peminatan kelas 3 revisi. docx
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
: SMK N 5 Yogyakarta
: Sejarah (Peminatan)
: XII / 1
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
Alokasi Waktu
: 4 x 45 (180 Menit)
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:
1. Menjelaskan latar belakang lahirnya gerakan non blok
2.
Menjelaskan gerakan non blok dan peranannya terhadap perang dingin
3.
Menganalisis peranan Indonesia dalam gerakan non blok pada masa perang dingin
4. Mengemukakan pendapat mengenai peran aktif bangsa Indonesia pada masa Perang
Dingin
5. Membuat kesimpulan dari hasil analisis mengenai peran aktif bangsa Indonesia pada
masa Perang Dingin
6. Menyajikan laporan hasil analisis mengenai peran aktif bangsa Indonesia pada masa
Perang Dingin
B.
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis peran aktif bangsa
Indonesia pada masa Perang Dingin
dan dampaknya terhadap politik dan
ekonomi global
4.3 Merekonstruksi tentang peran aktif
bangsa Indonesia pada masa Perang
Dingin dan dampaknya terhadap
politik dan ekonomi global dan
menyajikannya dalam bentuk tulisan
dan/atau media lain
Indikator
3.3.1 Menjelaskan latar belakang lahirnya
gerakan non blok
3.3.2 Menjelaskan gerakan non blok dan
peranannya terhadap perang dingin
3.3.3 Menganalisis peranan Indonesia dalam
gerakan non blok
4.2.1 Mengemukakan pendapat mengenai
peran aktif bangsa Indonesia pada
masa Perang Dingin
4.2.2 Membuat kesimpulan dari hasil
analisis mengenai peran aktif bangsa
Indonesia pada masa Perang Dingin
4.2.3 Menyajikan laporan hasil analisis
mengenai peran aktif bangsa
Indonesia pada masa Perang Dingin
C. Materi Pembelajaran:
Perkembangan gerakan Non Blok
Fakta
Konsep
Prinsip
Negara-negara Non Blok tidak penting
non blok
memihak
Prosedur
Latar
belakang
non blok
Peranan non blok
D. Metode Pembelajaran
1.
2.
3.
Pendekatan Saintifik
Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran
: Diskusi, tanya jawab, penugasan
: Discovery Learning
E. Media dan Alat Pembelajaran
Media
1. Power
point
tentang
perkembangan gerakan non blok
2. Video gerakan non blok
3. Gambar
tokoh-tokoh
pendiri
gerakan non blok
4.
Buku-buku
tentang
gerakan non blok
kerajaan
Alat
1. LKPD tentang perkembangan gerakan non
blok
2 LCDprojector
F. Sumber Belajar
1. Hapsari, Ratna, dkk. 2013. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta:Erlangga
2. Internet
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Pendah
uluan
Deskripsi
Abstraksi
Waktu
15 menit
Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran.
Menyiapkan sarana pembelajaran.
Guru memberikan apersepsi tentang materi
minggu lalu “menyebutkan hasil konferensi Asia
Afrika”
Guru
menyampaikan
topik
tentang
“perkembangan gerakan non blok”.
Menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, peserta didik dibagi menjadi
6 kelompok
Kegiata a.
Stimulation
60 menit
n Inti
(stimulasi/pemberian rangsangan)
Guru menunjukkan peta Negara
yang termasuk non blok, peserta
didik mengamati peta tersebut
Peserta
didik
mengidentifikasi
(mengumpulkan
informasi)
tentang
perkembangan gerakan non blok
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi
masalah)
Membimbing kelompok untuk melakukan
pengamatan melalui membaca buku teks serta
sumber belajar lain mengenai perkembangan
gerakan non blok
Peserta didik mendiskusikan" perkembangan
gerakan non blok” melalui kelompok yang
terdiri dari 6 kelompok, dengan pembagian
sebagai berikut:
1. Kelompok I dan IV merumuskan dan
mendiskusikan tentang latar belakang
lahirnya gerakan non blok
2. Kelompok II dan V merumuskan dan
mendiskusikan tentang gerakan non
blok dan peranannya terhadap perang
dingin
3. Kelompok III dan VI merumuskan dan
mendiskusikan
tentang peran aktif
bangsa Indonesia pada masa Perang
Dingin
Membimbing kelompok untuk berdiskusi
untuk mendapatkan pendalaman mengenai
c.
perkembangan gerakan non blok
Data
collection
(Pengumpulan Data)
Guru membimbing siswa dalam setiap
kelompok untuk mengumpulkan data dan
menemukan perkembangan gerakan non blok
dari berbagai sumber
d.
Data
Processing
(Pengolahan Data)
Penutu
p
Peserta didik mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi
Siswa diminta untuk dapat menganalisis
informasi yang didapat .
e. Verification (Pembuktian)
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk
mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam
bentuk tulisan
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasilnya dan ditanggapi
oleh kelompok lain
Guru memberikan penguatan diskusi
f.
Generalization(me
narikkesimpulan/generalisasi)
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan
disempurnakan oleh guru
Peserta didik diberikan pertanyaan lisan untuk 15 menit
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran
minggu ini, misalnya:
1. Jelaskan latar belakang lahirnya gerakan non
blok
2. Jelaskan peranan Indonesia terhadap perang
dingin
Guru bertanya pada peserta didik apakah sudah
memahami materi tersebut
Sebagai refleksi, guru mengajak peserta didik
untuk menggali nilai-nilai apa yang diperoleh
setelah belajar tentang topik “perkembangan
gerakan non blok”
Peserta didik diberi tugas rumah ( membuat peta
konsep perkembangan gerakan non blok
Menginformasikan materi pertemuan yang akan
datang tentang: “ekonomi global pada masa
perang dingin”
Kegiatan diakhiri dengan salam.
H. Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis penilaian aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi.
2) Jenis penilaian aspek pengetahuan dengan Teknik Tes tertulis.
3) Jenis penilaian ketrampilan dengan teknik Pengamatan dan portofolio
b. Bentuk Instrumen
1) Penilaian Sikap
a) Bentuk
: Pengamatan sikap (tercatat dalam Jurnal Penilaian sikap)
b) Instrumen : lembar observasi
2) Penilaian Pengetahuan
a) Bentuk
: Soal uraian
b) Instrumen : Soal uraian
3) Penilaian Ketrampilan
a) Bentuk
: Lembar Pengamatan Diskusi dan Presentasi
b) Instrumen : skala nilai observasi
c) Portofolio : Kumpulan tugas siswa
Yogyakarta, 23 Maret 2017
Mengetahui,
kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Asrida Damanik, S.Pd
Lampiran 1
BAHAN AJAR (MATERI AJAR)
A. TERBENTUKNYA GERAKAN NON BLOK
Seperti diketahui, pembangunan Gerakan Non-blok dicanangkan dalam Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) yang dihadiri 25 negara dari Asia, Afrika, Eropa, dan Latin Amerika diselenggarakan di
Biograd (Belgrade), Yugoslavia pada tahun 1961. Pemimpin kharismatik dari Yugoslavia, Presiden Broz
Tito, menjadi pemimpin pertama dalam Gerakan Non-Blok. Sejak pertemuan Belgrade tahun 1961,
serangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok telah diselenggarakan di Kairo, Mesir (1964)
diikuti oleh 46 negara dengan anggota yang hadir kebanyakan dari negara-negara Afrika yang baru
meraih kemerdekaan, kemudian Lusaka, Zambia (1969), Alzier, Aljazair (1973) saat terjadinya krisis
minyak dunia, Srilangka (1977), Cuba (1981), India (1985), Zimbabwe (1989), Indonesia, Kolombia,
Afrika Selatan, dan terakhir di Malaysia pada tahun 2003. Dengan didasari oleh semangat Dasa Sila
Bandung, maka pada tahun 1961 Gerakan Non Blok dibentuk oleh Josep Broz Tito, Presiden Yugoslavia
saat itu
Penggunaan istilah “Non-Alignment” (Tidak Memihak) pertama kali dilontarkan Perdana
Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya di Srilangka tahun 1954. Dalam pidato ini, Perdana
Menteri Nehru menjelaskan lima pilar prinsipil, empat pilar diantaranya disampaikan oleh Petinggi
Tiongkok Chou En-lai, yang dijadikan pedoman bagi hubungan antara Tiongkok dengan India. Lima
prinsip itu disebut dengan “Panchshell”, yang kemudian menjadi basis dari Gerakan Non-Blok. Kelima
prinsip tersebut adalah:
1.
Saling menghormati kedaulatan teritorial
2.
Saling tidak melakukan agresi
3.
Saling tidak mencampuri urusan dalam negeri
4.
Setara dan saling menguntungkan, serta
5.
Berdampingan dengan Damai
Melihat kenyataan di atas, keberadaan Gerakan Negara-Negara Non-Blok secara tegas mengacu
pada hasil-hasil kesepakatan dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung 1955. Penggunaan istilah
bangsa-bangsa non-blok atau “tidak memihak” adalah pernyataan bersama untuk menolak melibatkan
diri dalam konfrontasi ideologis antara Barat-Timur dalam suasana Perang Dingin. Lebih lanjut, bangsabangsa yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok lebih memfokuskan diri pada upaya perjuangan
pembebasan nasional, menghapuskan kemiskinan, dan mengatasi keterbelakangan di berbagai bidang.
Dengan demikian, jelas terang bagi kita besarnya kontribusi Konferensi Bandung bagi perkembangan
Gerakan Non-Blok sebagai gerakan politik dari negara-negara yang menentang perang dingin.
B. STRUKTUR GNB DAN ORGANISASI
Para pendiri Gerakan Non-Blok dan penerus mereka mengakui bahwa Gerakan mungkin akan
hancur jika mereka menciptakan struktur formal tersebut untuk Gerakan sebagai konstitusi dan
sekretariat intern. Sebuah organisasi trans-nasional multilateral yang terdiri dari negara-negara dengan
ideologi yang berbeda dan tujuan tidak pernah bisa membuat struktur administratif yang rasional untuk
menerapkan kebijakan bahwa semua bisa menerima.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Coordination
Coordinating Bureau
Coordination of the Coordinating Bureau and role of the Chair
Working Groups, Contact Groups, Task Forces and Committees
Non-Aligned Security Council Caucus
Joint Coordinating Committee
Coordination of Non-Aligned countries in other UN centres
The Troika
Group of past, present and future Chairs (Group of Ten)
Panel of Economists
Documentation
Decision making by consensus
C. PERTEMUAN – PERTEMUAN
Pertemuan-pertemuan tingkat tinggi yang diadakan oleh Negara-negara Non Blok meliputi :
1. Summit Conferences (Konferensi Tingkat Tinggi/KTT);
Pertemuan ini merupakan pertemuan tertinggi dan dihadiri oleh para Kepala Negara/Kepala
Pemerintahan seluruh Negara anggota Non Blok. Pertemuan ini merupakan pertemuan puncak dan
sering disebut dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Keputusan-keputusan penting akan
diputuskan dalam pertemuan tersebut. Pertemuan tingkat tinggi ini diselenggarakan setiap tiga
tahun. Dalam membahas masalah-masalah yang ada, pertemuan ini dibagi menjadi dua komite
yaitu Komite mengenai issue-issue politik dan Komite mengenai issue-issue ekonomi dan social.
Sampai saat ini telah diselenggarakan KTT sebanyak 16 kali dan bertempat di Negara-negara
anggota GNB, yaitu :
KTT I
: 01 – 06 September 1961 di Belgrade, Yugoslavia
KTT II
:
05 – 10 Oktober 1964, Kairo, Mesir
KTT III
:
08 – 10 September 1970, Lusaka, Zambia
KTT IV
:
05 – 09 September 1973, Aljir, Aljazair
KTT V
:
16 – 19 Agustus 1976, Colombo, Srilanka
KTT VI
:
03 – 09 September 1979, Havana, Kuba
KTT VII
:
07 – 12 Maret 1983, New Delhi, India
KTT VIII
:
01 – 06 September 1986, Zimbabwe
KTT IX
:
04 – 07 September 1989, Belgrade, Yugoslavia
KTT X
:
01 – 07 September 1992, Jakarta, Indonesia
KTT XI
:
18 – 20 Oktober 1995, Cartagena, Kolombia
KTT XII
:
02 – 03 September 1998, Durban, Afrika Selatan
KTT XIII
:
02 – 25 February 2003, Kuala Lumpur, Malaysia
KTT XIV
KTT XV
KTT XVI
KTT XVII
2.
