Pihak pihak terkait dalam bisnis interna

Nama : Aprilia Kusuma Widiyaningtyas
Npm

: 1412010116

Kelas : E

Pihak-pihak terkait dalam bisnis internasional
1. Eksportir

:

A. Produsen – Eksportir
Para produsen yang sebagian hasil produksinya memang diperuntukkan untuk
pasar luar negeri, yang ekspornya diurus sendiri oleh produsen yang
bersangkutan. Produsen semacam ini lazim disebut sebagai produsen eksportir.
B. Confirming House
Banyak perusahaan asing mendirikan kantor cabangnya atau bekerja sama
dengan warga setempat mendirikan anak perusahaan (sister company) atau
subsidiary company didalam negeri. Kantor cabang atau anak perusahaan yang
semacam ini bekerja atas perintah dan untuk kepentingan kantor induknya atau

untuk kepentingan konsumen di negera asalnya dengan memperoleh komisi
ataupun keuntungan. Badan usaha semacam ini disebut dengan Confirming
House, atau Export Commission House ataupun Export Indent House. Kantor
cabang atau anak perusahaan asing yang bekerja semacam ini biasanya
melakukan usaha pengumpulan, sortasi, upgrading, dan pengepakan ekspor
(export-packing) dari komoditi lokal seperti karet rakyat, singkok-gaplek tapioka,
kopi dan sebagainya.
Bila komoditi atau telah siap ekspor (ready for export) maka kantor cabang atau
anak perusahaan itupun bertindak sebagai eksportir. Dengan ringkas dapat
dikatakan bahwa Confirming House ini adalah perusahaan lokal (setempat) yang
didirikan sesuai dengan perundang-undangan dan hukum setempat tapi bekerja
untuk dan atas perintah kantor induknya yang berada diluar negeri.
Sebagaimana kita ketahui banyak perusahaan di Indonesia yang mempunyai
kantor induk di Singapore, Hongkong maupun Taiwan.
C. Pedagang Ekspor (Export – Merchant)
Pedagang Ekspor atau lazim disebut dengan Export Merchant adalah badan
usaha yang diberi izin pemerintah dalam bentuk surat pengakuan Eksportir dan
diberi Kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) dan diperkenankan melaksanakan
Ekspor komoditi yang dicantumkan dalam Surat Pengakuan itu. Bila Confirming
House bekerja atas perintah dan untuk kepentingan konsumen yaitu Kantor

Induknya sendiri yang ada diluar negeri, maka Export – Merchant lebih banyak
bekerja untuk dan atas kepentingan produsen dalam negeri yang diwakilinya.
D. Agen Ekspor (Export – Agent)
Bilamana hubungan antara Export – Merchant dengan produsen, tidak hanya
sebagai rekanan biasa, tapi sudah meningkat dengan suatu ikatan perjanjian
keagenan, maka dalam hal ini Export – Merchant itu juga disebut sebagai Export
– Agent.

E. Wisma Dagang (Trade House)
Bila suatu perusahaan atau eksportir dapat mengembangkan ekspornya tidak
lagi terbatas pada suatu atau dua komoditi, tapi sudah aneka komoditi maka
eksportir demikian mendapat status sebagai General Exporters atau Eksportir
umum. Di Negara yang maju dan yang menerapkan prinsip spesialisasi antara
sektor produksi industri dagang seperti korea dan jepang, maka perusahaan
ekspor yang mampu mengekspor minimum 5 (lima) jenis komoditi dalam nilai
valuta tertentu diberikan fasilitas dan status sebagai general exporters.
Perusahaan yang mempunyai status general exporters dan sekaligus juga
mempunyai status general importers inilah yang lazim disebut dengan Trading
House atau Wisma Dagang, jadi Wisma Dagang adalah suatu perusahaan
ekspor – impor yang besar yang dapat mengimpor dan mengekspor aneka

komoditi dan mempunyai jaringan pemasaran dan kantor perwakilan di pusatpusat perdagangan dunia, dan memperoleh fasilitas tertentu dari pemerintah baik
dalam bentuk fasilitas Perbankan maupun dalam bidang Perpajakan.

