Pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan sebelum merger dan akuisisi (studi empiris perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013).

(1)

xiii

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN SEBELUM MERGER DAN AKUISISI

(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)

Salvador Daly NIM : 112114053

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui apakah telah terjadi tindakan manajemen laba pada perusahaan pengakuisisi satu tahun sebelum merger dan akuisisi, (2) untuk mengetahui apakah manajemen laba berpengaruh positif pada nilai perusahaan satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 41 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan yaitu : (1) Uji One Sample T-Test untuk menguji signifikansi manajemen laba satu tahun sebelum merger dan akuisisi, (2) Uji Regresi Linear Berganda untuk menguji pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa (1) perusahaan pengakuisisi melakukan manajemen laba pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi, (2) manajemen laba tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi.


(2)

xiv

THE INFLUENCE OF EARNING MANAGEMENT ON THE COMPANY’S VALUE BEFORE MERGER AND ACQUISITION

(An Empirical Study at Companies Listed in Indonesia Stock Exchange 2010-2013)

Salvador Daly NIM : 112114053

Sanata Dharma University Yogyakarta 2015

The purposes of this research are (1) to investigate whether there is earning management for the acquirer company at a year before merger or acquisition, (2) whether earning management has positive effect to company’s value at a year before merger or acquisition.

The type of this research is empirical research. The sampling method in this research is purposive sampling with the amount of sample is 40 companies that are registered in Bursa Efek Indonesia. Data analysis technique that was used were: (1) One Sample T-Test to test the significance of earning management at a year before merger and acquisition, (2) Multiple Linear Regression Test to test the effect of earning management to company’s value a year before merger and acquisition.

The results show that (1) the acquirer company did earning management at a year before merger or acquisition, (2) The earning management does not have positive effect to the company’s value at a year before merger or acquisition.


(3)

SEBELUM MERGER DAN AKUISISI

(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : Salvador Daly NIM : 112114053

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

SEBELUM MERGER DAN AKUISISI

(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : Salvador Daly NIM : 112114053

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

Intelligence without ambition is a bird without wings

(

Salvador Dali

)

Kau gagal tetapi masih bisa mampu bangkit kembali, karena itu

menurutku arti dari kuat yang sebenarnya

(

Hinata Hyuuga

)

You see, God helps only people who work hard. That principle is very

clear

(A.

P. J. Abdul Kalam)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Ayahku Saut Hutapea dan Ibuku Endah Juwitaningtyas, orang tua yang

selalu mendukung dalam perjuangan menempuh studi.

Semua teman seperjuangan di Prodi Akuntansi, yang selalu berjuang

bersama dalam proses pembelajaran.


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

“Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan Sebelum Merger

Dan Akuisisi”

Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 22 September 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 30 September 2015 Yang membuat pernyataan,


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Salvador Daly

Nomor Mahasiswa : 112114053

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan Sebelum Merger Dan Akuisisi”

(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 30 September 2015 Yang menyatakan,


(10)

vii

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN SEBELUM MERGER DAN AKUISISI”. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi ini mendapat bantuan, bimbingan, saran serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Prodi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli H., M.Si., Ak., QIA. selaku dosen pembimbing akademik.

5. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, S.E.,M.Si.,Ak., C.A selaku pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Penguji.

7. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.

8. Bapak dan Ibu yang selalu mendukung anaknya, dan banyak mendukung dan mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat selesai. 9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011.


(11)

viii

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya.

Yogyakarta, 30 September 2015 Penulis…...


(12)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ...vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ...vii

HALAMAN DAFTAR ISI ...ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ...xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...xii

ABSTRAK ...xiii

ABSTRACT ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ...1

A.Latar Belakang Masalah ...1

B.Rumusan Masalah ...3

C.Tujuan Penelitian ...3

D.Manfaat Penelitian ...3

E.Sistematika Penulisan ...4

BAB II LANDASAN TEORI ...6

A.Penggabungan Usaha ...6

B.Motif Penggabungan Usaha ...7

C.Bentuk Penggabungan Usaha ...8

D.Metode Analisis Nilai Perusahaan ...14

E.Manajemen Laba...19

F.Nilai Perusahaan ...23


(13)

x

I.Perumusan Hipotesis. ...27

BAB III METODE PENELITIAN ...30

A.Jenis Penelitian ...30

B.Tempat dan Waktu Penelitian ...30

C.Subjek dan Objek Penelitian ...30

D.Jenis Data ...30

E.Variabel Penelitian ...31

F.Teknik Pengambilan Sampel ...35

G.Teknik Pengumpulan Data ...36

H.Teknik Analisis Data ...36

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...48

A.Gambaran Umum Perusahaan Sampel ...48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...53

A.Deskripsi Sampel ...53

B.Teknik Analisis Data ...53

C.Hasil Penelitian Dan Interpretasi ...66

BAB VI PENUTUP ...70

A.Kesimpulan ...70

B.Keterbatasan ...70

C.Saran ...71

DAFTAR PUSTAKA ...72


(14)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV.1. Daftar Perusahaan Yang Melakukan Merger Dan Akuisisi...48

Tabel V.1. Uji Regresi Linear ...54

Tabel V.2. Uji Normalitas Data ...55

Tabel V.3. Uji Normalitas Data ...57

Tabel V.4. Uji One Sample T Test ...57

Tabel V.5. Uji Normalitas Data ...58

Tabel V.6. Uji Autokorelasi ...59

Tabel V.7. Uji Multikolinearitas ...59

Tabel V.8.UjiHeteroskedastisitas ...60

Tabel V.9. Analisis Regresi ...61

Tabel V.10. Koefesien Determinasi ...63

Tabel V.11. Uji F ...64


(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ...27


(16)

xiii

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN SEBELUM MERGER DAN AKUISISI

(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)

Salvador Daly NIM : 112114053

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui apakah telah terjadi tindakan manajemen laba pada perusahaan pengakuisisi satu tahun sebelum

merger dan akuisisi, (2) untuk mengetahui apakah manajemen laba berpengaruh positif pada nilai perusahaan satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 41 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan yaitu : (1) Uji One Sample T-Test untuk menguji signifikansi manajemen laba satu tahun sebelum merger dan akuisisi, (2) Uji Regresi Linear

Berganda untuk menguji pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa (1) perusahaan pengakuisisi melakukan manajemen laba pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi, (2) manajemen laba tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi.


(17)

xiv

THE INFLUENCE OF EARNING MANAGEMENT ON THE COMPANY’S VALUE BEFORE MERGER AND ACQUISITION

(An Empirical Study at Companies Listed in Indonesia Stock Exchange 2010-2013)

Salvador Daly NIM : 112114053

Sanata Dharma University Yogyakarta 2015

The purposes of this research are (1) to investigate whether there is earning management for the acquirer company at a year before merger or acquisition, (2) whether earning management has positive effect to company’s value at a year before merger or acquisition.

The type of this research is empirical research. The sampling method in this research is purposive sampling with the amount of sample is 40 companies that are registered in Bursa Efek Indonesia. Data analysis technique that was used were: (1) One Sample T-Test to test the significance of earning management at a year before merger and acquisition, (2) Multiple Linear Regression Test to test the effect of earning management to company’s value a year before merger and acquisition.

The results show that (1) the acquirer company did earning management at a year before merger or acquisition, (2) The earning management does not have positive effect to the company’s value at a year before merger or acquisition.


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi dan persaingan bebas mengharuskan perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan, berkembang, dan berdaya saing. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah penggabungan usaha. Penggabungan usaha (business combination) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang

terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control)

atas aktiva dan operasi perusahaan lain (Beams dan Jusuf, 2004 : 1). Dengan penggabungan usaha, perusahaan dapat memperoleh pangsa pasar, menambah ketrampilan manajemen dan lebih kokoh dalam permodalan sehingga memiliki daya saing yang kuat. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger dan akuisisi.

