Analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum melakukan akuisisi dan setelah melakukan akuisisi : sebuah kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta [BEJ].

(1)

x ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM MELAKUKAN AKUISISI DAN SETELAH MELAKUKAN AKUISISI Studi Kasus pada Perusahaan yangListeddi BEI dan Melakukan Akuisisi Pada

Tahun 2000 Yohanes Rezky T.S.L.T Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah melakukan akuisisi. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan 5 rasio. Rasio yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price Earning Ratio(PER),Market to Book Ratio(M/BValue), danNet Profit Margin.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif untuk menguji beda dengan uji peringkat tanda wilcoxon. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan uji peringkat tanda Wilcoxon, diketahui bahwa sebagian besar rasio tidak mengalami perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Hanya ada dua rasio yang memperlihatkan perbedaan yang signifikan adalahDividend Per Share(DPS) danPrice Earning Ratio (PER). Sedangkan rasio lainnya tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan yaitu Earning per share (EPS), M/B Value, Net Profit Margin. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan tidak mengalami perbedaan yang signifikan.


(2)

xi ABSTRACT

THE ANALYSIS OF COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND AFTER CONDUCTING ACQUISITION

A Case Study on Companies Listed in BEI Which Made the Acquisition in 2000 Yohanes Rezky T.S.L.T

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

The objective of the research is to find out whether there was a significant difference between a company financial performance before and after conducting acquisition. The company financial performance will be evaluated by using five ratios. The five ratios are Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), Market to Book Ratio (M/B Value), and Net Profit Margin.

Technique of analysing used in the research is quantitative analysis to test the difference by using t wilcoxon sign test. The hypothesis developed in this study is : the difference of company’s financial performance before acquisition and after acquisition.

Based on the Wilcoxon sign test, it is found that the most of the ratio before and after acquisition is not different significantly. There are onlyDividend Per Share (DPS) and Price Earning Ratio(PER) that are different before and after acquisition. The other ratio are not different significantly namelyEarning per share(EPS), M/B Value, and Net Profit Margin. The conclusion of the study is the company financial performance is not different significantly before and after acquisition.


(3)

i

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM MELAKUKAN AKUISISI DAN SETELAH MELAKUKAN AKUISISI Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Yohanes Rezky T. Sendra L. Toruan NIM: 031334068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada :

1. Tuhanku Yesus Kristus.

2. Papa dan Mama ku yang tersayang.

3. Sahabat-sahabatku yang kukasihi.

4. Kekasihku Yuni.


(7)

v

MOTTO

1. Gagasan tidak turun dari langit yang abstrak, tetapi muncul dari

tanah dan pekerjaan -- Alain

2.

Jangan buang hari ini dengan mengkuatirkan hari esok. Gunung

pun terasa datar ketika kita sampai ke puncaknya. --Phi Delta

Kappan.

3. Universitas ada hanya untuk menemukan dan menyampaikan

kebenaran -- Robert Maynard Hutchins


(8)

(9)

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Bapa di Surga atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Bursa Efek Indonesia terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan akuisisi pada tahun 2000, dengan mengambil judul "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM MELAKUKAN AKUISISI DAN SETELAH MELAKUKAN AKUISISI ".

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini tidal( akan selesai. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. L. Saptono, S.Pd., M.Si., Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.


(11)

ix

memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan ketelitian. 5. B. Indah Nugraheni,S.Pd.,S.I.P.,M.Pd. dan Rita Eny Purwanti, S.Pd.,M.Si.,

selaku dosen penguji yang telah menguji hasil karya saya.

6. Bapak, i bu dan kel uarga yan g t erci nt a yang selal u memberi kan dukun gan dan kepercayaan, serta atas doa dan dorongan semangat yang selalu menyertai saya selama menimba ilmu.

7. Kekasihku Yuni, terima kasih untuk segala cintanya, doa dan dorongan semangat yang selalu menyertaiku.

8. Sahabat-sahabatku: Ricky, Waone, Santy, Meti dan anak-anak PAK (Lala, Wulan, Cwi, Nining, Ana, Ari, Yiska, Yudho, Agus dan lainnya), terima kasih untuk persahabatan yang telah kalian berikan, semoga tetap abadi. Buat Waone cepat kelar.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis telah berusaha dengan segala pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu masukan dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini akan diterima dengan senang hati.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Penulis


(12)

x ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM MELAKUKAN AKUISISI DAN SETELAH MELAKUKAN AKUISISI Studi Kasus pada Perusahaan yangListeddi BEI dan Melakukan Akuisisi Pada

Tahun 2000 Yohanes Rezky T.S.L.T Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah melakukan akuisisi. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan 5 rasio. Rasio yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price Earning Ratio(PER),Market to Book Ratio(M/BValue), danNet Profit Margin.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif untuk menguji beda dengan uji peringkat tanda wilcoxon. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan uji peringkat tanda Wilcoxon, diketahui bahwa sebagian besar rasio tidak mengalami perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Hanya ada dua rasio yang memperlihatkan perbedaan yang signifikan adalahDividend Per Share(DPS) danPrice Earning Ratio (PER). Sedangkan rasio lainnya tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan yaitu Earning per share (EPS), M/B Value, Net Profit Margin. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan tidak mengalami perbedaan yang signifikan.


(13)

xi ABSTRACT

THE ANALYSIS OF COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND AFTER CONDUCTING ACQUISITION

A Case Study on Companies Listed in BEI Which Made the Acquisition in 2000 Yohanes Rezky T.S.L.T

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

The objective of the research is to find out whether there was a significant difference between a company financial performance before and after conducting acquisition. The company financial performance will be evaluated by using five ratios. The five ratios are Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), Market to Book Ratio (M/B Value), and Net Profit Margin.

Technique of analysing used in the research is quantitative analysis to test the difference by using t wilcoxon sign test. The hypothesis developed in this study is : the difference of company’s financial performance before acquisition and after acquisition.

Based on the Wilcoxon sign test, it is found that the most of the ratio before and after acquisition is not different significantly. There are onlyDividend Per Share (DPS) and Price Earning Ratio(PER) that are different before and after acquisition. The other ratio are not different significantly namelyEarning per share(EPS), M/B Value, and Net Profit Margin. The conclusion of the study is the company financial performance is not different significantly before and after acquisition.


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

Pertanyaan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ... vii

KATA PENGANTAR... viii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORI... 9

A. Akuisisi... 9

B. Kinerja Perusahaan ... 19

C. Laporan Keuangan ... 23

D. Analisis Laporan Keuangan ... 27

E. Penelitian Terdahulu ... 36

F. Kerangka Berfikir... 37

G. Hipotesis... 39


(15)

xiii

A. Jenis Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel ... 42

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 43

D. Subjek dan Objek Penelitian ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Data yang Diperlukan... 44

G. Variabel Penelitian ... 44

H. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 53

A. Gambaran Umum Perusahaan yang Diteliti... 53

B. Data Penelitian ... 60

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 64

A. Pengambilan Sampel ... 64

B. Analisis Data ... 66

C. Pembahasan ... 74

BAB VI PENUTUP... 79

A. Kesimpulan... 79

B. Saran... 80

C. Keterbatasan ... 81

DAFTAR PUSTAKA... 82


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV.1 Organisasi Perusahaan PT BAT Indonesia Tbk ... 54

Tabel IV.2 Organisasi Perusahaan PT Gudang Garam Tbk ... 55

Tabel IV.3 Organisasi Perusahaan PT Eterindo Wahanatama Tbk ... 56

Tabel IV.4 Organisasi Perusahaan PT Dharma Samudera Fishing... 57

Tabel IV.5 Organisasi Perusahaan Sinar MasResources and TechnologyTbk ... 58

Tabel IV.6 Data Rasio PT Dynaplast ... 60

Tabel IV.7 Data Rasio PT. BAT Indonesia Tbk ... 61

Tabel IV.8 Data Rasio PT. Gudang Garam Tbk ... 61

Tabel IV.9 Data Rasio PT.Eterindo Wahanatama Tbk ... 61

Tabel IV.10 Data Rasio PT. AQUA Golden Mississipi Tbk ... 62

Tabel IV.11 Data Rasio PT. Dharma Samudera Fishing ... 62

Tabel IV.12 Data Rasio PT. SMART Tbk... 62

Tabel IV.13 Data Rasio PT. Telkom Tbk ... 63

Tabel V.1 Data Perusahaan yang Melakukan Akuisisi Tahun 2000... 64

Tabel V.2 Data Perusahaan yang Melakukan Akuisisi Tahun 2000... 65

Tabel V.3 EPS Hasil Uji Wilcoxon... 68

Tabel V.4 DPS Hasil Uji Wilcoxon ... 69

Tabel V.5 PER Hasil Uji Wilcoxon ... 70

Tabel V.6 NPM Hasil Uji Wilcoxon... 71


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Kerangka Berfikir EPS ... 37

Gambar II.2 Kerangka Berfikir DPS... 37

Gambar II.3 Kerangka Berfikir PER... 38

Gambar II.4 Kerangka Berfikir NPM ... 38


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran Data Penelitian... 84 Lampiran Tabel Wilcoxon ... 85


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Pada masa globalisasi perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya yang sejenis. Persaingan tidak hanya bertaraf nasional tetapi juga persaingan bertaraf internasional. Sangat perlu keputusan-keputusan yang handal dalam menjalankan perusahaan. Keputusan yang diambil oleh manajemen harus dapat menjawab tantangan dan dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan. Keputusan yang efektif dan efisien akan mempengaruhi pertumbuhan perusahaan.

