Penerapan model pembelajaran kooperatif permainan estafet sebagai upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas XA SMA Budya Wacana Yogyakarta pada materi protista - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERMAINAN
ESTAFET SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XA SMA BUDYA WACANA
YOGYAKARTA PADA MATERI PROTISTA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh:
Margaretha Bertie Riyani
NIM: 101434011


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini Ku persembahkan kepada:

Kedua orang tuaku, Alm. Bapak Yosaphat Sumardi dan
Ibu Tumpinah Kasmin
Mas Feliks Anggie Purwoko dan keluarga besar yang selalu
mendoakan dan mendukungku
Mas Yosef Triadi Nugroho yang senantiasa memberi

semangat dalam hidupku
SMA Budya Wacana Yogyakarta
Sahabat-sahabatku tercinta, Pendidikan Biologi 2010
Almamaterku,
Universitas Sanata Dharma

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO

We cannot all do great things,
But we can do small things with great love.
~Mother Teresa~


Orang yang paling berbahagia
tidak selalu memiliki hal-hal terbaik..
Mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik
dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya..

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Margaretha Bertie Riyani. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Permainan Estafet sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Biologi Siswa Kelas XA SMA Budya Wacana Yogyakarta pada Materi
Protista. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
biologi siswa kelas XA SMA Budya Wacana Yogyakarta pada materi Protista
dengan metode permainan estafet. Subjek dalam penelitian ini adalah 20 siswa

kelas XA semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 di SMA Budya Wacana
Yogyakarta. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam
setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan
tindakan (acting), observasi (observation), dan refleksi (reflection).
Motivasi siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan metode permainan
estafet adalah sebanyak 80% siswa memiliki motivasi yang tinggi, dan 20% siswa
memiliki motivasi yang cukup. Persentase pencapaian KKM aspek kognitif siswa
pada post test siklus I adalah 25%, dan meningkat pada siklus II menjadi 35%.
Nilai rata-rata kelas siklus I sebesar 52,5 menurun pada siklus II menjadi 50.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
pembelajaran permainan estafet dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
biologi siswa kelas XA SMA Budya Wacana Yogyakarta pada materi Protista.
Namun, keberhasilan penelitian ini tidak berbanding lurus dengan hasil aspek
kognitif.
Kata kunci: permainan Estafet, motivasi, hasil belajar, Protista

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Margaretha Bertie Riyani. 2014. Application of Relay Games Cooperative
Learning Model as Effort to Increase Motivation and Student's Biology Study
Result of XA Class of Budya Wacana Yogyakarta Senior High School on
Protists Subject. Thesis. Biology Education Study Program, Department of
Mathematics and Science Education. Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research was aimed to increase motivation and student’s biology study
results of XA class of Budya Wacana Yogyakarta Senior High School on Protists
subject by applying relay games method. The subjects of this research were 20
students of XA class in first semester of the year 2013/2014 at Budya Wacana
Yogyakarta Senior High School. This classroom action research was conducted in
two cycles. Each cycle consists of four stages; there are planning, acting,
observation, and reflection.
Student motivation after learning with the relay games method is as much as

80% of students have high motivation, and 20% of students have enough
motivation. Percentage study result of student’s cognitive aspect on first cycle was
25%, and increase on second cycle became 35%. The average score of the class
on first cycle was 52,5 and decline on second cycle became 50.
Based on this result, it can be concluded that application of relay games
learning method can increase motivation and biology study result of XA class of
Budya Wacana Yogyakarta Senior High School on Protists subject. But, in the
case of cognitive aspect it wasn’t increase.
Keywords: relay games, motivation, study result, Protists

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas
rahmat dan kuasa-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat selesai dengan baik.
Skripsi yang berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF

PERMAINAN

ESTAFET

SEBAGAI

UPAYA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
KELAS XA SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA PADA MATERI
PROTISTA” bertujuan untuk memenuhi persyaratan gelar kesarjanaan di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.

2.

Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3.

Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi yang selalu memberikan dukungan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.

4.


Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang selama ini
bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing, mendorong,
dan memberi masukan yang sangat bermanfaat untuk penyusunan skripsi ini
hingga terselesaikan dengan baik.

5.

Ibu Sih Hendri Saptati, S.Pd. selaku guru pengampu mata pelajaran Biologi di
SMA Budya Wacana Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian.

6.

