HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi kasus Perkara Cerai Gugat Nomor : 0883Pdt.G2017PA.Amb) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN

AKIBAT KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

(Studi kasus Perkara Cerai Gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh :

Herwin Dwinata

NIM : 21214002

  

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN

AKIBAT KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

(Studi kasus Perkara Cerai Gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh :

Herwin Dwinata

NIM : 21214002

  

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Herwin Dwinata NIM : 212-14-002 Jurusan : Syariah Program Studi : Ahwal Al-Syakhsiyyah

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, buka jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi saya ini, dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 15 September 2018 Yang menyatakan Herwin Dwinata

  

PENGESAHAN

  Skripsi berjudul :

  

HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

(studi kasus cerai gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb)

  Oleh : Herwin Dwinata

  NIM : 21214002 Telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Jum‟at tanggal 21 September 2018, dan telah dinayatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam.

  Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Sidang : Dr.H.Muh.Irfan Helmy,Lc.,M.A ........................................

  Sekretaris Sidang : Heni Satar, S.H.,M.Si ........................................ Penguji I : Farkhani, S.H.,S.Hi.,M.H. ........................................ Penguji II : Muh. Hafidz, M.A.g ............................................

  Salatiga, September 2018 Dekan Fakultas Syari‟ah Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.

  NIP.19670115 199803 2 002

  v

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO “ Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua” “ Education is’t the best equipment for old age “

   PERSEMBAHAN

Terutama sekali untuk isteri tecinta yang telah memberi suport kepada suaminya,

Tri Muryanti, juga untuk anak-anakku tersayang Nofrianto SP,

  Rizki Dwi Setyowati dan Putri Novia Nurjanah yang selalu memberi semangatku agar terus maju pantang mundur , dan teman-teman ASNR 2014 yang selalu bersama memotivasi untuk mencapai harapan.

  vi

  

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

  Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

  melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam dipersembah kepada junjungan Baginda Rasulullah SAW, yang telah menjadikan umat manusia hidup dari alam kegelapan (jahiliyah) kepada alam yang terang benderang berilmu pengetahuan serta yang memberikan syafaat kepada kita umatnya. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga bimbingan, pengarahan dan bantuan telah banyak penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

  1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga; 2.

  Ibu Dr. Hj.Siti Zumrotun, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari‟ah;

  3. Bapak Dr. Illya Muhsin, S.H.i,.M.Hi ,selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan;

  4. Bapak Dr.H. Muhammad Irfan Helmy, Lc,.M.A., selaku Wakil Dekan Bidang Akademis; 5. Bapak Syukron Ma‟mun S.HI,.M.S.i. selaku Ketua Program Studi Ahwal Al-Syakhsiyyah;

  6. Ibu Heni Satar Nurhaida, S.H,.M.Si. selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya guna membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini;

  7. Ibu Luthfiana Zahriani , M.H selaku Dosen Pembimbing Akademik;

  8. Seluruh dosen IAIN Salatiga, yang selama 8 semester telah membagi ilmunya yang sangat bermanfaat;

  9. Istriku dan anak-anakku yang telah mensupport serta memberikan dukungan moril sehingga dapat merampungkan kuliah di IAIN Salatiga;

  10. Teman-teman ASNR 2014, yang selalu membantu dan mensupport saya dalam menyelesaikan kuliah;

  11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berperan dan menbantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Teriring do‟a dan harapan semoga amal baik dan jasa semua pihak tersebut diatas akan mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT. Amin.

  Wassalamualaikum wr.wb Penulis

  

ABSTRAK

  Herwin Dwinata, 2018, HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT

  KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi kasus Perkara Cerai Gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb di Pengadilan Agama Ambarawa) Skripsi

  Jurusan Syari‟ah, Program Studi Ahwal Al-Syakhsiyyah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing : Heni Satar, S.H,.M.Si.

  Kata Kunci : Hak Istri, Cerai Gugat, KDRT

  Penulisan skripsi ini dilatar belakangi adanya kasus kekerasan dalam rumah tangga yang berakibat istri melakukan cerai gugat terhadap suaminya secara hukum di Pengadilan Agama Ambarawa. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Adakah faktor-faktor penyebab istri melakukan cerai gugat terhadap suaminya, (2) Hak-Hak apa yang didapat isteri pasca perceraian akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus perkara cerai gugat Dalam pembuatan skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian yuridis sosiologis yang bertujuan untuk melakukan penelitian dengan bahan pustaka yang ada untuk mencari gambaran dengan menggunakan metode berpikir induktif. Untuk mendapatkan data data yang diperlukan sebagai bahan dalam penulisan skripsi, penulis melakukan observasi sekaligus wawancara kepada Objek ataupun koresponden untuk memperoleh informasi meyangkut kasus cerai gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb di Pengadilan Agama Ambarawa. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa adanya gugatan cerai gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb di Pengadilan Agama Ambarawa, dikarenakan obyek penelitian (istri) seringkali mendapat perlakukan buruk dari suaminya hanya karena cekcok dalam rumah tangga yang berujung suaminya melakukan tindak kekerasan fisik, Hal tersebut berlangsung setiap saat ketika terjadi pertengkaran, lantaran permintaan istri kepada suami untuk menambah uang belanja dan jajan anak-anaknya, karena trauma dan takut apabila marah suami pasti melakukan pemukulan dan menendang istrinya, akhirnya istri memohon kepada Pengadilan Agama Ambarawa untuk cerai gugat suaminya secara hukum.

