PARENTS CONSULTATION SALAH SATU BIDANG L

PARENTS’ CONSULTATION SALAH SATU BIDANG LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBINA ANAK
BERMASALAH
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA TEGAL
( Refleksi Analiktik )
Solikhin
Program Studi
Magister Manajemen Sumber Daya Manusia
STIEPARI SEMARANAG
ABSTRACT

Parent’s consultation has an important role in controling children both at
school and home.by serving parents ‘ information and consultation the school counselor
know how to handle and solve all children probelm.parent’s consultation is very efektif
for counselor to indentify all problem by coordinationg with parents.
School services by counseling children ( students ) counselor knows to arrange
the ways and method in solving childrens’ probelm.this way is helpful for children in
order to get solution by getting counseling service from counselors.
Based on the fact that children problems may take place both at school and at
home, the children’s parents are required to actively involve in the children problems
resolution. Children’s parents are best partners in solving thie probelm.Participating

children’s parents in solving problem could be the way to anticipate their problem.
Keywords: Parent’consultation, services,children’s problem

A. Pendahuluan

usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir

Dalam
pendidikan

suatu
masalah

lembaga
anak

didik

pada usia 18 hingga 21 tahun dalam
usia periode semacam ini akan muncul


menjadi ranah yang sangat penting

problematika

dalam

kembangkan

disebabkan oleh beberapa hal anta lain

perkembangan psikologi dan jiwa

yaitu: (1) faktor norma atau moral,

anak tersebut hal ini akan dialami oleh

misalnya banyak anak melanggar tata

hampir semua lembaga pendidikan


tertib sekolah, kurang menghargai

terutama dalam pendidikan sekolah

orang tua dan guru, membolos dengan

menengah pertama.Hal ini juga dapat

alasan

dilihat dari usai yang memasuki

menyalahgunakan

puberty (pubertas)

masalah

Olds,


menumbuh

dan

menjelaskan

Menurut Papalia,

Feldman
bahwa

masa

dan

hal

yang


ini

dapat

dibuat-buat,
uang

belajar,

SPP;

misalnya

(2)
anak

(2009),

kurang memanfaatkan waktu belajar


remaja

dengan

baik,

banyak

waktu

adalah masa transisi perkembangan

dipergunakan justru untuk bermain

antara masa kanak-kanak dan masa

dengan menghabiskan waktu sia – sia

dewasa yang mengandung perubahan


seperti

besar fisik, kognitif dan psikososial.

permainan lain yang sangat menyita

Menurut King (2010) masa remaja

waktu untuk belajar. (3) faktor sosial,

(adolescence)

banyak anak tidak naik kelas, karena

adalah

masa

perkembangan yang merupakan masa


masalah

transisi

diketahui

dari

anak-anak

menuju

dewasa. Masa ini dimulai pada sekitar

bermain

anak
oleh

HP,game


di

sekolah

orang

tua,

dan

tidak
atau

sebaliknya, anak terlalu bebas dalam

bergaul, baik di rumah ataupun di

optimal


sekolah.

(dalam

maupun bagi kepentingan kehidupan

Yuliejantiningsih, 1994) antara lain

orang lain/masyarakat Dari perspektif

menyatakan seputar masalah anak,

ini, penting untuk menjalin kerja sama

sebagai berikut (1) tidak mengerjakan

sinergis

pekerjaan


di

guru/orang tua, sebab permasalahan

sikap

anak dapat timbul pada dua tempat

(4)

pendidikan, yaitu terjadi di rumah dan

menyontek waktu tes, mengucapkan

terjadi di sekolah. Agar kerja sama

kata-kata kasar dan cabul, (5) berdusta

tersebut terjalin dengan baik, maka

besar,

diperlukan bentuk layanan bimbingan

DeRoche

rumah/tugas-tugas

sekolah,

(3)

kurang

menunjukkan

memperhatikan,

(6)

perkelahian,

(7)

pada

diri

antara

siswa

konselor

dengan

membolos/tidak hadir di sekolah, (8)

yang

kurang menghargai orang lain, (9)

terbentuknya kerja sama di antara

kurang menghargai peraturan sekolah.