Dalam mempercepat pertumbuhan perusahaan, manajemen dapat melakukannya dengan cara perluasan perusahaan. Ada dua jenis cara perluasan perusahaan yaitu internal dan eksternal. Perluasan perusahaan secara internal adalah perluasan harta perusahaan, seperti pembelian aktiva tetap perusahaan. Perluasan perusahaan eksternal adalah perluasan perusahaan dengan cara penggabungan perusahaan. Ada 3 (tiga) bentuk penggabungan perusahaan yaitu merger, akuisisi, dan konsolidasi.

Dari ketiga penggabungan perusahaan di atas memiliki ciri masing-masing. Ciri-ciri tersebut menjadi pembeda dari ketiga bentuk penggabungan perusahaan. Perbedaan terletak pada cara dan mekanisme dalam mengambil alih perusahaan target, antara lain:


(20)

1. Pada akuisisi, setelah transaksi penggabungan perusahaan, perusahaan yang diakuisisi maupun yang mengakuisisi tidak kehilangan identitas dan usahanya.

2. Pada merger, setelah transaksi penggabungan perusahaan, perusahaan pengambil alih tetap mempertahankan identitasnya dan melanjutkan usaha sebagai satu kesatuan ekonomi yang lebih besar, sedangkan perusahaan yang diambil alih dibubarkan dan kehilangan identitas menurut hukum.

3. Pada konsolidasi, setelah terjadi transaksi penggabungan perusahaan, badan usaha yang melakukan penggabungan akan sama-sama kehilangan identitasnya dan membentuk perusahaan baru untuk melanjutkan usaha dari perusahaan yang sudah ada.

Selain memiliki perbedaan, penggabungan perusahaan ini memiliki persamaan yaitu sama-sama melakukan pengambilalihan kontrol atas perusahaan lain.

Dari berbagai bentuk penggabungan perusahaan ini, alternatif yang lebih banyak digunakan manajemen perusahaan saat ini adalah akuisisi. Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atas saham suatu perusahaan lain. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara langsung dan melalui pasar modal. Cara langsung yaitu dengan cara melakukan penawaran pembelian langsung pada perusahaan target. Penawaran yang dilakukan secara langsung biasanya akan mengakibatkan premium yang lebih besar. Premium adalah selisih antara nilai harga beli dengan nilai intrinsik perusahaan target (Abdul Moin, 2004;49). Sedangkan cara yang


(21)

melalui pasar modal pembelian dilakukan tanpa melalui penawaran kepada perusahaan target.

Tujuan kegiatan akuisisi ini harus sejalan dengan tujuan dari perusahaan dibentuk. Menurut Sudarsanaman ( 1995:13) “acquisition motives may be defined

in term of the acquirer’s corporate and business strategy objectives”. Pada

dasarnya tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pemegang saham atau bisa dikatakan memaksimumkan harga pasar sahamnya. Oleh karena itu agar kegiatan akuisisi ini dapat memberikan peningkatan kesejahteraan pemegang saham ada dua hal penting yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Hal-hal tersebut antara lain due diligence dan sinergi. Dua hal ini akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan yang bersangkutan dalam melakukan akuisisi.

Apa kontribusi dari due diligencedan sinergi terhadap keberhasilan akuisisi?

Due diligence adalah proses yang dilakukan oleh pengakuisisi untuk melakukan

uji tuntas atas perusahaan target. Memang disadari bahwa kegiatan ini tentunya akan memakan waktu yang lama dan biaya yang besar. Kegiatan ini melibatkan konsultan keuangan, perusahaan jasa penilai (apraisal), pihak akuntan publik, konsultan hukum, dan perusahaan sekuritas. Jika kegiatan akuisisi dilakukan secara langsung maka kegiatan due diligence ini dilakukan oleh pengakuisisi kepada perusahaan target. Untuk perusahaan yang melakukan lewat pasar modal biasanya tidak melakukan kegiatandue diligence.

Lain halnya dengan sinergi. Sinergi adalah kemampuan tambahan yang diperoleh dari kerjasama penggabungan dua perusahaan. Hal ini sangat penting


(22)

diperhatikan oleh pengakuisisi dikarenakan adanya perbedaan seperti kultur perusahaan. Jika sinergi tidak dapat dicapai manajemen perusahaan kedua belah pihak, maka akuisisi tersebut akan sia-sia.

Lalu mengapa perusahaan tersebut memilih akuisisi sebagai alternatif untuk percepatan pertumbuhan perusahaan jika tidak bisa menjamin keberhasilan? Ada beberapa alasan yang mendasari perusahaan memilih melakukan akuisisi sebagai alternatif diantaranya :

1. Penghematan dalam hal waktu.

Dengan melakukan akuisisi perusahaan tersebut tidak perlu menghabiskan waktu lama dalam mengembangkan perusahaan. Penghematan waktu dapat diperoleh seperti perusahaan tidak perlu membangunan perusahaan baru, pencarian pangsa pasar atas produk perusahaan bersangkutan.

2. Karyawan yang telah berpengalaman.

Dengan kegiatan akuisisi perusahaan pengakuisisi telah mendapatkan karyawan yang telah berpengalaman dalam kemampuan manajemen. 3. Transfer teknologi.

Transfer teknologi dari perusahaan yang mengakuisisi atau dari perusahaan target.

Dalam penilaian keberhasilan akuisisi tentunya perlu pengukuran. Pengukuran yang menyangkut kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Penilaian kinerja


(23)

mengandung tugas-tugas untuk mengukur berbagai aktivitas tingkat organisasi, sehingga menghasilkan informasi umpan balik untuk melakukan perbaikan perusahaan.

Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui dua hal yaitu keuangan maupun non-keuangan. Penilaian melalui non-keuangan dapat dilakukan dengan cara penilaian tentang kepuasan customer dan produktivitas. Penilaian melalui ukuran keuangan menunjukkan akibat dari berbagai tindakan yang terjadi diluar non-keuangan. Media yang menjadi dasar penilaian kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan dijadikan sebagai media dikarenakan laporan keuangan merupakan ringkasan dari kejadian-kejadian keuangan perusahaan selama satu periode akuntansi.

Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal. Untuk menjelaskan isi dari laporan keuangan yang dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan maka manajemen perusahaan menggunakan rasio. Ada 5 jenis rasio laporan keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio pasar dan rasio keuntungan. Dari hasil pengukuran rasio ini kita dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan untuk setiap periode.

Telah banyak penelitian yang membahas tentang kinerja keuangan perusahaan baik itu yang melakukan penggabungan perusahaan maupun tidak. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk membahas penilaian kinerja keuangan perusahaan yang melakukan akuisisi. Judul yang diangkat oleh penulis adalah “ ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN


(24)

SEBELUM MELAKUKAN AKUISISI DAN SETELAH MELAKUKAN AKUISISI”. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka yang menjadi permasalahan adalah apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum melakukan akuisisi dan setelah melakukan akuisisi berdasarkan pada rasio-rasio berikut ini:

1. Earnings Per Share( EPS ).

2. Dividend Per Share( DPS ).

3. Price Earnings Ratio( PER ).

4. Net Profit Margin.

5. Market to Book Value

C. Batasan Masalah.

Untuk mempermudah penelitian maka penelitian ini akan dibatasi pada : 1. Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan media yang digunakan

adalah laporan keuangan tahunan periode akuntansi perusahaan.

2. Rasio-rasio yang akan digunakan adalah rasio Net Profit Margin,

Market to Book Value, Earnings Per Share, Price Earnings Ratio,


(25)

3. Untuk menilai perbedaan kinerja keuangan perusahaan ini maka laporan keuangan yang digunakan merupakan laporan keuangan periode tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah perusahaan tersebut melakukan akuisisi.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang melakukan akuisisi.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah melakukan akuisisi yang signifikan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan mafaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya :

1. Bagi Perusahaan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan akuisisi atau tidak.

2. Bagi Universitas.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan, sebagai pembuatan skripsi yang memiliki topik yang sama atau sejenisnya oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma.


(26)

3. Bagi Penulis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wahana yang efektif di dalam usaha untuk menerapkan secara langsung teori yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.