  Mempertimbangkan keputusan Cerai Gugat Nomor :0883/Pdt.G/2017/PA.Amb Majelis Hakim merujuk pada pasal 19 ayat (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 yang berlaku di Indonesia, serta Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam memutus yaitu mengabulkan gugatan penggugat secara verstek dan menjatuhkan talaq satu ba‟in sughro.Dalam putusan ini tidak dicantumkan hadonah atau nafkah iddah dan/ atau nafkah mut‟ah karena hakim beranggapan untuk hak-hak dimaksud hanya diberikan untuk cerai talaq saja sedangkan Cerai gugat belum ada aturan atau Perundang-Undangan yang mengaturnya.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL..................................................................................................................i LEMBAR BERLOGO.............................................................................................ii JUDUL....................................................................................................................iii PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................iv PENGESAHAN KELULUSAN..............................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................vii KATA PENGANTAR..........................................................................................viii ABSTRAK..............................................................................................................ix DAFTAR ISI............................................................................................................x DAFTAR TABEL...................................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..............................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................,....6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................6 D. Kegunaan Penelitian...................................................................6 E. Penegasan Istilah.........................................................................7 F. Tinjauan Pustaka..........................................................................8 G. Metode Penelitian......................................................................12 H. Sistimatika Penulisan................................................................17 BAB II. LANDASAN TEORI A. Konsep Umum Tentang Perceraian...........................................19

  1. Terjadinya Nusyuz dari pihak isteri......................................19 x

  2. Nusyuz Suami terhadap istri...............................................23

  3. Terjadinya Syiqaq...............................................................23

  4. Salah satu pihak melakukan zina........................................24

  B. Perceraian menurut Al- Qur‟an..................................................25

  C. Perceraian Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 dan KHI..........27

  D. Alasan Percaraian.....................................................................27

  E. Akibat Hukum Yang ditimbulkan dalam perceraian...............28

  1. Pengertian Talaq.................................................................28

  2. Pengertian Cerai Gugat.......................................................31

  3. Hukum Cerai Gugat dalam Islam.......................................31

  4. Pasal yang memuat tentang Cerai Gugat dalam KHI.........34

  F. Konsep Umum Tentang KDRT................................................35

  1. Pengertian Kekerasan.........................................................35

  2. Pengertian KDRT..................................................................37

  3. Lingkup KDRT...................................................................38

  4. Larangan KDRT.................................................................38

  5. Faktor Penyebab terjadinya KDRT....................................40

  6. Sangsi Hukum terhadap Pelaku KDRT.............................43

  7. Penanganan Pemulihan Korban KDRT..............................47

  8. Pandangan Islam terhadap KDRT......................................49

  G. Hak-Hak Istri Pasca Perceraian................................................54

  1. Hak Isteri Pasca Perceraian karena talaq............................54

  2. Hak Istri Pasca Cerai Gugat...............................................59

  BAB III. HASIL PENELITIAN A Profil Pengadilan Agama Ambarawa.........................................61

  1. Letak Geografis...................................................................61

  2. Visi dan Misi........................................................................61

  3. Wilayah Yuridiksi................................................................62

  xi

  4. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Ambarawa...........63

  5. Daftar Rekapitulasi Perkara Gugatan.................................64

  6. Gambaran putusan Hakim Tentang Perkara Cerai Gugat dari Bulan Juni s/d Bulan Agustus 2018..............................66 B. Gambaran Perkara Cerai Gugat Nomor :...................................67

  C. Putusan Hakim ..........................................................................72

  BAB IV. PEMBAHASAN A. Faktor -Faktor............................................................................74

  1. Faktor Penelentaran ekonomi............................................ 74

  2. Faktor Kekerasan fisik.......................................................75

  B. Hak-Hak Istri Pasca Perceraian.................................................76

  1. Analisa Putusan Majelis Hakim...........................................76

  2. Pandangan Hukum tentang Hak-Hak istri............................79

  BAB V. PENUTUP A. KESIMPULAN..........................................................................83 B. SARAN.......................................................................................84 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran Riwayat Hidup Penulis.