kedua belah pihak, konselor dan orang

Fenomena

tua.

masalah

anak

tersebut

menjadi hal yang pokok untuk segera

dapat

sendiri

menjembatani

Parent’s

Consultation

ditangani. Sebab jika tidak ditangani

(konsultasi orang tua), kiranya dapat

secara tepat dan efektif, maka akan

dijadikan sebagai salah satu cara yang

sangat mengganggu jalannya proses

sangat

belajar, yang dapat berdampak pada

masalah anak. Salah satunya adalah

kegagalan

belajar.

berdampak

pada

efektif

dalam

mengatasi

Juga

akan

layanan bimbingan konsultasi dengan

kerugian

besar

orang tua. Teori yang melandasi

terhadap kepentingan perkembangan

pelaksanaan

layanan

konsultasi,

berpijak

pada

teori

Hal ini dapat dilatihkan oleh konselor

bimbingan menurut Shetzer (1985),

kepada orang tua siswa (Juanda

bahwa komponen-komponen program

(2001). Dalam Naskah Akademik

bimbingan di sekolah yang perlu

(2007), ditegaskan bahwa layanan

mendapat perhatian bagi 2 konselor

konsultasi merupakan salah satu aspek

sekolah,

dari komponen layanan responsif.

meliputi

landasan

komponen

(1)

apraisal, (2) informasi, (3) konseling,
(4)

konsultasi,

(5)

perencanaan

penempatan,

dan

tindak

(6)evaluasi.

Pendekatan

lanjut,

B. Analisis Fakta dan Problem di
Lapangan

layanan

Secara nyata bahwa layanan

konsultasi (Consultation Approach)

kepada orang tua belum masuk dalam

tepat

teknik

layanan secara formal.hal ini dapat

mengembangkan

dilihat dari fakta yang didukung oleh

hubungan kerja sama antara konselor

pendapat Mathewson (dalam Juanda,

dengan orang tua. Kerja sama tersebut

2001)

terjadi antara konselor dengan orang

konseling

tua

dalam

Indonesia selama ini, tidak satupun

situasi belajar (Watson 1996). Peranan

memprogramkan layanan konsultasi

konselor menciptakan hubungan baik

sebagai teknik pelayanannya. Satu-

antara orang tua dengan anak dan

satunya

bagaimana orang tua memberikan

memasukkan

bimbingan yang efektif, menciptakan

konsultasi adalah Sehertzer & C.

hubungan yang saling membutuhkan.

Stone

digunakan

layanan

untuk

melalui

sebagai

latihan-latihan

bahwa
yang

ahli

(1985).

layanan

bimbingan

dilaksanakan

bimbingan
program

Persoalan

di

yang
layanan

yang

diprediksi

menjadi

faktor

mengikat konselor sekolah dengan

penyebabnya, antara lain faktor yang

tugas

menyangkut 1) kurikulum, dan 2)

membuat

kurangnya

Pelayanan atau SP (2) konselor

penguasaan

konselor

tentang layanan konsultasi.

(1)

1. Faktor perubahan kurikulum
perkembangan

perubahan

kurikulum

program

dan

mengevaluasi

adn

program

prosedur

konseling

yang

bimbingan konseling mulai dari

konselor:

kurikulum 1975, kurikulum 1984,
kurikulum 1994, Undang-Undang
tentang

Sistem

Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah

No.28/1990,

sampai

pada Sistem Pendidikan Nasional
No.20/2003. Undang-undang dan
peraturan

pemerintah

ditindaklanjuti

tersebut
dengan

dikeluarkannya

petunjuk

pelaksanaan (juklak) dan petunjuk
teknis

(juknis)

yang

program

(4) Ironisnya tugas dalam bentuk
rancangan

No2/1989

Satuan

layanan bimbingan dan konseling.