:
:
:
:
15 – 16 September 2006, Havana, Kuba
11 – 16 Juli 2009, Sharm el-Sheikh, Mesir
26 – 31 Agustus, Teheran, Iran
Karakas, Venezuela
Ministerial Conferences;
Konferensi ini merupakan pertemuan para menteri, yang bertujuan :
Meninjau/memeriksa perkembangan-perkem-bangan dan implementasi dari keputusankeputusan yang dihasilkan KTT.
Menyiapkan KTT berikutnya
Mendiskusikan hal-hal yang dianggap penting yang akan dibawa ke KTT.
Konferensi tingkat menteri terdiri dari :
Ministerial Meetings in New York during Sessions of the UN General Assembly
Ministerial Meeting of the Coordinating Bureau
Meeting of the Ministerial Committee on Methodology
Standing Ministerial Committee on Economic Cooperation
Ministerial Meetings in various fields of International Cooperation
Extraordinary Meetings of the Coordinating Bureau
Meetings of the working groups, task forces, contact groups and committees
D. NEGARA-NEGARA ANGGOTA DAN PESERTA LAIN
1.
Negara-negara Anggota
Setelah hampir 50 tahun sejak disepakati “Dasasila Bandung” yang menjadi landasan
semangat antikolonialisme di Asia Afrika, lalu dilanjutkan dengan Konferensi di Beograd yang
merumuskan GNB, secara kuantitas GNB berhasil menggalang anggota dari 25 negara pada tahun
1961 dan saat ini menjadi 118 negara yaitu Afganistan · Afrika Selatan · Republik Afrika Tengah ·
Aljazair · Angola · Antigua dan Barbuda · Arab Saudi · Bahama · Bahrain · Bangladesh · Barbados ·
Belarus · Belize · Benin · Bhutan · Bolivia · Botswana · Brunei · Burkina Faso · Burundi · Chad ·
Chili · Djibouti · Dominika · Republik Dominika · Ekuador · Mesir · Guinea Khatulistiwa · Eritrea ·
Ethiopia · Filipina · Gabon · Gambia · Ghana · Grenada · Guatemala · Guinea · Guinea-Bissau ·
Guyana · Honduras · India · Indonesia · Iran · Jamaika · Kamboja · Kamerun · Kenya · Kolombia ·
Komoro · Republik Kongo · Republik Demokratik Kongo · Korea Utara · Kuba · Kuwait · Laos ·
Lebanon · Lesotho · Liberia · Libya · Madagaskar · Maladewa · Malawi · Malaysia · Mali ·
Mauritania · Mauritius · Mongolia · Maroko · Mozambik · Myanmar · Namibia · Nepal · Nikaragua ·
Niger · Nigeria · Oman · Pakistan · Palestina · Panama · Pantai Gading · Papua Nugini · Peru ·
Qatar · Rwanda · Saint Lucia · Saint Vincent dan Grenadines · Sao Tome dan Principe · Senegal ·
Seychelles · Sierra Leone · Singapura · Somalia · Sri Lanka · Sudan · Suriname · Swaziland ·
Suriah · Tanjung Verde · Tanzania · Thailand · Timor Leste · Togo · Trinidad dan Tobago · Tunisia ·
Turkmenistan · Uganda · Uni Emirat Arab · Uzbekistan · Vanuatu · Venezuela · Vietnam · Yaman ·
Yordania · Zambia · Zimbabwe.
Sekretaris Jendral
Sekretaris Jendral Gerakan Non-Blok
Asal negara
Josip Broz Tito
Yugoslavia
Gamal Abdel Nasser
Republik Arab Bersatu
Kenneth Kaunda
Zambia
Houari Boumédienne
Aljazair
William Gopallawa
Sri Lanka
Junius Richard Jayewardene
Sri Lanka
Fidel Castro
Kuba
N. Sanjiva Reddy
India
Zail Singh
India
Robert Mugabe
Zimbabwe
Janez Drnovšek
Yugoslavia
Stipe Mesić
Yugoslavia
Branko Kostić
Yugoslavia
Dobrica Ćosić
Yugoslavia
Soeharto
Indonesia
Ernesto Samper Pizano
Kolombia
Andrés Pastrana Arango
Kolombia
Nelson Mandela
Afrika Selatan
Nama
Mulai
1961
1964
1970
1973
1976
1978
1979
1982
1983
1986
1989
1990
1991
1992
1992
1995
1998
1998
Akhir
1964
1970
1973
1976
1978
1979
1982
1983
1986
1989
1990
1991
1992
1992
1995
1998
1998
1999
Thabo Mbeki
Datuk Seri Mahathir bin
Mohammad
Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi
Fidel Castro
Raúl Castro
Hosni Mubarak
Muhammad Mursi
Mahmoud Ahmadinejad
Hassan Rouhani
2.
Afrika Selatan
Malaysia
1999
2003
2003
2003
Malaysia
Kuba
Kuba
Mesir
Mesir
Iran
Iran
2003
2006
2008
2009
2011
2012
2013
2006
2008
2009
2011
2012
2013
sekaran
g
Pengamat
Dalam kerangka kebutuhan untuk mempromosikan pembukaan Gerakan kontribusi
dari aktor-aktor lain di arena internasional, praktek saat ini untuk mengakui negara sebagai pengamat
ke pertemuan GNB. Serikat, yang memenuhi kriteria untuk masuk sebagai anggota, akan memiliki
pilihan untuk mengajukan status pengamat.
Pengamat dapat menghadiri dan, dengan izin Biro, mengatasi Pleno Konferensi
Summit atau pertemuan tingkat Menteri. Mereka tidak akan berpartisipasi dalam Komite maupun
dalam pertemuan GNB kelompok kerja, kelompok kontak atau gugus tugas. Prosedur penerimaan
anggota akan berlaku untuk masuk pengamat.
Adapun 17 negara pengamat yaitu Armenia, Azerbaijan, Bosnia and Herzegovina,
Brazil, Costa Rica, Croatia, El Salvador, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Mexico, Paraguay, People's
Republic of China, Serbia, Tajikistan, Ukraine, Uruguay, Montenegro.
Hal tersebut diatas membuktikan menguatnya sentiment antikolonialisme pasca
Perang Dunia II. Format politik GNB selanjutnya berusaha mempertahankan posisi sebagai zona
netral karena dalam periode Perang Dingin, Negara Asia Afrika dan Amerika Latin membutuhkan
banyak waktu untuk tidak terjebak peperangan. Selain itu, kebutuhan bagi Negara-negara Asia
Afrika lainnya untuk merasakan kehidupan bersama sebagai black side area tatanan dunia baru telah
menjadikan nasionalisme sebagai factor terpenting. Meski demikian, GNB masih diwarnai
inkonsistensi.
3.
Organisasi Pengamat
4.
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Afro-Asian Organisasi Solidaritas Rakyat (AAPSO)
Liga Arab
Organisasi Persatuan Afrika (OAU)
Organisasi Konferensi Islam (OKI)
Independentist Gerakan Baru dari Puerto Rico
Front de Liberation Nationale Kanak et Socialiste (FLNKS)
Negara Tamu
Para tamu diundang secara ad hoc untuk setiap Summit dan Pertemuan Tingkat
Menteri. Undangan dikeluarkan oleh negara tuan rumah setelah karena pertimbangan oleh Biro
Koordinasi. Para tamu saat Gerakan akan dimasukkan dalam daftar yang disediakan oleh Biro
Koordinasi. Para tamu hanya menghadiri upacara pembukaan dan penutupan Konferensi dan tidak
memiliki hak untuk hadir dan berpartisipasi dalam pertimbangan.
5.
Organisasi Tamu
Dalam Sistem PBB luar Sistem PBB
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)
International Centre for Enterprise Masyarakat di Negara Berkembang (ICPEDC)
Konferensi Internasional tentang Masalah Palestina
Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD)
Ad Hoc Committee PBB di Samudera Hindia
Dana Anak-anak PBB (UNICEF)
Komite PBB tentang Pelaksanaan hak-hak mutlak Rakyat Palestina
Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD)
Program Pembangunan PBB (UNDP)
Komisi Ekonomi dan Sosial PBB Asia dan Pasifik (ESCAP)
Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin dan Karibia (ECLAC)
UN Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR)
Organisasi Pembangunan Industri PBB (UNIDO)
UN Institute for Disarmament Research (UNIDIR)
UN International Riset & Lembaga Pelatihan untuk Kemajuan Perempuan (INSTRAW)
Komite Khusus PBB untuk Decolonistion
Program Pangan Dunia (WFP)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Asia Afrika Legal Consultative Committee (AALCC)
Commonwealth Secretariat
Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS)
Kelompok 77
Komite Internasional Palang Merah (ICRC)
Institut Internasional untuk Studi Non-Blok
Liga Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Non-Blok News Agency Renang (NANAP)
Trade Area Preferential untuk Timur dan Selatan Negara Afrika
SELA
Pusat Selatan
Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan (SADC)
Asosiasi Dunia untuk Federasi Dunia
E. MASALAH-MASALAH ANTAR NEGARA
Disadari bahaa meskipun Negara-negara anggota GNB sendiri berupaya memegang teguh
prinsip-prinsip dan cita-cita yang dianut oleh GNB sebagaimana tertuang dalam Dasasila Bandung,
namun bukan berarti bahwa selama ini tidak ada masalah-masalah internal GNB. Diantara masalahmasalah yang menonjol adalah adanya berbagai perselisihan yang terjadi diantara Negara-negara
anggota GNB sendiri. Perselisihan antara Negara anggota tertentu itu, selain mengganggu suasana
kerjasama intern GNB, juga adakalanya menghambat jalannya sidang-sidang GNB. Disamping itu,
disadari pula adanya kesulitan dalam mencapai kesepakatan untuk hal-hal tertentu yang disebabkan juga
oleh penerapan prinsip konsensus secara kaku.
F.
PERANAN GERAKAN NON BLOK BAGI PERDAMAIAN DUNIA
GNB sebagai suatu gerakan yang memiliki visi dan misi yang sangat baik pada masa perang
dingin dan memiliki kemajuan pesat padaanggota-anggotanya belakangan mulai dipertanyakan kerelevansiannya. Karena melihat kondisi dunia dimana sudah tidak ada lagi dua blok yang mendominasi
kekuatan didunia. Untuk memunculkan eksistensi nya kembali GNB mulai melakukan konferensi untuk
membuat suatu gerakan sehingga keberadaan GNB dapat tetap ada dan tidak hilang begitu saja. Karena
GNB sendiri sangat berperan dan memiliki manfaat yang sangat besat kepada anggotanya. Dengan
adanya GNB ini menolong Negara-negara di Asia dan Afrika lepas dari kolonialisme dan dapat merdeka.
Sayang rasanya bila hal ini harus hilang begitu saja karena masih banyak yang dapat dilakukan sekarang
ini untuk menuju dunia yang lebih baik. Dan kita tau GNB dipimpin orang-orang yang ahli maka kita
akan terus menunggu gebrakan yang akan dilakukan selanjutnya.
BAB III
PERANAN INDONESIA DALAM GERAKAN NON BLOK
A.
INDONESIA DAN GNB
Bagi Indonesia, Gerakan Non Blok merupakan wadah yang tepat bagi Negara-negara
berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya dan untuk itu Indonesia senantiasa berusaha secara
konsisten dan aktif membantu berbagai upaya kearah pencapaian tujuan dan prinsip-prinsip Gerakan
Non Blok.
GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir sebagai
Negara netral yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas
dunia haurs dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Selain itu
diamanatkan pula bahwa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kedua mandat tersebut juga merupakan falsafah dasar
GNB.
Sesuai dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memilih untuk menentukan
jalannya sendiri dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan
persahabatan dengan segala bangsa.
Sebagai implementasi dari politik luar negeri yang bebas dan aktif itu, selain sebagai salah satu
Negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan commited pada prinsip-prinsip dan aspirasi
GNB.
Sikap ini secara konsekuen diaktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya pada masa
kepemimpinan Indonesia pada tahun 1992 – 1995 diawal era pasca perang dingin. Pada masa itu,
Indonesia telah berhasil membawa GNB untuk mampu menentukan arah dan secara dinamis
menyesuaikan diri pada setiap perubahan yang terjadi dengan menata kembali prioritas-prioritas lama
dan menentukan prioritas-prioritas baru dan menetapkan orientasi serta pendekatan yang baru pula.
B.