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Daftar Rekapitulasi Perkara Gugatan Bulan Juni 2018.......................... 63 Tabel 2. Daftar Rekapitulasi Perkara Gugatan Bulan Juli 2018............................63

  Tabel 3. Daftar Rekapitulasi Perkara Gugatan Bulan Agustus 2018.....................65

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Lembar Konsultasi skripsi Lampiran II Nota Pembimbing Lampiran III Permohonan izin penelitian Lampiran IV Jawaban permohonan izin penelitian Lampiran V Salinan Putusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu jenis ibadah dalam Islam, setiap manusia

  yang telah dewasa dan sehat jasmani serta rohaninya pasti membutuhkan teman hidup. Teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologisnya.Nikah menurut arti asli dapat juga berarti aqad, dengan nikah menjadi halal hubungan kelamin antara laki- laki dan perempuan (Ibrahim : 1971:65), Adapun menurut syara‟ nikah adalah akad serah terima antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk saling memuaskan satu dengan lainnya, yang dapat mencintai dan dicintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, serta yang bisa diajak kerja sama demi mewujudkan ketentraman,kedamaian dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga(Tihami:2009:8). Menurut bahasa nikah berarti berkumpul atau bersatu, menurut istilah nikah adalah melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikat diri antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan serta menghalalkan hubungan tubuh antar keduanya atas dasar sukarela dan persetujuan bersama demi mewujudkan keluarga bahagia yang diridhai Allah SWT (KHI : 2005:1

  7). Sebagaimana yang tercantum dalam al Qur‟an (Q.S ar_Ruum :30:21)

  اى ٌُُىْسَتِل بًجاَوْصَأ ْنُىِسُفًَْأ ْيِه ْنُىَل َكَلَخ ْىَأ ِهِتبَيآ ْيِهَو ًةَّدَىَه ْنُىٌَْيَب َلَعَجَو بَهْيَلِإ ٍثبَيلآ َهِلَر يِف َّىِإ ًتَوْحَسَو َىوُشَّىَفَتَي ٍمْىَمِل

  Artinya : “ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir [ QS. Ar Rum 30:21]

  Menikah adalah kesucian, sangat besar kemuliaan didalamnya, sangat tinggi kedudukan nikah dalam Islam, sehingga Al Qur‟an menyebutnya sebagai

  

mitsaqan ghaliza” (perjanjian yang sangat besar) hanya tiga ini disebut, dua untuk

  perjanjian tauhid, maka pernikahan yang diridhai Allah SWT akan dipenuhi oleh do‟a malaikat yang menjadi saksi pernikahan. (Muh.Fauzi Adhim : 2011: 124).

  Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warohmah (KHI:2005:7).Dan pernikahan juga sangat sensitif, kalau sebuah pernikahan mengalami keretakan dan kegersangan yang merasakan panas serta gerahnya tidak hanya suami isteri, sanak kerabatpun bisa ikut merasakannya. Namun sejalan dengan bergulirnya waktu, terkadang mahligai rumah tangga terguncang dengan adanya prahara didalam rumah tangga itu, percikan api amarah timbul dari saling cekcok, perselisihan faham antara suami dan isteri yang masing-masing mempertahankan pendapatnya. Perbedaan pandangan itu bisa timbul dari berbagai faktor, bisa masalah himpitan ekonomi, suami berpoligami, adanya unsur kekerasan dalam rumah tangga dan masih banyak faktor lain lagi yang bisa menimbulkan keretakan dalam hubungan suami isteri.

  Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan tidak secara langsung menyebutkan alasan mengapa isteri melakukan cerai gugat kepada suaminya, misalnya karena adanya kekerasan yang dilakukan suami terhadap isterinya, bisa kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual dan tidak dekade sekarang ini semakin banyak persoalan baru yang melanda rumah tangga semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi, maka semakin banyak tuntutan persoalan ekonomi setiap pribadi dalam rumah tangga yang harus terpenuhi, tidak terpenuhinya kebutuhan dimaksud maka akan menjadi suatu fenomena hidup berumah tanggayang selalu terjadi cekcok mulut , beradu argumentasi antara suami isteri tentang permasalah ekonomi sampai akhirnya berujung pada perceraian. Faktor lain sebagai pendukung kenapa banyak angka perceraian baik itu karena talaq atau cerai gugat di kantor Pengadilan Agama adalah karena adanya perubahan prilaku masyarakat modern terkini akibat tontonan dan informasi melalui media massa atau elektronik sebagai contoh infotainment yang menyuguhkan prilaku artis yang selalu kawin cerai, sinetron, berita tayangan koruptor yang secara tidak sadar sudah merusak tatanan prilaku masyarakat yang tadinya baik, santun, tidak berbicara kasar antara suami isteri , budaya Islami masih kental dan lain sebagainya menjadi prilaku masyarakat yang sarkastis, mudah tersinggung, egoistis, jauh dari nilai-nilai luhur budaya islami yang sudah temurun ditularkan dalam mengarungi hidup berumah tangga. Secara tidak langsung tayangan televisi dimaksud sudah merupakan kontribusi bagi masyarakat untuk semakin memandang perkawinan bukan lagi hal yang sakral.