(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Akuisisi

A.1 Pengertian Akuisisi

Tumbuh dan berkembangnya perusahaan tergantung bagaimana manajemen perusahaan mengambil keputusan-keputusan atas strategi-strategi yang ada. Semua itu dilakukan agar perusahaan tetap eksis di dalam persaingan yang semakin ketat ini. Oleh karena itu manajemen dituntut untuk dapat memanfaatkan dana yang ada untuk memilih keputusan atas alternatif strategi yang ada.

Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini perusahaan dapat melakukan perluasan perusahaan. Perluasan perusahaan dapat dilakukan dalam dua cara yaitu secara internal dan eksternal. Perluasan perusahaan secara internal dilakukan dengan cara penambahan aktiva perusahaan. Perluasan perusahaan secara eksternal dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu:

1. Merger.

Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas atau bubar (Abdul Moin,2004:5).

2. Akuisisi.

Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik


(28)

perusahaan pengambil alih dan perusahaan yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Abdul Moin,2004:6).

3. Konsolidasi.

Konsolidasi adalah peleburan yang dilakukan dua perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar (Abdul Moin,2004:10).

Pada saat ini yang merupakan pilihan yang sering digunakan oleh manajemen perusahaan untuk memperluas perusahaan adalah akuisisi. Beberapa pengertian akuisisi antara lain :

1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1998 (Munir Fuady,2004:234) tentang penggabungan usaha mendefinisikan akuisisi sebagai berikut :

“Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian saham perseorangan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut”.

2. Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 22 (SAI,2004:22.3) mendefinisikan akuisisi dari perspektif akuntansi sebagai berikut :

“Akuisisi adalah suatu penggabungan perusahaan dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva


(29)

neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberi aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham”.

A.2 Manfaat Akuisisi

Keputusan melakukan akuisisi oleh sebuah perusahaan masih dianggap sebagai keputusan yang kontroversial karena memiliki dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Ada beberapa alasan mengapa manajemen melakukan akuisisi menurut Floyd A. Beams (2000:2) adalah sebagai berikut :

1. Manfaat biaya (Cost Advantage).

Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui akuisisi dibandingkan melalui pengembangan. 2. Risiko lebih rendah(Lower Risk).

Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya.

3. Berkurangnya penundaan operasi(Fewer Operating Delay).

Fasilitas fasilitas pabrik yang diperoleh melalui akuisisi dapat diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan lainnya.

4. Mencegah pengambilalihan(Avoidance of takeovers).

Beberapa perusahaan bergabung untuk diakuisisi oleh perusahaan lain, karena yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambil alih. Perusahaan dengan resiko utang terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambil alih yang menarik.


(30)

5. Akusisi harta tidak berwujud(Acquisition of Intangible Assets).

Penggabungan perusahaan melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud. Maka akuisisi atas hak paten, hak atas mineral, database pelanggan, atau keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi suatu penggabungan perusahaan.

A.3 Klasifikasi Akuisisi.

Dalam prakteknya aktivitas akuisisi dapat berbeda-beda jenisnya. Klasifikasi akuisisi berdasarkan objek yang diakuisisi dibedakan atas (Abdul Moin, 2004:42):

1. Akuisisi saham.

Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan tersebut dari penjual kepada pembeli. Karena perusahaan terdiri dari saham-saham, maka akuisisi terjadi ketika pemilik saham menjual saham-saham mereka kepada pengakuisisi.

2. Akusisi aktiva.

Apabila perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka perusahaan tersebut dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva perusahaan lain. Jika pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva maka hal ini dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi aktiva dilakukan apabila pihak pengakuisisi tidak ingin terbebani oleh hutang perusahaan.

Menurut Pasal 103 ayat(2) Undang Undang tentang Perseroan Terbatas, maka pengambilalihan dapat dilakukan melalui pengambilalihan seluruh atau sebagian


(31)

besar saham yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut (Munir Fuady 2004:90).

Menurut Munir Fuady (2004:90) untuk dapat dikatakan transaksi akuisisi (akuisisi saham), maka saham yang dibeli tersebut haruslah paling sedikit 51% (lima puluh satu persen). Sebab jika kurang dari persentase tersebut, perusahaan tidak bisa mengontrol perusahaan target.

Dalam hal pembayaran dari dua jenis akuisisi di atas dapat dilakukan dengan cara :

1. Kas.

Perusahaan yang akan membeli melakukan pembayaran pada saat transaksi dengan kas perusahaan yang dimiliki.

2. Saham perusahaan pengakuisisi atau perusahaan lain.

Pembayaran dengan cara memberikan jumlah saham perusahaan atau saham perusahaan lain yang sebelumnya dikuasai oleh perusahaan pembeli atau pengakuisisi.

3. LBO (Leverage Buy Out).

Perusahaan melakukan pembayaran dengan cara meminjam sejumlah dana dari kreditor untuk melakukan transaksi akuisisi.

Proses akuisisi merupakan faktor penting dalam terlaksananya akuisisi. Untuk itu manajemen perusahaan terlebih dahulu berusaha memahami secara lebih jelas mengenai prospek dan sasaran yang ingin dicapai. Pihak-pihak yang ikut terlibat dalam persiapan untuk melakukan akuisisi antara lain (Abdul Moin,2004:126):


(32)

1. Konsultan keuangan, diperlukan untuk memberikan pertimbangan dari aspek finansial.

2. Perusahaan jasa penilai (Apraisal ), diperlukan untuk menentukan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan target..

3. Pihak akuntan publik, diperlukan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan target.

4. Konsultan hukum, diperlukan terkait dengan keabsahan dokumen yang dimiliki perusahaan target, dokumen yang terkait dengan surat perjanjian dan status hukum perusahaan target.

5. Perusahaan sekuritas, diperlukan untuk memberikan informasi tentang harga pasar perusahaan target.

Sebelum perusahaan melakukan akuisisi, penting bagi perusahaan pengakuisisi untuk menggali semua informasi tentang perusahaan target. Kegiatan yang menyangkut penggalian informasi yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi dikenal dengan istilah due diligence atau disebut juga dengan uji tuntas. Menurut Michael A. Hitt (2002:22) tujuan dari due diligence adalah terukurnya kelangsungan hidup pasca dari transaksi merger dan akuisisi. Ada 4 prosesdue diligenceyaitu:

1. Menganalisa sumber-sumber finansial perusahaan.

Analisa mencakup persentase pendapatan dan laba dari bisnis baru. 2. Menganalisa konsumen secara cermat dan menyeluruh dan informasi


(33)

Analisa ini mencoba mengevaluasi dan dirinci menyeluruh tentang indeks kepuasan konsumen dan pembagian pasar dengan konsumen. 3. Menganalisa proses-proses utama.

Analisa ini mencakup pengukuran waktu siklus dan peningkatan setelah jangka waktu tertentu, pencapaian tujuan-tujuan kualitas, pengukuran keefektifan sistem informasi manajemen, dan pengeluaran administratif.

4. Menganalisa sumber-sumber daya manusia di dalam perusahaan.

Analisa ini lebih bersifat kualitatif. Tercakup didalamnya adalah evaluasi kapabilitas manajemen, investasi untuk sumber daya manusia misalnya jumlah pelatihan per-karyawan dan indeks-indeks kepemimpinan, motivasi dan pemberdayaan karyawan.

Dalam melakukan akuisisi perusahaan perlu melakukan persiapan. Menurut Marcel Go (1992:15) tahap dalam persiapan akuisisi:

1. Penentuan sasaran akuisisi.

2. Identifikasi calon badan usaha yang dianggap potensial untuk diakuisisi melalui prosedur pelacakan.

3. Membatasi jumlah calon badan usaha yang akan diambil-alih.

4. Menghubungi pihak manajemen badan usaha bersangkutan untuk mewujudkan keinginan memberikan penawaran dan kemungkinan memperoleh informasi tambahan.

5. Berdasarkan tahap permulaan tersebut, dibuat suatu evaluasi yang realistis mengenai kelayakan akuisisi tersebut.


(34)

6. Mendapatkan laporan keuangan untuk periode 5 tahun terakhir dan informasi lain yang relevan.

7. Menetapkan suatu harga tawaran dengan berbagai syarat serta bentuk pembayaran.

8. Mengungkapkan sumber-sumber keuangan.

9. Menyiapkan penandatanganan kontrak atas persetujuan akuisisi. 10. Realisasi pengalihan saham dan realisasi pembayaran.

A.4 Motif Akuisisi.

Dalam proses akuisisi diharapkan akan menciptakan “nilai tambah”. Nilai tambah merupakan indikasi ada tidaknya pertumbuhan dari peristiwa akuisisi. Ada banyak hal yang melatarbelakangi sebuah perusahaan untuk melakukan akuisisi. Menurut Abdul Moin (2004:48) pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan akuisisi yaitu:

1. Motif ekonomi.

Motif ekonomi berkaitan dengan tujuan perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

2. Motif non-ekonomi.

Motif non-ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada tujuan perusahaan tersebut melainkan berdasarkan pada keinginan subjektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan.


