TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 April 2010 32 K

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010

KANDUNGAN GIZI DAN SIFAT FISIK TEPUNG AMPAS KELAPA
SEBAGAI BAHAN PANGAN SUMBER SERAT
__________________________________________________________________
Meddiati Fajri Putri
TJP, Fakultas Teknik UNNES

Abstract: Fiber intake becomes increasingly take precedence in making the formulation
of food products for its role in speeding up digestion, where the bacteria grow during
diusus and reduce the availability of cholesterol. Utilization of by-product of coconut
husks as a substitute material for health food has not been much revealed. Although
coconut pulp is a byproduct manufacture the coconut milk, but coconut pulp is a source
of food fiber. Coconut pulp derived from a byproduct of the commodity which has the
advantage as a supporter of sustainable food security. This is supported by high
production potential, process and equipment used in a simple and inexpensive
production, has the ability to be processed into products of higher quality, can be added
to bread products, recipes, and food products others as a health food that can support
diversivikasi food. Nutrient coconut pulp flour contains carbohydrates in a lower amount
is about 33.64125 percent, of flour (73.52 percent). Flour protein content of coconut pulp
is relatively low at 5.78725 percent, rather than wheat flour (13.51 percent). Fat content

of coconut flour is high enough residue from flour (38.2377 percent). Crude fiber flour
coconut pulp is high enough (15.068865) per cent, higher than wheat flour (0.25
percent). Content of insoluble fiber foods are very high (63.66%), and (soluble fiber food
is very low 4.53%, Raghavendra et al, 2004). Flour coconut pulp is one of the flour as a
source of food and fiber, coconut husks flour contains water that is low enough to
6.9969 percent lower than in wheat flour (11.31 percent). degree of coconut pulp and
white flour whiter than white flour with a round shape with a range of granule sizes Ø60Ø140 !m, and granule forms fragments with a range of sizes Þ140-300 !m. Gel
consistency coconut pulp flour has a very weak gel consistency and viscosity of flour
paste coconut pulp is low, NKA flour with coconut husks for 94.62% and 0.34% for the
NPA
Keywords: Nutrient, physical properties, flour coconut pulp, fiber
Abstrak: Asupan serat menjadi semakin diutamakan dalam membuat formulasi produk
pangan karena perannya dalam memperlancar pencernaan, tempat berkembang bakteri
selama diusus dan mengurangi ketersediaan kolesterol. Pemanfaatan hasil samping
ampas kelapa sebagai bahan substitusi makanan kesehatan selama ini belum banyak
terungkap. Meskipun ampas kelapa merupakan hasil samping pembuatan santan,
namun ampas kelapa merupakan bahan pangan sumber serat. Ampas kelapa berasal
dari komoditi hasil samping yang memiliki keunggulan sebagai pendukung kelestarian
ketahanan pangan. Hal tersebut ditunjang oleh potensi produksi yang tinggi, proses dan
peralatan yang digunakan dalam produksinya sederhana dan murah, memiliki

kemampuan untuk diolah menjadi produk-produk yang lebih berkualitas, dapat
ditambahkan pada produk-produk roti, resep-resep masakan, dan produk-produk
makanan lainnya sebagai makanan kesehatan sehingga dapat menunjang diversivikasi
pangan. Kandungan gizi tepung ampas kelapa mengandung karbohidrat dalam jumlah
yang lebih rendah yaitu sekitar 33,64125 persen, dari tepung terigu (73,52 persen).
Kandungan protein tepung ampas kelapa relative cukup rendah yaitu 5,78725 persen,
daripada tepung terigu (13,51 persen). Kandungan lemak tepung ampas kelapa cukup
tinggi dari tepung terigu (38,2377 persen). Kandungan serat kasar tepung ampas kelapa
cukup tinggi yaitu (15,068865) persen, lebih tinggi dari tepung terigu (0,25 persen).
Kandungan serat pangan tak larut sangat tinggi yaitu (63,66%), dan (serat pangan larut
sangat rendah 4,53% ,Raghavendra et al, 2004). Tepung ampas kelapa merupakan
salah satu
tepung sebagai sumber serat pangan dan tepung ampas kelapa
mengandung air cukup rendah yaitu 6,9969 persen lebih rendah dari pada tepung terigu
(11,31 persen). derajat putih tepung ampas kelapa lebih putih daripada tepung terigu