Segenap dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
yang telah mendidik dan memberikan banyak pengalaman dan ilmu
pengetahuan kepada penulis.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………

ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………..

iv

MOTTO ……………………………………………………………………

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………………………

vii

ABSTRAK …………………………………………………………………

viii

ABSTRACT ………………………………………………………………...

ix

KATA PENGANTAR …………………………………………………….

x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………

xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..

xv

DAFTAR TABEL …………………………………………………………

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………

xvii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………….

1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...

6

C. Batasan Masalah ……………………………………………………….

6

1. Objek Penelitian ………………………………………………........

6

2. Parameter …………………………………………………………..

6

3. Materi …………………………………………………………........

7

D. Tujuan Penelitian …………………………………………………........

7

E. Manfaat Penelitian ……………………………………………………..

7

1. Bagi Guru/ Sekolah ………………………………………………..

7

2. Bagi Siswa …………………………………………………………

8

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Bagi Peneliti ……………………………………………………….

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….

9

A. Belajar dan Pembelajaran ………………………………………….......

9

B. Hasil Belajar ……………………………………………………….......

11

1. Ranah Kognitif …………………………………………………….

12

2. Ranah Afektif ………………………………………………….......

13

3. Ranah Psikomotor ………………………………………………….

14

C. Motivasi ………………………………………………………………..

16

D. Pembelajaran Kooperatif ………………………………………………

19

E. Permainan Estafet (Talking Stick)…………………………………........

21

F. Materi Protista ………………………………………………………….

24

G. Hasil Penelitian yang Relevan ……………………………………........

25

H. Kerangka Berpikir ……………………………………………………...

25

I.

Hipotesis Tindakan …………………………………………………….

26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….

27

A. Jenis Penelitian …………………………………………………….......

27

B. Variabel Penelitian ……………………………………………………..

27

C. Setting Penelitian ………………………………………………............

28

D. Rancangan Tindakan …………………………………………………..

28

1.

Perencanaan ……………………………………………………….

28

2.

Pelaksanaan Tindakan …………………………………………….

32

3.

Observasi ………………………………………………………….

35

4.

Refleksi ………………………………………………………........

36

E. Instrumen Penelitian ……………………………………………….......

36

1. Instrumen Pembelajaran …………………………………………...

37

2. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………………..

37

F. Validitas instrumen …………………………………………………….

40

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

G. Analisis Data …………………………………………………………...

41

1. Motivasi Siswa ……………………………………………………..

41

2. Analisis Hasil Tes ………………………………………………….

45

3. Uji One Sample T-Test……………………………………………..

46

H. Indikator Keberhasilan …………………………………………...........

46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………..

47

A. Deskripsi Penelitian ………………………………………………........

47

1. Siklus I ……………………………………………………………..

47

2. Siklus II …………………………………………………………….

55

B. Hasil dan Analisa Data …………………………………………….......

61

1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ………………………………

61

2. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa …………………………

62

C. Analisis Uji T Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II ……………...

64

D. Pembahasan ……………………………………………………………

64

1. Motivasi Belajar Siswa …………………………………………….

64

2. Hasil Belajar Aspek Kognitif …………………………………........

68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….

71

A. Kesimpulan …………………………………………………………….

71

B. Saran ……………………………………………………………….......

72

Daftar Pustaka …………………………………………………………….

73

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siswa mengerjakan pre test ……………………………………..

48

Gambar 2. Siswa melakukan diskusi kelompok ……………………………

49

Gambar 3. Siswa melakukan permainan estafet ……………………………

51

Gambar 4. Siswa mengerjakan post test ……………………………………

54

Gambar 5. Siswa melakukan diskusi kelompok ……………………………

56

Gambar 6. Siswa melakukan permainan estafet ……………………………

57

Gambar 7. Kategori motivasi belajar siswa ………………………………...

65

Gambar 8. Grafik ketuntasan klasikal aspek kognitif …………………........

68

Gambar 9. Struktur Amoeba ………………………………………………..

101

Gambar 10. Struktur Paramecium ………………………………………….

103

Gambar 11. Struktur Trypanosoma gambiense …………………………….

104

Gambar 12. Struktur Toxoplasma gondii …………………………………...

106

Gambar 13. Struktur Saprolegnia …………………………………………..

108

Gambar 14. Siklus hidup Myxomycota ……………………………………..

109

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi item kuisioner motivasi belajar siswa …………………...

39

Tabel 2. Kisi-kisi item observasi …………………………………………...

40

Tabel 3. Kisi-kisi penskoran kuisioner motivasi siswa ……………………..