2. Importir :
A. Pengusaha Impor
Pengusaha impor, atau lazim disebut dengan Impor-Merchant adalah badan
usaha yang diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk TAPPI (Tanda Pengenal
Pengakuan Importir) untuk mengimpor barang yang khusus disebut dalam izin
tersebut, dan tidak berlaku untuk barang lain diluar yang disebut dalam TAPPI
tersebut.
B. Approved Importer (Approved Traders)
Yang dimaksud dengan Approved Importer atau lebih dikenal dengan istilah
Approved Trader, sesungguhnya hanyalah pengusaha impor biasa yang secara
khusus diistimewakan oleh pemerintah dan Departemen perdagangan untuk
mengimpor komoditi tertentu untuk tujuan tertentu pula yang dipandang perlu
oleh pemerintah. Approved importers ini misalnya importir cengkeh, importir
bahan baku plastik, importir gandum dan lain-lain.
C. Importir terbatas
Untuk memudahkan perusahan-perusahaan yang didirikan dalam rangka UUPMA/PMDN maka pemerintah telah memberikan izin khusus pada perusahaan
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

untuk mengimpor mesin-mesin dan bahan baku yang diperlukannya sendiri
(bukan untuk diperdagangkan) izin ini diberikan dalam bentuk APIT (Angka
Pengenal Importir Terbatas) yang dikeluarkan BKPM (Badan Koordinasi
Penanaman Modal) atas nama Menteri Perdagangan.
D. Importir Umum
Perusahaan impor yang khusus mengimpor aneka mata dagang dapat
memperoleh kedudukan sebagai importir umum atau lazim disebut General
Importir. Perusahaan yang biasanya memperoleh status sebagai importir umum
ini kebanyakan hanyalah persero niaga atau perusahaan dagang Negara yang
lazirn juga disebut sebagai Trading House atau Wisma Dagang yang mengimpor

harang-barang mulai dari barang kelontong sampai instalasi lengkap suatu
pabrik.
E. Agent Importers
Perusahaan Asing yang berminat memasarkan hasil produksinya di Indonesia
seringkali mengangkat perusahaan setempat sebagai kantor perwakilan atau
menunjuk suatu Agen Tunggal yang akan mengimpor hasil produknya ke
Indonesia. Alat-alat besar dan kenderaan bermotor serta barang elektrik,
elektronik dan komputer umumnya mempunyai Sole Agent Importers yang
bertugas mengimpor mesin dan suku cadangnya dari negara asalnya.


3. Pelayaran

:

a. Liner, yaitu pola pengangkutan dengan trayek tertentu dan telah ditentukan
waktunya secara reguler. Keberangkatan dan kedatangan kapal telah terjadwal
dengan baik
b. Tramper, adalah pola pengangkutan laut yang tidak memiliki trayek dan jadwal
waktu yang jelas (independence services). Sifat jasa pengangkutan mengikuti
keinginan pihak yang mengoperasikan kapal namun disesuaikan dengan pihak
yang mengontrak space muatan kapal
c. Charter, adalah pola pengangkutan laut dengan caraa menyewa secara penuh
hak pengoperasioan kapal. Perjanjian sewa-menyewa antar pemilik kapal
dengan pihak yang mencarternya disebut charter party.
d. Carrier, yaitu pihak yang memberikan jasa pengangkutan barang atau dengan
pengertian lain adalah pihak yang mengendalikan / mengoperasikan sarana
pengangkut untuk tujuan pengangkutan barang
e. Shipper, Kedudukan shipper dalam kontrak pengangkutan adalah sebagai
pihak yang mengontrak carrier untuk mengangkut barang dari suatu tempat di

