PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTAR

Jurnal Pendidikan Matematika

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN
TIPE NHT PADA SISWA KELAS VII SMP
YPS SWAKARYA SALAPIAN
TAHUN PELAJARAN
2016/2017
Leily Gustirani1, Mardiati2, Seget Tartiyoso3
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai
Email :[email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine differences in mathematics learning outcomes of
students who use STAD Cooperative Learning Model with NHT type On Sevent Grade
Students of YPS Swakarya Salapian. This research was conducted in SMP YPS Swakarya
Salapian in the firs semester of the school year 2016/2017. This type of research is quasi
experiment, samples were taken at random ( random sampling ) from 3 classes taken are
2 classes, Cooperative type STAD with Type NHT In Seventh Grade Students of YPS
Swakarya Salapian VIIB as an experiment class A and class C as an experimental class

B. The design of this study using the pre-test post-test. The instrument is a mathematics
achievement test students descriptions shaped. Prerequisite test used is the test Liliefors
normality test data, while Fisher test t o test the homogeneity of the data. Based
normality test result showed that both homogeneous population. Based on the research
result of students mathematics learning experimental class A gain average value 89.84
with a standard deviation of 55.00 and a standard deviation of 12,92. While the
experimental class B obtain the average value of 86.50 with a standard deviation of
32.142 and a standard deviation of 5.67.After the t-test obtained t 5.110 and t table at 0.05
significanse level of 1.994. This shows t hitung>ttabel and it can be concluded that H o is
rejected and Ha accepted, so that in this study there are differences between the results of
mathematics learning cooperative learning model type STAD with NHT type.

Keywords: Cooperative Learning Model Student Teams Acvhievement Division (STAD),
Cooperative Learning Model Number Head Together (NHT) and Learning Outcomes.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai.
3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai.

1


Jurnal Pendidikan Matematika

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika
siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Tipe NHT
Pada Siswa Kelas VII YPS Swakarya Salapian. Penelitian ini dilakukan di SMP YPS
Swakarya Salapian pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang
digunakan adalah quasi experiment, sampel diambil secara acak (random sampling) dari
3 kelas diambil sebanyak 2 kelas, yaitu kelas Kooperatif Tipe STAD dengan Tipe NHT
Pada Siswa Kelas VII YPS Swakarya Salapian VIIB sebagai kelas eksperimen A dan
kelas VIIC sebagai kelas eksperimen B. Desain penelitian ini menggunakan Pre-test
Post-Test. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes hasil belajar matematika siswa
berbentuk uraian. Uji prasyarat yang digunakan adalah uji Liliefors untuk menguji
normalitas data, sedangkan Uji Fisher untuk menguji homogenitas data. Berdasarkan
hasil uji normalitas diperoleh bahwa kedua populasi berdistribusi normal. Dan dari hasil
uji homogenitas diperoleh bahwa kedua populasi homogen. Berdasarkan hasil penelitian
hasil belajar matematika siswa kelas eksperiman A memperoleh nilai rata-rata 89,84
dengan standar deviasi 55,00 dan simpangan baku 12,92. Sedangkan pada kelas

eksperimen B memperoleh nilai rata-rata 86,50 dengan standar deviasi 32,142 dan
simpangan baku 5,67. Setelah dilakukan uji-t diperoleh t hitung 5,110 dan ttabel pada taraf
signifikansi 0,05 sebesar 1,994. Hal ini menunjukkan t hitung > ttabel dan dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dalam penelitian ini terdapat perbedaan hasil
belajar matematika antara model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dengan Tipe NHT.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT), dan hasil
belajar.