42

Tabel 4. Kategori motivasi siswa …………………………………………...

44

Tabel 5. Indikator keberhasilan …………………………………………….

46

Tabel 6. Hasil analisis psikomotor siswa siklus I …………………………..

52

Tabel 7. Hasil analisis psikomotor siswa siklus II ………………………….

58

Tabel 8. Analisis aspek psikomotor ………………………………………...

61

Tabel 9. Analisis motivasi belajar siswa ……………………………………

62

Tabel 10. Analisis hasil belajar dan ketuntasan siswa ……………………...

63

Tabel 11. Uji One sample T-tes post test siklus I dan siklus II …………….

64

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ………………………………………………………...

75

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………......

77

Lampiran 3. Lembar Kerja Kelompok ……………………………………...

88

Lampiran 4. Daftar pertanyaan permainan estafet ………………………….

94

Lampiran 5. Handout Materi Protista ………………………………………

98

Lampiran 6. Soal pre test …………………………………………………...

111

Lampiran 7. Soal post test siklus I dan siklus II ……………………………

118

Lampiran 8. Lembar Observasi Siswa………………………………………

131

Lampiran 9. Lembar Kuisioner Siswa ……………………………………...

133

Lampiran 10. Pembagian kelompok siswa …………………………………

136

Lampiran 11. Contoh pekerjaan pre test siswa ……………………………..

138

Lampiran 12. Contoh pekerjaan siswa dalam permainan estafet siklus I …..

148

Lampiran 13. Contoh hasil lembar observasi siswa siklus I ………………..

151

Lampiran 14. Contoh pekerjaan post test siklus I siswa ……………………

155

Lampiran 15. Contoh pekerjaan siswa dalam permainan estafet siklus II ….

165

Lampiran 16. Contoh pekerjaan post test siklus II siswa …………………...

168

Lampiran 17. Contoh pekerjaan kuisioner siswa …………………………...

176

Lampiran 18. Contoh hasil lembar observasi siswa siklus II ……………….

180

Lampiran 19. Daftar hasil perolehan skor kuisioner siswa …………………

184

Lampiran 20. Analisis penghitungan motivasi siswa ………………………

185

Lampiran 21. Daftar nilai post test siklus I dan siklus II …………………...

187

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran 22. Surat ijin penelitian dan observasi …………………………...

189

Lampiran 23. Surat keterangan selesai penelitian ………………………......

191

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah
Pendidikan saat ini menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia,
dengan mendapatkan pendidikan seseorang diharapkan dapat mengalami
perubahan ke arah yang positif. Perkembangan peradaban manusia dalam
bidang

pendidikan

dapat

diwujudkan

melalui

peningkatan

kualitas

pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh
melalui berbagai cara, antara lain peningkatan bekal awal siswa baru,
peningkatan kompetensi guru, peningkatan isi kurikulum, peningkatan
kualitas pembelajaran, penyediaan bahan ajar yang memadai dan penyediaan
sarana belajar.
Kurikulum sedemikian rupa disusun guna mendorong terciptanya siswa
yang cerdas dalam berkompetensi dan berkarakter. Kurikulum digunakan
sebagai acuan untuk menyusun rencana dan strategi pembelajaran. Selain
kurikulum, pilar utama dalam pendidikan yang mempunyai peran sentral
adalah guru. Guru berperan secara nyata dalam menghadapi permasalahan
dalam pendidikan maupun dalam pembelajaran. Guru sangat memegang
peranan penting dalam pembelajaran karena guru berperan sebagai fasilitator
dan motivator bagi siswa, sehingga siswa dapat menguasai materi yang
diajarkan dan mempunyai semangat untuk belajar. Guru pula yang
mempunyai andil paling besar dalam peningkatan kualitas proses dan hasil

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

belajar. Fakta lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran tidak selalu
berjalan mulus, selalu terdapat permasalahan dalam pembelajaran di kelas.
Permasalahan tersebut diantaranya motivasi belajar siswa rendah, lingkungan
yang tidak kondusif, keterbatasan media, penggunaan model belajar yang
kurang sesuai, dan lain-lain. Bagi guru, hal ini merupakan tantangan untuk
terus berinovasi dalam pembelajaran sehingga dapat mengarahkan siswa pada
pendidikan berkualitas dan kompetensi yang diinginkan bisa tercapai.
Siswa juga mempunyai peran dalam tercapainya kompetensi belajar
yang diinginkan, karena posisi

