Evaluasi Pemanfaatan Buku Teks Dalam Upaya Mendukung Proses Belajar Mengajar Di Perpustakaan SMA RK Deli Murni. Medan

BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1

Perpustakaan Sekolah
Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu unit kerja yang

bertugas mengelola semua jenis sumber informasi agar dapat dimanfaatkan oleh
penggunanya. Begitu juga halnya dengan salah satu jenis perpustakaan berikut
yaitu perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan suatu bagian
penting dari komponen pendidikan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan
dari lingkungan sekolah.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah
Menurut Soetminah (1992,34) "Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan
yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian
tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah".
Sedangkan menurut Sutarno (2006,39) yang menyatakan "Perpustakaan
sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggara pendidikan,
sehingga setiap sekolah memiliki perpustakaan yang memadai."

Pendapat lain juga disampaikan oleh Yusuf (2007, 2) yang menyatakan
"Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah.
Maka secara umum perpustakaan sekolah adalah suatu unit kegiatan yang berada
di lingkungan sekolah yang dikelola secara profesional untuk memberikan
informasi kepada penggunanya".
Berdasarkan beberapa pengertian perpustakaan sekolah di atas dapat
disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di

Universitas Sumatera Utara

lingkungan sekolah yang menjadi sumber dan sarana belajar untuk membantu dan
mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah
Yusuf (2005,4) menyatakan fungsi perpustakaan sekolah adalah:
1. Fungsi edukatif. Maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana
yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang sikelolanya
banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh
kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan,
sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya lebih lanjut.

2. Fungsi informatif. Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi
perpustakaan yang bersifat "memberi tahu" akan hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.
3. Fungsi rekreasi. Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang
bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan
sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang
memungkinkan.
4. Fungsi riset atau penelitian. Ini maksudnya adalah koleksi perpustakaan
sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan
penelitian sederhana.

Selain itu menurut Hasugian (2009, 82-85) fungsi perpustakaan secara
umum adalah:
1. Penyimpanan. Salah satu tugas pokok perpustakaan adalah menyimpan
bahan perpustakaan yang diterimanya. Tugas inilah yang menyebabkan
perpustakaan selalu disebut dengan istilah document storage. Sebab semua
jenis perpustakaan melakukan fungsi ini.
2. Pendidikan. Perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku, sedangkan buku
selalu dihubungkan dengan kegiatan belajar dan kegiatan belajar adalah
merupakan bahagian dari dunia pendidikan.

3. Penelitian. Kegiatan penelitian mutlak memerlukan jasa perpustakaan.
Perpustakaan bertugas menyediakan bahan perpustakaan (penyedia materi)
untuk keperluan penelitian.
4. Informasi. Perpustakaan adalah institusi pengelola informasi.
Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai.
5. Kultural. Perpustakaan bertugas menyimpan khasanah budaya bangsa
khususnya yang berupa media yang merekam informasi, naskah,
manuskrip dan/atau dokumen lainnya.
6. Fungsi Rekreasi. Pengguna perpustakaan dapat menikmati rekreasi
dengan cara membaca

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa secara
garis besar perpustakaan sekolah berfungsi sebagai sumber informasi,
pendidikan, penelitian dan rekreasi, oleh sebab itusudah semestinya
perpustakaan menjadi bagian integral dari sistem pembelajaran, bukan hanya
menjadi sarana pelengkap bagi keberadaan sebuah sekolah.

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Sebagai sarana dalam mendukung proses kegiatan belajar mengajar,
perpustakaan sekolah juga memiliki pengaruh dan tujuan. yang cukup besar bagi
peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Menurut Yoesop (1998,2) tujuan umum perpustakaan sekolah adalah “
Menghimpun semua ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kurikulum dan
bacaan penunjangnya untuk membantu mencerdaskan, keterampilan, ketaqwaan
dan mempertinggi budi luhur serta mempertebal semangat kebangsaan dan cinta
tanah air sesuai dengan tujuan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.”
Sedangkan Rachmad (2007,5) menyatakan bahwa “ Perpustakaan sekolah
sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan
sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar
demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.”
Lain halnya dengan Yusuf ( 2005,3) menjelaskan tujuan perpustakaan
sekolah adalah sebagai berikut :
1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para
siswa.
2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan
pustakawan.
3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.


Universitas Sumatera Utara

4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan
pelaksanaan kurikulum.
5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat belajar
bagi para siswa.
6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para
siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.
7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang
besifat kreatif dan ringan seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan dari
perpustakaan sekolah adalah menjadi tempat yang menyediakan berbagai ilmu
pengetahuan melalui koleksinya yang sesuai dengan kurikulum sehingga menjadi
tempat dimana para siswa dapat mengembangkan bakat, kemampuan dan
kebiasaan positif lainnya serta menjadikan perpustakaan sekolah sebagai sumber
informasi mereka.