sangat

mempengaruhi

sekolah

melaksanakan pelayanan, dan (3)
konselor

Faktor

konselor

selalu

bimbingan

dibuat

oleh

1.1 Proses

pelaksanaan

program

tidak dapat dilaksanakan secara

tidaklah berjalan dengan baik apa

optimal. Dalam KTSP, kegiatan

yang sudah diprogramkan ada

bimbingan

beberapa kendala dalam program

dilaksanakan

bimbingan konseling antara lain

semester, ekuivalen dengan 2 jam

sebagai berikut (1) terbatasnya

pembelajaran,

waktu. Waktu yang disediakan

sepenuhnya dapat dilaksanakan.

hanya 1 jam/minggu, itupun tidak

Belum lagi di kebanyakan sekolah

semua sekolah. Sebelum muncul

(SLTP/SLTA) konselor sekolah

Kurikulum Berbasis Kompetensi

kurang atau bahkan tidak ada jam

(KBK),

kemudian

berubah

tatap muka untuk kelas tiga,

menjadi

Kurikulum

Tingkat

dengan suatu alasan, waktunya

Satuan Pendidikan (KTSP), ada

singkat dan akan dipergunakan

beberapa kendala untuk konselor

secara efektif untuk persiapan

salah satunya tugas tambahan

ujian, (2) tersedianya sarana dan

untuk

prasarana yang

konselor

memberikan

selain

pada

inipun

tidak

setiap

belum

optimal

kepada

atanra lain tempat untuk konseling

anak/siswa hal ini dapat berakibat

atauh bahkan masalah pendanaan,

pada tidak maksimalnya tugas –

(3) supervisi bimbingan konseling

tugas konseling

yang tidak maksimal dan hanya

membuat

konseling

untuk

konseling

dan hal ini

kegiatan bimbingan

konseling yang sudah terprogram

berpedoman
BK.

pada

administrasi

1.2 2.

Kurangnya

Konselor

Penguasaan

tentang

Layanan

Konsultasi

C. Pembahasan
1. Problem Kurikulum Ada hal
penting yang perlu dikaji secara

Penguasaan kompetensi yang

mendalam berkaitan dengan masalah

sangat rendah dalam bidang konseling

kurikulum,

akan dapat berpengaruh pada layanan

berhubungan dengan tugas konselor

konseling

sekolah,

di

sekolah

terutama

yaitu

bahwa

hal

seorang

yang

konselor

pelayanan konslling terhadap orang

sekolah: harus membuat program dan

tua yang hanya bersifat umum dan

Satuan Pelayanan (SP), melaksanakan

tidak mengerucut pada konseling itu

pelayanan, dan mengevaluasi program

sendiri. . Jika ini yang dilakukan maka

layanan bimbingan dan konseling.

jelas

dengan

Serta supervisi bimbingan konseling

konsep teori layanan konsultasi itu

yang memadai. Jika hal ini tidak

sendiri.

diprogramkan

sangat

Oleh

bertentangan

karenanya,

seorang

dengan

baik

dan

akan

seksama , maka dapat dipahami bahwa

bimbingan

program BK yang direncanakan oleh

konseling yang berhubungan dengan

konselor hanya sebatas rencangan

layanan konsultasi,

semata,

konselor

sekolah

melaksanakan

yang

kegiatan

terlebih dahulu

tidak

dapat

dilaksanakan

mempelajari dan memahami konsep

secara maksimal dan berdampak tidak

dan tata cara dalam hal konseling

memiliki hasil yang komprehensif .

secara benar dan profesional.

Layanan responsif merupakan
pemberian bantuan kepada anak didik

yang

menghadapi

masalah

kebutuhan

yang

dan

memerlukan

serta meningkatkan kualitas program
bimbingan dan konseling.

pertolongan dengan segera, sebab jika

Sebagaimana yang ditegaskan

tidak segera ditangani secara dini akan

dalam

dapat menimbulkan gangguan dalam

bahwa: Program layanan bimbingan

proses pencapaian

perkembangan

dan konseling tidak mungkin akan

anak didik itu sendiri. Konseling

tercipta, terselenggara, dan tercapai

individual, konseling krisis, konsultasi

bila tidak memiliki suatu sistem

dengan orangtua, guru, dan alih tangan

manajemen yang bermutu, dalam arti

kepada ahli lain adalah ragam bantuan

dilakukan secara jelas, sistematis, dan

yang dapat dilakukan dalam layanan

terarah. Oleh karena itu bimbingan

responsif.