Merger adalah sebuah penggabungan usaha dimana aset dan

kewajiban dari perusahaan yang diambil alih digabungkan dengan aset dan kewajiban perusahaan yang mengambil alih tanpa menambah komponen organisasi (Baker, et al, 2010). Selain itu ada bentuk strategi lain penggabungan usaha, yaitu akuisisi. Akuisisi saham terjadi ketika sebuah perusahaan mengakuisisi saham berhak suara dari perusahaan lain dan kedua perusahaan tersebut tetap beroperasi sebagai entitas hukum yang terpisah, tetapi timbul hubungan induk anak (parent subsidiary) (Beams


(19)

dan Jusuf, 2004 : 2). Alasan perusahaan melakukan penggabungan usaha adalah untuk manfaat biaya (cost advantage), risiko lebih rendah (lower

risk), berkurangnya penundaan operasi (fewer operating delays),

mencegah pengambilalihan (avoidance of takeovers), dan akuisisi harta

tidak berwujud (acquisition of intangible assets) (Beams dan Jusuf, 2004 :

1).

Ketika terjadi merger dan akuisisi terdapat suatu kondisi yang

mendukung adanya tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi. Pada situasi perusahaan pengakuisisi ingin melakukan merger dan akuisisi dengan cara pembayaran lewat saham, pihak manajemen perusahaan pengakuisisi cenderung akan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaannya. Tujuannya untuk menunjukkan

earnings power perusahaan agar dapat menarik minat perusahaan target

untuk melakukan akuisisi dan meningkatkan harga saham perusahaannya. Ketika laba perusahaan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan tinggi, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan cenderung naik. Semakin tinggi harga saham perusahaan pengakuisisi, maka semakin sedikit biaya yang diperlukan untuk membeli perusahaan target (Adnyana dan Gerianta, 2008).

Informasi laba merupakan perhatian utama pihak luar untuk menilai kinerja perusahaan. Adanya kecenderungan memperhatikan laba ini disadari oleh manajemen. Manajemen perusahaan sebelum melakukan


(20)

kepada pasar. Informasi positif tersebut dapat dilakukan oleh manajemen dengan tindakan manajemen laba yang bertujuan untuk meningkatkan harga saham perusahaan sebelum merger dan akuisisi dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah telah terjadi tindakan manajemen laba pada perusahaan pengakuisisi satu tahun sebelum perusahaan tersebut melaksanakan kegiatan merger dan akuisisi?

2. Apakah manajemen laba berpengaruh positif pada nilai perusahaan satu tahun sebelum merger dan akuisisi?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

1. Mengetahui tindakan manajemen laba pada perusahaan pengakuisisi satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

2. Mengetahui pengaruh positif manajemen laba pada nilai perusahaan satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

D. Manfaat Penelitian

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini digunakan sebagai informasi dan kajian tentang pengaruh ekonomis atas keputusan merger dan akuisisi.


(21)

2. Investor

Hasil penelitian ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi dengan melihat dampak merger dan akuisisi

terhadap manajemen laba dan nilai perusahaan. 3. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dalam kuliah.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, sistematika penulisan yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan hal-hal yang akan dibahas dalam skripsi. Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Landasan teori pada penelitian ini merupakan landasan teori yang akan mendasari pembentukan hipotesis dan dasar pembahasan penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis data, dan data penelitian.


(22)

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi uraian tentang gambaran singkat perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran diskripsi data, analisis data, hasil penelitian dan interpretasi.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.


(23)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penggabungan Usaha

Penggabungan usaha merupakan salah satu cara restrukturisasi perusahaan agar terjadi sinergi. Dalam penggabungan usaha ini beberapa unit perusahaan yang secara ekonomis berdiri sendiri menyatukan diri menjadi satu kesatuan ekonomis meski secara hukum dapat saja unit-unit tersebut berdiri sendiri. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 22, 2007) mendefinisikan penggabungan usaha sebagai bentuk penyatuan dua perusahaan atau lebih yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain ataupun memperoleh kendali atau kontrol atas aktiva dan operasi perusahaan lain. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggabungan usaha merupakan aktivitas perluasan usaha yang dilakukan dengan cara menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau beberapa perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi sebagai upaya untuk memperluas usaha.

Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaan. Ikatan akuntan Indonesia dalam pernyataan standar akuntansi keuangan Indonesia Nomor 12 (PSAK No.22) mendefinisikan penggabungan badan usaha sebagai bentuk penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah


(24)

menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain ataupun memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain ataupun memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain (IAI, 2004). Jenis penggabungan usaha dapat dibedakan menjadi dua yaitu akuisisi dan penyatuan pemilikan (merger).

Pengertian penggabungan usaha secara umum adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain. Penggabungan usaha dapat berupa pembelian saham suatu perusahaan oleh perusahaan lain, atau pembelian aktiva neto suatu perusahaan. Penggabungan usaha dapat berupa merger, akuisisi, dan konsolidasi. Menurut Foster (1986:460),

merger adalah penggabungan usaha dari dua perusahaan atau lebih, tetapi

salah satu nama perusahaan masih tetap digunakan, sedangkan yang lainnya melebur menjadi satu kesatuan hukum. Sementara itu, akuisisi didefinisikan sebagai pembelian perusahaan lain dengan cara membeli saham atau aktiva perusahaan lain (Foster, 1986:460).

B. Motif Penggabungan Usaha

Beberapa alasan ekonomis penggabungan usaha adalah (1) untuk memperoleh sumber bahan baku, fasilitas produksi, teknologi, jaringan pemasaran atau pangsa pasar yang tidak ternilai; (2) untuk menjamin sumber keuangan atau akses terhadap sumber keuangan; (3) memperkuat manajemen; (4) meningkatkan efisiensi operasi; (5) mendorong


(25)

diversifikasi; (6) mempercepat masuk ke pasar; (7) mencapai skala ekonomis; (8) memperoleh manfaat pajak. Harus juga diakui beberapa alasan tidak nyata untuk penggabungan usaha. Dalam beberapa kasus, ketidaknyataan ini merupakan penjelasan terbaik atas biaya tinggi yang terjadi. Alasan ini meliputi gengsi manajemen, kompensasi, dan hak istimewa. Meskipun demikian, penggabungan usaha juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan citra perusahaan, anggapan potensi pertumbuhan, atau kesejahteraannya, serta dapat digunakan untuk meningkatkan laba (Wild, et al, 2005 : 358).

C. Bentuk Penggabungan Usaha

1. Merger

a. Pengertian merger

Merger adalah salah satu strategi perusahaan dalam

mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger

berasal dari kata merger (Latin) yang berarti bergabung,

bersama, berkombinasi yang menyebabkan hilangnya identitas akibat penggabungan ini. Merger didefinisikan sebagai

penggabungan usaha dari dua atau lebih perusahaan yang pada akhirnya bergabung ke dalam salah satu nama perusahaan yang melakukan merger. Dengan kata lain, merger adalah

kesepakatan dua atau lebih perusahaan untuk bergabung yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai


(26)

badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas atau bubar (Moin, 2003).

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1988 mendefinisikan merger adalah perbuatan

hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar. Merger statutori (statutory merger atau cukup disebut

merger) adalah jenis penggabungan usaha di mana hanya satu dari perusahaan yang bergabung yang bertahan dan perusahaan lainnya dibubarkan. Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan pengakuisisi, dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi (liquidated). Setelah merger, operasi dari perusahaan yang

dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas (Baker, et al, 2005:11).

b. Jenis-jenis merger

Penggabungan badan usaha dalam bentuk merger dapat

dikelompokkan menjadi empat, yang meliputi (Defrimarika, 2009 : 13):

1. Horizontal merger. Merger jenis ini terjadi apabila satu


(27)

menggabungkan diri dengan perusahaan lain dalam jenis usaha yang sama.

2. Vertical merger. Merger ini adalah bentuk

penggabungan perusahaan yang memiliki keterkaitan antara input, output, maupun pemasaran perusahaan. 3. Congeneric mergerdua perusahaan yang sejenis atau

dalam industri yang sama tetapi tidak ada keterkaitan dengan penyediaan barang.

4. Conglomerate merger. Merger ini adalah bentuk

penggabungan dua atau lebih perusahaan dari industri yang berbeda.