negaranya hingga sampai di tempat tujuan. Berkaitan dengan kontrak
perdagangan (sales contract) maka posisi shipper adalah sebagai penjual
(eksportir) sehingga kewajibannya adalah mengirimkan barang yang
diperjualbelikan kepada pembeli (importir)
f. Consignee, adalah pihak yang ditunjuk oleh shipper untuk menerima barang
yang diangkut di pelabuhan tujuan. Mekanisme penunjukan consignee dalam
kontrak pengangkutan dapat berupa penjunjukan langsung. Artinya bahwa
nama dan alamat perusahaan yang berhak menerima barang telah
dicantumkan di dalam B/L. Kemudian cara kedua adalah dengan menyebutkan
klausul "to order" artinya bahwa shipper akan memberikan instruksi penapalan
(shipping instruction) yang akan di-endorse kepada pihak mana barang
tersebut nantinya harus diserahkan oleh carrier
g. Notify party, adalah pihak yang ditunjuk shipper dalam B/L sebagai pihak yang
harus diberitahukan oleh carrier setelah barang tiba di pelabuhan tujuan,
lazimnya atas permintaan importir. Notify party bukan bertindak sebegai
penerima barang namun memiliki keterkaitan dengan pihak importir. Kondisi ini
biasa diberlakukan terhadap B/L yang bersifat negotiable artinya bahwa importir
mengalihkan kepemilikan barang kepada pihak lain dan untuk hal tersebut
importir hanya bertindak sebagai notify party dalam kontrak pengangkutan.


4. Pemerintah


Peranan Pemerintah Dalam Perdagangan Internasional

Pemerintah mampu memberikan modal guna memperlancar kegiatan bisnis
internasional karena pemerintah tentunya ingin meningkatkan pendapatan
negaranya. Bila pemerintah memberlakukan peraturan atau hukum dalam bisnis di
negaranya maka bisnis tersebut secara tersirat memiliki perlindungan hukum atas
kontrak yang telah dilakukan di awal pemerintah berbisnis.
Pemerintah selalu memiliki cara untuk melindungi kedaulatan negara agar tetap
utuh. Dalam hal perekonomian internasional khususnya perdagangan
internasional, pemerintah dalam beberapa situasi melakukan intervensi dengan
tujuan melindingi pasar domestiknya.
Alasan politik dibalik intervensi pemerintah terhadap perdagangan internasional
antara lain memproteksi lapangan kerja, melindungi keamanan nasional, sebagai
respon terhadap perilaku dagang negara lain yang dianggap tidak adil, dan
meningkatkan pengaruhnya terhadap negara lain Hal yang ditakutkan pemerintah
dan juga masyarakat adalah ketika produk-produk lokal tidak mampu bersaing
dengan produk impor yang membanjiri pasaran, yang berakibat pada

pengangguran karena perusahaan lokal yang merugi, yang lebih jauh akan
berakibat pada menurunnya kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah seringkali mendorong ekspor dengan membantu perusahaan
mendanai kegiatan ekspornya melalui pinjaman atau jaminan pinjaman. Sebagai
contoh, dua badan khusus yang berfungsi membantu perusahaan-perusahaan AS
memperoleh pembiayaan ekspor adalah Export-Import Bank of The United States
dan Overseas Private Insurance Corporation (OPIC).
Badan pemerintah khusus ini seringkali didirikan untuk mendorong ekspor suatu
Negara. Badan-badan ini sangat membantu dalam memperoleh kontrak bagi
usaha-usaha kecil dan menengah yang memiliki sumberdaya finansial yang
terbatas, juga dapat membantu perusahaan-perusahaan asing menemukan lokasi
yang cocok di negara tuan rumah
Sistem perdanganan internasional dilakukan karna tidak ada Negara yang hidup
sendiri maksudnya Negara yang satu membutuhkan Negara yang lainya. Dari
sudut pandang ilmu ekonomi, motivasi dan hubungan antar Negara dianggap
sebagai proses alokasi sumberdaya ekonomi antar negara dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup bersama.

5. Surveyor
a) Verifikasi darter induk atau master list (ML) atau Rencan Import Barang (RIB)

adalah dokumen rencana induk kebutuhan Barang Operasi yang akan diimpor
dan akan digunakan yang disusun oleh Kontraktor yang digunakan untuk
operasi Perminyakan, Gas dan Panas Bumi dalam lingkup Kegiatan Usaha
Hulu sebagai dasar pengajuan impor Barang Operasi yang selanjutnya disebut
Rencana Kebutuhan Barang Impor (RKBI). Yang dimaksud dengan Barang
Operasi disini adalah semua barang dan peralatan yang secara langsung
dipergunakan untuk operasi Kegiatan Usaha Hulu termasuk kegiatan
pengolahan lapangan, pengangkutan, penyimpanan dan penjualan hasil
produksi sendiri yang tidak ditujukan untuk memperoleh keuntungan dan/atau
laba antara lain kegiatan LNG dan/atau LPG sebagai kelanjutan dari Kegiatan
Usaha Hulu yang dilakukan Kontraktor Pertamina yang bekerjasama dengan
Badan Pelaksana.
b) Pemantauan surplus persediaan barang operasi (surplus monitoring)
Verifikasi / penelusuran impor merupakan pemeriksaan yang dilakukan
surveyor di Negara muat barang terhadap barang impor
c) RSO (Recognized Security Organization)
Sebagai RSO surveyor Indonesia akan membantu mengelola pelabuhan dan
perusahaan pelayaran dalam penyusunan Port Facility Assessment (PFA), Ship
Facility Assessment (SFA), dan Ship Security Plan (SSP). Berdasarkan itu
semua surveyor Indonesia akan memberikan laporan dan rekomendasi kepada

ditjen perhubungan laut untuk kemudian dilakukan klarifikasi ke kapal atau
pelabuhan terkait. Jika seluruh persyaratan telah terpenuhi baik tenis maupun
administrative, maka ditjen perhubungan laut akan mengeluarkan sertifikata
atas pemenuhan LSPS code hp pelabuhan maupun kapal yang telah di survey
dan dibantu perencanaan keamanannya serta mendaftarkannya ke
International Maritime Organization (IMO).
d)

Jasa verifikasi atas rencana impor bahan baku komponen (tugas PTSI) yaitu
sebagai Memverifikasi atas kebenaran rencana impor bahan baku komponen
kendaraan bermotor, Menuangkan hasil verifikasi dalam laporan verifikasi
kebutuhan bahan baku industry kendaraan bermotor, Menyampaikan laporan
verifikasi kepada menperin up dirjen ILMTA (direktur jendral industry logam,
mesin, tekstil, dan aneka) dan dirjen IATT (direktur jendral industry alat
transportasi dan telematika). Dan Menyampaikan database hasil verifikasi yang
terintegrasi antara pihak-pihak yang terkait dengan pembebasan bea masuk
atas impor bahan baku komponen kendaraan bermotor.

6. Asuransi


Kegiatan Bisnis Internasional yang penuh resiko. Untuk mengurangi resiko
maka diberikan asuransi. Masalah asuransi atau pertanggungan berlandaskan 3
Prinsip:
1. Dilandaskan Penanggung hanya dapat memperkirakan resiko dan
menetapkanitikad Baik. jumlah premi bila kepadanya diberitahukan secara
jujur.
2. Adanya artinya Bahwakepentingan tertanggung atas barang yang
dipertanggungkan itu. seorang yang mempertanggungkan akan merasa rugi
jika barang rusak dan sebaliknya merasa untung jika barang itu utuh. Bila yang
dipertanggungkan itu adalah tanggung jawab pada pihak ketiga, maka orang itu
akan merasa untung bila beban tanggung jawab itu tidak ada, dan sebaliknya ia
merasa rugi jika ada yang menuntut tanggung jawabnya.
3. Prinsip Semua perjanjian pertanggungan kecuali pertanggunganGanti Rugi
( indemnity) Jiwa ( life insurance) dan asuransi Kesehatan ( Health
insurance ) merupakan persetujuan ganti rugi ini. Tertanggung harus diberi
ganti rugi atas kerusakan dan kerugian yang dideritanya sesuai ketentuan polis
asuransi. Pengertian ganti rugi ini betul-betul ganti rugi dan tidak lebih dari itu.
Tanggung jawab Asuransi
Risiko yang dapat ditanggung oleh maskapai Asuransi adalah Bencana yang
disebabkan :
1. bencana laut,

5. pencuri,

2.kapal perang,

6. penahanan di laut,

3.kebakaran,

7. pembalasan dan pensitaan oleh raja-raja,

4. penyamun,

8. pembrontakan oleh nakoda daan awak kapal'

Kerugian dan kemalangan-kemalangan yang akan menimbulkan kerusakan,
hal- hal yang merugikan serta akan merusakkan barang-barang dan muatan serta
kapal seluruhnya maupun sebagian.

Pihak-pihak yang berkaitan dengan perjanjian asuransi
a. Penanggung (Asuradur, Assurer, Ceding company) adalah perusahaan
asuransi jiwa yang memberikan pertanggungan dan mengadakan perjanjian
tanggung menanggung dengan Pemegang Polis. Perusahaan asuransi adalah
perusahaan yang mendapatkan izin usaha perasuransian dari pemerintah atau
regulator.

b. Pemegang polis (policy owner, policy hoder) adalah orang atau badan yang
mengadakan perjanjian asuransi dengan perusahaan asuransi jiwa atau
penanggung.
c. Tertanggung (Insured) adalah orang yang atas jiwanya diasuransikan atau
pihak yang ditanggung oleh polis asuransi jiwa.
d. Penerima manfaat (Beneficiary, Termanfaat) adalah seorang atau badan yang
ditunjuk dalam polis oleh pemegang polis asuransi jiwa untuk menerima
manfaat atau manfaat polis.

7. Bank
Dari segi perbankan, transaksi Internasional dapat terjadi apabila terdapat hubungan
koresponden antara bank di dalam negeri dengan bank di luar negri dan adanya
rekening pada bank di luar negri. Bila bank dalam negri mempunyai rekening di luar
negri, maka rekening tersebut disebut Rekening Nostro. Dan apabila bank luar negri
mempunyai rekening di dalam negri, maka rekening tersebut disebut Rekening Vostro.
Biasanya bank dalam negri akan membuka rekening Nostro pada suatu negara yang
nilai mata uangnya kuat dan mata uang tersebut termasuk mata uang yang diperjual
belikan di dalam negri. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya resiko foreign
exchange. dan bank luar negri akan membuka rekening vostro dalam nilai rupiah.

Peranan bank dalam perdagangan Internasional adalah:
a. sebagai penjamin pembayaran (bank akan menjamin kepada eksportir untuk
melakukan pembayaran apabila eksportir dapat melengkapi dokumen sesuai
dengan persyaratan L/C)
b. penghubung antara eksportir dan importir (bank akan menjembatani
kepentingan eksportir dan importir, sebab syarat2 yang tercantum dalam L/C
adalah pencerminan dari sales kontrak antara penjual dan pembeli.
c. sumber informasi bagi importir dan eksportir (bagi improtir dan eksportir dapat
mencari informasi tentang ekspor impor pada bank yang ada di negaranya).
d. sebagai financier (sebagai pihak yang akan membiayai perdagangan antara
importir dan eksportir).
Kesepakatan antara eksportir dan importir, dituangkan dalam Sales Kontrak. Sales
kontrak ini terdiri dari:
a. Terms of Goods (jenis barang, tipe barang, spesifikasi barang, keaslian barang,
asal barang, jumlah dan kualitas barang, dan harga barang)

b. Terms of Delivery (port of loading dan port destination, partial shipment
diperbolehkan atau tidak, transhipment diperbolehkan atau tidak)
c. Terms of Payment (advance payment, open account, collection, consignment,
barter, red clause, sight L/C, dan usance L/C)
d. Terms of Document (dokumen finansial=> draft, wessel dan dokumen
komersial=>invoice, transport dokumen, certificate of insurance, certificate of
origin,packing list, weight list )