BAB V KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KABUPATENKOTA - DOCRPIJM d78da05f67 BAB VBab 5 Keterpaduan Strategis Pengembangan Kab

BAB V
KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan keterpaduan strategi pengembangan
kabupaten/kota berdasarkan arahan kebijakan Daerah yang ada, antara lain arahan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum (RI-SPAM), Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
(RP2KP) Kabupaten/Kota, serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan diKawasan
Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).
5.1

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
kabupaten/kota

wajib

Kabupaten/Kota

menyusun


yang

ditetapkan

Rencana

Tata Ruang

Wilayah

Ruang,
(RTRW)

oleh Peraturan Daerah Kabupaten/kota. Dalam

penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW
Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a.


Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut
kepentingan:
i.

Pertahanan keamanan

ii.

Ekonomi

iii. Lingkungan hidup
iv. Sosial budaya
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b.

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i.

Arahan pengembangan pola ruang:
a)


Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b)

Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.

Bab V - 114

ii.

Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan,
drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
a. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta
Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan
zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan,
dan jaringan prasarana.
b. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan

struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Kawasan Strategis

Kabupaten/Kota (KSK)

diperlukan sebagai dasar pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan,
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan
keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Tabel 5.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW
Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya, Tabel 5.2 memaparkan identifikasi Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota (KSK), serta Tabel 5.3 memaparkan identifikasi indikasi program
khusus untuk Bidang Cipta Karya. Jika RTRW di kabupaten/kota belum disahkan, maka
Tabel 5.1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG
(1)
KABUPATEN SIGI
1. Kawasan Lindung :

Hutan Lindung
Kws. Perlindungan Setempat
 Sempadan Sungai Gumbasa, Sungai Lariang
dan Sungai Miu
 Kws. Sekitar Danau Lindu
Kws. Suaka Alam, Pelestarian Alam dan
Cagar Budaya
 Taman Nasional Lore Lindu
 Taman Wisata Alam
 Kawasan Cagar Budaya (Permukiman
Tradisional)
Kws. Rawan Bencana Alam
 Kws. Rawan Tanah Longsor
 Kws. Rawan Banjir
 Kws. Rawan Gempa

ARAHAN STRUKTUR RUANG
(2)
1.


2.
3.

Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan
- PKL
- PKLp
- PPK
- PPL
Sistem Jaringan Prasarana Utama
- Sistem Transportasi Darat
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
- Sistem Jaringan Energi
- Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air
- Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi
- Sistem Jaringan Prasarana Pengelolaan
Lingkungan

Bab V - 115

2.


Kawasan Budidaya :
Kws. Peruntukan Hutan Produksi
 Peruntukan Hutan Produksi Terbatas
 Peruntukan Hutan Produksi Tetap
Kws. Peruntukan Pertanian
 Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan
 Peruntukan Pertanian Hortikultura
 Peruntukan Perkebunan
 Peruntukan Perikanan Darat
 Peruntukan Tanaman Palawija
 Peruntukan Peternakan
Kws. Peruntukan Pertambangan
 Kws. Pertambangan Mineral Logam
 Kws. Pertambangan Panas Bumi
Kws. Peruntukan Pariwisata
 Pengembangan Kawasan Wisata Alam
 Pengembangan Kawasan Wisata Budaya
 Pengembangan Kawasan Wisata Agro
 Pengembangan Kawasan Wisata Kuliner

 Pengembangan Kawasan Wisata Olahraga
 Pengembangan Kawasan Wisata Edukasi
Kws. Peruntukan Permukiman
 Peruntukan Permukiman Perkotaan
 Peruntukan Permukiman Perdesaan
Kws. Peruntukan Pertahanan dan
Keamanan
Kws. Peruntukan Lainnya.

Bab V - 116

Tabel 5.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) berdasarkan RTRW
KAWASAN STRATEGIS KAB/KOTA
(1)
KAB. SIGI
1.
KWS. STRATEGIS PROVINSI

2.