  Perceraian adalah suatu perkara yang paling dibenci Allah, perceraian dipilih ketika dibutuhkan saja, yaitu apabila mempertahankan pernikahan akan mengakibatkan bahaya yang tidak bisa ditutupi. Bagi perempuan meminta cerai adalah perbuatan buruk, dan agama Islam melarangnya dengan menyertakan dibenarkan baik menurut perundang-undangan ataupun hukum Islam. Sebagaima na dimaksud dalam Al qur‟an pada surat Al-Baqarah : 229 yang berbunyi :

  ُحيِشْسَت ْوَأ ٍفوُشْعَوِب ُُُنبَسْهِئَف ِىبَتَّشَه ُقَلاَّطلا بًئْيَش َّيُهىُوُتْيَتاَء بَّوِه اوُزُخْؤَت ىَأ ْنُىَل ُّلِحَي َلاَو ٍىبَسْحِئِب بَويِف بَوِهْيَلَع َحبٌَُج َلاَف ِالله َد وُذُح بَويِمُي َّلاَأ آَفبَخَي ىَأ َّلآِإ َدوُذُح َّذَعَتَي يَهَو بَهوُذَتْعَت َلاَف ِالله ُدوُذُح َهْلِت ِهِب ْثَذَتْفا

  َىىُوِلبَّظلا ُنُه َهِئَلاْوُؤَف ِالله Artinya : “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum- hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang zhalim .” (Al- Baqarah: 229 )

  Ketentuan Pasal 115 Kompilasi Hukum Islam menyebutkan bahwa “ Perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan Agama setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak”. Undang-Undang Perkawinan pun prinsipnya memperketat terjadinya perceraian, dimana perceraian merupakan suatu jalan/langkah terakhir yang diambil apabila langkah

  • – langkah mediasi yang ditempuh menemui jalan dan kewajiban hukum termasuk didalamnya adalah hak dan kewajiban bagi suami dan isteri setelah berpisah. Kenyataannya di masyarakat banyak menunjukan bahwa setelah terjadi perceraian suami isteri langsung berpisah tempat tinggal , bahkan suami isteri pisah badan jauh sebelum terjadi perceraian, sehingga hak- hak dan kewajiban yang berkaitan dengan masa iddah sering terabaikan. Kasus gugatan cerai yang diajukan isteri kepengadilan agama akibat suami melakukan KDRT terus menerus juga menjadi salah satu kasus yang didokumentasikan oleh Komnas Perempuan. Beberapa tahun belakangan ini dorongan terhadap pengadilan Agama lebih sensitif terhadap gugatan cerai dengan alasan KDRT yang secara terus menerus terjadi dan semakin menguat (Komnas Perempuan:2008). Dari uraian diatas , penulis bermaksud untuk melakukan pengkajian dan penelitian yang lebih mendalam pada permasalahan “ Perceraian karena gugatan isteri “ sesuai dengan daerah domisili penulis, maka Pengadilan Agama Ambarawa adalah tempat yang sesuai untuk survey atau penelitian mengingat jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dijangkau dari tempat kediaman penulis, sehingga akan lebih fokus dalam melaksanakan tugas melakukan penelitian yang nantinya akan dituangkan dalam sebuah skripsi untuk persyaratan mengambil gelar Sarjana Hukum,dalam pembuatan skripsi ini penulis memfokuskan judul yaitu

  “ HAK-HAK ISTERI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN

  

DALAM RUMAH TANGGA”(Studi kasus perkara cerai gugat Nomor :

  0883/Pdt.G/2017/PA.Amb) “cerai gugat” serta gambaran atau jawaban yang konkrit.

  B. Rumusan Masalah.

  Rumusan Masalah bertitik tolak dari latar belakang serta ruang lingkup perkara cerai gugat tersebut diatas, maka kajian yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

  1. Faktor - Faktor apa sajakah yang menyebabkan seorang isteri melakukan cerai gugat suaminya ke Pengadilan Agama Ambarawa sebagaimana dimaksud dalam perkara cerai gugat Nomor 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb ?

  2. Apa sajakah hak-hak isteri yang didapat pasca perceraian akibat KDRT, setelah adanya putusan Hakim yang merupakan kekuatan hukum tetap dalam kasus perkara cerai gugat dengan Nomor Perkara : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

  Sesuai dengan Rumusan Masalah , maka penelitian ini bertujuan untuk menggali faktor-faktor penyebab yang menjadikan seorang isteri melakukan cerai gugat kepada suaminya, dan untuk mengetahui hak-hak isteri pasca perceraian akibat KDRT sebagaimana perkara cerai gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb.

  D. Kegunaan Penelitian.

  1. Secara Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan wawasan kasus dan memberikan sumbangan informasi praktik-praktik hukum islam perceraian yang berkembang dimasyarakat;

  b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan ilmiah bagi penelitian-penelitian selanjutnya tentang perkembangan faktor-faktor penyebab perceraian khususnya yang diakibatkan oleh KDRT yang dialami oleh isteri dan bagaimana proses penangannya.