2. Akuisisi

a. Pengertian akuisisi

Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan

acquisition (Inggris), secara harfiah akuisisi mempunyai

makna membeli atau mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki sebelumnya dalam teminologi bisnis. Akuisisi dapat diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Moin, 2003). Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


(28)

No.27 tahun 1998 tentang penggabungan, peleburan dan pengambilalihan perseroan terbatas mendefinisikan akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan untuk mengambi alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut. PSAK No.22 mendefinisikan akuisisi sebagai suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi sehingga akan mengakibatkan berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambil alih tersebut. Biasanya perusahaan pengakuisisi memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan terakuisisi. Kendali perusahaan yang dimaksud dalam pengendalian adalah kekuatan untuk (Karyawati, 2009 : 5):

a. Mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan. b. Mengangkat dan memberhentikan manajemen.

c. Mendapat hak suara mayoritas dalam rapat redaksi.

Pengendalian ini yang memberikan manfaat kepada perusahaan pengakuisisi. Akuisisi berbeda dengan merger

karena akuisisi tidak menyebabkan pihak lain bubar sebagai entitas hukum. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam akuisisi secara yuridis masih tetap berdiri dan beroperasi


(29)

secara independen tetapi telah terjadi pengalihan oleh pihak pengakuisisi.

b. Klasifikasi berdasarkan bentuk dasar akuisisi

Penggabungan usaha dalam bentuk akuisisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yang meliputi (Baker, et al, 2005 : 14):

a. Akuisisi aktiva

Kadang-kadang satu perusahaan mengakuisisi aktiva perusahaan lain melalui negosiasi langsung dengan manajemen. Perjanjian juga dapat menyebabkan perusahaan pengakuisisi menanggung kewajiban dari perusahaan lain. Perusahaan penjual umumnya mendistribusikan ke pemegang sahamnya aktiva atau efek yang diterimanya dalam penggabungan usaha dari perusahaan pengakuisisi dan likuidasi, sehingga hanya perusahaan pengakuisisi sebagai entitas legal yang bertahan. Perusahaan pengakuisisi mencatat penggabungan usaha dengan mencatat tiap aktiva yang diperoleh, tiap kewajiban yang ditanggungnya, dan aktiva atau efek yang diberikan dalam pertukaran. b. Akuisisi saham

Penggabungan usaha yang dilakukan melalui akuisisi saham tidak harus melibatkan akuisisi semua


(30)

saham berhak suara yang beredar. Bagi satu perusahaan untuk mengendalikan perusahaan lain melalui kepemilikan saham, hanya diperlukan kepemilikan mayoritas (lebih dari 50%) dari saham berhak suara yang beredar. Akuisisi saham berhak suara kurang dari mayoritas biasanya tidak dianggap sebagai penggabungan usaha. Ketika satu pemegang saham memegang kepemilikan mayoritas dalam saham berhak suara, saham lain yang tersisa disebut sebagai kepemilikan minoritas (minority interest) atau

kepemilikan nonpengendali (noncontrolling interest).

c. Berdasarkan keterkaitan operasinya

Akuisisi dikelompokkan sebagai berikut (Husan, 1998 : 648-651) :

1. Akuisisi Horisontal

Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi bersaing untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan.

2. Akuisisi Vertikal

Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada taahap proses produksi yang berbeda. Misalnya,


(31)

perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau.

3. Akuisisi Konglomerat

Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food product oleh perusahaan computer,

dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat.

D. Metode Analisis Nilai Perusahaan

Analisis rasio digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor dalam keputusan investasi atau penyaluran dana. Keputusan tersebut dilakukan antara lain dengan membandingkan antara rasio perusahaan dengan industri. Keputusan penyaluran kredit modal kerja dan keputusan penyaluran kredit investasi akan memerlukan data dan rasio pendukung yang berbeda. Jenis rasio yang akan digunakan akan tergantung dari jenis keputusan yang akan digunakan (Prihadi, 2010 : 113).

1. Rasio Pasar

Rasio pasar mengukur seberapa besar nilai pasar saham perusahaan dibanding dengan nilai buku. Lebih dari itu rasio ini megukur bagaimana nilai perusahaan saat ini dan dimasa yang akan datang dibandingkan dengan nilai perusahaan di masa lalu. Pada sudut pandang investor, apa bila sebuah perusahaan memiliki nilai-nilai yang tinggi pada rasio ini maka semakin baik prospek perusahaan.


(32)

Rasio pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning

per Share (Munawir, 2001).

2. Ratio Return on Investment

Ratio return on investment mengukur tingkat kembalian investasi

yang telah dilakukan oleh perusahaan, baik dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maupun dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik (modal). Return on

investment merupakan terminologi yang luas dari ratio yang

digunakan untuk mengukur hubungan antara laba yang diperoleh dan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Sesuai dengan investasi mana yang digunakan, ratio ini dibagi

menjadi dua, yaitu Return on Total Assets (ROA) dan Return on

Equity (ROE) (Prastowo dan Juliaty, 2002 : 85-86).

a. Return on Total Assets (ROA)

Return on total assets mengukur kemampuan perusahaan

dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba.

Ratio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah

dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Ratio ini dapat

diperbandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku. Laba yang dipakai di sini adalah laba sebelum bunga, setelah pajak, untuk menggambarkan besarnya laba yang diperoleh


(33)

perusahaan sebelum didistribusikan baik kepada kreditor maupun pemilik perusahaan.

b. Return on Common Stockholders Equity (ROE)

Salah satu alasan utama mengapa mengoperasikan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi para pemegang saham. Ukuran keberhasilan dari pencapaian alasan ini adalah angka return on common

stockholders equity yang berhasil dicapai. Laba yang dipakai

di sini adalah laba bersih setelah pajak dikurangi deviden untuk para pemegang saham istimewa (bila ada). Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan besarnya laba yang benar-benar tersedia dan tersisa bagi para pemegang saham biasa.

3. Ratio Investor

Para pemegang saham biasa hanya memiliki hak sisa atas laba dan aktiva perusahaan. Hanya setelah hak para kreditor dan pemegang saham istimewa dipenuhi, para pemegang saham biasa bisa menerima dividen atau distribusi aktiva (dalam hal likuidasi). Oleh karena itu, ukuran yang berkaitan dengan para pemegang saham biasa sangat diperlukan. Beberapa angka ratio yang sering

digunakan adalah EPS, PER, Dividend payout, Dividend yield,

percentage of earning retained dari Book value per share


(34)

a. Earning per Common Share (EPS)

Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau

capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan

pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham di masa datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka Earning per Common Share yang

dilaporkan perusahaan. Earning per Common Share adalah

jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa. Earning per Common Share hanya

dihitung untuk saham biasa. b. Price/Earning Ratio (P/E Ratio)

Price/Earning Ratio menunjukan hubungan antara harga

pasar saham biasa dan Earning per Share. Oleh para investor,

angka ratio digunakan untuk memprediksi kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba (earning power) di

masa datang. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki Price/Earning

Ratio yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang rendah, cenderung memiliki


(35)

menjadi tidak mempunyai makna apabila perusahaan mempunyai laba yang sangat rendah (abnormal) atau

menderita kerugian. Pada keadaan ini, Price/Earning Ratio

perusahaan akan begitu tinggi atau bahkan negatif. c. Percentage of Earning Retained Ratio

Percentage of earning retained ratio ini mengukur proporsi

laba yang dihasilkan perusahaan saat ini, yang ditahan untuk keperluan pertumbuhan (ekspansi).

d. Dividend Payout Ratio

Dividend payout ratio mengukur proporsi laba bersih per satu

lembar saham biasa yang dibayarkan dalam bentuk dividen. e. Dividend Yield Ratio

Dividend yield ratio menunjukan hubungan antara dividen

yang dibayarkan untuk setiap satu lembar saham biasa dan harga pasar saham biasa per lembar.

f. Book Value Per Share

Suatu angka atau data statistik yang biasanya dipublikasikan pada laporan tahunan adalah book value per share. Ratio ini

menunjukan jumlah stockholders equity (modal sendiri) yang

berkaitan dengan setiap lembar saham yang beredar. Harga pasar saham umumnya tidak memperkirakan nilai buku, karena aktiva dicatat sebesar harga perolehan. Harga pokok historis mencerminkan harga perolehan aktiva tersebut yang


(36)

belum ditutup. Sebaliknya, di mata investor, harga pasar mencerminkan potensi perusahaan di masa datang. Ratio

book value per share ini digunakan sangat terbatas oleh para

analis, karena perhitungannya didasarkan pada data historis. Apabila harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial.