PENDAHULUAN
Pendidikan matematika adalah
salah satu mata pelajaran yang telah ada
sejak Sekolah Dasar hingga perguruan
Tinggi. Matematika juga merupakan
mata
pelajaran
yang
memiliki
karakteristik yang bersifat abstrak. Sifat
matematika

yang
abstrak
ini
menyebabkan banyak siswa mengalami
berbagai kesulitan dalam mempelajari
matematika,
apalagi
dalam
hal
memahami
dan
menyelesaikan
persoalan matematika. Oleh karena itu
pendidikan di sekolah sangatlah
berperan penting untuk kehidupan
dimasa depan.
Matematika itu bukan saja
dituntut sekedar menghitung, tetapi
siswa juga dituntut agar lebih mampu
menghadapi berbagai masalah dalam


hidup ini, dan matematika merupakan
ilmu yang mampu memberi jawaban
dari permasalahan yang dihadapai
manusia. Hal ini sejalan dengan
Risnawati (2008:2) yang menyatakan
bahwa: Matematika adalah suatu cara
untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia yaitu
cara
menggunakan
informasi,
menggunakan tentang bentuk dan
ukuran, menghitung dan yang paling
penting adalah memikirkan dalam diri
manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.
Menurut Rahayu (2007:2) hakikat
pembelalajaran
matematika

adalah
proses yang sengaja dirancang dengan
tujuan untuk menciptakan suasana
lingkungan
yang
memungkinkan
seseorang (si siswa) melaksanakan

2

Jurnal Pendidikan Matematika

kegiatan belajar metematika dan
pembelajaran
matematika
harus
memberikan peluang kepada siswa
untuk berusaha dan mencari pengalaman
tentang matematika.
Istilah pembelajaran merupakan

istilah lain dari proses belajar mengajar
yang mempunyai arti dan ruang lingkup
yang lebih mendalam. Istilah ini lebih
dikhususkan untuk mengembangkan
proses belajar mengajar.
Menurut Degeng dalam penawar
(2012:22) Pembelajaran adalah upaya
untuk membelajarkan siswa. Dalam
pengertian ini, secara implisit dalam
pembelajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Kegiatan-kegiatan ini pada
dasarnya
merupakan
inti
dari
perencanaan pembelajaran
Usaha untuk mencapai tujuan
pembelajaran metematika di atas

merupakan acuan dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Pemerintah telah
melakukan berbagai usaha guna
meningkatkan kualitas pendidikan,
diantaranya memperbanyak koleksi
bukudi perpustakaan, menyempurnakan
kurikulum,
dan
meningkatkan
kompetensi guru dengan melalukan
penataran-penataran.
Walaupun
demikian matematika masih termasuk
salah satu bidang studi yang ditakuti
oleh sebagian siswa, sehingga banyak
siswa
yang
berkesulitan
belajar
matematika dan berdampak pada

rendahnya hasil belajar matematika yang
mereka capai.
Kenyataan dilapangan dari hasil
wawancara peneliti diperoleh informasi
bahwa hasil belajar matematika siswa
kelas VII SMP YPS Swakarya Salapian
banyak siswa yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapakan sekolah yaitu 70.
Berdasarkan wawancara pada tanggal 30
Juli dengan guru matematika SMP YPS
Swakarya Salapian diketahui, banyak
siswa yang mendapatkan nilai rendah

untuk mata pelajaran matematika.
Berikut ini disajikan dalam Tabel 1:
Tabel 1. Hasil Ulangan Harian siswa
kelas VII SMP YPS Swakarya
Salapian
N

o

Kel
as

1

VII
A
VII
B
VII
C

2
3

Ju
mla
h

34

Ketuntasan
Jum Persen
lah
tase
14
41,18

Tidak Tuntas
Jum Persen
lah
tase
20
58,82

36

9

25,00

27

75,00

36

11

30,56

25

69,44

(Sumber : Guru Matematika Kelas VII
SMP YPS Swakarya Salapian).
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa
siswa kelas VII SMP YPS Swakarya
Salapian masih banyak yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan sekolah untuk
kelas VII yaitu 70. Tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa persentase siswa
yang tuntas hanya mencapai 32,25%.
Hal ini sangat tidak baik bagi prestasi
siswa
dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran.
Sumber tersebut terbukti pada
saat peneliti melakukan penelitian
pendahuluan di sekolah SMP YPS
Swakarya Salapian. Dalam penelitian
pendahuluan ini peneliti melakukan
penelitian dikelas VIII SMP YPS
Swakarya Salapian dengan memberikan
tes berbentuk essay sebanyak 5 soal.
Salah satunya adalah :