(35)

Menurut Bengtsson (Munir Fuady, 2004:18) pada prinsipnya ada beberapa alasan yang melatarbelakangi akuisisi diantaranya:

1. Akuisisi untuk mengeksploitasi sinergi.

Pada latar belakang telah disampaikan pengertian sinergi. Sinergi berasal dari kata synergos (bahasa Latin) yang artinya bekerja bersama. Menurut Abdul Moin (2004:55) sinergi dikaitkan dengan reaksi dari percampuran dua atau lebih unsur. Ada lima jenis sinergi diantaranya: a. Sinergi operasi.

Sinergi biaya dapat terjadi jika perusahaan yang merupakan hasil kombinasi mampu mencapai efisiensi biaya.

b. Sinergi finansial.

Sinergi finansial terjadi ketika perusahaan hasil akuisisi memiliki struktur modal yang kuat dan mampu mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah dan murah sedemikian rupa sehingga biaya modal perusahaan semakin menurun.

c. Sinergi manajerial.

Sinergi manajerial dihasilkan ketika terjadi transfer kapabilitas manajerial dan skill dari perusahaan ke perusahaan lain atau ketika secara bersama-sama mampu memanfaatkan kapasitas know-how

yang mereka miliki. d. Sinergi teknologi.

Sinergi teknologi bisa dicapai dengan memadukan teknologi sehingga mereka saling memperoleh manfaat.


(36)

e. Sinergi pemasaran

Perusahaan yang memperoleh manfaat dari semakin luas dan terbukanya pemasaran produk, bertambahnya lini produk yang dipasarkan dan semakin banyaknya konsumen yang dapat dijangkau. 2. Akuisisi untuk meningkatkan bagian pasar

Akuisisi dapat memperluas pasar dari produk yang dihasilkan, karena masing-masing perusahaan yang digabungkan dengan akuisisi tersebut mempunyai pasarnya sendiri-sendiri.

3. Akuisisi untuk melindungi pasar.

Akuisisi dapat melindungi pasar jika dengan akuisisi tersebut dapat menyisihkan para pesaing bisnis (jika perusahaan yang diakuisisi adalah perusahaan pesaing bisnis sendiri).

4. Akuisisi untuk mengakuisisi produk.

Akuisisi atas perusahaan lain tentunya diharapkan akan memperoleh produk yang tentu saja jika perusahaan yang diakuisisi akan mengembangkan produk yang ada.

5. Akuisisi untuk mempertahankan bisnis inti.

Untuk memperkuat bisnis inti, adakalanya perusahaan perlu melakukan akusisi perusahaan lain. Tentunya yang diakuisisi tersebut adalah perusahaan yang bergerak di bisnis inti.


(37)

6. Akuisisi untuk mendapatkan dasar berpijak di luar negeri.

Untuk sebuah perusahaan yang berambisi untuk cepat berkembang menjadi besar, seringkali diperlukan pengembangan usaha keluar negeri dengan cara akuisisi.

7. Akuisisi untuk meningkatkanCritical Mase Competitive.

Suatu perusahaan dituntut menjadi besar untuk menjalankan bisnisnya. Misalnya, jika perusahaan tersebut ingin mengikuti tender proyek besar. Agar dapat mencapai ukuran yang besar secara cepat, akuisisi perusahaan adalah jalan baik, termasuk akuisisi perusahaan di luar negeri.

B. Kinerja Perusahaan

B.1 Pengertian Kinerja Perusahaan.

Terdapat definisi kinerja diantaranya :

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005:570) kinerja adalah merupakan kata benda (n) yang artinya: 1. Sesuatu yang dicapai, 2. Prestasi yang diperlihatkan, 3. Kemampuan kerja (tt peralatan):

2. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia,2004: 5) dikemukakan bahwa:

“Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas


(38)

perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.” Kinerja adalah tingkat keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam suatu tahun buku tertentu. Kinerja juga mengandung pengertian kemampuan kerja untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif. Dalam suatu perusahaan, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang dihasilkan.

Untuk menghasilkan laba yang maksimal, diperlukan kemampuan melihat celah-celah keuntungan dan memprediksi masa yang akan datang. Di samping itu, manajemen harus memiliki kemampuan untuk menggerakkan kreativitas sumber daya manusia yang ada agar dapat bekerja sama secara efektif dan efisien.

Pada akhirnya, kemampuan manajemen menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada akan dapat dinilai dari laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode. Melalui laporan keuangan tersebut dapat dievaluasi dan pada akhirnya diperbaiki hal-hal yang menjadi penghalang maksimalisasi kinerja perusahaan. Di samping itu, juga dapat direncanakan hal-hal yang perlu dilakukan sehubungan dengan peningkatan kinerja di masa yang akan datang. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja.

Kata penilaian sering diartikan dengan kata assessment. Sedangkan kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Dengan demikian penilaian kinerja perusahaan mengandung makna suatu proses atau sistem


(39)

penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan standar tertentu.

B.2 Unsur Kinerja Perusahaan

Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personil mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program dan anggaran organisasi. Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.

Penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan ukuran keuangan dan non keuangan. Ukuran keuangan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan di masa lalu dan ukuran keuangan tersebut dilengkapi dengan ukuran non keuangan tentang kepuasan customer, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/intern serta produktivitas dan komitmen personil yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang. Ukuran keuangan menunjukkan akibat dari berbagai tindakan yang terjadi diluar non-keuangan.

Ukuran keuangan dapat tercermin dalam laba perusahaan. Penghasilan bersih atau laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar ukuran yang lain seperti penghasilan per lembar saham (earning per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih adalah penghasilan


(40)

(income) dan beban (expences). Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih, tergantung pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya (Prastowo, 2002: 11).

Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penurunan kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (setoran) penanaman modal (Prastowo, 2002:11). Penghasilan meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan muncul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang normal, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividend royalty, dan sewa. Sedangkan keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan meliputi pos yang timbul dalam pengalihan aktiva lancar dan keuntungan yang belum direalisasi, misalnya kenaikan jumlah aktiva jangka panjang.

Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (Prastowo, 2002: 11). Beban mencakup kerugian (loss) maupun beban yang timbul dari pelaksanaan aktivitas biasa. Beban ini meliputi antara lain beban pokok penjualan, gaji dan depresiasi, yang biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktivitas seperti kas (setara kas), persedian dan aktiva tetap.


(41)

Prinsip-prinsip pengukuran kinerja perusahaan menurut R.A Supriyono (Andra,2006:33) yaitu :

1. Konsisten dengan tujuan perusahaan.

Ukuran-ukuran kinerja harus konsisten dengan tujuan stakeholders. Ukuran-ukuran kinerja perusahaan harus menyediakan keterkaitan antara aktivitas-aktivitas bisnis dengan rencana strategi bisnis. Oleh karena itu rencana strategi bisnis harus dinyatakan untuk berbagai hierarki manajemen organisasi.

2. Memiliki adaptabilitas pada kebutuhan bisnis.

Ukuran-ukuran kinerja harus dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan bisnis maupun dengan berbagai macam tujuan. Jika kebutuhan-kebutuhan bisnis berubah maka ukuran-ukuran kinerja juga harus diubah. Ukuran-ukuran kinerja harus dikaji ulang dan diurutkan seperlunya agar mencerminkan faktor-faktor sukses yang relevan. Ukuran-ukuran kinerja yang ada harus dikaji ulang, dimodifikasi, dikurangi atau jika perlu dihapuskan. Ukuran kinerja diubah hanya jika kebutuhan-kebutuhan bisnis berubah dan bukan karena perubahan gaya manajemen.

3. Dapat mengukur aktivitas-aktivitas signifikan.

Ukuran-ukuran kinerja harus disusun pada level aktivitas. Ukuran kinerja tersebut harus menceminkan aktivitas-aktivitas yang signifikan bagi perusahaan. Setiap perusahaan harus menentukan aktivitas-aktivitas yang signifikannya berdasarkan tujuan bisnis dan lingkungan


(42)

beroperasinya. Aktivitas-aktivitas tersebut harus digolongkan menjadi dua yaitu : (1) aktivitas yang bernilai tambah, dan (2) aktivitas-aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah.

4. Mudah diaplikasikan.

Ukuran-ukuran kinerja harus mudah diaplikasikan. Jika aktivitas-aktivitas signifikan telah didefinisikan, maka ukuran-ukuran kinerja harus disusun dan untuk itulah aktivitas harus mudah untuk dipahami. Jumlahnya tidak banyak dan dapat dikuantitatifkan. Banyak ukuran kinerja yang dapat dinyatakan dalam kualitatif dalam ukuran keuangan dan maupun non-keuangan.

5. Mempunyai akseptabilitas dari atas ke bawah.

Perusahaaan harus memahami bahwa ukuran-ukuran kinerja berperan dalam mempengaruhi perilaku para manager. Pendekatan dari atas ke bawah harus digunakan untuk menentukan ukuran-ukuran kinerja yang dapat memotivasi perilaku optimal pada semua level perusahaan. Organisasi level bawah harus mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang diputuskan oleh manajemen puncak dengan mempertimbangkan usulan-usulan dari level bawah.