32

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010


dengan bentuk granula bulat dengan kisaran ukuran Ø60-Ø140 µm dan bentuk granula
serpihan dengan kisaran ukuran Þ140-300 µm. Konsistensi gel tepung ampas kelapa
mempunyai konsistensi gel sangat lemah dan viskositas pasta tepung ampas kelapa
rendah, dengan NKA tepung ampas kelapa sebesar 94,62 % dan NPA sebesar 0.34%
Kata kunci: Kandungan gizi, sifat fisik, tepung ampas kelapa, serat

Berdasarkan
LATAR BELAKANG

hasil

analisis,

kandungan gizi hasil samping ampas

Daging buah kelapa yang diolah

kelapa

masih


bernilai

tinggi

bila

menjadi minyak kelapa dari pengolahan

dimanfaatkan

cara

hasil

berkadar lemak rendah yang cocok

samping ampas kelapa. Sampai saat ini

dikonsumsi oleh golongan konsumen


pemanfaatannya masih terbatas untuk

yang kegemukan (obesitas), beresiko

pakan ternak

dan sebagian dijadikan

tinggi terhadap kolesterol dan jantung

tempe bonkrek untuk makanan, di desa-

koroner. Hasil samping ampas kelapa

desa Provinsi Jawa Timur (Hutasoit,

mengandung

1988). Produksi kelapa mencapai 15,2


dapat berperan dalam proses fisiologi

milyar butir atau 28% produksi kelapa

tubuh.

dunia (Hengky Novarianto,2004). Untuk

pangan yang tidak dapat dicerna oleh

pengolahan minyak kelapa cara basah,

enzim-enzim pencernaan. Serat pangan

dari 100 butir kelapa diperoleh ampas

umumnya

terdiri


19,50 kg (Rindengan Barlina, 2004).

karbohidrat

dinding

Balasubramanian (1976), melaporkan

seperti selulosa, hemiselulosa, pektin

bahwa analisis ampas kelapa kering

dan lignin juga polisakarida intraseluler

(bebas

93%

seperti gum dan muscilago yang tidak


61%

terhidrolisis

basah

akan

lemak)

karbohidrat

diperoleh

mengandung

yang

terdiri


atas:

sebagai

selulosa

Selulosa

makanan

cukup

merupakan

oleh

tinggi

serat


atas

kompleks

sel

tumbuhan,

enzim

pencernaan

galaktomanan, 26% manosa dan 13%

manusia (Spiller, 2000). Serat Pangan

selulosa.

telah


Velasco
tepung

Sedangkan
(1982),
ampas

Banzon

melaporkan
kelapa

dan
bahwa

mengandung

penting

ditunjukkan

memiliki

dalam

pencegahan

peranan
resiko

karsinogenesis

dan

lemak 12,2%, protein 18,2%, serat kasar

Serat

ini

20%, abu 4,9%, dan kadar air 6,2%.

pelepasan

Hasil analisis yang dilakukan Rindengan

membantu

et al, (1997) pada tepung ampas kelapa

pengaturan

dari Genjah Kuning Nias dan Dalam

obesitas (Trinidad t al., 2001). Serat

Tenga (GKN x DTA) adalah sebagai

pangan

berikut: kadar air 4,65%, protein 4,11%,

didalam makanan sangat bagus untuk

lemak 15,89%, serat kasar 30,58%,

pencernaan yang baik dalam usus.

karbohidrat 79,34% dan abu 0,66%.

Penambahan buah-buahan dan sayuran

pangan

arterosklerosis.
juga

glukosa

mengontrol

seiring

pengontrolan
diabetes

dalam

jumlah

melitus

yang

waktu,
dan
dan

cukup

kedalam diet reguler bagi penderita

33

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010

infark

yang

selamat,

menghasilkan

setelah 11 – 12 bulan pembuahan, dan

suatu penurunan angka kematian dan

ditandai oleh tempurung yang berwarna

timbul infark berikutnya. Oleh karena itu,

coklat kehitaman, tiga lubang tempat

serat pangan sangat berperan dalam

tumbuh bakal tanaman berwarna hitam

kesehatan dan kondisi penyakit didalam

dan pada kulit ari berwarna kehitaman

berbagai kelompok populasi (Ramulu &

(Barlina, 2004). Buah yang terlalu tua

Rao, 2003). Serat ditambahkan untuk

serta

memasak sari daging guna menambah

berkecambah tidak dianjurkan untuk

produk makanan akibat sifat retensi air

dibuat minyak kelapa murni. Di samping

dan lemaknya. Pada makanan yang

itu Siahaan (1993) menyatakan bahwa

digoreng,

serat

kisaran umur kelapa dari 8 sampai 13

dan

bulan terbukti kalorinya sudah optimum

penambahan

mengurangi

konsentrasi

lipid

pada

meningkatkan kandungan kelembaban.