Soal :

3

Jurnal Pendidikan Matematika

menghafal konsep dari padamemahami
apa yang disampaikan oleh guru didepan
kelas. Dan guru juga masih menjadi
monoton dalam proses pembelajaran,
gaya yang digunakan guru juga masih
klasik
yang
merupakan
proses
pembelajaran yang masih berpusat
kepada guru. Hal tersebut berakibat
siswa kesulitan mengerjakan soal ketika
diberikan soal yang sedikit berbeda dari
contoh soal yang diberikan.
Akibat kurangnya kemampuan
siswa dalam memahami materi yang
disampaikan guru adalah rendahnya
hasil belajar atau prestasi belajar siswa.
Oleh karena itu hal yang perlu
diperhatikan adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar siswa,
agar siswa dapat memahami konsep
materi yang disampaikan guru dalam
proses
pembelajaran.
Sehingga
diperoleh hasil belajar yang maksimal.
Slameto (2010:10) berpendapat
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa dikelompokkan menjadi
dua jenis yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yaitu fator
yang ada dalam individu yang sedang
belajar yaitu meliputi faktor jasmani,
psikologis dan faktor kelelahan. Faktor
eksternal yaitu faktor dari luar individu
yang terdiri dari faktor keluarga, sekolah
dan faktor masyarakat.
Salah satu solusinya adalah
dengan
menerapkan
model
pembelajaran
kooperatif.
Model
kooperatif memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bekerja kelompok
dalam memecahkan suatu masalah
secara bersam-sama. Seperti yang
diungkapkan oleh Slavin (2008:4)
Pembelajaran kooperatif merujuk pada
berbagai macam metode pengajaran
dimana para peserta didik bekerja dalam
berkelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya
dalam mempelajari materi pembelajaran.
Dalam kooperatif, siswa diharapkan
dapat
saling
membantu,
saling
mendiskusikan dan beragumentasi,

Sumber:
Topisekolah1.blogspot.co.id
Koperasi sekolah membeli 30 topi
dengan harga Rp 67.500,00 jika
koperasi sekolah menginginkan
untung Rp500,00 untuk sebuah topi,
maka berapakah harga penjualan
sebuah topi ?
Jawaban siswa :

GAMBAR 1.1 Tes Awal
Soal tersebut diberikan kepada 36
siswa. Dari hasilobservasi, 10 orang
tidak menjawab tersebut, 20 orang
menjawab dengan jawaban salah dan 6
orang menjawab benar.
Dari hasil tersebut peneliti dapat
menyimpulkan bahwa 67,75% tingkat
kemampuan matematis siswa disekolah
itu masih rendah. Dan berdasarkan
penelitian
pendahuluan
diketahui
beberapa siswa tidak selalumemahami
apa yang disampaikan oleh guru.
Kebanyak siswa dilapangan lebih sering

