Proposal Penelitian Tindakan Kelas EFEKT

USUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

JUDUL PENELITIAN
EFEKTIVITAS METODE EKSPERIMEN
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA
PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari tugas Metodologi Penelitian
Oleh :
FEBRIANTO MANIK
4123131033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

Judul Penelitian


:Efektivitas Metode Eksperimen Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Reaksi Redoks.

Bidang Ilmu

:Kimia SMA Kelas X

Bidang Kajian

:Pengembangan Metode Pembelajaran Eksperimen.

I.

PENDAHULUAN

Penelitian tindakan dengan judul efektifitas metode eksperimen dalam meningkatkan
hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan reaksi redoks, bagian ini meliputi latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
I.1. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan peraturan pemerintah No. 32 Tahun 2013 pasal 19 dikatakan bahwa proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselengarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik(Kemendiknas.2014). Hal ini
memperjelas bahwa skenario yang didesain guru harus berorientasi pada kegiatan siswa.
Dari beberapa hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru kimia bahwa hasil
belajar kimia siswa kelas X selama ini sangat rendah (rata-rata 4,85), meskipun telah
dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, namun hasilnya masih
jauh dari harapan(Susyono danMaryatun.2006). Rendahnya hasil belajar siswa tersebut
diduga kuat akibat motivasi, minat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat
rendah, sehingga terlihat siswa tidak pernah siap untuk menerima materi pelajaran dalam
setiap pertemuan.
Upaya menciptakan sistem pembelajaran yang baik salah satunya dengan menggunakan
suatu pendekatan pembelajaran. Penggunaan pendekatan pembelajaran disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran juga harus diperhatikan agar tujuan
pembelajarannya terarah dan dapat membantu siswa menggunakan daya intelektualnya.
Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari kualitas anak didik, salah satu tolak ukurnya
adalah proses belajar siswa. Usaha peningkatan kualitas pembelajaran ini sebenarnya dapat
diketahui melalui informasi mengenai keberhasilan guru dan siswa dalam berinteraksi
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, adapun proses pembelajaran merupakan

kegiatan yang utama, sehingga keberhasilan siswa tergantung dari proses belajar itu sendiri.
Tugas utama seorang guru adalah membantu siswa dalam belajar, yakni berupaya
menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran melalui
penerapan berbagai metode yang tepat. Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan
keterampilan proses merupakan salah satu penedekatan yang dapat menyebabkan siswa
dapat menemukan fakta-fakta, konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan proses
dan sikap ilmiah siswa sendiri (Soetarjo dan Soejitno, 1998).

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air kita, sebagai seorang guru
atau pendidik calon guru, rasanya sudah waktunya kembali kita melayangkan wawasan
pemikiran “kajian dan perbaikan dalam proses untuk menghasilkan produk”. Dalam proses
belajar mengajar, pendekatan proses adalah suatu pendekatan yang bersifat khusus , yang
penerapannya bertujuan agar para siswa dapat mengembangkan metode yang diterapkan para
ilmuan.Sehingga dengan demikian sesuatu yang realistis dapat dibuktikan kebenarannya.
Selain itu pendekatan proses siswa juga berperan meneliti suatu masalah. Mereka melaporkan
hasil eksperimennya, melaporkan hasil pengamatannya, data yang berhasil dikumpulkannya,
dan kesimpulan – kesimpulan dirumuskan yang didasarkan atas eksperimennya sendiri
(Tarigan,2007)..
Meningkatkan aktivitas dan minat belajar sisiwa terhadap materi reaksi redoks perlu
adanya perbaikan dalam pembelajaran yang dilakukan guru kimia yaitu strategi pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan proses melalui metode eksperimen (pengamatan,
pengumpulan data dan penyimpulan).
Dalam metode eksperimen siswa dapat memperoleh kepandaian yang diperlukan dan
langkah-langkah berfikir ilmiah. Namun, metode eksperimen memiliki beberapa kelemahan,
seperti keterbatasan alat dan bahan kimia yang relatif mahal dapat menghambat pelajaran
selanjutnya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, eksperimen dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan sederhana yang didesain sendiri oleh guru dengan menggunakan
barang-barang bekas yang ada di sekitar kita. Demikian pula bahan-bahan kimia tersedia
cukup banyak di alam sekitar kita, yaitu bahan sehari-hari. Metode tersebut dikatakan juga
sebagai metode eksperimen berwawasan linkungan(Susyono danMaryatun.2007)
Metode ini diketahui sangat efektif untu menjelaskan kejadian karena sangat menolong
siswa untuk mengerti konsep konsep-konsep zat kimia dan perubahannya. Dengan demikian
maka peneliti beranggapan bahwa metode eksperimen juga akan efektif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada pokok bahasan Reaksi Redoks.
I.2. Perumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian tindakan
kelas maka dibuat perumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaiman efektifitas metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa
SMA kelas X pada pokok bahasan reaksi redoks?
2. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode

eksperimen pada pokok bahasan reaksi redoks?
I.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian tindakan kelas yang ingin dicapai
adalah untuk:
1. Mengetahui efektivitas metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa
SMA kelas X pada pokok bahasan reaksi redoks.

2. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode
eksperimen pada pokok bahasan reaksi redoks.
I.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat khusunya bagi guru kimia tentang
bagaimana cara mengajarkan reaksi redoks dengan metode eksperimen. Manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum dijabarkan sebagai berikut :
1. Mendapatkan metode
pembelajaran yaitu metode eksperimen yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru dapat lebih memahami akan manfaat digunakannya metode eksperimen dalam
pembelajaran dan lebih mahir dalam melaksanakan praktikum di laboratorium yang
sesuai dengan pokok bahasan reaksi redoks.
3. Sebagai masukan bagi guru kimia bagaimana mendesain metode eksperimen dalam

pokok bahasan reaksi redoks di SMA kelas X yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.

II.

TINJAUAN TEORITIS

Studi literatur untuk penelitian tindakan efektifitas metode eksperimen dalam meningkatkan
hasil belajar siswa SMA kelas x pada pokok bahasan reaksi redoks meliputi metode
eksperimen dan bahan pelajaran reaksi redoks dijelaskan sebagai berikut.
II.1.

Pengertian Belajar

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan
guru dan siswa berdasarkan hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan
siswa merupakan syarat utama berlangsungnya proses belajar mengajar.
Pengertian belajar menurut Witherington adalah suatu perubahan didalam kepribadian
yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaam, kepandaian, atau suatu pengertian. Gagne mengatakan bahwa belajar terjadi
apabila suatu situasi stimulus bersam dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian
rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah ia mengalami situasi tadi. Menurut Winkel, belajar dirumuskan sebagai suatu
aktivitas mental menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap. Usman menyatakan belajar diartikan sebagai proses perubahan
tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan
linkungannya(Tarigan.2014)
Berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan dalam diri seseorang yang mengalami perubahan baik pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, tingkah laku dan sikap.

II.2.

Hasil Belajar

Dengan penguasaan atau hasil belajar yang diperoleh dapat dilihat dari perubahan tingkah
laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas yang mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotor.
Menurut Dimyati, hasil belajar merupakan hasil atau interaksi tindak belajar dan

mengajar. Dari segi guru, tindak belajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar mengajar.
Dari segi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya dan puncak proses belajar. Untuk
sebagian hasil belajar dinyatakan sebagai suatu pencapaian tujuan pengajaran. Sementara
menurut Sukmadinata, hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapankecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang(Tarigan.2014).
II.3.

Pembelajaran Menggunakan Metode Eksperimen

Inovasi pembelajaran sains adalah suatu pendekatan pengajaran meliputi strategi, metode,
dan prinsip pengajaran yang dipergunakan dalam pembelajaran. Salah satu strategi yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah strategi melalui pendekatan proses.
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan yang bersifat khusus, yang penerapannya
bertujuan agar siswa dapat mengembangkan metode yang diterapkan para ilmuan.
Keterampilan proses dalam pembelajaran sains dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
keterampilan dasar proses sains dan keterampilan terpadu proses sains. Keterampilan dasar
proses sains meliputi kegiatan observasi, komunikasi, klasifikasi, kesimpulan sementara, dan
ramalan atau prediksi (Sunyono.,Maryatun,S., Luke., I N.2006). Sedangkan kegiatan
keterampilan terpadu proses sains meliputi kegiatan identifikasi variabel, membuat
tabel/grafik, mendiskripsikan hubungan antara variabel-variabel, pengumpulan dan
pemrosesan data, analisis, penyusunan hipotesis, definisi operasional variabel, desain