E. Manajemen Laba

Earnings management can be defined as the “purposeful intervention by management in the earnings determination process,

usually to satisfy selfish objectives” (Schipper, 1989). It often involves

window-dressing financial statements, especially the bottom line earnings

number. Earnings management can be cosmetic, where managers

manipulate accruals without any cash flows consequences. It also can be

real, where managers take actions with cash flow consequences for

purposes of managing earnings (Wild, et al, 2004 : 93).

Cosmetic earnings management is a potential outcome of the

latitude in appliying accrual accounting. Accounting standards and

monitoring mechanisms reduce this latitude. Yet, it is impossible to

eliminate this latitude given the complexity and variation in business

activities. Moreover, accrual accounting requires estimates and

judgements. This yields some managerial discretion in determining

accounting numbers. While this discretion provides an opportunity for


(37)

activities, it also allows them to window-dress financial statements and

manage earnings (Wild, et al, 2004 : 93).

Sejauh ini hanya model berbasis agragate accruals yang diterima

secara umum sebagai model yang memberikan hasil yang paling kuat dalam mendeteksi manajemen laba karena (Sulistyanto, 2008 : 160):

1. Model empiris ini sejalan dengan akuntansi berbasis akrual yang selama ini digunakan dalam pencatatan transaksi. Model akuntansi akrual dapat memunculkan komponen akun akrual yang mudah dipermainkan nominalnya karena akun ini berasal dari transaksi-transaksi yang tidak disertai penerimaan dan pengeluaran kas.

2. Model aggregate accruals menggunakan semua komponen

laporan keuangan untuk mendeteksi rekayasa keuangan.

Model berbasis aggregate accruals yang digunakan adalah

Modified Jones Model. Model tersebut dikembangkan oleh Dechow,

Sloan, dan Sweeney (1995). Total accruals adalah selisih antara laba dan

arus kas yang berasal dari aktivitas operasi (Utamai, 2005). Komponen

total accruals dalam Modified Jones Model dapat dipisahkan menjadi 2,

yaitu discretionary accruals dan non discretionary accruals. Discretionary

accruals merupakan komponen total accruals yang berasal dari rekayasa

manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan dalam menentukan nilai estimasi pada metode akuntansi. Sementara itu, non


(38)

yang diperoleh secara alami dari pencatatan akuntansi dengan mengikuti satndar akuntansi yang diterima secara umum. Atas dasar pemikiran bahwa komponen total accruals yang bebas dipermainkan dengan

kebijakan manajerial adalah discretionary accruals, maka manajemen laba

diproksikan dengan discretionary accruals (Sulistyanto, 2008 : 164).

Menurut Sulistyanto (2008) manajemen laba dilakukan dengan 3 pola, yaitu income increasing, income decreasing, dan income smoothing.

Penaikan laba (income increasing) merupakan upaya perusahaan mengatur

agar laba periode berjalan menjadi lebih tinggi daripada laba sesungguhnya. Income decreasing merupakan tindakan untuk menurunkan

laba periode berjalan. Income smoothing merupakan upaya untuk

mengatur laba perusahaan agar relatif stabil selama beberapa periode.

Beberapa hal yang memotivasi seorang manajer untuk melakukan manajemen laba antara lain insentif perjanjian, dampak harga saham, dan insentif lain (Wild, et al, 2005 : 122) :

1. Insentif Perjanjian

Banyak perjanjian yang menggunakan angka akuntansi. Misalnya, perjanjian kompensasi manajer biasanya mencakup bonus berdasarkan laba. Perjanjian bonus biasanya memiliki batas atas dan bawah, artinya manajer tidak mendapat bonus jika laba lebih rendah dari batas bawah dan tidak mendapatkan bonus tambahan saat laba lebih tinggi dari batas atas. Hal ini berarti


(39)

manajer memiliki insentif untuk meningkatkan atau mengurangi laba berdasarkan tingkat laba yang belum diubah terkait dengan batas atas dan bawah. Jika laba yang belum diubah berada di antara batas atas dan bawah, manajer memiliki insentif untuk meningkatkan laba. Saat laba lebih tinggi dari batas atas atau lebih rendah dari batas bawah, manajer memiliki insentif untuk menurunkan laba dan membuat cadangan untuk bonus masa depan. 2. Dampak Harga Saham

Manajer dapat meningkatkan laba untuk menaikkan harga saham perusahaan sementara sepanjang satu kejadiaan tertentu seperti merger yang akan dilakukan atau penawaran surat berharga, atau rencana untuk menjual saham atau melaksanakan opsi. Manajer juga melakukan perataan laba untuk menurunkan persepsi pasar akan risiko dan menurunkan biaya modal. Salah satu insentif manajemen laba yang terkait lainnya adalah untuk melampaui ekspektasi pasar.

3. Insentif Lain

Laba seringkali diturunkan untuk menghindari biaya politik dan penelitian yang dilakukan badan pemerintah misalnya untuk ketaatan undang-undang antimonopoli dan IRS. Selain itu perusahaan dapat menurunkan laba untuk memperoleh keuntungan dari pemerintah, misalnya subsidi atau proteksi dari persaingan asing.


(40)

F. Nilai Perusahaan

Pengertian nilai perusahaan menurut Husnan dan Pudjiastuti

(2007:7) menyatakan bahwa “Nilai perusahaan merupakan harga yang

bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan”. Pengertian nilai perusahaan menurut Sartono (2008:487) “Nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan

sebagai suatu bisnis yang sedang beroperasi”. Memaksimumkan nilai

perusahaan (atau harga saham) tidak identik dengan memaksimumkan laba per lembar saham (Earning per Share, EPS). Hal ini karena disebabkan

oleh (Indriani, et al, 2014):

a. Memaksimumkan EPS mungkin memusatkan pada EPS saat ini. b. Memaksimumkan EPS mengabaikan nilai waktu uang.

c. Tidak memperhatikan faktor risiko.

Perusahaan mungkin memperoleh EPS yang tinggi pada saat ini, tetapi apabila pertumbuhannya diharapkan rendah, maka dapat saja harga sahamnya lebih rendah apabila dibandingkan dengan perusahaan yang saat ini mempunyai mempunyai EPS yang lebih kecil. Dengan demikian memasimumkan nilai perusahaan juga tidak identik dengan memaksimumkan laba, apabila laba diartikan sebagai laba akuntansi (yang dilihat dalam laporan rugi laba perusahaan). Sebaliknya memaksimumkan nilai perusahaan identik dengan memaksimumkan laba dalam pengertian ekonomi (economic profit). Hal ini disebabkan karena laba ekonomi


(41)

diartikan sebagai jumlah kekayaan yang bisa dikonsumsikan tanpa membuat pemilik kekayaan tersebut menjadi lebih miskin (Indriani, et al, 2014).

Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Fama (1978) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006), nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi nilai perusahaan. Harga saham didasarkan pada penilaian dari eksternal perusahaan terhadap aset perusahaan serta pertumbuhan pasar saham. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual di saat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap sebagai cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Peningkatan nilai perusahaan dapat menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan, sehingga pemilik perusahaan akan mendorong manajer agar bekerja lebih keras dengan menggunakan berbagai intensif untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan yang baik dapat menggambarkan kinerja perusahaan yang meningkat. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham dan Gapenski, 1996). Tandelin (2001) mengatakan hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham,


(42)

karena secara teoritis nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya. Suhardi (2006) mengatakan bahwa banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah pendekatan laba, arus kas, dividen, aktiva, harga saham, dan Economic

Value Added (EVA).