PERANAN KEPEMIMPINAN INDONESIA DAN HASIL-HASILNYA
Dalam hal ini yang akan dijabarkan adalah yang mana Presiden Soeharto sebagai Ketua GNB
dan apa saja yang telah dihasilkannya sampai sekarang ini mulai dari berakhirnya KTT GNB ke-10
tanggal 1-6 September 1992 lalu.
Menurut Kepala Negara Bapak Presiden Soeharto bahwa GNB dalam era pasca perang dingin
masih terus relevan, maka beliau selaku Ketua GNB telah memperlihatkan usaha dan niat yang sungguhsungguh untuk menemukan kembali arah GNB dan mengembangkan melalui usaha nyataKerjasama
Selatan-Selatan -Menghidupkan kembali dialog Utara -Selatan.
Dalam kaitannya dengan hal yang disebutkan terakhir, Presiden menegaskan, bahwa agar
Selatan tidak dianggap hanya bisa "Menuntut", maka pendekatan lama yang cenderung konfrontatif akan
diganti dengan pendekatan kemitraan. Kesungguhan Kepala Negara untuk terus menjaga momentum
diperlihatkan juga dengan penegasan, bahwa hasil-hasil KTT GNB X tidak akan ditangani secara umum,
tetapi akan ditangani secara khusus. Pengangkatan Nana Sutresna sebagai "Kepala Staf" GNB, juga
Prof. Widjojo Nitisastro sebagai koordinator tim-tim ahli, serta empat Letjen (Purn) Sayidiman
Suryohadiprodjo, Achmad Thahir, Alamsyah Ratu Perwiranegara dan Hasnan Habib sebagai duta besar
wilayah adalah bukti yang jelas adanya kesungguhan Indonesia dalam memimpin dan menyukseskan
GNB.
Oleh karena itu kita dapat melihat hasil-hasil yang akan dicapai setelah KTT GNB X 1992
dalam kepemimpinan Indonesia dengan Bapak Presiden Soeharto sebagai Ketua GNB.
Banyak yang telah dihasilkan sampai sekarang ini sebagai contoh adalah :
1. Gerakan Non Blok putuskan untuk mengirim utusan Palestina ke negara-negara Arab adalah untuk
langsung terlibat dalam negosiasi-negosiasi yang mendukung usaha Palestina memperoleh haknya
kembali yang mana keputusan yang diambil oleh Ketua GNB -Presiden Soeharto mendapat
dukungan dari Menlu Palestina Farouk Kaddoomi seusai sidang Komite Palestina GNB di Bali yang
dalam hal ini menurutnya keputusan tersebut menunjukkan dukungan Gerakan Non Blok kepada
rakyat Palestina dalam memperoleh haknya kembali dan akan berusaha membuat warga Israel
mundur dari kawasan yang diduduki. Komite Palestina GNB terdiri dari Aljazair, India, Bangladesh,
Senegal, Gambia, Zimbabwe, Palestina dan Indonesia, komisi GNB untuk Palestina diketuai oleh
Indonesia.
2. Gerakan Non Blok ingin berdialog dengan Peserta KTT G7 di TOKYO.
Presiden Soeharto sebagai Ketua GNB dalam dialog tersebut sebenarnya ingin
menyampaikan berbagai masalah terutama yang tercantum dalam PesanJakarta (the Jakarta
Messages). Pesan Jakarta tersebut terkandung visi GNB yaitu :
Hilangnya keraguan sementara anggota khususnya mengenai relevansi GNB setelah berakhirnya
Preang Dingin dan ketetapanhati untuk meningkatkan kerjasama yang konstruktif serta sebagai
komponen integral dalam “arus utama” (mainstream) hubungan internasional;
Arah GNB yang lebih menekankan pada kerjasama ekonomi internasional dalam mengisi
kemerdekaan yang telah berhasil dicapai melalui cara-cara politik yang menjadi cirri menonjol
perjuangan GNB sebelumnya.
Adanya kesadaran untuk semakin meningkatkan potensi ekonomi Negara-negara anggota melalui
peningkatan kerjasama Selatan-Selatan.
Salah satu hasil KTT-GNB di Jakarta tahun 1992 adalah negara negara GNB akan
mengadakan kerjasama misalnya negara Afrika akan mengirimkan petani atau petugas Keluarga
Berencana ke Indonesia untuk melakukan magang. Namun karena Indonesia dan negara Afrika itu
tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai program magang ini, maka akan dicari negara
ketiga terutama negara maju yang bersedia membiayai pengiriman petani Afrika ke Indonesia. Dialog
negara maju dan berkembang yang disebut sebagai dialog Utara - Selatan. Dialog yang diharapkan
akan tercapai itu ternyata tidak dapat dicapai sehubungan dengan tidak diundangnya Presiden
Soeharto sebagai ketua GNB dalam KTT G-7 di Tokyo. Sikap negara maju yang mengabaikan niat
baik Gerakan Non Blok untuk menyampaikan suaranya dalam kesempatan KTT G-7 di Jepang
disesalkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Apa yang hendak disampaikan adalah buah pikiran
negara anggota GNB terhadap keadaan dunia saat ini, situasi dunia yang tengah dihadapi dan usulan
terhadap upaya bersama yang dapat dijalin oleh negara maju maupun negara sedang berkembang.
Kelompok G-7 dalam hal ini terdiri dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, March 11, Italia, Jepang
dan Amerika Serikat.
3. Upaya Penyelesaian Hutang Negara Negara Selatan
Beban hutang negara negara Non Blok adalah masalah yang cukup penting untuk dibahas
dan dicari penyelesaiannya. Mengenai masalah beban hutang negaranegara dunia ketiga ini cukup
banyak mendapat sorotan dan diharapkan agar dibawah kepemimpinan Indonesia, masalah hutang
yang menjadi salah satu agenda utama KTT Non Blok ke X bisa diselesaikan dengan terobosanterobosan yang cukup berarti. Dan untuk mewujudkan hal ini Presiden Soeharto mengundang
negaranegara untuk berbagi pengalaman dimana Indonesia sebagai negara penghutang pada negara
negara lain dinilai oleh Bank Dunia dapat membayar hutangnya sesuai waktu yang telah ditentukan.
Presiden Soeharto juga kembali mengungkapkan pandangan-pandangannya yang telah diungkapkan
pada saat menerima sejumlah kepala negara di New York, dimana Presiden Soeharto mengingatkan
kembali negara maju untuk memenuhi komitmennya menyisihkan 0,7 % dari GNP mereka bagi
membutuhan negara berkembang. Namun sejauh ini baru sekitar 0,37 % yang telah diberikan.
Dengan demikian masih ada kekurangan 0,3 -0,4 % atau sekitar 50 Milyard dollar Amerika dari
keseluruhan komitmen yang mereka berikan . Presiden Soeharto juga menekankan pentingnya
kerjasama selatan-selatan, bukan hanya sekedar menyelesaikan masalah sosio ekonomi tetapi juga
melalui kerjasama konkret antara selatan -selatan untuk memberi bobot dalam dialog dengan utara.
Kepala negara mengingatkan negara maju yang disebut kelompok utara dan negara berkembang
termasuk negara selatan saling membutuhkan antara lain karena nasib dan kepentingan mereka
sangat terkait satu sama lainnya. Negara selatan tidak akan dapat mencapai sasarannya dalam
pembangunan bila negara utara tidak berusaha menciptakan lingkungan eksternal yang mendukung
pembangunan di selatan. Namun dipihak lain negara utara dan negara industri maju akan mengalami
kesulitan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonominya tanpa adanya stabilitas dan
pembangunan di selatan. Jika selatan sampai kehilangan pasar yang luas dan vital Menurut presiden
Soeharto cara bijaksana adalah kedua pihak harus menyadari saling ketergantungan antar mereka dan
selanjutnya bersama sama menghasilkan cara pemecahan bersama dalam menghadapi tantangan
tantangan berat dalam masa krisis sekarang ini.
4. Bantuan untuk Petani Afrika
Presiden Soeharto secara khusus mengundang Brunei untuk turut serta dalam kerjasama
selatan-selatan. Dalam kerangka kerjasama ini, Indonesia secara konkret menawarkan untuk menukar
pengalaman dalam upaya meningkatkan produk sokongan kepada negara negara Afrika yang
mengalami kelaparan dewasa ini. Indonesia rnengundang para petani negara Afrika itu untuk melihat
secara langsung secara praktek ditengah tengah petani Indonesia. Dalam hal ini Brunei diminta
memberikan dana untuk membiayai perjalanan para petani Afrika itu ke Indonesia, karena baik
negara-negara Afrika itu maupun Indonesia tidak mampu membiayai program ini. Dengan demikian
diharapkan negara negara utara dapat merealisasikan kesanggupan mereka untuk memenuhi sasaran
yang telah disepakati bagi pembangunan resmi dan Presiden Soeharto menegaskan yang harus
dipahami setiap negara adalah kedaulatan menentukan sistem sosial ekonomi dan politik nasionalnya
masing masing.
5. Pidato pada KTT Pernbangunan Sosial di Kopenhagen, Denmark
KTT yang diadakan oleh PBB di Kopenhagen telah memberikan kesempatan dan
merupakan momentum yang tepat bagi Presiden Soeharto sebagai pemipinan Gerakan Non Blok
dengan rnernberikan pidato pertama yang menyerukan kerjasama diantara negara maju dan negara
berkembang untuk memperbaiki nasib orang miskin yang jumlahnya sekitar 1 Milyard didunia ini.
Pengalaman umumnya negara negara anggota GNB bahwa sekalipun upayaupaya mencapai
pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting tetapi hal itu bukanlah merupakan tujuan utama
dari pembangunan, melainkan kebijakan pembangunan juga harus menempatkan manusianya sebagai
pusat perhatiannya. Masalah kemiskinan dan pengangguran haruslah mendapat prioritas utama
sebagai dapat saja menjadi salah satu penyebab instabilitas. Masalah yang harus mendapat perhatian
khusus adalah hutan luar negeri, sistem perdagangan bebas serta pengendalian jumlah penduduk
khususnya juga masalah keamanan pangan di Afrika. GNB telah mencoba meringankan kemiskinan
melalui berbagai cara seperti peningkatan produksi pangan dan dalarn hal ini mengharapkan
kerjasarna maksimal dari PBB sebagai badan dunia untuk memainkan peranan yang lebih penting
dengan mencoba mewujudkan tatanan Tata Dunia Baru dalam usaha memecahkan masalah
keterbelakangan dan kemiskinan.
6. Pertemuan Informal Negara Berpenduduk Banyak
Ditengah tengah KTT Pembangunan Sosial di Kopenhagen, Presiden Soeharto sebagai
pemimpin GNB telah meluangkan waktu untuk mengadakan pertemuan informal dengan 9 negara
yang memiliki penduduk terbanyak didunia yaitu, Indonesia, Bangladesh, Brazil, Cina, Mesir, India,
Meksiko, Nigeria dan Pakistan. Pertemuan informal ke 9 negara berkembang tersebut membahas
masalah pendidikan bagi semua (Education For All) yang diselenggarakan oleh Badan-Badan PBB
yaitu UNESCO, UNICEF, UNFPA dan UNDP. Gerakan Non Blok memandang perlu bahwa
pendidikan merupakan landasan penting bagi upaya meningkatkan kemajuan, kemakmuran dan
kesejahteraan. Program konkrit dari pernyataan tersebut adalah dalam realisasinya mengadakan
program wajib belajar seperti yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Sebagai tindak
lanjut dari pertemuan informal ini akan dilanjutkan di Bali, bulan September yang akan datang.
7. Kunjungan Pemimpin Gerakan Non Blok ke Zagreb, Kroasia dan Sarajevo, Bosnia
Sesudah KTT Pembangunan Sosial di Kopenhagen, pemimpin GNB telah mengadakan
kunjungan yang dinilai oleh PBB sekalipun sangat berani dan beresiko tinggi yaitu ke Kroasia dan
Sarajevo yang tengah dilanda peperangan antar etnis. Setelah kujungan resminya selama 2 hari di
Zagreb, kemudian diikuti dengan kunjungan selama 6 jam ke Sarajevo, Bosnia. Dalam pernyataan
selaku pemimpin GNB, presiden Soeharto telah menyuarakan pandangan GNB terhadap bekas salah
satu negara pendiri GNB yaitu Yugoslavia terdahulu, yaitu bahwa tidak ada pihak yang dapat
menyelesaikan pertikaian etnis diantara mereka kecuali oleh para pemimpin negara-negara kawasan
bekas Yugoslavia sendiri. Gerakan Non Blok akan mencoba membantu semampu mungkin tanpa ikut
campur secara langsung melalui jalan jalan diplomatik yang syah dan sesuai dengan prinsip GNB itu
sendiri. Secara moril kunjungan pemimpin GNB ini dianggap sebagai dorongan dan perhatian bahwa
GNB sangat prihatin akan masalah yang berkepanjangan yang belum terselesaikan sampai sekarang.