investigasi dan eksperimen.
Dalam mata pelajaran kimia, kesempatan untuk melakukan penemuan, dan
menyimpulkan sendiri hasil pengamatannya dapat diperoleh siswa antara lain melalui metode
eksperimen. Pada metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan (Roestiyah, N.K., 1985). Dalam metode eksperimen siswa dapat aktif mengambil
bagian dalam berbuat untuk diri sendiri. Dengan demikian siswa dapat memperoleh
kepandaian yang diperlukan dan langkah-langkah berfikir ilmiah.
Dalam menggunakan metode eksperimen, menurut Winarno Surakhmad (1986) ada
beberapa kelemahan, seperti keterbatasan alat yang mengakibatkan tidak semua siswa dapat
memperoleh kesempatan untuk melakukan eksperimen dan jika dalam pelaksanaannya
membutuhkan waktu yang cukup lama dapat menghambat pelajaran selanjutnya, juga
kurangnya persiapan dan pengalaman siswa dapat menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaan
eksperimen tersebut. Namun, menurut Aripin (1995) keuntungan dalam menggunakan
metode eksperimen ini lebih banyak manfaatnya, antara lain dapat memberikan pengalaman
praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat praktikum, memberikan gambaran
yang konkrit tentang suatu peristiwa sehingga siswa tidak mudah percaya pada sesuatu yang

belum pasti kebenarannya sebelum mereka mengamati secara langsung proses terjadinya
(misal suatu reaksi), serta melatih siswa lebih aktif dan mengembangkan cara berfikir ilmiah.

II.4.

Reaksi redoks

Ilmu kimia akan terus berkembang sejalan dengan temuan –temuan mutakhir, sehingga
pengertian istilah yang digunakan dalam ilmu kimia juga turut berkembang sesuai dengan
pengetahuan yang ditemukannnya.
Demikian pula halnya dengan istilah reaksi reduksi – oksidasi, yang mengalami
perubahan pengertian dari waktu ke waktu, walaupun pada prinsipnya sama.
II.4.1. Pengertian dan Perkembangan Reaksi Redoks
Pada awalnya konsep reaksi reduksi dalam oksidasi (redoks ) terbatas pada reaksi yang
melibatkan pelepasan dan pengikatan oksigen. Reaksi oksidasi merupakan reaksi pengikatan
oksigen oleh suatu zat.
Contoh : C(s) + O2(g) → CO2(g)
Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat.
Contoh : FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g)
Tinjauan reaksi reduksi dan oksidasi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen
ternyata kurang universal (luas) karena reaksi kimia tidak hanya melibatkan oksigen saja.
Misalnya, reaksi antara gas klorin dengan logam natrium membentuk natrium klorida.
Na(s) +


1
2

Cl(g) ) → NaCl(s)

Konsep reaksi reduksi dan oksidasi selanjutnya dijelaskan dengan menggunakan konsep
perpindahan elektron. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron,sedangkan Reduksi adalah
reaksi pengikatan elektron. Dengan menggunakan konsep tersebut , maka dapat dijelaskan
terjadinya reaksi oksidasi dan reduksi pada reaksi antara gas klorin dengan logam natrium
sebagai berikut :
Na(s) +

1
2

Cl(g) ) → NaCl(s)

Dalam reaksi itu terdapat dua peristiwa, yaitu :
Na(s) → Na+(s) + e- ...........(oksidasi)
1
2

Cl(g) ) + e-

→ Cl- ............(reduksi)

Berdasarkan konsep itu dapat dinyatakan bahwa peristiwa reaksi oksidasi dan reduksi
berlangsung secara bersamaan.

Reaksi transfer elektron terjadi pada senyawa-senyawa yang berikatan ion. Ion positif
terjadi karena suatu atom melepas elektronnya, sedangkan ion negative terjadi karena suatu
atom mengikat elektron. Oleh karena itu, konsep reaksi redoks yang didasarkan pada
perpindahan elektron cukup memuaskan untuk menjelaskan reaksi – reaksi pembentukan
senyawa ion (Sudarmo.2004).
II.4.2. Bilangan oksidasi
Konsep reaksi redoks yang lebih universal untuk menjawab permasalahan tersebut adalah
konsep reaksi redoks berdasarkan perunahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks yang sukar
dijelaskan dengan konsep oksigen dan konsep elektron dapat dengan mudah dijelaskan
menggunakan konsep perubahan bilangan oksidasi. Reaksi oksidasi adalah reaksi yang
disertai dengan kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang
disertai dengan penurunan bilangan oksidasi.
Tanda (+) dan (-) pada biloks ditulis sebelum angkanya misalnya +2, sedangkan pada
muatan ditulis sesudah angkanya, misalnya 2+.
Cara menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam ion atau senyawanya mengikuti
aturan-aturan sebagai berikut :
a.

Bilangan oksidasi unsur bebas ( atom atau molekul unsur) adalah 0 (nol).
Contoh: Ne, H2, O2,Cl2,P4,C,Cu,Fe dan Na.

b.

Bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh : untuk ion monoatom Na+, Ca2+, dan Cl- memiliki bilangan oksidasi berturutturut +1,+2 dan -1.

Contoh : untuk ion poli atom NH 4+, SO42-, dan PO43- memiliki bilangan oksidasi
berturut-turut +1, -2, dan -3.

c. Bilangan oksidasi unsur golongan IA adalah +1 dan unsur golongan IIA adalah +2.
Misalnya, bilangan oksidasi unsur Na pada senyawa NaCl, Na 2SO4, dan Na2O adalah
+1. Bilangan oksidasi unsur Ca pada senyawa CaCl2, CaSO4, dan CaO adalah +2.

d.

Bilangan oksidasi unsur golongan VIA pada senyawa biner adalah -2 dan
unsur golongan VIIA pada senyawa biner adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi
unsur S pada Na2S dan MgS adalah -2. Bilangan oksidasi unsur Cl pada NaCl, KCl,
MgCl2, dan FeCl3 adalah -1.

e. Bilangan oksidasi unsur H pada senyawanya adalah +1. Misalnya, bilangan oksidasi
unsur H pada H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi unsur H pada
senyawa hidrida adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur H pada NaH, CaH 2, dan
AlH3 adalah -1.

f.

Bilangan oksidasi unsur O pada senyawanya adalah -2, kecuali pada senyawa biner
dengan F, bilangan oksidasi unsur O-nya adalah +2. Bilangan oksidasi unsur O
pada senyawa peroksida, seperti H2O2 dan BaO2 adalah -1. Dalam senyawa
superoksida bilangan oksidasinya adalah -1/2, seperti pada KO2 dan NaO2.

g. Jumlah bilangan oksidasi untuk semua atom unsur dalam molekul atau senyawa
adalah 0. Jumlah bilangan oksidasi untuk atom atau unsur pembentuk ion poliatom
sama dengan muatan ion poliatomnya. Misalnya, ion NH4+ mempunyai jumlah
bilangan oksidasi unsur N adalah -3 dan H adalah +1.

Molekul NaCl terdiri dari atom Na dan atom Cl. Jumlah biloks senyawanya adalah 0,
sedangkan biloks Na adalah +1 sehingga biloks Cl dapat dicari dengan rumus :
biloks Na + biloks Cl
=0
+1
+ biloks Cl = 0
Biloks Cl
= -1
Molekul V2O3 terdiri dari 2 atom V dan 3 atom O. Jumlah biloks molekul tersebut
adalah 0, biloks O adalah -2 sehingga biloks V dapat dicari dengan rumus :
2(biloks V) + 3(biloks O)
=0
2(biloks V) + 3(-2)
=0
2(biloks V)
= +6
Biloks V
= +3
+
Molekul NH4 terdiri dari atom N dan 4 atom H. Jumlah biloks unsur pembentuk ion
poliatom tersebut adalah +1, biloks H adalah +1 sehingga biloks N dapat dicari
dengan rumus :
(biloks N) + 4(biloks H)
=0
(biloks N) + 4(+1)
= +1
Biloks N
= -3
II.4.3. Pengoksidasi dan Pereduksi
Reaksi oksidasi dan reduksi yang berlangsung secara serentak biasanya disingkat dengan
reaksi redoks. Didalam reaksi redoks tersebut terdapat zat-zat yang bertindak sebagai
pereduksi (reduktor) dan pengoksidasi (oksidator).
Perduksi atau reduktor adalah zat yang dalam reaksi redoks menyebabkan zat yang lain
mengalami reduksi. Dalam hal ini zat pereduksi mengalami oksidasi. Pengoksidasi atau
oksidator adalah zat dalam reaksi redoks menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Dalam
peristiwa ini zat pengoksidasi mengalami reduksi.
Contoh :

Dari reaksi tersebut : Oksidator : HCl dan Reduktor : Mg
II.4.4. Reaksi Autoredoks
Reaksi autoredoks terjadi jika suatu unsure mengalami reaksi oksidasi dan reduksi sekaligus.
Reaksi autoredok disebut juga reaksi disproporsionasi. Dengan demikian, unsure tersebut
dapat berperan sebagai pengoksidasi dan sekaligus pereduksi.
Contoh :