G. Penelitian Terdahulu

Sukartha (2007) meneliti tentang pengaruh manajemen laba dan kepemilikan manajerial pada kesejahteraan pemegang saham perusahaan target akuisisi. Penelitian ini memberikan hasil bahwa perusahaan target akuisisi melakukan manajemen laba dengan cara menaikkan jumlah akrual

diskresioner saat publikasi terakhir sebelum akuisisi, manajemen laba yang

dilakukan oleh perusahaan target akuisisi saat publikasi terakhir sebelum akuisisi (periode x) lebih besar dan signifikan secara statistis dibandingkan dengan periode sebelumnya (periode x-1), manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan secara statistis pada kesejahteraan pemegang saham perusahaan target saat publikasi terakhir sebelum akuisisi, dan kepemilikan manajerial terhadap saham perusahaan target akuisisi berpengaruh positif dan signifikan secara statistis pada kesejahteraan pemegang saham perusahaan target saat publikasi terakhir sebelum akuisisi.

Kusuma dan Sari (2003) meneliti tentang manajemen laba oleh perusahaan pengakuisisi sebelum merger dan akuisisi di Indonesia. Penelitian ini memberikan hasil bahwa perusahaan pengakuisisi di Indonesia tidak melakukan manajemen laba sebelum merger dan akuisisi.


(43)

Sulis (2013) meneliti tentang analisis manajemen laba dan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2008 – 2009. Penelitian ini memberikan hasil bahwa manajemen laba dilakukan perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan memanfaatkan income increasing akrual dan

kinerja keuangan perusahaan yang di ukur dengan total asset turnoverratio

meningkat setelah merger dan akuisisi, sedangkan net profit margin dan

return on assets menurun setelah merger dan akuisisi.

H. Kerangka Pemikiran

Menurut Riduwan (2004 : 25) kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah peneletian. Kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka pikir ini menjelaskan antar variabel. Kerangka pemikiran menggambarkan hubungan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah manajemen laba dan variabel dependen adalah nilai perusahaan. Gambar 2.1 menyajikan kerangka pemikiran untuk pengembangan hipotesis dalam penelitian ini.


(44)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

I. Perumusan Hipotesis

Penggabungan usaha dalam bentuk merger dan akuisisi adalah

sebuah penggabungan beberapa perusahaan menjadi satu kesatuan, yang memiliki makna adanya penyatuan kepemilikan yang keseluruhannya dinyatakan dalam sebuah laporan keuangan bernama laporan konsolidasi (Wild, et al, 2005 : 352-353). Adanya penyatuan seluruh aktiva, kewajiban dan modal perusahaan diharapkan menjadi sebuah kekuatan bagi perusahaan yang bergabung untuk mendapatkan peningkatan dalam kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan tercermin dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Laba adalah informasi perusahaan yang paling diminati oleh investor dan kreditor (Bangun dan Safei, 2011).

Ketika perusahaan ingin mengakuisisi perusahaan lain, manajemen menyadari bahwa informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja perusahaan. Informasi laba juga membantu pihak lain

Meger dan Akuisisi

Manajemen Laba


(45)

dalam menaksir nilai perusahaan di masa yang akan datang. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba ini disadari oleh manajemen. Sehingga mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba sebelum melakukan merger dan akuisisi. Terdapat suatu kondisi yang

mendukung adanya tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi sebelum melakukan penggabungan usaha (Adnyana dan Gerianta, 2008). Oleh karena itu hipotesis yang di rumuskan sebagai berikut :

Ha1: Perusahaan pengakuisisi melakukan manajemen laba satu tahun

sebelum Merger dan Akuisisi.

Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai laporan keuangan karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain. Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi juga penting sebagai informasi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Pada umunya, ukuran yang sering kali digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah dengan melihat laba yang diperoleh perusahaan (Utomo, 1999). Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan terutama pengaruhnya terhadap tingkat laba adalah manajemen laba. Manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan karena laba digunakan oleh investor untuk menentukan pilihan


(46)

dalam menanamkan investasinya. Besar kecilnya harga pasar saham di pasar sekunder di tentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham tersebut. Ketika laba perusahaan naik maka saham perusahaan akan banyak diminati oleh investor. Akibat kenaikan dari harga saham membuat nilai perusahaan menjadi meningkat (Sari dan Triaryati, 2015). Keadaan ini menguntungkan bagi perusahaan ketika perusahaan ingin melakukan merger

dan akuisisi karena perusahaan yang akan diakuisisi menjadi tertarik karena nilai perusahaan pengakuisisi meningkat. Nilai perusahaan yang tinggi mencerminkan kondisi perusahaan yang bagus di masa depan (Munawir, 2001). Oleh karena itu hipotesis yang di rumuskan sebagai berikut :

Ha2: Manajemen Laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan


(47)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi empiris, yaitu penelitian yang menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pihak eksternal yang telah ada dan sudah dalam bentuk publikasi kemudian diolah dan dianalisis secara menyeluruh dan komparatif. Studi empiris dipilih karena informasi data yang diperoleh tidak hanya mencakup satu perusahaan tetapi multi perusahaan sehingga hasil dari penelitian diharapkan dapat digeneralisasikan (Setiarno, 2015 : 41).

B.Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian : Pojok PT Bursa Efek Indonesia di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

b. Waktu penelitian : Bulan Januari-April 2015

C.Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian : Perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha pada periode 2010-2013 b. Objek penelitian : Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Arus Kas

D.Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data tersebut adalah pendapatan, piutang, aktiva tetap, total asset, laba dan arus kas dari


(48)

aktivitas operasi yang terdapat dalam laporan keuangan sebelum melakukan aktivitas merger dan akuisisi.

E.Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Pada penelitian ini nilai perusahaan merupakan variabel dependen. Nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis yang sedang beroprasi. Adanya kelebihan nilai jual di atas nilai likuidasi adalah nilai dari organisasi manajemen yang menjalankan perusahaan itu (Sartono, (2002 : 487). Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan

Price Earning Ratio (PER). Model perhitungan Price Earning

Ratio adalah sebagai berikut :

=ℎ �

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif maupun negatif. Pada penelitian ini manajemen laba merupakan variabel independen. Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan menghitung discretionary accruals. Model perhitungan manajemen


(49)

���

���− = �(���− ) + �(

∆ ���

���− ) + �(���−��) +∈��

Total akrual untuk periode t dinyatakan dalam persamaan :

��� = ���− ��

Keterangan :

TAit = Total acrruals perusahaan i pada tahun t

∆REVit = Pendapatan bersih perusahaan i pada tahun ke t dikurangi pendapatan bersih pada tahun t-1

PPEit = Aktiva tetap (gross) perusahaan i pada tahun t

Ait-1 = Total assets (total aktiva) perusahaan i pada tahun t-1

∈�� = Nilai residu perusahaan i pada tahun t

�it = Laba bersih (Net Income) perusahaan i pada tahun t

it = Arus kas (Operating Cash Flow) perusahaan i pada tahun t

Dari persamaan diatas, Non Discreationary Accruals

(NDA) dapat dihitung dengan memasukkan kembali koefisien α dalam persamaan (Adnyana dan Gerianta, 2008) :

��� = �(�

��− ) + �(

∆ ���− ∆ ��

���− ) + �(

�� ���− )

Setelah melakukan regresi model di atas, Discretionary

Accruals yang dilakukan oleh setiap perusahaan dapat dihitung


(50)

���

���− =

���

���− − [ (���− ) + �(

∆ ���− ∆ ��

���− ) + �(

��

���− )]

Atau

��� = ���− ���

Keterangan :

NDAit = Non Discreationary Accruals perusahaan i pada

tahun t

DAit = Discreationary Accruals i pada tahun t

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol atau variabel pelengkap yaitu untuk melengkapi atau mengkonrol hubungan kausal supaya lebih baik untuk mendapatkan model empiris yang lebih baik atau lebih lengkap (Jogiyanto 2010: 157). Pada penelitian ini variabel kontrol digunakan untuk mengontrol nilai perusahaan yang diukur menggunakan Price Earning Ratio (PER). Didalam penelitian ini

menggunakan tiga variabel kontrol, yaitu Return on Equity (ROE),

Earning per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER).

a. Return on Equity (ROE)

Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Perusahaan yang memiliki profitable investment opportunities, maka pasar

akan memberikan reward berupa PER yang tinggi (Sartono,


(51)

Rumus yang digunakan untuk mengukur ROE adalah sebagai berikut (Hery, 2001:230) :

= � ℎ

b. Earning per Share (EPS)

Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan

pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham di masa datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS adalah jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa. EPS hanya dihitung untuk saham biasa (Prastowo dan Juliaty, 2002 : 92-99).