dan

bahwa

Selanjutnya

konselor

konsultasi

dan

perlu

dikatakan
melakukan

kolaborasi

Naskah

konseling

Akademik

harus

(2007)

ditempatkan

sebagai bagian terpadu dari seluruh

dengan

program Sekolah/Madrasah dengan

guru, orang tua, staf sekolah/madrasah

dukungan wajar baik dalam aspek

lainnya, dan pihak institusi di luar

ketersediaan sumber daya manusia

sekolah/madrasah (pemerintah, dan

(konselor), sarana, dan pembiayaan.

swasta) untuk memperoleh informasi,

Apa yang secara tegas diuraikan

dan umpan balik tentang layanan

dalam naskah akademik, kiranya dapat

bantuan

yang

kepada

para

telah

diberikannya

menjadi

solusi

siswa,

menciptakan

pelaksanaan

strategis

layanan
secara

bagi

bimbingan

lingkungan Sekolah/Madrasah yang

konseling

profesional.

kondusif bagi perkembangan siswa

Sekaligus menjadi masukan terhadap

penyempurnaan kurikulum, khususnya

pembahasan ini akan diuraikan aspek-

yang terkait dengan petunjuk teknis

aspek konsultasi yang perlu dipahami

dan petunjuk pelaksanaan bimbingan

oleh

konseling di sekolah.

pelaksanaan layanan konsultasi secara

konselor

dalam

rangka

benar dan tepat, meliputi aspek: (1)
1. Pemahaman Konsep Layanan

pengertian

Konsultasi.

konsultasi,

Kurangnya

penguasaan

konselor tentang layanan konsultasi,

konsultasi,
(3)

(2)

model

tujuan
layanan

konsultasi, dan (4) proses layanan
konsultasi.

tentunya menjadi hal penting da perlu
mendapat perhatian. Bagaimanapun,

1. Pengertian Konsultasi

seorang konselor sekolah yang akan
melaksanakan

kegiatan

bimbingan dikandung maksud

bimbingan

memberikan bantuan teknis kepada

konseling dalam layanan konsultasi,

guru-guru, orang tua, dan pihak-pihak

terlebih

lain

dahulu

mempelajari

dan

dalam

rangka

memahami konsep konsultasi secara

mengidentifikasi

benar dan tepat. Konselor penting

menghambat

untuk

memahami

membantu

masalah

perkembangan

yang
siswa

bahwa

layanan

dalam mencapai tujuan pendidikan.

sama

dengan

Mengkaitkan pemberian bantuan bagi

pemberian nasihat, jika ini yang

anak-anak bermasalah dan konteks

dilakukan

sosial-budaya

konsultasi

tidak

maka

jelas

sangat

di

mana

perilaku

bertentangan dengan konsep teori dari

bermasalah itu timbul, khususnya

layanan konsultasi itu sendiri. Dalam

masalah hubungan interpersonal orang

tua-anak, diduga penyelesaian lebih

Ada 3 konsep kunci bidang

akurat apabila melibatkan peran orang

konsultasi, yaitu (1) konseli, adalah

tua

Layanan

pihak yang mempunyai masalah, bisa

konsultasi berbeda dengan layanan

person yaitu guru, siswa, orang tua,

konseling, meskipun kedua layanan ini

organisasi yaitu sekolah, sistem bisa

mempunyai unsur kesamaan seperti

kurikulum,

sama-sama memerlukan kondisi yang

konsultan

kondusif.

memberikan

(Watson

layanan

1996).

Model

hubungan

konsultasi

lebih

pada
bersifat

pembelajaran.,
adalah

(2)

pihak

bantuan

yang
keahlian

(expertise). Di sekolah yang disebut

segitiga yaitu konselor, orang tua/guru

konsultan

dan

model).