terutama

Beberapa

serat

kandungannya

kondisi

yang

karbohidrat

mulai

dan

yang

kaya

organoleptiknyapun optimum.

digunakan

atas

Ampas Kelapa

sifat

pengaruh tekstural dan penstabilannya

Ampas kelapa merupakan hasil

(retensi air dan lemak). Serat yang tidak

samping pembuatan santan, Daging

dapat larut yang terdapat dalam biskuit,

buah

minuman, saus, makanan penutup dan

minyak kelapa dari

yoggurt bertindak sebagai agen bulking

basah akan diperoleh hasil samping

dan

ampas

menurunkan

kandungan

kalori

kelapa

yang

kelapa.

diolah

menjadi

pengolahan cara

Sampai

saat

ini

(Larrauri, 1999). Penelitian ini bertujuan

pemanfaatannya masih terbatas untuk

untuk : 1) mengetahui kandungan gizi

pakan ternak dan sebagian dijadikan

dan sifat fisik tepung ampas kelapa. 2)

tempe

mengetahui kadar serat pangan larut

didesa-desa

dan tak larut dari tepung ampas kelapa

(Hutasoit, 1988)

bongkrek

Propinsi

Untuk

makanan,

Jawa

pengolahan

Timur

minyak

kelapa cara basah, dari 100 butir kelapa

KAJIAN TEORI
Untuk

untuk

menghasilkan

Virgin

diperoleh ampas

19,50

kg. Ampas

Coconut Oil (minyak kelapa murni) yang

kelapa dapat digunakan sebagai bahan

berkualitas

perlu

baku pembuatan tepung. Tepung ampas

faktor

kelapa adalah tepung yang diperoleh

baik

mempertimbangkan

berbagai

antara lain umur buah kepala, karena

dengan

kadar dan mutu minyak kelapa murni

ampas kelapa. Balasubramanian (1976),

sangat

melaporkan

ditentukan

oleh

tingkat

cara

kematangan buah kelapa. Kadar minyak

kelapa

maksimal yaitu  60,3% akan diperoleh

mengandung

menghaluskan

bahwa

kering
93%

analisis
(bebas
karbohidrat

daging

ampas
lemak)
yang

34

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010

terdiri atas: 61% galaktomanan, 26%

Tepung adalah bahan baku

manosa dan 13% selulosa. Sedangkan

utama

Banzon

(1982),

makanan

dan

melaporkan

Velasco

pembuatan
(kue).

berbagai

Disamping

jenis

sebagai

bahwa

tepung

ampas

sumber pati(gizi), tepung juga sebagai

mngandung

lemak

12,2%,

pembentuk struktur. Sifat fisik tepung

protein 18,2%, serat kasar 20%, abu

yang harus diperhatikan adalah harus

4,9%, dan kadar air 6,2%. Hasil analisis

berwarna putih , tidak menggumpal dan

yang dilakukan Rindengan et al, (1997)

tidak lengket. Dikaitkan dengan sifat

pada tepung ampas kelapa dari Genjah

kimia daging buah kelapa hibrida maka

Kuning Nias dan Dalam Tenga (GKN x

yang berperan pada sifat fisik tepung

DTA) adalah sebagai berikut: kadar air

adalah

4,65%, protein 4,11%, lemak 15,89%,

fosfolipida. Untuk lebih jelasnya dapat

serat kasar 30,58%, karbohidrat 79,34%

dilihat pada tabel 2. sifat-sifat fisikokimia

dan abu 0,66%.

daging

Tepung Ampas Kelapa

mempengaruhi

kelapa

Tepung ampas kelapa dibuat

kadar

galaktomanan

buah

dan

kelapa

yang

pengolahan

kopra,

minyak, kelapa parut kering, santan dan

secara langsung dari hasil samping

tepung.

ampas kelapa. Pada proses pembuatan

Faktor-Faktor

VCO dan pemisahan santan kelapa,

Kualitas Tepung Ampas Kelapa

yang

Memengaruhi

tersisa hasil samping atau limbah yang

Beberapa hal yang merupakan

masih dapat dimanfaatkan yaitu ampas

dasar penentuan kualitas tepung ampas

kelapa

kelapa

hasil

ekstraksi

yang

cukup

adalah

tingkat

(derajat)

banyak. Ampas tersebut dapat diproses

keputihan, tingkat kehalusan (mesh),

menjadi tepung ampas kelapa.. Tepung

kadar air tersisa.

ampas kelapa adalah tepung yang

a. Tingkat (Derajat) Keputihan

diperoleh dengan cara menghaluskan

Tingkat

keputihan

ampas kelapa yang telah dikeringkan.