Rumus yang digunakan untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut :

= ℎ ℎ � �

c. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan antara

total hutang dan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai pendanaan usaha. Meningkatnya hutang akan mengakibatkan peningkatan risiko sehingga kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan menjadi berkurang


(52)

dan menciptakan harga saham yang rendah dan mengakibatkan

price earning ratio semakin kecil. Semakin tinggi prosentase DER cenderung semakin besar resiko keuangannya baik bagi kreditor maupun bagi pemegang saham (Sawir, 2001 dalam Rahma, 2014).

Secara matematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Sartono, 2010:121):

= �

F. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang dilakukan secara

non probability sampling, yaitu dengan pendekatan purposive sampling

dengan kriteria sebagai berikut.

1. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan merger dan akuisisi antara tahun 2010 sampai dengan

2013.

2. Perusahaan termasuk industri manufaktur dan industri lain selain kelompok perusahaan yang bergerak di bidang asuransi dan industri finance atau perusahaan perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

3. Perusahaan memiliki tanggal merger dan akuisisi.

4. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor independen.


(53)

G.Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode studi kepustakaan dan studi observasi. Metode studi kepustakaan yaitu suatu cara yang dilakukan dimana dalam memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam lingkup penelitian ini. Sedangkan metode studi observasi yaitu suatu cara memperoleh data dengan menggunakan dokumentasi yang berdasarkan pada laporan keuangan, harga saham, dan jumlah saham yang telah dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

H.Teknik Analisis Data

1. Pengujian terhadap hipotesis 1

One Sample T-Test digunakan untuk menguji perbedaan

rata-rata suatu variabel dengan suatu konstanta tertentu atau nilai hipotesis (Trihendradi, 2005 : 138).

Langkah-langkah pengujian :

a. Mengukur manajemen laba dengan menghitung discretionary

accruals sebelum perusahaan melakukan penggabungan usaha

dengan menggunakan model Jones adalah sebagai berikut (Sulistyanto, 2008 : 225):


(54)

1. Menghitung Total Accruals

Menghitung total accruals perusahaan pada

periode satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Total

accruals pada penelitian ini merupakan selisih antara

laba bersih (net income) dengan arus kas operasi

(operating cash flow). Berikut adalah rumus yang

digunakan:

���− = ���− − ��−

Keterangan:

TAit-1 = Total accruals perusahaan i pada tahun t-1

NIit-1 = Laba bersih perusahaan i pada tahun t-1

OCFit-1 = Aliran kas dari aktivitas operasi

perusahaan i pada tahun t-1

2. Menghitung Non Discretionary Accruals (NDA)

Dalam perhitungan NDAit-1 terlebih dahulu dilakukan regresi linear terhadap ����−

���− sebagai variabel

dependen,

���−

,

∆�����−

���−

,

serta

�����−

���− sebagai

variabel independen. Rumus yang digunakan untuk menentukan Non Discretionary Accruals untuk periode

satu tahun sebelum merger dan akuisisi adalah sebagai berikut:

NDAit-1 = α1

���− +α2

∆�����− ���− +α3

�����− ���−


(55)

Keterangan:

Ait-2 = Total aset perusahaan i pada tahun t-2

∆REVit-1 = Perubahan pendapatan perusahaan i pada

tahun t-1

PPEit-1 = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t-1

α1,α2,α3 = koefisien regresi

3. Menghitung Discretionary Accruals (DA)

Untuk menghitung discretionary accruals periode

satu tahun sebelum merger dan akuisisi digunakan total

accruals dan non discretionary accruals. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut: DAit-1 = ����−

���− – NDAit-1

Keterangan:

DAit-1 = Discretionary Accruals perusahaan i pada

tahun t-1

NDAit-1 = Non Discretionary Accruals perusahaan i

pada tahun t-1

TAit-1 = Total accruals perusahaan i pada tahun t-1

Ait-2 = Total aset perusahaan i pada tahun t-2 4. Membuktikan Praktik Manajemen Laba

Hasil pengukuran discretionary accruals

menunjukan manajemen laba. Discretionary accruals


(56)

manajemen laba dilakukan dengan menaikan laba dan

discretionary accruals bernilai negatif (-)

mengidentifikasi manajemen laba dilakukan dengan menurunkan laba, sedangkan discretionary accruals

bernilai nol (0) berarti perusahaan tidak melakukan manajemen laba (Sanjaya, 2008 dalam Liani, 2010). b. Uji Normalitas

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan signifikansi 5%. Uji K-S

dilakukan dengan membuat hipotesis :

Ho : data residual berdistribusi tidak normal H1 : data residual berdistribusi normal Pengambilan keputusan :

 Jika probabilitas (Sig. 2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak atau distribusi data tidak normal

 Jika probabilitas (Sig. 2-tailed) ≥ 0,05, maka Ho diterima atau distribusi data normal

c. Mengadakan pengujian hipotesis dengan uji One Sample

T-Test

Langkah-langkah dalam menguji hipotesis dengan metode One Sample T-Test adalah :


(57)

Hipotesis

Ho = perusahaan pengakuisisi tidak melakukan manajemen laba satu tahun sebelum merger dan

akuisisi.

Ha1 = perusahaan pengakuisisi melakukan manajemen laba satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

Pengambilan keputusan :

 Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

 Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima Kesimpulan :

 Jika Ho ditolak maka perusahaan pengakuisisi melakukan manajemen laba satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

 Jika Ho diterima maka perusahaan pengakuisisi tidak melakukan manajemen laba satu tahun sebelum merger dan

akuisisi. 2. Pengujian terhadap hipotesis 2

a. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik


(58)

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan signifikansi 5%.

Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis : Ho : data residual berdistribusi tidak normal H1 : data residual berdistribusi normal Pegambilan keputusan :

 Jika probabilitas (Sig. 2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak atau distribusi data tidak normal

 Jika probabilitas (Sig. 2-tailed) ≥ 0,05, maka Ho diterima atau distribusi data normal 2. Uji Autokorelasi

Uji Run Test digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Hipotesis:

Ho : Residual random (acak)

H1 : Residual tidak random

Pengambilan keputusan :

 Jika probabilitas (Sig. 2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak atau residual tidak random (terjadi autokorelasi)


(59)

 Jika probabilitas (Sig. 2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima atau residual random (tidak terjadi autokorelasi)

3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabelbebas (tidak terjadi multikolinearitas). Pengujian multikoliniearitas diuji dengan menggunakan nilai VIF dan tolerance dari model

regresi. Model regresi dinyatakan bebas dari multikoliniearitas apabila nilai VIF < 10 dan

tolerance > 0,10.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual suatu pengamatan. Untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan metode diagram scatterplot. Suatu regresi

dikatakan terdeteksi heteroskedastisitas apabila terdapat titik-titik yang membentuk pola tertentu. Jika


(60)

tidak ada pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

b. Analisis Regresi

Pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan menggunakan analisis Regresi Berganda (Multiple Regreson Analysis).

Metode regresi linier berganda bertujuan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau suatu persamaan linier. Persamaan linear dalam penelitian ini adalah:

= + + + + b4X4

Keterangan :

Y = Nilai perusahaan a = Koefesien konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisen regresi pada tiap variabel X1 = Manajemen Laba

X2 = ROE, variabel kontrol X3 = EPS, variabel kontrol

X4 = DER, variabel control

c. Koefesien Determinasi (R2)

Membandingkan nilai pada tabel R, jika nilai pada tabel R lebih dari 0,5 maka hubungan antara nilai perusahaan


(61)

dengan manajemen laba adalah kuat. Angka R square atau

Koefisien Determinasi menunjukan variasi dari nilai perusahaan bisa dijelaskan oleh variasi dari variabel independen, sedangkan sisanya (100% - angka R square)

dijelaskan oleh sebab yang lain. d. Uji F

Langkah-langkah untuk melakukan uji F dengan signifikansi 5% :

Ho : Tidak ada pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan

Ha : Ada pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan

Pengambilan Keputusan :

 Jika probabilitas (Sig. 2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak

 Jika probabilitas (Sig. 2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima

Kesimpulan :

 Ho ditolak maka ada pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan.