2.2 Proses Belajar Mengajar
Pada hakikatnya belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar
untuk menghasilkan suatu perubahan menyangkut pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai. Sedangkan mengajar adalah menciptakan sistem lingkungan
yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan intraksi antara guru dan
murid dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar ( Dimyati dan
Mudjiono, 2006,3 ). Proses pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses
terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan

Universitas Sumatera Utara

waktu tertentu pula ( Hamalik 2006,162 ). Biggs (1991) Seorang pakar psikologi
kognitif masa kini, membagi konsep mengajar menjadi tiga yaitu:
1. Dalam pengertian kuantitatif , mengajar berarti "the transmission of
knowledge" yakni penularan pengetahuan dalam hal ini guru hanya
perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan

kepada muridnya dengan sebaik-baiknya.
2. Dalam pengertian institusional mengajar berarti " the efficient
orchestraton of teching skill” , yakni penataan segala kemampuan
mengajar secara efisien dalam pengertian ini guru dituntut untuk selalu
siap mengadaptasikan berbagai teknik pengajaran untuk bermacammacam siswa yang berbeda bakat, kemampuan, dan kebutuhan.
3. Pengertian kuantitatif mengajar yaitu “the fasilitation of learning”
yakni upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa.

Berdasarkan pendapat ketiga ahli tersebut di atas maka dapat dikatakan
bahwa proses pembelajaran sebagai suatu proses interaksi antara guru dan murid
dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu
tertentu.
2.2.1 Komponen Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan proses yang sistematik, dengan
melibatkan komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan.
Menurut Adrian ( 2000,25 ) dalam artikelnya yang berjudul “metode
mengajar berdasarkan tipologi belajar siswa”, menjelaskan kegiatan belajar
mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu guru (pendidik), peserta didik,

tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi
pembelajaran.

Universitas Sumatera Utara

1. Guru ( Pendidik ). Guru memiliki tugas sebagai pengajar dan
pembimbing, Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu
perkembangan intelektual, afektif dan psikomotorik, melalui
penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan afektif dan
keterampilan. Sedangkan Sebagai pembimbing, guru perlu memiliki
pemahaman yang seksama tentang para siswanya, baik itu tentang
segala potensi dan kelemahannya, masalah dan kesulitan-kesulitannya.
Serta segala latar belakangnya agar tercapai kondisi seperti itu, guru
perlu banyak mendekati siswa, membina hubungan yang lebih dekat
dan akrap, melakukan pendekatan serta mengadakan dialog-dialog
secara langsung.
2. Peserta Didik. peserta didik (siswa) adalah seseorang atau sekelompok
orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.
3. Tujuan Pembelajaran. Pada hakekatnya tujuan pembelajaran adalah

perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik
setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan secara
psikologis akan tampil dalam tingkah laku ( over behavior ) yang dapat
diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur kata, motorik, dan
gaya hidup.
4. Gaya Hidup. Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum
dan program pembelajaran, maka kepala sekolah beserta guru-guru
lainya untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan
oprasional kedalam program tahunan, semesteran, dan bulanan.
5. Metode Mengajar. Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada
cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut
siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang
diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku
pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya
hidup.
6. Media Pengajaran. Berkenaan dengan media pengajaran ada yang
mengartikan secara sempit, terbatas pada alat bantu pengajaran atau
alat peraga. Tapi ada pula yang mengartikan secara luas termasuk juga
sumber-sumber belajar selain buku, jurnal, adalah perpustakaan,
laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.

7. Evaluasi. Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan
secara
nasional
sampai
bentuk
akuntabilitas
penyelengaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (
UU Sisdiknas 2003, pasal 57 ). Sedangkan evaluasi hasil belajar
peserta didik untuk membantu aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan ( pasal 58 ).

Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar
Pelaksanaan proses belajar mengajar selayaknya berpegang pada apa yang
tergantung dalam perencanaan pembelajaran. Selanjutnya diterbitkan oleh
Depdiknas ( 2004, 6 ) tentang factor-faktor yang mempengaruhi PBM tersebut
antara lain :
1. Faktor guru, pada faktor ini yang perlu mendapat perhatian adalah

keterampilan mengajar, metode yang tepat dalam mengelola tahapan
pembelajaran. Didalam interaksi belajar mengajar guru harus memiliki
keterampilan

mengajar,

mengelola

tahapan

pembelajaran,

memanfaatkan metode, mengunakan media dan mengalokasikan waktu
yang

untuk

mengkomunikasikan

tindakan

mengajarnya

demi

tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. Adapun hal-hal yang akan
berpengaruh terhadap proses pembalajaran di antaranya:
a. Kondisi dalam diri guru
Kondisi psikis dan emosional akan sangat mempengaruhi proses
pembelajaran di dalam kelas. Apa saja yang menjadi metode
pembelajaran dan materi yang akan diajarkan akan menjadi tak
maksimal ketika dilakukan dalam proses pembelajaran apabila kondisi
kejiwaan guru mengalami masalah. Guru yang terlalu galak, sedang
mengalami masalah pribadi, atau pun tidak bisa mengontrol diri, akan
menjadi faktor penyebab buruknya pelaksanaan proses pembelajaran.
Oleh karena itu, seorang guru harus mampu secara profesional
mengendalikan dirinya ketika berada pada kondisi psikis dan emosi
tertentu yang dapat mengganggu proses pembelajaran di kelas.