6. Berbiaya efektif.

Informasi mengenai pengukuran kinerja harus berbiaya efektif, tersedia saat diperlukan, dan disajikan tepat waktu. Aktivitas tertentu mungkin mempunyai hubungan yang rumit dengan: (a) manusia yang melaksanakan aktivitas tersebut, (b) sistem prosedur yang digunakan, dan


(43)

(c) teknologi yang digunakan. Kondisi ini mengakibatkan pengukuran kinerja sulit dilakukan dan memerlukan waktu yang banyak dan biaya yang tinggi.

7. Tersaji tepat waktu.

Informasi kinerja harus tersaji tepat waktu dan dalam format yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan. Informasi kinerja yang disajikan terlambat kurang manfaatnya dan kurang memotivasi para manajer dan pelaksana yang diukur kinerjanya. Penyajian informasi tepat waktu juga harus dihubungkan dengan validitasnya serta manfaat dan biayanya. Laporan informasi kinerja yang tepat waktu bermanfaat untuk memperoleh umpan balik dan penyempurnaan yang cepat.

C. Laporan Keuangan

C.1 Pengertian Laporan Keuangan.

Setiap akhir periode perusahaan diwajibkan untuk membuat laporan keuangan. Laporan yang dibuat perusahaan minimal harus memuat laporan neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. Namun akhir-akhir ini perusahaan sudah diminta untuk membuat laporan arus kas dan laporan tambahan yang mungkin berguna bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan.

Menurut Myer (Munawir, 2004:5) dalam bukunya yang berjudul Financial

Statement Analysis mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan


(44)

“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba-rugi. Pada waktu ini sudah menjadi kebiasaan perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan”.

Menurut PSAK No.1 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004:4) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen saat penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut Munawir terdapat 3(tiga) sifat dalam laporan keuangan diantaranya : (1) fakta yang telah dicatat, berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi; (2) prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim; dan (3) pendapat pribadi, berarti meskipun pencatatan transaksi telah ada dalilnya namun penggunaan tergantung dari akuntan perusahaan yang bersangkutan.

C.2 Arti Penting Laporan Keuangan

Laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, terutama bagi mereka yang berkepentingan terhadap perkembangan


(45)

perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah (Munawir, 2004 : 3)

1. Pemilik perusahaan,

Mereka sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya karena dengan laporan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaan. Karena hasil-hasil stabilitas serta kontinuitas atau kelangsungan perusahaan tergantung dari cara kerja atau efisiensi manajemennya. 2. Manajer atau pimpinan perusahaan

Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya maka seorang manajer dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem, dan menentukan kebijakan yang tepat untuk masa yang akan datang. Bagi manajemen yang terpenting adalah bahwa laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman dan terjaga cukup baik, struktur permodalan sehat dan bahwa perusahaan memiliki rencana yang baik mengenai hari depan, baik dibidang keuangan maupun bidang operasi Dalam hubungannya dengan analisis laporan keuangan tersebut manajer merupakan “orang dalam”, orang yang dapat menggunakan data keuangan apapun yang ada dalam perusahaan, dan hasil analisa sepenuhnya untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu analisis yang dilakukan manajemen disebut “analisis intern“.


(46)

3. Investor

Mereka berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa yang akan datang, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Dari analisa laporan tersebut para investor akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya.

4. Kreditur

Informasi keuangan bermanfaat bagi kreditur untuk memutuskan apakah pinjaman yang diberikan serta bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

5. Pemerintah

Pemerintah sangat berkepentingan untuk menentukan besarnya pajak yang yang harus ditanggung oleh perusahaan. Selain itu dengan melihat laporan keuangan dimana para buruh bekerja maka pemerintah akan mengetahui kemampuan perusahaan untuk memberikan upah dan jaminan sosial yang lebih baik.

C.3 Keterbatasan Laporan Keuangan.

Dalam prinsip-prinsip akuntansi Indonesia sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah :

1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.


(47)

2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak lepas dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang materiil. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang materiil terhadap kelayakan laporan keuangan.

5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. 6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu

peristiwa atau transaksi dari pada bentuk hukumnya.

7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah teknis, dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis dari informasi yang disajikan.

8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.

9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.


(48)

D. Analisis Laporan Keuangan

D.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan.

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.

Menurut Leopold A.Bernsten (Prastowo, 2002, 52) memberi definisi analisis laporan keuangan sebagai berikut: Financial statement analysis is the judgmental process that aims to evaluate the current and past financial positions and results of operation of enterprise, whit primary objective of determining the best possible estimate and predictions about future conditions and performance.

Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Prastowo, 2002:52).

D.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan.

Ada kesenjangan antara informasi yang disajikan laporan keuangan dengan informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai. Di satu sisi laporan keuangan menyajikan suatu informasi mengenai apa yang telah terjadi, sementara di sisi lain para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi mengenai apa yang mungkin terjadi di masa depan.


(49)

Untuk memecahkan kesenjangan kebutuhan informasi diperlukan suatu analisa terhadap laporan keuangan, terutama dalam memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Dengan demikian fungsi yang pertama dan yang utama dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengkonversi data menjadi informasi.

Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan, namun tujuan yang terpenting adalah untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan dan intuisi, serta mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak dapat dielakkan pada setiap proses pengambilan keputusan (Prastowo, 2002:53).

D.3 Prosedur, Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan.

1. Prosedur Analisis Laporan Keuangan.

Berbagai langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut (Prastowo, 2002 :53-54) :

a. Memahami latar belakang perusahaan yang dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang diterjuni oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan tersebut. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan perusahaan.

b. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan. Kondisi yang perlu dipahami mencakup : (1) informasi mengenai kecenderungan (trend) industri di mana perusahaan beroperasi; (2)


(50)

perubahan teknologi; (3) perubahan selera konsumen; (4) perubahan faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita, tingkat bunga, tingkat inflasi, dan pajak; (5) perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri seperti perubahan posisi manajemen kunci. c. Mempelajari dan me-review laporan keuangan. Sebelum berbagai

teknik analisis laporan keuangan diaplikasikan, perlu dilakukan

review terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. Apabila

dipandang perlu, dapat menyusun kembali laporan keuangan perusahaan yang dianalisis. Tujuan me-review ini adalah untuk mendapatkan gambaran data keuangan yang relevan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

d. Menganalisis laporan keuangan. Setelah mengetahui profil perusahaan dan me-review laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterprestasikan hasil tersebut.

2. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Secara umum, metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu metode analisis horizontal dan metode analisis vertikal (Prastowo, 2002: 54-55).

a. Metode analisis horizontal (dinamis).

Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk


(51)

beberapa periode sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode horizontal karena analisis ini membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda. Disebut dinamis karena metode ini bergerak dari waktu ke waktu. Teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis perubahan, analisis indeks (trend), analisis sumber dan penggunaan, dan analisis perubahan laba kotor.

b. Metode analisis vertikal (statis).

Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama , maka metode ini disebut metode vertikal. Disebut statis karena metode ini membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang sama. Teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi ini antara lain teknik analisis persentase per-komponen (Common-size), analisis rasio, dan analisisBreak-even.

D.4 Analisis Rasio Keuangan.

Untuk mengukur kinerja perusahaan perlu alat ukur yaitu rasio keuangan. Rasio akan menggambarkan posisi perusahaan pada periode tertentu. Biasanya rasio akan digunakan perusahaan untuk membandingkan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun atau membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri yang


(52)

sejenis. Rasio perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang telah ada yaitu laporan neraca dan laporan rugi-laba dari perusahaan yang bersangkutan.

Rasio-rasio yang dikembangkan untuk menganalisis laporan keuangan pada perusahaan pada umumnya dikelompokkan menjadi 5 yaitu :

1. Rasio Likuiditas.

Rasio likuiditas ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek.

2. RasioLeverage.

Rasio Leverage ini digunakan untuk mengukur proporsi dana perusahaan yang bersumber dari hutang.

3. Rasio Aktivitas.

Rasio aktivitas ini digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan dana.

4. Rasio Keuntungan.

Rasio keuntungan ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal yang dimiliki, baik modal asing maupun modal sendiri.

5. Rasio Pasar.

Rasio pasar ini digunakan untuk mengukur seberapa besar nilai pasar saham perusahaan dibandingkan dengan nilai bukunya.

Dalam mengukur kinerja perusahaan berdampak baik atau tidak setelah melakukan akuisisi, maka rasio yang dapat digunakan :


(53)

1. Earnings Per Share (EPS).

Earnings Per Share menunjukkan bagian laba yang dinikmati oleh

pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimiliki. Besar kecilnya EPS dipengaruhi oleh laba bersih dan jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan menambah modal saham dengan mengeluarkan lembar saham baru sementara laba tidak berubah maka EPS akan semakin kecil.