  2. Secara Praktis Sebagai bahan acuan upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat dalam penyelesaian kasus perceraian baik yang diakibatkan karena talaq suami atau cerai gugat isteri.

  a. Manfaat bagi Hakim dapat memperkaya pertimbangan sosiologis dalam memutus perkara perceraian; b. Manfaat bagi ulama agar menambah wawasan tentang problematika perceraian akibat KDRT, untuk disampaikan kepada masyarakat; c. Manfaat bagi suami isteri agar mereka memperbaiki tatanan kehidupan rumah tangga yang lebih barokah dan menjaga keutuhannya dengan rasa saling percaya, menghargai satu dengan lainnya; d. Manfaat bagi mereka pelaku perceraian agar belajar dari pengalaman pahit agar dikehidupan berumah tangga selanjutnya tidak terulang hal serupa.

  E. Penegasan Istilah.

  Penegaan istilah dipergunakan untuk menghindari terjadinya salah persepsi kunci dalam penelitian (Imam Suyitno:2013:285) contoh penegasan istilah adalah sebagai berikut dibawah ini :

  1. Pasca Perceraian adalah sesudah adanya putusan hakim atas penghapusan perkawinan atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu;

  2. Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir;

  3. Cerai gugat adalah gugatan perceraian yang diajukan oleh isteri atau kuasanya melalui Pengadilan Agama;

  4. Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah tindakan yang dilakukan dalam rumah tangga baik oleh suami, isteri maupun anak yang berdampak buruk terhadap keutuhan fisik, psikis dan keharmonisan hubungan rumah tangga ( Undang-Undang PKDRT Nomor 23 tahun 2004 pasal 1 ).

  F. Tinjauan Pustaka.

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku-buku serta skripsi- skripsi ataupun penelitian-penelitian serta bahan bacaan dan artikel ilmiah yang membahas kasus perceraian yang terjadi dikehidupan masyarakat. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : Skripsi Detty Istikara (2004) yang berjudul Putusnya perkawinan karena cerai gugat (Analisa kasus Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor : 1091/pdt.G/2004/PA.JS) disini Detty Istikara meneliti faktor-faktor apa yang menyebabkan putusnya perkawinan dan bagaimana akibat cerai gugat terhadap anak, sedangkan metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian penelitian ini disimpulkan bahwa putusnya perkawinan karena cerai gugat isteri terhadap suaminya dengan alasan faktor ekonomi dan tidak ada tanggung jawab suami untuk menafkahi isteri dan anak-anaknya (lalai), disini ada putusan hakim yang menyatakan hadlanah dan pemeliharaan anak dipegang oleh ayahnya, dan pihak isteri tidak keberatan dikarenakan ada satu sisi yang membuat si Ibu tidak bisa memelihara anak.

  Skripsi Muhammad Iqbal Taufiqi (2008) yang berjudul Penelantaran Ekonomi sebagai alasan Cerai Gugat (Studi kasus di Pengadilan Agama Gresik) metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Yuridis Sosiologis, metode ini digunakan untuk memahami, mengetahui, dan menganalisa tentang gugatan perceraian sebagai alasan penelantaran ekonomi serta bagaimana dasar pertimbangan hakim mengabulkan gugatan perceraian dimaksud. Berdasarkan hasil penelitian Skripsi Muhammad Iqbal Taufiqi dapat disimpulkan bahwa penelantaran ekonomi sebenarnya tidak bisa dijadikan alasan gugat cerai karena tidak terdapat dalam perundang-undangan, akan tetapi penelantaran ekonomi yang berujung pada pertengkaran terus menerus dapat dijadikan alasan gugat cerai, hal inilah yang menjadi dasar hakim untuk mengabulkan gugatn isteri sebagaimana yang termaktub dalam pasal 19 hurup (f) Peraturan pemerintah Nomor 9 tahun 1975.

  Skripsi Himatul Aliyah (2013) yang berjudul Perceraian karena gugatan isteri (Studi kasus perkara cerai gugat Nomor : 0597/pdt.G/2011/PA. Sal dan Nomor metode penelitian kualitatif, membahas faktor-faktor apa saja yang menjadi sebab seorang isteri menggugat cerai suami adakah alasan yang krusial dalam pertimbangan Hakim memutus perkara cerai gugat Nomor : 0597/pdt.G/2011/PA.

  Sal dan Nomor 0740/pdt.G/2011/PA Sal di Pengadilan Agama Salatiga, peneliti melihat hasil putusan hakim telah memenuhi unsur pasal 39 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 116 hurup (g) KHI dan pasal 19 hurup (c) PP Nomor 9 Tahun 1975 dengan disertai alasan karena latar belakang pelaku cerai gugat dari keluarga kurang mampu sosial ekonominya, disamping suami penggugat kurang bertanggung jawab dalam menafkahi isteri dan anaknya, ianya juga pemarah dan kasar serta ringan tangan terhadap isterinya.