Konsulti

orang

Sedangkan model konseling adalah

masalah

dan

hubungan yang bersifat komunikasi

pemecahannya. Konsulti di sini bisa

dua

dengan

orang tua, guru. Berikut ini skema

konseli (dyadic model). Kedua model

layanan konsultasi dan contohnya:

layanan tersebut oleh Drapella (1983).

Konsultan

konseli

arah

(triadic

yaitu

konselor

Layanan konsultasi merupakan
salah

satu

komponen

dalam

(Orang

adalah

yang
yang

(3)

mempunyai
membutuhkan

(Konselor),

tua),

Konsultan

konselor,

Konsulti

Konseli

(siswa),

Memberikan

pelatihan

bimbingan konseling yang diberikan

kepada orang tua berkaitan dengan

secara tidak langsung, karena ada hal-

ketrampilan

hal yang tidak bisa langsung ditangani

secara baik dan efektif. Konsultee

oleh konselor.

yaitu Orang tua, mempunyai masalah

melatih

belajar

anak

dengan anaknya berkaitan dengan

ketidakmampuan orang tua dalam

masalah-masalah dalam masyarakat

mengatur tingkah laku.

kompleks, 3) Komponen Konseling

Landasan layanan konsultasi
berpijak

pada

landasan

teori

(Counseling).

Komponen

dimaksudkan

agar

ini

konseli

dapat

bimbingan menurut Shetzer (1985:

memahami

42),

komponen-komponen

mengembangkan diri dalam hubungan

program bimbingan di sekolah yang

dengan kelompok kecil. Fokus utama

perlu

dalam

yang berhubungan dengan keperluan

secara

pengembangan pribadi dan pembuatan

bahwa

mendapat

memberikan
operasional

perhatian

pelayanan
adalah

1)

Komponen

keputusan

dirinya

yang

sendiri,

didasarkan

pada

kelayakan (Apraisal). Komponen ini

pemahaman diri dan pengetahuan

dirancang

lingkungan. 4) Komponen Konsoltasi

untuk

menganalisis

mengumpulkan,

dan

menggunakan

(Consultation).

Komponen

ini

berbagai data pribadi secara objektif

dirancang untuk memberikan bantuan

dan subjektif, baik data psikologis

teknis

maupun data sosial tentang anak guna

administrasi, dan orang tua dalam

membantu

2)

membantu siswa agar lebih efektif dan

Komponen Informasi (Information).

sekolah sebagai suatu organisasi, 5)

Komponen

Komponen perencanaan, penempatan

dirinya

ini

sendiri,

dirancang

untuk

kepada

lanjut

petugas

meningkatkan pengetahuan mengenai

dan

pendidikan,

kesempatan

Komponen

ini

dirancang

untuk

sosial agar siswa lebih terampil dalam

membantu

pengembangan

siswa

memilih dan memutuskan secara tepat

dalam memilih dan menggunakan

pekerjaan,

tindak

guru,

(Follow

up).

pilihan kegiatan yang ada di sekolah

terjadi antara konselor dengan orang

dan dalam memasuki pasar kerja, dan

tua

6) Komponen evaluasi (Evaluation).

situasi

Komponen

untuk

menciptakan hubungan baik antara

ini

dirancang

melalui

latihan-latihan

belajar.

Peranan

dalam
konselor

melihat

atau

mengetahui

sampai

orang tua dengan anak dan bagaimana

sejauh

mana

efektivitas

program

orang tua memberikan bimbingan

bimbingan di sekolah. Dari enam

yang efektif, menciptakan hubungan

komponen tersebut di atas, komponen

yang saling membutuhkan.

konsultasi

(Consultation)

tepat

digunakan sebagai teknik layanan
untuk

mengembangkan

3. Tujuan Layanan Konsultasi

hubungan

Menurut Fullmer & Bernard

kerja sama antara konselor dengan

(dalam

orang tua, karena tugas pertama

konsultasi bertujuan a) memperbaiki

konselor

mengidentifikasi

dan memperluas lingkungan belajar

situasi yang sering membuat masalah

orang tua, b) memperbaiki komunikasi

dalam

dengan cara memberikan fasilitas

adalah

satu

organisasi

dan

mengumpulkan

orang-orang

yang

terlibat

untuk

Shetzer,1985)

informasi

yang

layanan

bermanfaat

dan

membantunya.