KWS. STRATEGIS DARI ASPEK EKONOMI
- Kws. Agropolitan
- Kws. Pertambangan
- Kws. Perkotaan Bora
- Kws. Perkotaan Mpanau-Kalukubula dan
Tinggede-Baliase
- Kws. Perkotaan Kulawi

SUDUT KEPENTINGAN
(2)

LOKASI/BATAS KAWASAN
(3)

KWS. STRATEGIS
PROVINSI

-

Kws. Strategis Provinsi adalah kawasan strategis

yang memiliki nilai strategis dari aspek ekonomi
terdiri dari Kws. Pengembangan Ekonomi Terpadu
(KAPET) PALAPAS (Palu-Donggala-Parigi
Moutong-Sigi) dan Kws. Agrotourism Palolo.

EKONOMI

-

Kec. Sigi Biromaru, Kec. Palolo, Kec. Kulawi, Kec.
Pipikoro, Kec. Dolo, Kec. Dolo Barat dan Kec. Dolo
Selatan;
Kec. Sigi Biromaru untuk pertambangan mineral
logam serta Kec. Dolo dan Kec. Gumbasa, Kec.
Tanambulava dan Kec. Sigi Biromaru untuk potensi
pertambangan mineral non logam yaitu panas bumi
Kws. Perkotaan Bora sebagai pusat pemerintahan
Kabupaten Sigi memiliki peran strategis dalam
rangka pelayanan umum dan pemerintahan bagi
masyarakat Kabupaten Sigi

Kws. Perkotaan Mpanau-Kalukubula dan TinggedeBaliase merupakan salah satu kawasan perkotaan di

-

-

-

Bab V - 117

-

Kab. Sigi yang berperan dalam menunjang aktivitas
perdagangan dan jasa skala regional.
Kws. Perkotaan Kulawi memiliki peran strategis
dalam rangka mengurangi kesenjangan antara Kws.
Utara Kab. Sigi dengan Kws. Selatan Kab. Sigi

3.

KWS. STRATEGIS ASPEK SOSIAL BUDAYA
- Kws. Religi
- Kws. Cagar Budaya

SOSIAL BUDAYA

-

Kws. yang masih memiliki desa tradisional yaitu
tersebar di seluruh wilayah kecamatan : Kulawi,
Kulawi Selatan, Pipikoro, dan Lindu.

4.

KWS. STRATEGIS ASPEK LINGKUNGAN
HIDUP
- Kws. Hutan Lindung
- DAS Palu
- Kws. Pesisir Teluk Palu
- Taman Hutan Raya

LINGKUNGAN HIDUP

-

Taman Nasional Lore Lindu, yang memiliki
kekayaan dan keunikan sumber daya alam hayati,
taman nasional ini juga memiliki kumpulan batuan
megalitik yang bagus
WS Palu Lariang yang memegang peran ekologis
yang sangat penting dalam rangka pengelolaan
sumber daya air di Prov. Sulawesi Tengah bagian
utara.
Kawasan Enclave di sekitar Danau Lindu, memiliki
nilai strategis karena letaknya yang berdekatan
dengan Danau Lindu dan merupakan daerah enclave

-

-

Bab V - 118

Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

NO
1
I

USULAN PROGRAM UTAMA

LOKASI

MERUPAKAN
KSK
(YA/TIDAK)