  Skripsi Andri Safa Sinaga (2009) yang berjudul cerai gugat sebab tindak kekerasan (Studi kasus Analisa Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor : 243/pdt.G/2007/PA JS.) menggunakan metode penelitian kualitatif. Faktor-Faktor apa saja yang menyebabkan tindak kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi maka penulis menganalisa terhadap putusan cerai gugat dengan alasan pertengkaran yang berlanjut kepada tindakan KDRT pada Pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan Nomor : 243/pdt.G/2007/PA JS. Hasil analisa atas Putusan Hakim mengabulkan permohonan cerai gugat dianggap penulis sudah tepat, sesuai pasal 19 hurup (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo pasal 116 hurup (f) Kompilasi Hukum islam (KHI) dengan alasan karena antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran serta tidak ada harapan akan hidup rukun kembali dalam rumah tangga, dan diikuti dengan Skripsi M.Andi Raihan (2014) yang berjudul Perceraian Akibat Kekerasan Dalam Rumag Tangga (Studi Analisa Putusan Pengadilan Agama Bogor Nomor : 214/pdt.G/PA.Bgr) menggunakan metode penelitian yuridis sosiologi, dari hasil penelitian penulis disimpulkan bahwa tidak sedikit prilaku suami isteri yang kerap sering terjadi cekcok rumah tangga dikarenakan ada beberapa faktor penyebabnya. Menyikapi Putusan Hakim di Pengadilan Agama Bogor dalam perkara cerai gugat Nomor : 214/pdt.G/PA.Bgr. yang mengabulkan permohonan penggugat, sesuai pasal 19 hurup (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo pasal 116 hurup (f) Kompilasi Hukum Islam (KHI) adalah alasan karena perselisihan dan cekcok rumah tangga yang berakibat salah satu pihak menggunakan kekuatannya untuk melakukan kekerasan (pihak suami) percuma apabila dimediasi oleh Pengadilan Agama untuk rukun kembali dianggap akan menimbulkan suasana rumah tangga lebih banyak mudharatnya saja, sehingga dengan keyakinan kuat, pihak penggugat meminta kepada Pengadilan Agama Bogor mengabulkan permohonannya. Dalam pembuatan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda dengan peneliti terdahulu yaitu metode penelitian yuridis sosiologis atau teknik penelitian hukum sosiologis atau empiris yang bertujuan untuk mendapatkan data primer dengan menggunakan metode berpikir induktif untuk mendapat gambaran tentang hukum obyektif

kemudian mencari gambaran tentang hukum subyektif (hak dan kewajiban). Penelitian yang penulis sajikan bertujuan untuk mencari celah hukum yang Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb., dalam amar putusan Hakim mengabulkan permohonan penggugat untuk cerai gugat , namun dalam putusan tersebut tidak mencantumkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang PKDRT yang merupakan dasar hukum paling dominan dari timbulnya perkara cerai gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb.

G. Metode Penelitian.

  Berdasarkan permasalahan yang diteliti oleh penulis, maka metode merupakan strategi yang utama dan mempunyai peran sangat penting, karena dalam penggunaan metode adalah upaya untuk memahami dan menjawab persoalan yang akan diteliti. (Bambang Songgono 1997:27:28).

  1. Teknik Penelitian Hukum Sosiologis.

  Teknik Penelitian Hukum Sosiologis atau empiris adalah teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data primer dan menemukan kebenaran dengan menggunakan metode berpikir induktif, sebagai mana fakta yang didapat dari koresponden,teknik ini merupakan proses induksi dari pengujian kebenaran . Cara kerja dari metode Hukum sosiologis adalah mengumpulkan dan mencari serta menemukan data serta informasi melalui studi kepustakaan dan asumsi atau anggapan dasar untuk menjawab persoalan penelitian skripsi ini. Dengan demikian kebenaran dalam suatu penelitian telah dinyatakan reliable tanpa harus melalui proses rasionalisasi.(Soejono Soekamto dan Sri Mamudji 2009 : 13-14) Teknik Pengumpulan Data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono 2009: 224). Secara umum dalam penelitian kualitatif terdapat 3 (tiga) macam teknik pengumpulan data yaitu : a. Observasi.

  Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap obyek yang diteliti (Narbuko:1997:37).

  b. Wawancara.

  Wawancara adalah suatu bentuk komnikasi verbal, yaitu semacam percakapan untuk memperoleh informasi atau suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengaan cara tanya jawab lisan, baik langsung atau tidak langsung dengan sumber data ( Nasution:2001:25) .Wawancara bisa dilakukan dengan cara langsung artinya wawancara yang ditujukan langsung kepada orang yang diperlukan keterangannya/datanya dalam penelitian. Dan wawancara tidak langsung artinya wawancara ditujukan kepada orang lain yang dipandang dapat memberikan keterangan mengenai keadaan orang yang diperlukan datanya.