2. Dividend Per Share (DPS).

Dividend Per Share menunjukan besarnya deviden tunai yang

dibayarkan untuk setiap lembar saham. Jumlah inilah yang betul-betul dinikmati oleh pemegang saham atas dana yang mereka investasikan pada perusahaan tersebut.

3. Price Earnings Ratio ( PER ).

Price Earnings ratio didapatkan dari hasil pembandingan antara harga

per lembar saham dengan laba per lembar saham. PER mengindikasikan tingkat pertumbuhan perusahaan. Semakin tinggi PER semakin prospektif perusahaan.

4. Market to Book Value.

Market to Book Value ini akan membandingkan antara nilai pasar

perusahaan dengan nilai bukunya. Rasio ini mengindikasikan apakah perusahaan undervalued atau overvalued. Undervalued artinya perusahaan dihargai terlalu rendah, karena nilai pasar perusahaan lebih


(54)

rendah dibanding dengan nilai bukunya. Sebaliknya overvalued terjadi ketika nilai pasar melebihi nilai buku perusahaan.

5. Net Profit Margin.

Net Profit Margin ini akan mengukur kemampuan perusahaan dalam

memperoleh keuntungan dari penjualan.

E. Penelitian Terdahulu

1. Hendro Widjanarko

Hendro melakukan penelitian tentang “Merger, Akuisisi dan Kinerja Perusahaan Studi Atas Perusahaan Manufaktur Tahun 1998-2002”, penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal utilitas vol. 14 No. 1 Januari 2006. Di dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa akuisisi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi.

2. Ceicilia Bintang Hari Yudhanti

Ceicilia Bintang Hari Yudhanti dalam penelitian tentang “Analisis Kinerja Operasi Perusahaan yang Melakukan Merger atau Akuisisi”. Penelitian ini hanya menguji kinerja operasi jangka pendek satu tahun sebelum dan satu tahun setelah terjadi akuisisi. Menemukan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan kinerja operasi perusahaan antara sebelum dan setelah perusahaan melakukan merger atau akuisisi. Karena hanya menguji periode jangka pendek (satu tahun sebelum dan satu tahun


(55)

setelah merger atau akuisisi) maka kinerja operasi belum menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (Rahman dan Limmack, 2000).

F. Kerangka Berfikir

Untuk mempermudah dalam memahami konsep mengenai variabel-variabel yang diteliti maka penulis menggunakan kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Earnings Per Share(EPS).

Gambar II.1

2. Dividend Per Share(DPS).


(56)

3. Price Earnings Ratio(PER).

Gambar II.3

4. Net Profit Margin(NPM).

Gambar II.4


(57)

5. Market to Book Value.

Gambar II.5

G. Hipotesis:

Berdasarkan teori di atas maka rumus hipotesis yang sehubungan dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati apakah akuisisi memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hipotesisnya dapat disusun berdasarkan rasio-rasio yang dipilih dalam bentuk sebagai berikut:

1. Earnings Per Share

H0 : µ1 = µ2 HA : µ1 ≠ µ2

0

H = Tidak ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

A

H = Ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.


(58)

2. Dividend Per Share. H0 : µ1 = µ2 HA : µ1 ≠ µ2

0

H = Tidak ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

A

H = Ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

3. Price Earnings Ratio.

H0 : µ1 = µ2 HA : µ1 ≠ µ2

0

H = Tidak ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

A

H = Ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

4. Net Profit Margin

H0 : µ1 = µ2

HA : µ1 ≠ µ2 0

H = Tidak ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

A

H = Ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.


(59)

5. Market to Book Value

H0 : µ1 = µ2 HA : µ1 ≠ µ2

0

H = Tidak ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

A

H = Ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

1. Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5% dengan pengujian dua sisi.

2. Memutuskan apakah hipotesis diterima atau ditolak. BilaAsymp.sig< 5%, H0 ditolak


(60)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada perusahaan-perusahaan yang melakukan aktivitas akuisisi pada tahun 2000 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dulunya bernama Bursa Efek Jakarta.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan akuisisi pada tahun 2000 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Sampel

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Purwanto, 2004:332).

Kriteria perusahaan yang digunakan sebagai sampel adalah:

a. Perusahaan-perusahaan yang melakukan aktivitas akuisisi pada tahun 2000.

b. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel adalah perusahaan yang telah menyusun laporan keuangan selama kurun waktu 3 tahun, baik sesudah maupun sebelum melakukan akuisisi.


(61)

C. Waktu Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan antara Januari 2008 – April 2008. 2. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Pojok BEI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan aktivitas akuisisi pada periode 2000.

2. Objek Penelitian

Objek Penelitian adalah bagian atau unsur-unsur yang diteliti, dimana dalam penelitian ini objek penelitiaan adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan tersebut terdiri dari Neraca dan Laporan Laba-Rugi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan diambil dalam penelian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan dalam beberapa dokumen. Adapun sumber data diperoleh penulis di pojok BEI yang ada di Universitas Sanata Dharma.


(62)

F. Data yang Diperlukan

Penelitian ini memerlukan data yang mendukung jawaban pada persoalan sehingga data tersebut dapat diolah dan menghasilkan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan. Berikut data yang diperlukan dalam penelitian:

1. Nama-nama perusahaan yang melakukan kegiatan akuisisi pada periode tahun 2000.

2. Laporan keuangan masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel penelitian, yang terdiri dari :

a. Neraca dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel selama kurun waktu 3(tiga) tahun baik sesudah maupun sebelum melakukan akuisisi.

b. Laporan laba rugi dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel selama kurun waktu 3(tiga) tahun baik sesudah maupun sebelum melakukan akuisisi.

G. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yang terdiri dari variabel inti dan variabel moderat. Variabel inti dari penelitian ini adalah kinerja keuangan yang dapat diukur dengan rasio keuangan, sementara variabel moderat dari penelitian ini adalah akuisisi.

1. Kinerja

Kinerja mengandung pengertian kemampuan kerja untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien. Dalam suatu


(63)

lembaga atau badan usaha, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang dihasilkan.

Perhitungan rasio keuangan bertujuan untuk melihat pengaruh akuisisi perusahaan secara fundamental yaitu pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini penulis hanya mencari besarnya nilai dari rasio-rasio keuangan kemudian membandingkannya antara sebelum dan sesudah akuisisi. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan menggunakan rasio Net

Profit Margin, Market to Book Value, Earnings Per Share, Price

Earnings Ratio,Dividend Per Share. 2. Akuisisi

Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 22 definisi akuisisi dari perspektif akuntansi adalah :

”Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberi aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham”.

H. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data penulis melakukan beberapa tahap yang sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini. Analisis yang dilakukan antara lain:


(64)

1. Perhitungan rasio.

a. Perhitungan rasio nilai pasar.

Perhitungan rasio nilai pasar bertujuan untuk melihat pengaruh akuisisi secara menyeluruh, yaitu pengaruhnya terhadap kinerja finansial perusahaan. Rasio-rasio nilai pasar tersebut akan dibandingkan antara periode sebelum dan sesudah akuisisi. Dalam penelitian analisis rasio nilai pasar penulis hanya mencari besarnya nilai-nilai dari rasio-rasio nilai pasar kemudian membandingkan antara sebelum dan sesudah akuisisi.

1) Earning Per Share(EPS).

Earning Per Share menunjukkan bagian laba yang dinikmati

oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimiliki. Besar kecilnya EPS dipengaruhi oleh laba bersih dan jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan menambah modal saham dengan mengeluarkan lembar saham baru sementara laba tidak berubah maka EPS akan semakin kecil.

EPS dapat dihitung dengan formula: EPS =

2) Dividend Per Share(DPS).

Dividend per Sharemenunjukan besarnya deviden tunai yang

dibayarkan untuk setiap lembar saham. Jumlah inilah yang betul-betul dinikmati oleh pemegang saham atas dana yang mereka investasikan pada perusahaan tersebut.

Net Income


(65)

DPS dapat dihitung dengan formula: DPS =

3) Price Earning Ratio(PER).

Price Earning Ratio (PER) didapatkan dari hasil

perbandingan antara harga per lembar saham dengan laba per lembar saham. PER mengindikasikan tingkat pertumbuhan perusahaan. Semakin tinggi PER semakin prospektif perusahaan.

PER dapat dihitung dengan formula:

4) Market to Book Value(M/B Value).

Market to Book Value juga dinamakan juga Valuation Ratio

atau Q’Ratio. Rasio ini membandingkan antara nilai pasar

perusahaan dengan nilai bukunya. Rasio ini mengindikasikan apakah perusahaan undervalued atau overvalued. Undervalued

artinya perusahaan dihargai terlalu rendah, karena nilai pasar perusahaan lebih rendah dibanding dengan nilai bukunya. Sebaliknya overvalued terjadi ketika nilai pasar melebihi nilai buku perusahaan. Nilai perusahaan diperoleh dari penjumlahan intensitas perputaran ini sangat terkait dengan karakteristik perusahaan.