SUMBER
PENDANAAN

INSTANSI
PELAKSANA

3

4

5

6

2
Sektor BANGKIM
1 Penataan Kawasan Kumuh

Kec. Sigibiromaru

Ya

APBN/APBDI/APBDII

Dinas PU &
Perumahan

2 Penataan Kawasan Agropolitan

Kwsn Kulawi
Kwsn Palolo
Kwsn Dolo

Ya
Ya
Ya

APBN/APBDI/APBDII

Dinas PU &
Pertanian

Kota Bora
Danau Lindu
Kota Bora
Sigibiromaru

Ya
Ya
Ya
Ya

Kota Bora

Ya

II

Sektor PBL
1 Revitalisasi Kawasan

2
3
III
1

Penataan RTH
Penangan Bahaya Kebakaran
Sektor PLP
Penanganan Persampahan

APBN/APBDI/APBDII
APBN/APBDI/APBDII

Dinas PU &
Perumahan
Dinas Perumahan
Dinas PU

APBN/APBDI/APBDII

Dinas PU

APBN/APBDI/APBDII

Bab V - 119

2
3
IV
2
3
4

Penanganan Air Limbah
Penanganan Drainase
Sektor Air Minum
Penyediaan SPAM IKK
Penyediaan SPAM Perdesaan
Penyediaan SPAM Khusus

Kota Bora
Kota Bora

Ya
Ya

APBN/APBDI/APBDII
APBN/APBDI/APBDII

Dinas PU
Dinas PU

Semua IKK
Semua Desa
Kwsn Danau Lindu

Ya
Ya
Ya

APBN/APBDI/APBDII
APBN/APBDI/APBDII
APBN/APBDI/APBDII

Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU

Bab V - 120

5.2

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun berdasarkan UndangUndang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam
undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan

Daerah,

strategi

pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas
Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana- rencana
kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang
tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan
pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam
RPI2-JM CK.
5.3

Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung
Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 36 tahun
2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang
menyatakan bahwa pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan
Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan perundangundangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta
penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis
bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat. Perda Bangunan Gedung mengatur
tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur
persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna
bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan
operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah rawan
bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai payung hukum di daerah dalam
menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda BG bagi

Bab V - 121

kabupaten/kota merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidang Cipta
Karya di kabupaten/kota.yang berisikan :

5.4

i.

Ketentuan Fungsi Bangunan Gedung

ii.

Peryaratan Bangunan Gedung

iii.

Penyelenggaraan bangunan Gedung

iv.

Peren masyarakat dan Pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung

Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI- SPAM)
Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan
bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan
perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi
dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya.
RI-SPAM dapat berupa RI- SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas
kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan
aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit
pelayanan dalamrangka perlindungan dan pelestarian air. Yang berisikan :

5.5

i.

Rencana Sistem Pelayanaan

ii.

Rencana Pengembangan SPAM

iii.

Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun
untuk

percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret

kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi
jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari
pemerintah

pusat

dan

pemerintah

provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi

Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip:
a.

Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);

b.

Berskala

kota dan

lintas

sektor

(air

limbah,

drainase, persampahan);
Bab V - 122

c.

Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan

d.

Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’.

Dalam arahan penyusunsn dokumen RPI2JM sub bab SSK berisikan :
i.

Kerangka Pembangunan Sanitasi

ii. Tujuan, sasaran, dan strategi sektor sanitasi meliputi
a). Sub sektor Air Limbah Domestik
b). Sub sektor Persampahan
c). Sub sektor Drainase Perkotaan
d). Aspek higiene/ Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )
5.6

Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu
lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan
bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan
lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan
pengendalian rencana, dan pedoman

pengendalian

pelaksanaan

pengembangan lingkungan/kawasan. Dalam subbab Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan berisikan :
i.

Program Bangunan dan Lingkungan

ii.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan

iii. Rencana Investasi
5.7

Arahan

Rencana

Pembangunan

dan

Pengembangan Kawasan Permukiman

(RP2KP)
Rencana

Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan

Permukiman merupakan suatu

dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi
penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya. RP2KP memuat
Bab V - 123

arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala
kabupaten/kota yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan
(RPJMD). RP2KP memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program
pembangunan lainnya yang telah ada;
b. Sebagai dokumen induk

dari semua dokumen perencanaan program sektoral

bidang Cipta Karya di daerah;
c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPI2-JM;
d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan, strategi, rencana pembangunan dan
pengembangan kawasan permukiman yang tertuang di berbagai dokumen; dan
e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait

dengan

pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Dalam Subbab Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman ( RP2KP )
bersisi:
i. Visi dan Misi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
ii. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
iii. Penetapan Kawasan Permukiman
5.8