  Dokumentasi adalah kegiatan dalam penelitian untuk mencari dan mengumpulkan data pendukung berupa foto, surat-surat dokumen, arsip arsip pendukung bila ada yang tujuannya adalah menunjang penelitian yang dilakukan.

  3. Sumber Data.

  Sumber data diperoleh dari subyek dimana suatu data dapat diperoleh (Arikunto:1998:144). Dan pendapat lainnya mengenai pengertian Sumber Data adalah tempat dimana data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa manusia, artefak ataupun dokumen-dokumen (Sutopo:2006:56-57) sedangkan pencatatatn sumber data melalui wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat,mendengar dan bertanya ( Moleong: 2001:112)

  a. Bahan Hukum Primer bahan Hukum Primer yang dijadikan acuan adalah peraturan Perundang-Undangan yang erat hubungannya dengan masalah yang akan diteliti yaitu :

  1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;

  2. Kompilasi Hukum Islam (KHI);

  3. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata;

  4. Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 48 Tahun 2009;

  5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah tangga (PKDRT).

  1. Literatur- literatur; 2. Artikel-artikel yang berasal dari internet tau media cetak.

  c. Bahan Hukum Tersier.

  1. Kamus Hukum; 2. Kamus besar Bahasa Indonesia.

  5. Analisa Data Proses yang digunakan untuk analisis data kualitatif adalah narasi dalam bentuk penelitian ilmiah, gunanya untuk mencari dan menyusun secara sistimatis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat dinformasikan kepada orang lain (Sugiyono 2009: 244). Menurut Miles dan Huberman ( Sutopo:2006:43) ada 3 (tiga) komponen pokok teknik analisa data kualitatif yang digunakan dengan menggunakan metode interaktif berupa :

  a. Reduksi Data Reduksi Data adalah sajian analisa suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilaksanakan. b. Sajian Data Sajian data adalah rakitan organisasi infromasi yang memungkinkan data. Peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan suatu pada analisa ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut.

  c. Penarikan Kesimpulan.

  Penarikan kesimpulan yaitu kesimpulan yang ditarik dari semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data, pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya kesimpulan yang diambil menjadi lebih kokoh. Apabila kesimpulan yang ditarik kurang mantap dan terdapat kekurangan data, maka penulis dapat melakukan lagi pengumpulan data. Setelah data-data terkumpul lengkap kemudian diadakan penyajian data lagi yang susunanya dibuat sistimatis sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan berdasarkan data tersebut.

H. Sistimatika Penulisan.

  Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang arah dan tujuan penulisan penelitian ini, maka secara garis besar digunakan sistimatika penulisan sebagai berikut :

  Bab I Pendahuluan, dalam bab ini adalah merupakan bagian pembuka yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka dan metode penelitian yang cakupannya tentang teknik penelitian hukum normatif, teknik penelitian hukum sosiologis, teknik pengumpulan data, sumber data serta analisa data dan yang terkahir adalah menjelaskan tentang sistimatika penulisan. perceraian dilanjutkan dengan perceraian menurut Alqur‟an, selanjutnya pembahasan perceraian menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974tentang perkawinan dan Kompilasi Hukum islam, di bab ini juga membahas tentang alasan perceraian dan mengupas hukum yang ditimbulkan akibat perceraian, selanjutnya hukum cerai gugat menurut Ajaran Islam berikut pasal cerai gugat dalam KHI. Selain konsep perceraian diatas maka topik bahasan selanjutnya adalah tentang konsep umum KDRT yang berisi tentang pengertian secara harpiah KDRT itu sendiri dan lingkup KDRT dalam pasal 5 UU KDRT serta larangan dan penyebab KDRT dan sangsi hukum bagi pelaku KDRT dan upaya pemulihan korban serta pandangan Islam tentang KDRT itu sendiri dan topik bahasan pada

  bab II yang merupakan topik yang akan dilakukan penelitian adalah tentang Hak- hak isteri pasca perceraian. Bab III mengangkat tema tentang hasil penelitian dimana ditampilkan pada pokok bahasan di bab tiga ini yaitu tentang profil Pengadilan Agama Ambarawa menjelaskan tentang letak geografis dan misi dan visi pengadilan agama ambarawa, selanjutnya struktur organisasi Pengadilan Agama Kelas 1B ambarawa, dan tabel daftar rekapitulasi perkara gugatan bulan Juni, Juli dan Agustus 2018, menjelaskan tentang gambaran putusan hakim tentang perkara cerai gugat dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2018 serta gambaran perkara cerai gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb dan mengetengahkan tulisan tentang putusan hakim pengadilan agama ambarawa tentang kasus diatas. menyangkut faktor-faktor yang menyebabkan istri melakukan cerai gugat dalam perkara cerai gugat nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb dan tentang hak-hak istri pasca cerai gugat sebagaimana putusan kasus cerai gugat nomor :0883/Pdt.G/2017/PA.Amb di Pengadilan Agama Ambarawa.