Universitas Sumatera Utara

b. Kemampuan mengajar
Kemampuan mengajar bagi seorang guru sangatlah penting. Sebagai
pengajar, seorang guru harus dapat merangsang terjadinya proses
berpikir dan dapat membantu tumbuhnya sikap kritis serta mampu
mengubah pandangan para muridnya. Kemampuan mengajar menjadi
sangat penting untuk dikuasai mengingat proses transfer pengetahuan,
sikap, dan keterampilan berlangsung di dalamnya. Tanpa kemampuan
mengajar yang baik, proses pembelajaran di kelas tidak akan
berlangsung secara maksimal.
2. Faktor siswa, siswa adalah subyek yang belajar atau yang disebut
pembelajar. Peserta

didik

sebagai

penerima

berbagai

transfer

pengetahuan, sikap, dan keterampilan guna perubahan dalam dirinya
sebagai proses pembelajaran juga menjadi penentu dan hal yang
mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri. Di antara pengaruh
peserta didik dalam proses pembelajaran adalah kondisi peserta didik
itu sendiri yang dipengaruhi beragam aspek dari dalam dirinya dan
lingkungan

sekitarnya

yang

nantinya

akan

berdampak

pada

kesiapannya dalam menerima pelajaran.
3. Faktor kurikulum, kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa
dalam mengkoordinasikan tujuan dan isi pelajaran. Pada faktor ini
yang menjadi titik perhatian adalah bagai mana merealialisasikan
komponen metode dengan evaluasi.
4. Faktor lingkungan, lingkungan didalam intraksi belajar mengajar
merupakan konteks terjadinya pengalaman belajar. Lingkungan yang

Universitas Sumatera Utara

mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas mencakup
lingkungan kelas dan lingkungan sekitar sekolah.
a. Lingkungan kelas
Lingkungan kelas merupakan suatu tempat tertentu yang secara spasial
menjadi lokasi proses pembelajaran. Kelas tidak hanya memiliki
batasan ruang dalam sebuah gedung sekolah, tapi dapat dilakukan di
mana saja asalkan terjadi interaksi pembelajaran antara guru dan
peserta didik serta merupakan bagian dari proses pembelajaran yang
sistematis Lingkungan kelas akan sangat mempengaruhi proses
pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan kondisi dalam kelas itu sendiri.
b.

Lingkungan sekitar sekolah
Lokasi sekolah turut mempengaruhi proses pembelajaran di kelas.
Sekolah yang terletak di lingkungan yang sejuk dan asri akan
mendukung proses pembelajaran. Berbeda dengan sekolah yang
terletak di lingkungan industri yang panas dan penuh polusi atau
sekolah yang terletak di lokasi yang kerap kebanjiran. Kondisi tersebut
akan membawa dampak buruk bagi proses pembelajaran di kelas.
Kondisi sekitar lingkungan sekolah juga turut mempengaruhi
karakteristik peserta didik yang akan berpengaruh dalam proses
pembelajaran di kelas. Misalnya, suatu daerah yang menjadi lumbung
pengiriman TKI ke luar negeri, akan menghasilkan peserta didik yang
kurang perhatian dan kasih sayang orang tua. Bahkan tidak sedikit dari
mereka yang merupakan korban perceraian orang tua. Peserta didik
tersebut kemudian menjadi pribadi yang membutuhkan bimbingan

Universitas Sumatera Utara

lebih lanjut dari guru untuk dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan baik.
Berdasarkan penjelasan teori di atas dapat dikatakan bahwa proses belajar
mengajar dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara pengajar dengan
pelajar yang kemudian dilakukan proses evaluasi hasil belajar guna mencapai
tujuan pembelajaran. Dimana proses mengajar dapat dibagi kepada tiga konsep
yaitu kuantitatif, institusional dan kualitatif. Dalam proses belajar mengajar terdiri
dari komponen guru (pendidik), peserta didik, tujuan pembelajaran, isi
pembelajaran, metode pembelajaran, media dan evaluasi pembelajaran. Sejalan
dengan komponen yang ada dalam proses belajar mengajar juga dipengaruhi oleh
faktor guru dimana mencakup pada kondisi dalam diri guru itu sendiri dan
kemampuan mengajarnya, faktor siswa, faktor kurikulum, dan faktor lingkungan.
Setiap kegiatan proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku
aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi
belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan bersikenbambungan.

Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati
kondisi belajar yang diciptakan guru. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini
melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai
mediumnya. Pada kegiatan belajar, keduanya (guru-murid) saling mempengaruhi
dan memberi masukan. Karena itulah kegiatan belajar mengajar harus merupakan
aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Buku Teks
Buku teks tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Sebagai media
dan sumber pembelajaran, buku teks mampu mentransformasikan ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan yang berkaitan dengan kompetensi
dasarnya yang diajarkan. Kebutuhan buku teks dalam proses pembelajaran
menjadi salah satu kebutuhan wajib dimana peran buku utamanya dapat
digunakan sebagai bahan ajar ataupun sumber belajar.

Pengertian buku teks telah banyak disampaikan oleh para pakar, yang di
antaranya adalah menurut Hall-Quest (dalam Tarigan 1986:11). Menurutnya,
buku teks adalah rekaman pikiran rasial yang disusun untuk maksud-maksud dan
tujuan-tujuan instruksional. Lange (dalam Tarigan 1986:11) menjelaskan bahwa
buku teks adalah buku standar, buku setiap cabang khusus, dan buku studi. Buku
teks dapat terdiri dari dua tipe, yaitu buku pokok/utama dan suplemen/tambahan.
Lebih terperinci lagi, Bacon (dalam Tarigan 1986:11) mengemukakan bahwa
buku teks adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas,
disusun dengan cermat serta dipersiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam
bidang tersebut, dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai
dan serasi.
Buckingham (dalam Tarigan 1986:11) mengatakan bahwa buku teks
adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan
tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran dalam pengertian modern dan
yang umum dipahami. Buku pelajaran adalah buku yang dijadikan pegangan

Universitas Sumatera Utara

siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional), berkaitan
dengan bidang studi tertentu (Depdiknas 2004:4).
Sedangkan Zulkarnaen, Sani (http://www.ziddu.com) menjelaskan bahwa
buku teks adalah buku pelajaran yang disusun oleh para ahli atau pakar dalam
bidangnya untuk menunjang program pengajaran yang telah digariskan oleh
pemerintah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa buku teks
merupakan salah satu jenis bahan perpustakaan yang memiliki halaman-halaman
yang dikumpulkan, dikelola dan diolah dan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan informasi pengguna perpustakaan sekolah guna menunjang program
belajar mengajar.
Buku teks pelajaran memiliki banyak fungsi, tujuan dan kegunaan atau
manfaat dalam mendukung proses pembelajaran. Nasution dalam Prastowo (2012:
169) menyebutkan terdapat beberapa fungsi, tujuan dan manfaat atau kegunaan
buku teks pelajaran, yaitu:
1. Fungsi Buku Teks Pelajaran
a. Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh peserta didik.
b. Sebagai bahan evaluasi.
c. Sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum.
d. Sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang
akan digunakan pendidik
2. Tujuan Buku Teks Pelajaran
a. Memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran.
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi
pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
c. Menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi peserta
didik.
3. Manfaat atau Kegunaan Buku Teks Pelajaran
a. Membantu peserta didik dalam melaksanakan kurikulum karena
disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.
b. Menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran.
c. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi
pelajaran atau mempelajari materi yang baru.

Universitas Sumatera Utara

d. Memberikan pengetahuan bagi peserta didik maupun pendidik.
e. Menjadi penambah nilai angka kredit untuk mempermudah
kenaikan pangkat dan golongan.

Berdasarkan penjelasan teori diatas dapat disimpulkan bahwa buku teks
merupakan salah satu jenis bahan perpustakaan yang memiliki halaman-halaman
yang dikumpulkan, dikelola dan diolah dan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan informasi pengguna perpustakaan sekolah guna menunjang program
belajar mengajar. Buku teks ini dapat dibagi pada beberapa jenis yaitu buku fiksi,
Non-fiksi, fiksi ilmiah dan referensi.

2.3.1 Jenis-Jenis Buku Teks
Buku teks yang berada di perpustakaan sekolah harus didominasi oleh
buku pelajaran, literatur, ataupun referensi lain yang berhubungan dengan materi
pembelajaran.
Buku di perpustakaan sekolah juga harus disesuaikan dengan tingkatan
usia dan kemampuan peserta didik secara umum. Jenis buku di perpustakaan
sekolah tidak seperti perpustakaan umum dimana semua jenis buku bisa masuk.
Menurut Suwarno (2011:60)http://ilmu-pendidikan.net/pustaka/buku/jeniskoleksi-buku-di-perpustakaan-sekolah) menyebutkan bahwa “terdapat 2 jenis
koleksi buku teks yang ada di perpustakaan sekolah secara umum. Jenis buku
yang ada di perpustakaan sekolah tersebut antara lain buku bacaan yang terdiri
dari fiksi, non fiksi dan fiksi ilmiah Buku Ilmiah.”
Sedangkan menurut Yoesop (1998:2) berdasarkan isi/subjeknya, koleksi buku
terdiri dari:

Universitas Sumatera Utara

1. Buku teks meliputi pedoman untuk guru dan siswa yang telah ditetapkan
Depdikbud.
2. Buku teks pelengkap adalah buku yang disahkan oleh Depdikbud.
3. Buku rujukan berupa ensiklopedia, kamus, almanak, buku tahunan dan
lain-lain dipergunakan untuk mencapai keterangan/informasi.
4. Buku bacaan fiksi (hiburan) untuk mendorong dan meningkatkan minat
Dan keterampilan membaca untuk menambah wawasan siswa.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi buku terbagi
kedalam dua jenis utama yaitu: buku bacaan yang terdiri dari fiksi, non fiksi dan
fiksi ilmiah dan buku ilmiah(referensi).
2.3.2 Buku Fiksi
Menurut Yusuf (2005:18) menyebutkan bahwa yang termasuk ke dalam
kelompok buku-buku fiksi adalah buku-buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta
atau kenyataan. Ia ditulis atas kehendak pengarangnya saja. Sedangkan Julianti
(2000:7) menerangkan bahwa : “Buku fiksi adalah buku yang berisi cerita rekaan
yang tidak berdasarkan kenyataan.
Membaca buku fiksi merupakan usaha untuk melepaskan pikiran hidup
sehari-hari dan membaca fiksi juga dapat memberikan pendidikan dan watak
manusia, keadaan suatu masa atau suatu tempat secara jelas dan realitas.
Adapun bila diperinci ciri-ciri fiksi adalah:
1. Bersifat rekaan/hasil imajenasi seseorang.
2. Memiliki kebenaran yang relatif.
3. Bahasa bersifat konotatif.

Universitas Sumatera Utara

4. Tidak memiliki sistematika yang baku.
5. Contoh : cerpen,novel,dan drama.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa buku fiksi adalah
buku yang ditulis berdasarkan imajinasi dan hayalan pengarangnya dan
merupakan bacaan ringan yang dapat membantu merilekskan pikiran.

2.3.3 Buku Non-Fiksi
Prayoga, Gumelar ( http://gumelarp.blogspot.com/2011/10/perbedaanantara-fiksi-dengan-onfiksi.html) menyatakan “ Buku nonfiktif yaitu karangan
yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi
dalam keidupan kita sehari-hari. Tulisan nonfiktif biasanya berbentuk tulisan
ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, desertasi,
makalah, dan sebagainya.
Sedangkan Yusuf (2005:10) menyatakan: “Buku teks adalah suatu buku
tentang satu bidang ilmu tertentu yang ditulis berdasarkan sistematika dan
organisasi tertentu sehingga memudahkan proses pembelajarannya baik oleh guru
maupun murid. Materi pembahasan dalam buku teks sudah diatur sedemikian rupa
sehingga runtut materinya sesuai dengan perkembangan dan proses ilmu dari
bidang yang ditulisnya. Oleh sebagian orang, buku dalam kelompok ini dikenal
dengan nama buku paket, karena pembuatan, penerimaan, atau pengadaannya
berupa paket dari pemerintah. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat
disimpulkan buku non-fiksi lebih mengarah kepada buku-buku yang bersifat
ilmiah atau ilmu pengetahuan.

Universitas Sumatera Utara

2.3.4 Buku Fiksi Ilmiah
Berdasarkan wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Fiksi_ilmiah) “Fiksi
ilmiah adalah suatu bentuk fiksi spekulatif yang terutama membahas tentang
pengaruh sains dan teknologiyang diimajinasikan terhadap masyarakat dan para
individual. Batasan dari genre ini tidak pernah diterangkan dengan jelas, dan garis
pembatas antara sub-genre-nya tidaklah tetap.”
Sedangkan Menurut Suwarno (2011: 60) fiksi ilmiah merupakan “ buku
yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita serta juga
berdasarkan ilmu pengetahuan yang relevan sehingga mampu mempengaruhi
pengembangan daya pikir ilmiah pembaca.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa buku fiksi
ilmiah adalah buku ilmu pengetahuan yang ditulis berdasarkan imajinasi sehingga
memberi manfaat dalam bidang pendidikan.
2.3.5 Buku Ilmiah ( Referensi )
Buku ilmiah adalah buku yang ditulis dan dihasilkan dari studi maupun
kegiatan ilmiah yang disajikan dalam berbagai bentuk yang dapat mempengaruhi
daya intelektual pembaca. Contoh buku yang termasuk dalam jenis buku ilmiah
ini misalnya laporan penelitian, jurnal, handbook, buku teks dan sejenisnya.(
Suwarno, 2011: 60)
Sedangkan Yusuf (2005:10) menjelaskan: “Yang dimaksudkan denga
buku-buku referens atau rujukan adalah buku-buku yang memuat informasi secara
khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung bagi
pembacanya. Karena buku-buku referens ini bersifat langsung jawab tadi, maka

Universitas Sumatera Utara

biasanya ia hanya dibaca di perpustakaan saja, tidak boleh dipinjam untuk di bawa
keluar/pulang.Adapun jenis buku-buku referensi adalah:
a.