siswa sebagai

subjek

yang ingin

dikembangkan ilmu, kualitas, dan karakternya. Peran siswa akan sangat
menentukan ketercapaian kompetensi dan tinggi atau rendahnya hasil belajar.
Hal ini berkaitan dengan upaya dan sikap siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Dari banyak penelitian yang sudah dilakukan, sikap siswa
dalam proses pembelajaran yang aktif dan mempunyai motivasi akan
mendapatkan hasil belajar yang baik.
Djamarah (2011) mengungkapkan bahwa motivasi merupakan suatu
perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dapat
mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku
tersebut dapat dilihat dari sebelum dan sesudah siswa diberikan suatu materi
pelajaran, bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pelajaran dengan suatu
metode pembelajaran. Sedangkan tujuannya adalah penguasaan siswa akan
materi yang diajarkan dan pengaruhnya terhadap hasil belajar yang akan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

diperoleh. Dengan adanya motivasi dalam diri siswa, siswa akan cenderung
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan mengikuti proses pembelajaran
dengan serius serta lebih sadar dalam pemenuhan kebutuhannya.
Demi tercapainya kompetensi yang diinginkan, guru merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di kelas, hal ini berkaitan erat dengan
model dan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Metode dan model
pembelajaran menjadi penentu tercapai atau tidaknya kompetensi yang
diharapkan karena metode dan model tersebut merupakan jembatan bagi
siswa kepada pengetahuan yang diharapkan bisa dimiliki. Dengan
menggunakan model dan metode yang tepat, maka pembelajaran akan
berhasil. Metode dan model pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa
menyebabkan siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik
karena siswa menjadi malas dan tidak dapat berkonsentrasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi dan observasi di
kelas XA SMA Budya Wacana Yogyakarta terkait dengan penelitian ini,
dalam proses pembelajaran guru sudah mencoba menggunakan berbagai
metode dengan tujuan membangkitkan motivasi siswa. Metode yang
digunakan antara lain ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, dan studi
kasus. Namun metode pembelajaran tanya jawab, diskusi kelompok dan studi
kasus sangat jarang dilakukan oleh guru mata pelajaran Biologi di kelas XA
SMA Budya Wacana Yogyakarta. Pembelajaran langsung pada alam sulit
direalisasikan terkait dengan permasalahan lokasi sekolah yang terletak di
antara bangunan rumah penduduk dan tidak memiliki lingkungan terbuka.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

Penerapan beberapa metode tersebut belum juga membangkitkan motivasi
siswa. Suasana belajar di dalam kelas juga kurang kondusif. Hal tersebut
dikarenakan siswa kurang berkonsentrasi, ada beberapa siswa yang tidur di
kelas dan siswa cenderung ribut dengan temannya. Guru sudah berupaya
untuk menjaga kondisi kelas dan mendekati siswa satu per satu namun siswa
tetap tidak mau memperhatikan. Terlebih lagi dalam materi yang banyak
hapalan. Materi dalam pokok bahasan Protista cenderung menghapal
sehingga membuat siswa malas ataupun cepat lupa terhadap materi yang
diajarkan. Dalam materi Protista, materi yang dijelaskan pun banyak
menggunakan kata-kata ilmiah dalam penamaan contoh-contoh Protista,
sehingga sulit untuk dimengerti siswa.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa hasil belajar dan
motivasi belajar pada siswa kelas XA SMA Budya Wacana Yogyakarta
dalam materi Protista masih tergolong kurang. Hal ini ditinjau berdasarkan
hasil belajar siswa pada satu tahun terakhir dalam materi Protista. Hasil
belajar siswa yang mencapai nilai diatas 70 sebagai nilai KKM mata pelajaran
Biologi pada tahun 2012/2013 dalam materi Protista di kelas XA SMA Budya
Wacana Yogyakarta hanya berjumlah 7 siswa dari 24 siswa, sehingga siswa
yang memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 17 siswa. Ketuntasan
belajar yang diperoleh sebesar 29,2%. Dari hasil tersebut, terlihat bahwa
banyak siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar seperti yang
diharapkan. Kurangnya ketuntasan belajar siswa dalam proses pembelajaran

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

dikarenakan kurangnya motivasi siswa sehingga siswa tidak antusias, dan
cenderung menyepelekan dalam mengikuti pembelajaran.
Fenomena-fenomena yang muncul di kelas XA menunjukkan bahwa
ada beberapa masalah dalam proses pembelajaran di kelas tersebut. Maka dari
itu, perlu dilakukan sebuah upaya perubahan strategi pembelajaran yang
diharapkan mampu membangun motivasi siswa untuk belajar Biologi dengan
memanfaatkan interaksi antar siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan
dalam kondisi kelas XA SMA Budya Wacana adalah metode pembelajaran
kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran
yang mengajak siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui hasil kerja
sama antar siswa dalam kelompok.
Dari berbagai macam tipe pembelajaran kooperatif, tipe yang dirasa
sesuai dengan kondisi kelas XA SMA Budya Wacana adalah permainan
estafet.