KESIMPULAN
Gerakan Non Blok dalam kepemimpinan Indonesia yang diketuai oleh Presiden Soeharto
telah memperlihatkan niat dan usaha yang sungguh-sungguh untuk menemukan kembali kearah
Gerakan Non Blok yang seutuhnya dan berusaha mengembangkan usaha-usaha nyata seperti
kerjasama selatan-selatan dan selain itu juga menghidupkan kembali dialog utara-selatan. Untuk
penyelesaian hutang negara-negara selatan yang dari waktu kewaktu jumlah semakin membesar dan
semakin melilit, Indonesia sebagai negara pemimpin Gerakan Non Blok dihadapkan pada tantangantantangan yang cukup berat. Penyebabnya tidak saja diakibatkan oleh kesulitan ekonomi negaranegara maju tetapi juga dengan semakin umumnya pola menjadikan uang sebagai komoditi.
Keduanya menjadikan dana dunia semakin terbatas dalam situasi seperti ini, mengingat jumlah
negara selatan sendiri relatif banyak, berarti diantara mereka sendiri amat mungkin terjadi
persainganketat karena masing-masing akan mendahulukan kepentingan nasionalnya. Terdapat
tendensi bahwa Gerakan Non Blok ini telah bergerak dari gerakan yang bersifat politis menuju
gerakan yang bersifat mitra dan lebih terfokus semula yaitu menentang blok politis yang ada
Lampiran 2
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Bentuk Soal
Jumlah Soal
Penilaian Pengetahuan:
Kisi-kisi Soal
: Sejarah Indonesia
: XI/1
: Uraian
: 5 butir
Tujuan Pembelajaran
Indikator
Ju
ml
ah
soa
l
1. Menjelaskan latar belakang
lahirnya gerakan non blok
2. Menjelaskan gerakan non
blok dan peranannya terhadap
3.3.1 Menjelaskan latar belakang
lahirnya gerakan non blok
3.3.2 Menjelaskan gerakan non blok
2
1
perang dingin
3. Menganalisis peranan
Indonesia dalam gerakan non
blok
dan peranannya terhadap perang
dingin
3.3.3 Menganalisis peranan Indonesia
dalam gerakan non blok
1
Jawablah pertanyaan berikut
1.
2.
3.
4.
1.
Jelaskan latar belakang terbentuknya Gerakan Non-Blok!
Jelaskan prinsip – prinsip dari gerakan Non – Blok!
Jelaskan bagaimana peranan GNB terhadap perang dingin!
Analisilah bagaimana peranan Indonesia dalam GNB!
Jawaban :
Gerakan Non Blok (GNB) dibentuk oleh beberapa negara yang cinta damai dan ingin
berperan aktif dalam mencari solusi terbaik dalam rangka menciptakan perdamaian dan
keamanan dunia. Pertentangan atau rivalitas antara Blok Barat dan Blok Timur
semakin memuncak. Meskipun pertentangan itu belum sampai menyebabkan
terjadinya peperangan secara terbuka, namun perang dingin antara kedua blok telah
menimbulkan ketegangan sehingga mengganggu ketertiban dan perdamaian dunia.
Dengan demikian, gagasan untuk mendirikan GNB merupakan upaya cerdas untuk
meredakan ketegangan antara blok barat dengan blok timur. Sekaligus mewujudkan
kehidupan dunia yang tertib, aman, dan damai berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan
untuk menentukan cita-citanya.
Beberapa tokoh yang dianggap sebagai pemrakarsa berdirinya GNB adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
Presiden Soekarno (Indonesia),
Presiden Jseph Broz Tito (Yugoslavia)
Presiden Gamal Abdul Naser (Mesir)
Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan
Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana)
2. Prinsip-prinsip gerakan non blok :
1. Saling menghormati kedaulatan teritorial
2. Saling tidak melakukan agresi
3. Saling tidak mencampuri urusan dalam negeri
4. Setara dan saling menguntungkan, serta
5. Berdampingan dengan Damai
3.
GNB sebagai suatu gerakan yang memiliki visi dan misi yang sangat baik pada
masa perang dingin dan memiliki kemajuan pesat padaanggota-anggotanya belakangan
mulai dipertanyakan ke-relevansiannya. Karena melihat kondisi dunia dimana sudah
tidak ada lagi dua blok yang mendominasi kekuatan didunia. Untuk memunculkan
eksistensi nya kembali GNB mulai melakukan konferensi untuk membuat suatu
gerakan sehingga keberadaan GNB dapat tetap ada dan tidak hilang begitu saja. Karena
GNB sendiri sangat berperan dan memiliki manfaat yang sangat besat kepada
anggotanya. Dengan adanya GNB ini menolong Negara-negara di Asia dan Afrika
lepas dari kolonialisme dan dapat merdeka. Sayang rasanya bila hal ini harus hilang
begitu saja karena masih banyak yang dapat dilakukan sekarang ini untuk menuju
dunia yang lebih baik. Dan kita tau GNB dipimpin orang-orang yang ahli maka kita
akan terus menunggu gebrakan yang akan dilakukan selanjutnya.
4. Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok adalah sebagai berikut :Sebagai
pemprakarsa lahirnya GNB Presiden Soekarno sebagai duta untuk menyampaikan
keputusan KTT non blok I kepada Presiden Amerika serikat John F.
Kennedi.Indonesia menjadi penyelenggara sekaligus ketua Gerakan Non Blok dalam
KTT GNB di Jakarta pada Bulan September 1992.Presiden Soeharto merintis
dibukanya kembali Dialog Untara Selatan yang telah lama mengalami pemutusan,
yakni dalam KTT G-7 di Tokyo Jepang tahun 1993.Indonesia selalu mengusulkan
dalam KTT kemajuan Ekonomi, penghapusan penjajahan, dan kemurnia GNB tetap
dipertahankan.
Skor Penilaian Tes Tertulis
No. Soal
1
2
3
4
Jml Skor Maksimal
Skor Maksimal
20
20
20
40
100
NA =
Jumlah
Skor
yang
diperoleh Peserta Didik
Nilai maksimal yang di capai siswa = 100
Lampiran 3 : PENILAIAN KETRAMPILAN
Lampiran 3.1 . Penilaian ketrampilan untuk kegiatan mengamati gambar
No
N
Rel
Keleng
Kebah
J
N
a
eva
kapan
asaan
u
i
m
nsi
m
l
l
a
a
i
a
h
s
k
o
r
1
2
3
4
Keterangan
Kegiatan ini merupakan cara peserta didik dalam mengumpulkan informasi faktual
untuk mengumpulkan informasi dengan memanfaatkan indera penglihatan,
pendengaran dan pengecap
Relevansi, kelengkapan dan kebahasaan diperlakukan sebagai indicator penilaian
kegiatan mengamati
o Relevansi : merujuk pada ketepatan fakta yang diamati dengan informasi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
o Kelengkapan : semakin banyak komponen fakta yang terliput / terungkap
o Kebahasaan : mampu mendeskripsikan fakta – fakta yang dikumpulkan dalam bahasa
tulis yang efektif dan mudah dipahami
Masing – masing kolom diisi dengan skor rentang 1 – 4
4
3
2
1
: baik sekali
: baik
: cukup
: kurang
Nilai : jumlah skor yang diperoleh : skor maksimal (16 ) X 100
Kriteria :
Nilai
Huruf
Predikat
96 – 100
A
Sangat baik
91 – 95
A-
Sangat baik
86 – 90
B+
Baik
81 – 85
B
Baik
75 – 80
B-
Baik
70 – 74
C+
Cukup
65 – 69
C
Cukup
60 - 64
C-
Cukup
55 – 59
D+
Kurang
≤ 54
D
Kurang
Lampiran 3.2 . Penilaian ketrampilan untuk kegiatan diskusi kelompok
No
N
Me
M
Ber
Be
J
N
a
ngk
en
arg
rk
u
il
m
om
de
ume
on
m
a
a
uni
ng
ntas
tri
l
i
kasi
ar
i
bu
a
kan
ka
si
h
n
s
k
o
r
1
2
3
4
Keterangan
o Ketrampilan Mengkomunikasikan : kemampuan peserta didik untuk menyampaikan
ide / gagasan dengan bahasa yang efektif
o Ketrampilan mendengarkan : kemampuan peserta didik untuk tidak menyela,
memotong pembicaraan seseorang ketika sedang menyampaikan gagasannya
o Ketrampilan berargumentasi : kemampuan peserta didik untuk mengemukakan
argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya
o Ketrampilan berkontribusi : kemampuan pesera didik memberikan gagasan yang
mendukung ke penarikan kesimpilan termasuk didalamnya menghargai perbedaan
pendapat
Masing – masing kolom diisi dengan skor rentang 1 – 4
4 : baik sekali
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Nilai : jumlah skor yang diperoleh : skor maksimal (16 ) X 100
Kriteria :
Nilai
Huruf
Predikat
96 – 100
A
Sangat baik
91 – 95
A-
Sangat baik
86 – 90
B+
Baik
81 – 85
B
Baik
75 – 80
B-
Baik
70 – 74
C+
Cukup
65 – 69
C
Cukup
60 - 64
C-
Cukup
55 – 59
D+
Kurang
≤ 54
D
Kurang
Lampiran 3.3 . Penilaian ketrampilan untuk kegiatan presentasi
No
N
Menj
Memvis
Mer
Jum
N
a
elask
ualkan
esp
lah
il
m
an
on
skor
a
a
i
1
2
3
4
Keterangan
o Ketrampilan menjelaskan : ketrampilan menyampaikan hasil diskusi dan observasi
dengan menyakinkan
o Ketrampilan memvisualisasikan : berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk
membuat atau mengemas informasi semenarik mungkin
o Ketrampilan merespon : kemampuan peserta didik menyampaikan tanggapan atas
pertanyaan, sanggahan dari pihak lain secara empatik
Masing – masing kolom diisi dengan skor rentang 1 – 4
4
3
2
1
: baik sekali
: baik
: cukup
: kurang
Nilai presentasi = jumlah skor penilaian : skor maksimal (12 ) X 25
Kriteria :
Nilai
Huruf
Predikat
96 – 100
A
Sangat baik
91 – 95
A-
Sangat baik
86 – 90
B+
Baik
81 – 85
B
Baik
75 – 80
B-
Baik
70 – 74
C+
Cukup
65 – 69
C
Cukup
60 - 64
C-
Cukup
55 – 59
D+
Kurang
≤ 54
D
Kurang
3.4 Penilaian Keterampilan
Membuat peta konsep peranan Indonesia dalam gerakan non blok
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
:
:
Tahun Pelajaran
X
/1
Nama Peserta Didik
Waktu Pengamatan
Relevansi
0-100
Kelengkapan
0-100
:
:
2016/2017
Sistematika
0-100
Jumlah
Skor
Nilai = Jumlah skor dibagi 3
Keterangan :
Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik mengumpulkan
informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap
dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa
informasi) bukan CARA mengamati.
a. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian
kegiatan mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan
Pembelajaran (TP).
b. Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau
semakin sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.
c. Sistematika menunjukan bagaimana peserta didik menyususn materi
yang
dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar
dan mudah dipahami).
Skor rentang antara 0 – 100
0 – 74 = Kurang
• 81 – 90 = Baik
• 75 – 80 = Cukup
• 91 – 100 = Amat Baik .
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok 1
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1.
Latar belakang lahirnya gerakan Non Blok
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok 2
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1. Gerakan Non Blok dan peranannya terhadap perang dingin
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok 3
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1. Peranan Indonesia dalam gerakan non blok pada masa perang dingin
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok 4
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1. Latar belakang lahirnya gerakan Non Blok
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1. Gerakan Non Blok dan peranannya terhadap perang dingin
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok 6
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1. Peranan Indonesia dalam gerakan non blok pada masa perang dingin
Selamat bekerja!