4

Jurnal Pendidikan Matematika

untuk mengasah pengetahuan yang
mereka kuasai saat itu dan menutup
kesenjangan dalam pemahaman masingmasing
Ada beberapa tipe model
pembelajaran kooperatif yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran
matematika diantaranya adalah model
pembelajaran koopertaif tipe Number
Head Together (NHT) yaitu model
kooperatif yang dapat meningkatkan
kerjasama diantara siswa, sebab dalam
pembelajaran siswa ditempatkan dalam
satu kelompok untuk berdiskusi,
meningkatkan tanggung jawab siswa
bersama,
sebab
masing-masing
kelompok diberi tugas yang berbeda
untuk dibahas, serta melatih siswa untuk
menyatukan pikiran, karena Number
Head Together (NHT) mengajarkan
siswa untuk menyatukan persepsi dalam
kelompok. Selain NHT ada juga model
pembelajaran tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) yaitu
model
kooperatif
yang
dapat
meningkatkan kerja sama siswa, sebab
dalam pembelajarannya siswa diberi
kesempatan untuk berdiskusi satu
kelompok, membuat suasana belajar
lebih menyenangkan karena siswa
dikelompokkan dalam kelompok yang
heterogen. Jadi siswa tidak mudah bosan
mendapatkan kawan atau teman baru
dalam pembelajaran. Kedua model ini
sama-sama
baik
dalam
proses
pembelajaran kooperatif, namun disini
akan diteliti mana yang lebih baik
apabila diajarkan oleh kedua kelas yang
berbeda.
Berdasarkan uraian yang telah
disajikan penulis berupaya untuk
mengungkapkan
Apakah
terdapat
perbedaan hasil belajar matematika
siswa
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD)
dengan tipe Number Heads Together
(NHT) pada siswa kelas VII SMP YPS
Swakarya Salapian Tahun Pelajaran
2016/2017.

Tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah Untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan hasil belajar
matematika siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD)
dengan tipe Number Heads Together
(NHT) pada siswa kelas VII SMP YPS
Swakarya Salapian Tahun Pelajaran
2016/2017.
Adapun manfaat penelitian yang
diharapkan adalah: Bagi guru, dapat
sebagai bahan masukan untuk dapat
memilih model pembelajaran yang lebih
baik dalam pembelajaran matematika
yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Bagi siswa, dapat sebagai
alternatif
untuk
meningkatkan
kemampuan siswa dan mengaktifkan
siswa dalam belajar serta dapat menjalin
hubungan yang lebih baik diantara siswa
sehingga
dapat
meningkatkan
komunikasi dan hasil belajar dalam
pembelajaran matematika. Bagi peneliti,
sebagai bahan masukan untuk dapat
menerapkan model pembelajaran yang
lebih baik tepat dalam kegiatan belajar
mengajar disekolah pada masa yang
akan datang.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hasil Belajar
Menurut Bloom dalam Daryanto
(2010:217) tiga ranah hasil belajar yaitu
kognitif, efektif, dan psikomotor. Untuk
aspek kognitif Bloom menyebutkan
enam tingkatan yaitu : pengetahuan,
pengertian, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Ahmadi dan Rohani dalam
Nirwansyah
(2010:9)
juga
mengemukakan bahwa hasil belajar
bertujuan melihatkan kemajuan belajar
siswa dalam hal penguasaan materi
pelajaran yang telah dipelajari sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan
pada :
a. Sasaran penilaian
b. Alat penilaian

5

Jurnal Pendidikan Matematika

c.

Prosedur pelaksanaan test yang
dimiliki prinsip-prinsip test hasil
belajar, yaitu :
1. Test
hasil
belajar
harus
mengukur hasil belajar dengan
jelas sesuai dengan tujuan
pengajaran.
2. Test hasil belajar seharusnya
mengukur
sampel
yang
representif hasil belajar dan
bahan-bahan yang mencakup
dalam pengajaran.
3. Test hasil belajar mencakup
jenis butir-butir pertanyaan yang
paling sesuai untuk mengetahui
hasil belajar yang diinginkan.
4. Test
hasil
belajar
harus
direncanakan sesuai dengan
penggunaan khusus hasil test
tersebut.
5. Test hasil belajar harus dibuat
rehabilitas,ditafsir hati-hati
6. Test hasil belajar dibuat untuk
memperbaiki belajar siswa.

Menurut
Slavin
dalam
Trianto
menyatakan bahwa pada STAD siswa
ditempatkan
pada
suatukelompok
beranggota 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis
kelamin, dan suku. Guru menyajikan
pelajaran dan kemudian siswa bekerja
dalam tim mereka memastika bahwa
seluruh anggota tim telah menguasasi
pelajaran tersebut. Kemudian seluruh
siswa diberiksn tes tentang materi
tersebut pada tes ini mereka tidak
diperboleh saling membantu.
4.