Hitung biloks atom Cl pada Cl2 diruas kiri, dan atom Cl pada NaCl diruas kanan, serta
atom Cl pada NaCLO diruas kanan. Setelah menghitung, kalian mengetahui bilok atom Cl di
ruas kiri = 0 dan bilok Cl pada NaCl = -1, sedangkan biloks pada NaClO = +1. Pada reaksi
diatas, Cl2 mengalami reaksi oksidasi dan reduksi sekaligus. Oleh karena itu, reaksi di atas
termasuk reaksi autoredoks (Khamidinal;dkk.2009).
II.4.5. Tata Nama Senyawa redoks
Pengetahuan tentang bilangan oksidasi mempermudah para ahli dalam mengklarifikasi
senyawa, termasuk mengetahui sifat suatu senyawa. Salah satu manfaat bilangan oksidasi
untuk memberikan nama suatu senyawa dengan unsure yang lain. Sebagai contoh, besi dapat
membentuk dua macam senyawa dengan oksigen, yaiti FeO dan Fe 2O3. Untuk pemberian
nama kedua senyawa tersebut akan mengalami kesulitan bila tidak memperhatikan bilangan
oksidasinya, sebab keduanya merupakan senyawa yang bernama oksida. Untuk mengatasi hal
tersebut bilangan oksidasi besi dicantumkan dalam pemberian nama sehingga mudah untuk
dibedakan. Kedua nama senyawa tersebut, yaitu : FeO (besi (II) oksida) dan F e2O3 (baei (III)
oksida) (Sudarmo.2004).
II.4.6. Reaksi redoks disekitar kita
Proses pencucian film, pernapasan, fotosistesis, reaksi pada baterai atau aki merupakan conto
aplikasi reaksi redoks. Masih banyak lagi aplikasi reaksi redoks disekitar kita yang belum
banyak dipahami oleh masyarakat. Berikut akan dibahas beberapa reaksi redoks yang terjadi
disekitar kita.
1. Repirasi
Pada metabolisme zat makanan dalam sel makhluk hidup, molekul glukosa diubah menjadi
karbondioksida dan air. Pada proses ini dihasilkan energy yang dipakai untuk aktivitas.
Deretan proses ini dinamakan respirasi. Reaksi totalnya merupakan reaksi redoks.
C6H12O6(s) → 6CO2(g) + 6H2O(l) + energi
2. Fotosintesis
Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau menyerap sinar matahari untuk mengubah
karbondioksida dan air menjadi energy dan oksigen. Proses ini berlangsung di dalam klorofil
dan reaksinya merupakan kebalikan dari reaksi respirasi.
6CO2(g) + 6H2O(l) + energy → C6H12O6(s)
3. Pembuatan asam sulfat
Pembuatan asam sulfat berlangsung melalui beberapa tahap.

S(s) + O2(g) → SO2(g) ...... (reaksi redoks)
SO2(g) + O2(g)

→ 2SO3(g) ..... (reaksi redoks)

2SO3(g) + H2O(l) → H2 SO4(l)
Dua tahap pertama merupakan reaksi oksidasi dan reduksi.
4. Proses pencucian film fotografi
Pada bagian luar pelat film fotografi (negative film) terdapat lapisan AgBr dan tersebar pada
bahan seperti gelatin. Pada saat pemotretan terjadi kontak lapisan antara AgBr dengan
cahaya. Pada fil yang terkena cahaya terjadi perubahan ion Ag+ menjadi kerumunan ato-atom
Ag dengan bantuan zat pereduksi hidroquinon (C6H4(OH)2) yang terdapat pada lapisan.
C6H4(OH)2(aq) + 2Ag+(aq) → C6H4O2(aq) + 2 Ag(s) + 2H+(aq)
Ketebalan bagian pelat yang dikenai cahaya bergantung pada intensitas cahaya yang masuk.
Bagian yang tidak kontak dengan cahaya, tidak mengalami perubahan apapun. Pada
pencucian dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) terjadi sebgai reaksi berikut.
2Ag+ + S2O32-

→ Ag2(S2O3)

Selanjutnya negative film ini disinari. Penyinaran lanjutan diarahkan pada kertas foto yang
sensitif terhadap sinar untuk mendapatkan hasil cetak foto (Sunarya.2001).
III. METODE PENGEMBANGAN
Metode penelitian tindakan yang dilakukan pada penelitian efektifitas metode eksperimen
dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas X pada pengajaran reaksi redoks meliputi
defenisi operasional, populasi dan sampel, desain penelitian, analisis data, prosedur
penelitian, indikator keberhasilan , personalia penelitian yang ikut melaksanakan penelitian,
dan justifikasi anggaran biaya penelitian serta jadwal kegiatan dijelaskan sebagai berikut ini.
III.1.

Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran, maka beberapa istilah dalam penelitian ini perlu
didefinisikan, antara lain:
1.

Efektivitas, yang dimaksud adalah usaha guru dalam mengefektifkan pembelajaran
di kelas dan di laboratorium guna mencapai hasil yang diharapkan, yaitu sesuai
dengan ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Pembelajaran dikatakan efektif
apabila terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada setiap siklusnya dan lebih
dari 80 % siswa memperoleh nilai kognitif ≥ 70,00 , meskipun ketuntasan belajar
yang ditetapkan oleh sekolah adalah 60,00.
2. Bahan-bahan yang digunakan untuk praktikum reaksi redoks harganya reltif murah,
mudah diperoleh. Tujuann menggunakan bahan tersebut adalah agar pembelajaran
kimia di kelas dapat lebih efektif dan efisien, sehingga pembelajaran kimia yang
bersifat teoritis dan praktis dapat dilaksanakan oleh guru dengan maksimal dan tidak

ada alasan bagi guru kimia untuk tidak melaksanakan praktikum dalam pembelajaran
tersebut.
3. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar
siswa diukur melalui tes akhir siklus untuk melihat kompetensi yang dicapai setelah
mengikuti beberapa kali pertemuan di kelas dan di laboratorium.
3.2.
Populasi dan Sampel
Sebagai populasi adalah siswa SMA kelas X yaitu kelas X-A sampai X- F dengan jumlah
243 siswa yang terdiri 67 laki-laki dan 176 perempuan. Sampel siswa kelas x dipilih secara
random sampling sederhana dari 6 kelas yang masing-masing dibagi menjadi 2 kelas yang
digunakan sebagai kelompok eksperien dan kelompok control (ceramah). Pada masing
masing kelompok dipilih sebagai sampel sebanyak 92 siswa. Masing-masing kelas
diperlakukan sama, tetapi hanya sampel yang terpilih yang digunakan sebagai sampel
penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen di
laboratorium kimia dan metode ceramah sebagai kontrol. Alat pengumpul data adalah
evaluasi belajar (soal-soal reaksi redoks berbentuk pilihan ganda) terdiri atas evaluasi awal
dan evaluasi akhir.
3.3.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang mengikuti prosedur
penelitian yang direncanakan mencakup kegiatan Perencanaan; Tindakan; Obsevasi; Refleksi.
Penelitian berupa kegiatan penelitian tindakan kelas efektifitas metode praktikum dalam
meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas X pada pokok bahasan Reaksi Redoks. Desain
penelitian tindakan kelas ini dilakukan sesuai dengan skema seperti Gambar 3.1. Penelitian
tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus .. Secara rinci pelaksanaan rancangan penelitian
tindakan kelas diatas dimulai dari siklus I, siklus II, siklus III, membahas konsep Reaksi
Redoks yang terdiri dari Sub pokok bahasan (1) pengertian dan perkembangan reaksi redoks
(2) Bilangan oksidasi (3) Pengoksidasi dan Pereduksi (4) Reaksi Autoredoks (5) Tata Nama
Senyawa redoks (6) Reaksi redoks disekitar kita.
Siklus I
Pada siklus I terdiri atas tahap : (1) Perencanaan, mancakup merancang metode
eksperimendan membuat instrument berupa tes, mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok
yang terdiri 5 – 6 orang, (2) Tahap tindakan mencakup melaksanakan pengajaran untuk sub
pokok bahasan pengertian dan Perkembangan Reaksi Redoks, Bilangan Oksidasi dan
Pengoksidasi dan Pereduksi dengan metode pembelajaran eksperimen, (3) Tahap Observasi
mencakup melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran kelompok maupun
mandiri. Selanjutnya dilakukan (4) Tahap Refleksi atau evaluasi mencakup pelaksanaan
refleksi terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, kegiatan
pelaksanaan pembelajaran kelompok maupun mandiri di dalam kelas, melakukan refleksi
terhadap hasil belajar mandiri maupun kelompok yang diperoleh dari hasil evaluasi (Post Test
1)
Siklus II