ampas

Rony

penentuan/pemilihan

Palungkun

menjelaskan

tepung

hal

53)

dipengaruhi
bahan

oleh
baku;

ampas

proses pernbuatan; kualitas air yang

kelapa dapat dibuat dari kelapa parut

digunakan selama proses pernbuatan;

kering

tingkat

yang

bahwa

(1993,

kelapa

tepung

dikeluarkan

sebagian

kebersihan

proses

produksi;

kandungan lemaknya melalui proses

perendaman

pressing. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

(blanching);

dari proses ini selain diperoleh tepung

penyimpanan (sebaiknya di tempat yang

kelapa juga diperoleh minyak yang

kedap udara dan air); terbebas dari bau

bemutu tinggi.

tak sedap; dan penggunaan bahan
pemutih,

dengan

air

panas

pengemasan

dan

yaitu

garam

dengan

35

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010

konsentrasi 2%. Penggunaan garam

d.

(NaCl) bertujuan untuk meningkatkan

Berbahaya

derajat/tingkat keputihan tepung ampas

Air

kelapa.

Bahan

digunakan
pencoklatan

digunakan

selama

proses pembuatan harus memenuhi

reaksi

syarat standar yang ditetapkan untuk

browning),

memperkecil kemungkinan mengandung

mencegah

(enzymatic

yang

Unsur-Unsur

(garam

pemutih

untuk

Kandungan

terutama pada saat pengeringan.

unsur-unsur berbahaya. Tepung ampas

b. Tingkat Kehalusan (Mesh)

kelapa yang mengandung unsur-unsur

Tepung ampas kelapa

yang

berbahaya

dibuat secara manual biasanya agak

bintik-bintik

kasar karena menggunakan ayakan

ampas kelapa. Lies Suprapti (2005 hal:

dengan ukuran yang kurang sesuai

39)

(dibawah 40 mesh). Tingkat kehalusan

HASIL PENELITIAN

tepung ditentukan oleh ukuran ayakan

Uji Sifat Fisik Warna Hasil Samping

dengan satuan ukuran mesh. Apabila

Tepung Ampas Kelapa

pengayakan dilakukan dengan mesin

1. Derajat Putih

yang dilengkapi ayakan berukuran 40-

ditandai

dengan

berwarna

Derajat

adanya

pada

putih

tepung

menunjukkan

100 mesh, hasil yang diperoleh lebih

tingkat warna yang dimiliki oleh bahan

lembut.

komoditas.

Untuk

industri

kecil

dapat

Parameter

digunakan ayakan dari kain sifon.

sangat

c. Kadar Air Tersisa

menunjukkan

Kadar air yang tersisa umumnya

penting

sensoris

karena

kualitas

mempengaruhi

dapat

bahan

tingkat

ini

dan

kesukaan

berkisar antara 12-15%. Pengeringan

konsumen.

dengan sinar matahari menghasilkan

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

tepung ampas kelapa dengan tingkat

lain, senyawa fenol dan aktivitas enzim

kekeringan

daripada

fenolase atau polifenol oksidase (PPO),

(oven).

adanya pigmen dalam ampas kelapa

Setelah pengeringan, kadar air tepung

serta adanya lapisan luar di kulit daging

ampas kelapa dapat berubah karena

kelapa yang dapat membawa kotoran

menyerap air dari udara, tercemar air

sehingga

ataupun embun. Kadar air di atas 15%

yang lebih buruk (derajat putih jelek).

rendah

pengeringan

dengan

mesin

menyebabkan tepung ampas kelapa

Derajat

memberikan

Tepung

putih

tepung

kenampakan

ampas

kelapa

menjadi lembap sehingga cepat rusak

mempunyai derajat putih yang

(menjadi

(90,00). Tepung ampas kelapa tersebut

asam,

ditumbuhi

menggumpal, dan lain-lain).

jamur,

tinggi

mempunyai derajat putih yang lebih
tinggi

dibandingkan

tepung

terigu

(82,17). Tingginya derajat putih pada

36

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010

tepung

ampas

kelapa

disebabkan

(enzymatic browning), terutama pada

karena adanya perlakuan blanching dan

saat pengeringan.

pemutihan

2.

dengan

perendaman

menggunakan larutan garam NaCl 2%
guna

Bentuk

dan

Ukuran

Granula

Tepung Ampas Kelapa

mencegah reaksi pencoklatan
Bentuk dan ukuran granula adalah berbentuk bulat dan serpihan.