  Bab V merupakan bab terakhir sebagai penutup, berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang diberikan penulis kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Umum Tentang Perceraian Perceraian merupakan suatu keputusan yang membutuhkan pemikiran yang

  serius , kedewasaan bertindak serta niat yang kuat untuk menjalankannya. Mau tidak mau peceraian akan mengakibatkan dampak yang tidak baik secara psikologis, yuridis dan lainnya untuk suami, isteri, anak dan sanak keluarga lainnya. Perceraian pada hakekatnya adalah suatu proses dimana hubungan suami isteri tidak ditemukan lagi keharmonisan dalam perkawinan. Mengenai definisi perceraian dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 tidak mengatur secara tegas, melainkan hanya menentukan bahwa perceraian hanyalah satu sebab dari putusnya perkawinan. Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam putusan Nomor 38/K/AG/1980 tanggal 5 Oktober 1980 menjelaskan Bahwa perceraian dapat dilakukan apabila perkawinan sudah pecah dan sukar untuk dirukunkan kembali, tanpa melihat siapa yang salah dalam perselisihan itu.

  Talaq itu hukumnya dibolehkan ketika berada dalam keadaan darurat, baik atas inisiatif suami atau inisiatif isteri (Amiur Nuruddin dan Azhari Tarigan :2014:208) Setidaknya ada 4 (empat) kemungkinan yang dapat terjadi dalam kehidupan berumah tangga yang dapat memicu terjadinya perceraian. (Anwar Rafiq : 1995:269-272) yaitu :

1. Terjadinya Nusyuz dari pihak isteri

  Secara kebahasaan Nusyuz dari akar kata an-Nasyz atau nasyaad yang berarti tempat tinggi atau sikap tidak patuh dari salah seorang suami atau isteri atau perubahan sikap suami atau isteri. Dalam pemahamannya arti kata an- durhaka atau tidak patuh. Disebut Nusyuz karena suami atau isteri merasa lebih tinggi sehingga dia tidak perlu merasa untuk patuh. Ibnu Mansyur dalam kitabnya Lisan al

  • – Arabmendefinisikanan-Nusyuzsebagai rasa

  kebencian salah seorang pihak baik suami ataupun isteri terhadap pasangannya. Sementara Wahbah Azzuhaili mengatakan Nusyuz sebagai ketidak patuhan atau rasa benci terhadap pasangannya (Abdul azis Dahlan : : 1353-1354 ) Yang dinamakan isteri menyeleweng adalah durjana kepada suaminya, tidak taat kepadanya atau menolak diajak ketempat tidurnya atau keluar dari rumahnya tanpa seizin suaminya. Menasehati isteri yaitu mengingatkan ia kepada Allah SWT, menakut nakuti dia dengan nama Allah dan mengingatkannya tentang kewajiban kepada suami dan hak-hak suaminya yang wajib ditunaikan, memalingkan pandangannya dari hal-hal yang dosa dan perbuatan durhaka, mengingatkannya akan kehilangan nafkah, pakaian dan ditinggalkan ditempat tidur sendirian (Akhmad Rokib : 2003: 124).

  Bahwa perempuan yang melakukan nusyuz itu tidak mempunyai jiwa dan watak yang sama, maka apa yang akan dilakukan lebih dahulu, memberi nasehat atau meninggalkan tempat tidur dan sebagainya diserahkan kepada suaminya, karena ada perempuan yang dapat menerima nasehat yang lemah lembut dan ada pula yang hanya merasa takut kalau diancam dengan perkataan yang kasar dan sebagainya. Sebab itu hendaklah diketahui apa sebabnya nusyuz itu timbul, sebenarnya nusyuz itu bukanlah tabiat asli dalam surat an-Nisa :4:34 berbunyi :

  َفْوِهِلاَىْهَؤٌِْهْاىُمَفًَأبَوِبَىٍضْعَبىَلَعْوُهَضْعَبُهّلل َلاَّضَفبَوِبءبَسٌِّلبىَلَعًَىُهاَّىَمُلبَجِّشلا ْهاَىٌَُّهىُظِعَفٌَُّهَصىُشًٌَُىُفبَخَتيِتَّلالاَىُهّللبَظِفَحبَوِبِبْيَغْلِّلٌتبَظِفبَحٌتبَتًِبَمُتبَحِلبَّصلا ىُبِشْضاَىِعِجبَضَوْلبيِفٌَُّهوُشُج ًّيِلَعًَبَىَهّللبًَِّإًلايِبَسٌَِّهْيَلَعْاىُغْبَتَلاَفْوُىٌَْعَطَؤًِْئَفٌَُّه

  اًشيِبَوا Artinya :