 Ho diterima maka tidak ada pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan.


(62)

e. Uji T

 Langkah-langkah untuk melakukan uji T dengan signifikansi 5%

Hipotesis:

1. Ho1 = Manajemen laba tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan Ha1 = Manajemen laba berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

2. Ho2 = Return on Equity (ROE) tidak

berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

Ha2 = Return on Equity (ROE) berpengaruh

signifikan positif terhadap nilai perusahaan 3. Ho3 = Earning per Share (EPS) tidak

berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

Ha3 = Earning per Share (EPS) berpengaruh

signifikan positif terhadap nilai perusahaan 4. Ho4 = Debt to Equity Ratio (DER) tidak

berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan


(63)

Ha4 = Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

Pengambilan keputusan :

 Jika probabilitas (Sig) 0,05 maka Ho1, Ho2, Ho3, Ho4 diterima dan Ha1, Ha2, Ha3, Ha4 ditolak

 Jika probabilitas (Sig) < 0,05 maka Ho1, Ho2, Ho3, Ho4 ditolak dan Ha1, Ha2, Ha3, Ha4 diterima Kesimpulan :

1. Jika Ho1 diterima, maka manajemen laba tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

2. Jika Ho1 ditolak, maka manajemen laba berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

3. Jika Ho2 diterima, maka Return on Equity

(ROE) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

4. Jika Ho2 ditolak, maka Return on Equity

(ROE) berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan


(64)

5. Jika Ho3 diterima, maka Earning per Share

(EPS) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

6. Jika Ho3 ditolak, maka Earning per Share

(EPS) berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

7. Jika Ho4 diterima, maka Debt to Equity Ratio

(DER) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

8. Jika Ho4 ditolak, maka Debt to Equity Ratio

(DER) berpengaruh signifikan positif terhadap terhadap nilai perusahaan


(65)

48 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel

Secara rinci sampel dari penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada tahun 2010-2013. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel dipilih 40 perusahaan dari berbagai sektor. Diskripsi singkat mengenai perusahaan sampel disajikan pada tabel IV.1


(66)

Tabel IV.1

Daftar Perusahaan yang melakukan Merger dan Akuisisi

No Kode Perusahaan Akuisitor Perusahaan Target Jenis Usaha Tahun Merger dan Akuisisi 1 ASII PT Astra International Tbk PT General Electric

Services

Otomotif, Jasa Keuangan, Agribisnis,

Teknologi Informasi, Infra Struktur, dan

Alat-Alat Berat

27 Desember 2010

2 ANTM PT Aneka Tambang Tbk PT Dwimitra Enggang Khatulistiwa

Pertambangan 18 Mei 2011 3 APLN PT Agung Podomoro Land,

Tbk

PT Buana Surya Makmur

Pengembangan, Pengelolaan, dan Penyewaan Properti

13 April 2011

4 BCAP PT Bhakti Capital Indonesia Tbk

PT UOB Life Sun Assurance

Media, Finansial, dan Properti

11 Januari 2011 5 BRAU PT Berau Coal Energy Tbk PT Mutiara Tanjung

Lestari

Pertambangan 21 Juni 2011 6 EMTK PT Elang Mahkota

Teknologi Tbk

PT Indosiar Karya Media Tbk

Layanan Media dan Teknologi Informasi

28 Jini 2011 7 FREN PT Mobile 8 Telecom Tbk PT Wahana Inti

Nusantara

Jasa Telekomunikasi 19 Juli 2011 8 INDR PT Indorama Synthetics

Tbk

PT Indorama Petrochemicals

Produksi Polyester 14 Oktober 2011


(67)

No Kode Perusahaan Akuisitor Perusahaan Target Jenis Usaha Tahun Merger dan Akuisisi 9 JSMR PT Jasa Marga (Persero)

Tbk

PT Margabumi Adhikaraya

Penyelenggara Jasa Jalan Tol

10 Juni 2011 10 KIJA PT Kawasan Industri Jabeka

Tbk

PT Banten West Java Tourism Development dan PT Tanjung Lesung

Leisure Industry

Pengembang Kawasan Industri

27 November 2011

11 MAPI PT Mitra Adi Perkasa PT Premiere Doughnut Indonesia

Ritel 12 Oktober 2011 12 TBIG PT Tower Bersama PT Mitrayasa Sarana

Informasi

Penyedia Infrastruktur Telekomunikasi

8 September 2011 13 UNVR Unilever Holding BV Sara Lee Body Care,

Tbk

Produksi Sabun, Deterjen, Margarin,

Minyak Sayur, dan Produk Kosmetik

6 Januari 2011

14 APLN PT Agung Podomoro Land, Tbk

PT Tiara Metropolitan Indah Pengembangan, Pengelolaan, dan Penyewaan Properti 26 Januari 2012 15 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk PT Garuda Adhimatra

Indonesia

Property Developer 28 Agustus 2012 16 BCAP PT Bhakti Capital Indonesia

Tbk

PT Jamindo General Insurance

Media, Finansial, dan Properti

10 Januari 2012 17 COWL PT Cowell Development

Tbk

PT Plaza Adika Lestari Pengembangan Properti 11 Desember 2012 18 INDY PT Indika Energy

Infrastructure

PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk Perdangangan, Pembangunan, Perindustrian, Pertanian, 16 Januari 2012


(68)

No Kode Perusahaan Akuisitor Perusahaan Target Jenis Usaha Tahun Merger dan Akuisisi Percetakan, dan

Pengangkutan Jasa 19 KLBF PT Kalbe Farma Tbk PT Hale International Farmasi, Suplemen,

Nutrisi, dan Layanan Kesehatan

3 Agustus 2012

20 MBSS PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk

PT Mitra Alam Segara Sejati

Jasa Logistik 19 Maret 2012 21 SMRA PT Summarecon Property

Development

PT Duta Sumara Abadi Property Developer dan Real Estate

8 Juni 2012 22 SUGI PT Sugih Energy Tbk Eurorich Group Ltd Pertambangan, Industri,

Jasa, dan Perdagangan

9 November 2012 23 SUPR PT Solusi Tunas Pratama PT Sarana Inti Persada Telekomunikasi 26 Januari

2012 24 TBIG PT Tower Bersama PT Towerindo

Konvergensi

Penyedia Infrastruktur Telekomunikasi

17 Januari 2012 25 TURI PT Tunas Ridean Tbk PT Rahardja Ekalancar Otomotif 19 September

2012 26 UNTR PT United Tractors Pandu

Engineering

PT Perkasa Melati Engineering dan Manufakturing

9 Juli 2012 27 AKRA PT Anugrah Karya Raya PT Jabal Nor Pertambanagan,

Industri, dan Perdagangan

4 Januari 2013

28 APLN PT Agung Podomoro Land, Tbk

PT Tri Tunggal Lestari Makmur

Pengembangan, Pengelolaan, dan Penyewaan Properti

14 Maret 2013


(69)

No Kode Perusahaan Akuisitor Perusahaan Target Jenis Usaha Tahun Merger dan Akuisisi 30 BIPI PT Benakat Integra Tbk PT Astrindo Mahakarya

Indonesia Pembangungan, Perdagangan, Pertambangan, Industri, dan Jasa 16 Oktober 2013

31 BYAN PT Bayan Resources PT Cahaya Alam Pertambangan 31 Juli 2013 32 DUTI PT Duta Pertiwi Makmur PT Wijaya Pratama

Raya

Realestate 26 Desember 2013 33 ENRG PT Energi Mega Persada PT Kencana Surya

Perkasa

Eksplorasi Minyak dan Gas

29 Mei 2013 34 HRUM PT Harum Energy Tbk PT Karya Usaha Pertiwi Pertambangan 2 Juli 2013 35 INDS PT Indospring Tbk PT Sinar Indra Nusa

Jaya

Produksi Spare Part Otomotif

30 September 2013 36 KPIG PT MNC Land PT Bali Nirwana Resort Properti 17 September

2013 37 SIMP PT Salim Ivomas Pratama

Tbk

PT Mentari Pertiwi Makmur

Agribisnis 10 Juni 2013 38 SUGI PT Sugih Energy Tbk PT Petronusa Bumi

Bakti

Pertambangan, Industri, Jasa, dan Perdagangan

26 September 2013 39 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi

Kimia Tbk

PT Oki Pulp & Paper Mills

Industri Kertas 10 September 2013 40 TLKM PT Telekomunikasi

Indonesia

PT Patrakom Jasa Layanan Telekomunikasi dan

Jaringan

18 Desember 2013 Lanjutan Tabel IV.


(70)

53 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Sampel

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan keuangan perusahaan (laporan laba rugi, neraca, dan arus kas). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive

sampling berdasarkan 4 kriteria. Berdasarkan 4 kriteria tersebut diperoleh

jumlah sampel 40 perusahaan.