Model Pembelajaran Koopratif
Tipe NHT (Number Heads
Together)
Model pembelajaran NHT dapat
dijadikan alternatif variasi model
pembelajaran
dengan
membentuk
kelompok heterogen, setiap kelompok
beranggota 3-5 orang siswa, setiap
anggota memiliki satu nomor yang
berbeda. Kemudian guru mengajukan
pertanyaan untuk didiskusikan bersama
dalam kelompok dengan menunjukkan
salah satu nomor mewakili kelompok
diungkapkan oleh Imas dan Berlin
(2015:29)

2. Model Pembelajaran kooperatif
Ibrahim
dalam
Risnawati
(2008:22) mengemukakan pembelajaran
kooperatif adalah salah satu model
pembelajaran dengan mengelompokkan
siswa kedalam kelompok kecil. Setiap
kelompok yang terdiri dari empat
samapi enam orang yang bersifat
berbeda (heterogen), ada laki-laki, dan
ada perempuan, dalam kemampuan
akademik ada yangpintar, sedang dan
lemah. Anggota kelompok saling belajar
bersama untuk menyelesaikan tugastugas akademik.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
SMP YPS Swakarya Salapian. Penelitian
ini dilaksanakan pada semester ganjil
tahun pelajaran 2016/2017. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII SMP YPS Swakarya
Salapian tahun pelajaran 2016/2017
sebanyak 106 siswa yang terdiri dari dua
kelas. Dari dua kelas yang tersedia,
sampel penelitian ini diambil sebanyak 2
kelas. Kelas VII-B sebagai kelas
eksperimen A yaitu kelas yang
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division), dan kelas VII-C
sebagai kelas eksperimen B yaitu kelas
yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Number Heads
Together).

3.

Model Pembelajaran Koopratif
Tipe STAD (Student Teams
Achievement Division)
STAD merupakan salah satu
metode pembelajaran kelompok yang
paling
awal
ditemukan.
STAD
dikembang oleh Robert.E.Slavin dan
teman-temannya di Universitas Jhon
Hopkins dan merupakan pembelajaran
kooperatif
yang
palingsederhana.

6

Jurnal Pendidikan Matematika

Dalam penelitian ini penulis
menggunakan dua variabel yaitu,
variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau disebut variabel X,
yang menjadi variabel bebas (X) dalam
penelitian
ini
adalah
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Teams Achievement Division)
dan NHT (Number Heads Together)
Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau disebut variabel Y,
yang menjadi variabel terikat (Y) dalam
penelitian ini adalah hasil belajar
matematika siswa.

o
1
2
3
4
5

Hasil Penelitan
Penelitian
menggunakan
model
koopratif tipe STAD (Student Teams
Achievement
Division)
dikelas
eksperimen A dan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Number Heads
Together) di kelas eksperimen B.
Sebelum dilakukan penelitian, kedua
kelas tersebut diberi pretest, tujuannya
untuk mengetahui kemampuan awal
siswa
sebelum
diberi
perlakuan
pembelajaran.

250
200
150
100
50
0

Kelas
NHT

50

50

17

17

36,17

37,50

12,92

14,05

166,85

197,48

STAD
NHT

1. Data Nilai Pretest Kelas STAD
dan Kelas NHT
Pretest adalah soal tes yang diberikan
kepada siswa sebelum diberikan
perlakuan pembelajaran. Berdasarkan
data hasil pretest yang diberikan di kelas
eksperimen A (STAD) dan di kelas
eksperimen B (NHT). Untuk lebih
jelasnya, data hasil belajar matematika
siswa kelas STAD dan kelas NHT
disajikan dalam tabel statistik deskriptif
sebagai berikut:

1. Data
Nilai
Posttest
Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Posttest adalah soal tes yang
diberikan kepada siswa setelah diberikan
perlakuan pembelajaran. Berdasarkan
data hasil posttest yang diberikan di
2. Data Nilai Posttest Kelas STAD
dan Kelas NHT
Posttest adalah soal tes yang
diberikan kepada siswa setelah diberikan
perlakuan pembelajaran. Berdasarkan
data hasil posttest yang diberikan di
kelas eksperimen A (STAD) dan di kelas
eksperimen B (NHT). Untuk lebih

Tabel 4.1Data Nilai Pretest Siswa
Kelas STAD dan Kelas NHT
Ukuran

Nilai
Maksimum
Nilai
Minimum
Rata-Rata
Simpangan
Baku
Varians

Kelas
STAD

Secara visual penyebaran data
prestasi belajar matematika siswa kelas
eksperimen A yang menggunakan model
pembelajaran koopratif tipe STAD
(Student Teams Achievement Division)
dan kelas eksperimen B yang
menggunakan model pembelajaran
koopratif tipe NHT (Number Heads
Together) dapat dilihat dalam diagram
batang perbedaan nilai rata-rata,
simpangan baku, dan varians pretest
kelas STAD dan kelas NHT sebagai
berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN

N

Statistik

Pretest

7

Jurnal Pendidikan Matematika

jelasnya, data hasil belajar matematika
siswa kelas STAD dan kelas NHT
disajikan dalam tabel statistik deskriptif
sebagai berikut:

Analisis data hasil penelitian yang
berupa tes kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa dilakukan
untuk membuktikan hipotesis penelitian
yang telah diajukan.Sebelum dilakukan
pengujian hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis yang
berupa uji normalitas dan uji
homogenitas. Hasil uji prasyarat analisis
hingga pengujian hipotesis akan
dipaparkan sebagai berikut:
Uji normalitas yang digunakan adalah
uji Liliefors. Uji Liliefors digunakan
untuk mengetahui apakah data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
atau tidak, dengan ketentuan bahwa data
berasal dari populasi yang berdistribusi
normal jika memenuhi kriteria L0 < Ltabel
diukur pada taraf signifikansi dan
tingkat kepercayaan tertentu. Maka
dinyatakan
populasi
tersebut
berdistrubusi normal. Hipotesis yang
diajukan dan akan diuji dalam uji
normalitas ini sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil
Perhitungan Uji Normalitas dengan
Uji liliefors

Tabel 4.2 Data Nilai Posttest Siswa
Kelas STAD dan Kelas NHT
N
o
1
2
3
4
5

Ukuran
Statistik
Nilai
Maksimu
m
Nilai
Minimum
Rata-Rata
Simpangan
Baku
Varians

Posttest
Kelas
Kelas
STAD
NHT
100

100

86

86

89,84

86,50

7,42

5,67

55,00

32,142

Secara visual penyebaran data
prestasi belajar matematika siswa kelas
eksperimen A yang menggunakan
koopratif tipe STAD dan kelas
eksperimen B yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
dilihat dalam diagram batang perbedaan
nilai rata-rata, simpangan baku, dan
varians posttest kelas STAD dan kelas
NHT sebagai berikut :
250
200
150
100
50
0

Data

Kelom
pok

L0

Ltabel

Kesim
pulan

Ket

STAD

0,146
9

0,147
7

Terima
H0

Nor
mal

NHT

0,134
9

0,147
7

Terima
H0

Nor
mal

STAD

0,085
3

0,147
7

Terima
H0

Nor
mal

NHT

0,008
7

0,147
7

Terima
H0

Nor
mal

Pret
est

STAD NHT
Post
test

Uji
homogenitas
atau
uji
kesamaan
dua
varians
populasi
dilakukan dengan uji Fisher. Untuk
kriteria pengujian data kedua sampel
adalah homogen jika Fhitung < Ftabel pada
taraf signifikan 5%. Maka dinyatakan
kedua kelas tersebut homogen.