langsung bagi orang-orang terkait

Identifikasi situasi dapat melibatkan

(orang tua), c) mengajak semua orang

sumber-sumber

yang mempunyai fungsi dan peran

informasi

dan

prosedur yang didukung oleh sejumlah

dalam

orang

belajar, d) memperluas layanan para

yang

bekerja

sama

(Shertzer1985). Kerja sama tersebut

ahli

memperbaiki

dalam

lingkungan

memberikan

layanan

kepada orang lain yang membutuhkan

kewajiban untuk membantu anggota

bantuan, e) memperluas kedalaman

kelompok, staf, dan bahkan individu

layanan pendidikan bagi konselor

untuk merencanakan dan memberikan

kepada orang tua, guru bidang studi,

treatment

dan kepala sekolah, f) membantu

bermasalah. Keahlian konsultan dalam

orang lain (orang tua) bagaimana

pertemuan

belajar

masalah,

menangani

bermasalah

pada

tingkah
anak,

laku

dan

g)

kepada

konsulti

adalah

yang

menyajikan

merencanakan

melaksanakan.

Shetzer

dan
(1985)

menggerakan kelompok, organisasi,

mengemukakan bahwa pelaksanaan

individu membantu dirrinya sendiri.

teknik konsultasi, dapat menggunakan
model-model konsultasi, antara lain:

4. Model Layanan Konsultasi

1) Model Caplanian. Pelopor teori ini

Dilihat dari pengertian dan
tujuan

layanan

konsultasi

maka

adalah Gerald A.Caplan. Dalam model
ini,

konsultan

mengassesmen,

layanan konsultasi mempunyai fungsi

mendiskusukan,

kemudahan bagi konsulti (orang tua)

saran tentang kasus tertentu. Model ini

bahwa konsultan sebagai pelatih yang

identik dengan tugas seorang dokter

mengajarkan

dan menunjukkan adanya aktivitas

pengetahuan,

keterampilan,

dan

diperlukan
memecahkan
dipandang
sistem

memberikan

yang

pemberdayaan bagi konsultee. Proses

konsulti

dalam

dari model ini meliputi tahap-tahap

masalah.

Konsultan

sebagai

sikap

dan

profesi

persekolahan,

dalam

mempunyai

sebagai berikut:
1. Konsultan membuat Diagnosis.

2. Konsultan membuat rekomendasi

mengekpresikan masalahnya tanpa ada
rasa

dari hasil diagnosis.
3. Konsultan menyampaikan hasil

takut,

membantu

(b)

Catalytic,

konseli

yaitu

mengumpulkan

data untuk diinterpretasikan kembali

rekomendasi kepada konsultee.
4. Konsultee melaksanakan rekomend

kepada

suatu

masalah,

(c)

Konfrontasi, yaitu dirancang untuk

asi.
bertemu

membantu konseli agar menguji nilai

dengan klien dengan tujuan untuk

yang ada dalam anggapannya, (d)

croos

Preskripsi,

5. Konsultas

sekali-kali

check/memeriksa

apakah

yaitu

konsultan

menjelankan

meyampaikan pada konseli apa yang

rekomendasi yang telah diberikan. 2)

harus dikerjakannya, (e) Teori-teori

Model Cunsulcube (model kubus).

dua

Pelopor dari model ini adalah Blake

memberikan teori kepada konseli agar

dan

mereka meninjau situasi yang menjadi

konsultee

telah

Mouton,

memberikan

ciri

prinsip,

yaitu

konsultan

konsultan sebagai campur tangan yang

sebab-akibat

hubungan

dan

bertujuan

mengadakan

diagnosis

serta

untuk

mengubah

siklus

tingkah laku alamiah manusia. Model

perencanaan situasi yang ideal.

ini

(1) Model Behavioral

memberikan

kerangka

dasar

intervensi yang dilakukan konsultan

Model behavioral ini, didasarkan pada

sebagai berikut (a) penerimaan, yaitu

teori

untuk memberikan perasaan aman

mengemukakan adanya dua model,

kepada diri konseli agar mampu

yaitu: (1) Modelling dan (2) Vicarious

Belajar

Sosial.