(RPP)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
: SMK N 5 Yogyakarta
: Sejarah (Peminatan)
: XII / 1
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
Alokasi Waktu
: 4 x 45 (180 Menit)
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:
1. Menjelaskan latar belakang lahirnya gerakan non blok
2.
Menjelaskan gerakan non blok dan peranannya terhadap perang dingin
3.
Menganalisis peranan Indonesia dalam gerakan non blok pada masa perang dingin
4. Mengemukakan pendapat mengenai peran aktif bangsa Indonesia pada masa Perang
Dingin
5. Membuat kesimpulan dari hasil analisis mengenai peran aktif bangsa Indonesia pada
masa Perang Dingin
6. Menyajikan laporan hasil analisis mengenai peran aktif bangsa Indonesia pada masa
Perang Dingin
B.
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis peran aktif bangsa
Indonesia pada masa Perang Dingin
dan dampaknya terhadap politik dan
ekonomi global
4.3 Merekonstruksi tentang peran aktif
bangsa Indonesia pada masa Perang
Dingin dan dampaknya terhadap
politik dan ekonomi global dan
menyajikannya dalam bentuk tulisan
dan/atau media lain
Indikator
3.3.1 Menjelaskan latar belakang lahirnya
gerakan non blok
3.3.2 Menjelaskan gerakan non blok dan
peranannya terhadap perang dingin
3.3.3 Menganalisis peranan Indonesia dalam
gerakan non blok
4.2.1 Mengemukakan pendapat mengenai
peran aktif bangsa Indonesia pada
masa Perang Dingin
4.2.2 Membuat kesimpulan dari hasil
analisis mengenai peran aktif bangsa
Indonesia pada masa Perang Dingin
4.2.3 Menyajikan laporan hasil analisis
mengenai peran aktif bangsa
Indonesia pada masa Perang Dingin
C. Materi Pembelajaran:
Perkembangan gerakan Non Blok
Fakta
Konsep
Prinsip
Negara-negara Non Blok tidak penting
non blok
memihak
Prosedur
Latar
belakang
non blok
Peranan non blok
D. Metode Pembelajaran
1.
2.
3.
Pendekatan Saintifik
Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran
: Diskusi, tanya jawab, penugasan
: Discovery Learning
E. Media dan Alat Pembelajaran
Media
1. Power
point
tentang
perkembangan gerakan non blok
2. Video gerakan non blok
3. Gambar
tokoh-tokoh
pendiri
gerakan non blok
4.
Buku-buku
tentang
gerakan non blok
kerajaan
Alat
1. LKPD tentang perkembangan gerakan non
blok
2 LCDprojector
F. Sumber Belajar
1. Hapsari, Ratna, dkk. 2013. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta:Erlangga
2. Internet
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Pendah
uluan
Deskripsi
Abstraksi
Waktu
15 menit
Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran.
Menyiapkan sarana pembelajaran.
Guru memberikan apersepsi tentang materi
minggu lalu “menyebutkan hasil konferensi Asia
Afrika”
Guru
menyampaikan
topik
tentang
“perkembangan gerakan non blok”.
Menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, peserta didik dibagi menjadi
6 kelompok
Kegiata a.
Stimulation
60 menit
n Inti
(stimulasi/pemberian rangsangan)
Guru menunjukkan peta Negara
yang termasuk non blok, peserta
didik mengamati peta tersebut
Peserta
didik
mengidentifikasi
(mengumpulkan
informasi)
tentang
perkembangan gerakan non blok
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi
masalah)
Membimbing kelompok untuk melakukan
pengamatan melalui membaca buku teks serta
sumber belajar lain mengenai perkembangan
gerakan non blok
Peserta didik mendiskusikan" perkembangan
gerakan non blok” melalui kelompok yang
terdiri dari 6 kelompok, dengan pembagian
sebagai berikut:
1. Kelompok I dan IV merumuskan dan
mendiskusikan tentang latar belakang
lahirnya gerakan non blok
2. Kelompok II dan V merumuskan dan
mendiskusikan tentang gerakan non
blok dan peranannya terhadap perang
dingin
3. Kelompok III dan VI merumuskan dan
mendiskusikan
tentang peran aktif
bangsa Indonesia pada masa Perang
Dingin
Membimbing kelompok untuk berdiskusi
untuk mendapatkan pendalaman mengenai
c.
perkembangan gerakan non blok
Data
collection
(Pengumpulan Data)
Guru membimbing siswa dalam setiap
kelompok untuk mengumpulkan data dan
menemukan perkembangan gerakan non blok
dari berbagai sumber
d.
Data
Processing
(Pengolahan Data)
Penutu
p
Peserta didik mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi
Siswa diminta untuk dapat menganalisis
informasi yang didapat .
e. Verification (Pembuktian)
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk
mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam
bentuk tulisan
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasilnya dan ditanggapi
oleh kelompok lain
Guru memberikan penguatan diskusi
f.
Generalization(me
narikkesimpulan/generalisasi)
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan
disempurnakan oleh guru
Peserta didik diberikan pertanyaan lisan untuk 15 menit
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran
minggu ini, misalnya:
1. Jelaskan latar belakang lahirnya gerakan non
blok
2. Jelaskan peranan Indonesia terhadap perang
dingin
Guru bertanya pada peserta didik apakah sudah
memahami materi tersebut
Sebagai refleksi, guru mengajak peserta didik
untuk menggali nilai-nilai apa yang diperoleh
setelah belajar tentang topik “perkembangan
gerakan non blok”
Peserta didik diberi tugas rumah ( membuat peta
konsep perkembangan gerakan non blok
Menginformasikan materi pertemuan yang akan
datang tentang: “ekonomi global pada masa
perang dingin”
Kegiatan diakhiri dengan salam.
H. Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis penilaian aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi.
2) Jenis penilaian aspek pengetahuan dengan Teknik Tes tertulis.
3) Jenis penilaian ketrampilan dengan teknik Pengamatan dan portofolio
b. Bentuk Instrumen
1) Penilaian Sikap
a) Bentuk
: Pengamatan sikap (tercatat dalam Jurnal Penilaian sikap)
b) Instrumen : lembar observasi
2) Penilaian Pengetahuan
a) Bentuk
: Soal uraian
b) Instrumen : Soal uraian
3) Penilaian Ketrampilan
a) Bentuk
: Lembar Pengamatan Diskusi dan Presentasi
b) Instrumen : skala nilai observasi
c) Portofolio : Kumpulan tugas siswa
Yogyakarta, 23 Maret 2017
Mengetahui,
kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Asrida Damanik, S.Pd
Lampiran 1
BAHAN AJAR (MATERI AJAR)
A. TERBENTUKNYA GERAKAN NON BLOK
Seperti diketahui, pembangunan Gerakan Non-blok dicanangkan dalam Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) yang dihadiri 25 negara dari Asia, Afrika, Eropa, dan Latin Amerika diselenggarakan di
Biograd (Belgrade), Yugoslavia pada tahun 1961. Pemimpin kharismatik dari Yugoslavia, Presiden Broz
Tito, menjadi pemimpin pertama dalam Gerakan Non-Blok. Sejak pertemuan Belgrade tahun 1961,
serangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok telah diselenggarakan di Kairo, Mesir (1964)
diikuti oleh 46 negara dengan anggota yang hadir kebanyakan dari negara-negara Afrika yang baru
meraih kemerdekaan, kemudian Lusaka, Zambia (1969), Alzier, Aljazair (1973) saat terjadinya krisis
minyak dunia, Srilangka (1977), Cuba (1981), India (1985), Zimbabwe (1989), Indonesia, Kolombia,
Afrika Selatan, dan terakhir di Malaysia pada tahun 2003. Dengan didasari oleh semangat Dasa Sila
Bandung, maka pada tahun 1961 Gerakan Non Blok dibentuk oleh Josep Broz Tito, Presiden Yugoslavia
saat itu
Penggunaan istilah “Non-Alignment” (Tidak Memihak) pertama kali dilontarkan Perdana
Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya di Srilangka tahun 1954. Dalam pidato ini, Perdana
Menteri Nehru menjelaskan lima pilar prinsipil, empat pilar diantaranya disampaikan oleh Petinggi
Tiongkok Chou En-lai, yang dijadikan pedoman bagi hubungan antara Tiongkok dengan India. Lima
prinsip itu disebut dengan “Panchshell”, yang kemudian menjadi basis dari Gerakan Non-Blok. Kelima
prinsip tersebut adalah:
1.
Saling menghormati kedaulatan teritorial
2.
Saling tidak melakukan agresi
3.
Saling tidak mencampuri urusan dalam negeri
4.
Setara dan saling menguntungkan, serta
5.
Berdampingan dengan Damai
Melihat kenyataan di atas, keberadaan Gerakan Negara-Negara Non-Blok secara tegas mengacu
pada hasil-hasil kesepakatan dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung 1955. Penggunaan istilah
bangsa-bangsa non-blok atau “tidak memihak” adalah pernyataan bersama untuk menolak melibatkan
diri dalam konfrontasi ideologis antara Barat-Timur dalam suasana Perang Dingin. Lebih lanjut, bangsabangsa yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok lebih memfokuskan diri pada upaya perjuangan
pembebasan nasional, menghapuskan kemiskinan, dan mengatasi keterbelakangan di berbagai bidang.
Dengan demikian, jelas terang bagi kita besarnya kontribusi Konferensi Bandung bagi perkembangan
Gerakan Non-Blok sebagai gerakan politik dari negara-negara yang menentang perang dingin.
B. STRUKTUR GNB DAN ORGANISASI
Para pendiri Gerakan Non-Blok dan penerus mereka mengakui bahwa Gerakan mungkin akan
hancur jika mereka menciptakan struktur formal tersebut untuk Gerakan sebagai konstitusi dan
sekretariat intern. Sebuah organisasi trans-nasional multilateral yang terdiri dari negara-negara dengan
ideologi yang berbeda dan tujuan tidak pernah bisa membuat struktur administratif yang rasional untuk
menerapkan kebijakan bahwa semua bisa menerima.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Coordination
Coordinating Bureau
Coordination of the Coordinating Bureau and role of the Chair
Working Groups, Contact Groups, Task Forces and Committees
Non-Aligned Security Council Caucus
Joint Coordinating Committee
Coordination of Non-Aligned countries in other UN centres
The Troika
Group of past, present and future Chairs (Group of Ten)
Panel of Economists
Documentation
Decision making by consensus
C. PERTEMUAN – PERTEMUAN
Pertemuan-pertemuan tingkat tinggi yang diadakan oleh Negara-negara Non Blok meliputi :
1. Summit Conferences (Konferensi Tingkat Tinggi/KTT);
Pertemuan ini merupakan pertemuan tertinggi dan dihadiri oleh para Kepala Negara/Kepala
Pemerintahan seluruh Negara anggota Non Blok. Pertemuan ini merupakan pertemuan puncak dan
sering disebut dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Keputusan-keputusan penting akan
diputuskan dalam pertemuan tersebut. Pertemuan tingkat tinggi ini diselenggarakan setiap tiga
tahun. Dalam membahas masalah-masalah yang ada, pertemuan ini dibagi menjadi dua komite
yaitu Komite mengenai issue-issue politik dan Komite mengenai issue-issue ekonomi dan social.
Sampai saat ini telah diselenggarakan KTT sebanyak 16 kali dan bertempat di Negara-negara
anggota GNB, yaitu :
KTT I
: 01 – 06 September 1961 di Belgrade, Yugoslavia
KTT II
:
05 – 10 Oktober 1964, Kairo, Mesir
KTT III
:
08 – 10 September 1970, Lusaka, Zambia
KTT IV
:
05 – 09 September 1973, Aljir, Aljazair
KTT V
:
16 – 19 Agustus 1976, Colombo, Srilanka
KTT VI
:
03 – 09 September 1979, Havana, Kuba
KTT VII
:
07 – 12 Maret 1983, New Delhi, India
KTT VIII
:
01 – 06 September 1986, Zimbabwe
KTT IX
:
04 – 07 September 1989, Belgrade, Yugoslavia
KTT X
:
01 – 07 September 1992, Jakarta, Indonesia
KTT XI
:
18 – 20 Oktober 1995, Cartagena, Kolombia
KTT XII
:
02 – 03 September 1998, Durban, Afrika Selatan
KTT XIII
:
02 – 25 February 2003, Kuala Lumpur, Malaysia
KTT XIV
KTT XV
KTT XVI
KTT XVII
2.