Analisis data hasil penelitian yang
berupa tes kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa dilakukan
untuk membuktikan hipotesis penelitian

8

Jurnal Pendidikan Matematika

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil
Perhitungan Uji Homogenitas dengan
Uji Fisher

memberikan pretest terlebih terdahulu
dikelas eksperimen A (STAD) dan kelas
eksperimen B (NHT). Hal itu dilakukan
untuk mengetahui kemampuan awal
Data

Pengujian Hipotesis, Setelah uji
prasyarat, maka didapat bahwa kedua
kelas berdistribusi normal dan homogen.
Pengujian hipotesis digunakan uji-t. Ujit
ini digunakan untuk mengetahui
adanya
perbedaan
hasil
belajar
matematika
dengan
menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan NHT dengn hipotesis :
Ho : μ 1 = μ 2
μ 2
Ha : μ 1 ≠

STAD
Pretest
NHT
Posttest


NHT
86,50

thitung

ttabel

5,110

1,994

STAD
NHT

Fhitu

Ftabel

ng

Kesimpul
an

1,18
35

1,762
0

Homogen

1,71
11

1,762
0

Homogen

siswa sebelum diberikannya perlakuan.
Berdasarkan analisis pretest,
hasil perhitungan diperoleh nilai ratarata ( X́ ) untuk kelas STAD adalah
36,17 dengan simpangan baku adalah
12,92. Sementara nilai rata-rata ( X́ )
kelas NHT adalah 37,50 dengan
simpangan baku adalah 14,05. Sehingga
dari analisis pretest kelas STAD
diperoleh L0 = 0,1469 sedangkan Lt =
0,1477. Ini menunjukkan bahwa
diperoleh L0 < Lt pada uji normalitas,
sementara itu analisis data awal pretest
kelas NHT diperoleh L0 = 0,1349
sedangkan Lt = 0,1477. Ini menunjukkan
bahwa diperoleh L0 < Lt pada uji
normalitas. Uji homogenitas juga
menunjukkan hasil yang sama seperti uji
normalitas. Jadi kesimpulannya adalah
kedua kelas berasal dari kondisi yang
sama dan dapat diberi perlakuan, yaitu
kelas eksperimen A diberi perlakuan
dengan model pembelajaran kooperatif
Tipe STAD (Student Teams Achievement
Division)dan kelas eksperiemen B
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT (Number Heads Together).
Proses pembelajaran selanjutnya
kelas eksperimen A mendapat perlakuan
model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement
Division)dan untuk kelas eksperimen B
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe
NHT
(Number
Heads
Together).Setelah proses pembelajaran
berakhir, kelas eksperimen A dan kelas
eksperimen B diberi posttest.

Tabel 4.5 Hasil pengujian Hipotesis
Penelitian

STAD
89,84

Kelom
pok

Kesimpula
n
Tolak Ho

Dari data posttest diatas diperoleh thitung
=5,110 dan ttabel =1,994 dengan α =
0,05 dengan kriteria pengujian tolak Ho
jika thitung >ttabel. Ini berarti bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima.
a. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan di
SMP YPS Swakarya Salapian. Model
pembelajaran kooperatif Tipe STAD
(Student Teams Achievement Divison)
yang
melalui
6
fase
yaitu:
menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa,
menyajikan
informasi,
mengorganisasikan
siswa
dalam
kelompok-kelompok
belajar,
membimbing kelompok bekerja dan
belajar,
evaluasi,
dan
memberi
penghargaan. Dan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Number Heads
Together) melalui 6 fase yaitu :
menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa,menyampaikan
informasi,
penomoran, mengajukan pertanyaan,
berpikir bersama dan menjawab.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti

9

Jurnal Pendidikan Matematika

Berdasarkan hasil tes yang telah
dilakukan diperoleh nilai rata- rata kelas
eksperimen A (STAD) adalah 89,84
dengan simpangan baku adalah 7,42.
Sementara
nilai
rata-rata
kelas
eksperimen B (NHT) 86,50 dengan
simpangan baku adalah 5,67. Sehingga
dari analisis data akhir (posttest) kelas
STAD diperoleh L0 = 0,0853 sedangkan
Lt = 0,1477. Ini menunjukkan bahwa
diperoleh L0 < Lt pada uji normalitas,
sementara itu analisis data akhir
(posttest) kelas NHT diperoleh L0
=0,0087 sedangkan Lt= 0,1477. Ini
menunjukkan bahwa diperoleh L0 < Lt
pada uji normalitas. Uji homogenitas
juga menunjukkan hasil yang sama
seperti
uji
normalitas.
Jadi
kesimpulannya adalah kedua kelas
berasal dari kondisi yang sama.
Berdasarkan uji-t diperoleh t tabel
= 1,994, sementara berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan
diperoleh thitung = 5,110. Dari perhitungan
terlihat bahwa thitung > ttabel (5,110 >
1,994) maka hipotesis yang diajukkan
diterima.
Tentu saja hal ini berkaitan dengan
perlakuan yang diberikan pada kedua
kelas. Pada kelas STAD guru lebih
banyak memberikan bimbingan kepada
siswa, guru membentuk kelompok
belajar dan membimbing siswa untuk
aktif dalam kegiatan pembelajaran,
setiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya, dan guru akan
memberikan
penghargaan
untuk
kelompok terbaik. Sementara pada kelas
NHT guru melakukan hal yang tidak
jauh berbeda dengan kelas STAD hanya
saja dalam pembelajarannya NHT tidak
membimbing sedetail STAD karena
lebih diharapkan kemandirian siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat di
simpulkan bahwa “Terdapat perbedaan
antara hasil belajar matematika siswa
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) dengan
tipe Number Heads Together (NHT) di

kelas VII SMP YPS Swakarya Salapian
tahun pelajaran 2016/2017”.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan
pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
matematika antara model pembelajaran
kooperatif
tipe
Student
Teams
Achievement Division (STAD) dengan
kooperatif tipe Number Heads Together
(NHT) pada siswa kelas VII SMP YPS
Swakarya Salapian Tahun Pelajaran
2016/2017.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di
atas maka penulis memberikan saransaran sebagai berikut:
1. Bagi siswa diharapkan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD)
dan kooperatif tipe Number Heads
Together (NHT) dapat membantu
meningkatkan hasil belajar siswa
khusunya
pada
pokok
bahasan
Aritmatika Sosial.
2. Bagi guru sebagai bahan masukkan
untuk
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD).
Guru dapat menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD)
ssat mengajarkan materi Aritmatika
Sosial sehingga mempermudah dan
membantu siswa dalam memahami dan
menguasai pelajaran.
3.Bagi peneliti selanjutnya, sebagai
tambahan wawasan tentang penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division
(STAD) dan kooperatif tipe Number
Heads
Together
(NHT)
dalam
menjalankan tugas pengajaraan sebagai
calon pengajar dimasa mendatang.
4. Bagi pembaca, sebagai bahan
informasi yang ingin melakukan
penelitian sejenis.

10

Jurnal Pendidikan Matematika

DAFTAR PUSTAKA
Daryanto.Belajar
dan
Mengajar.
Cetakan I, Bandung: Yrama
Widya. 2010
Hutagalung,
Nirwansyah.Tujuan
Penelitian.Sibolga : Karya Tulis
Ilmiah. 2006
Kurniasih Imas. Sani Berlin.Sukses
Mengimplementasikan Kurikulum
2013
.Yogyakarta
:
Kata
pena.2015

Risnawati.
Strategi
Pembelajaran
Matematika. Pekan Baru:Suska
Pres. 2008
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor
yang mempengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta.2010
Trianto.
Mendesain
Model
Pembelajaran Inovatif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya
pada
KTSP,
Jakarta:
Kencana.2011

11