Biasa Dana Total

Pasar si Kapitalisa Value

B

M/ 

EPS ice PER  Pr

Cash Dividend


(66)

b. Perhitungan rasio keuntungan : 1) Net Profit Margin.

Net Profit Margin didapatkan dari perbandingan laba

perusahaan setelah pajak atas pejualan bersih yang terjadi. Rasio ini akan memberikan pesan nilai penjualan menghasilkan tingkat keuntungan tertentu.

Net Profit Margin =

bersih Penjualan

bersih Laba

2. Uji Statistik

Dalam menguji kinerja perusahan sebelum dan sesudah akuisisi, metode yang digunakan adalah uji beda. Untuk uji statistik non-parametik penulis menggunakan uji peringkat tanda Wilcoxon. Dalam menentukan waktu sebelum dan sesudah akuisisi, akan menggunakan data keuangan terakhir sebelum dan sesudah akuisisi. Atau menggunakan laporan keuangan pada awal dan akhir periode, pada saat perusahaan melakukan akuisisi.

Hasil uji normalitas yang pernah dilakukan para ahli menunjukkan bahwa data keuangan yang terdapat pada BEI tidak terdistribusi secara normal. Uji statistik non-parametik sangat tepat digunakan apabila data yang dimiliki tidak terdistribusi secara normal. Apabila data sudah terdistribusi mendekati normal maka pengujian hipotesis dapat dilakukan.

Uji peringkat tanda Wilcoxon bertujuan untuk mengetahui signifikansi perubahan kinerja perusahaan yang melakukan aktivitas akuisisi. Uji ini dilakukan dengan membandingkan masing-masing rasio


(67)

sebagai indikator perubahan kinerja finansial perusahaan sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi. Uji peringkat tanda Wilcoxon tidak hanya mengidentifikasi arah perubahan, tetapi juga besarnya perubahan kinerja perusahaan (Payamto,2001: 252).

Prosedur pengujian peringkat tanda Wilcoxon dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Supranto,2001:301):

Tidak Ya

Menyatakan Ho dan Ha

Tetapkan taraf signifikansi yang diinginkan

Susun pasangan data dan kemudian tentukan besarnya perbedaan tanpa memperhatikan tanda.

Bubuhkan tanda yang tepat bagi setiap peringkat yang ditetapkan

Jumlahkan peringkat yang berada pada kolom bertanda positif dan negatif

Tetapkan nilai hitung T bagi angka terkecil dari kedua jumlah di atas

Lihat tabel T kritis Wilcoxon dan tentukan nilai tabel yang tepat.

Apakah nilai hitung T ≤nilai tabel T

Terima Ho

Tolak Ho


(68)

Langkah-langkah dalam pengujian peringkat tanda Wilcoxon dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis statistik. H0 : µ1 = µ2

HA : µ1 ≠ µ2

0

H = Tidak ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

A

H = Ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.

b. Menentukan besar dan tanda antar pasangan data.

Kita menghitung rasio keuangan setiap perusahaan, kemudian kita membandingkan per-rasio dan menampilkannya dalam tabel. Kemudian menghitung selisih per-rasio untuk waktu sebelum dan sesudah akuisisi dan pemberian tanda negatif atau positif.

c. Menyusun peringkat perbedaan tanpa memperhatikan tanda.

Kita menentukan peringkat data dari nilai terbesar hingga terkecil tanpa memperhatikan tandanya.

d. Pemberian tanda atas peringkat yang telah ditetapkan.

Membubuhkan tanda setiap perbedaan (sebagaimana ditunjukkan dalam langkah c) terhadap peringkat yang telah ditetapkan (sebagaimana dilakukan dalam langkah c). Langkah ini menghasilkan dua kolom terakhir yaitu kolom positif dan kolom negatif.


(69)

e. Menjumlahkan peringkat.

Langkah terakhir sebelum pengujan hipotesis adalah menjumlahkan semua peringkat positif dan kemudian menjumlahkan semua peringkat negatif.

f. Penarikan kesimpulan hipotesis

Untuk penarikan kesimpulan hipotesis maka perlu kita perhatikan jumlah data sampel yang digunakan. Menurut Sugiyono (2005:241) jika data ≤ 25 maka kita membandingkan hasil jumlah T (dari perhitungan) dengan nilai T tabel (harga kritis untuk test Wilcoxon).

“Bila jumlah jenjang terkecil T (dalam perhitungan) > T tabel dengan tingkat signifikansi 5% maka hasilnya tidak signifikan. Bila jumlah jenjang terkecil T (dalam perhitungan) ≤ T tabel dengan tingkat signifikansi 5% maka hasilnya signifikan”.

Sedangkan jika data > 25 membandingkan antara Z hitung dengan Z tabel, kita mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak secara parsial untuk masing-masing rasio keuangan. Dan membandingkan assymp.sig dengan tingkat signifikansi pengujian apakah signifikan atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan pengujian dua sisi dengan taraf signifikansi sebesar 5%.

Bilaasymp.sig<5% hasil signifikan Bilaasymp.sig>5% hasil tidak signifikan.


(70)

g. Interpretasi hasil

Setelah dilakukan analisis dan pengujian data perlu dilakukan interpretasi untuk menjelaskan hasil analisis dan pengujian. Interpretasi dilakukan dengan didasarkan pada teori dan konsep ekonomi.


(71)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan yang Diteliti 1. PT Dynaplast Tbk.

PT. Dynaplast Tbk. didirikan Tanggal 16 November 1959. Ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama bergerak dalam bidang usaha pembuatan komponen, kemasan dan lembaran plastik. Saat ini perusahaan bertempat di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Menara Dynaplast lantai 9, jalan M.H Thamrin, Lippo Karawaci, Tangerang, sedangkan pabriknya berlokasi di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bogor.

Pada tahun 1991, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak 2.500.000 saham dengan nilai nominal masing-masing Rp 1.000 per saham melalui Bursa Efek Indonesia dan Surabaya dengan harga penawaran sebesar Rp 5.600 per saham yang pernyataan efektifnya dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) diterima oleh perusahaan pada tanggal 10 Juni 1991. Kemudian pada tahun 1994 dan 1997, perusahaan melakukan penawaran umum terbatas pertama dan kedua kepada para pemegang saham masing-masing sebanyak 10.859.400 saham dan 65.156.400 saham dengan nominal masing-masing sebesar Rp 1.000 per saham dengan harga penawaran masing sebesar Rp 4.750 dan Rp 1.200 per saham yang


(72)

masing efektifnya diterima oleh BAPEPAM oleh perusahaan pada tanggal 1 Februari 1994 dan tanggal 11 Desember 1996.

2. PT BAT Indonesia Tbk

BAT Indonesia Tbk. ( BATI )

http://www.bat-indonesia.com

Head Office :Plaza Mandiri Lantai 25, Jl. Jend. Gatot Subroto kav 36-38, Jakarta 12190

Phone :021 5268388 -Fax :021 2524625

Emailindrawati_soewito@bat.com

Tabel IV.1 Organisasi Perusahaan

BOARD OF COMMISSIONER President Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner Frans Seda. Subarto Zaini. Djoko Moeljono

BOARD OF DIRECTORS Presiden Director

Director Director Director

Ian Thomas Morton Lekir Amir Daud Mark Drain

Harold Paul Hutabarat

PT BAT Indonesia Tbk (Perseroan) bergerak di Industri pemasaran dan penjualan cerutu, rokok, dan produk-produk lain yang dibuat dengan atau dari tembakau, ekspor, impor dan distribusi. Perseroan memulai kegiatan komersialnya pada tanggal 7 Agustus 1917 dengan nama N.V. Indo-Egyptian Cigarette Company. Pabrik dan kantor pusat perseroan masing-masing di Cirebon dan Jakarta

Pada tahun 1979, Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sebanyak 6.600.000 lembar saham atau 30% dari 22.000.000 saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Saham yang


(73)

ditawarkan kepada masyarakat dalam penawaran umum perdana tersebut dicatatakan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 20 Desember 1979 dan di Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 16 Juni 1989.

3. PT Gudang Garam Tbk.

Gudang Garam Tbk. ( GGRM ) HeadOffice :Jl. Semampir II/I, Kediri 64121

Phone :0354 82091-97; 81551-4; 021 5267255 -Fax :0354 681555

Emailcorporate_secretary@ggrm-tbk.com

Tabel IV.2 Organisasi Perusahaan

BOARD OF COMMISSIONER President Commissioner Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner Rachman Halim

Juni Setiowati Wonowidjojo Frank Willem van Gelder Yudiono Muktiwidjojo Hadi Soetirto

BOARD OF DIRECTORS Presiden Director VP Director VP Director VP Director Director Director Director Director Director Director Director Director Djajusman Surjowijono Mintarya Susilo Wonowidjojo Sumarto Wonowidjojo Heru Budiman Widijanto Djohan Harijono Herry Susianto Haji Rinto Harno Edijanto

Fajar Sumeru Buntoro Turutan

Pada tahun 1971 Perseroan ini semula bernama PT Perusahaan Rokok Tjap “ Gudang Garam” Kediri (PT Gudang Garam). Kemudian pada tanggal 19 Juni 1997 merubah nama menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam Tbk (disingkat PT Gudang Garam Tbk).