Arahan

Rencana

Tata

Bangunan

dan

Lingkungan

di

Kawasan

Strategis

Kabupaten/Kota (RTBL KSK)
Dari RP2KP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu rencana operasional
berupa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
(RTBL KSK), dimana keduanya tetap mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah
ada. RTBL KSK merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan
permukiman dan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di
perkotaan. Dalam konteks pengembangan kota, RTBL KSK merupakan rencana terpadu
bidang permukiman dan infrastuktur bidang Cipta Karya pada lingkup wilayah perencanaan

Bab V - 124

berupa kawasan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta 1:5000 atau
1:1000. RTBL KSK disamping berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan
kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan RPI2-JM.
Oleh karena itu, dalam hal ini RPI2-JM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta
peta pengembangan kawasan dalam RTBL KSK yang didetailkan pada program tahunan.
Tabel 5.4 memaparkan Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan RTBL
KSK, sebagai masukan bagi penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, khususnya dalam
rangka analisis pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK).

Tabel 5.4 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan RTBL KSK

(1)
(2)
RTBL Kwsn Danau Kepulauan
Lindu
Togean

STRATEGI
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PRIORITAS
(3)
Penataan Kawasan
Wisata Pulau Togean

RTBL RTH
RTBL Kota Bora

Penataan RTH
Revitalisasi Kawasan

DOKUMEN
RENCANA
KAWASAN

DELINIASI
KAWASAN
PRIORITAS

Kota Bora
Kota Bora

INDIKASI
PROGRAM
(4)
Penataan Akses Jalan,
Sarana Sanitasi & Air
Minum
Pembangunan RTH
Penataan Akses Jalan,
Sarana Sanitasi & Air
Minum

Bab V - 125

5.9

Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor
Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disusun
matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota yang meliputi:
a.

RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;

b.

RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum;

c.

SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi;

d.

RP2KP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman;

e.

Rencana lainnya.

Bab V - 126

Tabel 5.5 Matriks Identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Sigi

NO
(1)

PRODUK
RENCANA
(2)
Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten/
Kota (RTRWK)

STATUS
ARAHAN
(ADA/TIDAK)
PEMBANGUNAN
*)
(3)
(4)
ADA
Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota (KSK)

1.
Indikasi Program
Bidang Cipta Karya
Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum
(RI-SPAM)

ADA

2

3

Strategi Sanitasi Kota

Belum Ada

PROGRAM/
KEGIATAN
(5)
Penataan
Kawasan
Perkotaan
Penataan
Kawasan
Lindung

LOKASI
(6)
Kota Bora

SEKTOR
(7)
AM/PLP/Bangkim/PBL

DanauLindu AM/PLP/Bangkim/PBL

Sesuai Tabel 5.1

AM/PLP/Bangkim/PBL

SPAM Jaringan
Perpipaan (Unit Air
Baku, Unit Produksi,
Unit Distribusi, dan
Unit Pelayanan)
SPAM Bukan Jaringan
Perpipaan

Penyediaan
SPAM

Semua
wilayah
Kabupaten

AM

Pembangunan
Sumur Dalam

Kec.
Marawola

AM

Sektor Air Limbah

Pemb IPLT

Kota Bora

PLP
Bab V - 127

(SSK)

4

5

Rencana Pembangunan
dan Pengembangan
Kawasan Permukiman
(RP2KP)
Rencana Pembangunan
dan Pengembangan
Kawasan Perdesaan

Domestik

ADA

ADA

Sektor Persampahan
Sektor Drainase
Lingkungan
Kawasan Permukiman
Prioritas

Pemb TPA
pemb Drainase

Kota Bora
Kota Bora

PLP
PLP

Penangan Kwsn
Kumuh

Kota Bora

AM/PLP/Bangkim/PBL

Kawasan Agropolitan

Pemb.
Infrastruktur
Perdesaan

sesuai tabel
5.1

Bangkim

Bab V - 128