Pada siklus II yaitu membahas konsep pembelajaran menggunakan metode eksperimen
dengan kegiatan sebagai berikut : (1) Tahap perencanaan mencakup merancang tindakan baru
berdasarkan refleksi siklus I, merancang perangkat pembelajaran dengan metode eksperimen,
membuat instrument (tes), (2) Tahap Tindakan mencakup melaksanakan pengajaran untuk
sub pokok bahasanan Reaksi Autoredoks dan Tata Nama Senyawa Redoks menggunakan
metode ekspeirmen, (3) Tahap Observasi mencakup melakukan observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran kelompok maupun mandiri. Selanjutnya dilakukan tahap (4)
Refleksi atau evaluasi mencakup pelaksanaan refleksi terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen, kegitan pelaksanaan pembelajaran kelompok maupun
mandiri di dalam kelas, melakukan refleksi terhadap hasil belajar mandiri maupun kelompok
yang diperoleh dari hasil evaluasi (Post test 2)
Siklus III
Yang dilakukan pada siklus II yaitu membahas konsep pembelajaran menggunakan
metode eksperimen dengan kegiatan sebagai berikut : (1) Tahap perencanaan mencakup
merancang tindakan baru berdasarkan refleksi siklus II, merancang perangkat pembelajaran
dengan metode eksperimen, membuat instrument (tes), (2) Tahap Tindakan mencakup
melaksanakan pengajaran untuk sub pokok bahasanan Reaksi Redok Disekitar Kita
menggunakan metode eksperimen, (3) Tahap Observasi mencakup melakukan observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran kelompok maupun mandiri. Selanjutnya dilakukan (4)
Tahap Refleksi atau evaluasi mencakup pelaksanaan refleksi terhadap proses pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen, kegitan pelaksanaan pembelajaran kelompok
maupun mandiri di dalam kelas, melakukan refleksi terhadap hasil belajar mandiri maupun
kelompok yang diperoleh dari hasil evaluasi (Post test 3). Output yang diperoleh dari siklus
I,II dan III adalah : (1) perangkat metode eksperimen, (2) Tindakan pembelajaran
menggunakan metode eksperimen, dan (3) hasil belajar siswa berupa kemampuan menjawab
evaluasi hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan dilakukan.
3.4.

Analisis Data

Data berupa hasil belajar siswa (skor) yang diperoleh dari hasil evaluasi untuk kelompok
eksperimen pengajaran menggunakan Metode Eksperimen dan kelompok control yang
diberikan pengajaran menggunakan Metode Ceramah. Selanjutnya data akan diolah secara
statistikmenggunakan software Microsoft EXEL untuk penarikan kesimpulan.dan akan
ditabulasi berdasarkan sumber, dan hasil analisis akan dirangkum dalam bentuk tabel untuk
memudahkan di dalam penarikan kesimpulan hasil penelitian. Dan selanjutnya hasil
penelitian akan dituangkan dalam bentul Laporan Ilmiah, yaitu Laporan Hasil Penlitian
Tindakan Kelas dan berupa Jurnal Pendidikan Kimia yang akan dikirimkan kepada publisher
Jurnal Nasional.
3.5.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi penyusunan instrumen, pengajaran, dan evaluasi.
Penyusunan instrument dilakukan mengikuti Silabus GBPP Kurikulum 2013 mata pelajaran
Kimia kelas X pokok bahasan “Reaksi Redoks”, dan selanjutnya dilakukan konsultasi dengan

pakar pendidikan, pakar kimia dan pakar Laboratorium Kimia untuk diminta pendapat
tentang metode eksperimen yang dirancang oleh peneliti. Sebelum dilakukan pengajaran,
terlebih dahulu dilakukan evaluasi awal (pendahuluan) terhadap kelompok eksperimen dan
kelompok control yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dan penguasaan siswa
terhadap pokok bahasan Reaksi Redoks yang akan diajarkan , dilanjutkan dengan mengajar
menggunakan metode Eksperimen dan metode Ceramah. Evaluasi akhir pertama dilakukan
pada akhir pengajaran pada minggu yang sama. Setelah selang waktu satu bulan dari
perlakuan pengajaran, maka terhadap sampel sampel siswa dilakukan evaluasi akhir kedua.
Tahapan siklus penelitian di perlihatkan pada gambar berikut ini.
Siklus 1
Pelaksanaan

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan

Siklus III

Pengamatan

Refleksi

3.6.

Indikator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan tindakan kelas adalah apabila terjadi peningkatan aktivitas dan hasil
belajar pada setiap siklusnya dan lebih dari 80 % siswa memperoleh nilai kognitif ≥ 70.
3.7.

Personalia Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan oleh guru bidang studi Kimia dengan
personalia sebagai berikut :
1. Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkapdan Gelar
b. Tempat/Tanggal Lahir
c. Golongan, Pangkat, dan NIP
d. Mata Pelajaran Yang Diasuh
e. Fakultas/ Program Studi
f. Perguruan Tinggi
3.8.

