Perlunya interaksi tatap muka dan virtual yaitu ntuk menjelaskan
maksud dan mekanisme belajar yang akan dilalui bersama
secara langsung dengan semua peserta didik, memberikan
pemahaman
sekaligus
pengalaman
belajar
dengan
mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaberatif pada
setiap peserta didik.
3. Pemanfaat internet sebagai media pembelajaran ialah pembelajaran tidak
terbatas oleh waktu, pembelajaran menjadi lebih interaktif, lama waktu belajar
tergantung masing – masing siswa.
4. Penggunaan internet dalam pembelajaran yaitu discovery, communication, dan
collaboration.
5. Internet sebagai sumber belajar yaitu pertama, penelusuran dan pencarian
bahan pustaka, memudahkan yang disebut dengan virtual classroom. Ketiga
pemasaran hasil karya penelitian.
6. Internet untuk manajemen pembalajaran ialah Content Management System
(CMS) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh pendidik
baik di sekolah atau perguruan tinggi/universitas sebagai media pembelajaran
online berbasis web (e-learning).
7. Pemanfaatan e-learning untuk pembelajaran salah satunya pembelajaran lebih
realistis dan kontekstual, e-learning sebagai sumber belajar, dan masih banyak
lagi.
8. Teknologi pendukung e-learning dibagi menjadi dua kelompok yaitu
technology based learning dan technology based web learning.
9. Pengembangan model e-learning ada tiga yaitu web course, web centeric
course, web enhanced course.
10. Kelebihan dan kekurangan e-learning: salah satu kelebihannya ialah relative
lebih efisien. Salah satu kekurangannya ialah kurangnya interaksi antara guru
dan murid atau bahkan sesame murid itu sendiri.
3.2 Saran
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amiroh. 2012 Kupas Tuntas Membangun e-Learning dengan Learning Management
System Moodle. Sidoarjo: Genta Group Production.
Darmawan Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Rusman, Kurniawan Deni, Cepi Riyana. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Rusman. 2014. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Salma Dewi & S. Evelline. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Dari jurnal:
Chandrawati dan Sri Rahayu, “Pemanfaatan e-Learning Dalam Pembelajaran”, Jurnal
Untan, Vol.8, No.2, September 2010
Warto Adi Nugraha, “e-Learning vs i-Learning (Online)”, 2007.
Dari website:
https://www.nesabamedia.com/pengertian-fungsi-dan-manfaat-internetlengkap/
http://idayoce.blogspot.co.id/2013/12/model-pembelajaran-berbasis-webe.html
http://ihfanhariri1102411073.blogspot.co.id/2015/12/interaksi-secaratatap-muka-danvirtual.html
http://www.rijal09.com/2017/04/9-manfaat-e-learning-dalampembelajaran.html