Metode

ini

merupakan

metode

pembelajaran

yang

sudah

dimodifikasi, dimana siswa akan dibagi dalam kelompok-kelompok secara
acak dan siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kartu
soal. Semakin banyak jawaban benar dalam kelompok akan memberikan nilai
lebih bagi kelompok tersebut. Dengan situasi yang demikian diharapkan
siswa dapat bekerja sama secara optimal dalam kelompok.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan upaya yang dilakukan oleh
guru sebagai kolaborator dalam peningkatan kualitas pembelajaran, maka
dilakukan penelitian tentang strategi belajar dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Permainan Estafet sebagai Upaya Meningkatkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XA SMA Budya Wacana
Yogyakarta pada Materi Protista”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, permasalahan penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif permainan estafet dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XA SMA Budya
Wacana Yogyakarta pada materi Protista?

C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar dari segi kognitif dan segi
psikomotor serta motivasi siswa.
2. Parameter
Parameter dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan motivasi belajar
siswa pada materi Protista. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah hasil belajar kognitif yang dilihat dari hasil test. Sedangkan
motivasi siswa dilihat dari dorongan dalam diri siswa untuk berusaha
menguasai materi dan keseriusan dalam pembelajaran serta dalam
mengikuti permainan yang ditunjukkan dengan hasil observasi psikomotorik dan kuisioner.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

3. Materi
Materi yang akan dikenai tindakan adalah Protista yang dipelajari pada
kelas X semester 1 dalam Standar Kompetensi: 2. Memahami prinsipprinsip pengelompokan makhluk hidup. Pada Kompetensi Dasar 2.3.
Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista dan peranannya
bagi kehidupan. Dalam penelitian tindakan ini, hanya menggunakan
materi Protista pada subbab Protista mirip jamur dan Protista mirip hewan
beserta peranannya masing-masing.

D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan
dalam pembelajaran di kelas XA SMA Budya Wacana Yogyakarta pada
materi Protista dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif
permainan estafet untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan adalah:
1. Bagi Guru/ Sekolah


Menambah wawasan guru untuk model-model pembelajaran yang
dapat membuat siswa untuk lebih aktif di dalam kelas selama proses
belajar mengajar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8



Sebagai referensi bagi sekolah untuk menentukan kebijakan dalam
penerapan model pembelajaran dan dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan sekolah.

2. Bagi Siswa
Meningkatkan motivasi siswa khususnya di kelas XA SMA Budya
Wacana Yogyakarta pada mata pelajaran Biologi, terkhusus pada materi
Protista sehingga timbul kesadaran bagi siswa untuk mempelajari dengan
sungguh materi yang disampaikan oleh guru dan berdampak pada hasil
belajarnya.
3. Bagi Peneliti
Menambah kreativitas peneliti sebagai calon guru untuk menerapkan
model pembelajaran yang lebih bervariasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran
James O. Whittaker dalam Djamarah (2011) merumuskan belajar
sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman. Drs. Slameto dalam Djamarah (2011) mengungkapkan
bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Dari dua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor (Djamarah, 2011).
Belajar berbeda pengertian dengan pembelajaran. Pembelajaran ialah
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Surya, 2004). Dalam pembelajaran, guru menyediakan fasilitas bagi peserta
didik untuk dipelajari, dan pembelajaran berpusat pada siswa.
Perubahan perilaku sebagai hasil hasil pembelajaran mempunyai ciriciri sebagai berikut:

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

1.

Perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses
pembelajaran menyadari bahwa pengetahuannya telah bertambah,
keterampilannya telah bertambah, dan lain-lain.

2.

Perubahan yang bersifat kontinu (berkesinambungan), artinya suatu
perubahan yang telah terjadi menyebabkan terjadinya perubahan perilaku
yang lain.

3.

Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah
diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu
yang bersangkutan.

4.