B.Teknik Analisis Data

1. Pengujian terhadap hipotesis 1

a) Membuktikan Praktik Manajemen Laba Satu Tahun Sebelum

Merger dan Akuisisi Menggunakan Discretionary Accruals

1. Menghitung Total Accruals (TA)

Berikut perhitungan TA satu tahun sebelum merger

dan akuisisi dapat dilihat di lampiran A.

2. Menghitung Non Discretionary Accruals (NDA)

Untuk menghitung nilai NDAit-1 regresi linear berganda dilakukan untuk mencari koefesien.


(71)

Tabel V.1: Tabel Uji Regresi Linear untuk memperkirakan koefesien regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.499 1.500 -1.666 .104

� − -1185083.724 62631.581 -.970 -18.922 .000 ∆ � −

� − 13.833 5.309 .150 2.605 .013 −

� − 1.108 1.061 .060 1.045 .303 a. Dependent Variable: ����−

���−

Sumber : Data sekunder diolah

Dengan melakukan regresi terhadap ketiga variabel akan memperoleh koefesien dari variabel independen, yaitu α1 = -1185083.724, α2 = 13.833, dan α3 = 1.108. Kemudian koefesien tersebut dimasukan dalam persamaan dibawah ini untuk menghitung nilai non discretionary accrualsperiode

satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Berikut

contoh perhitungan non discretionary accruals satu

tahun sebelum merger dan akuisisi dapat dilihat

pada lampiran D.

3. Menghitung Discretionary Accruals

Perhitungan nilai discretionary accruals satu tahun

sebelum merger dan akuisisi. Berikut contoh


(1)

LAMPIRAN G

Hasil Pengujian Menggunakan SPSS

1.

Memperkirakan Koefesien Non Discretionary Accruals Menggunakan

Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.499 1.500 -1.666 .104

� − -1.185E6 62631.581 -.970 -18.922 .000

� − 1.108 1.061 .060 1.045 .303

∆ � −

� − 13.833 5.309 .150 2.605 .013

a. Dependent Variable: ����−���−

2.

Uji Normalitas Discretionary Accruals

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

manajemen_lab a

N 40

Normal Parametersa Mean

-2.22952496212E 0

Std. Deviation 7.096772247663

E0

Most Extreme Differences Absolute .317

Positive .299

Negative -.317

Kolmogorov-Smirnov Z 2.003

Asymp. Sig. (2-tailed) .001


(2)

3.

Uji Normalitas Discretionary Accruals Setelah Menghilangkan Data

Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

manajemen_lab a

N 34

Normal Parametersa Mean

-1.74619430062E 0

Std. Deviation 2.017858024985

E0

Most Extreme Differences Absolute .169

Positive .103

Negative -.169

Kolmogorov-Smirnov Z .984

Asymp. Sig. (2-tailed) .287

a. Test distribution is Normal.

4.

Uji One Sample T Test Discretionary Accruals

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean manajemen_laba

34

-1.7461943 0062E0

2.017858024985 E0

3.460597963033 E-1

One-Sample Test

Test Value = 0

t df

Sig.

(2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

manajemen_laba

-5.046 33 .000 -1.746194300618E0 -2.45025825003E0


(3)

5.

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 34

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 12.97096054

Most Extreme Differences Absolute .212

Positive .212

Negative -.170

Kolmogorov-Smirnov Z 1.235

Asymp. Sig. (2-tailed) .095

a. Test distribution is Normal.

6.

Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .31047

Cases < Test Value 17

Cases >= Test Value 17

Total Cases 34

Number of Runs 21

Z .871

Asymp. Sig. (2-tailed) .384

a. Median

7.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.533 5.977 .926 .362

manajemen_laba .940 1.302 .123 .722 .476 .841 1.189

ROE .415 .180 .447 2.306 .028 .646 1.548

EPS -.012 .015 -.152 -.786 .438 .647 1.545

DER 7.147 3.229 .374 2.214 .035 .852 1.174


(4)

8.

Uji Heteroskedastisitas

9.

Analisis Regresi

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

PER 16.7900 15.46580 34

manajemen_laba

-1.7461943 0062E0

2.01785802498

5E0 34

ROE 15.7653 16.63272 34

EPS 165.021 195.3196 34


(5)

Correlations

PER

manajemen_lab

a ROE EPS DER

Pearson Correlation PER 1.000 .105 .283 -.046 .402

manajemen_laba .105 1.000 -.323 -.191 .263

ROE .283 -.323 1.000 .541 -.111

EPS -.046 -.191 .541 1.000 -.300

DER .402 .263 -.111 -.300 1.000

Sig. (1-tailed) PER . .277 .052 .398 .009

manajemen_laba .277 . .031 .139 .067

ROE .052 .031 . .000 .265

EPS .398 .139 .000 . .042

DER .009 .067 .265 .042 .

N PER 34 34 34 34 34

manajemen_laba 34 34 34 34 34

ROE 34 34 34 34 34

EPS 34 34 34 34 34

DER 34 34 34 34 34

Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 DER, ROE, manajemen_lab a, EPSa

. Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PER

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .545a .297 .200 13.83662

a. Predictors: (Constant), DER, ROE, manajemen_laba, EPS b. Dependent Variable: PER


(6)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2341.195 4 585.299 3.057 .032a

Residual 5552.112 29 191.452

Total 7893.307 33

a. Predictors: (Constant), DER, ROE, manajemen_laba, EPS b. Dependent Variable: PER

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.533 5.977 .926 .362

manajemen_laba .940 1.302 .123 .722 .476

ROE .415 .180 .447 2.306 .028

EPS -.012 .015 -.152 -.786 .438

DER 7.147 3.229 .374 2.214 .035

a. Dependent Variable: PER

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 3.6878 40.5846 16.7900 8.42290 34

Std. Predicted Value -1.556 2.825 .000 1.000 34

Standard Error of Predicted

Value 2.533 10.558 4.832 2.225 34

Adjusted Predicted Value 4.2569 48.1730 17.3102 9.51129 34

Residual -5.15378E1 28.92116 .00000 12.97096 34

Std. Residual -3.725 2.090 .000 .937 34

Stud. Residual -4.124 2.207 -.016 1.018 34

Deleted Residual -6.31673E1 32.24312 -.52020 15.37464 34

Stud. Deleted Residual -6.300 2.377 -.071 1.325 34

Mahal. Distance .136 18.243 3.882 5.048 34

Cook's Distance .000 .767 .039 .134 34

Centered Leverage Value .004 .553 .118 .153 34


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

8 137 102

Determinan Merger Dan Akuisisi : studi di perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2013

0 27 0

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM MERGER DAN AKUISISI PADA BIDDING FIRM (STUDI PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014).

0 3 9

ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM MERGER DAN AKUISISIPADA BIDDING FIRM (STUDI PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM MERGER DAN AKUISISI PADA BIDDING FIRM (STUDI PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014).

0 2 12

MANAJEMEN LABA, MERGER DAN AKUISISI ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM MERGER DAN AKUISISI PADA BIDDING FIRM (STUDI PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014).

0 5 24

ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM MERGER DAN AKUISISI DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indones

0 0 14

Manajemen laba dan profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi : studi empiris perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2011.

0 0 113

Manajemen laba dan profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi studi empiris perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2011

0 1 111

ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2013

0 0 17