Kamus
Kamus adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti,
lafal, contoh penggunaannya dalam kalimat, dan keterangan lain yang
berkaitan dengan kata tadi.

b.

Ensiklopedia
Ensiklopedia sering disebut orang dengan nama kamus besar ilmu
pengetahuan manusia. Ensiklopedia adalah daftar istilah-istilah ilmu
pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari
istilah-istilah tadi. Tujuan umum diterbitkannya ensiklopedia adalah
untuk

mengorganisasikan

akumulasi

ilmu

pengetahuan,

atau

setidaknya sebagian darinya yang menarik pembaca.
c. Buku Tahunan
Buku tahunan adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama
setahun terakhir (yang sudah lewat). Pada umumnya buku tahunan ini
berisi masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun
lewat.
d.

Buku Pedoman, Buku Petunjuk
Dalam istilah sehari-hari sering disebut sebagai buku pintar, sebab
dengan membuka buku sejenis ini orang menjadi seolah pintar dan
bisa mengetahui akan sesuatu yang masih samara-samar sebelumnya,
serta dapat memperlancar kegiatan yang dijalankannya.

e.

Direktori

Universitas Sumatera Utara

Direktori sering disebut juga dengan buku alamat sebab di dalamnya
antara lain memuat alamat-alamat seseorang atau badan. Buku ini
berisi petunjuk bagaimana cara mudah untuk menemukan alamat
seseorang, nmor telepon, dan keterangan lain tentang seseorang atau
badan yang didaftarnya. Daftar alamat ini disusun ini disusun
berdasarkan urutan abjad nama orang atau badan.
f.

Almanak
Almanak adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam
keterangan antara lain data statisik, ramalan cuaca, dan berbagai
peristiwa penting lainnya di suatu saat dan tempat tertentu, termasuk
informasi bidang ilmu pengetahuan dalam jangka waktu tertentu.

g.

Bibliografi
Bibliografi adalah daftar buku-buku yang ada di suatu tempat. Ia
disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang, judul, subjek, atau
keterangan lan tentang buku.

h.

Indeks
Indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad
atau dengan susunan tertentu dan disertai keterangan yang
menunjukkan tempat istilah tadi berbeda. Indeks ini bisa berdiri
sendiri terpisah dalam satu buku, atau bisa juga merupakan bagian
dari suatu buku.

i.

Abstrak

Universitas Sumatera Utara

Abstrak adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau
artikel yang biasanya bersifat ilmiah. Ia bisa dikumpulkan dalam satu
jilid buku sehingga mudah pemanfaatannya.
j. Atlas
Bentuknya seperti buku berisi kumpulan peta dan keteragan lain yang
ada hubungannya dengan peta tadi, misalnya peta hasil tambang, peta
politik, peta demografi dan lain-lain.
k.

Dokumen Pemerintah
Dokumen pemerintah atau sering juga disebut dengan penerbitan
pemerintah adalah suatu penerbitan yang dicetak atas biaya dan
tanggung jawab pemerintah. Dilihat dari lembaga-lembaga pemerintah
yang menerbitkannya antara lain adalah lembaga-lembaga resmi yang
bernaung di bawah pemerintah, baik pusat maupun daerah, seperti
sekretariat negara, departemen-departemn pemerintahan, termasuk
lembaga lain yang bersifat komersial di bawah naungan pemerintah.
(Yusuf, 2005:10).

Dari pengertian referensi di atas, dapat disimpulkan bahwa buku referensi
merupakan buku yang memuat keterangan tentang topik perkataan, tempat
peristiwa, data statistik, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal dan
sebagainya yang biasanya tidak dapat dipinjam oleh pengguna.
Berdasarkan beberapa pengertian dari jenis-jenis buku teks, maka yang
dimaksud dengan buku teks adalah buku pelajaran yang disusun oleh para ahli
atau pakar dalam bidangnya untuk menunjang program pengajaran yang telah

Universitas Sumatera Utara

digariskan oleh pemerintah dengan memperhatikan aspek isi atau materi,
penyajian materi, bahasa, dan keterbacaan, serta grafik.
2.4 Pemanfaatan Buku Teks.
Untuk dapat mengetahui pemanfaatan koleksi perpustakaan maka terlebih
dahulu harus diketahui pengertian dari pemanfaatan. Kata pemanfaatan berasal
dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah. Dalam Kamus Bahasa
Indonesia Kontemporer (2002: 928) disebutkan bahwa pemanfaatan memiliki
makna, proses, cara, atau perbuatan memanfaatkan. Berdasarkan pengertian di
atas maka dapat diartikan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan memiliki
makna suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pengguna dengan menggunakan
berbagai jenis koleksi yang ada di perpustakaan.
Pemanfaatan koleksi buku merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna
menggunakan buku untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi dalam
buku dapat bersifat ilmiah yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan dan bersifat
hiburan.
Pada dasarnya pemanfaatan koleksi perpustakaan mencakup dua hal yaitu
menggunakan koleksi dalam ruangan perpustakaan (in library use) dan meminjam
koleksi dari bagian sirkulasi untuk digunakan di luar perpustakaan (out library
use). (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 2003: 711)