(74)

Kantor perwakilan PT Gudang Garam Tbk ada 2 yaitu di Jl. Jenderal A. Yani 79 dan kantor perwakilan di Surabaya di Jl. Pengenal 7-15, Surabaya , Jawa timur ini bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok. Perusahaan merupakan kelanjutan dari perusahaan perorangan yang didirikan tahun 1958. Pada tahun 1969 berubah menjadi Firma dan pada tahun 1971 menjadi Perseroan Terbatas. Operasi komersial perusahaan dimulai pada tahun 1958.

4. PT Eterindo Wahanatama Tbk.

Eterindo Wahanatama Tbk. ( ETWA )

http://www.eterindo.com

Head Office :Menara BTN lantai 15, Jalan Gajah Mada No. 1, Jakarta 10130

Phone :021 6332622 -Fax :01 6342635

Emailcorsec@eterindo.com

Tabel IV.3 Organisasi Perusahaan

BOARD OF COMMISSIONER President Commissioner

Commissioner

Independent Commissioner

Prof. Dr. Sudjono Dirdjosisworo, SH

Jasin Sridjaja

Prof. Dr. H. Mashudi, SH., MH.

BOARD OF DIRECTORS Presiden Director

Director Director

Immanuel Sutarto, MBA Yudianto Kosman Veri Yonnevil, SH

5. PT. AGUA Golden Mississipi

PT. AQUA Golden Mississipi didirikan pada tahun 1973. AQUA merupakan pioner pertama air minum mineral pertama di Indonesia. Pabrik pertama AQUA didirikan di Bekasi. Di tahun 1995 AQUA


(1)

menjadi gambaran secara luas kondisi yang sebenarnya atas kegiatan akuisisi. Terlebih jika data yang diambil tidak mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya karena data yang digunakan peneliti adalah data sekunder. Oleh karena itu penulis memberikan saran :

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan rentang waktu penelitiannya, sebab ada kemungkinana akuisisi memberikan hasil dalam jangka panjang.

2. Untuk perusahaan yang akan melakukan akuisisi sebaiknya terlebih dahulu melakukan due diligence. Tujuannya agar perusahaan yang hendak diakuisisi dapat dinilai secara wajar.

C. Keterbatasan.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih belum sempurna. Penelitian ini belum bisa menunjukkan pengaruh akuisisi kinerja keuangan perusahaan pengakusisi dikarenakan :

1. Peneliti menggunakan beberapa rasio keuangan. Sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan rasio lainnya.

2. Dalam penggunaan uji statistik peringkat bertanda Wilcoxon tidak dijelaskan bagaimana cara penggunaan uji statistik jika data yang digunakan antara sebelum melakukan akuisisi dan setelah akuisisi lebih dari 2 tahun yang dibandingkan.


(2)

Daftar Pustaka

Beams, Floyd A (Alih bahasa Jusuf, Amir). (2000).Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. (1994). Standar Akuntansi Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Moin, Abdul. (2004). Merger Akuisisi dan Divestasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia.

Munawir, S. (2004). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.

Payamto. (2001). “Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia”.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 7, No 3. Bandung.

Prastowo, Dwi dan Julianty, Rifka. (2002).Analisa Laporan Keungan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP. AMP. YKPN.

Purwanto, Suharyadi. (2003). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modren. Jakarta: Salemba Empat.

Widjanarko, Hendro (2006). “ Merger, Akuisisi dan Kinerja Perusahaan Studi atas Perusahaan Manufaktur Tahun 1998-2002”.Jurnal Utilitas.Vol 14, No 1. Yudhanti, Ceicilia Bintang Hari. (2005). “Analisis Kinerja Operasi Perusahaan

yang Melakukan Merger atau Akuisisi”. Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi. Vol 5 no. 1. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Go, Marcel (1992). “Akuisisi Bisnis Analisis dan Pengelolaan”. Edisi Pertama. Jakarta: Erlangga.

Walsh, Ciaran (Alih bahasa oleh Haikal, Shalahuddin) (2004). “Key Management Ratios”. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono (2001). “Metodologi Penelitian Bisnis”. Edisi Ketiga. Bandung : Alfabeta.

Husnan, Suad (1998). “ Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan)”. Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE.


(3)

Astuti, Dewi (2004). “Manajemen Keuangan Perusahaan”. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Brigham, Eugene dan Houston, Joel (2006). “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Sudjana (2005). “Metoda Statistika”. Edisi Keenam. Bandung : Tarsito.

Supranto, J (2001). “Statistik Teori dan Aplikasi”. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.


(4)

(5)

Sumber data :Indonesian Capital Market Directory Tahun 1999 dan 2004

104 0 4,32 0,12 0,35 111 50 4,43 0,09 0,58

2 Dynaplast 38 0 13,73 0,08 0,82 155 60 5,49 0,11 0,81

3 Dynaplast 97 50 15 0,15 2,17 178 0 7,88 0,09 1,18

4 BAT Ind 848 0 30,67 0,06 7,18 1718 800 3,67 0,16 1,03

5 BAT Ind 250 0 60,01 0,01 1,13 1791 200 5 0,16 1,46

6 BAT Ind 1366 0 41,73 0,03 11,71 748 0 10,83 0,08 1,28

7 Tirta Inv. 591 0 5,46 0,04 0,96 3648 625 9,59 0,06 2,79

8 Tirta Inv. 1445 300 1,87 0,05 0,54 5023 860 7,47 0,06 2,24

9 Tirta Inv. 1524 400 5,25 0,05 1,3 4716 800 10,14 0,06 2,32

10 Smart -348 0 -1,36 0,13 0,48 -2020 0 -0,4 0,09 -0,4

11 Smart 160 0 11,44 0,02 1,16 946 0 0,74 0,09 -0,62

12 Smart 555 20 7,12 0,05 2,1 234 0 13,12 0,02 3,61

13 Gd. Garam 471 120 17,77 0,12 5,09 1085 300 7,97 0,12 2,03

14 Gd. Garam 564 260 20,67 0,11 5,58 1085 300 7,65 0,1 1,64

15 Gd. Garam 1183 500 14,14 0,18 5,55 956 300 14,23 0,08 2,39

16 PT Dharma 757 0 0 0,06 0 19 0 14 0,07 2

17 PT Dharma 331 0 0 0,05 0 -11 0 -9 0,07 1

18 PT Dharma 40 0 22,49 0,03 1,67 -4 0 -15 0,07 0

19 PT Telkom 123 49 23,7 0,19 2,83 404 211 7,93 0,25 3,46

20 PT Telkom 125 51 21,56 0,18 2,4 789 331 4,83 0,39 2,66

21 PT Telkom 216 0 18,44 0,28 3,28 604 331 11,18 0,22 3,93

22 PT Eterindo 51 0 17,28 0,03 0,48 -304 0 -0,26 0,07 -0,24

23 PT Eterindo -509 0 0,83 0,07 1,16 -27 0 -2,74 0,02 -0,21


(6)

Lampiran

Table of critical values for the Wilcoxon test:

One Tailed Significance levels:

0.025 0.01 0.005

Two Tailed significance levels:

N 0.05 0.02 0.01

6 0 -

-7 2 0

-8 4 2 0

9 6 3 2

10 8 5 3

11 11 7 5

12 14 10 7

13 17 13 10

14 21 16 13

15 25 20 16

16 30 24 20

17 35 28 23

18 40 33 28

19 46 38 32

20 52 43 38

21 59 49 43

22 66 56 49

23 73 62 55

24 81 69 61


Dokumen yang terkait

Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap voluntary disclosure perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 44 114

Analisis pengaruh rasio kinerja keuangan dan tingkat suku bunga terhadap volume penjualan saham perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Jakarta

0 20 87

Pengaruh kenerja keuangan perusahaan terhadap return saham Syariah (studi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)

0 4 109

Pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (Studi empiris pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 10 144

Pengaruh modal kerja terhadap kinerja keuangan : studi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic index tahun 2006-2007

0 6 130

Analisis Empiris perbedaan Kinerja Keuangan (Cr,Qr,Roe,Npm,Tat)dan Harga Saham (Per,Pbv) antara perusahaan yang melakukan stock split dengan perusahaan yang tidak melakukan stock split : studi empiris pada perusahaan bursa efek indonesia tahun 2006-2007

0 3 130

Analisis rasio keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dengan metode regresi logistik

15 196 146

Analisis kinerja keuangan perbankan sebelum dan sesudah mempunyai unit usaha syariah (studi empiris pada perusahaan perbaukan yang terdaftar di bi)

1 3 142

Pengaruh stuktur modal dan kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 33 119

Pengaruh kepemilikikan institusi terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 41 116