Teori

ini

Learning. Modelling yaitu pemberian

contoh.

Adanya

aktivitas

menjadi

solusi

strategis

pemberdayaan pada konsultee/orang

pelaksanaan

tua melalui simulasi dan bermain

konseling secara profesional.

peran/role playing.

layanan

Pelayanan
orang

D. Penutup

tua

bimbingan

konseling

dalam

bagi

untuk

mendapatkan

informasi tentang masalah anak itu

Dalam pelaksanaan program

sendiri adalah sangat strategis dalam

bimbingan tidak lepas dari persoalan

membangun hubungan yang lebih

dan

sehingga

akrab antara konselor dan pihak orang

profesionalisem dan program yang

tua dan ini akan menjadikan dasar

terpadu dan tertata baik akan dapat

dalam

menghasilkan bimbingan konseling

masalah yang ada apabila muncul

yang

dan

dikemudian hari. Untuk menambah

bimbingan dari orang tua yang akan

kompetensi dalam hal pelayanan dan

membantu

bimbingan

hambatan,

maksimal,

informasi

dalam

memecahkan

langkah

dan

makan

penanganan

perlu

adanya

persoalan anak di sekolah sehingga

peningkatan kompetensi bagi konselor

konseling

dengan cara mengikuti

dari

orang

tua

sangat

seminar dan

berguna bagi konselor. dalam Naskah

workshop (lokakarya). Adapun materi

Akademik (2007), bahwa layanan

yang dapat dijadikan bahan diskusi adalah

konsultasi sebagai aspek dari layanan

menyangkut: (1) pengertian konsultasi,

responsif

yang

perlu

perhatian konselor,

mendapat

kiranya dapat

(2) tujuan konsultasi , (3) model layanan
konsultasi, (4) proses layanan konsultasi,
dan (5) simulasi.

DAFTAR RUJUKAN
ABKIN. 2007. Naskah Akademik. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan
Konseling dalam Seting Pendidikan Formal. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Mansyur, Juanda, 2001. Pengembangan Paket Permainan Simulasi untuk Media
Layanan Konsultasi bagi Orang Tua Siswa. Tesis tidak diterbitkan. Malang:
Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Shetzer. 1985. Fundamental of Guidance. Boston: Hounghton Company. UndangUndang Sisdiknas No.2/1989, UUP N0.20.2003, Kurikulum 1975, Kurikulum
1984, kurikulum 1994, KBK, KTSP.

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

PERANCANGAN SISTEM PENGEREMAN HIDROLIS PADA MOBIL URBAN DIESEL TUGAS AKHIR BIDANG KONTRUKSI

8 121 19

PERANCANGAN RUANGAN PAINT BOOTH SEDERHANA TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI

7 129 18

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

INSTRUMEN PENELITIAN TES HASIL BELAJAR L

0 26 10

GAYA KEPEMIMPINAN WALI KOTA BANDAR LAMPUNG 2012-2014 DI BIDANG PENDIDIKAN DAN KESEHATAN MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR

3 34 79

PENGARUH DUA MACAM PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF JAMBU BIJI MERAH ( Psidium Guajava L ) Kultivar CITAYAM

0 16 40

THE DEVELOPMENT OF THE INTERACTIVIE LEARNING MEDIA OF UNIFROMLY ACCELERATED MOTION (GLBB) IN CLASS X BASED-GENERIC SCIENCE SKILLS USING FLASH ANIMATION OF SENIOR HIGH SCHOOL IN WEST LAMPUNG REGENCY PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATERI GERAK L

0 35 131

EFEKTIVITAS BIDANG KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM PERKARA PIDANA

1 37 73