Universitas Sumatera Utara

1. Membaca dan Manfaatnya
Pada hakekatnya nilai buku ditentukan oleh pemanfaatan atau pemakai buku itu
sendiri. Membaca merupakan kegiatan yang dapat menambah wawasan dan
pengetahuan. Menurut Dian Sinaga (2011 : 95) membaca merupakan salah satu
upaya yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Secara psikologis
menurut Meilina Bustari (2000: 56) membaca adalah kegiatan individu dengan
menggunakan indera penglihatan (mata) untuk menangkap rangsang yang berupa
bacaan. Oleh karena itu, prinsip membaca adalah proses komunikasi ide dari
pengarang kepada pembaca melalui simbol-simbol yang telah dipahami bersama.
Menurut E.P Hutabarat (1988: 45) membaca mempunyai maksud:
a. Membaca untuk memperoleh informasi
Maksud membaca disini adalah untuk mendapatkan keterangan informasi
yang diperlukan mengenai suatu hal.

b. Membaca untuk memahami
Maksudnya adalah kemampuan melihat hubungan-hubungan yang relevan.
Pembaca menghubungkan apa yang dibacanya dengan apa yang
sudah diketahuinya.
c. Membaca untuk mencipta
Maksudnya adalah kemampuan membaca sebelum kita menyusun tulisan,
apakah

itu

berbentuk

makalah

atau

laporan.

Pembaca

terlebih

Universitas Sumatera Utara

dahulumengumpulkan bahan dari berbagai sumber yang akhirnya dapat
untukmenyusun suatu karangan ilmiah.
Menurut Ibrahim Bafadal (2009: 6) melalui perpustakaan sekolah diharapkan
siswa dalam menggunakan koleksi buku di perpustakaan sekolah akan
memperoleh beberapa aspek manfaat koleksi buku, seperti:
1. Manfaat aspek edukatif, adanya buku-buku diperpustakaan dapat membiasakan
siswa belajar mandiri dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer
konsep-konsep pengetahuan.
2. Manfaat aspek informatif, berhubungan erat dengan mengupayakan penyediaan
koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.
3. Manfaat aspek rekreasi, maksudnya perpustakaan sekolah dapat dijadikan
sebagai tempat mengisi waktu luang seperti pada waktu istirahat dengan membaca
buku-buku cerita, novel, roman, majalah, dan surat kabar.
4. Manfaat aspek riset atau penelitian, koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan
bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana
2. Bimbingan Pengguna Perpustakaan Sekolah
Program bimbingan pemakai perlu dilakukan oleh pustakawan perpustakaan
sekolah

untuk

membekali

pengguna

mengenai

pengetahuan

dalam

mendayagunakan perpustakaan.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Darmono (2001: 169-171) perpustakaan berkenaan erat dengan adanya
proses bimbingan pemanfaatan perpustakaan yang dikenal sebagai bimbingan
pemakai, adapun kegiatannya meliputi:
1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan
2. Peraturan perpustakaan
3. Alat

penelusuran

informasi

yang

dimiliki

perpustakaan

perlu

diperkenalkan
4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan
5. Pengenalan terhadap penempatan koleksi.
Menurut

Handoko dalam

Prawati

(2002:3) dari

segi

pengguna

pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Pemanfaatan buku teks ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internak ini terdiri dari kebutuhan,
motif atau alasan dan minat. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari kelengkapan
koleksi, keterampilan pustakawan dan fasilitas.
2.4.1 Faktor Internal
2.4.1.1 Kebutuhan
Adapun yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan koleksi
perpustakaan sebagai sumber belajar siswa. Menurut Pawit (1995:6) setiap
individu memiliki perbedaan dalam kebutuhan informasinya. Sedangkan dalam
dunia perpustakaan, kebutuhan pengguna perpustakaan akan informasi berbedabeda sesuai dengan latar belakang pencari informasi, antara lain untuk
meningkatkan pengetahuan, mengikuti perkembangan zaman, mendukung dan

Universitas Sumatera Utara

merencanakan penelitian, mengajar, manajemen, serta mengutip sitasi bibliografi
bagi karya tulis.
Identivikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan current approach,
yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi mutakhir, every day
approach yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang diperlukan sehari-hari,
exhaustive

approachyaitu

kebutuhan

pengguna

akan

informasi

secara

menyeluruh, dan catching up approach yaitu kebutuhan pengguna akan informasi
singkat secara cepat (Prawati, 2002:43). Jadi untuk mengetahui faktor kebutuhan
dalam penelitian ini terdapat tiga item pertanyaan yang mewakili kebutuhan yaitu;
cara siswa mendapatkan buku, buku yang sering dipinjam siswa, dan koleksi buku
yang sering dibaca.
2.4.1.2 Motif
Motif adalah sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau
dorongan dalam diri manusia itu menyebabkan ia berbuat sesuatu (Priyatna,
1996:6-7). Sedangkan menurut Badudu (1994:909) motif yaitu suatu yang
mendasari perbuatan atau tindakan seseorang. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa motif adalah sesuatu yang mendasari perbuatan atau tindakan seseorang
sehingga menyebabkan ia berbuat sesuatu. Dalam dunia perpustakaan motif atau
alasan siswa dalam menggunakan perpustakaan berbeda-beda sesuai dengan
keperluan masing-masing. Menurut IFLA (2006:21), aktifitas murid di
perpustakaan pada umumnya meliputi hal berikut:
1) Mengerjakan pekerjaan rumah (PR);
2) Mengerjakan tugas kelompok;
3) Membuat karya tulis.

Universitas Sumatera Utara

Adapun dalam layanan perpustakaan, staf perpustakaan ataupun pustakawan
bertugas untuk memuaskan kebutuhan pengguna perpustakaan. Menurut Ernawati
(2007:7) jika ditelusuri lebih dalam motif timbul bukan hanya dari kebutuhan
yang ada, tetapi ditentukan pula adanya faktor harapan akan dapat dipenuhinya
suatu kebutuhan. Jadi untuk mengetahui faktor motif dalam penelitian ini terdapat
tiga item pertanyaan yang diajukan yaitu; alasan siswa memanfaatkan koleksi
perpustakaan, tujuan siswa memanfaatkan koleksi, dan intensistas penggunaan
koleksi dalam mengerjakan pekerjaan rumah.
2.4.1.3 Minat
Secara bahasa menurut Moeliono dkk, (1989:583) minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi tehadap sesuatu. Sedangkan menurut Sulistyono
(1992:4) minat secara istilah merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan
seseorang menaruh perhatian terhadap seseorang, sesuatu objek atau aktifitas
tertentu. Menurut Hurlock (1997:14) minat merupakan sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas
memilih. Jika siswa merasa bahwa memanfaatkan koleksi adalah sesuatu yang
menguntungkan, siswa merasa berminat, hal ini kemudian mendatangkan
kepuasan. Bila kepuasan berkurang maka minat juga menjadi berkurang. Jadi
untuk mengetahui faktor minat dalam penelitian ini terdapat empat item
pertanyaan yang mewakili yaitu; rata-rata kunjungan, lama waktu kunjungan yang
diperlukan, rata-rata koleksi buku yang dipinjam, dan kepastian peminjaman.

Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Faktor eksternal
2.4.2.1 Kelengkapan koleksi
Setiap perpustakaan tentu melakukan kegiatan pengadaan koleksi untuk
menambah kelengkapan koleksi yang dimilikinya, kegiatan pengadaan koleksi
bisa dilakukan dengan membeli, tukar-menukar, serta hadiah dari perorangan
maupun lembaga. Pertumbuhan dan perkembangan koleksi sering kali tidak
diimbangi dengan perluasan ruangan perpustakaan, akibatnya rak-rak yang
tersedia untuk menampung koleksi tahun demi tahun semakin penuh sesak,
sehingga membuat ruangan perpustakaan menjadi tidak nyaman lagi.
Menurut IFLA (2006:13) koleksi sumber daya buku yang sesuai hendaknya
menyediakan sepuluh buku per murid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki
paling sedikit 2.500 judul buku yang relevan dan mutahkir agar stok buku
berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60%
terdiri dari buku non fiksi yang berkaitan dengan kurikulum. Selain itu,
perpustakaan sekolah hendaknya memiliki koleksi untuk keperluan hiburan
seperti novel populer, musik, komputer, kaset video, majalah dan poster. Materi
semacam itu dipilih bekerjasama dengan siswa agar koleksi perpustakaan sesuai
dengan kebutuhan siswa serta sesuai dengan minatnya. Jadi untuk mengetahui
faktor kelengkapan koleksi dalam penelitian ini terdapat lima item pertanyaan
yang mewakili yaitu:
1. ketersediaan koleksi,
2. keberadaan koleksi,
3. kondisi fisik koleksi,
4. kesesuaian jumlah koleksi dengan siswa,

Universitas Sumatera Utara

5. dan kesesuaian koleksi dengan kebutuhan sumber belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan pemanfaatan buku teks adalah kegiatan penggunaan buku untuk mencari
informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dengan indikator :
1. Pemanfatan koleksi Buku teks
2. Peranan Pustakawan
3. Pelayanan

Universitas Sumatera Utara