: Febrianto Manik
: Lumban Manik/ 25 Februari 1995
:: Kimia SMA Kelas X
: FMIPA/ Pendidikan Kimia
: UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Justifikasi Anggaran Biaya Penelitian

Sebagai pendukung dalam pelaksanaan penelitian yang diusulkan dibutuhkan dana
sebanyak Rp.8.200.000,- (Delapan juta dua ratus ribu rupiah) dengan perincian sebagai
berikut:
N Nama Pengeluaran
o
1
Honorarium Peneliti
2
Biaya Operasional
3
Biaya fotocopy jurnal dan publikasi ilmiah
4
Biaya Seminar hasil Penelitian di FMIPA UNIMED
5
Penyusunan laporan dan perbanyakan laporan
Jumlah Total

Biaya (Rp)
Rp.2.000.000,Rp.5.000.000,Rp.500.000,Rp.500.000,Rp.200.000,Rp. 8.200.000,-

3.9.

Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan PTK dan rincian kegiatan penelitian pada tahap (siklus) dapat diperhatikan
sebgai berikut.
N
o

Komponen Kegiatan

1

Persiapan Penyiapan Pelaksanaan Penelitian
a.Persiapan administrasi dan ijin penelitian
b.Studi lapangan dan analisis situasi
c.Penyusunan instrument penelitian ,validasi
dan standarisasi instrument penelitian
d.Penyusunan RPP, bahan ajar serta penuntun
praktikum sesuai tahapan penelitian.
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
a.Pelaksanaan pretes I
b.Pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan metode eksperimen I
c.Pelaksanaan posttest dan refleksi I
d.Analisis data siklus I
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
a.Pelaksanaan pretes II
b.Pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan metode eksperimen II
c.Pelaksanaan posttest dan refleksi II
d.Analisis data siklus II
Pelaksanaan Penelitian Siklus III
a.Pelaksanaan pretes III
b.Pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan metode eksperimen III
c.Pelaksanaan posttest dan refleksi III
d.Analisis data siklus III
Pegumpulan dan Analisis Data
a.Mengumpulkan pengolahan data
b.Interpretasi data hasil penelitian
Penulisan Laporan dan publikasi
a.Penulisan laporan akhir
b.Melaksanakan seminar hasil penelitian
c.Penulisan draft publikasi jurnal
d.Pengiriman Laporan Hasil Penelitian dan
Jurnal ilmiah pada Jurnal Nasional.

2

3

4

5
6

Bulan November Bulan Desember
minggu
minggu
1 2 3 4
1
2
3

DAFTAR PUSTAKA
Kemendiknas, (2014), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005,
http://kesbangpol.kemendagri.go.id (Diakases pada bulan Oktober 2014)
Khamidinal,dkk.,(2009), Kimia: SMA/MA Kelas X, Pusat Pembukuan DEPDIKNAS, Jakarta.
Roestiyah, N.K., (1985). Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, Penerbit Bina Aksara,
Jakarta.
Sudarmo,Unggul.,(2004), Seri Made Simple Kimia (SMS) SMA, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Soetarjo., Soejitno, PO., (1998), Proses Belajar Mengajar dengan Metode Pendekatan
Keterampilan Proses, Penerbit SIC, Surabaya.
Sunarya,Yayan., (2001), Kimia Untuk SMU Kelas I, Grafindo Media Pratama, Bandung.
Situmorang,M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Mata Pelajaran Kimia,
FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Sunyono.,(2005), Optimalisasi Pembelajaran Kimia pada Siswa Kelas XI Semester 1 SMA
Swadhipa Natar melalui Penerapan Metode Eksperimen Menggunakan Bahan yang
Ada di Lingkungan, Laporan Hasil Penelitian, Dit.PPTK & KPT Ditjen Dikti.
Sunyono.,Maryatun,S., Penerapan Metode
Eksperimen Berbasis Lingkungan dalam
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 SMA Swadhipa Natar,
Proceeding of The First International Seminar of Science Education – UPI, 2007 –
11.
Sunyono.,Maryatun,S., Luke., I N.,(2006), Efektivitas Pembelajaran Kimia Kelas X Semester
I SMA Swadhipa Natar melalui Penerapan Metoda Eksperimen Berwawasan
Lingkungan, Lapran Hasil penelitian,FMIPA Universitas Lampung.
Tarigan,S.,(2007), Aplikasi Pendekatan Proses sebagai Pendekatan Kreatif dalam
Pembelajaran IPA (Kimia), Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,11(40): 23-31.
Tarigan,S.,(2014), Pengantar Metode dan Strategi Belajar Mengajar Ilmu Kimia, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan