Bimbingan dan Konseling di TK dan SD

BUKU BELAJAR
BIMBINGAN DAN KONSELING
DI
TAMAN KANAK-KANAK &
SEKOLAH DASAR

Di Susun Oleh :

Jumadi Mori Salam Tuasikal

SEMOGA CATATAN INI BERMANFAAT
DOKUMEN PRIBADI
GORONTALO
2015

KARAKTERISTIK PELAYANAN BK
DI TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

A. Karakteristik Pelayanan BK di Taman Kanak-kanak
Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut

dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan
dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. (Rochman
Natawidjaja (dalam Yusuf & Nurihsan 2014). Sedangkan Konseling menurut
Shertzer & Stone 1980 (dalam Nurihsan 2009) mengatakan bahwa konseling
adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat
pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan
lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan
efektif perilakunya.
Asumsi dasar yang melandasi bahwa PAUD memerlukan bimbingan
dan konseling adalah kesetaraan PAUD sekarang ini dengan pendidikan dasar
dan menengah. Jika di lingkungan pendidikan dasar dan menengah bimbingan
konseling sangat dibutuhkan, otomatis PAUD juga membutuhkannya.
Selain keahlian dan pengalaman pendidik, faktor lain yang perlu dipehatikan
adalah kecintaan yang tulus pada anak, berminat pada perkembangan mereka,
bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki pada anak, hangat dalam
bersikap dan bersedia bermain dengan anak.
Tidak berlebihan jika PAUD dan jenjang pendidikan di atasnya adalah
setara. Kesetaraan tersebut dapat dilihat dari segi yuridis landasan UU maupun

tenaga kependidikan yang menanganinya. Dalam UU RI No. 20/2003
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui

jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan anak usia dini
jalur formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudhatul athfal (RA) atau
bentuk lain yang sejenis; jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB)
dan bentuk lain yang sejenis; sementara di jalur informal berbentuk Taman
Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat.
Jadi, pendidikan anak usia dini (PAUD), mencakup tiga lembaga
pendidikan anak, yaitu TK/RA, KB dan TPA serta bentuk pelayanan sejenis.
Biasanya, pendidikan TK/RA (pendidikan formal) hanya menerima peserta
didik berusia 4-6 tahun. Sedangkan KB dan bentuk sejenis (pendidikan
nonformal), hanya menerima peserta didik antara usia 2-4 tahun, adapun TPA
(pendidikan informal) bisa menerima penitipan anak mulai dari usia 2 bulan
sampai 2 tahun.
Pendidikan anak usia dini, dalam hal ini, hanya sebatas membantu dan
mengarahkan proses tumbuh kembang anak agar lebih terarah dan terpadu.
Orientasi pokok pendidikan anak usia dini adalah: a) melatih kemampuan
adaptasi belajar anak sejak awal; b) meningkatkan kemampuan komunikasi
verbal; c) mengenalkan anak pada lingkungan dunia sekitar, seperti orang,

benda, tumbuhan, dan hewan; serta d) memberikan dasar-dasar pembelajaran
berikutnya, seperti mengingat, membaca, menulis dan berhitung sederhana.
Pendidikan anak usia dini, secara khusus bukan bertujuan untuk memberi anak
pengetahuan kogniti (kecerdasan intelektual) sebanyak-banyaknya, tetapi
mempersiapkan mental dan fisik anak untuk mengenal dunia sekitarnya secara
lebih adaptive (bersahabat). Sifat pendidikannya lebih familiar (kekeluargaan),
komunikatif (menyenangkan), dan yang paling utama adalah lebih persuasif
(seruan/ajakan). Selama dalam proses pembelajaran tidak dikenal istilahistilah pemaksaan, tekanan atau ancaman yang dapat mengganggu kejiwaan
anak. Situasi dan kondisi seperti ini memang sengaja direkayasa dan
diciptakan dengan tujuan agar anak mendapat ketenangan dalam belajar, serta
mampu mengekspresikan dirinya secara lebih bertanggung jawab.

Pendidik PAUD yang ideal adalah seseorang yang memiliki
kompetensi profesional yang terdidik dan terlatih baik, sera memiliki
pengalaman yang kaya dibidangnya. Terdidik dan terlatih bukan hanya
memperoleh pendidikan formal, melainkan seseorang yang memiliki
kompetensi pedagogi yaitu menguasai strategi dan tehnik mendidik, memiliki
pengetahuan tentang cara-cara mendidik, maupun membuat rancangan
kegiatan ( untuk satu tahun, seminggu dan harian) dan pengetahuan tentang
kesehatan, mampu mengorganisasikan kelas. Ia memiliki kompetensi

profesional, juga mengetahui bagaimana cara menghadapi berbagai macam
permasalahan anak, mulai dari perkelahian antar anak sampai dengan
menggiatkan kelompok belajar. Pendidik PAUD merupakan pendidik yang
konsisten sekaligus luwes, humoris dan lincah dalam menghadapi kebutuhan,
minat dan kemampuan anak. Juga memiliki kompetensi sosial, berinteraksi
dengan orang tua, antar sesama pendidik, anak serta masyarakat.
Pemerintah mensyaratkan para pendidik PAUD baik formal, nonformal
dan informal harus memiliki latar belakang S-1 atau D-4. Bahkan, tidak
sembarangan S-1 atau D-4 bisa mengajar di PAUD, tetapi mereka harus
berlatar belakang keilmuan yang sama, yakni S-1 PG-PAUD. Guru-guru TK
dan Pendidik PAUD yang hingga saat ini belum S-1 diwajibkan untuk kuliah
S-1 pendidikan PAUD. Jika tidak, mereka akan tersisihkan oleh Undangundang.
Adanya bimbingan dan konseling di PAUD bukan berarti sekedar ikutiktan saja. Keberadaan bimbingan konseling dilingkungan PAUD juga
dibutuhkan. Sebab, banyak perilaku bermasalah muncul pada peserta didik
ketika dewasa yang disebabkan oleh masa lalunya diwaktu kecil. Hal ini
menunjukan bahwa masa-masa awal anak telah kecolongan dalam hal
tindakan pencegahan terhadap munculnya perilaku bermasalah di masa depan.
Tujuan utama diselenggarakannya bimbingan dan konseling di
lembaga PAUD adalah mengantisipasi atau mengambil tindakan preventif
terhadap munculnya perilaku bermasalah tersebut. Dengan demikian,


sesungguhnya bimbingan dan konseling tidak hanya diberikan kepada anak
didik yang telah bermasalah perilakunya saja, melainkan juga kepada mereka
yang tidak berperilaku masalah. Tentunya, mencegah akan jauh lebih mudah
daripada mengobati. Asas ini pula yang akan diberlakukan di dalam
bimbingan konseling di lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Dengan kata lain, mencegah munculnya perilaku bermasalah pada anak-anak
jauh lebih mudah daripada mengatasi perilaku bermasalah pada orang dewasa.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga
PAUD tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku
bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling
bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan
juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara
maksimal. Pandangan ini menitik beratkan pada bimbingan yang bersifat
preventif, kesehatan mental, dan pengembangan diri daripada bimbingan yang
menitik beratan pada psikoterapi maupun diagnosis terhadap perilaku
bermasalah.
Terlebih lagi, ketika para psikolog telah menyadari betapa pentingnya
melakukan identifikasi sejak dini terhadap perilaku bermasalah pada anakanak. Dengan melakukan identifikasi ini, diharapkan anak-anak dimasa depan

tidak lagi mengalami hambatan dalam belajarnya, terlebih lagi gangguan pada
mentalnya. Momen yang paling tepat untuk melakukan tindakan identifikasi
ini adalah pada masa-masa awal usia dini atau di lembaga PAUD. Beberapa
alasan berikut ini kiranya dapat memberi pemahaman kepada kita mengapa
tindakan identifikasi untuk mencegah perilaku bermasalah paling tepat
dilakukan pada masa usia dini atau PAUD.
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk
pendidikan

anak

usia

dini

yang

memiliki

peran


penting

untuk

mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki
jenjang pendidikan selanjutnya. Peran guru BK (konselor) sangat diperlukan

dalam memberikan layanan guna membantu anak dalam mengembangkan
kepribadiannya. Pada masa perkembangan anak taman kanak-kanak, masalah
dapat menghambat pencapaian perkembangan masa berikutnya, dan juga
mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya. Layanan bimbingan
sebagai suatu upaya bantuan yang diberikan guru pada anak dilaksanakan
secara bersama-sama dengan proses pembelajaran yang terjadi. Adapun tujuan
bimbingan dan konseling di taman kanak-kanan yaitu:
1. Membantu anak lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifat-sifatnya,
kebiasaannya dan kesenangannya.
2. Membantu anak mengembangkan potensi yang dimilikinya.
3. Membantu anak mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
4. Membantu anak menyiapkan perkembangan mental dan sosial untuk

masuk ke lembaga pendidikan selanjutnya.
5. Membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak
sebagai individu.
6. Membantu orang tua mengatasi gangguan emosi anak yang ada
hubungannya dengan situasi keluarga di rumah.
7. Membantu orang tua mengambil keputusan memilih sekolah bagi
anaknya yang sesuai dengan taraf kemampuan intelektual, fisik dan
sosial emosionalnya.
8. Memberikan informasi pada orang tua untuk memecahkan masalah
kesehatan anak.
Jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling ditaman kanak-kanak yaitu:
1. Layanan pengumpulan data, untuk menjaring informasi – informasi
yang diperlukan guru atau pendamping anak usia dini dalam memahami
karakteristik kemampuan dan permasalahan yang mungkin dialami
anak.

2. Layanan informasi, untuk memberikan wawasan dan pemahaman yang
baik untuk anak maupun bagi orang tua. Untuk anak usia dini yang
relative masih usia mudah masih sangat sedikit informasi atau
pengetahuan yang diketahui dan dipahami anak.

3. Layanan konseling, proses konseling pada anak usia dini berbeda
dengan konseling yang dilakukan pada anak remaja atau orang dewasa.
Layanan konseling dilakukan dengan mengikuti berapa langkah yaitu
melakukan:
a. Identifikasi masalah
b. Diagnosis
c. Prognosis
d. Treatment
e. Evaluasi tindak lanjut
4. Layanan penempatan, yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan
anak memperoleh penempatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan
potensinya.
5. Layanan evaluasi dan tindak lanjut, merupakan layanan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan penangan yang telah dilakukan guru
atau pendamping.
Agar dapat melaksanakan layanan bimbingan dan konseling ditaman
kanak-kanak, konselor perlu menyadari adanya perbedaan-perbedaan
karakteristik anak yang dihadapinya. Adapun karakteristik pelayanan
bimbingan dan konseling ditaman kanak – kanak dapat dilakukan dengan
cara:

1.
Proses bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan pola pikir
dan pemahaman anak, pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi anak
usia dini relative cukup sulit untuk dilaksanakan. Kondisi ini terjadi
bukan disebabkan karena berbedanya langkah-langkah bimbingan tetapi
disebkan oleh perbedaan karakteristik anak yang dibimbing.
2. Pelaksanaan bimbingan terintegrasi dengan pembelajaran, pelaksanaan
bimbingan dan konseling dilaksanakan secara bersama – sama dengan
pelaksanaan pembelajaran, artinya guru atau pendamping pada saat akan
merencanakan kegiatan pembelajaran harus juga memikirkan bagaimana
perencanaan bimbingannya.

3.

Waktu pelaksanaan bimbingan sangatlah terbatas, interaksi guru atau
pendamping dengan anak relative tidak lama. Rata-rata pertemuan dalam

4.

sehari hanya 2,5 – 3 jam.

Pelaksanaan bimbigan dilaksanakan dalam nuansa bermain, bermain
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dunia kanak-kanak bahkan
dapat dikatakan tiada hari tanpa bermain. Bermain bagi anak merupakan
suatu aktivitas tersendiri yang sangat menyenangkan yang mungkin tidak

bisa dirasakan atau dibayangkan oleh orang dewasa.
5.
Adanya keterlibatan teman sebaya perlu dipertimbangkan guru dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling karena melalui teman sebaya
upaya mengatasi masalah khususnya masalah social emosi dapat
dipandang sebagai cara yang tepat untuk mengatasi masalah yang dialami
anak.
6.
Adanya keterelibatan orang tua, ketika anak sedang belajar di PAUD
guru atau pendamping berperan sebagai pengganti orang tua. Mengingat
permasalahan yang dihadapi oleh anak maka peran orang tua dalam
membantu tumbuh kembang anak merupakan suatu hal yang sangat
penting.
B. Karakteristik Pelayanan BK di Sekolah Dasar
Di dalam Kurikulum 1975 tersebut bimbingan ditempatkan sebagai
salah satu komponen dalam sistem pendidikan yang secara khusus menangani
bidang pembinaan pribadi peserta didik. Secara keseluruhan, sistem
pendidikan tersebut meliputi bidang adminsitrasi dan supervisi, bidang
pembelajaran, dan bidang pembinaan pribadi peserta didik. Dapat dikatakan,
bimbingan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara
keseluruhan. Ketiga komponen pendidikan tersebut secara bersama-sama
bekerja untuk mendorong terjadinya perkembangan yang optimal bagi setiap
peserta didik. Kurikulum 1975 menjadi tonggak sejarah bagi dilaksanakannya
bimbingan di sekolah, mulai dari dari jenjang TK/SD sampai SMA/SMK
(Munandir, 1996).
Dalam perkembangan selanjutnya, pelaksanaan bimbingan di sekolah
dasar di atur melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tahun 1990 yang
menegaskan bahwa bimbingan dan konseling di

Pendidikan Dasar

dilaksanakan oleh pembimbing. Lebih lanjut pada PP No. 28 tahun 1990
Bab X pasal 25 ayat (1) menyatakan bahwa bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan. Diberlakukannya Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006 semakin memperkokoh
kedudukan bimbingan dan konseling di sekolah, mulai dari jenjang SD/MI
hingga SMA/SMK. Sebab, di dalam KTSP tersebut masih menegaskan
keberadaan bimbingan dan konseling dan perlu adanya layanan bimbingan
dan konseling di sekolah dasar untuk mendorong perkembangan pribadi
peserta didik.
Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari
kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunaryo
Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa
masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek
perkembangan

fisik,

kognitif,

pribadi

dan

sosial.

Masalah-masalah

perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di
sekolah dasar.
Sisi lain yang memunculkan layanan kebutuhan akan layanan
bimbingan sekolah dasar ialah rentang keragaman individual siswa yang amat
lebar. Tentang keragaman siswa sekolah dasar bergerak dari siswa yang
sangat pandai sampai dengan yang sangat kurang, dari siswa yang sangat
mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai dengan siswa yang sulit
menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah sampai dengan siswa
yang sarat akan masalah.
Menurut Depdiknas (2008) konselor dapat berperan serta secara
produktif dijenjang sekolah dasar dengan memposisikan diri sebagai konselor
kunjung yang membantu guru sekolah dasar mengatasi perilaku siswa yang
menggangu (disruptive behavior), antara lain dengan pendekatan direct
behavior consultation. Setiap gugus sekolah dasar diangkat 2 atau 3 konselor
untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling di sekolah dasar adalah suatu bentuk
penerapan bimbingan dan konseling di sekolah dasar atau bimbingan dan

konseling untuk anak-anak usia sekolah dasar. Karena karakteristik
perkembangan peserta didik di jenjang pendidikan TK hingga PT berbeda,
maka sesuai dengan prinsip-prinsip dasar bimbingan, penerapan bimbingan
dan konseling di sekolah dasar perlu memperhatikan karakteristik
perkembangan pada anak usia sekolah dasar, yakni anak usia antara enam
hingga duabelas tahun. Pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar mulai diatur
secara formal melalui PP No. 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. PP
tersebut merupakan penjabaran dari Undang-Undang Nomor 26 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam PP tersebut disebutkan secara
ekpslisit tentang adanya pelayanan bimbingan dan konseling. Disebutkan
bahwa pelayanan bimbingan merupakan bagian dari penyelenggaraan
pendidikan di sekolah dasar dan pelayanan itu diberikan oleh tenaga pendidik
yang kompeten. Dalam pasal 25 disebutkan bahwa bimbingan di sekolah
dasar merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa (peserta didik) dalam
rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa
depan.
Pada perkembangan selanjutnya, bimbingan dan konseling di sekolah
dasar tampaknya lebih menekankan pada bimbingan belajar dan karir. Dalam
Kurikulum Pendidikan Dasar 1994/1995, dikemukakan bahwa perencanaan
program bimbingan belajar dan bimbingan karir ditekankan pada upaya
bimbingan belajar tentang cara belajar, memahami dunia kerja dan
mengembangkan kemampuan untuk membuat perencanaan serta kemampuan
untuk mengambil keputusan. Perencanaan bimbingan ditujukan untuk
mempersiapkan peserta didik memasuki pendidikan lanjutan (pendidikan
menangah) atau memasuki lapangan kerja. Perlu juga direncanakan
bimbingan untuk siswa yang mengikuti program perbaikan untuk mencapai
kemampuan minimum yang dituntut oleh kurikulum dan program pengajaran
tambahan. Pelayanan bimbingan juga mecakup bimbingan untuk peserta didik
yang memiliki kecerdasan luar biasa. Seluruh kegiatan bimbingan tersebut
perlu memanfaatkan sumber-sumber yang ada di masyarakat (Winkel &
Hastuti, 2004).

Meskipun bimbingan dan konseling di sekolah dasar secara eksplisit
telah ditekankan untuk dilaksanakan di sekolah dasar sejak berlakunya PP
nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan dasar, dalam prakteknya pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah dasar masih mengalami banyak
hambatan. Salah satu hambatan itu adalah belum diangkatnya tenaga khusus
bimbingan (konselor) di sekolah dasar oleh pemerintah. Selama ini
bimbingan dilakukan oleh guru yang berkompeten dalam arti dapat
menyelenggarakan program-program bimbingan dan konseling. Tentu saja ini
dapat menyalahi kode etik profesi karena bimbingan seharusnya dilakukan
oleh tenaga khusus yang terlatih dalam bidang bimbingan dan konseling agar
dapat menjamin keefektifannya di samping menghindari mal praktek. Di
samping itu, para guru itu sendiri telah banyak dibebani oleh tugas-tugas
mengajar sehingga di samping mereka kurang memiliki kemampuan yang
memadai untuk melaksanakan tugas-tugas bimbingan juga tidak punya waktu
yang mencukupi untuk melaksanakannya. Pelayanan bimbingan dan
konseling untuk peserta didik di jenjang sekolah dasar masih dalam taraf
perkembangan, lebih-lebih untuk pelayanan bimbingan karir.
Para konselor sekolah dasar, seperti halnya konselor di SLTP
membimbing siswa secara individual atau melalui kelompok-kelompok kecil
yang terdiri atas enam hingga delapan murid; memberikan konsultasi kepada
guru, orang tua, dan kepala sekolah. Mereka juga mengembangkan berbagai
macam program layanan seperti pengadministrasian tes, bekerjasama dengan
para guru untuk memberikan bimbingan karir, mengalihtangankan siswasiswa yang membutuhkan bantuan khusus, an melaksanakan kelompokkelompok studi yang terdiri dari para orang tua siswa. Banyak pendidik
konselor yang terlibat dalam mempersiapkan konselor-konselor sekolah dasar
hanya lebih menekankan beberapa fungsi khusus, tetapi program bimbingan
di berbagai sekolah menempatkan penekanan yang sama pada pelayanan yang
mendukung konseling, misalnya layanan pengumpulan data dan layanan
informasi.
Terdapat tiga pandangan dasar tentang bimbingan dan konseling di
sekolah dasar, yaitu: (1) bimbingan terbatas pada pengajaran yang baik

(instructional guidance); (2) bimbingan hanya diberikan kepada peserta didik
yang menunjukkan gejala-gejala yang menyimpang dari laju perkembangan
normal; dan (3) bimbingan disediakan/diberikan untuk semua peserta didik
agar proses perkembangan berjalan lancar (Winkel & Hastuti, 2004).
Pandangan yang terakhir telah diakui sebagai pandangan yang paling tepat
meskipun suatu unsur pelayanan bimbingan yang mengacu pada pandangan
pertama dan kedua tidak perlu diabaikan, misalnya dengan mengerahkan
seorang tenaga profesional di bidang psikologi anak.
Terdapat tiga pandangan mengenai pelayanan BK di sekola dasar yaitu
bimbingan terbatas pada pengajaran yang baik,

(intrucsional guidance )

kemudian bimbingan hanya diberikan kepada siswa yang menunjukan gejalagejala penyimpangan dari laju perkembangan yang normal, serta pelayanan
bimbingan tersedia untuk semua murid, supaya proses perkembangannya
berjalan lebih lancar. Pandangan yang terakhir dewasa ini diakui sebagai
pandangan dasar yang paling tepat, meskipun unsur pelayanan bimbingan
yang mengacu pada pandangan pertama dan kedua tidak perlu diabaikan
misalnya dengan mengarahkan seorang tenaga professional di bidang
psikologi anak dan psikiatri anak.
Beberapa faktor penting yang membedakan bimbingan konseling
disekolah dasar dengan skolah menengah, dikemukakan oleh Dinkmeyer dan
Caldwell (Suherman AS, 200:21-23) yaitu:
1.

Bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan akan peranan guru

2.

dalam fungsi bimbingan
Fokus bimbingan di
pengembangan

3.

sekolah

pemahaman

dasar
diri,

lebih

menekan

pemecahan

pada

masalah,

dankemampuan hubungan secara efektif dengan orang lain
Bimbingan di sekolah dasar lebih banyak melibatkan orang tua
murid, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan

4.

anak selama di sekolah dasar
Bimbingan di sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anak
secara unik

5.

Program Bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli pada
kabutuhan dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam
pemahaman dan penerimaan diri, serta menerima kelebihan dan
kekurangannya.

a. Jenis program pelayanan BK di sekolah dasar, antara lain:
1. Program tahunan, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing
kelas dimadrasah / sekolah.
2. Program semesteran, yaitu program pelayanan bk meliputi seluruh
kegiatan selama satu semester yang merupkan jabaran program
tahunan.
3. Program bulanan, yaitu program pelayanan bk meliputi seuruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program
semesteran.
4. Program mingguan, yaitu program pelayanan bimbingan dan
konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang
merupakan jabaran dari program bulanan.
5. Program harian, yaitu program pelayanan bk yang dilaksakan pada
hari-hari tertentu dalam satu minggu.
b. Jenis Layanan BK di sekolah dasar.
1. Layanan dasar, yaitu bimbingan yang bertujuan untuk membantu
seuruh

siswa

dalam

mengembangkan

perilaku

efektif

dan

keterampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan
siswa.
2. Layanan responsive yaitu, layanan yang ditujukan untuk membantu
memenuhi

kebutuhan

yang

dirasakan

sangat

penting

dan

memerlukan pertolongan sesegera mungkin.
3. Layanan perencanaan individual, yaitu layanan bimbingan yang
membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencanarencana pendidikan membantu siswa memantau pertumbuhan dan
memahami perkembangan sendiri.

4. Dukungan system, yaitu adalah kegiatan manajemen yag bertujuan
memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan
secara menyeluruh.
C. Makan Dan Pentingya Bimbingan Dan Konseling
a) Pendidikan anak usia dini merupakan

salah

satu

bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental
b) Pendidikan anak usia dini dilakukan dengan mengkoordinasikan
motorik halus dan kasar, daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual, sosio emosional, sikap dan perilaku serta agama,
bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui
c) Pembelajaran anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pembelajaran
yang berorientasi bermain, serta pembelajaran yang berorientasi
perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak
kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat.
Pertanyaan
A. Pilihan Ganda
1. Pelayanan BK di TK adalah suatu proses layanan yang ditujukan kepada
orang tua siswa dimaksudkan agar…
A. Orang tua mengerti tugas perkembangan anak
B.
Orang tua memahami kebutuhan anak
C. Orang tua dapat menerima anak secara objektif dengan potensi yang
dimilikinya
D. Agar orang tua mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh anak
E. Semua jawaban diatas benar
2. Tujuan pelayanan BK di SD adalah sebagai berikut, kecuali…
A. Agar siswa berkembang secara optimal
B. Agar siswa dapat menyelesaikan masalah belajarnya
C. Agar siswa mampu mengambil keputusan karir
D. Agar siswa dapat memahami potensi/bakat yang dimilikinya
E. Agar siswa dapat mengidentifikasi kebutuhan teman sebayanya
3. Memandirikan siswa dan membantu siswa agar berkembang secara optimal
adalah salah satu dari…
A. Fungsi BK
B. Tujuan BK
C. Prinsip BK
D. Bidang BK
E. Semua jawaban salah

4. Urutan langkah dalam melakukan bimbingan dan konseling yang tepat
ialah…
A. Identifkasi – prognosis – evaluasi – treatment – diagnosis
B. Evaluasi – diagnosis – prognosis – identifikasi masalah – treatment
C. Identifikasi – diagnosis – prognosis – treatment – evaluasi
D. Evaluasi – identifikasi – prognosis – diagnosis – treatment
E. Evaluasi – prognosis – diagnosis - treatment – identifikasi
5. Proses pemberian layanan BK di TK dilakukan dengan cara…
A. Bermain
B. Berdiskusi
C. Berolahraga
D. Berkelompok
E. Semua jawaban salah
B.
1.
2.
3.
4.
5.

Esay
Jelaskan pengertian Bimbingan dan Konseling!
Jelaskan karakteristik pelayanan BK di TK dan SD!
Bagaimanakan bentuk pelayanan BK di TK? Jelaskan!
Mengapa BK sangat diperlukan di TK dan SD? Jelaskan!
Jelaskan tujuan BK di TK dan SD!

Jawaban
A. Pilihan ganda
1. E. Semua jawaban benar
2. E. Agar siswa dapat mengidentifikasi kebutuhan teman sebayanya
3. B. Tujuan BK
4. C. Identifikasi – diagnosis – prognosis – treatment – evaluasi
5. A. Bermain
B. Esay
1. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada
individu atau peserta didik agar individu atau peserta didik tersebut mampu
mengembngkan potensinya, mampu mandiri dan mampu menyelesaikan
masalah yang dialaminya. Sedangkan konseling yaitu hubungan interaksi
yang dilakukan oleh konselor dan konseli dimana dengan pengetahuan, ilmu
dan pengalaman seorang konselor mampu membantu peeserta didik untuk
dapat menyelasaikan masalah yang dialaminya. Jadi, Bimbingan dan
konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan secara
sistematis

untuk

membantu

individu

atau

peserta

mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin

didik

dalam

2. Karakteristik pelayanan BK di TK dan SD yaitu proses bimbingan harus
disesuaikan dengan pola pikir dan pemahaman anak, pelaksanaan bimbingan
terintegrasi dengan pembelajaran, waktu pelaksanaan bimbingan harus
dibatasi, pelaksanan bimbingan dilaksanakan dalam nuansa bermain dan perlu
adanya keterlibatan teman sebaya dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Selain itu, peran guru BK (konselor) dalam pelayanan BK lebih
bersifat membimbing
3. Bentuk pelayan BK di TK berbeda dengan pemeberian layanan di SMP
maupun di SMA. Dalam pelaksanaan layanan BK di TK diberikan dengan
nuansa bermain. Hal tersebut perlu dilakukan karena peserta didik di TK
lebih identik dengan bermain. Jadi untuk pemberian layanan kepada peserta
didik di TK dilakukan dengan cara bermain.
4. Perlu diadakannya bimbingan dan konseling di TK atapun SD karena
bimbingan dan konseling merupakan salah satu kegiatan yang sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak merupakan individu yang perlu
dibentuk kepribadiannya dengan baik. Untuk membentuk kepribadian pada
anak tersebut selain peran orang tua, peran guru BK juga sangat diperlukan.
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu dalam
mengembangkan potensi yang dimikili anak. Jika dalam membentuk
kepriadian anak tidak dilakukan dengan baik dan benar maka akan sangat
berdampak negatif bagi kepribadian anak tersebut ketika dewasa nanti.
5. Tujuan BK di TK dan SD yaitu membantu anak untuk lebih mengenal
dirinya, kemampuannya, sifat-sifatnya, kebiasaannya dan kesenangannya,
membantu anak mengembangkan potensi yang dimilikinya, membantu anak
mengatasi

kesulitan-kesulitan

yang

dihadapinya,

membantu

mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin

TUJUAN DAN PRINSIP-PRINSIP BK DI TK/SD
A. Tujuan Dan Fungsi BK Di TK/SD

anak

a. Tujuan BK di TK Dan SD
Menurut Sukardi (2008), Tujuan umum dari layanan bimbingan
dan konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat, dan
kemampuannya, serta memilih, dan menyesuaikan diri dengan kesempatan
pendidikan untuk merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan dunia
kerja.
Menurut Yusuf (2009), Tujuan bimbingan dan konseling secara
umum adalah:
a) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, serta
kehidupannya pada masa yang akan datang.
b) Mengembangkan seluruh potensi kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin.
c) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, serta
lingkungan kerjanya.
d) Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dalam lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupun
lingkungan kerja.
Menurut PERMENDIKBUD 111 Tahun 2014 yaitu:
Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta
didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam
kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang
mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.
Tujuan layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar
mampu:
a) Memahami dan menerima diri dan lingkungannya
b) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan
kehidupannya di masa yang akan datang
c) Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
d) Menyesuaikan diri dengan lingkungannya
e) Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi

dalam

kehidupannya dan
f) Mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.
b. Fungsi BK di TK Dan SD
Menurut Priyatno menyebutkan bahwa fungsi Bimbingan dan
Konseling di sekolah adalah:

1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memahami diri dan lingkungannya.
2. Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mampu

mencegah

atau

menghindarkan

diri

dari

berbagai

permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya..
3. Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah yang dialaminya.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk
membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan
berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
5. Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang
kurang mendapat perhatian.
Menurut Tohirin menyebutkan bahwa penyelenggaraan Bimbingan
dan Konseling khususnya di memiliki 9 fungsi:
1. Fungsi pencegahan (preventif),
2. Fungsi pemahaman,
3. Fungsi pengentasan,
4. Fungsi pemeliharaan,
5. Fungsi penyaluran,
6. Fungsi penyesuaian,
7. Fungsi pengembangan,
8. Fungsi perbaikan,
9. Fungsi advokasi,
Nurihsan (2006) menyebutkan bahwa Bimbingan Konseling minimal
mempunyai 4 fungsi:
1. Fungsi pemahaman: Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu
sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa.
2. Fungsi penyaluran: Yaitu dapat membantu siswa dalam memilih
jurusan, jenis sekolah, ataupun pekerjaan yang sesuai dengan minat,
bakat, dan ciri kepribadian lainnya.
3. Fungsi adaptasi: Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling dalam hal
membantu petugas-petugas di sekolah khususnya guru untuk
mengadaptasikan program pendidikan dengan minat kemampuan,
kebutuhan peserta didik.

4. Fungsi penyesuaian: Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling dalam
rangka

membantu

siswa

untuk

memperoleh

kemajuan

dan

berkembang secara optimal.
Menurut PERMENDIKBUD 111, 2014 bahwa fungsi Bimbingan
dan Konseling di sekolah adalah:
1. Pemahaman: yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang
lebih baik terhadap dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
budaya, dan norma agama).
2. Fasilitasi: yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi,
selaras dan seimbang seluruh aspek pribadinya.
3. Penyesuaian: yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri
dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
4. Penyaluran: yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan,
pekerjaan dan karir masa depan, termasuk juga memilih program
peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian
dan ciri-ciri kepribadiannya.
5. Adaptasi: yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala
satuan pendidikan, staf administrasi,dan guru mata pelajaran atau guru
kelas untuk menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan
latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta
didik/konseli
6. Pencegahan:

yaitu

membantu

peserta

didik/konseli

dalam

mengantisipasi berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya peserta didik/konseli tidak
mengalami masalah dalam kehidupannya
7. Perbaikan dan Penyembuhan: yaitu membantu peserta didik/konseli
yang bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berfikir,
berperasaan, berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru
bimbingan dan konseling melakukan memberikan perlakuan terhadap
konseli supaya memiliki pola fikir yang rasional dan memiliki
perasaan yang tepat, sehingga konseli berkehendak merencanakan dan
melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif.

8. Pemeliharaan yaitu membantu peserta didik/konseli supaya dapat
menjaga kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
9. Pengembangan: yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
yang memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui
pembangunan jejaring yang bersifat kolaboratif
10. Advokasi: yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan
terhadap hak-hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.
B. Prinsip – Prisip BK Di TK Dan SD
Prayitno mengatakan:”Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik
dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu
yang dimaksudkan”.
Jadi dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip–prinsip
bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil–hasil teori dan praktek
yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi peyelengaran
pelayanan.
Berikut ini merupakan prinsip layanan bimbingan dan konseling di
sekolah (Bernarn & Fullmer, 1969 dan 1979; Crow & Crow, 1960; Miller &
Fruehling, 1978)
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan
a) Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin,
suku, agama dan status sosial
b) Memperhatikan tahapan perkembangan
c) Perhatian adanya perbedaan individu dalam layanan.
2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami
individu
a) Menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu
terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah
dan masyarakat sekitar
b) Timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan
sosial, ekonomi dan budaya.
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan Bimbingan
dan Konseling
a) Bimbingan dan konseling bagian integral dari pendidikan dan
pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan

konseling

diselaraskan

dengan

program

pendidikan

dan

pengembangan diri peserta didik
b) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan
c) Program
bimbingan
dan
konseling
disusun

dengan

mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu
d) Program pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan
penilaian hasil layanan.
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan
pelayanan
a) Diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
secara mandiri membimbing diri sendiri
b) Pengambilan keputusan yang diambil oleh klien hendaknya atas
kemauan diri sendiri
c) Permaslahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang
relevan dengan permasalahan individu
d) Perlu adanya kerja sama dengan personil sekolah dan orang tua
dan bila perlu dengan pihak lain yang berkewenangan dengan
permasalahan individu
e) Proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu
yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan
Prinsip Bimbingan dan konseling secara khusus menurut
PERMENDIKBUD 111, 2014 yaitu:
1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta
didik/konseli dan tidak diskriminatif. Baik pria maupun wanita; baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa tanpa diskriminatif.
2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta
didik bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) dan dinamis, dan
melalui bimbingan peserta didik/konseli dibantu untuk menjadi
dirinya sendiri secara utuh.
3. Bimbingan dan konseling menekankan nilai-nilai positif. Bimbingan
dan konseling merupakan upaya memberikan bantuan kepada konseli
untuk membangun pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai
positif yang ada pada dirinya dan lingkungannya.
4. Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama.
Bimbingan dan konseling bukan hanya tanggung jawab konselor atau

guru bimbingan dan konseling, tetapi tanggungjawab guru guru dan
pimpinan Satuan pendidikan sesuai dengan tugas dan kewenangan
serta peran masing-masing.
5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam
bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk
membantu peserta didik/konseli agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil keputusan serta merealisasikan keputusannya secara
bertanggungjawab.
6. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting
(adegan) kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan konseling
tidak hanya berlangsung pada satuan pendidikan, tetapi juga di
lingkungan

keluarga,

perusahaan/industri,

lembaga-lembaga

pemerintah /swasta, dan masyarakat pada umumnya.
7. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan.
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari upaya
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
8. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya
Indonesia. Interaksi antar guru bimbingan dan konseling atau konselor
dengan peserta didik harus senantiasa selaras dan serasi dengan nilainilai yang dijunjung tinggi oleh kebudayaan dimana layanan itu
dilaksanakan.
9. Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta
berkelanjutan.

Layanan

bimbingan

dan

konseling

harus

mempertimbangkan situasi dan kondisi serta daya dukung sarana dan
prasarana yang tersedia.
10. Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesional dan
kompeten. Layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh tenaga
pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling.
11. Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis
kebutuhan peserta didik/konseli dalam berbagai aspek perkembangan.
12. Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui
keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih lanjut.
C. Asas – Asas BK Di TK/SD

Asas – asas bimbingan dan konseling merupakan jiwa dan nafas dari
seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini
tidak dijalankan dengan baik, maka peny-elenggaraan bimbingan dan
konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
1. Asas Kerahasiaan, yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap
data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan,
yaiu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban
memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
2.

kerahasiaanya benar – benar terjamin.
Asas Kesukarelaan, yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang
diperuntukkan

baginya.

Konselor

berkewajiban

membina

dan

mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3.
Asas Keterbukaan, yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik
yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak
berpura – pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya
sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar
yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor)
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar
peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih
dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini
bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
4.
Asas Kegiatan, yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik yang
menjadi

sasaran

layanan

dapat

berpartisipasi

aktif

di

dalam

penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Konselor perlu mendorong dan
memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan
yang diberikan kepadanya.
5.
Asas Kemandirian, yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yaitu peserta didik sebagai sasaran
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individuindividu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan
lingkungannya, maupun mengambil keputusan, mengarahkan, serta

mewujudkan diri sendiri. Konselor hendaknya mampu mengarahkan
segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya
6.

kemandirian peserta didik
Asas Kekinian, yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran
layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi
peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan
masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa

yang ada dan diperbuat peserta didik pada saat sekarang.
7.
Asas Kedinamisan, yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan (peserta didik) hendaknya selalubergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan, yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain saling menunjuang, harmonis, dan
terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai
yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan
harus dilaksanakan sebaik – baiknya.
9. Asas Kenormatifan, yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan norma-norma, baik
norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui
segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati
dan mengamalkan norma – norma tersebut.
10. Asas Keahlian, yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
professional. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud
baik dalam penyelenggaraan jenis – jenis layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan
konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas – asas yang menghendaki agar pihak
– pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan

konseling secara tepat dan tuntas atau suatu permasalahan peserta didik
kiranya dapat mengalih tangankan kepad pihak yang lebih ahli. Guru
pembimbing (konselor) dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,
guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru
pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak
yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah
maupun di luar sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani, yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengmebangkan keteladaan, dan
dorongan, serta kesempatan yang seluas – luasnya kepada peserta didik
untuk maju.

Pertanyaan
A. Pilihan Ganda

1. Dibawah ini yang merupakan salah satu tujuan BK di TK dan SD adalah
membantu siswa agar…
A. Dapat menjaga keamanan sekolah
B. Dapat memelihara diri
C. Dapat memelihara lingkungan
D. Dapat membuat pilihan dan mengambil keputusan
E. Dapat membersihkan diri
2. Membantu siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau
program studi sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
merupakan fungsi…
A. Fungsi pemahaman
B. Fungsi pengembangan
C. Fungsi perbaikan
D. Fungsi adaptasi
E. Fungsi penyaluran
3. Membantu peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan
lingkungannya merupakan fungsi…
A. Fungsi pencegahan
B. Fungsi pemahaman
C. Fungsi penyaluran
D. Fungsi adaptasi
E. Fungsi perbaikan
4. Bimbingan yang diberikan kepada semua siswa baik yang tidak bermasalah
maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja
maupun dewasa merupakan salah satu prinsip BK dalam…
A. Sasaran layanan
B. Permasalahan individu
C. Program layanan
D. Tujuan dan pelaksanaan
E. Evaluasi
5. Asas BK yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang
sama hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang
serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan dari
waktu kewaktu adalah…
A. Asas mandiri
B. Asas kegiatan
C. Asas dinamis
D. Asas harmonis
E. Asas sukarela
B. Esay

1. Jelaskan tujuan umum dan tujuan khusus BK di TK SD!
2. Jelaskan perbedaan fungsi pengembangan dan fungsi pemeliharan BK di TK
dan SD!
3. Jelaskan perbedaan fungsi pencegahan dan fungsi perbaikan BK dii TK dan
SD!
4. Jelaskan prinsip-prinsip BK di TK dan SD!
5. Jelaskan 5 Asas BK di TK dan SD!

Jawaban
A. Pilihan Ganda
1. D. Dapat membuat pilihan dan mengambil keputusan
2. E. Fungsi penyaluran
3. B. Fungsi pemahaman
4. A. Sasaran layanan
5. C. Asas dinamis
B. Esay
1. Tujuan umum BK yaitu membantu individu untuk mandiri dalam
mengembangkan potensinya secara optimal agar dapat terlaksana dengan baik
sesuai dengan tugas perkembangannya
Tujuan khusus BK yaitu:
a. Memahami diri, artinya individu dapat menerima dirinya secara positif
dan mampu menerima kekurangan dirinya. Sehingga yang menjadi
kekurangan individu tersebut dapat ditutupi dengan kelebihan dalam
dirinya

b. Memahami lingkungan, artinya inidividu dapat mengenal dan memahami
lingkungan dimanapun ia berada.
c. Membuat pilihan dan mengambil keputusan, artinya ketika individu
dihadapkan dalam pilihan-pilihan yang sulit maka individu mampu
berpikir secara dewasa sehigga mampu membuat pilihan dan mengambil
keputusan
d. Mampu mengatasi masalah, artinya ketika individu dihadapkan pada
suatu masalah maka ia dapat menyelesaikan masalah tersebut secara
mandiri dan penuh tanggung jawab
2. Fungsi pengembangan yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif yang dapat mengembangkan potensi siswa.
Contohnya siswa yang mendapat peringkat 3 dalam kelas maka hal ini
konselor perlu mengembangkan prestasi siswa tersebut sehingga ia bisa
mendapat peringkat 1 dalam kelas. Sedangkan fungsi pemeliharan yaitu
konselor membantu siswa memelihara potensi yang yagng dimilikinya.
Contohnya ketika siswa sudah berhasil mencapai peringkat 1 maka konselor
membantu siswa agar peringkatnya tetap bertahan
3. Fungsi pencegahan yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh peserta didik. Sedangkan fungsi perbaikan yaitu
fungsi bimbingan yang bersifat kuratif artinya upaya pemberian bantuan
kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir. Intinya fungsi pencegahan lebih kepada
mencegah sebelum terjadinya masalah sedangkan fungsi perbaikan lebih
kepada individu yang sudah memiliki masalah kemudian diberikan bantuan.
4. Prinsip-prinsip BK berkenaan dengan:
a. Sasaran layanan, artinya bimbingan diberikan kepada semua individu
atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang

bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja maupun
dewasa, baik yang kaya maupun yang miskin.
b. Permasalahan individu, artinya bimbingan bimbingan diarahkan untuk
membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambil
keputusan, disesuaikan dengan latar budaya, dan pemahaman masalah
c. Program

layanan,

berlangsung

artinya

disekolah,

perusahaan/industri,

pelayanan
tetapi

juga

lembaga-lembaga

bimbingan

tidak

dilingkungan

hanya

keluarga,

pemerintah/swasta

dan

masyarakat pada umumnya. Pelaksanaan program tersebut harus
menyeluruh, fleksibel dan perlu adanya evaluasi.
d. Tujuan dan pelaksanaan, artinya yang menjadi tujuan yang diharapkan
setelah siswa atau individu mendaptkan layanan bimbingan dan
konseling diharapkan individu dapat mandiri dan dapat mengendalikan
diri. Dalam pelaksaan program tersebut harus dilakukan oleh ahli dan
perlu adanya kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait serta perlu
adanya pengembangan program.
5. Asas kerahasiaan, yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan tentang peserta didk atau konseli yang menjadi sasaran layanan
yaitu, data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh
orang lain.
Asas kesukarelaan, yaitu menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta
didik atau konseli mengikuti atau menjalani layanan atau kegiatan yang
diperlukan baginya.
Asas kegiatan, yaitu menghnedaki agar peserta didik yang menjadi sasaran
layanan berpartisipasi secara aktif didalam penyelenggaraan layanan atau
kegiatan bimbingan.
Asas kekinian, yaitu menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan
konseling ialah permasalahan peserta didik dalam kondisinya sekarang.

Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu
bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan
sesai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu kewaktu.

Bidang Layanan BK di TK Dan SD
A. Bida