:
:
:
:
15 – 16 September 2006, Havana, Kuba
11 – 16 Juli 2009, Sharm el-Sheikh, Mesir
26 – 31 Agustus, Teheran, Iran
Karakas, Venezuela
Ministerial Conferences;
Konferensi ini merupakan pertemuan para menteri, yang bertujuan :
Meninjau/memeriksa perkembangan-perkem-bangan dan implementasi dari keputusankeputusan yang dihasilkan KTT.
Menyiapkan KTT berikutnya
Mendiskusikan hal-hal yang dianggap penting yang akan dibawa ke KTT.
Konferensi tingkat menteri terdiri dari :
Ministerial Meetings in New York during Sessions of the UN General Assembly
Ministerial Meeting of the Coordinating Bureau
Meeting of the Ministerial Committee on Methodology
Standing Ministerial Committee on Economic Cooperation
Ministerial Meetings in various fields of International Cooperation
Extraordinary Meetings of the Coordinating Bureau
Meetings of the working groups, task forces, contact groups and committees
D. NEGARA-NEGARA ANGGOTA DAN PESERTA LAIN
1.
Negara-negara Anggota
Setelah hampir 50 tahun sejak disepakati “Dasasila Bandung” yang menjadi landasan
semangat antikolonialisme di Asia Afrika, lalu dilanjutkan dengan Konferensi di Beograd yang
merumuskan GNB, secara kuantitas GNB berhasil menggalang anggota dari 25 negara pada tahun
1961 dan saat ini menjadi 118 negara yaitu Afganistan · Afrika Selatan · Republik Afrika Tengah ·
Aljazair · Angola · Antigua dan Barbuda · Arab Saudi · Bahama · Bahrain · Bangladesh · Barbados ·
Belarus · Belize · Benin · Bhutan · Bolivia · Botswana · Brunei · Burkina Faso · Burundi · Chad ·
Chili · Djibouti · Dominika · Republik Dominika · Ekuador · Mesir · Guinea Khatulistiwa · Eritrea ·
Ethiopia · Filipina · Gabon · Gambia · Ghana · Grenada · Guatemala · Guinea · Guinea-Bissau ·
Guyana · Honduras · India · Indonesia · Iran · Jamaika · Kamboja · Kamerun · Kenya · Kolombia ·
Komoro · Republik Kongo · Republik Demokratik Kongo · Korea Utara · Kuba · Kuwait · Laos ·
Lebanon · Lesotho · Liberia · Libya · Madagaskar · Maladewa · Malawi · Malaysia · Mali ·
Mauritania · Mauritius · Mongolia · Maroko · Mozambik · Myanmar · Namibia · Nepal · Nikaragua ·
Niger · Nigeria · Oman · Pakistan · Palestina · Panama · Pantai Gading · Papua Nugini · Peru ·
Qatar · Rwanda · Saint Lucia · Saint Vincent dan Grenadines · Sao Tome dan Principe · Senegal ·
Seychelles · Sierra Leone · Singapura · Somalia · Sri Lanka · Sudan · Suriname · Swaziland ·
Suriah · Tanjung Verde · Tanzania · Thailand · Timor Leste · Togo · Trinidad dan Tobago · Tunisia ·
Turkmenistan · Uganda · Uni Emirat Arab · Uzbekistan · Vanuatu · Venezuela · Vietnam · Yaman ·
Yordania · Zambia · Zimbabwe.
Sekretaris Jendral
Sekretaris Jendral Gerakan Non-Blok
Asal negara
Josip Broz Tito
Yugoslavia
Gamal Abdel Nasser
Republik Arab Bersatu
Kenneth Kaunda
Zambia
Houari Boumédienne
Aljazair
William Gopallawa
Sri Lanka
Junius Richard Jayewardene
Sri Lanka
Fidel Castro
Kuba
N. Sanjiva Reddy
India
Zail Singh
India
Robert Mugabe
Zimbabwe
Janez Drnovšek
Yugoslavia
Stipe Mesić
Yugoslavia
Branko Kostić
Yugoslavia
Dobrica Ćosić
Yugoslavia
Soeharto
Indonesia
Ernesto Samper Pizano
Kolombia
Andrés Pastrana Arango
Kolombia
Nelson Mandela
Afrika Selatan
Nama
Mulai
1961
1964
1970
1973
1976
1978
1979
1982
1983
1986
1989
1990
1991
1992
1992
1995
1998
1998
Akhir
1964
1970
1973
1976
1978
1979
1982
1983
1986
1989
1990
1991
1992
1992
1995
1998
1998
1999
Thabo Mbeki
Datuk Seri Mahathir bin
Mohammad
Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi
Fidel Castro
Raúl Castro
Hosni Mubarak
Muhammad Mursi
Mahmoud Ahmadinejad
Hassan Rouhani
2.
Afrika Selatan
Malaysia
1999
2003
2003
2003
Malaysia
Kuba
Kuba
Mesir
Mesir
Iran
Iran
2003
2006
2008
2009
2011
2012
2013
2006
2008
2009
2011
2012
2013
sekaran
g
Pengamat
Dalam kerangka kebutuhan untuk mempromosikan pembukaan Gerakan kontribusi
dari aktor-aktor lain di arena internasional, praktek saat ini untuk mengakui negara sebagai pengamat
ke pertemuan GNB. Serikat, yang memenuhi kriteria untuk masuk sebagai anggota, akan memiliki
pilihan untuk mengajukan status pengamat.
Pengamat dapat menghadiri dan, dengan izin Biro, mengatasi Pleno Konferensi
Summit atau pertemuan tingkat Menteri. Mereka tidak akan berpartisipasi dalam Komite maupun
dalam pertemuan GNB kelompok kerja, kelompok kontak atau gugus tugas. Prosedur penerimaan
anggota akan berlaku untuk masuk pengamat.
Adapun 17 negara pengamat yaitu Armenia, Azerbaijan, Bosnia and Herzegovina,
Brazil, Costa Rica, Croatia, El Salvador, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Mexico, Paraguay, People's
Republic of China, Serbia, Tajikistan, Ukraine, Uruguay, Montenegro.
Hal tersebut diatas membuktikan menguatnya sentiment antikolonialisme pasca
Perang Dunia II. Format politik GNB selanjutnya berusaha mempertahankan posisi sebagai zona
netral karena dalam periode Perang Dingin, Negara Asia Afrika dan Amerika Latin membutuhkan
banyak waktu untuk tidak terjebak peperangan. Selain itu, kebutuhan bagi Negara-negara Asia
Afrika lainnya untuk merasakan kehidupan bersama sebagai black side area tatanan dunia baru telah
menjadikan nasionalisme sebagai factor terpenting. Meski demikian, GNB masih diwarnai
inkonsistensi.
3.
Organisasi Pengamat
4.
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Afro-Asian Organisasi Solidaritas Rakyat (AAPSO)
Liga Arab
Organisasi Persatuan Afrika (OAU)
Organisasi Konferensi Islam (OKI)
Independentist Gerakan Baru dari Puerto Rico
Front de Liberation Nationale Kanak et Socialiste (FLNKS)
Negara Tamu
Para tamu diundang secara ad hoc untuk setiap Summit dan Pertemuan Tingkat
Menteri. Undangan dikeluarkan oleh negara tuan rumah setelah karena pertimbangan oleh Biro
Koordinasi. Para tamu saat Gerakan akan dimasukkan dalam daftar yang disediakan oleh Biro
Koordinasi. Para tamu hanya menghadiri upacara pembukaan dan penutupan Konferensi dan tidak
memiliki hak untuk hadir dan berpartisipasi dalam pertimbangan.
5.
Organisasi Tamu
Dalam Sistem PBB luar Sistem PBB
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)
International Centre for Enterprise Masyarakat di Negara Berkembang (ICPEDC)
Konferensi Internasional tentang Masalah Palestina
Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD)
Ad Hoc Committee PBB di Samudera Hindia
Dana Anak-anak PBB (UNICEF)
Komite PBB tentang Pelaksanaan hak-hak mutlak Rakyat Palestina
Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD)
Program Pembangunan PBB (UNDP)
Komisi Ekonomi dan Sosial PBB Asia dan Pasifik (ESCAP)
Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin dan Karibia (ECLAC)
UN Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR)
Organisasi Pembangunan Industri PBB (UNIDO)
UN Institute for Disarmament Research (UNIDIR)
UN International Riset & Lembaga Pelatihan untuk Kemajuan Perempuan (INSTRAW)
Komite Khusus PBB untuk Decolonistion
Program Pangan Dunia (WFP)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Asia Afrika Legal Consultative Committee (AALCC)
Commonwealth Secretariat
Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS)
Kelompok 77
Komite Internasional Palang Merah (ICRC)
Institut Internasional untuk Studi Non-Blok
Liga Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Non-Blok News Agency Renang (NANAP)
Trade Area Preferential untuk Timur dan Selatan Negara Afrika
SELA
Pusat Selatan
Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan (SADC)
Asosiasi Dunia untuk Federasi Dunia
E. MASALAH-MASALAH ANTAR NEGARA
Disadari bahaa meskipun Negara-negara anggota GNB sendiri berupaya memegang teguh
prinsip-prinsip dan cita-cita yang dianut oleh GNB sebagaimana tertuang dalam Dasasila Bandung,
namun bukan berarti bahwa selama ini tidak ada masalah-masalah internal GNB. Diantara masalahmasalah yang menonjol adalah adanya berbagai perselisihan yang terjadi diantara Negara-negara
anggota GNB sendiri. Perselisihan antara Negara anggota tertentu itu, selain mengganggu suasana
kerjasama intern GNB, juga adakalanya menghambat jalannya sidang-sidang GNB. Disamping itu,
disadari pula adanya kesulitan dalam mencapai kesepakatan untuk hal-hal tertentu yang disebabkan juga
oleh penerapan prinsip konsensus secara kaku.
F.
PERANAN GERAKAN NON BLOK BAGI PERDAMAIAN DUNIA
GNB sebagai suatu gerakan yang memiliki visi dan misi yang sangat baik pada masa perang
dingin dan memiliki kemajuan pesat padaanggota-anggotanya belakangan mulai dipertanyakan kerelevansiannya. Karena melihat kondisi dunia dimana sudah tidak ada lagi dua blok yang mendominasi
kekuatan didunia. Untuk memunculkan eksistensi nya kembali GNB mulai melakukan konferensi untuk
membuat suatu gerakan sehingga keberadaan GNB dapat tetap ada dan tidak hilang begitu saja. Karena
GNB sendiri sangat berperan dan memiliki manfaat yang sangat besat kepada anggotanya. Dengan
adanya GNB ini menolong Negara-negara di Asia dan Afrika lepas dari kolonialisme dan dapat merdeka.
Sayang rasanya bila hal ini harus hilang begitu saja karena masih banyak yang dapat dilakukan sekarang
ini untuk menuju dunia yang lebih baik. Dan kita tau GNB dipimpin orang-orang yang ahli maka kita
akan terus menunggu gebrakan yang akan dilakukan selanjutnya.
BAB III
PERANAN INDONESIA DALAM GERAKAN NON BLOK
A.
INDONESIA DAN GNB
Bagi Indonesia, Gerakan Non Blok merupakan wadah yang tepat bagi Negara-negara
berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya dan untuk itu Indonesia senantiasa berusaha secara
konsisten dan aktif membantu berbagai upaya kearah pencapaian tujuan dan prinsip-prinsip Gerakan
Non Blok.
GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir sebagai
Negara netral yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas
dunia haurs dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Selain itu
diamanatkan pula bahwa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kedua mandat tersebut juga merupakan falsafah dasar
GNB.
Sesuai dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memilih untuk menentukan
jalannya sendiri dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan
persahabatan dengan segala bangsa.
Sebagai implementasi dari politik luar negeri yang bebas dan aktif itu, selain sebagai salah satu
Negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan commited pada prinsip-prinsip dan aspirasi
GNB.
Sikap ini secara konsekuen diaktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya pada masa
kepemimpinan Indonesia pada tahun 1992 – 1995 diawal era pasca perang dingin. Pada masa itu,
Indonesia telah berhasil membawa GNB untuk mampu menentukan arah dan secara dinamis
menyesuaikan diri pada setiap perubahan yang terjadi dengan menata kembali prioritas-prioritas lama
dan menentukan prioritas-prioritas baru dan menetapkan orientasi serta pendekatan yang baru pula.
B.