Perubahan yang bersifat positif, artinya terjadi pertambahan perubahan
dalam diri individu. Perubahan yang diperoleh senantiasa bertambah dan
tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya.

5.

Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi dengan
sendirinya, akan tetapi melalui aktivitas individu.

6.

Perubahan yang bersifat permanen (menetap), artinya perubahan yang
terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri
individu, setidaknya untuk masa tertentu.

7.

Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan terjadi karena
ada sesuatu yang ingin dicapai, misalnya agar dapat berbicara, menulis,
dan lain-lain (Surya, 2004).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

B. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian hasil
belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai
siswa dengan kriteria tertentu (Sudjana, 2009). Belajar dan mengajar sebagai
suatu proses mengandung tiga unsur yaitu tujuan instruksional, proses belajar
mengajar dan hasil belajar. Ketiga unsur ini saling berkaitan. Dalam proses
belajar mengajar terdapat tujuan instruksional, dan dalam tujuan instruksional
terdapat proses belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar akan
didapatkan hasil belajar, sebagai tindakan untuk melihat sejauh mana tujuan
instruksional telah dikuasai oleh siswa yang diperlihatkan setelah menempuh
pengalaman belajar. Kaitan antara proses dan hasil belajar adalah pada hasil
belajar dapat diketahui keefektifan proses belajar mengajar dan sebaliknya,
keefektifan proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar.
Dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi
rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa
menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian (Sudjana, 2009).
Hasil belajar memiliki tiga ranah, yaitu ranah proses berpikir (kognitif), ranah
nilai atau sikap (afektif), dan ranah keterampilan (psikomotorik). Setiap
konteks hasil belajar dan evaluasi, tiga ranah tersebut harus menjadi sasaran,
yaitu untuk mengetahui pemahaman peserta didik pada materi pelajaran,
aplikasi dan penerapan peserta didik terkait materi yang dipelajari.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

1. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
evaluasi dan kreasi.
a. Pengetahuan atau ingatan (knowledge)
Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan
dalam ingatan. Hal-hal itu meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta
metode yang diketahui.
b. Pemahaman (comprehension)
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti
dari bahan yang dipelajari, misalnya menguraikan isi pokok dari suatu
bacaan, mengubah data yang disajikan dari bentuk tertentu ke bentuk
lain.
c. Aplikasi atau penerapan (application)
Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode
bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru.
d. Analisis (analysis)
Analisis mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

e. Evaluasi (evaluation)
Mengevaluasi adalah membuat suatu pertimbangan berdasarkan
kriteria dan standar yang ada. Dua macam proses kognitif yang
tercakup dalam kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik.
f. Kreasi (creating)
Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu
bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong
dalam kategori ini yaitu membuat, merencanakan, dan memproduksi
(Siyamta, 2013).

2. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap atau perilaku, ciri-ciri dari hasil
belajar afektif akan nampak dalam perilaku peserta didik. Ranah afektif
dibagi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
a. Penerimaan
Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan
kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku
pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.
b. Partisipasi
Partisipasi mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

c. Penilaian
Penilaian mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.
d. Organisasi
Organisasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai
yang diakui dan diterima, ditempatkan pada suatu skala nilai, mana
yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu
penting.
e. Pembentukan Pola Hidup
Pembentukan pola hidup mencakup kemampuan untuk menghayati
nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi
(internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur
kehidupannya sendiri (Winkel, 2004).

3. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
atau kemampuan bertindak oleh seseorang. Ada enam aspek ranah
psikomotorik, yakni persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan
kreativitas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

a. Persepsi
Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat
antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciriciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.
b. Kesiapan
Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan
akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
c. Gerakan Terbimbing
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik,
sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).
d. Gerakan yang Terbiasa
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik
dengan lancar karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan
lagi contoh yang diberikan.
e. Gerakan Kompleks
Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang
terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien.
f. Penyesuaian Pola Gerakan
Mencakup

kemampuan

untuk

mengadakan

perubahan

dan

menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan
menunjukkan suatu taraf
kemahiran.