Gambar . Granula bentuk bulat dan serpihan
Bentuk

dan

ukuran

granula

3. Konsistensi Gel
Konsitensi atau kemantapan gel

dipengaruhi oleh jenis bahan dasar
sehingga mempunyai bentuk

merefleksikan sensasi terhadap tekstur

dan ukuran yang spesifik. Sifat-sifat fisik

suatu bahan. Tepung dari ampas kelapa

tepung seperti viskositas dipengaruhi

memiliki konsistensi gel yang keras (23

oleh

granula.

mm). Untuk lebih jelas tabel hasil

granula,

analisis

tepung

bentuk

dan

Semakin

besar

cenderung

memiliki

ukuran
ukuran

viskositas

yang

tinggi (Swinkels dan Veendams, 1985).

konsistensi gel, penyerapan

dan kelarutan air, viskosistas pasta
serta suhu gelatinisasi dapat dilihat
pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Tabel hasil analisis karakteristik sifat fisik tepung ampas kelapa
No

Parameter

1

Konsistensi Gel

2

Penyerapan

Satuan

dan

kelarutan air
3

Hasil Uji

Keterangan

mm

23mm/mg sampel

keras

%(persen)

0.34

NKA

%(persen)

94.62
-5

Viskositas pasta

4

Suhu gelatinisasi

Hal

ini

disebabkan

744.913 10
C

karena

0

NPA

80 ± 0.5

tepung

amilosa yang cukup tinggi dibandingkan

ampas kelapa mempunyai kandungan

jenis pati lainnya sehingga mempunyai

37

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010

kemampuan memegang air yang lebih

amilosa merupakan polimer glukosa

rendah dibanding pati lainnya (Winarno,

rantai lurus; semakin tinggi sehingga

1992).

proses

4. Viskositas Pasta

cenderung

Viskositas

atau

kekentalan

hidrasi

lebih

cepat

meningkatkan

Tingginya

amilosa

dan

viskositas.

menyebabkan

adalah daya alir bahan terhadap suatu

gelatinisasi membutuhkan waktu yang

gaya atau tekanan. Viskositas pasta

lama

tepung

disebabkan karena proses

Amilopektin mempunyai ciri khusus yaitu

hidrasi granula pati. Peningkatan suhu

: kemampuan penahanan air yang tinggi

akan meningkatkan kemampuan hidrasi

akibat struktur network yang diciptakan

sehingga

meningkatkan

oleh kombinasi rantai cabang-cabang a

viskositas. Oleh karena itu diperlukan

1-6 glikosida. Walaupun kemampuan

kisaran suhu tertentu agar terjadi proses

penyerapan

hidrasi

menampakkan

amilosa. Namun amilopektin mempunyai

peningkatan viskositas secara nyata,

sifat stabil karena dapat membentuk

yang disebut "kisaran suhu pasta".

jaringan,

Viskositas mempunyai hubungan yang

terhadap kestabilan viskositas pasta

erat dengan gelatinisasi. Peningkatan

maupun

laju

akan

dengan amilosa, walaupun pengikatan

suhu

airya besar cenderung untuk dilepaskan

dapat

sehingga

viskositas

mempercepat

yang

tinggi

tercapainya

gelatinisasi.

dan

suhu

air

yang

lebih

sehingga

konsistensi

lebih

tinggi.

rendah

dari

berpengaruh

gel.

Berbeda

kembali karena asosiasi ikatan hidrogen

Tingkat

ini

antar gugus aktif-OH yang cenderung

dipengaruhi oleh a) kemampuan hidrasi

terjadi kembali, sehingga mempengaruhi

granula

terhadap

secara

viskositas

umum,

b)

ukuran

kestabilan

viskositas

dan

granula, semakin besar ukuran granula,

konsistensi cenderung lunak; e) pH : pH

daya

dan

tertentu dibutuhkan untuk membentuk

"gelatinisasi" lebih lama terbentuk; c)

viskositas dan gel secara normal (4-7)

sifat mekanik/fisis : suhu , waktu dan

pH

gaya adukan: faktor ini berpengaruh

kecepatan atau penghambatannya, pH

terhadap

gaya-gaya

berperanan dalam melabilkan ikatan

hidrogen yang terdapat dalam ikatan

hidrogen antara gugus-,OH sehingga

molekuler

menyebabkan

berpengaruh terhadap proses hidrasi; f)

gugusan OM lebih mampu berikatan

penambahan konstituen lain yang bisa

dengan air, mempertinggi daya hidrasi,

mengikat air seperti : gula atau garam,

d) Kandungan amilosa dan amilopektin

konstituen

granula.

gelatinisasi berdasarkan teori specific

hidrasi

semakin

pelemahan

sehingga

Tingginya

besar

amilosa

berarti

gugusan - OH yang bebas, karena

heat

ektrim

dapat

akan

dalam

mempengaruhi

menaikkan

hubungan

suhu

dengan

38

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010

peningkatan

titik

didih.

Kemampuan

agak

kasar

karena

gula/garam dalam mengikat air ini pula

menggunakan ayakan dengan

yang menyebabkan viskositas pasta

ukuran

menjadi turun karna penurunan air yang

(dibawah 40 mesh).

diserap granula. Tepung ampas kelapa

mesh

(0,0000744913

Tingkat

kandungan
kelapa

kurang

sesuai

b. Tepung ampas kelapa 40-100

mempunyai viskositas sangat rendah
pa.det)

yang

tingginya

kehalusan

tepung

amilosa

tepung

ampas

ditentukan oleh ukuran ayakan

merupakan

faktor

yang

dengan satuan ukuran mesh.

menyebabkan kondisi ini terjadi.

Apabila pengayakan dilakukan

5. Penyerapan dan Kelarutan Air

dengan mesin yang dilengkapi

Secara umum nilai kelarutan air

ayakan berukuran 40-100 mesh,

(NKA) dan nilai penyerapan air (NPA)

hasil

menggambarkan kemampuan tepung

lembut.

dalam

pasta.

dapat digunakan ayakan dari

Nilai NPA berbanding lurus dengan nilai

kain sifon. Tepung ini dapat

viskositas.

digunakan

membentuk

viskositas

Tepung

ampas

kelapa

yang

diperoleh

Untuk

industri

sebagai

lebih
kecil

bahan

mempunyai NKA (94.62 persen) dan

substitusi pada berbagai macam

NPA (0,34 persen). Hal ini disebabkan

produk pangan , misalnya untuk

karena

pembuatan kue kering kelapa/

kandungan

amilosa

tepung

ampas kelapa yang cukup tinggi.

cookies kelapa dll.

6. Tekstur tepung hasil samping

7. Analisa mutu gizi tepung hasil

ampas kelapa

samping ampas kelapa : Kadar air,

Tekstur yang dihasilkan dari tepung

abu, protein, lemak, serat kasar, serat

ampas kelapa dapat dibuat lebih variatif

pangan tak larut,

sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

Mutu gizi tepung ampas kelapa

penggunaan.

Salah

a. Tepung ampas kelapa dibawah

satu

parameter

yang

menentukan nilai gizi pangan adalah

40 mesh

jumlah

Tepung ini dapat digunakan

terdapat dalam pangan. Jenis zat gizi

sebagai tepung panir

pada

tepung ampas kelapa yang dianalisa

makanan

adalah zat gizi makro, yaitu karbohidrat,

berbagai
seperti

produk
tepung

macam

zat

gizi

yang

pada

protein, lemak, air; dan zat gizi mikro :

untuk

total mineral (kadar abu). Kadar serat

tepung panir nugget, lumpia dll.

kasar, serat pangan tak larut juga

Tepung ampas kelapa

dianalisa karena berpengaruh terhadap

umumnya.

panir

dan

Misalnya

yang

dibuat secara manual biasanya

nilai gizi tepung ampas kelapa.

39

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010

4.2.1.

Komposisi

zat

gizi

tepung

Tepung biasanya diolah dari
pangan

umbi-umbian.

Pada

penelitian

tepung ampas kelapa kadar zat gizi

ampas kelapa

bahan

dan

kelompok

sumber

makro dan mikro tepung diolah dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

karbohidrat seperti kelompok serealia
Tabel 2. Kadar zat gizi tepung ampas kelapa dengan pembanding tepung terigu
No

1
2
3
4
5
6
7
8

Kadar

Air
Abu
Lemak
Protein
Karbohidrat
Serat Kasar
Serat Pangan Tak Larut
Serat pangan (serat larut, dan
serat tidak larut )

Tepung
Ampas kelapa(%)

Tepung*
Terigu(%)

6,9969
0,26825
38,2377
5,78725
33,64125
15,06865
63,66
63,24 (4,53 &
58,71)**

11,31
0,59
1,07
13,51
73,52
0,25
-

*Sumber: Utomo dan Antarlina, 1997
**Sumber: (Raghavendra et al, 2004).
10. Lemak
Kadar

8. Air

lemak

tepung

ampas

Kadar air tepung tepung ampas

kelapa (38,2377 persen) lebih tinggi dari

kelapa (6,9969 persen) lebih rendah dari

pada kadar lemak tepung terigu (I,07

pada pada kadar air tepung terigu

persen).

(11,31 persen). Tepung ampas kelapa

lemak yang tidak rendah berpotensi

dengan kadar air rendah dapat disimpan

sebagai pangan sumber lemak nabati

lebih lama, sehingga dapat dijual atau

yang

dipergunakan sesuai kebutuhan.

kesehatan, apalagi jika diketahui jenis

9. Abu

asam lemak yang ada dalam tepung
Kadar

abu

menggambarkan

kandungan total mineral makro dan

Tepung dengan kadar

memiliki

efek

positif

pada

ampas kelapa tersebut.
11. Protein
Tepung ampas kelapa bukan

mikro bahan pangan. Kadar abu tepung
ampas kelapa (0,26825 persen) lebih

merupakan

pangan

rendah dari pada tepung terigu (0,59

karena

persen). Untuk mengetahui jenis mineral

sangat’rendah. Kadar protein tepung

makro atau mikro yang ada perlu diuji

ampas

lanjut untuk mengukur masing-masing

(5,78725 persen)

kadar mineral tersebut.

terigu ( 13,5 persen), sehingga tepung

kandungan

kelapa

sumber

protein,

proteinnya

ini

cukup

yang

rendah

dari pada tepung

ampas kelapa potensial untuk bahan

40

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010

baku

produk

yang

tidak

perlu

pengembangan yang tinggi.

efek positif pada kesehatan jantung
(Raghavendra et al, 2004).

Jika jenis tepung ampas kelapa
akan dijadikan sebagai alternatif tepung

13. Fungsi Tepung Hasil Samping
Ampas Kelapa

sebagai bahan baku pangan olahan

Tepung ampas kelapa dibuat

maka perlu dilakukan usaha nutrifikasi

dari

pangan sehingga nilai protein pangan

dengan memanfaatkan selulosa yang

olahan

kelapa

ada, karena pada dasarnya semua jenis

fortifikasi,

bahan pangan yang memiliki kandungan

komplementasi

selulosa memungkinkan dibuat tepung

dari

tepung

ampas

meningkat,

seperti

suplementasi

atau

hasil

samping

ampas

kelapa,

protein.

(Rony Palungkun, 2004: 45). Tepung

12. Serat Kasar, Serat Pangan, Serat

hasil samping ampas kelapa dapat

Pangan Tak Larut

digunakan sebagai bahan baku atau

Serat kasar merupakan total

bahan dasar maupun bahan tambahan

kandungan serat yang ada pada bahan

dalam pembuatan berbagai makanan.

pangan, terdiri dari serat yang larut, dan

Dengan adanya hasil olah kelapa yang

tidak larut. Kadar serat kasar tepung

bervariasi

ampas kelapa cukup tinggi ( 15.06865

meningkatkan taraf ekonomi masyarakat

persen). Data tersebut menunjukkan

terutama petani. Dalam bentuk tepung,

bahwa

tepung hasil samping ampas kelapa

pengolahan

ampas

kelapa

diharapkan

dapat

menjadi tepung ampas kelapa sebagai

dapat

sumber

baik,

tambahan dalam pembuatan beberapa

sehingga ditemukan kadar serat kasar

macam makan kecil atau snack yang

sangat tinggi. Oleh karena itu tepung

tujuannya adalah menambah cita rasa

ampas kelapa yang dibuat dari ampas

gurih, aroma khas dan kandungan serat

kelapa ini dapat dijadikan jenis tepung

pangan pada berbagai produk makanan.

ampas kelapa sebagai sumber serat

Lengkapnya kandungan zat gizi pada

pangan karena kadar serat pangan tak

tepung tepung hasil samping ampas

larut cukup tinggi yaitu sebesar (63,66

kelapa

persen). Serat pangan (63,24 persen)

menjadi

dan (serat larut 4,53% dan serat tidak

seperti tepung panir misalnya: untuk

larut 58, 71%) ditemukan cukup tinggi

memanir nugget, lumpia dll, tepung

pada

sebagai

serat

ampas

pangan

kelapa

sudah

dibandingkan

dimanfaatkan

sebagai

menyebabkan
berbagai

bahan

dapat

produk

dasar

bahan

diolah

makanan

dan

bahan

dengan serat pangan dari sumber lain

substitusi pada kue kering atau cookies,

yang terdapat secara komersial dan

roti manis, roti tawar dll.

serat

pangan

sebagai

komponen

fungsional pangan sehingga memberi

41

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Simpulan penelitian ini adalah
derajat putih tepung ampas kelapa lebih
putih daripada tepung terigu dengan

Andi Nur Alamsyah. 2205. Virgin Coconut
Oil. Minyak Penakluk Penyakit.
Penerbit:
PT.
Agro
Media
Pustaka. Jakarta.

bentuk granula bulat dengan kisaran
ukuran

Ø60-Ø140

µm

dan

bentuk

Anonim. 2005.Virgin Coconut Oil. Trubus
Edisi 427. Juni 2005/XXXVI

granula serpihan dengan kisaran ukuran
Þ140-300 µm. Konsistensi gel tepung

Badan

Penelitian dan Pengembang
Pertanian. 2004. Pasca Panen
Kelapa. Manado: Balai Penelitian
Tani Kelapa dan Palma Lain.
Manado.

Bala

Subbramaniam,
K.
1976.
Polyasaccharides of the Kernel of
Maturity and mture coconuts. J.
of Food Sci. 41:1370-1371.

ampas kelapa mempunyai konsistensi
gel sangat lemah dan viskositas pasta
tepung ampas kelapa rendah, dengan
NKA

tepung ampas kelapa sebesar

94,62 % dan NPA sebesar 0.34%
Kandungan

gizi tepung ampas

kelapa mengandung karbohidrat dalam
jumlah yang lebih rendah yaitu sekitar
33,64125 persen,
(73,52

persen).

dari tepung terigu
Kandungan

protein

tepung ampas kelapa relative cukup
rendah yaitu 5,78725 persen, daripada
tepung

terigu

(13,51

cukup tinggi dari tepung terigu (38,2377
persen). Kandungan serat kasar tepung
kelapa

cukup

tinggi

yaitu

(15,068865) persen, lebih tinggi dari
tepung terigu (0,25 persen). Kandungan
serat pangan tak larut sangat tinggi yaitu
(63,66%),

dan

(serat

pangan

larut

sangat rendah 4,53% ,Raghavendra et
al,

2004).

Tepung

ampas

Bonzon, J.A. and J.r. Velasco. 1882.
Coconut
Production
and
Utilization.
Metro
Manila,
Philippines. 351 pp.

persen).

Kandungan lemak tepung ampas kelapa

ampas

Bambang Setiaji, Surip Prayugo. 2006.
Membuat
VCO
Berkualitas
Tinggi.
Jakarta:
Penebar
Swadaya.

kelapa

merupakan salah satu tepung sebagai
sumber serat pangan dan tepung ampas
kelapa mengandung air cukup rendah

Hengky

Novarianto.
2004.
Memodernisasi
Perkelapaan
Indonesia
dengan
Inovasi
Tekhnologi.
Balai
Penelitian
Tanaman Kelapa dan Palma lain.
Manado.

Hutsoit, G.F. 1988. Ampas Kelapa: Dari
Tempe Bongkrek ke Pemanis.
Majalah
Perusahaan
Gula
Pasuruan.
Pusat
Penelitian
Perkebunan Gula Indonesia 24
(3):19-24.
Julius Pontoh. Buah Kelapa Sebagai
Penopang Kehidupan Manusia.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi
Minyak dan Lemak Pangan. UI
Press. Jakarta: p.315

yaitu 6,9969 persen lebih rendah dari
pada tepung terigu (11,31 persen)

Kirchenbauer, H.G. 1960. Fats and Oils.
Second Edition. Reinhold Publ.
Corp, New York. 239p.

42

TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 – April 2010

Muchtadi,
D.
1989.
Petunjuk
Laboratorium Evaluasi Nilai Gizi
Pangan. Pusat Antar Universitas,
Pangan dan Gizi IPB, Bogor. 216
pp.
Rindengan, B.,Kembuan dan A. Lay.
1997.
Pemanfaatan
Ampas
Kelapa Untuk Bahan Makanan
Rendah Kalori. Jurnal Penelitian
Tanaman Industri 3(2): 56-63.
Rindengan, B., M. Terok dan G.
Elvianus.
2004.
Pengolahan
Makanan Ringan (SNACK food)
dari Daging Buah Kelapa.
Balitbang: 42-48.

Roni Palungkan. 1993. Aneka Produk
Olahan Kelapa. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Siahaan, D., Tri haryati an P. M. Naibaho.
1993. Nilai Gizi Buah Kelapa.
Berita PPKS. Pusat Penelitian
Kelapa dan Kelapa Sawit. Vol I
Sumatra Utara.
Utami. 1983.Isolasi dan Identifikasi
Komponen Utama Minyak Kelapa Sawit.
Tesis Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.

43