PERANAN KEPEMIMPINAN INDONESIA DAN HASIL-HASILNYA
Dalam hal ini yang akan dijabarkan adalah yang mana Presiden Soeharto sebagai Ketua GNB
dan apa saja yang telah dihasilkannya sampai sekarang ini mulai dari berakhirnya KTT GNB ke-10
tanggal 1-6 September 1992 lalu.
Menurut Kepala Negara Bapak Presiden Soeharto bahwa GNB dalam era pasca perang dingin
masih terus relevan, maka beliau selaku Ketua GNB telah memperlihatkan usaha dan niat yang sungguhsungguh untuk menemukan kembali arah GNB dan mengembangkan melalui usaha nyataKerjasama
Selatan-Selatan -Menghidupkan kembali dialog Utara -Selatan.
Dalam kaitannya dengan hal yang disebutkan terakhir, Presiden menegaskan, bahwa agar
Selatan tidak dianggap hanya bisa "Menuntut", maka pendekatan lama yang cenderung konfrontatif akan
diganti dengan pendekatan kemitraan. Kesungguhan Kepala Negara untuk terus menjaga momentum
diperlihatkan juga dengan penegasan, bahwa hasil-hasil KTT GNB X tidak akan ditangani secara umum,
tetapi akan ditangani secara khusus. Pengangkatan Nana Sutresna sebagai "Kepala Staf" GNB, juga
Prof. Widjojo Nitisastro sebagai koordinator tim-tim ahli, serta empat Letjen (Purn) Sayidiman
Suryohadiprodjo, Achmad Thahir, Alamsyah Ratu Perwiranegara dan Hasnan Habib sebagai duta besar
wilayah adalah bukti yang jelas adanya kesungguhan Indonesia dalam memimpin dan menyukseskan
GNB.
Oleh karena itu kita dapat melihat hasil-hasil yang akan dicapai setelah KTT GNB X 1992
dalam kepemimpinan Indonesia dengan Bapak Presiden Soeharto sebagai Ketua GNB.
Banyak yang telah dihasilkan sampai sekarang ini sebagai contoh adalah :
1. Gerakan Non Blok putuskan untuk mengirim utusan Palestina ke negara-negara Arab adalah untuk
langsung terlibat dalam negosiasi-negosiasi yang mendukung usaha Palestina memperoleh haknya
kembali yang mana keputusan yang diambil oleh Ketua GNB -Presiden Soeharto mendapat
dukungan dari Menlu Palestina Farouk Kaddoomi seusai sidang Komite Palestina GNB di Bali yang
dalam hal ini menurutnya keputusan tersebut menunjukkan dukungan Gerakan Non Blok kepada
rakyat Palestina dalam memperoleh haknya kembali dan akan berusaha membuat warga Israel
mundur dari kawasan yang diduduki. Komite Palestina GNB terdiri dari Aljazair, India, Bangladesh,
Senegal, Gambia, Zimbabwe, Palestina dan Indonesia, komisi GNB untuk Palestina diketuai oleh
Indonesia.
2. Gerakan Non Blok ingin berdialog dengan Peserta KTT G7 di TOKYO.
Presiden Soeharto sebagai Ketua GNB dalam dialog tersebut sebenarnya ingin
menyampaikan berbagai masalah terutama yang tercantum dalam PesanJakarta (the Jakarta
Messages). Pesan Jakarta tersebut terkandung visi GNB yaitu :
Hilangnya keraguan sementara anggota khususnya mengenai relevansi GNB setelah berakhirnya
Preang Dingin dan ketetapanhati untuk meningkatkan kerjasama yang konstruktif serta sebagai
komponen integral dalam “arus utama” (mainstream) hubungan internasional;
Arah GNB yang lebih menekankan pada kerjasama ekonomi internasional dalam mengisi
kemerdekaan yang telah berhasil dicapai melalui cara-cara politik yang menjadi cirri menonjol
perjuangan GNB sebelumnya.
Adanya kesadaran untuk semakin meningkatkan potensi ekonomi Negara-negara anggota melalui
peningkatan kerjasama Selatan-Selatan.
Salah satu hasil KTT-GNB di Jakarta tahun 1992 adalah negara negara GNB akan
mengadakan kerjasama misalnya negara Afrika akan mengirimkan petani atau petugas Keluarga
Berencana ke Indonesia untuk melakukan magang. Namun karena Indonesia dan negara Afrika itu
tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai program magang ini, maka akan dicari negara
ketiga terutama negara maju yang bersedia membiayai pengiriman petani Afrika ke Indonesia. Dialog
negara maju dan berkembang yang disebut sebagai dialog Utara - Selatan. Dialog yang diharapkan
akan tercapai itu ternyata tidak dapat dicapai sehubungan dengan tidak diundangnya Presiden
Soeharto sebagai ketua GNB dalam KTT G-7 di Tokyo. Sikap negara maju yang mengabaikan niat
baik Gerakan Non Blok untuk menyampaikan suaranya dalam kesempatan KTT G-7 di Jepang
disesalkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Apa yang hendak disampaikan adalah buah pikiran
negara anggota GNB terhadap keadaan dunia saat ini, situasi dunia yang tengah dihadapi dan usulan
terhadap upaya bersama yang dapat dijalin oleh negara maju maupun negara sedang berkembang.
Kelompok G-7 dalam hal ini terdiri dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, March 11, Italia, Jepang
dan Amerika Serikat.
3. Upaya Penyelesaian Hutang Negara Negara Selatan
Beban hutang negara negara Non Blok adalah masalah yang cukup penting untuk dibahas
dan dicari penyelesaiannya. Mengenai masalah beban hutang negaranegara dunia ketiga ini cukup
banyak mendapat sorotan dan diharapkan agar dibawah kepemimpinan Indonesia, masalah hutang
yang menjadi salah satu agenda utama KTT Non Blok ke X bisa diselesaikan dengan terobosanterobosan yang cukup berarti. Dan untuk mewujudkan hal ini Presiden Soeharto mengundang
negaranegara untuk berbagi pengalaman dimana Indonesia sebagai negara penghutang pada negara
negara lain dinilai oleh Bank Dunia dapat membayar hutangnya sesuai waktu yang telah ditentukan.
Presiden Soeharto juga kembali mengungkapkan pandangan-pandangannya yang telah diungkapkan
pada saat menerima sejumlah kepala negara di New York, dimana Presiden Soeharto mengingatkan
kembali negara maju untuk memenuhi komitmennya menyisihkan 0,7 % dari GNP mereka bagi
membutuhan negara berkembang. Namun sejauh ini baru sekitar 0,37 % yang telah diberikan.
Dengan demikian masih ada kekurangan 0,3 -0,4 % atau sekitar 50 Milyard dollar Amerika dari
keseluruhan komitmen yang mereka berikan . Presiden Soeharto juga menekankan pentingnya
kerjasama selatan-selatan, bukan hanya sekedar menyelesaikan masalah sosio ekonomi tetapi juga
melalui kerjasama konkret antara selatan -selatan untuk memberi bobot dalam dialog dengan utara.
Kepala negara mengingatkan negara maju yang disebut kelompok utara dan negara berkembang
termasuk negara selatan saling membutuhkan antara lain karena nasib dan kepentingan mereka
sangat terkait satu sama lainnya. Negara selatan tidak akan dapat mencapai sasarannya dalam
pembangunan bila negara utara tidak berusaha menciptakan lingkungan eksternal yang mendukung
pembangunan di selatan. Namun dipihak lain negara utara dan negara industri maju akan mengalami
kesulitan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonominya tanpa adanya stabilitas dan
pembangunan di selatan. Jika selatan sampai kehilangan pasar yang luas dan vital Menurut presiden
Soeharto cara bijaksana adalah kedua pihak harus menyadari saling ketergantungan antar mereka dan
selanjutnya bersama sama menghasilkan cara pemecahan bersama dalam menghadapi tantangan
tantangan berat dalam masa krisis sekarang ini.
4. Bantuan untuk Petani Afrika
Presiden Soeharto secara khusus mengundang Brunei untuk turut serta dalam kerjasama
selatan-selatan. Dalam kerangka kerjasama ini, Indonesia secara konkret menawarkan untuk menukar
pengalaman dalam upaya meningkatkan produk sokongan kepada negara negara Afrika yang
mengalami kelaparan dewasa ini. Indonesia rnengundang para petani negara Afrika itu untuk melihat
secara langsung secara praktek ditengah tengah petani Indonesia. Dalam hal ini Brunei diminta
memberikan dana untuk membiayai perjalanan para petani Afrika itu ke Indonesia, karena baik
negara-negara Afrika itu maupun Indonesia tidak mampu membiayai program ini. Dengan demikian
diharapkan negara negara utara dapat merealisasikan kesanggupan mereka untuk memenuhi sasaran
yang telah disepakati bagi pembangunan resmi dan Presiden Soeharto menegaskan yang harus
dipahami setiap negara adalah kedaulatan menentukan sistem sosial ekonomi dan politik nasionalnya
masing masing.
5. Pidato pada KTT Pernbangunan Sosial di Kopenhagen, Denmark
KTT yang diadakan oleh PBB di Kopenhagen telah memberikan kesempatan dan
merupakan momentum yang tepat bagi Presiden Soeharto sebagai pemipinan Gerakan Non Blok
dengan rnernberikan pidato pertama yang menyerukan kerjasama diantara negara maju dan negara
berkembang untuk memperbaiki nasib orang miskin yang jumlahnya sekitar 1 Milyard didunia ini.
Pengalaman umumnya negara negara anggota GNB bahwa sekalipun upayaupaya mencapai
pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting tetapi hal itu bukanlah merupakan tujuan utama
dari pembangunan, melainkan kebijakan pembangunan juga harus menempatkan manusianya sebagai
pusat perhatiannya. Masalah kemiskinan dan pengangguran haruslah mendapat prioritas utama
sebagai dapat saja menjadi salah satu penyebab instabilitas. Masalah yang harus mendapat perhatian
khusus adalah hutan luar negeri, sistem perdagangan bebas serta pengendalian jumlah penduduk
khususnya juga masalah keamanan pangan di Afrika. GNB telah mencoba meringankan kemiskinan
melalui berbagai cara seperti peningkatan produksi pangan dan dalarn hal ini mengharapkan
kerjasarna maksimal dari PBB sebagai badan dunia untuk memainkan peranan yang lebih penting
dengan mencoba mewujudkan tatanan Tata Dunia Baru dalam usaha memecahkan masalah
keterbelakangan dan kemiskinan.
6. Pertemuan Informal Negara Berpenduduk Banyak
Ditengah tengah KTT Pembangunan Sosial di Kopenhagen, Presiden Soeharto sebagai
pemimpin GNB telah meluangkan waktu untuk mengadakan pertemuan informal dengan 9 negara
yang memiliki penduduk terbanyak didunia yaitu, Indonesia, Bangladesh, Brazil, Cina, Mesir, India,
Meksiko, Nigeria dan Pakistan. Pertemuan informal ke 9 negara berkembang tersebut membahas
masalah pendidikan bagi semua (Education For All) yang diselenggarakan oleh Badan-Badan PBB
yaitu UNESCO, UNICEF, UNFPA dan UNDP. Gerakan Non Blok memandang perlu bahwa
pendidikan merupakan landasan penting bagi upaya meningkatkan kemajuan, kemakmuran dan
kesejahteraan. Program konkrit dari pernyataan tersebut adalah dalam realisasinya mengadakan
program wajib belajar seperti yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Sebagai tindak
lanjut dari pertemuan informal ini akan dilanjutkan di Bali, bulan September yang akan datang.
7. Kunjungan Pemimpin Gerakan Non Blok ke Zagreb, Kroasia dan Sarajevo, Bosnia
Sesudah KTT Pembangunan Sosial di Kopenhagen, pemimpin GNB telah mengadakan
kunjungan yang dinilai oleh PBB sekalipun sangat berani dan beresiko tinggi yaitu ke Kroasia dan
Sarajevo yang tengah dilanda peperangan antar etnis. Setelah kujungan resminya selama 2 hari di
Zagreb, kemudian diikuti dengan kunjungan selama 6 jam ke Sarajevo, Bosnia. Dalam pernyataan
selaku pemimpin GNB, presiden Soeharto telah menyuarakan pandangan GNB terhadap bekas salah
satu negara pendiri GNB yaitu Yugoslavia terdahulu, yaitu bahwa tidak ada pihak yang dapat
menyelesaikan pertikaian etnis diantara mereka kecuali oleh para pemimpin negara-negara kawasan
bekas Yugoslavia sendiri. Gerakan Non Blok akan mencoba membantu semampu mungkin tanpa ikut
campur secara langsung melalui jalan jalan diplomatik yang syah dan sesuai dengan prinsip GNB itu
sendiri. Secara moril kunjungan pemimpin GNB ini dianggap sebagai dorongan dan perhatian bahwa
GNB sangat prihatin akan masalah yang berkepanjangan yang belum terselesaikan sampai sekarang.
KESIMPULAN
Gerakan Non Blok dalam kepemimpinan Indonesia yang diketuai oleh Presiden Soeharto
telah memperlihatkan niat dan usaha yang sungguh-sungguh untuk menemukan kembali kearah
Gerakan Non Blok yang seutuhnya dan berusaha mengembangkan usaha-usaha nyata seperti
kerjasama selatan-selatan dan selain itu juga menghidupkan kembali dialog utara-selatan. Untuk
penyelesaian hutang negara-negara selatan yang dari waktu kewaktu jumlah semakin membesar dan
semakin melilit, Indonesia sebagai negara pemimpin Gerakan Non Blok dihadapkan pada tantangantantangan yang cukup berat. Penyebabnya tidak saja diakibatkan oleh kesulitan ekonomi negaranegara maju tetapi juga dengan semakin umumnya pola menjadikan uang sebagai komoditi.
Keduanya menjadikan dana dunia semakin terbatas dalam situasi seperti ini, mengingat jumlah
negara selatan sendiri relatif banyak, berarti diantara mereka sendiri amat mungkin terjadi
persainganketat karena masing-masing akan mendahulukan kepentingan nasionalnya. Terdapat
tendensi bahwa Gerakan Non Blok ini telah bergerak dari gerakan yang bersifat politis menuju
gerakan yang bersifat mitra dan lebih terfokus semula yaitu menentang blok politis yang ada
Lampiran 2
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Bentuk Soal
Jumlah Soal
Penilaian Pengetahuan:
Kisi-kisi Soal
: Sejarah Indonesia
: XI/1
: Uraian
: 5 butir
Tujuan Pembelajaran
Indikator
Ju
ml
ah
soa
l
1. Menjelaskan latar belakang
lahirnya gerakan non blok
2. Menjelaskan gerakan non
blok dan peranannya terhadap
3.3.1 Menjelaskan latar belakang
lahirnya gerakan non blok
3.3.2 Menjelaskan gerakan non blok
2
1
perang dingin
3. Menganalisis peranan
Indonesia dalam gerakan non
blok
dan peranannya terhadap perang
dingin
3.3.3 Menganalisis peranan Indonesia
dalam gerakan non blok
1
Jawablah pertanyaan berikut
1.
2.
3.
4.
1.
Jelaskan latar belakang terbentuknya Gerakan Non-Blok!
Jelaskan prinsip – prinsip dari gerakan Non – Blok!
Jelaskan bagaimana peranan GNB terhadap perang dingin!
Analisilah bagaimana peranan Indonesia dalam GNB!
Jawaban :
Gerakan Non Blok (GNB) dibentuk oleh beberapa negara yang cinta damai dan ingin
berperan aktif dalam mencari solusi terbaik dalam rangka menciptakan perdamaian dan
keamanan dunia. Pertentangan atau rivalitas antara Blok Barat dan Blok Timur
semakin memuncak. Meskipun pertentangan itu belum sampai menyebabkan
terjadinya peperangan secara terbuka, namun perang dingin antara kedua blok telah
menimbulkan ketegangan sehingga mengganggu ketertiban dan perdamaian dunia.
Dengan demikian, gagasan untuk mendirikan GNB merupakan upaya cerdas untuk
meredakan ketegangan antara blok barat dengan blok timur. Sekaligus mewujudkan
kehidupan dunia yang tertib, aman, dan damai berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan
untuk menentukan cita-citanya.
Beberapa tokoh yang dianggap sebagai pemrakarsa berdirinya GNB adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
Presiden Soekarno (Indonesia),
Presiden Jseph Broz Tito (Yugoslavia)
Presiden Gamal Abdul Naser (Mesir)
Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan
Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana)
2. Prinsip-prinsip gerakan non blok :
1. Saling menghormati kedaulatan teritorial
2. Saling tidak melakukan agresi
3. Saling tidak mencampuri urusan dalam negeri
4. Setara dan saling menguntungkan, serta
5. Berdampingan dengan Damai
3.
GNB sebagai suatu gerakan yang memiliki visi dan misi yang sangat baik pada
masa perang dingin dan memiliki kemajuan pesat padaanggota-anggotanya belakangan
mulai dipertanyakan ke-relevansiannya. Karena melihat kondisi dunia dimana sudah
tidak ada lagi dua blok yang mendominasi kekuatan didunia. Untuk memunculkan
eksistensi nya kembali GNB mulai melakukan konferensi untuk membuat suatu
gerakan sehingga keberadaan GNB dapat tetap ada dan tidak hilang begitu saja. Karena
GNB sendiri sangat berperan dan memiliki manfaat yang sangat besat kepada
anggotanya. Dengan adanya GNB ini menolong Negara-negara di Asia dan Afrika
lepas dari kolonialisme dan dapat merdeka. Sayang rasanya bila hal ini harus hilang
begitu saja karena masih banyak yang dapat dilakukan sekarang ini untuk menuju
dunia yang lebih baik. Dan kita tau GNB dipimpin orang-orang yang ahli maka kita
akan terus menunggu gebrakan yang akan dilakukan selanjutnya.
4. Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok adalah sebagai berikut :Sebagai
pemprakarsa lahirnya GNB Presiden Soekarno sebagai duta untuk menyampaikan
keputusan KTT non blok I kepada Presiden Amerika serikat John F.
Kennedi.Indonesia menjadi penyelenggara sekaligus ketua Gerakan Non Blok dalam
KTT GNB di Jakarta pada Bulan September 1992.Presiden Soeharto merintis
dibukanya kembali Dialog Untara Selatan yang telah lama mengalami pemutusan,
yakni dalam KTT G-7 di Tokyo Jepang tahun 1993.Indonesia selalu mengusulkan
dalam KTT kemajuan Ekonomi, penghapusan penjajahan, dan kemurnia GNB tetap
dipertahankan.
Skor Penilaian Tes Tertulis
No. Soal
1
2
3
4
Jml Skor Maksimal
Skor Maksimal
20
20
20
40
100
NA =
Jumlah
Skor
yang
diperoleh Peserta Didik
Nilai maksimal yang di capai siswa = 100
Lampiran 3 : PENILAIAN KETRAMPILAN
Lampiran 3.1 . Penilaian ketrampilan untuk kegiatan mengamati gambar
No
N
Rel
Keleng
Kebah
J
N
a
eva
kapan
asaan
u
i
m
nsi
m
l
l
a
a
i
a
h
s
k
o
r
1
2
3
4
Keterangan
Kegiatan ini merupakan cara peserta didik dalam mengumpulkan informasi faktual
untuk mengumpulkan informasi dengan memanfaatkan indera penglihatan,
pendengaran dan pengecap
Relevansi, kelengkapan dan kebahasaan diperlakukan sebagai indicator penilaian
kegiatan mengamati
o Relevansi : merujuk pada ketepatan fakta yang diamati dengan informasi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
o Kelengkapan : semakin banyak komponen fakta yang terliput / terungkap
o Kebahasaan : mampu mendeskripsikan fakta – fakta yang dikumpulkan dalam bahasa
tulis yang efektif dan mudah dipahami
Masing – masing kolom diisi dengan skor rentang 1 – 4
4
3
2
1
: baik sekali
: baik
: cukup
: kurang
Nilai : jumlah skor yang diperoleh : skor maksimal (16 ) X 100
Kriteria :
Nilai
Huruf
Predikat
96 – 100
A
Sangat baik
91 – 95
A-
Sangat baik
86 – 90
B+
Baik
81 – 85
B
Baik
75 – 80
B-
Baik
70 – 74
C+
Cukup
65 – 69
C
Cukup
60 - 64
C-
Cukup
55 – 59
D+
Kurang
≤ 54
D
Kurang
Lampiran 3.2 . Penilaian ketrampilan untuk kegiatan diskusi kelompok
No
N
Me
M
Ber
Be
J
N
a
ngk
en
arg
rk
u
il
m
om
de
ume
on
m
a
a
uni
ng
ntas
tri
l
i
kasi
ar
i
bu
a
kan
ka
si
h
n
s
k
o
r
1
2
3
4
Keterangan
o Ketrampilan Mengkomunikasikan : kemampuan peserta didik untuk menyampaikan
ide / gagasan dengan bahasa yang efektif
o Ketrampilan mendengarkan : kemampuan peserta didik untuk tidak menyela,
memotong pembicaraan seseorang ketika sedang menyampaikan gagasannya
o Ketrampilan berargumentasi : kemampuan peserta didik untuk mengemukakan
argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya
o Ketrampilan berkontribusi : kemampuan pesera didik memberikan gagasan yang
mendukung ke penarikan kesimpilan termasuk didalamnya menghargai perbedaan
pendapat
Masing – masing kolom diisi dengan skor rentang 1 – 4
4 : baik sekali
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Nilai : jumlah skor yang diperoleh : skor maksimal (16 ) X 100
Kriteria :
Nilai
Huruf
Predikat
96 – 100
A
Sangat baik
91 – 95
A-
Sangat baik
86 – 90
B+
Baik
81 – 85
B
Baik
75 – 80
B-
Baik
70 – 74
C+
Cukup
65 – 69
C
Cukup
60 - 64
C-
Cukup
55 – 59
D+
Kurang
≤ 54
D
Kurang
Lampiran 3.3 . Penilaian ketrampilan untuk kegiatan presentasi
No
N
Menj
Memvis
Mer
Jum
N
a
elask
ualkan
esp
lah
il
m
an
on
skor
a
a
i
1
2
3
4
Keterangan
o Ketrampilan menjelaskan : ketrampilan menyampaikan hasil diskusi dan observasi
dengan menyakinkan
o Ketrampilan memvisualisasikan : berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk
membuat atau mengemas informasi semenarik mungkin
o Ketrampilan merespon : kemampuan peserta didik menyampaikan tanggapan atas
pertanyaan, sanggahan dari pihak lain secara empatik
Masing – masing kolom diisi dengan skor rentang 1 – 4
4
3
2
1
: baik sekali
: baik
: cukup
: kurang
Nilai presentasi = jumlah skor penilaian : skor maksimal (12 ) X 25
Kriteria :
Nilai
Huruf
Predikat
96 – 100
A
Sangat baik
91 – 95
A-
Sangat baik
86 – 90
B+
Baik
81 – 85
B
Baik
75 – 80
B-
Baik
70 – 74
C+
Cukup
65 – 69
C
Cukup
60 - 64
C-
Cukup
55 – 59
D+
Kurang
≤ 54
D
Kurang
3.4 Penilaian Keterampilan
Membuat peta konsep peranan Indonesia dalam gerakan non blok
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
:
:
Tahun Pelajaran
X
/1
Nama Peserta Didik
Waktu Pengamatan
Relevansi
0-100
Kelengkapan
0-100
:
:
2016/2017
Sistematika
0-100
Jumlah
Skor
Nilai = Jumlah skor dibagi 3
Keterangan :
Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik mengumpulkan
informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap
dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa
informasi) bukan CARA mengamati.
a. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian
kegiatan mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan
Pembelajaran (TP).
b. Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau
semakin sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.
c. Sistematika menunjukan bagaimana peserta didik menyususn materi
yang
dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar
dan mudah dipahami).
Skor rentang antara 0 – 100
0 – 74 = Kurang
• 81 – 90 = Baik
• 75 – 80 = Cukup
• 91 – 100 = Amat Baik .
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok 1
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1.
Latar belakang lahirnya gerakan Non Blok
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok 2
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1. Gerakan Non Blok dan peranannya terhadap perang dingin
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok 3
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1. Peranan Indonesia dalam gerakan non blok pada masa perang dingin
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok 4
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1. Latar belakang lahirnya gerakan Non Blok
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1. Gerakan Non Blok dan peranannya terhadap perang dingin
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Kelas
Kelompok
Untuk Kelompok 6
: Sejarah Indonesia
: Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
: Perkembangan Gerakan Non Blok
: ………
Ketua :
: ………
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
Diskusikan dan pecahkan masalah berikut:
1. Peranan Indonesia dalam gerakan non blok pada masa perang dingin
Selamat bekerja!