keterampilan

yang telah mencapai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

g. Kreativitas
Mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang
baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri (Winkel,
2004).
Ketiga ranah tersebut menjadi objek hasil belajar. Dalam tujuan
pembelajaran, ketiga ranah tersebut harus ada dalam rancangan dan
pelaksanaan pembelajaran. Ranah kognitif yang biasanya menjadi konsentrasi
utama karena berkaitan dengan kemampuan siswa, namun kemampuan
softskill lain yang selalu diupayakan perkembangannya adalah kemampuan
afektif. Hasil belajar psikomotorik merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif dan afektif, jika siswa sudah memahami materi yang diajarkan yang
kemudian tampak dalam kecenderungan berperilaku sesuai dengan ranah
kognitif dan afektif maka akan muncul kemampuan motoriknya.
Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar:
a) faktor lingkungan (alami dan sosial budaya),
b) faktor instrumental (kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru),
c) kondisi fisiologis (fisik dan panca indra),
d) kondisi psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan
kognitif) (Djamarah, 2011).

C. Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

tersebut bertindak atau berbuat. Mc. Donald dalam Djamarah (2011)
mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Daryanto dan Rahardjo (2012) mengungkapkan bahwa
motivasi merupakan proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan
atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah
lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi
mempunyai karakteristik yaitu sebagai hasil dari kebutuhan, terarah pada
suatu tujuan, dan menopang perilaku (Surya, 2004).
Motivasi mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi merupakan alat
pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik,
b) motivasi merupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik,
c) motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran,
d) motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran menjadi
lebih bermakna.
Terdapat dua jenis motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

a) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang datangnya secara alamiah atau
murni dari diri peserta didik itu sendiri sebagai wujud adanya kesadaran
diri dari lubuk hati yang paling dalam,
b) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datangnya disebabkan faktorfaktor di luar diri peserta didik, seperti adanya nasihat, reward
(penghargaan), hukuman, dan lain-lain. Motivasi eksternal diperlukan
agar anak didik mau belajar, misalnya untuk memperoleh nilai tinggi.
Motivasi mempengaruhi tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar,
dan pada umumnya belajar tanpa motivasi akan sulit untuk berhasil. Oleh
sebab itu, pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan,
motif, dan minat yang dimiliki oleh peserta didik. Penggunaan motivasi
dalam mengajar bukan hanya melengkapi elemen pembelajaran, tetapi juga
menjadi faktor yang menentukan pembelajaran yang efektif. Memotivasi
bukan sekadar mendorong atau memerintahkan seseorang untuk melakukan
sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam
mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain (Sani, 2013).
Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai satu
tujuan. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan
gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat
memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

tidak hanya memberi kekuatan pada daya-upaya belajar, tetapi juga
memberikan arah yang jelas.
Motivasi belajar yang tinggi, terutama motivasi intrinsik, mendorong
untuk mencari makna di dalam materi yang sedang dipelajari dan membantu
untuk menemukan makna seluruh usaha belajar bagi pengembangan diri.
Siswa yang memiliki minat, ingin memenuhi kebutuhan untuk memperkaya
diri, bersikap positif terhadap belajar di sekolah dan beraspirasi untuk maju,
berada dalam kondisi yang memungkinkan kemampuan kognitif akan
berkembang; siswa ini menggali makna serta mendapat kepuasan. Lamakelamaan, kepuasan ini menjadi sumber motivasi bagi usaha selanjutnya.
Dengan kata lain, siswa memberi penguatan atau peneguhan pada diri sendiri
yang berisikan informasi bahwa belajar itu bermakna baginya, dan karena itu
dia boleh merasa puas (Winkel, 2004).

D. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin atau
diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang
untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud
(Suprijono, 2009). Tujuan pembelajaran kooperatif adalah melatihkan keterampilan sosial seperti tenggang rasa, bersikap sopan terhadap teman, meng-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

kritik ide orang lain, berani mempertahankan pikiran yang logis, dan berbagai
keterampilan yang bermanfaat untuk menjalin hubungan interpersonal (Sani,
2013).
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi
pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling
membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah
pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing (Slavin, 2005).
Pembelajaran kooperatif ini mempunyai ciri-ciri tertentu dibandingkan
dengan model lainnya yaitu sebagai berikut:
a. Peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajar,
b. Kelompok dibentuk dari peserta didik yang mempunyai kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah,
c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang beragam,
d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam
kelompok. Ada unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif akan memungkinkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan
dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang
bercirikan: (1) “memudahkan siswa belajar” sesuatu yang bermanfaat, seperti
fakta, keterampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup serasi dengan sesama;
(2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang
berkompeten menilai.
Dalam uraian tinjauan tentang pembelajaran kooperatif ini, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tersebut memerlukan kerjasama
antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas,
tujuan, dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini tergantung dari
keberhasilan masing-masing individu dalam kelompok, dimana keberhasilan
tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar
kelompok (Suprijono, 2009).

E. Permainan Estafet (Talking Stick)
Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang
memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa
mempelajari materi pokoknya (Wardani, 2013). Metode talking stick adalah
metode pembelajaran yang dipergunakan guru yang berorientasi pada
terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari
satu siswa kepada siswa yang lainnya pada saat guru menjelaskan materi
pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai meng-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

ajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang
memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru
(Marya, 2011).
Suprijono (2009) mengungkapkan bahwa

model

talking stick

mendorong peserta didik berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran
diawali penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta
didik diberi kesempatan membaca, mempelajari materi tersebut. Guru
memberikan waktu cukup untuk aktivitas ini. Selanjutnya meminta peserta
didik menutup bukunya. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan.
Tongkat diberikan kepada salah satu peserta didik. Peserta didik yang
menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan guru demikian
seterusnya.
Model pembelajaran talking stick dapat menciptakan suasana menyenangkan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa akan
lebih aktif karena memiliki hak untuk mengungkapkan pendapat atau
menjawab pertanyaan dari guru. Keunggulan model talking stick adalah
membuat siswa lebih aktif, menguji kesiapan siswa, melatih pemahaman
siswa, dan menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
(Wardani, 2013).
Uno (2011) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran talking stick
sebagai berikut:
1.

guru menyiapkan sebuah tongkat,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

2.

guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi,

3.

setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, siswa dipersilakan
untuk menutup bukunya,

4.

guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut
harus menjawabnya,

5.

tongkat disampaikan secara estafet pada peserta didik yang lain, disertai
dengan kegiatan tanya-jawab,

6.

demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat bagian untuk
menjawab setiap pertanyaan dari guru,

7.

guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan,

8.

guru membuat evaluasi pada akhir pembelajaran.
Sementara menurut (Suyatno, 2009) mengungkapkan bahwa sintaknya

pembelajaran talking stick adalah: (a) informasi materi secara umum, (b)
membentuk kelompok, (c) pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas
materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, (d) tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, (e) kelompok lain
menjawab secara bergantian, (f) penyimpulan, dan (g) refleksi serta evaluasi.
Dalam penelitian ini, metode permainan estafet merupakan modifikasi
dari metode talking stick. Dalam permainan estafet, siswa dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan materi pelajaran dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

menuliskan jawaban pada kartu soal yang dibagikan pada masing-masing
kelompok setelah diskusi kelompok selesai dilakukan. Tongkat yang
diberikan kepada siswa yaitu berupa marker untuk menuliskan jawaban pada
kartu soal. jumlah dan jenis soal yang dimiliki masing-masing kelompok
adalah sama. Kemudian setelah siswa menjawab pertanyaan dalam kartu soal,
guru bersama siswa membahas jawaban siswa, dan guru menarik kesimpulan
dari pembelajaran yang telah dilakukan.

F. Materi Protista
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi
Protista adalah materi belajar pada kelas X semester 1 yang termuat dalam
standar kompetensi: “2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk
hidup.” Kompetensi dasarnya adalah: 2.3. Menyajikan ciri-ciri umum filum
dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan. Dengan indikator
pembelajaran yang akan dicapai yaitu:
1) mendeskripsikan ciri-ciri Protista,
2) mendeskripsikan ciri-ciri Protista yang menyerupai jamur, dan Protista
yang menyerupai hewan,
3)

mengklasifikasikan Protista yang menyerupai jamur, dan Proti

Dokumen yang terkait

Penerapan permainan edukatif estafet untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 pada materi struktur jaringan tumbuhan.

0 9 233

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi ekosistem.

1 6 289

Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi jurnal umum sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X3 SMA N 6 Yogyakarta.

0 1 279

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW sebagai upaya meningkatkan minat dan hasil belajar biologi materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

0 0 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta

0 5 311

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 1 168

Penerapan permainan ular tangga Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XE SMA Bopkri 2 Yogyakarta pada materi hakikat Biologi

0 1 240

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW sebagai upaya meningkatkan minat dan hasil belajar biologi materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta - USD Repository

0 12 226

Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi jurnal umum sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X3 SMA N 6 Yogyakarta - USD Repository

0 7 277

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan pada materi gerak tumbuhan - USD Repository

0 2 222